METODOLOGI PENELITIAN
OLEH
KUPANG
2020
PERNYATAAN MASALAH
Anak adalah bukan orang dewasa dalam bentuk kecil, melainkan manusia
dewasa pada umumnya. Kehadiran anak menjadi pelita yang terang benderang
bagi orang tua dalam meraungi kehidupan rumah tangga. Kewajiban orang tua
untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anaknya. Ada banyak hal yang
masih belum diketahui oleh para orang tua, yaitu tingkat pertumbuhan dan
terutama ibu. Karena ibu yang paling dekat dengan anak ( Nursalam et.al.,2005).
Menurut Hierarki Maslow bahwa kebutuhan dasar manusia yang paling utama
kebtuhan fisik dan biologis. Kebutuhan ini juga berlaku pada anak, anak butuh
besar maupun buang air kecil. Semuanya akan berjalan lancar dengan bantuan
Toilet training merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu
mengontrol volnter dari spingter ani dan urethra melakukan buang air kecil dan
buang air besar. Namun kesiapan faktor kesiapan psikologi anak dan perilaku ib
trainign pada anak merupakan suatu usaha untk melatih agar anak mampu
mengontrol dalam melakukan buang air kecil atau buang air besar. Tolilet
trainign ini dapat berlangsung pada fase khidupan anak yaitu umur 18 bulan-24
bulan.
Irawan (2003) mengungkapkan bahwa di Singapura didapatkan bahwa 15
% anak tetap mengompol di usia 5 tahun yaitu sekitar 1,3% anak laki-laki dan
BAB sembarangan pada usia 7 tahun dimana hal ini disebabkan karena
kegagalan toilet training. Hasil penelitian lain menyebutkan bahwa 90%dari anak
anak usia 2-3 tahun berhasil diajarkan melakukan toilet training dan 80% dari
anak-anak mendapat kesuksesan dak mengompol dimalam hari antara usia 3-4
toilet training pada anak toddler menjadi hal yang penting dilakukan (Indanah,
dkk, 2014).
Di Indonesia diperkirakan jumlah balita mencapai 30% dari 259 juta jiwa
penduduk Indonesia tahun 2011. Dan saat ini, jumlah anak balita di negara
indonesia mencapai 24.065. 506 penduduk . jumlah anak usia todler di DIY pada
tahun 2014 mencapai 325.957 penduduk. Anak usia todler di Daerah Istimewa
balita yang susah mengontrol BAB dan BAK (mengompol) sampai usia
dari konsep toilet training yang tidak diajarkan secara benar dapat menyebabkan
anak tidak dapat secara mandiri mengontrol buang air besar dan buang air kecil
(Iskhomah, 2014). Dampak yang paling umum dalam kegagalan toilet training itu
disebabkan adanya perlakuan atau aturan yang ketat bagi orang tua kepada
anaknya yang dapat mengganggu kepribadian anak atau cenderung bersifat
retenve dimana anak cenderung bersikap keras kepala bahkan kikir. Hal ini
dapat dilakukan oleh orang tua apabila sering memarahi anak pada saat buang
air besar atau kecil, atau melarang anak saat berpergian. Bila orang tua santai
dalam memberikan aturan dalam toilet training maka anak akan dapat
sehari-hari (Hidayat, 2005). Hasil studi retrospekf kasus kontrol yang dilakukan
anak-anak yang selalu diberi hukuman oleh ibunya p ada saat melakukan
Sedangkan pada anak yang mendapatkan movasi dari ibunya pada saat
melakukan toilet training anak dapat mengalami gejala inkonnensia yang lebih
rendah.
karena anak akan belajar perilaku agresif dalam mengatasi rasa marah.
Sementara itu, anak-anak yang selalu diberikan reinforcement posif oleh ibunya
toilet training pada anak usia prasekolah sehingga peneliti tertarik meneliti
Mahasiswa
NIM :171111066
Menyetuhui
Pembimbing I Pembimbin II
(………………..) (……………..)
DAFTAR PUSTAKA