Anda di halaman 1dari 12

JURNAL AKUNTANSI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

PENGARUH DEVIDEND PER SHARE DAN EARNING PERSHARE TERHADAP HARGA SAHAM
PADA PERUSAHAAN INDUSTRI SEKTOR KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2016-2018

Wahyuddin1 , Inda Dahlia2


1,2
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh Lhokseumawe
Indadahlia97@gmail.com

ABSTRACT:The purpose of this study was to examine the effect of dividends per share and earnings per share
on share prices in consumer sector industrial companies listed on the Indonesian stock exchange. The data used
in this research is secondary data. The multiple linear regression analysis model is used to examine the effect of
dividends per share and earnings per share on stock prices in consumer sector industrial companies listed on
the Indonesian stock exchange. Based on the results of research and discussion, it is concluded that partially,
dividend per share (DPS) has a significant effect on stock prices while earnings per share (EPS) has no effect.
Simultaneously it shows that Earning Per Share (EPS) and Dividend Per Share (DPS) have a significant effect
on stock price.

Keywords: Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS) and Price stock

PENDAHULUAN menghubungkan pihak yang membutuhkan dana


dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana yang
Dalam zaman globalisasi ini semakin banyak merupakan fungsi ekonomi dari pasar modal (Ahmad,
terjadi persaingan diantara perusahaan-perusahaan 2004:17). Selain fungsi ekonomi, pasar modal juga
yang semakin hari semakin berkembang dengan pesat. memiliki fungsi keuangan yaitu, memberikan
Perusahaan yang tidak dapat bertahan di dalam kesempatan imbalan atau return bagi para investor
persaingan tersebut maka akan tersingkirkan dari atau pemilik dana seuai dengan investasi yang dipilih.
dunia usaha yang telah mereka jalankannya. Hal Pada pasar modal terdapat banyak
tersebut akan menuntut setiap perusahaan agar terus perusahaan-perusahaan yang berasal dari bermacam-
berkembangan sehingga mereka dapat bertahan di macam sektor.Salah satu perusahaan yang terdaftar
dalam kondisi persaingan tersebut. dalam pasar modal adalah Perusahaan Barang
Dengan banyaknya usaha yang terus Konsumsi.Perusahaan ini merupakan salah satu
berkembang di Indonesia maka akan menyebabkan perusahaan yang menarik dan menjadi pilihan untuk
setiap perusahaan membutuhkan dana yang cukup melakukan investasi.Hal ini dapat dilihat pada kondisi
banyak agar usaha yang dijalankan tetap berjalan minyak mentah dunia mengalami kenaikan
dengan lancar. Sedangkan pembiayaan tradisional harga.Pada kondisi tersebut perusahaan ini cenderung
yang biasanya digunakan semakin susah untuk bertahan, hal ini disebabkan karena perusahaan ini
diperoleh, sehingga dengan kondisi ini akan merupakan perusahaan indutri yang memenuhi
mendorong setiap perusahaan mencari sumber masyarakat sehari-hari.Pertumbuhan perusahaan ini
pembiayaan lain yang dapat menyediakan dana yang juga dapat dipicu oleh semakin meningkatnya kelas
dibutuhkan perusahaan untuk mengembangkan usaha menengahdalam beberapa tahun ini di Indonesia.
produksi perusahaan maupun kegiatan usaha Kondisi ini akan meningkatkan konsummsi penduduk
perusahaan yang lainnya. Indonesia dan dengan demikian prospek indutri
Dengan permasalahan tersebut, pada zaman barang konsumsi juga akan meningkat (Suprapto dan
ini para pemilik modal akan lebih diarahkan kepada Triyanti, 2011) dan dampaknya bagi para investor
pasar modal. Hal ini dikarenakan pasar modal yang menanamkan modalnya juga akan menerima
merupakan pilar penting dalam suatu perekonomian di keuntungan tersebut karena adanya peningkatan
Indonesia saat ini. Pasar modal pada dasarnya penjualan.
merupakan pasar untuk berbagai instrumen Tetapi berinvestasi pada pasar modal juga
Gunadarma keuangan dan surat berharga jangka tidak lepas dari resiko-resiko yang harus ditanggung
panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk oleh investor. Dengan adanya ketidakpastian
hutang atau modal sendiri. Banyak perusahaan yang berinvestasi tersebut makan para investor harus
menggunakan institusi pasar modal sebagai media berhatihatidalam mengambil keputusan terhadap
untuk menyerap investasi dan memperkuat posisi saham apa yang akan dibeli. Setiap keputusan yang
keuangan di perusahaannya agar tetap berjualan diambil oleh investor harus didasarkan pada analisis-
dengan lancar. Dalam hal ini, pasar modal berfungsi analisis yang baik dan benar.Analisis tersebut
sebagai suatu lembaga perantara yang memerlukan informasi yang dapat investor peroleh

1
dari laporan keuangan perusahaan yang telah perusahaan karena dalam pengumuman pembagian
dipublikasikan.Menurut Kasmir (2010:66) laporan dividen mengandung informasi yang penting bagi
keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi investor sebagai sinyal dari perusahaan mengenai
keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu prospek perusahaan di masa depan ( Brigham dan
periode tertentu.Laporan ini disiapkan untuk Houston 2010:76).
memberikan informasi yang berguna bagi para
pemakai (user) terutama sebagai dasar pertimbagan .
dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan ini TINJAUAN PUSTAKA
merupakan produk akhir dari serangkaian proses LANDASAN TEORITIS
pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari Teori smooting theory yang dikembangkan
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat oleh litner yang menyatakan bahwa jumlah deviden
untuk mengkomunikasikan data keuangan atau bergantung pada keuntungan perusahaan sekarang dan
aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang tahun sebelumnya. Untuk melihat keuntungan
berkepentingan. perusahaan sekarang maka perusahaan dan investor
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam bisa melakukan analisis rasio keuangan perusahaan
berinvestasi pada pasar modal salah satunya adalah tersebut. Karena dengan menganalisis rasio keuangan,
harga saham.Harga saham dalam bursa efek pada baik perusahaan maupun investor akan mengetahui
kenyataannya memiliki tingkat ketidakstabilan, maka keadaan keuangan perusahaan dan seberapa besar
para investor harus melakukan analisis yang baik agar perusahaan menghasilkan laba dengan demikian laba
dapat mengambil keputusan yang tepat dan kenaikan perusahaan yang tinggi akan meningkatkan harga
serta penurunan harga saham masih dalam batas-batas saham perusahaan (Retni Noviasari:2013).
kewajaran. Harga saham menggambarkan nilai Saham
perusahaan, sehingga harga saham sangat dipengaruhi Menurut Jogiyanto (2010:143) harga saham
oleh prestasi dan kinerja perusahaan serta prospek adalah “harga yang terjadi di pasar bursa pada saat
dalam meningkatkan nilai perusahaan di masa yang tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan
akan datang. Apabila prestasi dan kinerja meningkat, ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham
maka investor akan menerima penghasilan atau yang bersangkutan di pasar modal.”
keuntungan dari saham yang dimiliki pada perusahaan Harga saham juga merepresentasikan
berupa dividen dan capital gain. kumpulan penilaian investor dan informasi yang
Saham sebagai surat berharga yang diperjual relevan terkait perusahaan (Holthausen dan Watts,
belikan dalam pasar modal mempunyai harga saham. 2001). Jika berdasarkan informasi tertentu seorang
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham investor menilai baik suatu perusahaan dan
dapat berasal dari faktor internal maupun eksternal, memutuskan untuk membeli saham kepemilikan
adapun faktor- faktor yang dapat mempengaruhi harga perusahaan tersebut, maka harga pasar saham akan
saham adalah kondisi fundamental emiten, hukum naik. Harga saham yang digunakan adalah harga
permintaan dan penawaran Kondisi fundamental saham pada akhir bulan Maret atau tiga bulan setelah
emiten merupakan salah satu faktor yang dapat tahun fiskal yang berakhir 31 Desember untuk tiap
mempengaruhi harga saham, dimana untuk melihat penelitian.Metode ini ditempuh untuk memastikan
kondisi fundamental emiten para investor harus laporan keuangan dan pengungkapan lainnya sudah
menganalisa kinerja perusahaan yang tercermin dalam tersedia untuk investor (Capkun, 2011).
laporan keuangan. apabila kondisi fundamental suatu
emiten tersebut baik maka permintaan terhadap saham PRICE = Error: Reference source
perusahaan bersangkutan akan tinggi sehingga akan
menaikan harga saham (Arifin 2008:116).Semakin
tinggi nilai earning per share (EPS) maka harga saham
not found
akan tinggi. Hal ini tentu saja menggembirakan
pemegang saham karena semakin besar laba yang Brigham dan Houston yang dialihbahasakan
disediakan untuk pemegang saham(Tjiptono dan oleh Ali Akbar Yulianto (2010:9) juga menyatakan
Hendy 2010:195). Sehingga rasio earning per share “Harga saham berubah dari waktu ke waktu seiring
merupakan salah satu bahan tolak ukur investor dengan perubahan kondisi dan informasi baru yang
mengukur suatu kinerja keuangan perusahaan karena diperoleh investor tentang prospek perusahaan.Para
dari laba perusahaan itulah perusahaan akan terus manajer harus memperkirakan kemungkinan
menjalankan aktivitas bisinisnya dan menjadi dasar munculnya dampak proyek terhadap profitabilitas dan
penentuan pembayaran dividen, sehingga akan harga saham. Pemegang saham harus bisa
menaikan nilai saham dimasa mendatang. meramalkan berhasil atau tidaknya perusahaan nanti,
Semakin tinggi angka dividend per share dan harga saham saat ini mencerminkan penilaian
(DPS) akan semakin menarik para investor untuk investor terhadap keberhasilan perusahaan di masa
membeli saham suatu emiten. Dividen yang dibagikan depan.”Saham merupakan salah satu dari beberapa
dapat memberikan efek terhadap harga saham alternatif yang dapat dipilih untuk berinvestasi.

2
Investasi dalam bentuk membeli saham suatu mengindikasikan bahwa ada masalah dalam
perusahaan, berarti investor telah menginvestasikan pengelolaan dan aktivitas usaha mereka sehingga
dana dengan harapan akan mendapatkan keuntungan mereka tidak dapat membagi dividen atau menahan
dari hasil penjualan kembali saham tersebut atau pembagian dividen, investor tentunya menghindari
disebut sebagai capital gain. Wujud saham adalah perusahaanperusahaan yang sering menahan
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik pembagian dividen karena pada dasarnya investor
kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang berinvestasi untuk mengharapkan pengembalian, yang
menerbitkan surat berharga tersebut dan porsi salah satunya dalam bentuk dividen.
kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar
penyertaan yang ditanamkan dalam perusahaan Hubungan Dividend per Share dengan
tersebut (Darmadji,2001). Sifat dasar investasi saham Harga Saham
adalah investor mengharapkan return dari dana yang Menurut Wolk, (2001) teori sinyal
mereka investasikan pada perusahaan tersebut.Dengan menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi
adanya dana yang diinvestasikan menjadikan investor untuk pasar modal. Teori sinyal menunjukkan adanya
merupakan sebagian pemilik dari perusahaan tersebut asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan
sehingga mereka berhak atas sebagian dari laba pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi
perusahaan. Namun hak tersebut terbatas karena tersebut.Teori sinyal mengemukakan tentang
pemegang saham berhak atas bagian penghasilan bagaimana seharusnya perusahaan memberikan
perusahaan hanya setelah seluruh kewajiban sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan.
perusahaan dipenuhi. Menurut Immaculatta (2006) kualitas
keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas
Dividend Per Share (DPS) informasi yang diungkapkan perusahaan dalam
Investasi dalam bentuk saham akan laporan keuangan.Kualitas informasi tersebut
memberikan keuntungan kepada investor, yaitu bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi yang
keuntungan berupa dividen dan capital gain. Capital timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi
gain diperoleh dari selisih harga jual dan beli internal dan prospek perusahaan di masa mendatang
saham.Sedangkan menurut Tangkilisan dan Hessel dibanding pihak eksternal perusahaan.Informasi yang
(2003), “dividen adalah bagian dari laba bersihyang berupa pemberian peringkat obligasi perusahaan yang
dibagikan kepada para pemegang saham”. dipublikasikan diharapkan dapat menjadi sinyal
Salah satu yang menjadi alasan investor kondisi keuangan perusahaan tertentu dan
berinvestasi adalah mengharapkan pengembalian menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait
dalam bentuk divide n yang dibagikan perusahaan dengan utang yang dimiliki.
kepada pemegang saham, maka pihak manajemen Dari uraian di atas teori sinyal menjelaskan
perusahaan perlumemperhatikan kebijakan dividen bahwa investor akan bereaksi atau merespon
yang akan diterapkan dalam rangka menarik minat perusahaan yang mengumumkan pembagian dividen,
investor untuk menanamkan modalnya dalam karena hal ini tentunya akan menyebabkan terjadinya
perusahaan dalam bentuk kepemilikan saham. Ini harga saham perusahaan tersebut naik. Investor
menjadi kebiijakan perusahaan pada saat Rapat menganggap dengan adanya pengumuman pembagian
Umum Pemegang Saham (RUPS) dimana diputuskan dividen, perusahaan tersebut memberi sinyal bahwa
apakah perusahaan pada periode tersebut akan mereka memilik prospek usaha yang baik di masa
membagikan dividen atau menahannya, tentunya yang akan datang dan menunjukkan kemampuan
perusahaan mempunyai alas an yang jelas dalam pengelolaan perusahaan yang baik. Oleh karena itu
pengambilan keputusan ini karena apabila perusahaan pengumuman ini sering diartikan sebagai suatu kabar
terusmenerus menahan pembagian dividen mereka, baik yang akan menaikkan ekspektasi mereka
hal ini akan berpengaruh keepada jumlah investor terhadap perusahaan tersebut dan pada akhirnya
mereka. Dividend per share merupakan rasio yang meningkatkan permintaan akan saham perusahaan
mengukur seberapa besar dividen yang dibagikan tersebut yang akan menaikkan juga harga saham
dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar perusahaan tersebut.
pada tahun tertentu.
Pengertian Earning Per Share (EPS)
DPS = Error: Reference source not Terdapat beberapa pengertian tentang
laba.Secara umum laba terdapat dalam laporan laba
rugi yaitu laba bersih setelah dikurangi biaya
found operasional perusahaan. Menurut PSAK 46, laba
akuntansi adalah laba atau rugi bersih selama satu
Tentunya ada perbedaan penilaian dari para periode sebelum dikurangi beban pajak. Sedangkan,
investor dan calon investor antara perusahaan yang SFAC No. 1 menyatakan bahwa laba akuntansi adalah
selalu membagi dividen mereka dengan perusahaan alat ukur yang baik untuk mengukur kinerja
yang menahan pembagian dividen mereka.Perusahaan perusahaan dan bahwa laba akuntansi bisa digunakan
yang terus-menerus menahan dividen mereka

3
untuk meramalkan aliran kas perusahaan (Hendriksen menyebabkan kenaikan harga saham perusahaan
dan Breda, 2001: 311). tersebut.
Pengukuran nilai laba didasarkan pada Hal ini terjadi akibat dengan adanya EPS
Earnings Per Share (EPS). EPS adalah keuntungan yang meningkat maka investor akan puas dan akan
yang diberikan kepada pemegang saham untuk setiap tertarik untuk melakukan investasi dan menanamkan
lembar saham yang dipegangnya.Perhitungannya dana mereka,dengan adanya permintaan tinggi
adalah laba bersih untuk satu tahun dibagi dengan terhadap saham perusahaan tersebut tentunya akan
jumlah lembar saham yang beredar selama tahun meningkatkan harga saham perushaan tersebut.
tersebut. Semakin tinggi EPS yang dihasilkan akan
semakin disukai oleh investor, EPS merupakan
informasi akuntansi yang ada dalam urutan beberapa Kerangka Konseptual
informasi yang sering menjadi pertimbangan oleh Adapun kerangka konseptual dalam
investor (Lawrence dan Kercsmar, 1999). EPS yang penelitian ini adalah sebagai berkut:
dikaitkan dengan harga pasar saham dapat
memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan
(IAI, 2009)
Semakin tinggi nilai laba maka semakin DPS
meningkat kemampuan perusahaan menghasilkan
nilai di masa depan sehingga nilai pasar perusahaan
Harga Saham
akan meningkat. Nilai laba bersih per lembar saham
seluruh sampel diukur dalam basis tahunan dengan
mengurangkan nilai laba bersih dibagi dengan jumlah EPS (Y)
rata- rata tertimbang saham beredar pada akhir tahun
yang bersangkutan setelah memperhitungkan efek
pembelian kembali saham.Nilai laba yang digunakan
dalam penelitian sesuai dengan nilai laba bersih pada
laporan laba rugi perusahaan per tanggal 31
Desember. Gambar 1 Kerangka Konseptual Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan


EPS = Error: Reference source not kerangka konseptual,hipotesis dalam penelitian ini
adalah :
H1 = Dividend per share berpengaruh positif
found terhadap harga saham perusahaan sektor
industri barang konsumsi di BEI.
Hubungan antara Earning Per Share (EPS) dengan H2 = Earning per share berpengaruh positif
Harga Saham terhadap harga saham perusahaan sektor
Syamsudin (2001) menyatakan pada industri barang konsumsi di BEI.
umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham H3 = Dividend per share dan Earning per
biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan shareberpengaruh positif terhadap harga
EPS, karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah saham perusahaan sektor industri barang
yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Para konsumsi di BEI.
investor cenderung tertarik dengan EPS yang tinggi
karena mereka yakin bahwa perusahaan dengan EPS
yang tinggi memberikan pengembalian investasi yang
tinggi.Peningkatan EPS menunjukkan keberhasilan METODE PENELITIAN
perusahaan dalam meningkatkan penghasilan bersih Lokasi dan obyek penelitian
terhadap lembar per saham mereka dalam rangka Penelitian ini merupakan studi empiris
meningkatkan kekayaan atau kemakmuran dari tentang dividend per share, earning per share dan
pemegang saham. harga saham yang masuk dalam daftar perusahaan
Darmadji (2001) menyatakan “semakin manufaktur sektor konsumsi di Bursa Efek Indonesia
tinggi nilai earning per share akan menggembirakan periode 2016-2018.
pemegang saham karena semakin besar laba yang Sumber utama dalam penelitian ini adalah
disediakan untuk pemegang saham. Dengan Pusat perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
meningkatnya laba maka harga saham cenderung Efek Indonesia, kemudian data yang diperoleh pada
naik, sedangkan ketika laba menurun maka harga penelitian ini data yang telah dicatat oleh Bursa Efek
saham ikut juga turun”. Dari uraian di atas Indonesia.Data tersebut berupa laporan keuangan
menunjukkan adanya hubungan yang positif dimana perusahaan manufaktur yang mempublikasikan
apabila adanya kenaikan pada EPS maka akan laporan keuangan perusahaannya pada pasar Modal

4
Bursa Efek Indonesia dan juga dari situs resmi Bursa literatur untuk menunjang data kuantitatif yang di
Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. peroleh.

Populasi
Populasi adalah semua nilai baik hasil Uji Asumsi Klasik
perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif Uji asumsi digunakan untuk mengetahui
maupun kualitatif mengenai sekelompok objek yang apakah hasil analisis regresi linier berganda yang
jelas dan lengkap.Sampel penelitian adalah sebagian digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini
dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan terbebas dari penyimpangan asumsi klasik. Dengan
dapat mewakili seluruh populasi.Populasi dan sampel demikian harus dilakukan pengujian terhadap empat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua asumsi klasik yang meliputi uni normalitas, uji
perusahaan manufaktursektor industri barang multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada heteroskedastisitas.
periode 2016-2018.
Alasan memilih perusahan manufaktur sektor
konsumsi yang ada di BEI sebagai sampel adalah Uji Normalitas
permasalahan dalam perusahaan manufaktur lebih Metode yang digunakan dalam uji normalitas
kompleks sehingga diharapkan akan lebih mampu adalah normal probability plot yang membandingkan
menggambarkan keadaan perusahaan di Indonesia, distribusi kumulatif dari distribusi normal sehingga
untuk menghindari bias yang disebabkan oleh efek membentuk satu garis diagonal.Uji normalitas dapat
ekonomi, dan sector manufaktur memiliki jumlah diketahui dengan melihat alur penyebaran data (titik)
terbesar dibandingkan dengan sektor yang lainnya. pada sumbu diagonal grafik. Distribusi data residual
Adapun jumlah keseluruhan populasi dalam penelitian dikatakan normal jika titik yang menggambarkan data
ini adalah keseluruhan perusahaan manufaktur sektor sesungguhnya mengikuti garis diagonal
konsumsi periode 2016-2018 yaitu 37 perusahaan. (Ghozali,2011 ).

Sampel Uji Multikolinearitas


Sampel merupakan bagian terkecil dari Uji Multikolinearitas bertujuan untuk
populasi. Bagian dari populasi yang diambil melalui menguji apakah model regresi ditemukan adanya
cara-cara tertentu dan juga memiliki karakteristik korelasi antar variabel bebas ( independen ). Model
tertentu yang dianggap dapat mewakili populasi. regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
Sampel dimaksudkan sebagai bagian dari jumlah diantara variabel bebas.Jika variabel bebas saling
populasi,(Sekaran 2005.). Teknik pengambilan berkorelasi, maka variable ini tidak orthogonal.
sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Variable orthogonal adalah variable bebas yang nilai
teknik purposive sampling. korelasi antar sesama variable bebas sama dengan nol
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ( Ghozali, 2011 ).
berjumlah 15 perusahaan. Penelitian ini dilakukan Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala
selama 3 tahun dari tahun 2016 sampai 2018, Multikolinearitas di dalam model regresi, dapat dilihat
sehingga pengamatan dalam penelitian ini berjumlah dengan uji Pearson Correlation.Nilai pada uji ini
45. digunakan untuk mengukur tingkat asosiasi ( keeratan
) hubungan/pengaruh antar variable bebas tersebut
melalui besaran koefisien korelasi ( r ).
Teknik pengumpulan data Multikolinearitas terjadi jika koefisien korelasi antar
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah variable bebas lebih besar dari 0,80. Dikatakan tidak
teknik dokumentasi. Pengumpulan data di mulai terjadi Multikolinearitas jika koefisien korelasi antar
dengan tahap penelitian pendahuluan, yaitu variable bebas lebih kecil atau sama dengan 0,80
melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari (r<0,80) dan a = 5% (0,05).
buku-buku yang literatur, jurnal-jurnal ekonomi dan
bisnis, dan bacaan-bacaan lain yang berhubungan
dengan pasar modal, pada tahap ini juga di lakukan Uji Autokorelasi
pengkajian data yang dibutuhkan, ketersediaan data, Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji
dan gambaran cara memperoleh data. Data merupakan apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara
data sekunder karena data di peroleh dengan kesalahan pengganggu pada periode saat ini dengan
mengambil dari data yang ada di Bursa Efek kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya.
Indonesia (BEI) melalui internet pada situs Bursa Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan ( sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini
www.yahoofinance.com ). Tahap selanjutnya adalah sering ditemukan pada data runtut waktu ( time
mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan series ) karena ‘‘gangguan’’ pada seseorang individu
guna menjawab persoalan penelitian dan memperkaya atau kelompok cenderung mempengaruhi
‘‘gangguan’’ pada individu atau kelompok yang sama

5
pada periode berikutnya. Model regresi yang baik Setelah dilakukan pengukuran variabel dalam
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi ( Ghozali, penelitian ini, maka dilakukan pengujian hipotesis
2011 ). dengan uji t dan uji f.

Uji t (parsial)
Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh
Uji Heteroskesdastisitas variabel independen terhadap variabel dependen
Heteroskedastisitas merupakan kondisi secara parsial.Bila thitung>ttabeldengan tingkat signifikan
dimana varian tidak konstan. Uji Heteroskedastisitas dibawah 5%, maka dapat disimpulkan bahwa secara
dilakukan untuk mendeteksi penyebaran variable- parsial variabel independen berpengaruh signifikan
variabel serta dapat menguji apakah dalam sebuah terhadap var iabel dependen.Jika thitung < ttabeldengan
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari tingkat signifikan di atas 5%, maka dapat di
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain simpulkan bahwa variabel independen tidak
( Ghozali, 2011 ). berpengaruh terhadap variabel dependen.
Pengujian ini dilakukan dengan uji Glejser,
jika variable independen signifikan secara statistic Uji F (simultan)
mempengaruhi variable dependen, maka indikasi Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
terjadi Heteroskedastisitas.Model regresi yang baik pengaruh variabel indepanden secara bersama-sama
adalah yang tidak terjadi Heteroskedastisitas.kriteria terhadap variabel dependen dengan melihat nilai
yang biasa digunakan untuk menyatakan apakah signifikan F. Bila fhitung> ftabeldengan tingkat signifikan
terjadi Heteroskedastisitas atau tidak diantara data di bawah 5%, maka dapat disimpulkan bahwa secara
pengamatan dapat di jelaskan dengan menggunakan parsial variabel independen berpengaruh signifikan
koefisien signifikan harus di bandingkan dengan terhadap variabel dependen.fhitung<ftabel dengan tingkat
tingkat signifikasi yang di tetapkan sebelumnya ( a = signifikan di atas 5% maka dapat disimpulkan bahwa
5% ). Jika nilai signifikasi variable independen > variabel independen tidak berpengaruh terhadap
0,05, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas, jika nilai variabel dependen. ( Ghozali, 2006:260 )
signifikasi variabel independen < 0,05, maka terjadi
Heteroskedastisitas. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada sejumlah


Metode Analisis Data perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia
Metode penelitian yang digunakan dalam selama periode penelitian yang berjumlah 37
penelitian ini adalah model regresi linear berganda. Perusahaan. Namun berdasarkan teknik pemilihan
Regresi linear berganda sangat bermanfaat untuk sampel yang digunakan maka jumlah perusahaan
meneliti pengaruh beberapa variabel yang di uji yang menjadi sampel dalam penelitian ini hanya 15
( Ghozali, 2011 ). perusahaan.
Regresi linear berganda merupakan suatu
model linier berganda yang variabel dependennya Pengujian Asumsi Klasik
merupakan fungsi linier dari beberapa variabel Uji Normalitas
bebas.Hubungan fungsi antara satu variabel dependen Metode yang digunakan dalam uji normalitas
dengan lebih satu variabel independen dapat adalah normal probability plot yang membandingkan
dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, distribusi kumulatif dari distribusi normal sehingga
dimana harga saham sebagai variabel dependen membentuk satu garis diagonal. Uji normalitas dapat
sedangkan DPS dan EPS sebagai variabel independen. diketahui dengan melihat alur penyebaran data (titik)
Model yang digunakan dalam penelitian ini pada sumbu diagonal dari grafik. Distribusi data
merupakan regresi linier berganda dengan residual dikatakan normal jika titik yang
menggunakan program SPSS. menggambarkan data sesungguhnya mengikuti garis
Model Persamaan regresi Linier berganda diagonal (Ghozali,2011).
adalah sebagai berikut :
Y= a + b1X1 + b2 X2 + e
Keterangan :
Y : Harga Saham
a : Konstanta atau harga Y bila X = 0
b : Koefisian regresi
X1 : DPS
X2 : EPS
e : Tingkat kesalahan penggangu / error

Pengujian Hipotesis

6
autokorelasi dapat dilakukan dengan menghitung
Durbin-Watson (d), dengan membandingkan nilai d
terhadap dl dan du. Setelah menghitung nilai statistik
selanjutnya dibandingkan dengan dari tabel dengan
tingkat signifikan 5%. Hasil pengujian autokorelasi
dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 2
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Std.
M R Adjus Error of
ted R
Gambar 2 od Squar the Durbin-
Grafik Probability Plot
Squar
Sumber : Data Sekunder el R e e Estimate Watson
1 .
Berdasarkan gambar 2 grafik normal plot, 2177.55
menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai 16 .026 .021 2.140
a 118
dalam penelitian ini karena pada grafik normal plot 1
terlihat titik-titik menyebar disekitar gari diagonal
serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal a. Predictors: (Constant), EPS, DPS
sehingga memenuhi asumsi normalitas. b. Dependent Variable: Harga Saham
Berdasarkan output diatas mengenai hasil uji
Uji Multikolinieritas autokorelasi, diketahui bahwa nilai Durbin Watson
Uji ini bertujuan untuk menguji model sebesar 2,140 dengan nilai dl sebesar 1.4298 dan nilai
regresi mengenai adanya korelasi atau tidak antar du sebesar 1.6148.Sehingga dapat dilihat bahwa nilai
variabel bebas (Ghozali, 2013).Model regresi yang DW lebih besar dari nilai du dan kurang dari 4-du
baik terbebas dari korelasi sempurna atau mendekati 2.3852. maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
sempurna diantara variabel bebasnya.Berikut adalah autokorelasi pada penelitian ini.
tabel hasil uji multikolinearitas pada penelitian ini.
Uji Heteroskedastisitas
Tabel 1 Uji Heteroskedastisitas bertujuan
HasilUji Multikolinearitas mengujiapakah dalam model regresi terjadi
Coefficientsa ketidaksamaan variance dari residual satu
Model Collinearity Statistics pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali,2016).
Tolerance VIF Berikut hasil uji heteroskedastisitas menggunakan
(Constant) white test dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1 DPS ,999 1,001
EPS ,999 1,001
a. Dependent Variable: Harga Saham

Berdasarkan nilai VIF yang di peroleh


seperti yang dilihat pada tabel 4.3 diatas menunjukkan
bahwa tidak ada korelasi cukup kuat antara sesama
variabel independen, karena nilai VIF dari kedua
variabel independen masilh lebih kecil dari 10,00 dan
masih lebih besar dari 0,10 sehungga da pat
disimpulkan tidak terdapat multikolonieritas diantara
kedua variabel independen.

Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi yaitu adanya hubungan antara Gambar 3
kesalahan pengganggu yang muncul pada data runtut Grafik Scatter Plot
waktu (time series). Dalam penaksiranmodel regresi Sumber : Data Sekunder
linier mengandung asumsi bahwa tidak terdapat
autokorelasi antara kesalahan pengganggu. Pengujian

7
Berdasarkan Gambar diatas, maka dapat kenaikan DPS akan diikuti oleh kenaikan harga
menggambarkan bahwa tidak terjadi saham..
heteroskedastisitas. Hal ini berdasarkan gambar c. Nilai koefisien (X2) untuk variabel EPS bernilai
grafik dimana titik-titik yang ada dalam grafik tidak positif sebesar 0,001, hal ini menunjukkan
membentuk pola tertentu yang jelas dan titik-titik bahwa EPS telah mengalami kenaikan.
tersebut tersebar di atas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y. Hasil Pengujian Parsial
Uji t menunjukkan seberapa besar pengaruh
Pembahasan Hasil Penelitian satu variabel independen secara individual dalam
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda menerangkan variabel dependen. Pengujian ini
Dalam uji ini yang digunakan adalah model dilakukan dengan ketentuan jika t hitung> t tabel pada α
regresi linear berganda, dimana Deviden Per Share = 0.05 maka hipotesis diterima atau dengan kata lain
danEarning Per Share sebagai variabel bebas terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel
(independen) dan Harga Saham sebagai variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun hasil
terikat (dependen). Berdasarkan hasil pengolahan penelitian dapat di lihat pada Tabel 4.5 berikut ini :
data Deviden Per Share dan Earning Per Share
terhadap Harga Saham di peroleh hasil regresi sebagai
berikut :

Tabel 3
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 4
Coefficientsa Hasil Uji Parsial
Standa Coefficientsa
rdized Standa
Unstandardized Coeffi rdized
Coefficients cients Unstandardized Coeffi
Std. Coefficients cients
Model B Error Beta T Sig. Std.
1 (Const 3575.4 301.30 11.8 Model B Error Beta T Sig.
.000
ant) 81 5 67 1 (Const 3575.4 301.30 11.8
.000
DPS 2.26 ant) 81 5 67
.252 .111 .323 .029
0 DPS 2.26
.252 .111 .323 .029
EPS 1.36 0
.001 .001 .195 .180
4 EPS 1.36
.001 .001 .195 .180
a. Dependent Variable: Harga Saham 4
a. Dependent Variable: Harga Saham
Berdasarkan Tabel 4.4 dapatlah persamaan
regresi berganda sebagai berikut : Nilai t tabel diperoleh dari degree of
Y=3575.481+0,252X1 + -0,001 X2 + e freedom(df) untuk uji parsial 2 arah pada sampel 45 df
= N - k -1 yaitu 45 - 2-1 = 42 untuk hipotesis dengan
Dari persamaan regresi linear berganda nilai t pada signifikansi 5% atau 0,05 , maka nilai t tabel
diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: yang diperoleh adalah sebesar 1,68195.
a. Konstanta sebesar 3575.481. Hal ini
mengindikasikan bahwa nilai pasar mempunyai Pengaruh DPS Terhadap Harga Saham.
nilai sebesar 3575.481. apabila variabel Variabel Devidend Per Share (DPS)
independen dianggap konstan (bernilai nol). memperoleh t hitung sebesar 2,260 dan t tabel sebesar
b. Nilai koefisien (X1) untuk variabel DPS 1.68195 artinya t hitung > t tabel atau (2,260 > 1,68195)
bernilai positif sebesar 0,252, hal ini dengan tingkat signifikan dibawah 0,05 oleh karena
menunjukkan bahwa setiap kenaikan DPS itu Devidend Per Share (DPS) secara parsial
sebesar 1% maka akan naik pula harga saham berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini
sebesar 0,252 Begitu juga sebaliknya setiap menunjukkan bahwa Devidend Per Share (DPS)

8
secara parsial berpengaruh positif dan signifikan Pengaruh DPSTerhadap Harga Saham Pada
terhadap harga saham, artinya Hipotesis 1 diterima. Perusahaan sub sector makanan dan minuman
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Pengaruh EPS Terhadap Harga Saham. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
Variabel Earning Per Share (EPS) nilai DPSberpengaruh positif dan signifikan terhadap
memperoleh t hitung sebesar 1,364 dan ttabel sebesar nilai pasar. Hal ini ditunjukkan oleh hasil nilai t hitung >
1.68195 artinya t hitung < t tabel atau (1,364< 1,68195) t tabel yakni 2,260 > 1,681dan nilai signifikan sebesar
dengan tingkat signifikan dibawah 0,05 oleh karena 0.029< 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan
itu Devidend Per Share (DPS) secara parsial tidak bahwa H1 diterima dan dapat diartikan bahwa secara
berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini parsial nilai DPS berpengaruh positif terhadap Harga
menunjukkan bahwa Devidend Per Share (DPS) sahampada Perusahaan sub sektor makanan dan
secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia .
saham, artinya Hipotesis 1 ditolak. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Agus Tri
Hasil Uji Simultan Budiyarno(2018) dengan hasil Dividend Per Share
Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Agus
signifikan simultan yaitu uji F, untuk menunjukkan (2018) menyatakan bahwa : Dividend Per Share
apakah variabel bebas (independen) secara bersama- sangat diperhatikan oleh para investor dalam
sama mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat menginvestasikan dananya. Perusahaan yang
(dependen). Dividend Per Sharenya lebih tinggi dibandingkan
dengan perusahaan sejenis akan lebih diminati
investor karena investor akan memperoleh kepastian
modal yang ditanamkan yaitu hasil yang berupa
dividen.
Hal ini sesuai dengan teori bird-in-the-hand
theory yang dikemukan oleh Gordon berpendapat
Tabel 4.5 bahwa Dividend Per Share mempunyai nilai yang
Hasil Uji Simultan lebih tinggi bagi investor dari pada pendapatan modal
ANOVAb karena Dividend Per Share lebih pasti dari pada
pendapatan modal. Teori ini menyatakan bahwa
Sum of Mean investor menyukai dividen karena kas di tangan lebih
Model Squares df Square F Sig. bernilai dari pada kekayaan dari bentuk lain. Sehingga
1 Regressio 2224847 2 1112423 3.571 .037b harga saham perusahaan sangat ditentukan oleh
n 6,992 8.496 dividen yang dibagikan. Dengan demikian semakin
Residual 1308291 42 3114980. tinggi dividen yang dibagikan, semakin tinggi pula
95,453 844 harga saham perusahaan. Dividen
Dividen per lembar saham (DPS) adalah
Total 1530776 44
besarnya pembagian dividen yang akan dibagikan
72,444
kepada pemegang saham setelah dibandingkan
a. Predictors: (Constant), EPS , DPS dengan rata-ratatertimbang saham biasa yang beredar.
b. Dependent Variable: Harga Saham Perusahaan yang Dividend Per Share nyatinggi
dibandingkan dengan perusahaan sejenis akan lebih
Nilai Ftabel diperoleh dari degree of diminati oleh investorkarena investor akan
freedom(df) untuk uji parsial 2 arah pada sampel 45, memperoleh kepastian berupa dividen. Hasil
df = N – k – 1 yaitu 45 – 2– 1 = 42 dengan df1 = 2 penelitianmenunjukan bahwa Dividend Per Share
dan df2 = 42 untuk hipotesis dengan nilai F pada berpengaruh signifikan terhadap hargasaham.
signifikansi 5% atau 0,05 , maka nilai Ftabel yang
diperoleh adalah sebesar 3,22. Sedangkan Fhitung Pengaruh EPS Terhadap Harga Saham Pada
sebesar 3,571 dengan nilai signifikan sebesar 0,037 Perusahaan sub sector makanan dan minuman
pada taraf kepercayaan 95%. Dengan demikian F hitung Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
> Ftabel yaitu 3,571> 3,22 dan nilai signifikan sebesar Berdasarkan hasil dari penelitian ini
0,037 < 0.05. Dari Hasil uji F ini berarti menerima H3. menunjukkan bahwa nilai EPStidakberpengaruh
Dengan demikian secara simultan nilai DPS dan EPS positif dan signifikan terhadap nilai pasar. Nilai thitung
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga EPS sebesar 1,364 lebih kecil dari ttabelyaitu
saham pada Perusahaan sub sektor makanan dan 1,364<1,681 dengan nilai signifikan lebih besar dari
minuman yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia . 0,05 yaitu 0.180, maka dapat diartikan EPS tidak
berpengaruh positif dan ti dak signifikan terhadap
harga saham pada Perusahaan sub sektor makanan
Pembahasan dan minuman yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia .

9
Hasil ini sesuai dengan penelitian 2. Bagi investor diharapkan dapat
sebelumnya yang dilakukan oleh Zamzany (2018) dijadikan sebagai bahan
dimana Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh pertimbangan untukmenanamkan
positif dan tidak signifikan terhadap harga saham. modal pada perusahaan makanan
Meningkatnya Earning Per Share belum tentu dan minuman.
berdampak terhadap meningkatnya harga saham yang 3. Bagi peneliti diharapkan untuk
diperoleh investor. Investor yang berinvestasi saham penelitian selanjutnya dapat
hanya ingi mnemperoleh keuntungan jangka pendek menambahvariabel-variabel lain
berupa capital gain, sehingga Earning Per Share yang tidak ada di dalam penelitian
saham tidak terlalu diperhatikan investor dalam ini seperti ROA, CurrentRatio,
membeli maupun menjual saham. CAR, dan sebagainya agar semakin
besar keuntungan yang
dimilikiperusahaan.
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan DAFTAR PUSTAKA
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka
dapat disimpulkan sebagai berikut: Ariswandi Sang Putra. (2018). Pengaruh Earning
1. Berdasarkan hasil penelitian, secara Per Share (Eps), Dividend Per Share (Dps)
parsial Deviden Per Share berpengaruh Dan Financial Leverage (Fl)Terhadap
positif dan signifikan terhadap harga Harga Saham Perusahaan Manufaktur Di
saham. Hal ini dapat dilihat dari tingkat Bursa Efek Indonesia. Jurusan
signifikan DPS sebesar 0,029 dimana PendidikanEkonomi Fakultas Ekonomi
nilai lebih kecil dari 0,05 dengan Universitas Negeri Padang.
demikian maka DPS berpengaruh
terhadap harga saham pada Perusahaan Ahmad, Kamaruddin. 2004. Dasar-Dasar
sub sektor makanan dan minuman yang Manajemen Investasi dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Portofolio.Cetakan Kedua. Jakarta: PT.
2. Earning Per Share secara parsial tidak RinekaCipta.
berpengaruh signifikan terhadap harga
saham pada Perusahaan sub sektor Ali Arifin. 2010. Membaca saham, Panduan Dasar
makanan dan minuman yang terdaftar di Seni Berinvestasi dan Teori Permainan
Bursa Efek Indonesia. Hal ini dapat Saham. Edisi 3. Andi Offset. Yogyakarta
dilihat dari tingkaqt signifikan EPS
sebesar 0,180 dimana nilai lebih besar Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2001. Pengantar
dari pada 0,05, dengan Pasar Modal. Jakarta: PT Rineka Cipta.
demikianPerusahaan sub sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tidak di pengaruhi Brigham, Eugene F., dan Joel F Houston. 2010.
oleh adanya Earning Per Share. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
3. Secara simultan Deviden Per Share dan Penerjemah: Ali Akbar Yulianto. Edisi 10.
Earning Per Share berpengaruh positif Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.
dan signifikan terhadap harga saham
pada Perusahaan sub sektor makanan
dan minuman yang terdaftardi Bursa Brigham, Eugene F., dan Joel F Houston. 2010.
Efek Indonesia. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Penerjemah: Ali Akbar Yulianto. Edisi 10.
Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.

5.1. Saran Brigham, Eugene dan Joel F Houston (2001),


Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari Manajemen Keuangan II, Salemba Empat,
hasil penelitian ini, makapenulis memberikan saran Jakarta.
sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan diharapkan dapat Capkun, Vedran, Anne Cazavan-Jeny, Thomas
memberikan masukan mengenai Jeanjean dan , Lawrence A. Weiss. 2011.
analisispengaruh Deviden Per Earnings Management and Value
Share, Earning Per Share,dan Relevance during the Mandatory
Inflasi. Transition from Local GAAPs to IFRS in
Europe. http://ssrn.com/abstract=1125716.

10
Lukman Syamsudin. 2001. Manajemen Keuangan
Darmadji, T. & Fachrudin, H. (2001), Pasar Modal Perusahaan (Konsep Aplikasi Dalam
Indonesia: Pendekatan Dan Tanya Jawab, Perencanaan, Pengawasan, dan
Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta. Pengambilan Keputusan. PT.Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2001,
Pasar Modal dI Indonesia: Pendekatan Putu Ryan Damayanti, Anantawikrama Tungga
Tanya Jawab, Salemba Empat, Jakarta. Atmadja, dan Made Pradana Adiputra,
(2014), pengaruh deviden per share dan
Dewi, Putu Dina Aristya dan I.G.N.A Suryana, 2013. earning per share Terhadap harga saham
Pengaruh EPS, DER, dan PBV Terhadap pada perusahaan industryBarang
Harga Saham. E-Jurnal Akuntansi. konsumsi yang terdaftar di bursa
Universitas Udayana 4.1, ISSN: 2302 – efekIndonesia periode 2010-2012. e-Journal
8556. S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha.

Emma Lilianti ,2018. Pengaruh Dividend Per Share Retni Noviasari. (2013). Pengaruh Dividend Per
(Dps) Dan Earning Per Share (Eps) Share (Dps) Dan Earning Per Share (Eps)
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Sub Sektor Farmasi Di Bursa Efek Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Indonesia (Bei). Fakultas Ekonomi Efek Indonesi
Universitas PGRI Palembang.
Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Bisnis,
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Alfabeta, Bandung.
Dengan Program IBM SPSS 19. Edisi
kelima. UniversitasDiponegoro. Sugiyono,2010,Metode Penelitian Kualitatif,
Kuantitatif, R&D,Penerbit Alfabeta:
Halim, Abdul (2007), Manajemen Keuangan Bisnis, Bandung.
Ghalia Indonesia, Bogor.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis
Holthausen, Robert W. dan Ross L. Watts. 2001. The (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Relevance of Value-Relevance Literature R&D). Bandung: Alfabeta.
for F inancial Accountin Standard Setting.
Journal of Accounting and Economics 31: 3- Suprapto dan Triyanti. 2011. Permasalahan Barang
75. Konsumsi Sebagai Kebutuhan Sehari-hari
di Indonesia.(online) (share.pdfonline.com).
Husnan, Suad, 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio
dan Analisis Sekuritas, Edisi kelima, BPFE, Sutrisno, 2005. Manajemen Keuangan, Teori,
Yogyakarta. Konsep, dan Aplikasi, Ekonesia,
Yogyakarta.
Imelda Khairani, (2016). Pengaruh Earning Per
Share (EPS) dan Deviden Per Share
terhadap Harga Saham Perusahaan Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Manajemen Portofolio. Edisi Pertama.
Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2013. Yogyakarta: BPFE.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Persada Bunda. Tjiptono Darmadji dan Hendry M.Fakhrudin. 2010.
Pasar Modal Indonesia Pendekatan Tanya
Jogiyanto Hartono M.(2010). Teori Portofolio dan Jawab. Salemba Empat. Jakarta.
Analisis Investasi. Edisi 8. BPFE.
Yogyakarta. Tangkilisan dan Nogi Hessel, 2003.Manajemen
Keuangan Bagi Analisis Kredit
Perbankan, Balairuna dan Co, Yogyakarta.
Kertonegoro, Sentanoe, 2000. Analisa dan
Manajemen Investasi,Edisi Pertama, PT. Willem, Jayani. (2016). Analisis Pengaruh Earning
Widya Press, Jakarta. Per Share (Eps) Dan Dividend Per Share
(Dps) Terhadap Harga Saham Perusahaan
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Lq45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Edisi Pertama. CetakanKedua. Jakarta : Indonesia (Bei) Tahun 2012 – 2015. Jurnal
Kencana. Terapan Manajemen dan Bisnis.

11
Wolk et al. 2001. Accounting Theory: A Conceptual
an Institutional Approach. Fifth Edition.
South-Western College Publishing.

Yuyun Yuliani dan Yoyon Supriadi,2014, Pengaruh


Earning Per Share Dan Dividend Per
Share Terhadap Harga Saham
Perusahaan Yang Go Public. Program
Studi Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Kesatuan Bogor, Indonesia

Zamzamy.(2018) Reaksi Sinyal Keuangan terhadap


Harga Saham Sektor pertanian Indonesia.
Jurnal bisnis dan manajemen.
Vol.2,No.8,2018

www.idx.co.id
www.Sahamok.com

12

Anda mungkin juga menyukai