Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN CA RECTI DI RUANG WIJAYAKUSUMA

RSUD.PROF.MARGONO SOEKARJO

DISUSUN OLEH:
PUJEN TRI RAHAYU
2111040025

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
I. Konsep Kebutuhan
I.1 Definisi
American Cancer Society (ACA) tahun 2016, menjelaskan bahwa kanker
kolorektal adalah kanker yang dimulai dari usus besar atau rektum. Kanker ini juga
bisa disebut kanker usus besar atau kanker rektum, tergantung tempat bermulanya.
Kanker usus besar dan kanker rektum sering dikelompokan bersama karena memiliki
banyak kesamaan. Hampir semua kanker usus besar adalah adenokarsinoma.
Adenokarsinoma adalah kanker sel yang melapisi kelenjar dalam kasus kanker usus
besar, memproduksi lendir (National Comprehensive Cancer Network, 2016)
Awalnya kanker kolorektal dapat muncul sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi
ganas, menginvasi dan menghancurkan jaringan normal, dan meluas ke struktur
sekitarnya (Smeltzer, 2015).
Karsinoma Recti merupakan salah satu dari keganasan pada kolon dan rektum
yang khusus menyerang bagian Recti yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel
epitel yang tidak terkendali(Kurniadi, 2012).
Ca Kolorectal merupakan salah satu dari keganasan kolon dan rektum yang
menyerang bagian rekti yang terjadi akibat gangguan poliferasi sel epitel yang tidak
terkendali (Black & Hawks, 2014). Kanker rekti adalah kanker yang berasal dalam
permukaan rektum/rectal. Umumnya kanker kolorektal beawal dari pertumbuhan sel
yang tidak ganas, terdapat adenoma atau berbentuk polip.

I.2 Fisiologi Sistem


Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun
makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Berkolerasi
dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar
serat yang rendah, serta adanya interaksi bakteri dalam usus dengan asam empedu
dan makanan, selain itu juga dapat dipengaruhi oleh minuman beralkohol, khususnya
bir.Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopalogis (95%) adenokarsinoma
(muncul dari lapisan epitel dalam usus=endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai
sebagai polip jinak, ang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak
jaringan normal dan meluas kedalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa
polipoid, besar, tumbuh ke dalam lumen dan dengan cepat meluas ke sekitar usus
bagian striktura annular (mrirp cincin). Lesi lebih sering terjadi pada bagian
rektosigmoid, edangkan lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan
kolon asendens.
I.3 Faktor- faktor
I.3.1 Faktor Usia
Jenis kanker ini bisa terjadi pada usia berapa pun, tapi cenderung lebih sering
terjadi pada orang yang berusia 50 tahun ke atas.
I.3.2 Faktor Keturunan
Orang yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit kanker usus maupun
polip usus, berisiko mengembangkan penyakit serupa.
I.3.3 Terdapat sindrom mempengaruhi usus besar
Sindrom Lynch atau poliposis adenomatosa familial (FAP) dapat
menyebabkan masalah mutasi gen yang bisa memicu kanker.
I.3.4 Diet rendah serat tapi tinggi lemak
Diet yang berfokus pada daging merah dan olahan namun sedikit sayur atau
buah ini bisa meningkatkan risiko kanker pada usus.
I.3.5 Obesitas
Berat badan berlebihan dan masalah pada insulin di dalam tubuh bisa
meningkatkan risiko kanker kolon.
I.3.6 Gaya hidup tidak sehat
Malas bergerak, merokok, dan banyak minum alkohol bisa memicu kerja sel-
sel tubuh tidak teratur, sehingga meningkatkan risiko kanker.

I.4 Macam.macam Gangguan


I.4.1 Kanker kembali kambuh karena masih menyisakan sel-sel kanker tertentu yang
tidak terangkat, mati, atau hilang sepenuhnya.
I.4.2 Adanya tumor yang terus membesar menyebabkan penyumbatan di usus.
I.4.3 Kanker menyerang jaringan atau organ di sekitarnya, seperti pankreas,
empedu, kelenjar getah bening, ginjal, bahkan hati.

II. Rencana Asuhan Klien


II.1 Pengkajian
II.1.1 Riwayat Keperawatan
a) Identitas
Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa,alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, tanggal
pengkajian dan diagnosa medis
b) Keluhan utamaKaji adanya nyeri pada perut, mual muntah, berak darah dan
berlendir.
c) Riwayat penyakit sekarang
Pre op :
- Klien mengatakan mengalami berak darah
- Klien mengeluh nyeri pada perut
- Klien mengatakan sering mengonsumsi daging, makanan berlemak dan
tidak suka mengonsumsi makanan berserat dan sayuran
- Klien mengeluh ada perubahan pola defekasi (konstipasi)
- Klien mengeluh mual, muntah nafsu makannya menurun
- Klien mengeluh berat badannya turun tanpa sebab
- Klien mengeluh keletihan
- Klien mengeluh merasa sensasi seperti belum selesai BAB (masih
ingin  tapi sudah tidak bisa keluar) dan perubahan diameter serta
ukuran kotoran (feses menjadi lebih sempit)

Post op :
- Klien mengatakan nyeri pada area post operasi
d) Riwayat penyakit dahulu
Kaji adanya kebiasaan diet ( masukan lemak, serat & konsumsi alcohol )
juga riwayat penurunan BB.
Kaji adanya riwayat penyakit usus inflamasi kronis atau polip kolorektal
e) Riwayat penyakit keluarga
Kaji apakah ada riwayat keluarga dari penyakit kolorektal dan terapi obat
saat ini.
II.1.2 Pemeriksaan fisik
a) SirkulasiTakikardi (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan
nyeri), kemerahan, ekimosis, hipotesis
b) RespirasiSarak nafas, batuk, ronchi, expansi paru yang terbatas
c) Gastrointestinal
- Kaji adanya anoreksia, mual, muntah
- Inspeksi specimen terhadap karakter dan adanya darah
- Auskultasi abdomen terhadap bising usus
- Palpasi abdomen untuk area nyeri tekan pada kuadran kiri bawah ,
distensi, dan massa padat
d) Eliminasi
Dengan "rectal – toucher" biasanya diketahui :
- Tonus sfingterani keras/lembek.
- Mukosa kasar,kaku biasanya tidak dapat digeser.
- Ampula rektum kolaps/kembung terisi feses atau tumor yang dapat
teraba ataupun tidak.
- Dan kaji adanya BAB berlendir dan berdarah, BAB kecil seperti feses
kambing, rasa tidak puas setelah BAB, perubahan pola
BAB/konstiasi/hemoroid, oliguria.
e) Aktifitas/istirahat
- Kelemahan, keleahan, insomnia, gelisah dan ansietas
II.1.3 Pemeriksaan fisik Ca Recti
Pemeriksaan Ca Recti tidak banyak berperan kecuali colok
dubur/Rectal Toucher yang dilakukan pada pasien dengan perdarahan ataupun
gejala lainnya. Pada tingkat partumbuhan lanjut, palpasi dinding abdomen
kadang-kadang teraba masa di daerah kolon kanan dan kiri. Hepatomegali
jarang terjadi. Colok dubur merupakan cara diagnostik sederhana. Pada
pemeriksaan ini dapat dipalpasi dinding lateral, posterior, dan anterior; serta
spina iskiadika, sakrum dan coccygeus dapat diraba dengan mudah. Metastasis
intraperitoneal dapat teraba pada bagian anterior rektum dimana sesuai dengan
posisi anatomis cavum douglas sebagai akibat infiltrasi sel neoplastik.
Meskipun 10 cm merupakan batas eksplorasi jari yang mungkin dilakukan,
namun telah lama diketahui bahwa 50% dari kanker kolon dapat dijangkau
oleh jari, sehingga colok dubur merupakan cara yang baik untuk mendiagnosa
kanker kolon.
II.1.4 Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium
Test darah samar: terkadang kanker atau polip mengeluarkan darah, dan FOBT
dapat mendeteksi jumlah darah yang sangat sedikit dalam kotoran. Karena tes ini
hanya mendeteksi darah, tes-tes lain dibutuhkan untuk menemukan sumber
darah tersebut. Kondisi jinak (seperti hemoroid) juga bisa menyebabkan darah
dalam kototran.
-Carcino embryonic antigen (CEA): pada eksisi tumor komplet kadar CEA yang
meningkat harus kembali ke normal dalam 48 jam, peningkatan CEA pada tanggal
selanjutnya menunjukan kekambuhan
-Digital rectal examination (DRE) Dapat digunakan sebagai pemeriksaan skrining
awal.Kurang lebih 75% karsinoma rektum dapat dipalpasi pada pemeriksaan
rectal. Pemeriksaan digital akan mengenali tumor yang terletak sekitar 10 cm dari
rektum, tumor akan teraba keras dan menggaung.
b) Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan yang dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin sebelum
dilakukan pemeriksaan lain. Pada pemeriksaan ini akan tampak filling
defect biasanya sepanjang 5-6cm berbentuk anular atau apple core. Dinding
usus tampak rigid dan gambaran mukosa rusak.Foto Kolorektal: dengan
barium enema dan kontras ganda.Ultra Sonografi: identifikasi metastase
dan menilai reseklabilitas.Intra venous pyelograply (IVP) : menilai
infiltrate ke system urinary.Thoraks foto: menilai adanya metastase paru.
c) Endoskopi dan biopsy
- Protoskopi: deteksi kelainan 8-10 cm dari anus (polip rekti, hemorrhoid,
karsinoma rectum)
- Sigmoidoskopi: mencapai 20-25 cm dari anus, untuk diagnistik dan
kauterisasi.
- Kolonoskopi: dapat mencapai sakrum.
- Ultrasonografi; Uraian tentang prosedur diagostik dijelaskan lebih lanjut
dalam fokus pengkajian keperawatan.
II.2 Diagnosa
a) Nyeri Kronis Berhubungan dengan adanya infiltrasi tumor
b) Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan
mengabsorbi nutrient ke jaringan
c) Konstipasi berhubungan dengan obstruksi pada kolon sigmoid
II.3 Rencana Tindakan Keperawatan

No Diagnosis Tujuan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)


keperawatan
1. Nyeri Kronis Setelah Kontrol nyeri Manajemen nyeri
Berhubungan dilakukan Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian nyeri
dengan adanya tindakan tindakan keperawatan komprehensif yang meliputi
infiltrasi tumor selama 1x24 selama lebih dari 1 lokasi, karakteristik,
jam, nyeri jam klien dapat onset/durasi,
pasien bisa mengatasi nyerinya frekuensi,kualitas,intensitas,at
berskurang ditandai dengan : au beratnya nyeri dan faktor
1. Dapat mengenali pencetus
kapan nyeri terjadi 2. Berikan informasi mengenai
2. Klien dapat nyeri
menggunakan 3. Ajarkan prinsip-prinsip
tindakan manajemen nyeri
pengurangan nyeri 4. Kurangi atau eliminasi faktor-
tanpa analgesic faktor yang dapat mencetus
3. Klien melaporkan nyeri dan meningkatkan nyeri
perubahan 5. Gali bersama pasien faktor-
terhadap gejala faktor yang dapat
nyeri pada menurunkan dan memperberat
profesional nyeri
kesehatan 6. Kolabirasi dengan pasien,
4. Klien mengenali orangterdekat dan tim
apa yang terkait kesehatan untuk
dengan gejala mengimplementasikan
nyeri tindakan penurunan nyeri non
5. Klien melaporkan farmakologi
nyeri yang
terkontrol
2. Nutrisi kurang Setelah Status nutrisi Manajemen nutrisi
dari kebutuhan dilakukan Setelah dilakukan 1. Tentukan status gizi pasien
berhubungan tindakan tindakan keperawatan dan kemampuannya
dengan keperawatan 31-45 menit status memenuhi kebutuhan gizi
ketidakmampu 31-45 menit, nutrisi normal ditandai 2. Tentukan jumlah kalori dan
an maka klien dengan : jenis nutrisi yang dibutukan
mengabsorbi memiliki berat 1. Tidak ada masalah untuk memenuhi persyaratan
nutrient ke badan ideal pada asupan gizi, gizi
jaringan sesuai tinggi makanan dan 3. Monitor kalori dan asupan
badan cairan makanan
2. Tidak adanya 4. Monitor kecenderungan
kekurangan energy terjadinya penurunan dan
.Normalnya rasio kenaikan berat badan
antara tinggi badan Peningkatan berat badan
dan berat badan 1. Monitor mual muntah
Nafsu makan 2. Dukung peningkatan asupan
Setelah dilakukan kalori
tindakan keperawatan 3. Instruksikan cara
31-45 menit nafsu meningkatkan asupan kalori
makan klien 4. Kenali apakah penurunan
meningkat ditandai berat badan yang dialami
dengan : pasien merupakan tanda
1. Adanya keinginan penyakit terminal
untuk makan 5. intruksikan pasien dan
2. Meningkatkan keluarga mengenai target
intake makanan, yang realistis terkait penyakit
nutrisi dan cairan dan peningkatan berat
3. Tidak badannya
terganggunya
rangsangan untuk
makan
3 Konstipasi Setelah Status konstipasi Manajemen konstipasi
berhubungan dilakukan setelah dilakukan 1. Monitor tanda dan gejala
dengan tindakan tindakan keperawatan konstipasi
obstruksi pada selama 1x24 selama 1x24 jam 2. Monitor feses : frekuensi,
kolon sigmoid jam konstipasien teratadi konsistensi dan volume
konstipasipasie dengan kriteria hasil : 3. Identifikasi faktor dan
n teratasi 1. Mempertahankan penyebab kontribusi
bentuk feses lunak konstipasi
setiap 1-3 hari 4. Anjurkan pasien untuk diet
2. Bebas dari ketidak tinggi serat
nyamanan dan 5. Ajarkan pasien dan keluarga
konstipasi tentang proses pencernaan
3. Mengidentifikasi yang normal
indikator untuk
mencegah
konstipasi
4. Feses lunak dan
berbentuk
Daftar Pustaka
American Cancer Siciety. 2015. Breast cancer fact and figure 2015-2016. Atlanta: American
Cancer Society
Bulechek, Gloria M., Howard K. Butcher., Joanne M. Dochterman., M. Wagner. 2013.
Nursing Interventions Classification (NIC). 6th Edition. Singapore: Mosby, Elsevier Inc.
Terjemahan oleh Nurjannah, Intansari., Roxsana Devi Tumanggor. Nursing Intervention
Classification (NIC). Edisi ke-6. Indonesia:CV Mocomedia
Moorhead, Sue., Marion Johnson., Meridean L. Maas., Elizabeth Swanson. 2015. Nursing
Outcome Classification (NOC).5th Edition. Singapore: Mosby, Elsevier Inc. Terjemahan oleh
Nurjannah, Intansari., Roxsana Devi Tumanggor. Nursing Outcomes Classification (NOC).
Edisi Ke-5. Indonesia: CV Mocomedia
Sudjatmiko. 2012. Kolon-Rektum dan Anus. Laboratorium Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga
Syaifudin. 2020. Anatomi Fisiologi: Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk Keperawatan &
Kebidanan, Ed. 4. Jakarta: EGC
Tomislav, 2009. Colon cancer, adenocarcinoma. (online), http//emedicine.medscape.com,
diakses 06 Oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai