Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan Evaluasi Penyelenggaraan Jalan Daerah Bidang
Pelaksanaan I adalah sebagai berikut :
BAB V
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Uraian Pendahuluan1
1. Latar Belakang Keselamatan Jalan merupakan isu yang cenderung mengemuka dari
tahun ke tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global dan
bukan semata-mata masalah transportasi saja tetapi sudah menjadi
permasalahan sosial kemasyarakatan. Berdasarkan laporan WHO
(2013), diketahui bahwa total jumlah kendaraan yang ada di negara
berpenghasilan menengah (dimana Indonesia masuk dalam kategori
ini) adalah sebesar 52% dari total jumlah kendaraan di seluruh
dunia. Dengan jumlah kendaraan sedemikian, tingkat kematian
akibat kecelakaan di negara-negara tersebut mencapai 80% tingkat
kematian akibat kecelakaan di seluruh dunia. Laporan tersebut
memperlihatkan bahwa laju tingkat kecelakaan dengan akibat
kematian di negara berpenghasilan menengah adalah sebesar 20%.
Dalam uraian tersebut mengidentifikasikan bahwa dari total kejadian
kecelakaan lalu lintas dengan kematian di dunia. Dalam tersebut
mengidentifikasikan bahwa dari total kejadian kecelakaan lalu lintas
dengan kematian di dunia, 50% melibatkan pengguna lalu lintas
yang rentan yaitu pejalan kaki, pesepeda da pesepeda motor. Adapun
besarannya adalah pejalan kaki 20%, pesepeda 5% dan pesepeda
motor 23%.
III - 1
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII
III - 2
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII
2. Maksud dan Tujuan Maksud dari Kegiatan ini adalah membantu Balai Besar Pelaksanaan
Jalan Nasional VII melaksanakan Evaluasi Keselamatan Jalan
berbasis Audit Keselamatan Jalan dan evaluasi kelaikan fungsi jalan
guna mewujudkan infrastruktur jalan yang berkeselamatan di wilayah
kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII.
III - 3
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII
4. Lokasi Kegiatan Kegiatan Evaluasi Keselamatan Jalan ini dilakukan pada jalan Nasional
yang telah beroperasi di Wilayah Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional VII yang dengan memenuhi salahsatu dari beberapa kriteria
sebagai berikut:
a) Ruas jalan belum berstatus “laik fungsi” tetapi berpotensi untuk
diusulkan mendapat sertifikat laik fungsi.
b) Ruas jalan beroperasi yang belum pernah diuji laik fungsi atau
pernah diuji laik fungsi tetapi belum memiliki sertifikat laik fungsi
c) Ruas jalan yang terdapat lokasi rawan kecelakaan blackspot.
Adapun lokasi ruas yang diusulkan dalam kajian ini sebagaimana pada
Tabel 1, tetapi tidak terbatas hanya pada ruas tersebut, artinya dapat
dilakukan penggantian atau penambahan jika hasil identifikasi ruas-ruas
tersebut tidak memenuhi salahsatu dari 3 (tiga) kriteria diatas dan/atau
terdapat ruas lain yang lebih potensial. Ruas-ruas yang diusulkan menjadi
fokus kajian yaitu sebagai berikut:
B. Provinsi D.I.Yogyakarta
III - 4
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII
5. Sumber Pendanaan Kegiatan ini dibiayai dari dana Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional (BBPJN) VII Tahun Anggaran 2019.
6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen: Agung Sutarjo, ST
Organisasi Pejabat Satuan Kerja : Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VII
Pembuat
Komitmen
Data Penunjang2
7. Data Dasar Jaringan Jalan Nasional di Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi D.I.
Yogyakarta.
8. Standar Teknis Standar teknis terkait monitoring dan evaluasi penyelenggaraan jalan
daerah
9. Studi – Studi -
Terdahulu
10. Referensi Hukum (1) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
(2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan jalan;
(3) Undang-Undang Nomor 26 tentang Penataan Ruang;
(4) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen
Kebutuhan Lalu Lintas;
(5) Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2013 Tentang
Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan;
(6) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
(7) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
2
Data penunjang terdiri dari data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
III - 5
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII
III - 6
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII
3
Dijelaskan pula keterkaitan antara suatu keluaran dengan keluaran lain.
III - 7
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII
14. Peralatan dan Seluruh peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan
Material dari disediakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi sesuai dengan dokumen
Penyedia Jasa penawaran.
Konsultansi
15. Lingkup Berwenang melakukan kegiatan sesuai kewenangan yang diberikan
Kewenangan Pejabat Pembuat Komitmen
penyedia Jasa
4
sebutkan sertifikat keahlian (bila diperlukan, untuk tenaga ahli teknik)
III - 8
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII
1 Pendahuluan X X
2 Penajaman Permasalahan X X
- Survey X X X X X X X X X
4 Pembuatan Laporan X X X X X X X X X X X X X X
Laporan Kegiatan
- Laporan Bulanan X X X X X X X
III - 9
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII
BulanKe-
No Tahapan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
Executive Summary X
-
Laporan Teknis
Laporan teknis evaluasi keselamatan jalan
- beroperasi yang berbasis audit keselamatan
jalan
Laporan teknis evaluasi keselamatan jalan
- beroperasi yang berbasis uji laik fungsi jalan
6 Tindak Lanjut X
19. Rencana Mutu Rencana Mutu Kontrak adalah dokumen yang dibuat oleh
Kontrak (RMK) Konsultan yang memerincikan proses untuk menunjukkan
kemampuan organisasi dalam mengerahkan sumber dayanya guna
mencapai tujuan pada suatu proyek, proses atau produk dengan
menggunakan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 4 Tahun
2009, tentang Sistem Manajemen Mutu. Rencana Mutu Kontrak
diserahkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak Surat
Perintah Mulai Kerja diterbitkan.
21. Laporan bulanan Laporan bulanan memuat hasil dan progress pekerjaan yang telah
dilaksanakan pada bulan tersebut, rencana kerja pada bulan
selanjutnya, lampiran berupa Laporan kegiatan atau laporan
perjalanan dinas yang dilaksanakan pada bulan tersebut.
Laporan disusun setiap bulan, dimulai dari bulan pertama
pekerjaan dimulai hingga bulan terakhir pelaksanaan pekerjaan, dan
III - 10
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII
22. Laporan Antara Laporan Antara memuat hasil survey dan rencana analisis pada tahap
jalan yang sudah beroperasi.
Laporan Antara disusun pada akhir bulan ke-empat
pekerjaan, dan digandakan sebanyak 5 (lima) buku.
23. Laporan Draft Laporan Draft Akhir memuat draft hasil evaluasi keselamatan pada
Akhir tahap jalan yang sudah beroperasi. Laporan Draft Akhir disusun pada
akhir bulan ke-enam dan digandakan sebanyak 5 (lima) buku.
24. Laporan Akhir Laporan akhir memuat hasil kegiatan Evaluasi Keselamatan Jalan
serta kesimpulan dan saran untuk tahun selanjutnya dan laporan
akhir disusun pada akhir bulan ke- Tujuh dan digandakan sebanyak 5
(lima) buku.
26. Laporan Teknis Laporan Teknis memuat hasil evaluasi keselamatan jalan beroperasi
yang berbasis audit keselamatan jalan dan laik fungsi jalan, yaitu
laporan teknis yang menguraikan hasil evaluasi terhadap komponen
jalan yang tidak memenuhi standard laik fungsi jalan dan komonen
jalan yang terdapat tingkat resiko serta potensi fatalitas kecelakaan;
27. Updating Berita Updating Berita Acara Hasil Laik Fungsi Jalan Nasional beroperasi
Acara ULFJ berdasarkan hasil evaluasi keselamatan jalan Nasional di wilayah
kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional BBPJN VII
28. Produksi dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
Negeri dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali
ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan
keterbatasan kompetensi dalam negeri.
29. Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan
Kerjasama untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan
berikut harus dipatuhi:
Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010 juncto Peraturan Presiden No.
70 tahun 2012 dan Peraturan Presiden No. 4 tahun 2015.
31. Alih Pengetahuan Jika diperlukan, Penyedia jasa Konsultansi berkewajiban untuk
menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
III - 11
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII
Keselamatan Jalan merupakan isu yang cenderung mengemuka dari tahun ke tahun dan
saat ini sudah menjadi permasalahan global dan bukan semata-mata masalah transportasi
saja tetapi sudah menjadi permasalahan sosial kemasyarakatan. Berdasarkan laporan WHO
(2013), diketahui bahwa total jumlah kendaraan yang ada di negara berpenghasilan
menengah (dimana Indonesia masuk dalam kategori ini) adalah sebesar 52% dari total
jumlah kendaraan di seluruh dunia. Dengan jumlah kendaraan sedemikian, tingkat kematian
akibat kecelakaan di negara-negara tersebut mencapai 80% tingkat kematian akibat
kecelakaan di seluruh dunia. Laporan tersebut memperlihatkan bahwa laju tingkat
kecelakaan dengan akibat kematian di negara berpenghasilan menengah adalah sebesar
20%. Dalam uraian tersebut mengidentifikasikan bahwa dari total kejadian kecelakaan lalu
lintas dengan kematian di dunia. Dalam tersebut mengidentifikasikan bahwa dari total
kejadian kecelakaan lalu lintas dengan kematian di dunia, 50% melibatkan pengguna lalu
lintas yang rentan yaitu pejalan kaki, pesepeda da pesepeda motor. Adapun besarannya
adalah pejalan kaki 20%, pesepeda 5% dan pesepeda motor 23%.
Idealnya, sisi jalan harus bebas dari objek yang berpotensi menimbulkan bahaya bagi
pengendara sehingga kendaraan yang lepas kendali dapat dikendalikan kembali dengan
selamat. Tetapi, hal ini tidak selalu dapat dipraktikkan akibat pertimbangan ekonomi,
lingkungan, atau lainnya, sehingga sebaiknya mulai dipertimbangkan untuk memasang
pagar keselamatan sisi jalan yang didefinisikan sebagai area di antara sisi luar bahu jalan
III - 12
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII
(atau kerb) hingga batas tepi ruang milik jalan (rumija). Tetapi, terdapat pula kasus, ketika
ancaman bahaya di luar rumija harus dipertimbangkan. Seringkali para perancang lebih
memikirkan geometri jalan dan perkerasannya. Mereka kurang memperhatikan peningkatan
kondisi keselamatan sepanjang rumija dari bahaya yang dapat meningkatkan risiko tabrakan
kendaraan.
Berdasarkan data dari BAPPEDA provinsi D.I. Yogyakarta, angka kecelakaan yang terjadi di
D.I. Yogyakarta dari tahun 2014 sampai dengan 2018 memiliki grafik naik turun, yakni pada
tahun 2014 angka kecelakaan sebesar 3.472 kejadian dan pada tahun 2015 naik menjadi
4.313 kejadian, pada tahun 2016 angka kecelakaan sebesar 3.777 kejadian turun dari tahun
sebelumnya dan pada tahun 2017 naik kembali menjadi 4.011 kejadian, dan pada tahun
2018 angka kecelakaan sementara 3.845 kejadian turun sekitar 4% dari tahun sebelumnya.
Meskipun mengalami penurunan di tahun 2018, pada ruas-ruas lainnya di Wilayah Kerja
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII masih terdapat kecelakaan dengan fatalitas
yang cukup tinggi. Dalam menghadapi permasalahan dan tuntutan secara teknis untuk
menemukan solusi agar terwujurnya infrastruktur jalan yang berkeselamatan maka, Balai
Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII melakukan audit keselamatan jalan.
III - 13
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII
memiliki sertifikat laik fungsi, ruas jalan yang terdapat lokasi rawan kecelakaan/blackspot.
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada ruas jalan nasional di sebagian wilayah di
Provinsi Jawa Tengah yaitu pada Ruas Palur – Sragen, Sruwen – Terminal Boyolali,
Kartasuro – Bts. Kota Klaten, Bts. Kota Boyolali – Kartasuro, SP3. Lingkar Pati Timur – Bts.
Kota Rembang, Bts. Kota Tegal – Bts. Kota Pemalang, serta di sebagian wilayah di provinsi
D.I. Yogyakarta yaitu pada Ruas Bakulan – Kretek, Milir – Sentolo, Janti – Prambanan.
Kajian tidak terbatas pada ruas yang tersebut, sehingga dapat dilakukan penggantian atau
penembahan jika hasil identifikasi ruas-ruas tersebut tidak memenuhi salahsatu dari 3 (tiga)
kriteria diatas dan/atau terdapat ruas lain yang lebih potensial. Kajian meliputi (1) Penyiapan
data dan Informasi, berkaitan dengan pekerjaan jalan yang akan dievaluasi termasuk peta
lokasi dan gambar desain; (2) Diskusi formulasi dan penajaman masalah; (3) Telaah isu
keselamatan jalan pada tahap operasional; (4) Pelaksanaan survey lapangan dan
penyusunan laporan Evaluasi Keselamatan Jalan; (5) Pembahasan Hasil Survey meliputi
Analisis dan Evaluasi. Berbagai komponen yang melingkupi kegiatan tersebut dilaksanakan
oleh berbagai personil pelaksana kegiatan yang memiliki kualifikasi dan pengalaman yang
mumpuni dibidangnya masing-masing. Penggunaan personil pelaksana kegiatan tersebut
melingkupi beberapa tenaga ahli, seperti: (1) Ketua Tim yang merupakan Ahli Teknik Jalan;
(2) Ahli Teknik Jalan; (3) Ahli Teknik Keselamatan Jalan. Setiap hasil keluaran pekerjaan
tersebut akan tersusun dalam sistematika pelaporan kegiatan yang dilaksanakan dan
dikumpulkan sesuai dengan instruksi Pemberi Tugas dalam KAK kegiatan. Selain itu, hasil
kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi media untuk mewujudkan infrastruktur jalan yang
berkeselamatan di Wilayah Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII.
III - 14
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII
Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan; (7) Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; (8) Peraturan Pemerintah
Nomor 37 Tahun 2017 tentang Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; (9) Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; (10) Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 11/PRT/M/2010 tentang tata cara dan persyaratan laik fungsi jalan; (11)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2010 tentang Pedoman
Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-bagian jalan; (12) Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 13/PRT/M/2011 tentang tata acara pemeliharaan dan Penilikan Jalan; (13)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tentang persyaratan teknis jalan
dan Kriteria Perencanaan Jalan. Berdasarkan beberapa peraturan dan regulasi yang
ditelaah, selanjutnya dapat dijadikan acuan dalam menentukan rencana kegiatan dan
menyusun jadwal kegiatan yang menjadi dasar pelaksanaan setiap komponen kegiatan.
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam sub-bab sebelumnya, pelaksanaan kegiatan ini
memerlukan sistematika perencanaan kegiatan yang mengacu kepada instruksi Pemberi
Tugas dalam KAK kegiatan. Dalam pelaksanaan setiap komponen kegiatan akan
dilaksanakan oleh para tenaga ahli. Nantinya para personil tersebut akan melakukan
pengumpulan data dan informasi yang untuk mendapatkan beberapa kebutuhan data
primer dan data sekunder. Kedua macam data tersebut diperoleh berdasarkan
pengumpulan secara primer (survei lapangan) dan pengumpulan secara sekunder (survei
instansional). Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan adanya data dan informasi berupa
ketersediaan gambar detail teknis, foto dan video situasi jalan nasional di Provinsi Jawa
Tengah dan Provinsi D.I. Yogyakarta. Sehingga nantinya dapat menghasilkan
teridenfikasinya permasalahan terkait dengan keselamatan jalan dan dapat dilakuan
pengambilan keputusan secara tepat. Bedasarakn hal tersebut perlu adanya tindakan
sistematis dalam upaya mendapatkan setiap aspek tinjauan data dan informasi agar dapat
dengan mudah dilakuakan kegiatan selanjutnya berupa analisis terhadap kompilasi data.
Beberapa tindakan yang perlu dilaksanakan untuk memenuhi beberapa kebutuhan data
tersebut seperti: (1) Penyiapan data dan Informasi, berkaitan dengan pekerjaan jalan yang
akan dievaluasi termasuk peta lokasi dan gambar desain; (2) Pembahasan Awal berupa
diskusi formulasi dan penajaman masalah merupakan penajaman dari Isu Keselamatan
Jalan pada tahap operasional serta pembahasan mengenai rincian kegiatan, waktu dan
lokasi pelaksanaan kegiatan evaluasi keselamatan jalan berbasis audit keselamatan jalan
III - 15
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII
dan berbasis uji laik fungsi jalan; (3) Telaah isu keselamatan jalan pada tahap
operasional; (4) Pelaksanaan survey lapangan dan penyusunan laporan Evaluasi
Keselamatan Jalan; (5) Pembahasan Hasil Survey meliputi Analisis dan Evaluasi.
III - 16
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII
Pada KAK dijelaskan bahwa terdapat 4 (empat) orang personil yang terdiri dari 1 (satu)
orang tim leader dengan kualifikasi Ahli Teknik Jalan, dan 3 (tiga) orang tenaga ahli
dengan kualifikasi 1 (satu) orang Ahli Teknik Jalan, dan 2 (dua) orang Ahli Keselamatan
Jalan. Konsultan sangat sependapat dengan personil yang terdapat dalam KAK baik
kualifikasi personil yang ditetapkan maupun jumlah personil tenaga ahli. Namun demikian,
belum terdapat jumlah asisten tenaga ahli dan tenaga pendukung, sehingga perlu
diperjelas asisten apa saja yang dilibatkan dan jumlah orang bulan untuk asisten dan
tenaga pendukung.
Pada KAK tidak terdapat fasilitas pendukung dari PPK, dan Konsultan akan mengusulkan
beberapa fasilitas yang diperlukan dari PPK terutama terkait dengan penyediaan data-data
sekunder dan informasi ruas jalan yang akan di evaluasi.
III - 17