Anda di halaman 1dari 17

Usulan Teknis

Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII

PEMAHAMAN TERHADAP KAK &


PERSONEL/FASILITAS PENDUKUNG
DARI PPK

3.1. TAMPILAN KERANGKA ACUAN KERJA UNTUK DIPAHAMI

Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan Evaluasi Penyelenggaraan Jalan Daerah Bidang
Pelaksanaan I adalah sebagai berikut :

BAB V
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Uraian Pendahuluan1

1. Latar Belakang Keselamatan Jalan merupakan isu yang cenderung mengemuka dari
tahun ke tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global dan
bukan semata-mata masalah transportasi saja tetapi sudah menjadi
permasalahan sosial kemasyarakatan. Berdasarkan laporan WHO
(2013), diketahui bahwa total jumlah kendaraan yang ada di negara
berpenghasilan menengah (dimana Indonesia masuk dalam kategori
ini) adalah sebesar 52% dari total jumlah kendaraan di seluruh
dunia. Dengan jumlah kendaraan sedemikian, tingkat kematian
akibat kecelakaan di negara-negara tersebut mencapai 80% tingkat
kematian akibat kecelakaan di seluruh dunia. Laporan tersebut
memperlihatkan bahwa laju tingkat kecelakaan dengan akibat
kematian di negara berpenghasilan menengah adalah sebesar 20%.
Dalam uraian tersebut mengidentifikasikan bahwa dari total kejadian
kecelakaan lalu lintas dengan kematian di dunia. Dalam tersebut
mengidentifikasikan bahwa dari total kejadian kecelakaan lalu lintas
dengan kematian di dunia, 50% melibatkan pengguna lalu lintas
yang rentan yaitu pejalan kaki, pesepeda da pesepeda motor. Adapun
besarannya adalah pejalan kaki 20%, pesepeda 5% dan pesepeda
motor 23%.

Idealnya, sisi jalan harus bebas dari objek yang berpotensi


1
Uraian Pendahuluan memuat gambaran secara garis besar mengenai pekerjaan yang
akan dilaksanakan.

III - 1
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII

menimbulkan bahaya bagi pengendara sehingga kendaraan yang


lepas kendali dapat dikendalikan kembali dengan selamat. Tetapi,
hal ini tidak selalu dapat dipraktikkan akibat pertimbangan ekonomi,
lingkungan, atau lainnya, sehingga sebaiknya mulai
dipertimbangkan untuk memasang pagar keselamatan sisi jalan yang
didefinisikan sebagai area di antara sisi luar bahu jalan (atau kerb)
hingga batas tepi ruang milik jalan (rumija). Tetapi, terdapat pula
kasus, ketika ancaman bahaya di luar rumija harus dipertimbangkan.
Seringkali para perancang lebih memikirkan geometri jalan dan
perkerasannya. Mereka kurang memperhatikan peningkatan kondisi
keselamatan sepanjang rumija dari bahaya yang dapat meningkatkan
risiko tabrakan kendaraan.
Berdasarkan data dari BAPPEDA provinsi D.I. Yogyakarta, angka
kecelakaan yang terjadi di D.I. Yogyakarta dari tahun 2014 sampai
dengan 2018 memiliki grafik naik turun, yakni pada tahun 2014
angka kecelakaan sebesar 3.472 kejadian dan pada tahun 2015 naik
menjadi 4.313 kejadian, pada tahun 2016 angka kecelakaan sebesar
3.777 kejadian turun dari tahun sebelumnya dan pada tahun 2017
naik kembali menjadi 4.011 kejadian, dan pada tahun 2018 angka
kecelakaan sementara 3.845 kejadian turun sekitar 4% dari tahun
sebelumnya. Meskipun mengalami penurunan di tahun 2018, pada
ruas-ruas lainnya di Wilayah Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional VII masih terdapat kecelakaan dengan fatalitas yang cukup
tinggi.

Di Indonesia, keselamatan jalan telah diatur dalam Peraturan


Perundang- undangan seperti Undang-Undang No. 38 Tahun 2004
tentang Jalan, Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang
Jalan, Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan, Serta RUNK (Rencana Umum Nasional
Keselamatan) jalan yang baru-baru ini diluncurkan. Direktorat
Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, sebagai instansi yang memiliki tugas dalam mengelola jalan
nasional di Indonesia telah melaksanakan berbagai upaya dalam
peningkatan keselamatan jalan. Sejalan dengan Renstra Bina Marga
2010-2014 dalam mengakomodir program peningkatan keselamatan
jalan.
Menurut Buku Pedoman Audit Keselamatan Jalan, Audit
keselamatan jalan merupakan bagian dari strategi pencegahan
kecelakaan lalu lintas dengan suatu pendekatan perbaikan terhadap
kondisi desain geometri, bangunan pelengkap jalan, fasilitas
pendukung jalan yang berpotensi mengakibatkan konflik lalu lintas
dan kecelakaan lalu lintas melalui suatu konsep pemeriksaan jalan
yang komprehensif, sistematis dan independen.

Pemerintah mengatur terkait Audit Keselamatan Jalan dalam


Peraturan Pemerintah No.37 Tahun 2017. Menurut Peraturan
Pemerintah No 37 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan, bahwa Audit Keselamatan Jalan di bidang jalan
dapat dilakukan pada:

III - 2
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII

1. Jalan Baru dan/atau jalan yang ditingkatkan dan


2. Jalan yang sudah beroperasi.

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII (BBPJN VII)


merupakan Unit Pelaksana Teknis di Direktorat Jenderal Bina Marga
yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 20/PRT/M/2016 tentang pedoman organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat tanggal 1 Juni 2016. Dalam organisasi BBPJN-
VII, Bidang Pembangunan dan Pengujian mempunyai tugas dan
fungsi dimana salah satunya adalah melakukan audit keselamatan
jalan.

2. Maksud dan Tujuan Maksud dari Kegiatan ini adalah membantu Balai Besar Pelaksanaan
Jalan Nasional VII melaksanakan Evaluasi Keselamatan Jalan
berbasis Audit Keselamatan Jalan dan evaluasi kelaikan fungsi jalan
guna mewujudkan infrastruktur jalan yang berkeselamatan di wilayah
kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII.

Kegiatan ini bertujuan untuk :


a. Melakukan evaluasi keselamatan jalan beroperasi yang meliputi
evaluasi terhadap komponen geometrik, perkerasan, ruang bagian
jalan, bangunan pelengkap, perlengkapan jalan, dan manajemen
rekayasa lalu lintas;
b. Mengidentifikasi potensi permasalahan keselamatan jalan yang
tidak memenuhi kriteria forgiving road, self explaining road, dan
self regulating road bagi pengguna jalan.

3. Sasaran Sasaran kegiatan ini adalah: Terlaksananya penyelenggaraan jalan


yang berkeselamatan dengan:
a) Tersusunnya Laporan Evaluasi Keselamatan Jalan di
Lingkungan BBPJN VII yang meliputi evaluasi terhadap
komponen geometrik, perkerasan, ruang bagian jalan,
bangunan pelengkap, perlengkapan jalan, dan manajemen
rekayasa lalu lintas ;
b) Tersusunnya Hasil Rekomendasi Evaluasi Keselamatan Jalan
berbasis Audit Keselamatan Jalan dan Evaluasi Fungsi Jalan;
c) Updating Berita Acara Hasil Laik Fungsi Jalan Nasional yang
beroperasi berdasarkan hasil evaluasi keselamatan jalan
Nasional di wilayah kerja BBPJN VII.

III - 3
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII

4. Lokasi Kegiatan Kegiatan Evaluasi Keselamatan Jalan ini dilakukan pada jalan Nasional
yang telah beroperasi di Wilayah Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional VII yang dengan memenuhi salahsatu dari beberapa kriteria
sebagai berikut:
a) Ruas jalan belum berstatus “laik fungsi” tetapi berpotensi untuk
diusulkan mendapat sertifikat laik fungsi.
b) Ruas jalan beroperasi yang belum pernah diuji laik fungsi atau
pernah diuji laik fungsi tetapi belum memiliki sertifikat laik fungsi
c) Ruas jalan yang terdapat lokasi rawan kecelakaan blackspot.
Adapun lokasi ruas yang diusulkan dalam kajian ini sebagaimana pada
Tabel 1, tetapi tidak terbatas hanya pada ruas tersebut, artinya dapat
dilakukan penggantian atau penambahan jika hasil identifikasi ruas-ruas
tersebut tidak memenuhi salahsatu dari 3 (tiga) kriteria diatas dan/atau
terdapat ruas lain yang lebih potensial. Ruas-ruas yang diusulkan menjadi
fokus kajian yaitu sebagai berikut:

Tabel 1. lokasi ruas yang diusulkan dalam kegiatan evaluasi keselamatan


jalan

No Nama Ruas Jalan Nasional Panjang


Ruas
A. Provinsi Jawa Tengah

1. Palur – Sragen 20.01

2. Sruwen – Terminal Boyolali 12.40

3. Kartasuro – Bts. Kota Klaten 19.70

4. Bts. Kota Boyolali – Kartasuro 14.01

SP3. Lingkar Pati Timur – Bts. Kota


5. 25.68
Rembang

6. Bts. Kota Tegal – Bts. Kota Pemalang 23.03

B. Provinsi D.I.Yogyakarta

III - 4
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII

1. Bakulan – Kretek 9.09

2. Milir – Sentolo 7.90

3. Janti – Prambanan 10.10

5. Sumber Pendanaan Kegiatan ini dibiayai dari dana Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional (BBPJN) VII Tahun Anggaran 2019.
6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen: Agung Sutarjo, ST
Organisasi Pejabat Satuan Kerja : Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VII
Pembuat
Komitmen

Data Penunjang2

7. Data Dasar Jaringan Jalan Nasional di Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi D.I.
Yogyakarta.

8. Standar Teknis Standar teknis terkait monitoring dan evaluasi penyelenggaraan jalan
daerah

9. Studi – Studi -
Terdahulu

10. Referensi Hukum (1) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
(2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan jalan;
(3) Undang-Undang Nomor 26 tentang Penataan Ruang;
(4) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen
Kebutuhan Lalu Lintas;
(5) Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2013 Tentang
Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan;
(6) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
(7) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

2
Data penunjang terdiri dari data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.

III - 5
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,


Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota;
(8) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
(9) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
(10) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2010
tentang tata cara dan persyaratan laik fungsi jalan;
(11) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2010
tentang Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-bagian
jalan;
(12) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011
tentang tata acara pemeliharaan dan Penilikan Jalan;
(13) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011
tentang persyaratan teknis jalan dan Kriteria Perencanaan Jalan.
11. Lingkup Kegiatan Kegiatan dilaksanakan pada ruas jalan nasional di Provinsi Jawa
Tengah dan Provinsi D.I Yogyakarta, dengan lingkup studi sebagai
berikut ;
a. Penyiapan data dan Informasi
Penyiapan data dan Informasi, berkaitan dengan pekerjaan jalan
yang akan dievaluasi termasuk peta lokasi dan gambar desain;
b. Diskusi formulasi dan penajaman masalah
Pembahasan Awal berupa diskusi formulasi dan penajaman
masalah merupakan penajaman dari Isu Keselamatan Jalan pada
tahap operasional serta pembahasan mengenai rincian kegiatan,
waktu dan lokasi pelaksanaan kegiatan evaluasi keselamatan
jalan berbasis audit keselamatan jalan dan berbasis uji laik fungsi
jalan;
c. Pelaksanaan kegiatan :
1) Telaah isu keselamatan jalan pada tahap operasional ;
2) Pelaksanaan survey lapangan dan penyusunan laporan
Evaluasi Keselamatan Jalan;
3) Pembahasan Hasil Survey meliputi Analisis dan Evaluasi.
Evaluasi ini mencakup analisis hasil temuan terhadap
permasalahan keselamatan jalan yang beroperasi, dan hasil
penyusunan kesimpulan dan saran.

III - 6
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII

12. Keluaran3 Hasil Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan Balai Besar


Pelaksanaan Jalan Nasional VII yang dilaksanakan oleh Konsultan
Evaluasi Keselamatan Jalan di lingkungan Balai Besar Pelaksanaan
Jalan Nasional VII TA. 2019 sebagai berikut:
a) Laporan Kegiatan
1) Rencana Mutu Kontrak (RMK);
2) Laporan Pendahuluan;
3) Laporan Bulanan;
4) Laporan Antara;
5) Laporan Draft Akhir;
6) Laporan Akhir;
7) Executive Summary.
b) Laporan Teknis
1) Laporan Teknis Evaluasi Keselamatan Jalan beroperasi yang
berbasis Audit Keselamatan Jalan, yaitu laporan teknis yang
menguraikan hasil evaluasi terhadap komponen jalan yang
tidak berkeselamatan dan tingkat resiko serta potensi fatalitas
kecelakaan;
2) Laporan teknis evaluasi keselamatan jalan beroperasi yang
berbasis uji laik fungsi jalan, yaitu laporan teknis yang
menguraikan hasil evaluasi terhadap komponen-komponen
yang belum memenuhi standard laik fungsi jalan.
c) Updating Berita Acara Hasil Laik Fungsi Jalan Nasional
beroperasi berdasarkan hasil evaluasi keselamatan jalan Nasional
di wilayah kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional BBPJN
VII.
13. Peralatan Material, Bantuan asistensi oleh Pelaksana Kegiatan dari Pejabat Pembuat
Personil dan Komitmen
Fasilitas dari
Pejabat Pembuat
Komitmen

3
Dijelaskan pula keterkaitan antara suatu keluaran dengan keluaran lain.

III - 7
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII

14. Peralatan dan Seluruh peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan
Material dari disediakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi sesuai dengan dokumen
Penyedia Jasa penawaran.
Konsultansi
15. Lingkup Berwenang melakukan kegiatan sesuai kewenangan yang diberikan
Kewenangan Pejabat Pembuat Komitmen
penyedia Jasa

16. Jangka Waktu 7 (tujuh) bulan


penyelesaian
Kegiatan
17. Personil Posisi Kualifikasi Jumlah
Orang
Pendidikan Keahlian4 Pengalaman Bulan
Tenaga Ahli:
Ketua Tim / Ahli
S2 T. Sipil Ahli Teknik Jalan Madya 3 th 7 OB
Teknik Jalan
Ahli Teknik Jalan S1 T. Sipil Ahli Teknik Jalan Madya 2 th 7 OB
Ahli Teknik
Keselamatan S1 T. Sipil Ahli Teknik Keselamatan Jalan 2 th 7 OB
Jalan
Tenaga Ahli:
1) Satu orang ketua tim/ Ahli Teknik Jalan, dengan pendidikan minimal
seorang Pascasarjana Teknik Strata Dua (S2) Jurusan Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi, memiliki SKA Ahli Teknik
Jalan Madya dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun sebagai Ahli
Teknik Jalan. Ketua Tim diutamakan yang memiliki Sertifikat Keahlian
Keselamatan Jalan dan pernah mengikuti pelaksanaan Audit
Keselamatan Jalan.

2) Satu orang Ahli Teknik Jalan berpendidikan minimal seorang Sarjana


Teknik Strata satu (S1) Jurusan Sipil lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau
yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi, mempunyai sertifikat keahlian (SKA) Ahli Muda
Teknik Jalan dan memiliki pengalaman kerja yang sesuai minimal
selama 2 tahun.

3) Dua orang Ahli Teknik Keselamatan Jalan berpendidikan minimal


Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi, memiliki SKA Ahli Teknik
Keselamatan Jalan tingkat Muda dengan pengalaman kerja minimal 2
tahun sebagai Ahli Keselamatan Jalan.
Asisten Tenaga Ahli :
1) Satu orang asisten ahli Transportasi berpendidikan minimal S1 Teknik
Sipil, berpengalaman minimal 2 tahun dibidang jalan/jembatan.

4
sebutkan sertifikat keahlian (bila diperlukan, untuk tenaga ahli teknik)

III - 8
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII

Bertugas membantu Ahli Manajemen Kosntruksi. Waktu penugasan


selama 7 bulan.
2) Satu orang asisten ahli Jalan berpendidikan minimal S1 Teknik Sipil,
berpengalaman minimal 2 tahun dibidang jalan/jembatan. Bertugas
membantu Ahli Jalan Raya. Waktu penugasan selama 7 bulan.
3) Satu orang asisten ahli Jembatan berpendidikan minimal S1 Teknik
Sipil, berpengalaman minimal 2 tahun dibidang jalan/jembatan.
Bertugas membantu Ahli Jembatan. Waktu penugasan selama 7 bulan.

18. Jadwal Tahapan


pelaksanaan
Kegiatan
BulanKe-
No Tahapan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7

1 Pendahuluan X X

2 Penajaman Permasalahan X X

3 Pelaksanaan Kegiatan Telaah, X X X X X X X X X X X


Survey dan pembahasan

- Telaah Isu Keselamatan X X

- Survey X X X X X X X X X

- Pembahasan Hasil Survey meliputi X X X X X X X


Analisis dan Evaluasi

4 Pembuatan Laporan X X X X X X X X X X X X X X

Laporan Kegiatan

- Rencana Mutu Kontrak X

- Laporan Pendahuluan & Presentasi X

- Laporan Bulanan X X X X X X X

- Laporan Antara dan Presentasi X

III - 9
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII

BulanKe-
No Tahapan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7

Laporan Draft Akhir dan Presentasi X


-

Laporan Akhir dan Presentasi X


-

Executive Summary X
-
Laporan Teknis
Laporan teknis evaluasi keselamatan jalan
- beroperasi yang berbasis audit keselamatan
jalan
Laporan teknis evaluasi keselamatan jalan
- beroperasi yang berbasis uji laik fungsi jalan

5 Pemaparan Hasil Evaluasi Keseluruhan X

6 Tindak Lanjut X

19. Rencana Mutu Rencana Mutu Kontrak adalah dokumen yang dibuat oleh
Kontrak (RMK) Konsultan yang memerincikan proses untuk menunjukkan
kemampuan organisasi dalam mengerahkan sumber dayanya guna
mencapai tujuan pada suatu proyek, proses atau produk dengan
menggunakan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 4 Tahun
2009, tentang Sistem Manajemen Mutu. Rencana Mutu Kontrak
diserahkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak Surat
Perintah Mulai Kerja diterbitkan.

20. Laporan Laporan Pendahuluan memuat rencana kerja kegiatan Evaluasi


Keselamatan Jalan, Jadwal kegiatan, Telaah isu keselamatan jalan
Pendahuluan
pada tahap jalan yang sudah beroperasi.dan Rencana Kerja
selanjutnya.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 1 (satu) bulan sejak
SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

21. Laporan bulanan Laporan bulanan memuat hasil dan progress pekerjaan yang telah
dilaksanakan pada bulan tersebut, rencana kerja pada bulan
selanjutnya, lampiran berupa Laporan kegiatan atau laporan
perjalanan dinas yang dilaksanakan pada bulan tersebut.
Laporan disusun setiap bulan, dimulai dari bulan pertama
pekerjaan dimulai hingga bulan terakhir pelaksanaan pekerjaan, dan

III - 10
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII

digandakan sebanyak 5 (lima) buku.

22. Laporan Antara Laporan Antara memuat hasil survey dan rencana analisis pada tahap
jalan yang sudah beroperasi.
Laporan Antara disusun pada akhir bulan ke-empat
pekerjaan, dan digandakan sebanyak 5 (lima) buku.

23. Laporan Draft Laporan Draft Akhir memuat draft hasil evaluasi keselamatan pada
Akhir tahap jalan yang sudah beroperasi. Laporan Draft Akhir disusun pada
akhir bulan ke-enam dan digandakan sebanyak 5 (lima) buku.

24. Laporan Akhir Laporan akhir memuat hasil kegiatan Evaluasi Keselamatan Jalan
serta kesimpulan dan saran untuk tahun selanjutnya dan laporan
akhir disusun pada akhir bulan ke- Tujuh dan digandakan sebanyak 5
(lima) buku.

25. Executive Executive Summary memuat ringkasan dari keseluruhan pekerjaan


Summary Konsultansi Evaluasi Keselamatan Jalan TA.2019, sebanyak 5 (lima)
buku dan Flash Disk 16 G sebanyak 5 buah.

26. Laporan Teknis Laporan Teknis memuat hasil evaluasi keselamatan jalan beroperasi
yang berbasis audit keselamatan jalan dan laik fungsi jalan, yaitu
laporan teknis yang menguraikan hasil evaluasi terhadap komponen
jalan yang tidak memenuhi standard laik fungsi jalan dan komonen
jalan yang terdapat tingkat resiko serta potensi fatalitas kecelakaan;

27. Updating Berita Updating Berita Acara Hasil Laik Fungsi Jalan Nasional beroperasi
Acara ULFJ berdasarkan hasil evaluasi keselamatan jalan Nasional di wilayah
kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional BBPJN VII

28. Produksi dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
Negeri dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali
ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan
keterbatasan kompetensi dalam negeri.

29. Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan
Kerjasama untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan
berikut harus dipatuhi:
Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010 juncto Peraturan Presiden No.
70 tahun 2012 dan Peraturan Presiden No. 4 tahun 2015.

30. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan yang


Pengumpulan data disyaratkan oleh pengguna jasa (Pejabat Pembuat Komitmen).
lapangan

31. Alih Pengetahuan Jika diperlukan, Penyedia jasa Konsultansi berkewajiban untuk
menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih

III - 11
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII

pengetahuan kepada personil proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat


Komitmen sesuai dengan permintaan pengguna jasa (Pejabat
Pembuat Komitmen).

32. Fasilitas lainnya Belum ditetapkan.

3.2. PEMAHAMAN KONSULTAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) kegiatan Evaluasi Keselamatan jalan di


Lingkungan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII (BBPJN VII) memiliki alasan kuat
dalam menyelenggarakan kegiatan ini. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2016 tentang pedoman organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tanggal 1 Juni
2016. Dalam organisasi BBPJN-VII, Bidang Pembangunan dan Pengujian mempunyai
tugas dan fungsi dimana salah satunya adalah melakukan audit keselamatan jalan. Hal
tersebut dilakukan untuk mewujudkan infrastruktur jalan yang berkeselamatan di wilayah
kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII.

Keselamatan Jalan merupakan isu yang cenderung mengemuka dari tahun ke tahun dan
saat ini sudah menjadi permasalahan global dan bukan semata-mata masalah transportasi
saja tetapi sudah menjadi permasalahan sosial kemasyarakatan. Berdasarkan laporan WHO
(2013), diketahui bahwa total jumlah kendaraan yang ada di negara berpenghasilan
menengah (dimana Indonesia masuk dalam kategori ini) adalah sebesar 52% dari total
jumlah kendaraan di seluruh dunia. Dengan jumlah kendaraan sedemikian, tingkat kematian
akibat kecelakaan di negara-negara tersebut mencapai 80% tingkat kematian akibat
kecelakaan di seluruh dunia. Laporan tersebut memperlihatkan bahwa laju tingkat
kecelakaan dengan akibat kematian di negara berpenghasilan menengah adalah sebesar
20%. Dalam uraian tersebut mengidentifikasikan bahwa dari total kejadian kecelakaan lalu
lintas dengan kematian di dunia. Dalam tersebut mengidentifikasikan bahwa dari total
kejadian kecelakaan lalu lintas dengan kematian di dunia, 50% melibatkan pengguna lalu
lintas yang rentan yaitu pejalan kaki, pesepeda da pesepeda motor. Adapun besarannya
adalah pejalan kaki 20%, pesepeda 5% dan pesepeda motor 23%.

Idealnya, sisi jalan harus bebas dari objek yang berpotensi menimbulkan bahaya bagi
pengendara sehingga kendaraan yang lepas kendali dapat dikendalikan kembali dengan
selamat. Tetapi, hal ini tidak selalu dapat dipraktikkan akibat pertimbangan ekonomi,
lingkungan, atau lainnya, sehingga sebaiknya mulai dipertimbangkan untuk memasang
pagar keselamatan sisi jalan yang didefinisikan sebagai area di antara sisi luar bahu jalan

III - 12
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII

(atau kerb) hingga batas tepi ruang milik jalan (rumija). Tetapi, terdapat pula kasus, ketika
ancaman bahaya di luar rumija harus dipertimbangkan. Seringkali para perancang lebih
memikirkan geometri jalan dan perkerasannya. Mereka kurang memperhatikan peningkatan
kondisi keselamatan sepanjang rumija dari bahaya yang dapat meningkatkan risiko tabrakan
kendaraan.

Berdasarkan data dari BAPPEDA provinsi D.I. Yogyakarta, angka kecelakaan yang terjadi di
D.I. Yogyakarta dari tahun 2014 sampai dengan 2018 memiliki grafik naik turun, yakni pada
tahun 2014 angka kecelakaan sebesar 3.472 kejadian dan pada tahun 2015 naik menjadi
4.313 kejadian, pada tahun 2016 angka kecelakaan sebesar 3.777 kejadian turun dari tahun
sebelumnya dan pada tahun 2017 naik kembali menjadi 4.011 kejadian, dan pada tahun
2018 angka kecelakaan sementara 3.845 kejadian turun sekitar 4% dari tahun sebelumnya.
Meskipun mengalami penurunan di tahun 2018, pada ruas-ruas lainnya di Wilayah Kerja
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII masih terdapat kecelakaan dengan fatalitas
yang cukup tinggi. Dalam menghadapi permasalahan dan tuntutan secara teknis untuk
menemukan solusi agar terwujurnya infrastruktur jalan yang berkeselamatan maka, Balai
Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII melakukan audit keselamatan jalan.

Sebagaimana disebutkan dalam KAK kegiatan, terselenggaranya kegiatan ini dimaksudkan


guna mewujudkan infrastruktur jalan yang berkeselamatan di wilayah kerja Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional VII. Hal tersebut sejalan dengan tujuan kegiatan untuk
memberikan informasi hasil evaluasi kepada Intansi terkait keselamatan jalan beroperasi
yang meliputi evaluasi terhadap komponen geometrik, perkerasan, bangunan pelengkap,
ruang bagian jalan, manajemen rekayasa lalu lintas dan perlengkapan jalan. Selain itu juga
memiliki tujuan untuk memberikan informasi terkait potensi permasalahan keselamatan jalan
yang tidak memenuhi kriteria forgiving road, self explaining road, dan self regulating road
bagi pengguna jalan. Sehingga dapat diperoleh sasaran kegiatan berupa Laporan Evaluasi
Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII yang meliputi evaluasi terhadap komponen
geometrik, perkerasan, ruang bagian jalan, bangunan pelengkap, perlengkapan jalan, dan
manajemen rekayasa lalu lintas; Rekomendasi Evaluasi Keselamatan Jalan berbasis Audit
Keselamatan Jalan dan Evaluasi Fungsi Jalan; dan Updating Berita Acara Hasil Laik Fungsi
Jalan Nasional yang beroperasi berdasarkan hasil evaluasi keselamatan jalan Nasional di
wilayah kerja BBPJN VII. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada ruas jalan nasional
yang telah beroperasi di Wilayah Kerja Balai Besar Pelaksanaan jalan Nasional VII yang
memenuhi salahsatu kriteria dari beberapa kriteria. Kriteria tersebut yakni ruas jalan belum
berstatus “laik fungsi” tetapi berpotensi untuk diusulkan mendapat sertifikat laik fungsi, ruas
jalan beroperasi yang belum pernah diuji laik fungsi atau pernah diuji laik fungsi tetapi belum

III - 13
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII

memiliki sertifikat laik fungsi, ruas jalan yang terdapat lokasi rawan kecelakaan/blackspot.
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada ruas jalan nasional di sebagian wilayah di
Provinsi Jawa Tengah yaitu pada Ruas Palur – Sragen, Sruwen – Terminal Boyolali,
Kartasuro – Bts. Kota Klaten, Bts. Kota Boyolali – Kartasuro, SP3. Lingkar Pati Timur – Bts.
Kota Rembang, Bts. Kota Tegal – Bts. Kota Pemalang, serta di sebagian wilayah di provinsi
D.I. Yogyakarta yaitu pada Ruas Bakulan – Kretek, Milir – Sentolo, Janti – Prambanan.
Kajian tidak terbatas pada ruas yang tersebut, sehingga dapat dilakukan penggantian atau
penembahan jika hasil identifikasi ruas-ruas tersebut tidak memenuhi salahsatu dari 3 (tiga)
kriteria diatas dan/atau terdapat ruas lain yang lebih potensial. Kajian meliputi (1) Penyiapan
data dan Informasi, berkaitan dengan pekerjaan jalan yang akan dievaluasi termasuk peta
lokasi dan gambar desain; (2) Diskusi formulasi dan penajaman masalah; (3) Telaah isu
keselamatan jalan pada tahap operasional; (4) Pelaksanaan survey lapangan dan
penyusunan laporan Evaluasi Keselamatan Jalan; (5) Pembahasan Hasil Survey meliputi
Analisis dan Evaluasi. Berbagai komponen yang melingkupi kegiatan tersebut dilaksanakan
oleh berbagai personil pelaksana kegiatan yang memiliki kualifikasi dan pengalaman yang
mumpuni dibidangnya masing-masing. Penggunaan personil pelaksana kegiatan tersebut
melingkupi beberapa tenaga ahli, seperti: (1) Ketua Tim yang merupakan Ahli Teknik Jalan;
(2) Ahli Teknik Jalan; (3) Ahli Teknik Keselamatan Jalan. Setiap hasil keluaran pekerjaan
tersebut akan tersusun dalam sistematika pelaporan kegiatan yang dilaksanakan dan
dikumpulkan sesuai dengan instruksi Pemberi Tugas dalam KAK kegiatan. Selain itu, hasil
kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi media untuk mewujudkan infrastruktur jalan yang
berkeselamatan di Wilayah Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII.

3.3. PEMAHAMAN TERKAIT ASPEK LEGAL

Pelaksanaan kegiatan Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII, harus


dilaksanakan sistematis untuk menghasilkan yang diharapkan untuk mewujudkan
infrastruktur jalan yang berkeselamatan. Berdasarkan hal tersebut, kegiatan ini harus
mengacu kepada peraturan dan regulasi terkait evaluasi keselamatan jalan agar memiliki
kerangka hukum yang kuat dalam pelaksanaannya. Adapun peraturan dan regulasi yang
menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu (1) Undang-Undang Nomor 38 Tahun
2004 tentang Jalan; (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan jalan; (3) Undang-Undang Nomor 26 tentang Penataan Ruang; (4)
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis
Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas; (5) Instruksi Presiden Nomor 4
Tahun 2013 Tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan; (6) Peraturan

III - 14
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII

Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan; (7) Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; (8) Peraturan Pemerintah
Nomor 37 Tahun 2017 tentang Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; (9) Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; (10) Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 11/PRT/M/2010 tentang tata cara dan persyaratan laik fungsi jalan; (11)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2010 tentang Pedoman
Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-bagian jalan; (12) Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 13/PRT/M/2011 tentang tata acara pemeliharaan dan Penilikan Jalan; (13)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tentang persyaratan teknis jalan
dan Kriteria Perencanaan Jalan. Berdasarkan beberapa peraturan dan regulasi yang
ditelaah, selanjutnya dapat dijadikan acuan dalam menentukan rencana kegiatan dan
menyusun jadwal kegiatan yang menjadi dasar pelaksanaan setiap komponen kegiatan.

3.4. PEMAHAMAN TERKAIT ASPEK DATA DAN INFORMASI

Sebagaimana yang telah disebutkan dalam sub-bab sebelumnya, pelaksanaan kegiatan ini
memerlukan sistematika perencanaan kegiatan yang mengacu kepada instruksi Pemberi
Tugas dalam KAK kegiatan. Dalam pelaksanaan setiap komponen kegiatan akan
dilaksanakan oleh para tenaga ahli. Nantinya para personil tersebut akan melakukan
pengumpulan data dan informasi yang untuk mendapatkan beberapa kebutuhan data
primer dan data sekunder. Kedua macam data tersebut diperoleh berdasarkan
pengumpulan secara primer (survei lapangan) dan pengumpulan secara sekunder (survei
instansional). Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan adanya data dan informasi berupa
ketersediaan gambar detail teknis, foto dan video situasi jalan nasional di Provinsi Jawa
Tengah dan Provinsi D.I. Yogyakarta. Sehingga nantinya dapat menghasilkan
teridenfikasinya permasalahan terkait dengan keselamatan jalan dan dapat dilakuan
pengambilan keputusan secara tepat. Bedasarakn hal tersebut perlu adanya tindakan
sistematis dalam upaya mendapatkan setiap aspek tinjauan data dan informasi agar dapat
dengan mudah dilakuakan kegiatan selanjutnya berupa analisis terhadap kompilasi data.
Beberapa tindakan yang perlu dilaksanakan untuk memenuhi beberapa kebutuhan data
tersebut seperti: (1) Penyiapan data dan Informasi, berkaitan dengan pekerjaan jalan yang
akan dievaluasi termasuk peta lokasi dan gambar desain; (2) Pembahasan Awal berupa
diskusi formulasi dan penajaman masalah merupakan penajaman dari Isu Keselamatan
Jalan pada tahap operasional serta pembahasan mengenai rincian kegiatan, waktu dan
lokasi pelaksanaan kegiatan evaluasi keselamatan jalan berbasis audit keselamatan jalan

III - 15
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII

dan berbasis uji laik fungsi jalan; (3) Telaah isu keselamatan jalan pada tahap
operasional; (4) Pelaksanaan survey lapangan dan penyusunan laporan Evaluasi
Keselamatan Jalan; (5) Pembahasan Hasil Survey meliputi Analisis dan Evaluasi.

3.5. PEMAHAMAN TERKAIT PELAPORAN HASIL KEGIATAN

Berbagai hasil pelaksanaan setiap komponen kegiatan yang dilaksanakan konsultan


nantinya akan tersusun secara tertulis dalam sistematika pelaporan kegiatan sebagaimana
diatur dalam KAK. Pengumpulan setiap pelaporan kegiatan nantinya akan dilakukan pada
waktu yang telah direncanakan oleh konsultan dan mengacu pada KAK kegiatan. Pelaporan
kegiatan nantinya akan berupa Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK), Laporan
Pendahuluan, Laporan Antara, laporan Draft Akhir, Laporan Akhir, Executive Summary dan
Laporan Teknis. Ketentuan terkait sistematika pelaporan kegiatan tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1) Rencana Mutu Kontrak adalah dokumen yang dibuat oleh Konsultan yang
memerincikan proses untuk menunjukkan kemampuan organisasi dalam
mengerahkan sumber dayanya guna mencapai tujuan pada suatu proyek, proses atau
produk dengan menggunakan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 4 Tahun
2009, tentang Sistem Manajemen Mutu. Rencana Mutu Kontrak diserahkan selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak Surat Perintah Mulai Kerja diterbitkan.
2) Laporan Pendahuluan
a) Rencana kerja kegiatan Evaluasi Keselamatan Jalan;
b) Jadwal kegiatan;
c) Telaah isu keselamatan jalan pada tahap jalan yang sudah beroperasi.
Laporan Pendahuluan disusun pada bulan pertama pekerjaan ini dimulai, dan
digandakan sebanyak 5 (lima) buku.
3) Laporan Bulanan
a) Hasil dan progress pekerjaan yang telah dilaksanakan pada bulan tersebut;
b) Rencana kerja pada bulan selanjutnya;
c) Lampiran berupa Laporan kegiatan atau laporan perjalanan dinas yang
dilaksanakan pada bulan tersebut.
Laporan disusun setiap bulan, dimulai dari bulan pertama pekerjaan dimulai
hingga bulan terakhir pelaksanaan pekerjaan, dan digandakan sebanyak 5 (lima)
buku.
4) Laporan Antara
Berisi Hasil Survey dan Rencana Analisis pada tahap jalan yang sudah beroperasi.

III - 16
Usulan Teknis
Evaluasi Keselamatan Jalan di Lingkungan BBPJN VII

Laporan Antara disusun pada akhir bulan ke-empat pekerjaan, dan


digandakan sebanyak 5 (lima) buku.
5) Laporan Draft Akhir.
Berisi draft hasil Evaluasi Keselamatan pada tahap jalan yang sudah beroperasi.
Laporan Draft Akhir disusun pada akhir bulan ke-enam dan digandakan sebanyak
5 (lima) buku.
6) Laporan Akhir
Berisi hasil kegiatan Evaluasi Keselamatan Jalan serta kesimpulan dan saran untuk
tahun selanjutnya dan laporan akhir disusun pada akhir bulan ke- Tujuh dan
digandakan sebanyak 5 (lima) buku.
7) Executive Summary
Berisi Ringkasan dari keseluruhan pekerjaan Konsultansi Evaluasi Keselamatan
Jalan TA.2019, sebanyak 5 (lima) buku dan Flash Disk 16 G sebanyak 5 buah.
8) Laporan Teknis evaluasi keselamatan jalan beroperasi yang berbasis audit
keselamatan jalan dan laik fungsi jalan, yaitu laporan teknis yang menguraikan hasil
evaluasi terhadap komponen jalan yang tidak memenuhi standard laik fungsi jalan
dan komonen jalan yang terdapat tingkat resiko serta potensi fatalitas kecelakaan;
9) Updating Berita Acara Hasil Laik Fungsi Jalan Nasional beroperasi berdasarkan hasil
evaluasi keselamatan jalan Nasional di wilayah kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional BBPJN VII.

3.6. PEMAHAMAN KONSULTAN TERHADAP PERSONEL DAN FASILITAS


PENDUKUNG DARI PPK

Pada KAK dijelaskan bahwa terdapat 4 (empat) orang personil yang terdiri dari 1 (satu)
orang tim leader dengan kualifikasi Ahli Teknik Jalan, dan 3 (tiga) orang tenaga ahli
dengan kualifikasi 1 (satu) orang Ahli Teknik Jalan, dan 2 (dua) orang Ahli Keselamatan
Jalan. Konsultan sangat sependapat dengan personil yang terdapat dalam KAK baik
kualifikasi personil yang ditetapkan maupun jumlah personil tenaga ahli. Namun demikian,
belum terdapat jumlah asisten tenaga ahli dan tenaga pendukung, sehingga perlu
diperjelas asisten apa saja yang dilibatkan dan jumlah orang bulan untuk asisten dan
tenaga pendukung.
Pada KAK tidak terdapat fasilitas pendukung dari PPK, dan Konsultan akan mengusulkan
beberapa fasilitas yang diperlukan dari PPK terutama terkait dengan penyediaan data-data
sekunder dan informasi ruas jalan yang akan di evaluasi.

III - 17

Anda mungkin juga menyukai