Anda di halaman 1dari 4

Kampung Edutainment Bantu Anak Indonesia untuk Sekolah Daring

Oleh: Lisa Rahayu Ningsih

Beri aku 10 pemuda, maka aku akan mengguncangkan dunia. Pernyataan dari Bapak
Proklamator RI Sekarno ini sudah tidak asing lagi ditelingga kita. Kenyataanya sejak zaman
sebelum kemerdakaan 45 pemuda telah menjadi agent of change. Peran pemuda kini
dipertanyakan, apakah bisa berkonstribusi terhadap Indonesia ditengah bencana Covid 19.
Membahas tentang pandemi pemuda perlu ditarik supaya berkonstribusi, tentu pemuda
harus melihat celah permasalahan dimasyarakat terlebih dahulu untuk membantu
memberikan solusi.

Wabah virus korona yang menjalar sampai ke Indonesia semakin hari grafiknya kian
meningkat Virus yang berasal dari provinsi Wuhan tersebut diketahui masuk ke Indonesia
sejak diberitakannya satu WNI terpapar Covid 19 pada 2 Maret 2020. Pemerintah pun sudah
menerapkan kebijakan dan pencegahan kenaikkan kasus positif Covid 19, seperti: PSBB
(Pembatasan Sosial Berskala Besar), belajar di rumah, bantuan korban covid, kartu pra-kerja,
BLT, insentif pajak, bantuan modal pada sektor keuangan, bantuan modal UMKM.

Sebagai anak muda tentunya peka dengan dampak dari kebijakan pemerintah
terhadap masyarakat, salah satunya untuk sektor pendidikan. Banyak masyarakat yang
mengeluhkan proses pembelajaran yang dilakukan secara daring. Hal yang dijadikan
permasalahan adalah fasilitas yang belum memadai. Misalkan dalam satu keluarga tidak
memiliki handphone untuk memfasilitasi anak mereka belajar daring atau memiliki
handphone tapi terkendala membeli paket data. Bahkan kasus kejahatan muncul berawal
dari penerapan sistem daring ini, seperti pencurian handphone dan laptop yang dilakukan
oleh orang tua karena terpaksa untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak.

Masyarakat yang tidak peka pun kadang kurang peduli keadaan sesama dan tidak
mau membantu. Peristiwa pencurian HP akibat keterbatasan keluarga yang tidak memiliki
ponsel terjadi di berbagai daerah. Dikutip dari liputan 6.com pada 6 Agustus 2020 seorang
bapak di Garut terpaksa mengambil ponsel milik orang lain. Setelah ditelusuri oleh GPS
ponsel milik korban, polisi terkejut dan terenyuh melihat keadaan bapak tersebut. Lantaran
dengan kondisi rumah yang memprihatinkan dan dihuni oleh lima anggota keluarga hidup
dengan keadaan kekurangan untuk kebutuhan makan sehari-hari. Jiwa kemanusiaan
korban, akhirnya mau mencabut tuntutanya dan membantu anak korban untuk belajar
daring.

Kasus lainnya, tidak hanya pencurian ponsel tapi juga laptop. Dikutip dari
RadarLampung pada 22 Juli 2020 seorang bapak di Lampung Timur mencuri laptop seorang
mahasiswa. Kasus pencurian ini didorong karena faktor ekonomi tidak mampu membelikan
anaknya fasilitas belajar daring. Dua contoh ini mengisahkan jika kebijakan belajar online

1
yang diterapkan untuk beberapa daerah di Indonesia berdampak pada aspek lain seperti
ekonomi dan sosial. Para orang tua yang memiliki pendapatan menengah kebawah semakin
tertekan, karena beban pengeluarannya menjadi bertambah untuk keperluan belajar daring
anak. Sedangkan disisi lain, pendapatan masih belum menentu khususnya bagi pekerja
informal di masa pandemi Covid 19. Pada akhirnya akan menimbulkan kecemburuan sosial
antara masyarakat kurang mampu dan mampu.

Kesenjangan fasilitas pendidikan terkait pembelajaran daring selama pandemi sedikit


demi sedikit pemerintah telah memberikan solusi. Seperti bantuan kuota internet gratis
melalui bantuan subsidi dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Orang tua siswa
setidaknya dapat bernafas lega dengan bantuan kuota internet supaya bisa meringankan
tangunggan membeli paket data. Bantuan kuota internet dari Kemendibud meliputi kuota
umum dan kuota belajar yang memliki fungsi berbeda satu sama lain. Begitupun dengan
jumlah besarnya kuota per jenjang pendidikan tidak sama. Misalnya peserta didik PAUD 20
GB per bulan, SD sampai SMA memperoleh 35 GB per bulan, Mahasiswa/i sebesar 50 GB per
bulan.

Permasalahan pembelajaran daring bisa terselesaikan dengan subsidi kuota,


selanjutnya timbul pertanyaan. Apakah siswa dapat memahami mata pelajaran dengan baik
ketika penerapan sistem pembelajaran online seperti sekarang ini? Kenyataanya masih ada
siswa yang butuh bimbingan ketika mengerjakan PR dan memahamkan pelajaran. Ketika
anak kesulitan hal ini tak luput dari peran orang tua membantu dalam proses belajar.
Karena proses pembelajaran yang tidak tatap muka, ada siswa yang bisa belajar mandiri,
ada juga yang belajar melalui bantun orang lain seperti menggikuti kursus atau diajari
sendiri oleh orang tua. Namun tidak sedikit keluhan muncul mulai dari kurangnya
pemahaman orang tua terkait materi, tidak ada biaya untuk kursus, orang tua sibuk dan
kurang bisa membagi waktu. Permasalahan mengenai pembelajaran daring selama pandemi
ini, bisa memberikan peluang bagi pemuda sekitar untuk berkonstribusi.

Kegiatan pengabdian masyarakat melalui volunteer fasilitator pembimbing pelajaran


sekolah sangat dibutuhkan. Anak muda bisa berkiprah menemukan pengalaman baru dan
menggisi waktu dengan membantu sesama. Badan Pengurus Pusat PERMADANI DIKSI
NASIONAL berkolaborasi dengan Kemdikbud dan Miangasrote membuka program Open
Volunteer Program yaitu “Mengajar dari Rumah”. Program pengabdian masyarakat ini
memberikan kesempatan pada anak muda usia 16 – 40 tahun menjadi relawan untuk
berbagi ilmu dan waktunya mengajar disekitar rumah domisili volunteer. Pemuda yang
terdaftar menjadi relawan nantinya akan mengajar siswa TK, MI/SD sederajat dan MTS/SMP
sederajat. Salah satu benefit bergabung menjadi volunteer,PERMADANI DIKSI NASIONAL
akan memberikan E-Sertifikat dan penghargaan.

2
Kegiatan volunteer yang digagas oleh PERMADANI DIKSI NASIONAL diatas
merupakan contoh konstribusi nyata pemuda ditengah pandemi. Aktivitas pembelajaran
yang melibatkan pemuda untuk berperan serta kepada masyarakat disekitarnya dapat
dijadikan percontohan, agar sekolahan yang bukan terletak di zona hijau bisa bekerjasama
membuka volunteer fasilitastor pendidikan. Proses awal perlu membentuk tim yang
memiliki visi dan misi yang sama, kemudian rapat membuat rencana kegiatan. Ketika
membentuk organisasi volunteer perlu memperhatikan alur proses manajerial yang
acuannya adalah fungsi manajemen. Adapun nanti yang dimaksud fungsi manajemen dalam
konteks pembentukan organisasi volunteer adalah peran pemuda seperti apa yang diberikan
di lingkungan kampung mereka. Tim volunteer dalam menentukan tujuan dan sasaran
terlaksananya pengabdian masyarakat, akan dibantu dengan rangkaian proses manajemen
meliputi planning, organizing, actuating dan controlling.

Setelah mengenali masing-masing fungsi manajemen langkah selanjutnya adalah


penjabaran. Pertama planning atau perencanaan dibutuhkan organisasi menetapkan tujuan
dan penentuan prosedur yang runtut untuk membantu siswa daerah tempat tinggal masing-
masing yang kesulitan dalam belajar. Kedua organizing atau pengorganisasian mendukung
organisasi yang baru dibentuk mencari sumber daya manusia yang memiliki tanggung jawab
masing-masing dan memberikan pendelegasian wewenang ketika mereka bertugas menjadi
volunteer. Ketiga actuating atau pengarahan diperlukan oleh para anak muda yang
tergabung dalam kegiatan pengabdian masyarakat bekerja sesuai dengan SOP yang telah
dibentuk oleh organisasi. Volunteer baru sekaligus akan tahu hak dan kewajiban yang harus
dipenuhi ketika bekerja secara individu ataupun kelompok. Keempat controlling atau
pengawasan diperlukan untuk menjamin apakah rencana sudah sesuai dengan yang
ditetapkan atau belum.

Pengabdian masyarakat yang dibentuk di kampung-kampung domisili para volunteer


akan mengangkat konsep pembelajaran edutainment. Pengimplementasian edutainment
kepada siswa melalui beberapa langkah. Pertama, volunteer yang bertugas sebagai
fasilitator harus mampu menumbuhkan motivasi belajar agar bersikap positif untuk mapel
yang dipelajari. Kedua, jika siswa sudah termotivasi maka minatnya akan tinggi pada
pelajaran. Ketiga, melibatkan antusiasme aktif peran siswa dalam pembelajaran. Keempat,
volunteer memberikan selingan permainan (games) saat pembelajaran berlangsung. Konsep
edutainment sangat cocok dengan jiwa pemuda yang kreatif dan inovatif, volunteer yang
terdiri dari anak muda akan terus didorong berpikir membuat media pembelajaran
menyenangkan dan tidak membosankan.

Media pembelajaran menghibur dan menyerangkan harus dikombinasinasikan


dengan smartphone yang dimiliki oleh siswa. Karena pada umumnya sekarang ini selama
daring, orang tua sudah membekali anak mereka dengan gadget yang digunakan untuk
belajar. Peluang ini sangat pas jika mengkolaborasikan edutainment dengan digital. Misalnya

3
volunteer membuat latihan soal berbentuk kuis di aplikasi Kahoot!, Quizziz, Wordwall,
Educandy, Quizalize, Baambozle, dll. Penugasan soal pelajaran dari sekolah dapat dibuatkan
kuis di aplikasi tersebut oleh volunteer untuk memancing animo siswa lebih giat belajar
selama belajar online. Selain kuis, siswa juga dapat dilibatkan dalam kegiatan focus group
discussion. Konsepnya siswa belajar dengan kelompok kecil atau kelompok besar untuk
saling berdiskusi terkait case yang diberikan oleh volunteer. Case bisa diberbentuk soal
cerita yang berisi penerapan Bab materi pelajaran sekaligus dengan tambahan pertanyaan
diskusi. Misalkan pelajaran tematik kelas 3 SD Tema Hak dan Kewajiban dibuat soal cerita
kemudian siswa belatih dialog bersama teman satu kelompoknya untuk menyebutkan hak
dan kewajiban sesuai dengan soal cerita.

Inisiatif konsep belajar edutainment dapat berlangsung melalui pihak sekolah


membuka open recruitment untuk pemuda di lingkungan tempat tinggal sekolah. Alasan
kenapa bekerjasama dengan sekolah, karena hal ini memudahkan ketika pemuda terjun
sebagai volunteer akan tahu siapa saja siswa yang nilainya kurang bagus akan dibantu
fasiltator. Guru sekolah akan merekomendasikan nama-nama siswa yang akan dibimbing
ketika belajar online. Kemudian terkait jumlah siswa yang bisa dibimbing akan dibatesi
tergantung pada luas tempat yang digunakan untuk belajar. Namun, tidak lupa juga
penerapan protokol kesehatan tetap menghimbau siswa agar tidak lali 3M (menggunakan
masker, mencuci tangan dan menjaga jarak).

Rencana kedepannya jika satu, dua, tiga atau lebih sekolah dan pemuda telah
mengiatkan kegiatan pengabdian masyarakat ini, tentunya akan membantu bangsa
Indonesia memajukan pendidikan yang terhalang oleh Pandemi Covid 19. Implementasinya
jika volunteer tersebar dibanyak daerah, maka akan membentuk kampung dengan konsep
edutainment. Harapannya anak muda yang tergabung menjadi volunteer dapat menjadi
inspiratif anak muda lainnya bahwa kita banga menjadi diri kita sendiri dengan karya nyata
berkonstribusi lewat kampung edutainment.

Anda mungkin juga menyukai