Demografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yakni demos yang
berarti rakyat atau penduduk dan grafein yang berarti menulis, jadi demografi adalah tulisan-
tulisan atau karangan-karangan tentang penduduk.
Sehingga dengan luas wilayah laut Indonesia yang begitu luas maka indonesia
memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah pula. Dimana Indonesia memiliki luas
terumbu karang yang sudah terpetakan mencapai 25.000 kilometer persegi. Tetapi terumbu
karang dalam kondisi sangat baik hanya 5,3 persen, kondisi baik 27,18 persen, cukup baik
37,25 persen, dan kurang baik 30,45 persen. Laut Indonesia juga memiliki sekitar 8.500
spesies ikan, 555 spesies rumput laut, dan 950 biota terumbu karang. Sumber daya ikan di
laut Indonesia meliputi 37 persen dari spesies ikan di dunia. Beberapa jenis ikan di Indonesia
mempunyai nilai ekonomis tinggi, seperti tuna, udang, lobster, ikan karang, berbagai jenis
ikan hias, kerang, dan rumput laut.
Selain sumberdaya laut yang melimpah tentu saja dengan wilayah laut Indonesia yang
luas dan sebagai negara kepulauan kita dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar penduduk
Indonesia bermukim di daerah pesisir dan pulau-pulau. Dan beberapa pulau-pulau di
Indonesia memiliki jumlah penduduk bahari yang besar contohnya saja pulau Jawa, Madura,
Bali, Sumatra, dan Sulawesi.
Contohnya di pulau Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan fakta demografi yang ada di
Sulawesi Selatan. Berdasarkan sensus penduduk 2010 diperoleh jumlah penduduk Sulawesi
Selatan sebanyaki 8.034.776 juta jiwa dengan rincian 2.945.429 atau 36.66% tinggal di
daerah perkotaan dan 5.089.347 tinggal di pedesaan dan kepadatan penduduk 172 jiwa/km2
dengan lajupertumbuhan penduduk sebesar 1.17% per tahunnya.
Daerah kemaritiman yang dapat kita lihat terkait penduduk baharinya yaitu Pulau
Bahuluang yang terletak di Kabupaten Kepulauan Selayar. Jumlah penduduk di Pulau
Bahuluang terdapat 308 jiwa dan 80 kartu keluarga. Sex ratio 0.9 dengan jumlah laki-laki
sebanyak 152 orang dan wanita sebanyak 155 orang (Kecamatan Bontosikunyu dalam angka
2014). Seluruh penduduk pulau bekerja sebagai nelayan dan disertai pekerjaan alternatif
yakni menjadi petani. Dan ini baru satu daerah di Sulawesi Selatan serta belum termasuk
pulau-pulu besar di Indonesia lainnya sehingga berdasarkan data tersebut kita dapat
mengetahui bahwa jumlah penduduk bahari di Indonesia memang banyak.
Pertama, ketimpangan pemanfaatan sumber daya ikan dimana dari 2,8 juta nelayan
kecil di Indonesia, 90 persen hanya membawa pulang rata-rata 2 kg ikan per hari. Jika
ikan tersebut dijual ke pasar, maka penghasilan nelayan tersebut rata-rata hanya
berkisar antara Rp 20 ribu-Rp 30 ribu. Terlebih lagi jika kualitas lingkungan laut yang
terus menurun dan cuaca yang semakin ekstrim maka penghasilan para nelayan pun
semakin sedikit dan tentu saja tak dapat memenuhi kebutuhan hidup para nelayan.
Kedua, tidak terpenuhinya hak-hak dasar keluarga nelayan dan petambak, seperti para
nelayan di kawasan Marunda, Jakarta Utara. Meski berada di ibukota, namun
pemerintah masih belum memberikan perlindungan kepada keluarga nelayan secara
layak. Apabila yang dekat dengan perkotaan saja tidak dapat perhatian dari
pemerintah bagaimana dengan yang berada di daerah pesisir pedesaan yang jauh dari
kota.
Ketiga yaitu kuatnya arus liberalisasi dimana pada akhir 2015 Indonesia akan
memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN dan komoditas perikanan telah menjadi 1
dari 12 sektor prioritas pasar tunggal tersebut. Yang artinya apabila kondisi laut
Indonesia tak segera di selesaikan maka kehidupan nelayan Indonesia akan semakin
menderita.
1 https://www.kompas.com/skola/read/2020/05/29/090000069/potensi-sumber-daya-
alam-lautan?page=all
2 https://www.kompasiana.com/andrirhn/5ceda9436b07c5672205eb4d/fakta-
demografi-masyarakat-maritim
3 https://tirto.id/pemerintah-targetkan-indonesia-miliki-1-juta-nelayan-berdaulat-dlwg
4 https://industri.kontan.co.id/news/ini-cara-pemerintah-untuk-sejahterakan-nelayan-1