K
Kelas : Manajemen I AIK 2
NIM : 201910160311425
1. Pengertian Syirik
Syirik adalah menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan selain-
Nya dalam hal ibadah, seperti berdoa, beristighatsah, bernadzar, shalat,
puasa, atau mempersembahkan hewan sembelihan kepada berhala-berhala
maupun selainnya. Misalnya, menyembelih hewan yang dipersembahkan
kepada Syaikh al-Badawi dan ‘Idrus, shalat yang dipersembahkan kepada si
fulan, dan meminta pertolongan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, ‘Abdul Qadir, ‘Idrus di Yaman, orang-orang yang sudah mati
ataupun orang yang tidak berada di tempatnya.
e. Tama'im (jimat)
Tama’im adalah bentuk jamak dari tamaimah, yaitu sesuatu yang
dikalungkan ke leher atau bagian dari tubuh seseorang yang bertujuan
mendatangkan manfaat atau menolak bala (bahaya). Bentuk jimat bisa
berupa cincin, keris, tongkat dll
1. Ketuhanan, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan Allah SWT, baik
itu nama-namaNya dan juga sifat-sifatNya.
2. Kenabian dan Risalah, yaitu yang berkaitan dengan seputar para rasul,
nabi-nabi, keunggulannya, sifat-sifatnya, mikjizat-mukjizatnya, dan juga
kemaksumannya.
3. Ruhaniyah, yaitu yang berkaitan dengan alam yang tidak nampak secara
kasat mata, seperti adanya malaikat, jin, syetan dan ruh.
4. Sam’iyat, yaitu berita-berita dari alam ghoib yang tidak ada yang
mengetauhinya (kecuali Allah) yang disebut dalam Al-Qur’an dan sunnah
nabi.
1. Bagaimana urgensi keimanan bagi seorang manusia yang percaya kepada alam dan
makhluk ghoib?
: Alam ghoib menyimpan rahasia tersendiri. Rahasia alam ghoib, ada yang Allah khususkan
untuk diri-Nya semata dan tidak diberitakan kepada seorang pu dari hamba-Nya,
sebagaimana dalam firman-Nya:
Yang artinya: “Dan hanya di sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib. Tak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di
lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula).
Dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidaklah ada sesuatu yang
basah atau pun yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)”.
(QS. Al-An’am: 59)
Di antara perkara ghoib yang Allah Subhanahu wa Ta’ala khususkan untuk diri-Nya semata
adalah apa yang terkandung dalam firman-Nya:
Yang artinya: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya semata pengetahuan tentang
(kapan terjadinya) hari kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui
apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang bisa mengetahui bumi mana dia
akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Luqman:
34)
Hal ini sebagaimana yang dinyatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika
ditanya Malaikat Jibril tentang kapan terjadinya hari kiamat.
Iman kepada yang gaib menjadi syarat fundamental dalam Islam. Keimanan ini berarti
percaya seyakin-yakinnya (haqqu al-yaqiin) bahwa ada entitas di luar dunia indrawi. Entitas
ini adalah sesuatu yang nyata, bukan sekadar ajaran filosofis abstrak ataupun perumpamaan
(majaz).
Tuhan bukannya ajaran filosofis yang muncul dari renungan orang-orang yang kalah
(teralienasi) menghadapi realitas kehidupan sebagaimana dituduhkan kaum ateis. Surga dan
neraka bukanlah sekadar ajaran penghibur dan alat untuk menakut-nakuti seseorang agar dia
tidak berbuat semena-mena.Tapi, semuanya benar-benar ada (al-haq). Dengan kata lain,
orang mukmin wajib meyakini bahwa ada realitas yang tak terjangkau oleh kemampuan
manusia. Ada entitas nonlogis di luar daya visual (quwwah an-nadzri) dan daya pikir
(quwwah al-fiqri) manusia.Ajaran inilah yang membedakan Islam dengan materialisme.
Angin modernisme yang datang dari Barat (westernisasi) agaknya ingin menggusur akidah
Islamiah digantikan dengan akidah jahiliyah ini. Kepercayaan seseorang kepada yang gaib
semakin menipis. Mereka terlalu mengedepankan rasionalitas empiris. Dimensi nonmateri
dipojokkan dan dituduh sebagai sesuatu yang serba mitos. Orang yang percaya pada sesuatu
yang gaib dikatakan sebagai orang yang kurang modern.
Kelompok inilah yang disebut oleh Alquran dengan Al ad-dahr. ''Dan mereka berkata,
kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak
ada yang membinasakan kita selain masa.'' (QS Al-Jaatsiyah [45]: 24).