Anda di halaman 1dari 6

NAMA: Viggo Edie Reihan.

K
Kelas : Manajemen I AIK 2
NIM : 201910160311425

1. Pengertian Syirik
Syirik adalah menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan selain-
Nya dalam hal ibadah, seperti berdoa, beristighatsah, bernadzar, shalat,
puasa, atau mempersembahkan hewan sembelihan kepada berhala-berhala
maupun selainnya. Misalnya, menyembelih hewan yang dipersembahkan
kepada Syaikh al-Badawi dan ‘Idrus, shalat yang dipersembahkan kepada si
fulan, dan meminta pertolongan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, ‘Abdul Qadir, ‘Idrus di Yaman, orang-orang yang sudah mati
ataupun orang yang tidak berada di tempatnya.

2. Bentuk bentuk Syirik


a. Sihir
Islam mengharamkan segala sesuatu yang terlibat dalam perbuatan
sihir. Semua yang berhubungan dengan sihir dikategorikan ke dalam
perbuatan syirik. Jadi, yang masuk kategori orang musyrik (orang
yang berbuat syirik, menyekutukan Allah) bukan hanya dukun,
paranormal atau orang pintarnya saja, tetapi para pengguna atau
pasien yang mempercayainya pun digolongkan ke dalam golongan
orang-orang musyrik.
b. Nusyrah
menyembuhkan orang yang terkena sihir dengan sihir lain. Ini
hukumnya haram. Rasulullah SAW ditanya tentang nusyrah. Beliau
menjawab, “Hal itu adalah pekerjaan setan.” (HR. Ahmad dan Abu
Daud) maksudnya, nusyrah dengan cara mengeluarkan jin dengan
bantuan jin adalah haram karena masuk kategori perbuatan syirik.
c. Tanjim (perbintangan)
 Jenis ramalan bintang seperti ini hukumnya jelas haram
sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang
mengambil pancaran sinar dari sekumpulan bintang dan
menjadikannya sebagai dasar ramalan peristiwa gaib di bumi, maka
sungguh ia telah mengambil pancaran sinar dari sekumpulan sihir.”
(HR. Abu Daud)
d. Thirayah
Pada masyarakat kita ada keyakinan kalau di rumah ada kupu-
kupu, itu pertanda akan kedatangan tamu, kalau mata berdenyut
tandanya akan menangis, dan lain lain. Keyakinan seperti itu disebut
thiyarah. Thiyarah hukumnya syirik sebagaimana disabdakan
Rasulullah SAW “Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, Thiyarah itu
syirik.” (HR. Abu Daud dari Abdullah bin Mas’ud)

e. Tama'im (jimat)
Tama’im adalah bentuk jamak dari tamaimah, yaitu sesuatu yang
dikalungkan ke leher atau bagian dari tubuh seseorang yang bertujuan
mendatangkan manfaat atau menolak bala (bahaya). Bentuk jimat bisa
berupa cincin, keris, tongkat dll

3. Penyebab terjadinya syirik pada manusia


a. Rasa kagum dan mengagungkan
b. Percaya kepada hal hal yang dapat di iindra
c. Hawa dan Syahwat
d. Sombong untuk beribadah kepada Allah
e. Adanya para thoghut yaitu orang orang yang memginginkan
supaya menyembah dirinya dan mereka menolak hukum Allah
4. Tindakan rasulullah dalam menangkal syirik
 Upaya Nabi SAW dalam menjaga kemurnian tauhid dari perkataan dan
perbuatan yang menodainya, yang membuat kemurnian tauhid menurun
dan berkurang. Hal seperti itu banyak terdapat dalam banyak hadist Nabi
SAW. Sementara, Rasulullah SAW sangatlah menyayangi umatnya,
sangat ingin agar kita terhindar dari kesyirikan. 
5. Syirik Pada Masa Modern
 Menganggap yang menyembuhkan penyakit adalah dokter, tabib atau
obat yang  diminum. Padahal dokter, tabib atau obat hanyalah
washilah/sarana, yang menyembuhkan adalah Allah. Sebagaimana dalam
firman-Nya: “Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku.” [QS
Asy Syu’ara: 80]
 Menganggap tubuh tetap sehat dan bugar karena pola makan yang
seimbang atau olahraga yang teratur. Sedangkan hakikatnya yang
memberikan kesehatan adalah Allah
 Jabatan yang diperoleh karena kepintaran, kedekatan atau kepiawaiannya
memanfaatkan bantuan orang lain. Jabatan diperoleh karena atas kehendak
Allah

6. Bahaya Syirik Bagi Kehidupan Manusia


1. Menghancurkan seluruh amal. Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya):
“Sesungguhnya jika engkau berbuat syirik, niscaya hapuslah amalmu, dan benar-
benar engkau termasuk orang yang rugi“. (QS. Az-Zumar: 65).
2. Jika meninggal dalam keadaan syirik, maka tidak akan diampuni oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
3. Pelakunya diharamkan masuk surga.
3. Cara Menanggulangi Syirik Pada Masa Modern
Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari syirik,antara
lainnya :
1. Dengan Memperdalam keimanan kita kepada Allah dan Rasulnya serta
Ajaran Agama Allah  yaitu Islam.
2. Terbiasa dengan kerja keras & Berdoa pada Allah dalam setiap Pekerjaan
yang kita lakukan dan mengharapkan hasil yang terbaik hanya kepada
Allah. Janganlah kita terbuai dengan rayuan untuk meraih kesuksesan
secara instan dengan melakukan cara-cara yang melanggar syariat. Spt:
mempelajari ilmu pesugihan, ilmu pelet, dsb
3. Meyakini bahwa tidak ada kekuatan dan kekuasaan yang lebih besar
dibandingkan dengan kekuasaan dan kekuatan Allah.
4. Banyak Mengingat ALLAH SWT. Dengan Banyak Mengingat ALLAH
SWT(Berzikir) Berarti Kita Berusaha Menjauhi Atau Menghindari
Perbuatan Syirik. Ikhlas dalam Melakukan amal Kebaikan.
Pertemuan ke 7

1. Apakah pengertian dari aqidah rohaniah


: Akidah ruhaniyyah (metafisis) yaitu meyakini, menjiwai, memahami, segala sesuatu yang
bersifat ghoib (tidak terdeteksi oleh panca indra) Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada
keraguam pada orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama
maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan
adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Bentuk jamak dari aqidah adalah aqa-id’.

Jadi kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan hati seseorang


secara pasti adalah aqidah; baik itu benar ataupun salah.

Masalah-masalah dan perkara-perkara yang wajib bagi seorang muslim


untuk mengimaninya (mempercayainya) di dalam kaitanya dengan aqidah
islam dimungkinkan untu dibagi ke dalam 4 macan:

1. Ketuhanan, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan Allah SWT, baik
itu nama-namaNya dan juga sifat-sifatNya.

2. Kenabian dan Risalah, yaitu yang berkaitan dengan seputar para rasul,
nabi-nabi, keunggulannya, sifat-sifatnya, mikjizat-mukjizatnya, dan juga
kemaksumannya.

3. Ruhaniyah, yaitu yang berkaitan dengan alam yang tidak nampak secara
kasat mata, seperti adanya malaikat, jin, syetan dan ruh.

4. Sam’iyat, yaitu berita-berita dari alam ghoib yang tidak ada yang
mengetauhinya (kecuali Allah) yang disebut dalam Al-Qur’an dan sunnah
nabi.

1. Bagaimana urgensi keimanan bagi seorang manusia yang percaya kepada alam dan
makhluk ghoib?

: Alam ghoib menyimpan rahasia tersendiri. Rahasia alam ghoib, ada yang Allah khususkan
untuk diri-Nya semata dan tidak diberitakan kepada seorang pu dari hamba-Nya,
sebagaimana dalam firman-Nya:

Yang artinya: “Dan hanya di sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib. Tak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di
lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula).
Dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidaklah ada sesuatu yang
basah atau pun yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)”.
(QS. Al-An’am: 59)

Di antara perkara ghoib yang Allah Subhanahu wa Ta’ala khususkan untuk diri-Nya semata
adalah apa yang terkandung dalam firman-Nya:
Yang artinya: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya semata pengetahuan tentang
(kapan terjadinya) hari kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui
apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang bisa mengetahui bumi mana dia
akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Luqman:
34)

Hal ini sebagaimana yang dinyatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika
ditanya Malaikat Jibril tentang kapan terjadinya hari kiamat.

2. Bagaimana cara manusia menerapkan keimanan kepada makhluk ghoib?

Iman kepada yang gaib menjadi syarat fundamental dalam Islam. Keimanan ini berarti
percaya seyakin-yakinnya (haqqu al-yaqiin) bahwa ada entitas di luar dunia indrawi. Entitas
ini adalah sesuatu yang nyata, bukan sekadar ajaran filosofis abstrak ataupun perumpamaan
(majaz).

Tuhan bukannya ajaran filosofis yang muncul dari renungan orang-orang yang kalah
(teralienasi) menghadapi realitas kehidupan sebagaimana dituduhkan kaum ateis. Surga dan
neraka bukanlah sekadar ajaran penghibur dan alat untuk menakut-nakuti seseorang agar dia
tidak berbuat semena-mena.Tapi, semuanya benar-benar ada (al-haq). Dengan kata lain,
orang mukmin wajib meyakini bahwa ada realitas yang tak terjangkau oleh kemampuan
manusia. Ada entitas nonlogis di luar daya visual (quwwah an-nadzri) dan daya pikir
(quwwah al-fiqri) manusia.Ajaran inilah yang membedakan Islam dengan materialisme.
Angin modernisme yang datang dari Barat (westernisasi) agaknya ingin menggusur akidah
Islamiah digantikan dengan akidah jahiliyah ini. Kepercayaan seseorang kepada yang gaib
semakin menipis. Mereka terlalu mengedepankan rasionalitas empiris. Dimensi nonmateri
dipojokkan dan dituduh sebagai sesuatu yang serba mitos. Orang yang percaya pada sesuatu
yang gaib dikatakan sebagai orang yang kurang modern.

Kelompok inilah yang disebut oleh Alquran dengan Al ad-dahr. ''Dan mereka berkata,
kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak
ada yang membinasakan kita selain masa.'' (QS Al-Jaatsiyah [45]: 24).

Kelompok materialis (ahlu ad-dahr) hanya memercayai kehidupan materi. Mereka percaya


hanya hukum alamlah yang menyebabkan semuanya hancur. Tak ada kuasa di balik semua
yang riil. Keadaan dunia ini tak ada kaitannya dengan dimensi gaib termasuk kuasa Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai