Weakness Adalah (Kelemahan)
3. Menurut Cutlip dan Center, ada empat proses public relations. Proses tersebut bersifat
dinamis, sehingga setiap unsur yang ada pun berkesinambungan. Keempat proses
tersebut adalah :
Research
Seorang peneliti PR harus mengenali gejala dan penyebab masalah. Oleh
karena itu, harus dilibatkan dalam penyelidikan untuk mengumpulkan fakta.
Perlu pemantauan dan membaca pemahaman, pendapat, sikap dan perilaku
orang-orang yang terkena dampak dan terpengaruh oleh tindakan perusahaan.
"Apa yang terjadi sekarang?“ Peneliti harus berhati-hati dalam mengamati
data dan fakta yang berkaitan erat dengan pekerjaan yang akan dilakukan.
Planning (Perencanaan)
Setelah tahap penelitian dan pencarian data, praktisi PR melanjutkan ke tahap
perencanaan. Dalam tahap ini, praktisi PR melakukan penyusunan masalah. Ia
melakukan pemikiran untuk mengatasi masalah dan menentukan orang-orang
yang akan menggarap masalah nantinya. Perencanaan ini tidak boleh
diabaikan, namun harus dipikirkan secara matang karena turut menentukan
suksesnya pekerjaan PR secara keseluruhan. Perencanaan disusun atas data
dan fakta yang telah diperoleh, bukan berdasarkan keinginan PR. Berdasarkan
pada rumusan masalah, dibuat strategi perencanaan dan pengambilan
keputusan untuk membuat program kerja berdasarkan kebijakan lembaga yang
juga disesuaikan dengan kepentingan publik.
Action and Communication (aksi dan komunikasi)
Komunikasi sering kali dilakukan berdasarkan asumsi pribadi oleh seorang
praktisi PR. Akibatnya, tindakan tersebut terkadang membawa hasil yang
buruk dan tidak disarankan karena akan berisiko pada citra perusahaan. Tahap
ini dilewati untuk mendapatkan jawaban pertanyaan, “How do we do it and
say it”. Tujuan dan objektivitas yang spesifik harus dikaitkan untuk mencapai
aksi dan komunikasi yang akan dilakukan oleh praktisi PR.
Evaluation (evaluasi)
Evaluasi dilakukan untuk mengukur keefektifan proses secara keseluruhan.
Pada tahap ini, ia pun dituntut untuk teliti dan seksama demi keakuratan data
dan fakta yang telah ada. Akan tetapi, perlu diingat bahwa nama tengah
seorang praktisi PR adalah ‘krisis’. Oleh karena itu, setelah selesai satu
permasalahan, tidak menutup kemungkinan untuk menghadapi masalah baru
lagi. Dengan demikian, tahap ini juga sebagai acuan perencanaan di masa
mendatang.
4. Tujuan public relations adalah untuk menegakkan dan mengembangkan suatu “citra
yang menguntungkan (favorable image) bagi organisasi atau produk barang dan jasa
terhadap pada stakeholders sebagai sasaran yang terkait yaitu public internal dan
eksternal” . (Rosady Ruslan, 1997:7 ).
1. Buat SMART Goals
Tujuan Anda harus SMART: specific, measurable, attainable, relevant dan time-bound atau
spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu. Tujuan yang spesifik dengan langkah-
langkah memberi Anda arah yang tepat. Sasaran Anda juga harus mencakup tanggal dan jumlah
yang tepat sehingga Anda tahu apakah dan kapan Anda berhasil.
2. Buat tujuan secara tertulis
Secara fisik menuliskan tujuan Anda membuatnya nyata dan nyata. Saat Anda menulis, gunakan
kata-kata seperti “akan” bukan “ingin”. Perubahan kecil dalam kata-kata ini memiliki kekuatan
lebih dan memberi Anda kepercayaan diri bahwa Anda dapat mencapai tujuan.
contoh : disetiap rapat antar karyawan dan petinggi persuhaan sebaiknya selalu mencatat tujuan
secara terlusi supaya semua karyawan perusahaan dapat melihat tujuan perusahaan
kepedepannya.
3. Buat action plan
Buat rencana spesifik tentang bagaimana Anda akan mencapai tujuan Anda, tuliskan setiap
langkah di sepanjang jalan. Proses menuliskan langkah-langkah dan kemudian mencoret setiap
langkah saat Anda mencapainya dapat memuaskan secara pribadi dan membuat Anda tetap
termotivasi, mengingatkan Anda bahwa Anda semakin dekat untuk mencapai tujuan Anda.
contoh : buatlah action plan supaya semua karyawan perusahaan mengehatui apa saja yang harus
dilakukan untuk dapat mencapai tujuan perusahaan.
4. Tetapkan prioritas
Pada saat tertentu, Anda mungkin memiliki beberapa tujuan dalam berbagai tahap penyelesaian.
Untuk alasan ini, memutuskan mana yang lebih penting atau mungkin hanya lebih peka terhadap
waktu sangatlah penting.
contoh : ketika 1 tujuan diprioritaskan pasti semua karyawan akan berusaha semaksimal
mungkin untuk menggapai tujuan yang telah diprioritaskan karena biasanya tujuan yang
diprioritaskan adalah tujuan yang harus dicapai dalam waktu dekat dan bisa menghasilkan citra
positif bagi perusahaan.