Anda di halaman 1dari 68

Dimensi Positif Tradisi Bangsa Arab Pra- Islam

(Analisis Kesesuaian Tradisi Arab Pra-Islam dengan Nilai-Nilai


Al-Qur’an)
Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Magister Agama (M. Ag)

Disusun Oleh:

Siti Ruqoiyah
NIM: 218410864

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


PASCASARJANA MAGISTER (S2)
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN JAKARTA (IIQ)

1442 H/2021
Dimensi Positif Tradisi Bangsa Arab Pra- Islam
(Analisis Kesesuaian Tradisi Arab Pra-Islam dengan Nilai-Nilai
Al-Qur’an)
Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Magister Agama (M. Ag)

Disusun Oleh:

Siti Ruqoiyah
NIM: 218410864

Pembimbing:

Prof. Dr. Artani Hasbi


Dr. Ahmad Syukron, M.A.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


PASCASARJANA MAGISTER (S2)
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN JAKARTA (IIQ)

1442 H/2021

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis dengan judul “Dimensi Positif Tradisi Bangsa Arab Pra-


Islam”(Analisis Kesesuaian Tradisi Arab Pra-Islam dengan Nilai-Nilai Al-
Qur‟an) yang disusun oleh Siti Ruqoiyah, dengan Nomor Induk Mahasiswa
218410864 telah melalui proses bimbingan dengan baik dan dinilai oleh
pembimbing telah memenuhi syarat ilmiah untuk diujikan sidang
munaqasyah program pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

Pembimbing I Pembimbing II

(Prof. Dr. Artani Hasbi) (Dr. Ahmad Syukron, M.A.)

Tanggal 23 Februari 2021 Tanggal 24 Februari 2021


ii
PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Siti Ruqoiyah

NIM : 218410864

Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 28 Februari 1976

Program Studi : Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir

Menyatakan bahwa Tesis dengan judul “Dimensi Positif Tradisi Bangsa Arab
Pra-Islam”(Analisis Kesesuaian Tradisi Arab Pra-Islam dengan Nilai-Nilai
Al-Qur‟an) adalah benar asli karya saya, kecuali kutipan-kutipan yang sudah
disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 24 Februari 2021

Siti Ruqoiyah

iii
ABSTRAK

Tesis dengan judul “Dimensi Positif Tradisi Bangsa Arab Pra-


Islam”(Analisis Kesesuaian Tradisi Arab Pra-Islam dengan Nilai-Nilai Al-
Qur‟an)” dilatarbelakangi oleh perilaku buruk yang dilakukan oleh bangsa
Arab pra-Islam melalui tradisi-tradisi yang berlaku di masyarakat saat itu.
Disamping peradaban yang mereka bangun, sisi gelap bangsa Arab terhadap
tradisi yang buruk memberikan gambaran dan stigma bahwa bangsa Arab
pra-Islam identik dengan keburukan. Padahal sejarah mencatat merekalah
pembuat sejarah yang menganggumkan setelah mereka memeluk Islam.
Penelitian ini mencoba mengungkap tradisi positif bangsa Arab pra-
Islam yang dikukuhkan Al-Qur‟an, dengan melakukan tahapan dan filter
dalam menyeleksi tradisi-tradisi baik tersebut dengan melakukan pendekatan
melalui tiga interaksi: tahmil, tahgyir, tahrim.
Penelitian ini bersifat kepustakaan (library research). Metode
analisis data yang digunakan adalah deskrptif analitis dengan pendekatan
historis-sosiologis.
Adapun hasil penelitian ini adalah tradisi-tradisi yang bersifat positif
yang dikukuhkan Al-Qur‟an adalah tradisi yang substansinya tidak
bertentangan dengan tiga prinsip yaitu tauhid, kesetaraan, dan fitrah
insaniyah. Tradisi yang termasuk dalam kategori tersebut adalah tradisi yang
jalan dialognya dengan bentuk tahmil, yaitu tradisi yang diterima,
disempurnakan dan dilanjutkan. Adapun Tradisi yang mengandung nilai-nilai
tersebut dan dikukuhkan Al-Quran merupakan tradisi yang bersifat individual
yang terdapat pada sifat kejujuran, kedermawanan, memenuhi janji,
keberanian, kesabaran, memuliakan tamu dan kesetiaan. Sifat-sifat positif ini
masih terus dilanjutkan pada masa kini.

Kata kunci: tradisi, positif, Arab pra-Islam

iv
ABSTRACT

The thesis entitled “Positif Dimensions of Pre-Islamic Arabic


Tradition” (Analysis of Conformity between Pre-Islamic Arabic Tradition
and Al-Qur‟an Values)” was motivated by bad behavior comitted by pre-
Islamic Arabs through the previlling traditions, in society at that time. Apart
from the civilization they built, the dark side of the Arabs towards bad
traditions gave a picture and stigma that the pre-Islamic Arabs were identical
with badness. Even though history records that they were the makers of
history who were amazing after they embraced Islam.
The positive traditions of the pre-Islamic Arab nation that are
confirmed by the Al-Qur‟an by carrying out stages and filters in selecting
these good traditions by approacing them through three interactions: tahmil,
taghyir, tahrim.
This research is library research. The data analysis used was
descriptive analytical with the historical and sociological approaches.
The results of this research shows that traditions whose substance
does not contradict three principles, namely tawhid, equality, and fitrah
insaniyah. Traditions included in this category are traditions whose dialogue
paths take the form of tahmil, the tradition that are accepted, perfected and
continued. The traditions that contain these values and are confirmed by the
Al-Qur‟an are individual tradition that are found in honesty, generosity,
fulfilling proises, courage, patience, respect for guests, and loyalty. These
positive qualities are still being caried out in the present.

v
‫مقدمة‬

‫حتلل الرسالة اليت حتمل عنوان "األبعاد اإلجيابية للتقاليد العربيّة ما قبل اإلسالم‬
‫مالءمة للتقاليد العربية قبل اإلسالم مع قيم القرآن بناء علي السلوك السيئ الذي مارسو‬
‫السائدة يف اجملتمع حني ذلك‪ .‬فإىل اجلانب احلضارة‬ ‫العرب قبل اإلسالم من خالل التقاليد َّ‬
‫اليت بنوىا‪,‬فإن اجلانب املظلم للعرب جتاه التقاليد السيئة يعطي صورة ووصمة عار ان العرب‬
‫الشر‪ .‬بينما يسجل التاريخ أهنم صانعو اتريخ رائعون بعد أن‬ ‫قبل اإلسالم كانو متطابقني مع ّ‬
‫اعتنقوا اإلسالم‪ .‬حياول ىذا البحث الكشف عن العادات اإلجيابية لألمة العربيّة قبل اإلسالم‬
‫اليت أ ّكدىا القرآن‪ ,‬من خالل القيام مبراحل ومر ّشحات يف اختيار ىذه التقاليد احلسنة من‬
‫خالل االقرتاب منها من خالل ثالثة تفاعالت‪:‬التحميل‪ ,‬والتغيري‪ ,‬والتحرمي‪.‬‬
‫ىذا البحث ىو حبث مكتيب (حبث مكتيب) طريقة حتليل البياانت املستخدمة ىي‬
‫طريقة وصفيّة حتليليّة مع تقريب اترخيي اجتماعي‪.‬‬
‫وتبني نتائج ىذا البحث ‪ :‬أ ّن العادات اإلجيابيّة اليت أ ّكدىا القرآن ىي تقاليد ال‬
‫تتعارض يف جوىرىا مع ثالثة أصول وىي التوحيد‪ ,‬واملساواة‪ ,‬والفطرة اإلنسانية‪ .‬التقاليد‬
‫تضمنة يف ىذه الفئة ىي تقاليد تتخذ مسارات حوارىا شكل التحميل‪ ,‬أي التقاليد املقبولة‬
‫امل ّ‬
‫والكمال واالستمرار‪ .‬أما التقاليد اليت حتتوي على ىذه القيّم واليت أكدىا القرآن ىي تقاليد‬
‫فردية يف طبيعة الصدق والكرم والوفاء ابلوعود والشجاعة والصرب واحرتام الضيوف‬
‫والوالء‪.‬وىذه الصفات اإلجيابية ال تزال تنفذ يف الوقت احلاضر‪.‬‬

‫‪vi‬‬
MOTTO

َ
َّ ْ ِ ِ َ ْ َّ ِ ْ َ
‫اس‬
ّ ‫اس أنفػىم ّللن‬ ّ ‫عحغ الن‬

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain

vii
َّ ْ
َّ ‫َّلل ٱ َّلر ْح ََٰمن ٱ‬
‫ٌم‬
ّ ‫ض‬
ّ ‫لر‬ ّ ّ ‫ّبس ّم ٱ‬

KATA PENGANTAR

Segala syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. yang senantiasa


melimpahkan curahan taufik dan hidayah-Nya, hingga penulis dapat
merampungkan Tesis yang berjudul “Dimensi Positif Tradisi Bangsa Arab
Pra-Islam”(Analisis Kesesuaian Tradisi Arab Pra-Islam dengan Nilai-Nilai
Al-Qur‟an). Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada sang
Rasul pilihan, Nabi Muhammad saw. Beserta keluarga dan para sahabat
Beliau hingga hari akhir tiba.

Dalam penyusunan Tesis ini, tidak mungkin selesai tanpa bantuan dan
partisipasi dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sehubungan dengan hal tersebut penulis ingin menghaturkan ucapan terima
kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Keluarga dan kerabat yang selalu mensuport Penulis


2. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, M.A., sebagai Rektor Insitut
Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta
3. Direktur Pascasarjana IIQ Jakarta, Bapak Dr. KH. Muhammad
Azizan Fitriana, M.A.
4. Kaprodi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, Bapak Dr. KH. Ahmad Syukron,
M.A.,
5. Bapak Prof. Dr. Artani Hasbi dan Bapak Dr. Ahmad Syukron, M.A.,
yang telah membimbing dengan sabar mengarahkan dan memberikan
kemudahan serta memberikan kesempatan penulis,
membuka wawasan dan solusi atas kesulitan-kesulitan penulis serta
terus memotivasi agar tesis ini selesai.

viii
6. Bapak dan Ibu Dosen Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ)
Jakarta yang telah mentransformasikan ilmu pengetahuan dengan
tulus dan penuh perhatian. Dan seluruh Staf, civitas akademika
Pascasarjana Institut Imu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.
7. Teman-teman kelas IAT yang selalu menyemangati satu sama lain
terima kasih atas kebersamaanya selama 2 tahun, serta semua pihak
yang telah membantu langsung maupun tidak langsung dalam
penulisan tesis ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Kepada semuanya semoga Allah SWT, menerima semua amal


kebaikannya, jazakumullah khairan katsiran. Semoga Tesis ini
memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
semua pembaca. Penulis menyadari bahwa penulisan Tesis ini jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran selalu dinantikan
demi kesempurnaan karya selanjutnya. Akhirnya hanya kepada Allah
SWT, tempat berserah diri dan berharap penelitian ini memberikan
manfaat bagi penulis dan siapapun yang membacanya, Âmîn.

Jakarta, 23 Februari 2021

Siti Ruqoiya

ix
DAFTAR ISI

Persetujuan Pembimbing .................................................................... i

Pengesahan Penguji ............................................................................. ii

Pernyataan Penulis .............................................................................. iii

Abstrak ................................................................................................... iv

Motto ...................................................................................................... vii

Kata Pengantar ..................................................................................... viii

Daftar Isi ............................................................................................... x

Pedoman Transliterasi ......................................................................... xiii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1


B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah ............................................................... 14
2. Pembatasan Masalah .............................................................. 15
3. Perumusan Masalah ................................................................ 16
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 16
D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 16
E. Kajian Pustaka ............................................................................... 17
F. Metodologi Penelitian .................................................................... 23
G. Sitematika Penulisan ...................................................................... 27

BAB II: HISTORISITAS BANGSA ARAB

A. Bangsa Arab pra-Islam .................................................................. 29


1. Letak Geograpis Bangsa Arab .................................................. 29

x
2. Asal-usul Bangsa Arab ............................................................. 33
3. Peradaban bangsa Arab ............................................................ 36
B. Budaya Tradisi bangsa Arab pra-Islam ......................................... 48
1. Definisi makna Jahiliyah .......................................................... 48
2. Tradisi bangsa Arab pra-Islam ................................................. 50
3. Kehidupan beragama bangsa Arab pra-Islam .......................... 59

BAB III: TRADISI ARAB PRA-ISLAM SEBAGAI MEDIA


INKULTURASI AJARAN AL-QUR’AN

A. Harmonisasi tradisi bangsa Arab pra-Islam dengan nilai-nilai


Al-Qur‟an ..................................................................................... 66
B. Barometer toleransi Al-Qur‟an terhadap tradisi bangsa Arab
pra-Islam ...................................................................................... 93

BAB IV: ANALISIS KESESUAIAN TRADISI ARAB PRA-ISLAM


DENGAN NILAI-NILAI AL-QUR’AN

A. Tradisi bangsa Arab pra-Islam yang bersifat positif ................... 102


B. Penafsiran Ayat-ayat Al-Qur‟an yang sesuai dengan tradisi
positif bangsa Arab pra-Islam...................................................... 111
1. Tradisi bangsa Arab pra-Islam yang memiliki nilai-nilai
sesuai dengan Al-Qur‟an ....................................................... 112
a. Kejujuran .......................................................................... 112
b. Kedermawanan ................................................................. 121
c. Kesabaran ......................................................................... 128
d. Menepati janji.................................................................... 133
e. Memuliakan tamu ............................................................. 139
f. Keberanian ........................................................................ 145
g. Kesetiaan ........................................................................... 151

xi
C. Kontekstualisasi Tradisi Arab Pra-Islam
di Era Moderen............................................................................ 156

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 173
B. Saran............................................................................................ 175

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 176

Curriculum Vitae .................................................................................. 189

xii
PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang


satu ke abjad yang lain. Dalam tesis dan disertasi yang diberlakukan di
Program Pascasarjana IIQ, transliterasi Arab-Latin mengacu pada berikut ini:

1. Konsonan

‫أ‬ :a ‫ط‬ : th
‫ة‬ :b ‫ظ‬ : zh
‫ث‬ :t ‫ع‬ :„
‫ث‬ : ts ‫ؽ‬ : gh
‫ج‬ :j ‫ف‬ :f
‫ح‬ :h ‫ق‬ :q
‫خ‬ : kh ‫ك‬ :k
‫د‬ :d ‫ه‬ :l
‫ذ‬ : dz ً :m
‫ز‬ :r ُ :n
‫ش‬ :z ‫و‬ :w
‫س‬ :s ٓ :h
‫ش‬ : sy ‫ء‬ :`
‫ص‬ : sh ٌ :y
‫ض‬ : dh

2. Vokal
Vokal tunggal Vokal panjang Vokal rangkap

xiii
Fathah :a ‫آ‬:ȃ ٌْ...: ai
Kasrah :i ٌ: î ْ‫و‬...: au
Dhammah : u ‫و‬: û
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam (‫ )اه‬qamariyah.
Ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
‫ اىبقسة‬: al-Baqarah ‫ اىَديْت‬: al-Madînah
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (‫ )اه‬syamsiah.
Ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan
sesuai dengan bunyinya. Contoh:
‫ اىسجو‬: ar-rajul ‫ اىسيدة‬: as-Sayyidah
‫ اىشَس‬: asy-syams ًٍ‫اىداز‬: ad-Dȃrimî
c. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah (Yasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang (َْ),
sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu
dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini
berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di akhir
kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh
huruf-huruf syamsiyah. Contoh:
‫آٍَّْبْببهلل‬ : Ȃmnnȃ billȃh
ْ‫آٍِْاىسُّفهبء‬ : Ȃmana as-Sufhȃ‘u
ِْ‫إُْاىَّرِي‬
َّ : Inna al-ladzîna
ْ‫واىس َّم ِغ‬
ُّ : wa ar-rukka‘i

d. Ta Marbûthah (‫)ة‬

Ta Marbûthah (‫ )ة‬apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata sifat
(na`at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h”. Contoh:

xiv
 ْ‫الْفئِْدْة‬ : al-Af‘idah
 ِ ‫ اىج‬: al-jȃmi‘ah al-Islȃmiyyah
ْ‫بٍؼتْا ِإلسال ٍِيَّت‬
Sedangkan ta marbûthah (‫ )ة‬yang diikuti atau disambungkan (di-
washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi
huruf “t”. Contoh:
 ٌ ‫ّْبصب ْت‬
ِ ٌ‫بٍيت‬
ِ ‫ػ‬ : Ȃmilatun Nȃshibah
 ‫اآليتْاىنبسي‬ : al-Ȃyat al-Kubrȃ
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi
apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan yang
Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal
kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain.
Ketentuanyang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini,
seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan
lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang,
maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata
sandangnya. Contoh: „Alî Hasan al-„Ȃridh, al-„Asqallȃnî, al-Farmawî
dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Alqur‟an dan nama-nama
surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur‟an, Al-Baqarah,
Al-Fȃtihah dan seterusnya.

xv
xvi
BAB 1

PENDAHULUAN

Bangsa Arab sebelum Islam telah memiliki sistem kehidupan yang


khas, dalam keagamaan, sosial kemasyarakatan, perdagangan, kesukuan,
budaya, dan hukum.1 Hal tersebut telah mempengaruhi cara pandang, pola
kehidupan sosial dan keberagamaan bagi masyarakat Arab. Namun setelah
datangnya Islam kebudayaan-kebudayaan yang telah mengakar tersebut
lambat laun ikut berbaur kedalam intisari pewahyuan Al-Qur‟an. Secara
pelan-pelan dan harmoni Islam hadir dan membaur bersama dengan
kebudayaan mereka saat itu. Secara tidak langsung tradisi yang telah ada
menjadi media dalam inkulturasi kebudayaan Arab dan nilai-nilai Islam yang
menghasilkan kebudayaan baru.2

Adapun definisi dari tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun yang
berasal dari nenek moyang yang masih dijalankan dalam masyarakat.3 Hasan
Hanafi4 berpendapat bahwa tradisi (turats) yaitu, segala warisan masa lampau
yang sampai kepada kita dan masuk kedalam kebudayaan yang sekarang

1
Kurdi, “Kontinuitas dan Diskontinuitas Al-Qur‟an terhadap Tradisi Arab Pra-
Islam”, dalam Jurnal Penelitian, Vol. 12, No.1, Mei 2015
2
Ali Sodiqin, “Sejarah Harmonisasi Islam dan Kebudayaan”, digilib.uin-suka.ac.id
(Jogyakarta: UIN Sunan Kalijaga), diterbitkan dalam Jurnal Mazhabuna, Media
Transformasi Pemikiran Islam , Edisi No. 07 Tahun 2013, h.3
3
Kamus KBBI, (https://kbbi.web.id/tradisi, diakses pada tanggal 13 Juni 2020,
Ciputat
4
Ia merupakan filusuf hukum Islam dan guru besar pada fakultas Filsafat
Universitas Kairo. Dalam pemikirannya mengenai konsep hermeneutika Al-Qur‟an, Hassan
Hanafi dapat disejajarkan dengan tokoh pemikir Islam yang lain seperti Mohammed Arkoun,
Abid Al-Jabiry, Nasr Hamid Abu Zaid, Fazlurrahman dan lain-lain. Dikutip dari Devi
Muharrom Sholahuddin,” Studi Metodologi Tafsir Hasan Hanafi”, dalam Jurnal Studia
Quranika, Vol. 1, No. 1 Juli 2016, h. 58

1
berlaku.5 Menurut Al-Qur‟an, tradisi adalah al-„urf sebagaimana termaktub
dalam surah Al-A‟raf ayat 199, yaitu:
ْ
َ ْ َٰ ْ َ ْ َْ َ ْ ِْ ْ ِ َ َ ْ َْ ِ
١٩٩ ‫ع ّذ الػفي وأمر ّةالػر ّف واغ ّرض غ ّن الج ّى ّلحن‬

“Jadilah pemaaf, perintahlah (orang-orang) pada yang makruf, dan


berpalinglah dari orang-orang bodoh”. (QS. Al-A‟raf [7]:199)

Penafsiran „urf dalam ayat tersebut, dimaksudkan dengan tradisi yang


baik dan dikenal di masyarakat. Menurut mufassir al-Imam al-Nasafi dalam
tafsirnya bahwa „urf merupakan setiap perbuatan yang disukai oleh akal dan
diterima oleh syara‟.6 Dengan demikian definisi tersebut dapat diartikan,
bahwa tradisi adalah kebiasaan yang dilakukan masyarakat yang diperoleh
dari leluhur atau nenek moyang, dilakukan sejak lama dan diwariskan dari
satu generasi kepada generasi yang selanjutnya.

Peradaban pra-Islam sering dikenal dengan Era Jahiliyah (kebodohan).


Hal tersebut bukan karena mereka bodoh secara makna, akan tetapi
kebodohan yang lebih kepada hal teologi, yaitu ketidaktahuan mereka akan
agama.7

5
Moh. Nur Hakim, Islam Tradisi dan Reformasi Pragmatis, “Agama dalam
pemikiran Hasan Hanafi”, (Malang: Bayu Media Publishing, 2003), h.29
6
Abdullah ibn Ahmad ibn Mahmûd al-Nasafî, Tafsîr al-Nasafî, (Beirut: Dar al-
Ma‟rifah, 2000), vol.2, h. 82
7
Yuangga Kurnia Yahya, “Pengaruh penyebaran Islam di Timur-Tengah dan
Afrika Utara”, dalam Jurnal al-Tsaqafa, Vol.16, No. 01, Juni 2019, h. 46

2
Orang Arab menggunakan kata „al-jahlu‟ dan derivasinya dengan dua
pengertian, yaitu „al-jahlu‟ antonim dari kata al-„ilmu (mengetahui)
berkaitan dengan akal, makna yang lain adalah lawan kata dari al-hilmi
(sopan-santun) berkenaan dengan perilaku.8Dalam Islam Jahiliyah artinya
ketidaktahuan akan petunjuk Tuhan. Keadaan tersebut merujuk kepada
kondisi bangsa Arab pra-Islam sebelum diutusnya seorang Rasul yaitu
Muhammad saw.9Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur‟an mengenai
kondisi tersebut:

َ ْ ْ َ َ َٰ ْ ِ ِ ِ ِّ َ ِ َ ْ ْ ِّ َ ِ َ َٰ َٰ ْ ْ َ َ ْ ِ ْ َ ْ ِ ْ ِّ ً ْ ِ َ َ ِّ ِّ ِ ْ َ َ َ ْ َّ َ ِ
‫الحك َمث‬
ّ ‫وي ال ّذي ةػد ّفى اٍا ّم ّٖحن رسيٍا ّمنىم ًخليا علٌ ّىم اً ّخ ّٖه وًز ّكٌ ّىم وًػ ّلمىم ال ّكتب و‬

َٰ َ َ ِ َ ِ َ ْ
٢ ۙ‫َواّ ن كان ْيا ّم ْن ك ْتل ل ّف ْي ضل ٍل ُّم ّت ْح ٍن‬

“Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf
dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka
ayat-ayat-Nya, menyucikan jiwa mereka dan negajarkan kepada
mereka kitab dan hikmah, meskipun sebelumnya mereka benar-benar
dalam kesesatan yang nyata”. (QS. Al-Jumu‟ah[62]:2)

Al-Qâdhî al-Baidhâwî(w.516H) menegaskan hal tersebut berkaitan


dengan surah Al-Maidah ayat 50, yang dimaksud hukum jahiliyah adalah
suatu ajaran yang berlandaskan kepada akal dan keinginan nafsu (mutâba‟ah
al-hawâ).10Demikian juga Ibn Katsir(w.774H) dalam tafsirnya menjelaskan,
bahwa jahiliyah bermakna memutuskan perkara dengan kesesatan dan
kebodohan yang mereka buat sendiri, berdasar pada keinginan dan
kesepakatan mereka.11 Difahami bahwa masa itu mereka jauh dari petunjuk

8
Muhammad Quthb, Perlukah Menulis Ulang Sejarah Islam, terj. Chairil Halim,
dkk, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), h. 53
9
Muhammad Hendra, Jahiliyah Jilid 11, (Yogyakarta: Deepublish, 2012), h.2
10
Abdullah ibn „Umar ibn Muhammad Al-Qâdhî Al-Baidhâwî, Anwâr al-Tanzîl wa
Asrâr al-Ta‟wîl, (Kairo: Syirkh al-Quds, 2018), Vol.1, h. 544
11
Abu Al-Fidâ Ismail ibn Katsir, Tafsir Al-Qur‟ân al-„Adzîm, ْ ( tt.p :Dar at-
Tayyibah, 1999), juz 3, h. 127

3
Tuhan dan tidak adanya risalah yang menuntunnya. Kondisi pada masa pra-
Islam juga diakui oleh Philip K. Hitti dalam bukunya The History of Arabs,
jahiliyahnya bangsa Arab disebabkan bodoh dalam agama, karena pada
zaman itu, tidak adanya nabi, dan kitab suci sebagai petunjuk.12

Bangsa Arab pra-Islam dengan tradisinya mempengaruhi dalam


berbagai sisi kehidupan. Beberapa aspek kehidupan bangsa Arab yang identik
dengan pra-Islam yaitu dalam aspek keagamaan, mayoritas menganut pagan
menyembah berhala. Meskipun ada juga diantara mereka yang menganut
agama Yahudi, Nasrani, dan Majusi. Semangat keberagamaan mereka sangat
kuat. Hal ini kemudian yang membuat mereka menentang keras ketika Islam
datang dengan ajaranya.13

Isma‟il ibn Katsir(w.774H) menggambarkan kesesatan bangsa Arab


pra-Islam berdasar pada apa yang diriwayatkan al-Bukhari dari Ibnu Abbas,
dalam surat Al-An‟am ayat 139-140 sebagaimana di jelaskan dalam Al-
Qur‟an:

ُّ َ ْ َ ‫َّ ْ َ َ َ ِ ْ َ ْ َ َ ِ ْ َ َ ً َ ْ ْ َّ َ ِ ْ َ َ َ َ ِ ِ ه ِ ْ َ َ َ ه‬ َ ْ َ
‫اَّللۗكد ضل ْيا‬
ّ ‫كد خ ّس َه ال ّذين كخليْٓا اوٍادوم سفىاۢ ّةؾح ّغ ّعل ٍم وضَّرميا ما رزكىم اَّلل اـ ّتغا ًۤء عل ى‬
َ ِ َ
١٤٠ ࣖ ‫َو َما كان ْيا ِم ْىخ ّد ًْ َن‬

“Sungguh rugi mereka yang membunuh anak-anaknya karena


kebodohan tanpa pengetahuan, dan mengharamkan rezeki yang
dikaruniakan Allah kepada mereka dengan semata-mata membuat-
buat kebohongan terhadap Allah. Sungguh, mereka telah sesat dan
tidak mendapat petunjuk”.(QS. Al-An‟am [6]:140)

12
Philip K. Hitti, History of The Arabs, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2008),
h.108
13
M. Yakub, Sejarah Peradaban Islam, (Medan: Perdana Publishing, 2015), h. 2
pdf

4
Mereka melakukan aturan yang bathil dan rusak. Hal tersebut diikuti
oleh kelompok orang-orang yang bodoh, sebagian besar mereka menyembah
berhala, menggantinya dari agama Ibrahim yang hanif yaitu beriman kepada
Allah, Tuhan yang Esa kepada penyembahan berhala. Memang ada beberapa
tradisi umat Islam yang sama dengan tradisi Arab pra-Islam, ada yang
diperbaiki, diganti atau dikurangi. Hal ini menurut sejarah karena orang-
orang Arab ada yang melestarikan beberapa ajaran dari Nabi Ibrahim as,
tetapi karena fatroh14 atau kekosongan waktu yang panjang, maka banyak
terjadi penyimpangan dari aslinya. Maka ajaran Islam mengembalikan
kepada tradisi yang baik dan benar sesuai dengan ajaran Nabi Ibrahim as
yang asli, seperti ritual haji yang diwariskan dari Nabi Ibrahim as.15

Dalam aspek sosial; budaya buruk yang sudah tertanam kuat seperti
perjudian dan khamar. Kebiasaan meminum khamar layaknya meminum air
putih sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi setiap harinya. Membunuh anak
perempuan atau menguburnya hidup-hidup, meski tidak semua kabilah
melakukannya.16 Mereka meyakini bahwa anak perempuan lemah tidak dapat
membela keluarganya. Hidup yang tanpa aturan menghasilkan kebebasan
dalam pergaulan laki-laki dan perempuan. Sehingga terjadinya pernikahan
yang lebih merugikan kaum wanita tanpa ikatan dan hukum, wanita tidak ada
harganya.17 Begitupun dari segi ekonomi: memberlakukan pola ekonomi

14
Yaitu masa kekosongan antara Nabi Isa a.s dan Nabi Muhammad Saw. Jawad
Ali, Sejarah Arab sebelum Islam, Jilid 1, h. 27. Fatroh juga menunjukkan arti terhetinya
pengiriman Rasul . Masa Fatroh adalah masa jeda antara dua Nabi. Jarak antara Nabi Isa a.s
dan Nabi Muhammad Saw 571 tahun, dikutip dari Zen Muhammad al-Hadi, Pemahaman
Terjemah Ayat Suci Al-Qur‟an, (Jakarta: Zawiya, 2016), h. 283
15
„Imâduddîn Isma‟îl ibn Katsîr, Al- Bidâyah wa An-Nihâyah, (Kairo: Dar Abî
Hayyân, 1996), juz II, h. 254
16
M. Quraisy Shihab, Membaca Sirah Nabi Muhammad dalam Sorotan Al-Qur‟an
dan Hadis-hadis Shahih, (Tangerang: Lentera Hati, 2018), h. 113
17
Yusuf Musa, Falsafatul Akhlak al Islami, kairo , 1986, sebagaimana dikutip dari
Mahbub Junaedi, dalam Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan dan Humaniora, Dar El Ilmi,
“Akhlak dalam Perspektif Sejarah”, Vol. 6, No.1, April 2019, h.119 pdf

5
yang menghalalkan segala cara termasuk praktek riba. Kesenjangan ekonomi
yang sangat tinggi antara kaya dan miskin. 18 Dalam bidang politik mereka
hidup berkabilah dengan rasa kesukuan yang kuat dan antar kabilah saling
bermusuhan.19

Namun demikian bangsa Arab adalah bangsa yang berperadaban tinggi.


Bangsa Arab sangat terkenal dengan syair-syair dalam kesusastraan Arab.20
Dalam bidang perekonomian dipengaruhi oleh letak geografisnya. Kondisi
alam yang gersang dan tandus kecuali Yaman yang nampak subur, meski
demikian perdagangan merupakan unsur penting dalam perekonomian
masyarakat Arab pra-Islam.21 Makkah misalnya, karena letak geografisnya
yang sangat strategis maka ia menjadi tempat persinggahan para kabilah
dagang yang datang dan pergi. Menjadikannya pusat perniagaan dan tempat
strategis sebagai lalu lintas perdagangan yang menghubungkan Timur dan
Barat.22 Al-Qur‟an menggambarkan kota mekkah sebagai pusat peradaban:

َ َ َٰ ْ ِّ ً ِ ً َٰ َ َّ ََّ َّ َ ُّ ْ َ َ ََّ َّ
٩٦ ۚ‫اس لل ّذ ْي ّة َتكث ِمب َغكا َّوودى ّللػل ّم ْحن‬
ّ ‫ّان اول ةي ٍج و ّضع ّل‬
‫لن‬

“Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk


manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi
dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam”. (QS. Ali „Imran [3]:96)

18
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. ke-1, h.
53
19
Badry Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2000),
h. 11
20
Ahmad Labib Majdi, “ Historiografi Arab pra-Islam”, Makalah Penelitian,
(Jakarta: UIN Jakarta, t.t), h. 8, pdf
21
Aden Wijdan, Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogjakarta: Pusat Studi Islam,
Universitas Islam Indonesia, 2007), h. 10
22
M. Yakub, dkk, Sejarah Peradaban Islam Pendekatan Periodesasi, (Medan:
Perdana Publishing, 2015), h. 34
Neldi Harianto, “Sosiologi dalam Sastra Arab Jahiliyah”, ditulis dalam Jurnal
Tsaqafah dan Tarikh, Vol. 1 No.1, Januari-Juni 2016, h.4

6
Allah menegaskan bahwa sesungguhnya rumah tempat ibadah yang
pertama dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah yakni
Makkah yang diberkahi dengan banyak kebajikan duniawi maupun ukhrawi
secara berkesinambungan dan tiada terputus. Menjadi petunjuk sebagai kiblat
dan pusat kegiataan beribadah kepada Allah serta harapan untuk
mengunjunginya bagi seluruh alam di masa lampau, sekarang, maupun yang
akan datang.23

Dari beragam tradisi yang disandang bangsa Arab saat itu menjadi
momok yang selalu jelek dan buruk. Secara normatif telah dibuktikan
bagaimana buruknya perilaku mereka dalam Al-Qur‟an, sehingga
menggantinya dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, contohnya dalam
surah Al-Isrâ: 31

َ ْ َ َ َ ْ َ َّ ِ ِِ َ َْ َ َ ْ َ ِ َ َ َ ِِ َْ َ
٣١ ‫َوٍا حلخل ْيْٓا ا ْوٍادك ْم خش ٌَث ّا ْمل ٍاقۗ نح ِن ن ْرزك ِى ْم َواًَّّاك ْمۗ ّان كخل ِى ْم كان ّخع ِٔػا ك ّت ْح ًغا‬

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin.


kamilah yang memberi rizki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh
mereka itu sungguh suatu dosa besar”(QS, Al-Isrâ[17]: 31)

Sebagian masyarakat Arab pra-Islam memiliki kebiasaan


menguburkan anak-anak perempuan karena tidak mampu mencari rezeki dan
hanya menjadi beban hidup. Hal ini adalah bukti dari fenomena kondisi
masyarakat yang dipengaruhi oleh ideologi yang ada. Dan Al-Qur‟an
menegaskan agar jangan takut miskin, karena Allah yang akan memberi rizki
kepada anak dan orangtuanya.24

Begitu banyaknya akhlak buruk yang dipraktekan masyarakat Arab


sebelum datangnya Islam, namun seburuk-buruknya suatu bangsa ada sisi

23
Sayyid Quthub, Fi Zhilal Al-Qur‟an, di bawah Naungan Al-Qur‟an, (Jakarta:
Gema Insani Press, 2005), jilid 2, h. 113
24
Sayyid Quthub, Fi Zhilal Al-Qur‟an, Jilid. 7, Cet. ke-2, h. 251

7
positif yang mereka miliki, yaitu ada tradisi-tradisi yang telah lama melekat
yang telah diwariskan turun temurun yang bersifat positif.25Secara nyata
dapat terlihat bahwa manusia mempunyai dua potensi tersebut yaitu
berkelakuan baik dan buruk,26 dalam Al-Qur‟an dijelaskan:

َ ‫ َـ َا ْل َى َم َىا ِـ ِش ْي َر َوا َو َح ْل َٰي‬٧ ۖ‫ىىا‬


٨ ۖ‫ىىا‬ َ ‫َو َن ْفس َّو َما َس هي‬
ٍ

“Allah bersumpah dengan diri manusia yang telah Ia ciptakan


dengan kondisi fisik dan psikis yang sempurna. Setelah
menciptakannya secara sempurna, Allah memasukkan ke dalam diri
manusia potensi jahat dan baik”. (QS. As-Syams[91]:7-8).

Sayyid Quthub menjelaskan sesungguhnya manusia itu makhluk yang


memiliki tabiat, potensi dan arah yang kompleks. Maka ia dibekali potensi
untuk berbuat baik dan buruk, mengikuti petunjuk atau kesesatan.
Kemampuan ini tersembunyi dalam wujudnya, yang sekali waktu
diungkapkan Al-Qur‟an dengan ilham. Jika mengembangkan potensi baiknya
maka ia beruntung, begitupun sebaliknya yang ia sembunyikan dari kebaikan
akan merugi.27

Ungkapan hikmah oleh Aktsam ibn Shaify yang hidup pada zaman pra-
Islam dan kemudian masuk Islam, berkata dalam syairnya:

25
Abdullah Al-Tha‟i, Yahudi sang Penghancur Dunia, trj. Misbah EM Madjidy,
(Mihrab, 2008), h.255
26
M. Quraisy Shihab, Wawasan Al-Qur‟an (Tafsir Tematik atas Pelbagai
Persoalan Umat), (Bandung: Mizan Pustaka, 2007), h. 337
27
Sayyid Quthub, Tafsir Fi Zhilal Al-Qur‟an, di bawah Naungan Al-Qur‟an,
(Jakarta: Gema Insani, 2001), jilid 12, h. 282

8
ِ
,‫وطئ‬
ٌ ‫ب‬ ٌ ‫ َوالْ َع ْج ُز مرَّك‬.‫صعب‬
ٌ ‫ب‬
ٌ ‫ واحلَ ُزم مرّك‬,‫اج ًة‬
َ َ‫الشر ُجل‬
ُّ ‫ و‬،ٌ‫ذب مهواة‬ ُ ‫ وال َك‬,‫منجاة‬
َ ‫الص ْد ُق‬
.‫الصرب‬ َ ‫العجز ِم ْفتاَ ُح‬
َ ‫ َو َخريُ األُُموِر‬,‫الفق ِر‬ َ ‫ َو‬,‫آفة الرأي اهلوى‬
28

“Jujur adalah pangkal keselamatan, dusta adalah merusakkan, kejahatan


adalah kekerasan, ketelitian adalah sarana menghadapi kesulitan,
kelemahan akibat kehinaan, penyakit fikiran adalah nafsu, dan sebaik-
baik perkara adalah sabar”

Salah satu bukti sejarah yang terlahir dari bait syair-syair bangsa Arab
pra-Islam, bahwa kalimat-kalimat nasehat itu datang dari penyair bangsa
Arab pra-Islam.

Layaknya setiap komunitas manusia mereka mempunyai moral dan


budaya baik yang disepakati. Menurut Wahbah az-Zuhaili, potensi akal
fikiran manusia mempunyai kebebasan dalam menciptakan suatu karya yang
monumental dalam melakukan kebaikan-kebaikan seperti ikhlas dalam
beramal, jujur dalam berkata, tegas, optimis, dermawan, dan saling tolong
menolong sebagai dasar kebudayaan.29

Kedermawanan menurut bangsa Arab adalah harga diri yang harus


dijaga. Mereka rela berkorban demi mengagungkan tradisi ini. Di gurun pasir
dengan kondisi barang-barang kebutuhan pokok sangat terbatas, maka sikap
dermawan menjadi hal yang penting dalam masyarakat untuk memperoleh
kedudukan yang dimuliakan. 30

Bangsa Arab pra-Islam berusaha keras dalam menjaga kehormatan diri


agar tidak ternodai, dengan isyarat atau perbuatan. Bagi bangsa Arab

28
Muhammad Yusuf Musa, Falsafah al-akhlȃk fî al-Islȃm wa shilȃtihȃ bi al-
falsafah al-ighrîqiyyah, (Mathba‘ah al-Risȃlah, 2017 ), h. 17. Pdf
29
Wahbah Az-Zuhaili, Al-Qur‟an dan Paradigma Peradaban, (Yogyakarta:
Dinamika, 1996), h. 140
30
Nourouzzaman Shiddiqie, Pengantar Sejarah Muslim, (Yogyakarta: Nur Cahaya,
1983), h. 112

9
menjaga kehormatan orang lain termasuk kehormatan diri.31 Sifat positif
lainnya yaitu, menepati janji, bila seseorang berjanji kepada orang lain, maka
harus memegang janjinya. Jika seorang dari mereka melanggarnya, mereka
akan mengibarkan bendera di pasar Ukaz agar semua orang
32
mengetahuinya. Sifat ini yang kemudian oleh Islam ditegaskan dalam Al-
Qur‟an, salah satunya dalam surah Al-Isra ayat 34:

َ َ َ َ ْ َّ َْ ِ َ َّ ِ َ َ ِ ‫َ ه‬ ْ َ َّ َّ َْ َ َْ َ
‫َوٍا حل َر ِة ْيا َمال الي ّخ ٌْ ّم ّاٍا ّةال ّت ْي ّن َي اض َس ِن ضتى ًَ ْتلؼ اشدهۖ َوا ْوـ ْيا ّةالػ ْى ّدۖ ّان الػ ْىد كان‬
ً
٣٤ ‫َم ْس ُٔػ ْيٍا‬

“Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan


cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai dia dewasa, dan penuhilah
janji, karena janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya”.(QS. Al-
Isrâ‟[17]:34)

Setelah datangnya Islam dengan wahyu Al-Qur‟an, tatanan masyarakat


Arab, budaya dan tradisinya perlahan membaur. Islam datang memilah milih
mana budaya yang dibolehkan dan tidak, mana yang perlu dilestarikan dan
dihapus, mana budaya yang perlu diubah dan diganti dengan yang baru. Pada
prakteknya tidak semua budaya Arab pra-Islam dihapus dan diganti. Ada
beberapa tradisi yang melekat yang dianggap mengandung nilai-nilai positif.
Sebagaimana hal tersebut dinyatakan oleh Toshihiko Izutsu, 33 sifat baik

31
Jawwad Ali, Sejarah Arab sebelum Islam, trj. Yusni Amru, dkk, (Tangerang: PT
Pustaka Alvabeta, 2019), jilid 4, h. 272
32
Jawwad Ali, Sejarah Arab sebelum Islam, h. 273
33
Profesor Emeritus di Universitas Keio di Jepang danotoritas di sekolah
kebijaksanaan metafisis dan filosofis SufismeIslam, menguasai banyak bahasa, termasuk
Arab dan Persia. Kegiatan penelitiannya sangat luas terutama dalam bidang filsafat. Beliau
juga meneliti terhadap kebudayaan-kebudayaan dunia dan menjelaskan secara spesifik
berbagai sistem keagamaan dan filsafat melalui bahasa aslinya, merupakan sarjana non-
muslim yang ikut berkontribusi dalam perkembangan kajian Al-Quran. Dikutip dari Umi
Fatimatur Roiva, “Pendekatan Semantik Karya Toshihiko Izutsu”, Makalah Penelitian
(Malang: Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim, 2016), h.2, (t.d) dari buku Lutfi
Hamidi, Sematik Al-Qur‟an Dalam Perspektif Toshihiko Izutsu (Yogyakarta: Grafindo Litera
Media, 2010), hlm. 35

10
masyarakat Arab yang kemudian mengalami islamisasi meliputi: kemurahan
hati, keberanian, kesetiaan, kejujuran dan kesabaran.34 Nourouzzaman juga
mengungkapkan bahwa bangsa Arab pra-Islam tidak selalu dimaknai dengan
kebodohan dan kejahatan, karena disamping itu ada sisi kehidupan yang
bersifat positif.35 Namun semua sifat-sifat tersebut didominasi oleh bangsa
Arab yang tidak dapat mempresentasikan moralitas yang tinggi.36

Pembahasan mengenai tradisi bangsa Arab sebelum Islam, telah ada


beberapa literatur penelitiannya dalam bentuk jurnal, artikel, buku,
diantaranya adalah: “Tiga Model Interaksi Dakwah Rasulullah terhadap
Budaya Lokal”, penelitian ini berbicara mengenai kebudayaan Arab sebelum
Islam yang menjadi faktor penting dalam melihat kebudayaan
Islam.37Selanjutnya, “Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan
Afrika Utara”,38 sebuah jurnal yang meneliti tentang geo-politik dan budaya
masyarakat Timur Tengah dan Afrika Utara. “Hukum Islam dan Perubahan
Sosial Kemasyarakatan Era Jahiliyah”,39 mengenai kajian sejarah hukum
Islam yang menjelaskan bagaimana era Jahiliyah akhirnya dapat menerima
Islam. Buku yang berjudul Sejarah Peradaban Islam,40 dengan pendekatan

34
Toshihiko Izutsu, Etika Beragama dalam Quran, terj. Mansurrdin Djoely
(Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993), h. 111-164, yang dikutip dari Jurnal Teologia “Respons
Nabi terhadap Tradisi Jahiliyah, Studi Reportase Hadits Nabi”, Vol. 28, No. 1, Juni 2017, h.
196
35
Nourouzzaman Shiddique, Pengantar Sejarah Muslim, (Yogyakarta: Nur Cahaya,
1983), h. 102
36
Moh. Nurhakim, Sejarah dan Peradaban Islam, (Malang: UMM Press, 2004), h.
16
37
Kahoiro Ummatin, “ Tiga Model Interaksi Dakwah Rasulullah terhadap budaya
lokal”, dalam Jurnal Dakwah, Vol. 20, No. 1 Tahun 2014
38
Yuangga Kurnia Yahya, “ Pengaruh Penyebaran Islam di Timur-Tengah dan
Afrika Utara”, dalam Jurnal Peradaban Islam Al-Tsaqafi, Vol.16, No. 1, Juni 2019
39
Muhammad Rohmaan Fahroly, “Hukum Islam dan Perubahan Sosial
Kemasyarakatan Era Jahiliyah”, dalam Jurnal Syariah Darussalam, Vol.2, No.2, Juli-
Desember 2018
40
Muhammad Yakub, MA, dkk, Sejarah Peradaban Islam Pendekatan
Periodesasi, (Medan : Perdana Publishing, 2015)

11
periodesasi mengkaji tentang peradaban pra-Islam dan setelah Islam.
Selanjutnya dari buku-buku berbahasa Arab dan Inggris; Al-„Arab qobla Al-
Islȃm Ahwȃluhum As-Siyȃsiyyah wa Ad-Dîniyyah wa Ahammu Madzȃhiri
Hadharȃtihim41 dan History of The Arabs from the Earliest Times to The
Present”42 yang membicarakan mengenai sejarah bangsa Arab pra-Islam.

Dari beberapa penelitian yang telah penulis sebutkan dapat disimpulkan


bahwa pembahasan mengenai sisi positif bangsa Arab yang sesuai dengan
nilai-nilai Al-Qur‟an belum ada. Kemiripan pembahasan mungkin telah ada
penelitiannya, seperti gambaran bagaimana masyarakat bangsa Arab sebelum
Islam dan budayanya. Akan tetapi pembahasannya bersifat umum, tidak
memfokuskan pada hal yang positif dari bangsa Arab pra-Islam. Bangsa Arab
pra-Islam harusnya tidak hanya disoroti dari keburukan moralnya sehingga
diyakini bangsa Arab semua buruk. Ada hal penting yang perlu
diketengahkan yaitu sisi budaya positif yang melekat pada masyarakat Arab
dan itu telah ada jauh sebelum Islam datang.

Berangkat dari hasil data literatur yang telah disebutkan, kemudian


penulis ingin melakukan penelitiannya yang belum banyak tersentuh oleh
peneliti-peneliti sebelumnya. Yaitu meneliti pada ranah dimensi positif
tradisi bangsa Arab pra-Islam. Fokus penelitian ini lebih kepada hal positif
dari budaya bangsa Arab pra-Islam yang sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur‟an.

Tentu dalam proses menemukan titik sisi positifnya tidaklah mudah,


ada tahapan dan proses yang dilakukan untuk mendapat hasil bahwa sifat
positif tersebut sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur‟an. Langkah pertama yang

41
Mahmûd „Arafa Mahmûd, Al-„Arab qobla Al-Islȃm Ahwȃluhum As-Siyȃsiyyah wa
Ad-Dîniyyah wa Ahammu Madzȃhiri Hadharȃtihim, (Mesir: „Ainu li Ad-Dirȃsȃti wa Al-
Buhûts Al-Insȃniyyah wa Al-Ijtimȃ‘iyyah, Ein For Human Social Studies, 1995)
42
Phillip K. Hitty, History of The Arabs from the Earliest Times to The Present,
(New York: Palgrave Macmillan, 2002)

12
akan dilakukan penulis adalah menyeleksi dari sekian banyak budaya dan
tradisi bangsa Arab pra-Islam. Jika dijumpai ada kesesuaian tradisi tersebut
maka diakomodasi. Akan tetapi jika tidak dapat diakomodasi maka akan
dimodifikasikan. Yang terakhir adalah eliminasi, apabila budaya dan tradisi
tersebut bertentangan dengan nilai Al-Qur‟an maka ditinggalkan. Maka hasil
dari seleksi tersebut akan dihasilkan budaya atau tradisi positif bangsa Arab
pra-Islam. Dan kemudian dicari yang sesuai dengan dengan nilai-nilai Al-
Qur‟an.

Alasan penulis meneliti tema dan judul tersebut adalah ingin menguak
sisi positif dari tradisi bangsa Arab pra-Islam, karena bangsa Arab pra-Islam
tidak dapat disorot dari hal negatifnya saja. Dengan adanya penelitian ini
kemudian akan terlihat sisi positifnya bangsa Arab pra-Islam disamping
buruknya perilaku mereka. Peradaban yang telah mereka bangun, ternyata
sejarah mencatat bahwa bangsa arab itu memiliki tradisi dan budaya yang
positif seperti memuliakan tamu, bersikap jujur pada keluarganya sampai
kepada musuhnyapun. Sebagaimana terlihat pada kejujuran Abu Sufyan
ketika ditanya oleh Heraklius mengenai Rasulullah saw, beliau menjawabnya
dengan jujur, meski saat itu Abu Sufyan dalam kondisi kafir.43

Alasan yang kedua, adalah sebagai referensi strategi dalam berdakwah,


bahwa di setiap komunitas manusia memiliki nilai moral dan tradisi yang
disepakati. Islam datang tidak serta merta memberangus semua tradisi yang
berjalan. Islam menjaga dan mempertahankan tradisi tersebut. Begitupun
dalam berdakwah harus dengan bahasa yang baik.

Penelitian ini menggunakan metode tafsir tematik (maudhu‟i). Yaitu


mengkaji tradisi dan budaya yang positif dari bangsa Arab pra-Islam.

43
Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Muhammad, (Jakarta: Gema Insani Press,
2011), h. 100

13
Kemudian dari tradisi-tradisi yang positif tersebut disesuaikan mana tradisi
yang mengandung nilai-nilai Al-Quran kemudian dicari ayat-ayatnya yang
menerangkan hal tersebut. Kemudian menganalisanya dengan menggunakan
tafsir bercorak ijtima‟i.

Penelitian ini menggunakan dua pendekatan. Pertama, pendekatan


history (sejarah) , karena penulis akan banyak bersentuhan dengan sejarah
bangsa Arab pra-Islam, kondisi masyarakatnya, budayanya dan letak
geografisnya. Pendekata yang kedua adalah sociology (sosial), karena
berkaitan dengan adat kebiasaan masyarakat bangsa Arab pra-Islam.

Kajian ini penting untuk dilakukan sebagai kontribusi berharga dalam


pengetahuan sejarah dan muamalah. Dapat memberikan gambaran serta
membuka tabir atas ketidaktahuan kita, bahwa dibalik penilaian buruk
terhadap masyarakat Arab pra-Islam yang kita ketahui selama ini, tersimpan
nilai-nilai positif yang patut untuk ditiru dan dikembangkan. Harapannya
penelitian ini dapat memberikan pelajaran bagi kita untuk tidak menilai
sesuatu hanya dari satu sudut pandang saja, namun harus mengkaji dan
menelitinya secara kompleks dari berbagai sisi.

B. Permasalahan

Untuk mengurai permasalahan yang terkait dengan tema pembahasan


Penelitian, maka hal-hal yang perlu dijelaskan adalah:

1. Identifikasi Masalah
a. Minimnya pengetahuan dan informasi mengenai kondisi bangsa
Arab Pra-IslamParadigma masyarakat dalam menyoroti bangsa
Arab sebelum Islam dengan momok yang buruk dan negatif
b. Tradisi bangsa Arab pra-Islam yang bersifat negatif dan positif

14
c. Bangsa Arab pra-Islam telah berperan maju dalam perdagangan
dan pertanianJahiliyah bukan bodoh secara makna, akan tetapi
lebih kepada ketidaktahuan mereka akan agama. Letak geografis
bangsa Arab yang gersang dan padang pasir mempengaruhi
watak, sifat bangsa Arab yang keras
d. ketika Islam datang, tidak serta merta menghilangkan budaya dan
tradisi yang telah ada, melalui proses yang panjang dengan cara
yang harmoni

2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka
dibatasi hanya beberapa masalah saja yang dianggap penting, yakni:
a. Penelitian lebih dibatasi kepada tradisi bangsa Arab pra-Islam
yang bersifat positif dan mengandung nilai-nilai Al-Qur‟an
b. Penelitian ini menggunakan metode tematik (tafsir maudhu‟i)
c. Pendekatan yang digunakan adalah pertama, History (sejarah),
karena bersinggungan dengan sejarah bangsa Arab jahiliyah baik
itu Pra-Islam dan masa Islam. Pendekatan yang kedua, Sociology
(sosial), karena berkaitan dengan adat kebiasaan bangsa Arab pra-
Islam.
d. Dalam menganalisa ayat-ayat Al-Qur‟an, menafsirkan ayat-ayat
dibatasi dengan menggunakan tafsir yang bercorak ijtimai (Tafsir
al-Munîr; Wahbah az-Zuhaili), Tafsir al-Marâghi; Ahmad
Musthafa al-Maraghi), Tafsir al-Manâr; Muhammad Abduh dan
Muhammad Rasyid Ridha, Fî Zhilal Al-Qur‟an; Sayid Quthub,
Tafsir al-Mishbah; M. Quraisy Shihab)
e. Tradisi yang positif lebih dibatasi kepada tradisi yang bersifat
individual

15
C. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka masalah yang


relevan adalah:

1. Bagaimana Al-Qur‟an memandang tradisi atau kebiasaan bangsa


Arab pra-Islam?
2. Bagaimana relevansi tradisi atau kebiasaan positif bangsa Arab pra-
Islam yang ditegaskan Al-Qur‟an dengan masa kini?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan adanya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengentahui pandangan Al-Qur‟an yang berkaitan dengan


tradisi atau kebiasaan bangsa Arab pra-Islam dan yang berkaitan
dengan hal tersebut
2. Mengidentifikasi dan menganalisa tradisi atau kebiasaan yang positif
bangsa Arab pra-Islam yang ditegaskan Al-Qur‟an dan relevansinya
dengan masa kini.

E. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritik, penelitian ini diharapkan mampu memperkaya


hazanah keilmuan mengenai pemahaman tentang tradisi bangsa
Arab Pra-Islam yang bersifat positif yang sesuai dengan nilai-nilai
Al-Qur‟an

2. Secara praktis, penelitian ini membantu menyumbangsihkan


jawaban dari masalah pada object yang diteliti, sehingga
memperoleh penelitian yang signifikan. Serta menambah literatur
pengetahuan dalam penelitian tentang Tradisi bangsa Arab

16
Jahiliyah yang bersifat positif dan sesuai dengan nilai-nilai Al-
Qur‟an

Adapun Manfaat penelitian ini untuk mendemonstrasikan bahwa


ilmu Allah sangat luas tak ada bandingannya. Bahkan satu huruf dalam
Al-Qur`an pun ketika dikaji menimbulkan beberapa makna yang tersirat di
dalamnya. Dan semakin banyak penelitian yang diteliti, maka semakin
baik kualitas dan kuantitas hasil penelitian tersebut. Penelitian ini juga
untuk membantu memecahkan masalah yang diteliti dengan melalui
penelitian kajian kepustakaan yang lebih lanjut lagi. Sekaligus berusaha
untuk memberikan sumbangsih pemikiran dalam proses pembelajaran.

F. Kajian Pustaka

Kajian pustaka ini merupakan upaya seorang penulis menunjukkan


posisi karyanya terhadap karya-karya yang telah ada sebelumnya. Hal ini
pula yang menjadikan autentisitas karya dapat diketahui, diantaranya:

a. Buku yang ditulis oleh Mahmûd „Arafa Mahmûd yang berjudul “Al-
„Arab qobla Al-Islȃm Ahwȃluhum As-Siyȃsiyyah wa Ad-Dîniyyah wa
Ahammu Madzȃhiri Hadharȃtihim”, Studi sederhana ini membahas
kondisi politik, agama orang Arab dan aspek terpenting dari peradaban
bangsa Arab pra-Islam yang merupakan salah satu periode terpenting
dalam sejarah manusia pada umunya, dan sejarah Arab dan Islam pada
khususnya. Hal ini juga untuk mengenalkan bangsa Arab yang
merupakan ras semit tertua dan gambaran geografis jazirah arab,
dampak lingkungan padang pasir dan gersang, juga pembagian orang
arab kepada Adnanis dan Qahtanis. Kemudian membahas mengenai
agama-agama yang pernah singgah pada bangsa Arab pra-Islam, mata
pencaharian mereka yang didasarkan pada sumber alam yang ada dan

17
mengembangkannya. Kontribusi penelitian ini pada penilitian yang
akan datang adalah memberikan informasi mengenai sejarah Arab pra-
Islam, meskipun penjelasan dalam buku ini tidak begitu detail tapi
cukup memberikan informasi yang penulis butuhkan. Yang
membedakan buku ini dengan penelitian selanjutnya adalah fokus
bahasannya. Penelitian selanjutnya dalam lingkupnya lebih khusus
kepada tradisi atau kebiasaan positif bangsa Arab pra-Islam yang
ditegaskan Al-Qur‟an, berbeda dengan pembahasan buku yang telihat
lebih global menyisir kepada seluruh aspek kesejarahan bangsa Arab
pra-Islam, terutama yang berkaitan dengan politik, agama, dan
peradabannya.44
b. Buku sejarah yang berjudul “The History of The Arabs from The
Earliest Times to The Present”, yang ditulis oleh Philip K. Hitty. Buku
yang cukup tebal ini menjadi banyak rujukan karena pembahasannya
tidak hanya mengenai sejarah Arab sebelum Islam, bahkan sesudah
Islam berkembang sampai kepada zaman kegemilangannya masa Nabi
Muhammad saw, para sahabat, dan sesudah sepeninggal mereka.
Kontribusi penelitian ini kepada penelitian selanjutnya adalah
memberikan informasi sejarah khususnya sejarah Arab sebelum Islam,
mengenai asal-usulnya, kehidupannya, iklimnya dan geografisnya,
serta masyarakatnya.45Persamaan penelitiam ini dengan penelitian
selanjutnya adalah membahas sejarah bangsa Arab pra-Islam, adapun
perbedaannya yaitu penelitian ini lebih umum tidak hanya membahas
bangsa Arab pra-Islam, akan tetapi juga membahas pada masa Islam.

44
Mahmûd „Arafa Mahmûd, Al-„Arab qobla Al-Islȃm Ahwȃluhum As-Siyȃsiyyah
wa Ad-Dîniyyah wa Ahammu Madzȃhiri Hadharȃtihim, (Mesir: „Ainu li Ad-Dirȃsȃti wa Al-
Buhûts Al-Insȃniyyah wa Al-Ijtimȃ‟iyyah, Ein For Human Social Studies, 1995) h. 5-8
45
Phillip K. Hitty, History of The Arabs from the Earliest Times to The Present,
(New York: Palgrave Macmillan, 2002)

18
c. Khoiro Ummatin, menulis Jurnal Dakwah tahun 2014 dengan judul
“Tiga model Interaksi Dakwah Rasulullah terhadap Budaya Lokal”.
Penelitian ini menjelaskan bahwa kebudayaan Arab sebelum Islam
menjadi faktor penting sebagai akar untuk melihat peta perkembangan
kebudayaan Islam. Fokus penelitian ini pada gerakan dakwah
Rasulullah dalam kurun 23 tahun menjadi strategi dakwah bil hikmati,
mauidzah hasanah, dan mujadalah ihsan,46 dengan menerapkan tiga
model interaksi yaitu tahmil, taghyir, dan tahrim. Yang membedakan
penelitian ini dengan penelitian selanjutnya adalah fokus
pembahasannya. Penelitian ini lebih kepada gerakan dakwah
Rasulullah dengan menggunakan tiga model interaksi, sedangkan
Penelitian yang akan datang membicarakan tentang budaya dan tradisi
bangsa Arab sebelum Islam yang bersifat positif dan sesuai dengan
nilai-nilai Al-Qur‟an. Persamaan penelitiaan ini dengan penelitian
selanjutnya adalah tiga model interaksi tahmil, taghyir dan tahrim,
hanya saja penelitian selanjutnya menggunakan tiga model ini dalam
mendeteksi budaya dan tradisi bangsa Arab pra-Islam yang bersifat
positif.
d. Dalam sebuah Jurnal yang ditulis oleh Kurdi, dengan judul
“Kontinuitas dan Diskontinuitas Al-Qur‟an Terhadap Tradisi Arab
Pra-Islam” kajian ini membahas tentang Al-Qur‟an melanjutkan dan
menolak tradisi masyarakat Arab sebelum pewahyuan. Dialog Al-
Qur‟an dan masyarakat mengenai tradisi budaya yang berasal dari
nenek moyang bangsa Arab dan tradisi yang murni berasal dari
kesepakatan sosial dan akal budi mereka. Fokus kajian ini adalah
tradisi masyarakat Arab sebelum Islam, khususnya kepada tradisi yang

46
Khoiro Ummatin, “Tiga Model Interaksi Dakwah Rasulullah terhadap budaya
lokal”, ditulis dalam Jurnal Dakwah, Vol. XX, No.1 Tahun 2014, h. 180-183

19
dilanjutkan dan dihentikan Al-Qur‟an.47 Yang membedakan penelitian
ini dengan penelitian yang akan datang pada fokus bahasannya.
Penelitian yang akan datang meneliti tentang tradisi masyarakat Arab
pra-Islam yang bersifat positif yang dikukuhkan dan sesuai dengan
nilai-nilai Al-Qur‟an. kontribusi penelitian ini adalah memberikan
rujukan literasi dalam pembahasan budaya dan tradisi bangsa Arab
sebelum datangnya Islam.
e. Muhammad Rohman Fahroly, yang menulis Jurnal Syariah
Darussalam 2018, dengan judul “Hukum Islam dan Perubahan Sosial
Kemasyarakatan Era Jahiliyah”. Penelitian ini menjelaskan kondisi
bangsa Arab pra-Islam, digambarkan sebagai kebodohan hati yang
tidak mau menerima kebenaran. Sosial masyaraktnya buruk dan
hukum yang tidak bersifat egaliter yaitu tidak memiliki keadilan dan
persamaan hak. Setelah Islam datang perlahan mengalami proses
penerimaan, konsep tranformasi dan adaptasi terhadap budaya sosial
masyarakat Arab kepada ajaran Islam, yang memiliki hukum yang
bersifat egaliter. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian
yang akan datang adalah fokus kajiannya kepada analisa sejarah
hukum Islam dan prinsip egaliter .48 Sedangkan penelitian yang akan
datang lebih menjelaskan kepada budaya dan tradisi bangsa Arab pra-
Islam sisi positifnya yang ditegaskan Al-Qur‟an. Persamaan penelitian
ini dengan penelitian selanjutnya adalah diantara pembahasanya
mengenai kondisi sosial masyarakat Arab pra-Islam. kontribusi

47
Kurdi, “Kontinuitas dan Diskontinuitas Al-Qur‟an terhadap Tradisi Arab Pra-
Islam”, dalam Jurnal Penelitian, Vol. 12. No.1, Mei 2015, h. 143
48
Muhammad Rahman Fahroly, “Hukum Islam dan Perubahan Sosial
Kemasyarakatan Era Jahiliyah (Kajian Sejarah Hukum Islam tentang Pola Karakter Prinsip
Egaliter)”, ditulis dalam Jurnal Syariah Darussalam, Vol. 2, No.2 , Juli-Desember 2018, h.
77

20
penelitian ini adalah memberikan informasi sejarah mengenai
kehidupan sosial Arab pra-Islam
f. Yuangga Kurnia Yahya, yang menulis jurnal Peradaban Islam „Al-
Tsaqafi‟ tahun 2019, yang berjudul “Pengaruh Penyebaran Islam di
Timur Tengah dan Afrika Utara: Studi geobudaya dan geopolitik”.
Penelitian ini menjelaskan tentang penyebaran Islam di Timur Tengah
dan Afrika Utara yang merupakan pemeluk agama Islam terbesar di
dunia. Menggambarkan bangsa Arab pra-Islam dan ketika Islam
datang, dasar politik Nabi dengan prinsip keadilan dan musyawarah,
dan prinsip sosial Islam menggantikan tradisi jahiliyah yang tidak
berperikemanusiaan.49 kontribusi penelitian ini untuk penelitian yang
akan datang adalah informasi literatur pada pembahasan mengenai
kondisi bangsa Arab pra-Islam. Yang membedakan dengan penelitian
selanjutnya adalah fokus pembahasannya, penilitian ini lebih kepada
menjelaskan bangsa Arab ketika Islam datang, prinsip-prinsip
berpolitik Nabi dan prinsip-prinsip sosial Islam yang menggantikan
budaya dan tradisi jahiliyah yang bertentangan dengan kemanusiaan.
Berbeda dengan penelitian selanjutnya yang fokus pembahasannya
lebih kepada budaya dan tradisi positif bangsa Arab pra-Islam yang
sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur‟an.
g. Ahmad Labib Majdi, yang menulis makalah penelitian yang berjudul
“Historiografi Arab Pra-Islam”. Penelitiannya membahas tentang
penulisan sejarah bangsa Arab pra-Islam. Alasannya karena bangsa
Arab saat itu abai terhadap tradisi tulis menulis. Dalam merekam
sejarah mereka lebih mementingkan tradisi lisan dengan kekuatan
memori. Meski demikian karya sastra mereka menjadi rujukan dimasa

49
Yuangga Kurnia Yahya, “Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan
Afrika Utara: Studi Geopolitik dan Geobudaya”, di tulis dalam Jurnal Peradaban Islam Al-
TSAQAFI, Vol.16, No.1, Juni 2019, h. 51

21
awal Islam.50 Makalah ini menjelaskan metode dalam meneliti sejarah
yang terdiri dari lima tahapan: topik, mencari sumber sejarah,
verifikasi sumber, interpretasi sumber, dan historiografi. Historiografi
tahapan yang paling penting karena hasil penulisan tersebut, apakah
dapat mengungkap gambaran yang cukup jelas tentang peristiwa
sejarah masa lampau.51Kontribusi penelitian ini untuk penelitian
selajutnya adalah literatur mengenai budaya bangsa Arab pra-Islam.
Yang membedakan dengan penelitian selanjutnya adalah penelitian ini
fokus kepada historiografi, penulisan sejarah dan proses serta
tahapannya. Sedangkan penelitian yang akan datang meneliti tentang
budaya positif Arab pra-Islam yang sesuai dengan nilai-nilai Al-
Qur‟an.
h. “Al-Mufashshal At-Tȃrîkh Al-„Arab qobla Al-Islȃm”, buku sejarah
yang ditulis oleh Jawwad „Ali. Buku ini penjelasan dan bahasannya
sangat detail dari nilai kesejarahannya, sesuai dengan judul bukunya.
Secara keseluruhan pembahasannya menyeluruh mengenai sejarah
bangsa Arab pra-Islam mengenai geografis, iklim, silsilah, politik,
sosial-budaya, agama, dan ekonominya.52 Yang membedakannya
dengan penelitian selanjutnya adalah fokus pembahasan. Penelitian
selanjutnya mengenai tradisi dan kebiasaan bangsa Arab pra-Islam
yang bersifat positif yang ditegaskan Al-Qur‟an, sedangkan pada buku
ini pembahasannya melingkupi lebih luas sebagai informasi sejarah
dari setiap aspeknya. Kontribusi penelitian ini adalah memberikan
informasi literatur mengenai sejarah bangsa Arab pra-Islam.

50
Ahmad Labib Majdi, “Historiografi Arab Pra-Islam”, ditulis dalam makalah
penelitian Researche Gate, UIN (Universitas Negri Islam Jakarta Syarif Hidayatullah Master
of Islamic Study 2019) pdf
51
Ahmad Labib Majdi, “Historiografi Arab Pra-Islam”, h. 3-4
52
Jawwad „Ali, Al-Mufashshal At-Tȃrîkh Al-„Arab qobla Al-Islȃm, (Dar Al-„Ilmi
Al-Malȃyîn, t.t.)

22
G. Metodologi Penelitian

Hal terpenting yang dibutuhkan dalam penelitian adalah metodologi.


Karena ini merupakan prinsip umum yang akan memandu gerak sebuah
penelitian. Metode yang dimaksud disini adalah suatu cara yang ditempuh
untuk mengerjakan sesuatu, agar sampai kepada sesuatu tujuan:53

Menurut penulis jenis penelitian ini adalah: kualitatif yang bersifat


penelitian kepustakaan (Library Research), sehingga data yang diperoleh
adalah berasal dari kajian teks, jurnal, dan buku-buku yang relevan dengan
pokok atau rumusan masalah.54

Data yang dihasilkan dari penelitian ini adalah kualitatif yaitu


datanya bukan berupa angka-angka, dengan penarikan kesimpulan yang
didapatkan dari sajian data. Data tersebut berbentuk uraian yang dikaitkan
dengan data yang lainnya untuk mendapatkan kejelasan suatu kebenaran.55

Pendekatan penelitian yang sesuai dengan tema adalah, pendekatan


historis (historical approach). Alasan penulis menggunakan pendekatan
ini adalah untuk mendeteksi tradisi positif bangsa Aab pra-Islam,
diperlukan informasi dan peristiwa bagaimana kondisi bangsa Arab pra-
Islam, letak geograpis, asal-usul, peradaban bangsa Arab, dan peristiwa-
peristiwa di masa lampau. Dengan mengumpulkan bukti-bukti untuk
menemukan fakta sejarah dan kesimpulan yang kuat kalau tradisi dan
budaya tersebut memang ada. Pendekatan yang kedua adalah sosiologi
(sociological approach), karena penelitian ini berkaitan dengan kondisi

53
Ismail Nurdin dan Sri Hartati, Metode Penelitian Sosial, (Surabaya: Media
Sahabat Cendikia, 2019), h. 39
54
Neong Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Reke Serasih,
1996), h.30
55
Prasetyo Irawan, dkk. Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009),
h.29

23
masyarakat bangsa Arab pra-Islam, adat kebiasaan yang berlaku, struktur
serta gejala sosial pada masa itu. Tahapan dalam mendeteksi tradisi yang
positif yang sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur‟an ada beberapa tahapan
yang akan dilakukan penulis. Pertama adalah dengan menyeleksi tardisi
bangsa Arab pra-Islam, jika ada kecocokan dan tidak bertentangan maka
di akomodasi. Yang kedua, jika tidak bisa diakomodasi maka
dimodifikasi. Langkah ketiga adalah mengeliminasi, jika bertentangan
dengan nilai Al-Qur‟an maka ditinggalkan.

Kemudian dalam pengumpulan data-data, penelitian ini


menggunakan pendekatan tematik (maudhu‟i). Yaitu suatu metode yang
mengarah kepada satu tema tertentu. Kemudian mencari pandangan
tentang tema tersebut dalam Al-Qur‟an dengan menghimpun ayat-ayat,
menganalisa, dan memahaminya. Setelah itu disimpulkan dengan uraian
dengan satu tulisan mengenai satu pandangan menyeluruh mengenai suatu
tema yang dibahas.56 Sebagaimana metode tematik yang akan digunakan
oleh penulis. Melakukan langkah-langkah tematik yang digagas oleh „Abd
al-Hayy al-Farmawi.57 Yaitu dengan mendeteksi budaya dan tradisi
bangsa Arab pra-Islam yang bersifat positif. Lalu dari beberapa sifat
positif ini disesuaikan yang mengandung nilai-nilai Al-Qur‟an, dicari
ayat-ayat Al-Qur‟an yang berkenaan dengan tradisi yang bersifat positif.
Diurutkan ayat-ayatnya sesuai dengan peristiwa dan masa turunnya.
Setelah itu dijelaskan munasabah ayat-ayat pilihan. kemudian
dikumpulkan ayat-ayat Al-Qur‟an yang berkenaan dan dijelaskan dengan
menggunakan tafsir yang bercorak ijtima‟i, menganalisanya dan
memahaminya. Setelah itu ditarik kesimpulan

56
M. Quraisy Shihab, Kaidah Tafsir, (Tanggerang: Lentera Hati, 2013), h.
387
57
„Abd al-Hayy al-Farmawi, Metode tafsir mawdhu‟i suatu pengantar,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), h. 45

24
Alasan penulis menggunakan methode tematik adalah berbicara
tentang metodologi maksudnya berbicara mengenai proses dan tahapan
serta prosedur bagaimana sebuah penelitian itu dilakukan. Begitu juga
mengenai pendekatan (approach) yang dipakai. Metode ini dipilih karena
beberapa alasan:

Pertama, sedikit usaha yang dilakukan tentang tema tertentu yang


menggunakan tinjauan tafsir tematik.58 Kedua, metode tematik cukup
menjanjikan untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif yang
benar-benar diedukasi dari Al-Qur‟an. ketiga, lebih sesuai dengan kondisi
zaman sekarang yang menuntut adanya penjelasan tuntutan-tuntutan Al-
Qur‟an yang umum bagi semua pranata kehidupan sosial dalam bentuk
peraturan-peraturan dan perundang-undangan yang sudah difahami,
dimanfaatkan dan diamalkan.

Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh penulis dalam


penelitan ini adalah data penelitian akan dihimpun dari beberapa sumber
baik sumber primer maupun sekunder. Sumber Primer: Al-Qur‟an al-
Karim yang dalam hal ini adalah tafsir Al-Qur‟an dari kitab tafsir bercorak
ijtima‟i. Kemudian buku-buku lainnya yang membahas ulum Al-Qur‟an
dan ilmu tafsir yang secara khusus membahas tentang tradisi atau budaya
bangsa Arab pra-Islam yang bersifat positif. Adapun sumber sekunder
terdapat pada kitab-kitab hadits, buku-buku sejarah, jurnal dan disertasi
yang memuat penelitian ini, sehingga mendukung pemahaman terhadap
bahasan pokok.

58
Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur‟an dan Tafsir, (Yogyakarta: Idea
Press, 2017), Cet ke-3, h. 60

25
Teknik pengumpulan data ini menggunakan metode dokumentasi,
mencari data mengenai hal/variable yang berupa tulisan , jurnal, surat
kabar, dan lain sebagainya.59

Untuk menganalisa data yang telah terkumpul, penulis


menggunakan metode deskrptif analitis yaitu menggambarkan secara
procedural alternatif, pemecahan masalah dengan memunculkan keadaan
obyek yang tengah dikaji berdasarkan keadaan yang ditemui.60Deskriptif
yaitu dengan menjelaskan historisitas bangsa arab; asal-usulnya,
peradabannya, tradisi bangsa Arab pra-Islam. Setelah diketahui tradisi
bangsa arab pra-Islam, kemudian penulis menjelaskan bagaimana tradisi
tersebut menjadi media inkulturasi ajaran Al-Qur‟an, yaitu menjelaskan
bagaimana Al-Qur‟an merespon terhadap budaya-budaya tersebut. Untuk
mendetekasi tradisi bangsa arab yang positif, penulis melakukan
harmonisasi dan barometer toleransi sebagai nilai ukur antara Al-Qur‟an
dan tradisi bangsa Arab pra-Islam. Sementara analitis adalah penulis
menganalisa tradisi bangsa Arab yang positif yang sesuai dengan nilai-
nilai Al-Qur‟an. Menjelaskan beberapa ayat Al-Qur‟an yang sesuai
dengan tradisi bangsa arab yang bersifat positif dengan corak ijtima‟i,
yang terakhir penulis akan merelevansikan tradisi yang positif tersebut
dengan Al-Qur‟an. Menjelaskan bagaimana sifat-sifat positif tersebut
keterkaitannya dengan Al-Qur‟an. Apakah sifat-sifat tersebut masih
applicable dan sangat diperlukan pada saat ini, di mana beberapa sifat
tersebut dapat menjadi sifat dasar yang harus dimiliki oleh seorang
Muslim. Menjadi karakter dan watak dalam menjembatani Islam
Rahmatan lil „Alamiin. Ketika datangnya Islam menyempurnakan dan

59
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2014) h. 329
60
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1995), h. 61

26
menguatkan nilai-nilai dari sifat-sifat positif tradisi Arab pra-Islam
sehingga menjadikannya lebih kuat dan mengakar, serta menjadi acuan
dan tauladan dalam sisi kehidupan seorang Muslim.

H. Teknik dan Sistematika Penulisan


Teknik penulisan ini merujuk kepada pedoman penulisan proposal,
tesis, dan desertasi yang diberlakukan di Institute Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)
Jakarta tahun 2017. Sedangkan sistematika penulisan bertujuan untuk
menjelaskan bagian-bagian yang akan ditulis dan dibahas dari penelitian
ini secara sistematis.61

Penelitian ini dibagi menjadi lima bab:

Bab pertama, adalah pendahuluan, yang meliputi latar belakang


masalah, permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian
pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab kedua, berisi landasan teori merupakan uraian dari diskursus,
historisitas bangsa Arab, meliputi dua sub bab. Pertama, bangsa Arab
sebelum Islam. Kedua Tradisi Arab sebelum Islam.
Bab ketiga, berisi objek penelitian, menjelaskan tentang tradisi
Arab pra-Islam sebagai media inkulturasi ajaran Al-Qur‟an. mencakup dua
sub bab. Pertama harmonisasi tradisi Arab pra-Islam dengan nilai-nilai Al-
Qur‟an. Kedua barometer toleransi Al-Qur‟an terhadap tradisi Arab pra-
Islam.
Bab keempat, analisis kesesuaian tradisi Arab pra-Islam dengan
nilai-nilai Al-Qur‟an, meliputi tiga sub bab. Pertama tradisi Arab pra-
Islam yang bersifat positif. Kedua Ayat-ayat Al-Qur‟an yang sesuai

61
Huzaemah T. Yanggo, dkk, Petunjuk Teknik Penulisan Proposal dan Skripsi
Institute Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, ( Jakarta: LPPI IIQ , 2017)

27
dengan dimensi positif tradisi arab pra-Islam. Ketiga kontekstualisasi
tradisi Arab pra-Islam di Era Moderen.
Bab kelima, yakni berisi penutup merupakan kesimpulan atas
jawaban dari rumusan masalah dan diakhiri dengan saran konstruktif bagi
penelitian selanjutnya.

28
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah penulis kemukakan di pembahasan
sebelumnya, maka penulis mengambil simpulan sebagai jawaban dari
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Al-Qur‟an memandang tradisi atau kebiasaan bangsa Arab pra-Islam
dan yang berkaitan dengan hal tersebut

Bangsa Arab pra-Islam bukanlah merupakan masyarakat yang


murni dan bersih dari pengaruh agama-agama atau ajaran yang pernah
singgah menjadi tuntunan kehidupan, ajaran tersebut mempengaruhi
pada setiap aspek kehidupannya, agama, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan hukum. Dengan kondisi tersebut bangsa Arab pra-Islam
tidak dapat disorot dengan tradisi atau budaya yang buruk, karena
sebelum datangnya Islam, bangsa Arab telah memiliki peradaban
yang tinggi dalam berbagai aspek seperti bidang sosial dikenal
dengan pemberian jaminan kepada siapa saja yang meminta
perlindungan, bidang politik muncul dua kerajaan besar Yaman dan
Hirah, bidang ekonomi Makkah menjadi pusat perdagangan, bidang
ilmu pengetahuan mereka telah mengenal astronomi, astrologi dan
kedokteran. Dalam aspek budaya lahirnya syair-syair epik karya seni
yang matang dan sempurna menggambarkan keindahan bahasa dan
kefasihan. Islam datang dengan membawa wahyu Ilahi (Al-Qur‟an)
yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw sebagai utusan Allah,
merupakan filter dari tradisi atau kebiasaan yang berlaku saat itu. Hal
pertama yang dilakukan adalah akulturasi dan inkulturasi kebudayaan

173
antara tradisi Arab pra-Islam dan ajaran Islam. Langkah kedua adalah
melakukan harmonisasi terhadap tradisi Arab pra-Islam. Proses
harmonisasi ini adalah jalan dialog Islam terhadap tradisi setempat
yang telah berjalan dan mengakar, sehingga Islam mudah dapat
diterima. Selanjutnya memfilter dari semua tradisi-tradisi Arab yang
berlaku dengan mengklasifikasikan tradisi tersebut kepada kategori
tahmil, taghyir, dan tahrim. Bahwa ada tradisi-tradisi tersebut yang
diterima dan dilanjutkan, sebagian pula ada yang diterima namun
dimodifikasi kaifiyyahnya, bahkan ada beberapa tradisi juga dilarang
keberlakuannya.

2. Relevansi tradisi bangsa Arab yang bersifat positif yang ditegaskan


Al-Qur‟an dengan masa kini

Tradisi Arab pra-Islam yang dikukuhkan Al-Qur‟an adalah


tradisi yang mengandung nilai positif . Tradisi yang dimaksud
termasuk dalam respon Al-Qur‟an dalam kategori tahmil yang
bersifat individual; kedermawanan, kejujuran, kesabaran, keberanian,
memuliakan tamu, menepati janji, dan kesetiaan. Sikap Al-Qur‟an
dalam mengukuhkan tradisi positif bangsa Arab pra-Islam,
membuktikan bahwa datangnya Islam tidak serta merta menghapus
tradisi yang ada. Ajaran Islam yang dibawa Rasulullah memberikan
perubahan dengan cara-cara yang baik sesuai dengan prinsip dakwah
Rasul, bil himati wal mau‟izhah hasanah. Tradisi positif bangsa Arab
pra-Islam yang dikukuhkan Al-Qur‟an relevansinya adalah sama-
sama mengusung nilai-nilai yang substansinya tidak bertentangan
dengan prinsip tauhid, menegakkan kesetaraan sosial, dan tidak
bertentangan dengan fitrah insaniyah. Sehingga dengan kajian ini
salah satu ibrahnya adalah bagaimana Allah menjaga nilai-nilai baik

174
itu terpelihara ada diantara manusia dari satu generasi ke generasi
lain, dari satu risalah ke risalah selanjutnya yang dibawa oleh para
Nabi dan Rasul. Tujuannya menjaga ketauhidan diantara manusia
yang tercermin oleh sifat-sifat baik itu. Sifat-sifat baik tersebut
dilanjutkan hingga kini, meskipun dalam realitasnya dalam
pelaksanaannya ada yang tidak sesuai dengan apa yang dijalankan
pada masa Rasulullah, contohnya dari sifat kedermawanan; zakat,
pada masa Nabi merupakan kewajiban yang ditegakkan, kini hanya
menjadi inisiasi individu secara sukarela tanpa adanya hukum positif
yang diberlakukan.

B. Saran

Penulis mengakui, bahwa penelitian ini masih banyak


kekurangannya karena keterbatasan dan kapasitas penulis. Oleh karena itu
penulis sangat berharap akan ada riset-riset yang berkaitan dengan tradisi-
tradisi bangsa Arab pra Islam, terutama berkaitan dengan moral etika
yang masih belum terungkap dengan pendekatan yang berbeda seperti
psikologis-filosofis, antropologis, atau pendekatan tafsir komparatif.
Penulis berharap penelitian ini bisa menjadi pedoman pada zaman dan
lokasi yang berbeda. Berguna dalam membentuk dakwah ditempat yang
lain yang memang telah ada tradisi-tradisi lokalnya.

175
DAFTAR PUSTAKA
Abduh, Muhammad, dan Rasyîd Ridhâ, Muhammad , Tafsîr al-
Manâr, Jilid II,

Abd Al-Karim, Khalil, Hegemoni Quraisy; Agama, Budaya,


Kekerasan, Yogyakarta: LkiS, 2012

Abdurrahman, Moeslim, Dinamika Masyarakat Islam dalam


Wawasan Fikih, (Universitas Michigan: PT Remaja
Rosdakarya, 2009)

Abu Ammar, Mahmud Al-Mishri, Tamasya ke Negeri Akhirat,


terj. Ghilmanul Wasath, dkk, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2014
Abu Al-Hasan Al-Qusyairy, Muslim ibn Al-Hujjâj, Al-Musnad
Ash-Shahîh Al-Mukhtashar Binaqli al-„Adl „an al-„Adl ilâ
Rasûlillâhi, Beirut: Dâru Ihyâ at-turâth al-„Arabî, t.t., jilid X,
2013

Achmad, Burhanuddin, Sastrawan Arab Jahiliyah; Dalam


Lintas Sejarah Kesusastraan Arab, Bekasih: Al-Muqsith
Pustaka, 2018

Ahmad Al-Jurjawi, Ali, Indahnya Syari‟at Islam, trj. Nabhani Idris,


Jakarta: Al-Kautsar, 2013
Ahmad An-Na‟im, Abdullah, Dekonstruksi Syari'ah (Jilid 1) ;
Wacana Kebebasan Sipil, HAM dan Hubungan Internasional
dalam Islam, trj. Ahmad Suaedy, yogyakarta: Lkis
Yogyakarta, 2012
Ahmad Yahya Al-Faifi, Sulaiman, Ringkasan Fiqih Sunnah Sayyid
Sabiq, terj. Ahmad Tirmidzi, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2009
Aizid, Rizem, Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, Periode
Klasik, Pertengahan, dan Modern, Yogyakarta: Diva Preass,
2015

Akyol, Mustafa, Islam Tanpa Ektremisme, Jakarta: PT. Alex


Media Komputindo, 2014
176
Ali, Atabik, dan Muhdlor, Ahmad Zuhdi, Qâmûs “Karâbiyâk”
al-„Ashrî „Arabî Indûnîsî, Yogyakarta: Multi Krya Grafika,
1998

Anshari, M, Fiqih Kontroversi Jilid 2: Beribadah antara


Sunnah dan Bid‟ah, Bandung: Tafakur, 2013

Al-Asfahani, Al-Raghib, Mu‟jam Mufradat Alfaz al-Qur‟an,


Beirut:Dar al-Fikr, t.th.

Ali, Jawwad, Sejarah Arab sebelum Islam, trj. Yusni Amru, dkk,
Tangerang: PT Pustaka Alvabeta, 2019
A.Makdisi, Geogie, Cita Humanisme Islam: Panorama Kebangkitan
Intelektual dan Budaya Islam dan Pengaruhnya pada
Renaisans Barat, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2005
Asgher Razwy, Sayed Ali, Muhammad Rasulullah; Sejarah Lengkap
Kehidupan dan Perjuangan Nabi Islam Menurut Sejarahwan
Timur dan Barat,
Aziz, Abdul, Filsafat Pendidikan Islam; Sebuah Gagasan
Membangun Pendidikan Islam, Yogyakarta: Penerbit TERAS,
2009

Aziz, Abdul, Chifdom Madinah: Kerucut kekuasaan pada


zaman awal Islam, Tangerang: Pustaka Alvabet, 2016

Al-Baidhâwî, Al-Qâdhî , Abdullah ibn „Umar ibn Muhammad, Anwâr


al-Tanzîl wa Asrâr al-Ta‟wîl, Kairo: Syirkh al-Quds, 2018

Basya, Ahmad Fuad, Sumbangan Keilmuan Islam pada Dunia, terj.


Masturi Irham, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2015

Batubara, Chuzaimah, dkk, Handbook Metodologi Studi Islam,


Jakarta: Kencana, 2018
Buana, Cahya, “Nilai-Nilai Moralitas Dalam Sya‟ir Jahiliyah Karya
Zuhair Ibnu Abi Sulma”, dalam Buletin Al-Turas Mimbar
Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. 32 No.1, Januari
2017

177
Chalil, Moenawar, Kelengkapan Tarikh Muhammad, Jakarta: Gema
Insani Press, 2011
D. Hidayat, al-Balȃghoh lil Jamî„ Balaghoh untuk Semua, Semarang:
Karya Toha Putra, 2002
Fajrie, Mahfudin, Budaya Masyarakat Pesisir Wedung Jawa Tengah;
Melihat Gaya Komunikasi dan Tradisi Pesisiraan, Wonosobo:
CV Mangku Bumi Media, 2016
Al-Farmawi, „Abd al-Hayy, Metode tafsir mawdhu‟iy suatu
pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994
El-Fikri, Syahruddin, Situs-Situs dalam Al-Qur‟an, Jakarta: Penerbit
Republika, 2011
Hajar, Ibnu, Fatul Al Bahri, Jakarta: Pustaka Imam asy-Syafi‟i, 2018
Hamka, Sejarah Umat Islam Pra-Kenabian hingga Islam di
Nusantara, Jakarta: Gema Insan, 2016
Handayani, Tati, dan Anwar Fathoni, Muhammad, Buku Ajar
Management Pemasaran Islam, Yogyakarta: Deepublish, 2019
Hardjana, A.M. , Penghayatan Agama; yang Otentik dan Tidak
Otentik, Yogyakarta: Kanisius, 2011

Hikmah Republika“Syumuliyatul Islam”,


https://republika.co.id/berita/popngp313/syumuliyatul-islam,
diakses tanggal 2 Desember 2020

Al-Haritsi, Jaribah bin Ahmad, Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khathab,


trj. Asmuni Sholihan Zamakhsyari ( Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar, 2016)
Husen Hamûda, Abdu al-Hamid, Târîkh al-„Arab qabla al-Islâm,
Cairo: ats-Tsaqâfah li an-Nasyr, 2007
Ibn Fâris, Ahmad, Mu‟jam al-Lughah li Ibn Fâris, Vol. 1, Beirut:
Mu‘assasah al-Risâlah, 1986
Ibn al-Hasan, Abû Bakar Muhammad, Jamhara al-lughah, Beirut:
Dar al-„ilmi al-malayiin, 1987

178
Ibn Katsîr, Imâduddîn Isma‟îl, Al- Bidâyah wa An-Nihâyah, Kairo:
Dar Abî Hayyân, 1996
Ibn Mahmud al-Nasafi, Abdullah ibn Ahmad, Tafsîr al-Nasafî,
Beirut: Dar al-Ma‟rifah, 2000

Ibn Muhammad al-Jauzî, Jamâluddin „Abdurrahmân „Ali, Zâdul


Masîr fî „ilmi at-Tafsîr, Juz.6, Damaskus: al-Maktabah al-
Islâmi Zuhair al-Syawish, 1984

________________________, Tafsir Al-Qur‟ân al-„Adzîm, tt.p


:Dar at-Tayyibah, 1999

Ibn Muhammad, Abi al-Qasim al-Husain (al-Asfahani), Al-


Mufradâtu fî Gharîbi Al-Qur‟âni, Vol. 2, Mekkah: Maktabah
Nizâr Mustafa al-Bâz, 2009

Ilyas, Hamim, Fikih Akbar: Prinsip-Prinsip Teologis Islam


Rahmatan Lil „Alamin, Ciputat: Pustaka Alvabet, 2018

Ismail, Asep Usman, Pengembangan Diri Menjadi Pribadi Mulia,


Jakarta: Quanta, 2013

Isnawati, Aurat Wanita Muslimah, tt.p.: Lentera Islam, 2020

Izomiddin, Pemikiran dan Filsafat Hukum Islam, Jakarta:


Prenada Media, 2018
Irawan, Prasetyo, dkk. Metode Penelitian, Jakarta: Universitas
Terbuka, 2009

Jabir al-Jazairi, Abu Bakar, My Beloved Prophet, trj. Iman Firdaus


Jakarta: Qisti Press, 2008

J.Coulson, Noel, Hukum Islam dalam Perspektif Sejarah, terj.


Hamid Ahmad, Jakarta: P3M,1987

Kamus KBBI, https://kbbi.web.id/tradisi, diakses pada tanggal


13 Juni 2020, Ciputat

Katsir, Ibnu , Tafsīr Ibnu Kaśīr, Juz III, Singapura: Sulaiman


Romza‟i, 1981

179
K. Hitti, Philip, History of The Arabs, trj. Cecep Lukman Yasin, dkk,
Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2008
K. Hitti, Philip, History of The Arabs from The Earliest Times to The
Present, New York: Palgrave Macmillan, 2002
Al-Khudari, Muhammad , Bangkit dan Runtuhnya Daulah Abbasiyah,
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2016
Labib Majdi, Ahmad, “ Historiografi Arab pra- Islam”, Makalah
Penelitian, Jakarta: UIN Jakarta, t.t
Lathif, Abdul, “Enam Sifat Jahiliyah yang Bisa Kita Teladani”
https://bincangsyariah.com/khazanah/ini-6-sifat-arab-jahiliah-
yang-bisa-kita-teladani/, diakses pada tanggal 14 Juni 2020,
Ciputat
Majid, Nurcholish, Kehampaan spiritual masyarakat modern: respon
dan transformasi nilai-nilai Islam menuju masyarakat madani,
Universitas Michigan: Mediacita, 2000
Mahasna, Muhammad Husain, Pengantar Studi Sejarah Peradaban
Islam, trj. Muhammad Misbah, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2016
Mahmudah, Siti, Historisitas Syari‟ah; Kritik Relasi-Kuasa Khalil
Abd Al-Karim, Yogyakarta: Pelangi Aksara, 2016
Mahmûd „Arafa Mahmûd, Al-„Arab qobla Al-Islȃm Ahwȃluhum As-
Siyȃsiyyah wa Ad-Dîniyyah wa Ahammu Madzȃhiri
Hadharȃtihim, (Mesir: „Ainu li Ad-Dirȃsȃti wa Al-Buhûts Al-
Insȃniyyah wa Al-Ijtimȃ‟iyyah, Ein For Human Social Studies,
1995
Mandzur, Ibnu, Lisânul Arab, Vol. 5 Beirut: Dâr Ihyâ al-Turâts
al-Arabi, 1999
Al-Maraghi, Mushtafa, Tafsîr al-Marâghî, Kairo: Syirkah Maktabah
wa Muthba‟ah Mushthafâ al-Bâbî al-Halbî wa Aulâduhû, 1946
Mardani, Fiqh Ekonomi Syari‟ah:Fiqh Muamalah , Jakarta: Kencana,
2015
Al-Misri, Syeikh Mahmud, Ensiklopedi Akhlak Rasulullah, trj.
Solihin Rosyidi, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2019, jilid 1

180
Mubarak, Ahmad Agis, “Sejarah Sosial-Politik Arab: dari Hegemoni
Romawi-Persia hingga Kebangkitan Arab Islam”, dalam
Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam NALAR, Vol. 4, No. 1,
Juni 2020
Al-Mubarakfuri, Syafiyyurrahman, Sirah Nabawiyyah, trj. Kathur
Suhardi, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2012
Al-Mubarakfuri, Shafiyurrahman, Ar-Rahîq Al-Makhtûm, Sirah
Nabawiyah; Sejarah Lengkap Kehidupan Nabi Muhammad,
Jakarta: Qisti Press, 2014
Muhammad Ali, Maulana, Islamologi ; Panduan Lengkap memahami
sumber ajaran Islam, The Religion of Islam, trj. R. Kaelan,
dkk, Jakarta: Darul Kutubil Islamiyah, 2016
Muhammad Ibn Ismȃ‟îl Abû „Abdillȃh Al-Bukhȃrî Al-Ja‟fî, Shahîh
al-Bukhȃrî, Juz 8, tt.p.: Dȃru Touq an-Najȃt, 1422 H

Munawir, Ahmad Warson, Kamus Arab Indoneisa al-Munawir,


Yogyakarta: Pustaka Progresif, t.t.

Mushtafa Ahmad, Mahmud, dan Abu Amir al-Humaidi, Nashir ,


Golden Stories: Kisah-kisah Indah dalam Sejarah Islam, trj.
Muhammad Muchson Anasy Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2013

Muslim ibn Al-Hujjâj Abu Al-Hasan Al-Qusyairy, Al-Musnad Ash-


Shahîh Al-Mukhtashar Binaqli al-„Adl „an al-„Adl ilâ
Rasûlillâhi, Beirut: Dâru Ihyâ at-turâth al-„Arabî, t.t., jilid X,
2013

Monib, Muhammad, dan Bahrawi, Islah, Islam dan Hak Asasi


Manusia dalam Pandangan Nurcholis Majid, Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2011

Muhajir, Neong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Reke


Serasih, 1996

Muhammad ibn Ismâ‟îl Abû „Abdullâh al-Bukhârî al-Ja‟fî, Shahîh al-


Bukhârî, tt. Dâr Thauq an-Najat, 1422, Dâr Thauq an-Najat,
1422 H, Juz.8

181
Muqoddas, Djazimah, Kontroversi Hakim Perempuan Pada
Peradilan Islam Di Negara-Negara Muslim, Yogyakarta: LkiS
Yogyakarta, 2011
Mustaqim, Abdul, Metode Penelitian Al-Qur‟an dan Tafsir,
Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta, 2017

Nasri, Ulyan, Akar Histori Pendidikan Perempuan, Yogyakarta:


Deepublish, 2015

Nata, Abuddin, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana,


2011

____________, Pendidikan dalam Perspektif Al-Quran, Jakarta:


Kencana, 2016
Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 1995

Nizar, Samsul, dan Efendi, Zainal, Kepemimpinan Pendidikan dalam


Perspektif Hadis, Jakarta: Kencana, 2019

Nur Hakim, Moh, Islam Tradisi dan Reformasi Pragmatis,


“Agama dalam pemikiran Hasan Hanafi”, Malang: Bayu
Media Publishing, 2003

Nurul Huda et al, Ekonomi Makro Islam, Pendekatan Teorities,


Jakarta: Kencana, 2018

Poerwadarminto, W. J. S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:


Balai Pustaka, 1986

Qadariah, Lailatul, Buku Ajar Sejarah Pemikiran Ekonomi


Islam, Pamekasan: Duta Media, 2018

Al-Qazwaynî al-Râzî, Ahmad bin Fâris bin Zakariyâ, Mujmal


al-Lughah li Ibn Fâris, Vol. 1, Beirut: Mua‟ssasah al-Risâlah,
1986

Al-Qurtubi, Al-Jamî‟ li Ahkâm Al-Qur‟ân, Kairo: Dar al-Kutub


al-Misriyyah, jilid 7

_________, Tafsir Al-Qur‟an, Juz VI, Cairo: Dȃru Sa‟ab, t.t.

182
Quthaibah, Ibnu, asy-Syi‟r wa asy-Syu‟arâ, Kairo: Dâr al-
Ma‟ârif, t.t.

Quthub, Muhammad, Perlukah Menulis Ulang Sejarah Islam,


terj. Chairil Halim, dkk, Jakarta: Gema Insani Press, 1995

Quthb, Sayyid, Fi Zhilal Al-Qur‟an, Jakarta: Gema Insani Press,


2005

Qardhawi, Yusuf, Berinteraksi dengan Al-Qur‟an, terj. Abdul Hayyi


al-Kattani, Jakarta: Gema Insani Press, 1999

______________, Al-Qur‟an Menyuruh Kita Sabar, Jakarta:


Gema Insani, 1989
Qomar, Muajmil, Moderasi Islam Indonesia, Depok: Ircisod, 2020

Rafiq, Ahmad Choirul, Cara Mudah Memahami Sejarah Islam,


Yogyakarta: IRCiSoD, 2019

Rahman, Abdur, Membumikan Hukum Pidana Islam, tt:Rineka


Cipta, 1992

Rachman, Rasid, Pengantar Sejarah Liturgi, Tangerang:


Bintang Fajar, 1999

Rahardjo, M. Dawam, Insan kamil: konsepsi manusia menurut


Islam, Jakarta: Pustaka Grafitipers, 2006

Rasyid ibn Ali Ridha, Muhammad , Tafsir Al-Manâr, al-Hai‟ah


al-Mishriyyah al-„âmah lil kitâb, 1990

Rif‟an, Ahmad Rifa`i, The Perfect Muslimah, (Jakarta: PT. Alex


Media Komputindo, 2012)

Rizki, Abu Ali, Parameter Islam, Bogor: Guepedia, t.t.

Rofiq, Ahmad Chairul, Cara Mudah Memahami Sejarah Islam,


Yogyakarta: Ircisod, 2019

Said Abud, Samith, Minoritas etnis dan agama di Iran, Jakarta:


pustaka al kautsar, 2014

183
Salim, Agus, Stratifikasi Etnik, Semarang: Tiara Wacana, 2006

Sayid Sabiq, Fiqih Sunnah, Jilid 4, Jakarta: Pstaka Abdi


Bangsa, 2018

Shihab, M. Quraisy, Kaidah Tafsir, Tangerang: Lentera Hati, 2013

________________, Membaca Sirah Nabi Muhammad dalam


Sorotan Al-Qur‟an dan Hadis-hadis Shahih, Tangerang:
Lentera Hati, 2018
________________, Tafsir al-Mishbah, Pesan, Kesan dan
Kese‟rasian Al-Qur‟an, Ciputat:Lentera Hati, 1430.2009
________________, Wawasan Al-Qur‟an, Tafsir Tematik atas
Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan Pustaka, 2007

Siddique, Nourouzzaman, Pengantar Sejarah Muslim, Yogyakarta:


Nur Cahaya, 1983

As-Sirjani, Raghib, Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia, trj.


Eko Styawan, Jakarta: Pustaaka Al-Kautsar, 2016

Sodiqin, Ali, Antropologi Al-Qur‟an, Model Dialektika Wahyu


dan Budaya ,Yogyakarta: Arruz Media, 2008

_____________, Antropologi Al-Qur‟an, Model Dialektika Wahyu


dan Budaya, Pdf

Subarman, Munir, Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa


Keemasan Peradaban Islam, Yogyakarta: Deepublish, 2015

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2014

Sulaimân , Abdu Al-Razzâk, Mafhûm wa Sammâtu al-Jâhiliyyah


„inda al-„Arab Dirâsatu Târîkhiyyah wa Tahlîliyyah, Thailand:
Jâmi‟ah Fathânî, 2010

Suprayogo, Imam, “Tradisi Orang Arab dalam Menghormati Tamu”,


https://www.uin-malang.ac.id/r/160101/tradisi-orang-arab-
dalam-menghormati-tamu.html, diakses tanggal 18 April 2021

184
Supriyadi, Renaisans Islam, Jakarta: PT Alex Media Komputindo,
2015

Susanto, Eka Jalu, Life Balance Ways, Jakarta: Kompas Gramedia,


2010

Ash-Shallabi, Muhammad, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid 1,


terj. Mukhtar Yahya, Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru, 2003

_____________________, Negara Islam Moderen; Menuju Baldatun


Thoyyibatun wa Rabbun Ghafur, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2013
Asy-Syahrastani, Al-Milal wa Al-Nihal;Aliran-Aliran Teologi Dalam
Sejarah Umat Islam, trj. Asywadie Syukur, Surabaya: PT Bina
Ilmu, 2005

Syarbini, Amirullah, dan Haryadi, Jumari, Dahsyatnya Sabar, Syukur,


Ikhlas Muhammad SAW, Bandung: Ruang Kata, 2010

Syukur NC, Fatah. Sejarah Peradaban Islam, Semarang: PT Pustaka


Rizki Putra, 2009

Tanjung, Hendri, Manajemen Syariah Dalam Praktik Nabi


dan Rasul, Jakarta: Gramedia, 2014

Al-Tha‟i, Abdullah, Yahudi sang Penghancur Dunia, trj. Misbah EM


Madjidy, Mihrab, 2008

Tahido Yanggo, Huzaemah, dkk, Petunjuk Teknik Penulisan Proposal


dan Skripsi Institute Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, Jakarta:
LPPI IIQ, 2017

Tajang, Harman, “Berlaku jujur dan menjauhi syirik” Markaz Imam


Malik https://mim.or.id/berlaku-jujur-dan-menjauhi-syirik/,
diakses pada tanggal 12 juni 2020, Ciputat

Taslim, Abdullah, “Loyalitas dalam Islam”,


https://muslim.or.id/1881-loyalitas-dalam-islam.html. Diakses
pada tanggal 2 januari 2021

185
At-Tunisi, Bukhori, Konsep Telogi Ibn Taimiyah, Yogyakarta:
Deepublish, 2017

Untara, Wahyu, Tesaurus Bahasa Indonesia: untuk pelajar,


mahasiswa, dan umum, https://kbbi.web.id/barometer

Untung, Moh. Slamet, Muhammad Sang Pendidik, Semarang: Pustaka


Rizki, 2005

Usman Ismail, Asep, Pengembangan Diri Mnejadi Pribadi Mulia,


Jakarta: Quanta, 2013

Usman, Rachmadi, Hukum Kewarisan Islam dalam Dimensi


Kompilasi Hukum Islam, Bandung: Mandar Maju, 2009

Vincent, Yoseph, Dinamika Sejarah Timut Tengah; Kejayaan,


Kontroversi, dan Keruntuhan, Medan: Obellia Publisher, 2020

Wahid, Abdul Hakim, Perbudakan dalam Pandangan Islam; Hadis


dan Sirah Nabawiyyah, h. 3-4, pdf

Wandi, Sejarah Peradaban Islam, Klaten: Lakeisha, 2020

Wijdan, Aden, Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogjakarta: Pusat


Studi Islam, Universitas Islam Indonesia, 2007

Yakub, Muhammad, dkk, Sejarah Peradaban Islam Pendekatan


Periodesasi, Medan : Perdana Publishing, 2015

Yatim, Badry, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grapindo


Persada, 2000

Yûsuf Mûsa, Muhammad, Falsafah al-akhlȃk fî al-Islȃm wa shilȃtihȃ


bi al-falsafah al-ighrîqiyyah, Mathba`ah al-Risȃlah, 2017

Az-Zuhaili, Wahbah, Ushul Fiqh al-Islami, Beirut: Dar al-Fikr, 1986

________________, Al-Qur‟an dan Paradigma Peradaban,


Yogyakarta: Dinamika, 1996

________________, At-Tafsîr Al-Munîr, Damaskus: Daru Al-Fikri

186
“Aplikasi Kaidah Ushul Fiqih”,
https://zulfa4wliya.wordpress.com/2015/05/09/aplikasi-
kaidah-ushul-fiqih/ , diakses tanggal 26 April 2021Al-
Mu‟ashir, 1418 H

Jurnal Studi Hadis, Riwayah, Vol 3, No 1, 2017

Jurnal Syariah Darussalam, Vol.2, No.2, Juli-Desember 2018

Jurnal Dakwah, Vol. 20, No. 1 Tahun 2014

Jurnal Dakwah, Vol.15, No 1, juni 2014

Jurnal Penelitian, Vol. 12, No.1, Mei 2015

Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan dan Humaniora, Dar El Ilmi,


Vol. 6, No.1, April 2019

Jurnal Tsaqafah dan Tarikh, Vol. 1 No.1, Januari-Juni 2016

Jurnal al-Tsaqafa, Vol.16, No. 01, Juni 2019

Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol. I No. 1 Desember, 2012

jurnal El-Harakah, Vol. 5, No. 2, Juli-Oktober, 2003

Jurnal Al-Manhaj, Jurnal of Indonesian Islamic Family Law Vol 1,


No. 2, 2019

Jurnal Sulesana, Vol. 13, No. 2, 2019

Jurnal ESENSIA, Vol. 13, No. 2 Juli 2012

jurnal Madzhabuna, MediaTransformasi Pemikiran Islam, Vol


1, No. 7, 2013

Jurnal Teologia, Vol. 28, No. 1 Juni 2017

Jurnal Kebudayaan Islam, Vol. 11, No.1, Januari – Juni 2013

187
Jurnal al-Jami‟ah, Vol. 44 No. 1 2006

Jurnal Fikrah, Vol. 2, No. 2, Desember 2014

Jurnal Keimanan dan Kemasyrakatan, AL-IMAN, Vol 3, No 2


2019

Jurnal Nady Al-Adab, Vol. 12, No 1, Februari 2016

Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an dan Hadits, Vol. 15, No.1, Januari
2014
Jurnal Politik Profetik, Volume 04, No. 1 Tahun 2016
Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam, Vol. 3, No. 2, 2013

188
Curriculum Vitae

Nama Siti Ruqoiyah lahir di Jakarta 28 Februari 1976, Sudah


berkeluarga dengan Ali Sakti dan dikaruniakan lima anak (empat putri dan
satu putra). Alamat rumah; Komplek Griya Satwika Telkom, blok A.10, n.1,
pisangan, Ciputat-Timur, Tangerang-Selatan, email:
ruqoyahsakti@gmail.com

Riwayat pendidikan. SDN 025 Cakung Jakarta-Timur(1982-1988),


MI Al-Wathoniyah Cakung Sebelas Jakarta-Timur(1982-1988). SMP/MTS
Darunnajah Islamic Boarding School (1988-1991). SMA Darunnajah
Islamic Boarding School (1991-1994). English Course Stamford College
Malaysia (1995). International Islamic University of Malaysia (1996-2000).
Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, Ciputat (2014-2018). Pascasarjana
Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta (2018-2021).

189
190
191
192
193
194

Anda mungkin juga menyukai