Anda di halaman 1dari 18

Kunci Sukses Kepemimpinan Kepala Sekolah

BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia sedang melakukan pembenahan untuk mencapai tujuan pendidikan
yang diharapkan. Sesuai dengan UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 Bab II pasal 2,
dikatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan seorang pemimpin atau kepala sekolah yang
berkualitas. Dalam satu situasi kepemimpinan terlihat adanya unsur seperti orang-orang yang
dapat mempengaruhi orang lain disatu pihak, orang-orang yang mendapat pengaruh dilain
pihak, adanya tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai dan adanya serangkaian tindakan
untuk mempengaruhi dan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara pemimpin dan
anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan anggota dan juga dapat
memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah
bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan
melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi
antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal balik. Oleh
sebab itu bahwa pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam menjalankan
kepemimpinannya, karena apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka tujuan
yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara maksimal.
Kehadiran kepala sekolah sebagai seorang pemimpin pada satuan pendidikan sangat
menentukan keberhasilan instansi pendidikan tersebut dalam mencapai tujuan pendidikan
pada tingkat mikro yang pada akhirnya akan bersama-sama mewujudkan pendidikan pada
tingkat mezo dan makro.
Beberapa implikasi kualitas kepemimpinan kepala sekolah pada dunia pendidikan adalah:
a. Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain yaitu para guru dan staf
administasi sekolah agar mereka memiliki kemauan dan kesadaran untuk menerima arahan
dari pemimpin.
b. Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang dengan kekuasaannya mampu
menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Kekuasaan itu dapat
bersumber dari: hadiah/reward, hukuman, otoritas dan karisma.
c. Pemimpin harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri, sikap bertanggung jawab yang
tulus, pengetahuan, keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan, kepercayaan pada diri
sendiri dan orang lain dalam membangun organisasi. Tanpa adanya kehadiran pemimipin
yang berkualitas, akan sulit rasanya pendidikan mencapai tujuan yang diharapkan.
Kehadiran guru yang berkualitas tanpa adanya pemimpin atau kepala sekolah akan
menjadikan pendidikan berjalan terpecah karena guru dan staf berjalan tanpa adanya
kesinergian yang baik.
Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik mengangkat permasalahan kepemimpinan pada
makalah ini. Penulis berharap, dengan makalah ini akan dapat membuka pikiran kita untuk
menjadi pemimpin yang baik demi mencapai tujuan pendidikan pada skala mikro, mezo, dan
makro.
 
B. Permasalahan
Berpijak pada hal-hal yang tertuang dalam latar belakang di atas, maka diajukan
permasalahan yang perlu dikupas untuk menciptakan kepemimpinan yang berkualitas.
Permasalah tersebut adalah:
1.   Bagaimana keterampilan kepemimpinan efektif yang seharusnya dimiliki oleh
kepala sekolah?
2. Bagaimana implementasi penilaian diri sendiri tentang keterampilan mempengaruhi,
menggerakan, mengembangkan, dan memberdayakan yang telah dilakukan?
3.  Bagaimana rencana tindakan kepemimpinan kepala sekolah yang akan
dilaksanakan?
 
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:
1.   Mengetahui keterampilan kepemimpinan efektif yang seharusnya dimiliki oleh
kepala sekolah
2.  Mengetahui kekuatan dan kelemahan diri dalam rangka implementasi keterampilan
mempengaruhi, menggerakan, mengembangkan, dan memberdayakan sumber daya
pendidikan untuk mencapai tujuan institusi sekolah
3.  Mengetahui rencana tindakan kepemimpinan kepala sekolah yang akan dilaksanakan
jika memimpin sebagai kepala sekolah di tempat bertugas.
 
D. Manfaat Penulisan
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kepentingan karier penulis khususnya, dan
dunia pendidikan pada umumnya melalui kajian Evaluasi Diri (Evadir) dan Analisis
SWOT.
 
BAB II
PEMBAHASAN
 
A. Keterampilan Kepemimpinan yang Seharusnya Dimiliki Oleh Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai pemimpin memiliki tugas dan kewajiban mengarahkan bawahan
(penulis lebih suka menyebutnya dengan mitra kerja) kepada suatu komitmen dalam
pelaksanaan tugas. Dengan demikian bahwa kepala sekolah harus senantiasa mempengaruhi
bawahan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Hal ini bisa kita kaji gagasan
dari Ki Hajar Dewantara yaitu ing ngarso sung tuladha, artinya seorang pemimpin
hendaknya menjadi panutan (contoh) bagi bawahan; ing nadya mangun karsa, yang artinya
pemimpin ikut kegiatan menggugah semangat anak buahnya; dan tut wuri handayani, yang
berarti pemimpin berupaya memberikan dorongan dari belakang.
Bagi orang Islam kepemimpinan Rassulullah wajar dijadikan landasan filosofis, dimana
kepemimpinan beliau sangat mengedepankan contoh-contoh perbuatan yang baik. Dikatakan
dalam alquran bahwa dalam diri Rasulullah telah terdapat contoh yang baik (Uswatun
Khasanah). Dengan demikian bagi seorang pemimpin yang dapat memberikan contoh nanti
tidak akan sulit mengarahkan bawahan kearah yang diharapkan. Dalam pelaksanaannya,
keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah sangat dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:
 
a. Kepribadian yang kuat
Kepala sekolah harus mengembangkan pribadi percaya diri, berani, bersemangat, murah
hati dan memiliki kepekaan sosial.
b. Memahami tujuan pendidikan dengan baik
Pemahaman yang baik merupakan bekal utama kepala sekolah agar dapat menjelaskan
kepada guru, siswa dan pihak lain serta menemukan strategi yang tepat untuk
mencapainya.
c. Pengetahuan yang luas
Kepala sekolah harus memiliki pengetahuan yang luas tentang bidang tugasnya maupun
bidang lain yang terkait.
d. Keterampilan profesional yang terkait dengan tugasnya sebagai kepala sekolah, yaitu:
Ø Keterampilan teknis, misalnya menyusun jadwal pelajaran, mengsupervisi
pengajaran, memimpin rapat dan seterusnya.
Ø Keterampilan hubungan kemanusiaan, misalnya bekerjasama dengan orang lain,
memotivasi, mendorong guru dan seterusnya.
Ø Keterampilan konseptual, misalnya mengembangkan konsep pengembangan sekolah,
memperkirakan masalah yang akan muncul dan mencari pemecahannya.
Dalam prosesnya, kepemimpinan tidak selalu berjalan mulus. Keberadaan struktur, sistem,
dan budaya merupakan hambatan perubahan daripada berfungsi sebagai fasilitator. Tingkat
kepentingan yang tinggi sangat membantu dalam menyelesaikan semua tahap proses
transformasi. Jika tingkat perubahan eksternal terus naik, maka tingkat kepentingan menjadi
dominan, organisasi harus (memposisikan diri) dalam arus pengembangan era global. Model
abad kedua puluh bukanlah merupakan periode yang panjang, tenang atau puas, karena
periode ini begitu singkat, sementara aktivitas kerja sangat padat. Tingkat kepentingan yang
lebih tinggi memicu dinamisasi kependidikan yang lebih kreatif dan inovatif. Peningkatan
urgensi kepemimpinan pendidikan membutuhkan sistem informasi kinerja yang jauh lebih
unggul daripada apa yang biasanya.
Sistem penyediaam informasi kinerja selayaknya dapat menginformasikan yang valid dan
originalitas, terutama tentang kinerja. Informasi tentang kepuasan peserta didik harus
dikumpulkan lebih akurat. Dengan demikian, para manajer pendidikan seharusnya
meningkatkan intensitas, melihat dan mendengar keluhan para pelanggan (pelanggan
pendidikan) khususnya mereka yang tidak puas terhadap layanan pendidikan.
Untuk menciptakan sistem dan memanfaatkan output secara produktif, budaya sekolah
dimulai dengan penanaman nilai-nilai luhur, kejujuran, menggabungkan norma dan
kebijakan. Kemudian jumlah rutinitas kinerja yang kurang efektif harus dihilangkan.
Perubahan dimulai dari pemimpin pendidikan, kemudian memberikan pengaruh terhadap
beberapa personel sekolah melalui contoh perilaku yang dapat membentuk budaya sekolah
sehingga menghasilkan beberapa keuntungan oraganisasi sekolah. Semua organisasi
pendidikan membutuhkan pemimpin yang baik yang bertanggung jawab. Kerja sama tim
diperlukan untuk menghadapi transformasi secara periodik. Suksesi di bagian pemimpin
organisasi mungkin tidak lagi menjadi media untuk melatih dan memilih satu orang untuk
mengantikan yang lain. Suksesi bisa menjadi proses pengembangan kepemimpinan
pendidikan.
Sebagai leader atau pemimpin, kepala sekolah yang baik harus memiliki
kemampuan mempengaruhi, menggerakkan, mengembangkan, dan memberdayakan (4M)
sumber daya sekolah yang dimiliki baik berupa Sumber Daya Manusia (SDM) maupun
sumber daya materialnya. Keempat keterampilan saling terkait satu sama lainnya demi
suksesnya pencapaian tujuan pendidikan.
 
Pertama: Keterampilan Mempengaruhi
Keterampilan mempengaruhi dilihat dari kemampuan seorang kepala sekolah mengajak
bawahannya (warga sekolah) untuk melaksanakan kebijakan yang telah menjadi ketetapan
sekolah. Semakin patuh bawahan melaksanakan garis kebijakan sekolah dengan penuh
kesadaran, mengindikasikan ketercapaian keterampilan mempengaruhi pada diri kepala
sekolah. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kebijakan
sekolah agar kebijakan tersebut menjadi tanggung jawab bersama seluruh warga sekolah
sehingga mereka dengan penuh kesadaran melaksanakan sesuatu yang telah diputuskan. Hal-
hal tersebut antara lain:
a.  Kebijakan yang diambil bukan semata-mata untuk kepentingan sekelompok orang
tetapi kebijakan yang diambil harus memiliki tujuan yang jelas untuk memajukan
pendidikan secara umum pada tingkat mikro.
b.  Kebijakan yang diambil menampung semaksimal mungkin aspirasi bawahan sehingga
kebijakan tersebut menjadi tanggung jawab bersama.
c.   Lakukan analisis dampak negatif dan positif bersama dengan pembantu kepala
sekolah sebelum kebijakan tersebut diluncurkan.
d. Hindari mengambil keputusan yang tidak populer yang hanya akan mengakibatkan
kontroversi pada tingkat bawah.
 
Kedua: Keterampilan Menggerakkan
Keterampilan menggerakkan merupakan kemampuan kepala sekolah agar sumber daya yang
ada (terutama manusia) dapat bekerja dan bersinergi untuk pencapaian tujuan yang
diharapkan. Sumber daya manusia merupakan hal yang unik karena disitu terdapat
keberanekaan harapan dan keinginan. Oleh karena itu, kesalahan dalam menggerakan sumber
daya manusia akan dapat mengakibatkan penyelewengan dari sebagian atau keseluruhan
sumber daya yang ada.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam upaya menggerakkan sumber daya manusia
yang ada di antaranya adalah:
a. Perlakukan mereka sebagai manusia yang memiliki kebebasan berpikir, mengeluarkan
gagasan atau pendapat, dan memerlukan penghargaan terhadap prestasi kerja. Dengan
demikian segala yang terkait dengan hal tersebut harus menjadi bahan pertimbangan
dalam melakukan usaha menggerakan sumberdaya tersebut.
b. Lakukan kontrol secara kontinu terhadap pelaksanaan kebijakan tanpa menimbulkan
kesan mencari kesalahan. Penghargaan terhadap progres kerja akan menjadi motivasi
yang mujarab dalam penggerakan SDM.
c. Selalu motivasi bawahan baik secara formal maupun nonformal. Dengan motivasi agar
muncul perasaan dihargai pada diri bawahan sehingga kinerja terbaiklah yang akan
ditampilkan.
d. Lakukan komunikasi yang harmonis terhadap gejala tindakan indisipliner dan atau
penyelewengan terhadap pelaksanaan kebijakan untuk mengetahui alasan
penyelewengan tersebut. Dengan demikian akan segera dilakukan solusi yang tepat
untuk menyelamatkan pelaksanaan program kebijakan.
 
Ketiga: Keterampilan Mengembangkan
Pengembangan sekolah sebagai suatu institusi pendidikan menjadi hal yang harus dilakukan
oleh seorang kepala sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah harus memiliki sense of
development karena pengembangan sekolah tidak hanya didasarkan pada teori semata tetapi
perlu adanya teknik dan strategi yang jitu. Kepala sekolah yang memiliki keterampilan
mengembangkan akan dapat meningkatkan kualitas warga pendidikan yang berada dalam
wilayah kerjanya.
Pendidik dan kependidikan akan berkembang kualitas dirinya sehingga dapat meningkatkan
kinerja menjadi lebih baik sesuai dengan harapan. Dan peserta didik juga akan meningkat
baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Sejalan dengan itu, meningkat pula sarana dan
prasarana pendukung untuk meningkatkan pembelajaran lebih berkualitas. Keterampilan
mengembangkan belum sepenuhnya dimiliki oleh kepala sekolah. Pada umumnya, kepala
sekolah lebih fokus pada pengembangan sarana dan prasarana pendidikan. mereka lupa
bahwa kualitas pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh unsur sarana, tetapi juga pendidik
sebagai prosesor, dan peserta didik sebagai input dan sekaligus output yang akan
mengindikasikan keberhasilan pendidikan pada suatu instansi pendidikan.
Terkait dengan hal tersebut, berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya
mengembangkan sekolah sebagai instutsi pendidikan:
a. Lakukan analisis kebutuhan masyarakat atau stakeholder terhadap mutu lulusan.
b. Buat program dengan penyesuaian terhadap kebutuhan masyarakat.
c. Lakukan pembinaan secara terprogram dalam rangka meningkatkan kompetensi warga
sekolah.
d. Program peningkatan kompetensi menjadi sesuatu yang harus direncanakan dan
dilakukan.
Program ini bisa dilakukan baik secara mandiri maupun kontingensi pada kegiatan
peningkatan kompetensi di tingkat lain.
 
Keempat: Keterampilan Memberdayakan
Memberdayakan berarti memanfaatkan sumber daya yang ada secara maksimal dalam rangka
pencapaian tujuan yang diharapkan. Dalam kaitannya dengan kepemimpinan kepala sekolah,
kepala sekolah dianggap telah berhasil atau memiliki keterampilan memberdayakan apabila
terdapat indikasi sebagai berikut:
a. Pembagian tugas pada guru dan staf administrasi telah sesuai dengan kompetensi
personil yang bersangkutan bukan lagi berdasarkan Daftar Urut Kepangkatan (DUK)
semata.
b.  Pemanfaatan sumber non manusia telah semaksimal mungkin oleh sebagaian besar
warga sekolah dalam mengupayakan tercapaianya pelayanan pendidikan yang optimal.
c.  Semua personil dalam naungan pembinaan kepala sekolah telah berjalan dengan baik
dalam melaksanakan tugas masing-masing.
d.  Tidak terdapat ketidaktermanfaatkan potensi baik dari sumber daya manusia maupun
non manusia.
Terkait dengan hal tersebut, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
memberdayakan sumber daya yang ada secara baik seperti:
a.   Lakukan analisis yang baik terhadap peta kekuatan seluruh sumber daya yang ada.
Hasil analisis ini tentunya akan menjadi dasar dalam langkah selanjutnya yaitu
pembagian kerja.
b.  Prinsip right man in the right place harus menjadi dasar dalam pembagian tugas.
c.  Lakukan evaluasi terhadap kinerja bawahan secara teliti untuk mengetahui
kekurangberdayaan personil yang telah ditunjuk.
d. Pembinaan personil dalam rangka menjaga ritme kerja dilakukan secara terencana dan
terarah.
 
B. Implementasi Penilaian Diri Sendiri tentang Keterampilan Mempengaruhi,
Menggerakan, Mengembangkan, dan Memberdayakan yang Telah Dilakukan
 
Dalam pelaksanaan keterampilan-keterampilan yang seharusnya dimiliki seorang kepala
sekolah, penulis melakukan analisis SWOT (Strength Weaknes, Opportunity, and Treath)
untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang terdapat pada
diri penulis. Analisis SWOT ini didasarkan pada kerja nyata yang telah penulis lakukan
selama menjadi guru, pembantu kepala sekolah, dan atau wakil kepala sekolah.
Dengan analisis SWOT ini akan telihat gambaran jelas tentang kekuatan dan kelemahan serta
peluang dan ancaman yang mungkin dihadapi.
Kekuatan dan Peluang
1. Pemahaman visi dan misi sekolah yang utuh
Visi didefinisikan sebagai suatu pandangan yang merupakan kristalisai dan intisari dari
suatu kemampuan (competence), kebolehan (ability), dan kebiasaan (self efficacy), dalam
melihat, menganalisis dan menafsirkan. Warga sekolah penting untuk memiliki dan
memahami visi yang utuh agar dapat membawa sekolahnya ke arah kemajuan dan
kemandirian. Visi sekolah seharusnya dinyatakan dalam kata kerja dengan jelas dan tidak
muluk-muluk, tetapi bisa dimengerti dan dilaksanakan oleh semua pihak, bukan hanya
rumusan yang hampa makna.
Sementara misi merupakan operasional yang harus dilakukan dalam mencapai visi yang
ada. Dalam penyusunan visi dan misi sekolah, penulis berperan secara aktif sehingga lebih
menghayati visi dan misi yang ada. Berikut ini adalah visi, misi dan tujuan sekolah tempat
penulis bekerja:
a. Visi : BERSATU
BErkualitas Religius
Santun
Aktif
Terpuji
Unggul
 
a. Misi :   .
a. Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan YME, melalui Program Imtaq.
b. Meningkatkan profesionalisme warga pendidikan dalam pembelajaran melalui
pelatihan.
c. Meningkatkan prestasi akademik melalui latihan dan uji coba yang
berkesinambungan.
d. Meningkatkan prestasi non akademik melalui latihan dan uji coba yang
berkesinambungan.
e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan extra dan intra kurikuler.
f. Mendorong dan membantu semua warga sekolah terutama mengenali potensi
dirinya agar dapat berkembang dengan optimal.
g. Menumbuhkembangkan kepercayaan kepada semua warga sekolah agar
berlaku disiplin dan berbudi pekerti yang luhur sesuai dengan budaya bangsa.
h. Mengoptimalkan peran Komite Sekolah untuk kemajuan sekolah.
i. Menumbuhkan budaya hidup bersih.
j. Meningkatkan hubungan yang harmonis antar sekolah dengan berbagai pihak
pengguna jasa.
c. Tujuan Sekolah
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar mengacu pada tujuan umum
pendidikan dasar yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Sedangkan secara khusus, sesuai dengan visi dan misi, serta tujuan sekolah, SMP Negeri
1 Cigugur pada akhir tahun pelajaran 2015/2016, sekolah mengantarkan peserta didik
untuk:
a. memperoleh selisih NUN (gain score achievement) 0,9  (dari 8,0 menjadi 8,9);
b. mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat
pada siswa (student centered learning), antara lain CTL, PAKEM, dan Saintifik serta
layanan bimbingan dan konseling, serta membudayanya penggunaan pendekatan
saintifik di kalangan pendidik di SMP Negeri 1 Cigugur;
c. terwujudnya manajemen sekolah yang demokratis, transparan, dan akuntabel;
d. terwujudnya Kurikulum SMP Negeri 1 Cigugur yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat (kebutuhan siswa,potensi sekolah,potensi lingkungan sekitar,kebutuhan
regional, nasional dan bahkan internasional) (link and match);
e. meningkatnya kinerja profesional pendidik dan tenaga kependidikan bertaraf nasional
dan internasional;
f. meningkatnya kemampuan bidang imtaq dengan indikator utama sholat berjamaah
dhuhur di sekolah menggunakan bangunan mesjid kampus yang refresentatif, melek
Iptek, dan kemampuan trilingual berbahasa Sunda, Indonesia dan Inggris yang baik
dan benar;
g. melestarikan budaya daerah melalui Mulok Bahasa Daerah dan Mulok Pilihan
Karawitan dengan indikator 100% siswa mampu berbahasa Sunda sesuai dengan
konteks dan 25% penguasaan pertunjukkan budaya daerah;
h. menjadikan 85% siswa memiliki kesadaran terhadap kelestarian lingkungan hidup di
sekitarnya;
i. memiliki jiwa cinta tanah air yang diinternalisasikan lewat kegiatan Pramuka;
j. meraih kejuaraan dalam bidang olah raga, seni, dan olimpiade di berbagai jenjang;
k. meningkatnya kerjasama fungsional dengan berbagai kalangan (pendidikan menengah
dan tinggi, lembaga diklat, lembaga kebudayaan) dalam upaya meningkatkan daya
dukung pengelolaan sekolah;
l. terpenuhinya 8 standar layanan pendidikan sekolah bertaraf nasional (Sekolah Standar
Nasional / SSN).
 
2. Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan beban yang dipikul dan melekat pada seorang kepala sekolah.
Segala tindakan yang dilakukan oleh semua staf sekolah merupakan tanggung jawab
kepala sekolah. Tanggung jawab juga berkaitan dengan resiko yang dihadapi oleh seorang
pemimpin. Dalam kaitannya dengan tanggung jawab, penulis telah berusaha untuk
melaporkan semua pekerjaan yang dilakukan pada atasan baik pada tingkat sekolah
maupun tingkatan di atasnya. Laporan dibuat dalam suatu format yang memuat kondisi
nyata kegiatan yang telah dilakukan. Laporan secara lisan juga disampaikan pada guru dan
staf pada saat pelaksanaan pembinaan sekolah.
 
3. Keteladanan
Keteladanan merupakan dimensi yang tidak kalah pentingnya dalam kepemimpinan kepala
sekolah. Tindakan warga sekolah terutama kepala sekolah dan jajaran pembantunya yang
selalu menjadi contoh yang baik bagi bawahannya akan menjadi salah satu modal utama
bagi terlaksananya manajemen sekolah yang efektif. Perilaku keteladanan kepala sekolah
dapat ditunjukkan pula dengan selalu menghargai bawahan. Keteladanan yang telah
penulis lakukan selama penulis menjadi guru, pembantu kepala sekolah, dan wakil kepala
sekolah adalah telah diusahakannya peningkatan kompetensi dan prestasi. Salah satunya
adalah menjadi Guru Pemandu dan Instruktur Nasional serta Tim Pengembang Kurikulum
(TPK) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tingkat Kabupaten Pangandaran; menjadi
juara pertama pada pemilihan guru berprestasi tingkat Kabupaten Ciamis dan
Pangandaran; menjadi Pengurus Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat Komisariat dan Kabupaten.
Di samping itu beberapa keteladanan lain yang penulis lakukan di sekolah adalah
berangkat dan melaksanakan tugas tepat waktu, melaksanakan tugas dengan tanggung
jawab, serta kompetensi lainnya yang pernah penulis ikuti dalam rangka Pengembagan
Diri (PD).
4. Memberdayakan Staf
Tiga hal sederhana untuk memberdayakan staf dan menciptakan keamanan dalam diri staf,
yaitu: a) apresiasi (apreciation); b) pendekatan (approach); dan c) perhatian (attention).
Penulis telah berusaha memberikan pandangan yang didasarkan pada kondisi nyata terkait
dengan pemberdayaan staf sesuai dengan kebutuhan dan urgenitas yang ada di sekolah.
Dengan demikian, staf telah terbagi dalam tugas utama dan tugas sampingan agar tidak
terdapat penumpukan personil pada satu bidang pekerjaan administrasi.
5. Mendengarkan Orang Lain (Listening)
Menjadi pendengar yang baik merupakan salah satu syarat bagi seorang untuk bisa
memiliki pengaruh terhadap guru, dan warga sekolah lainnya. Bagi kepala sekolah,
mendengar bukan hanya merupakan perilaku sopan dan memberikan nilai berharga bagi si
pendengar, tetapi bisa mendapatkan banyak hal. Dengan mendengar, kita dapat
memperoleh manfaat yaitu:
a) membangun kepercayaan orang lain terhadap kita;
b) kredibilitas diri semakin kuat;
c) dukungan orang lain terhadap kita;
d) mempermudah terlaksananya program;
e) informasi tentang kekuatan dan kelemahan orang lain dapat diterima lebih cepat; dan
f)  pertukaran.
6. Memberikan Layanan Prima
Memberi layanan prima merupakan tujuan utama dan modal untuk menarik minat peserta
didik dan calon peserta didik. Layanan juga seharusnya bersifat utuh atau tidak setengah-
setengah agar peserta didik sebagai pihak yang dilayani merasa puas (consumer
satisfaction), yang akan meningkatkan kepercayaan terhadap sekolah.
7. Mengembangkan Orang
Pemimpin seperti kepala sekolah seharusnya bersikap jeli melihat potensi bawahannya
agar dapat dikembangkan bagi kepentingan sekolah. Upaya-upaya yang dapat dilakukan
oleh kepala sekolah dalam mengembangkan bawahan antara lain dengan member tugas-
tugas yang cocok dan cukup menantang, serta memberi penghargaan pada bawahan yang
berprestasi dalam pekerjaannya.
8. Memberdayakan Sekolah
Bentuk pemberdayaan yang dapat dilakukan adalah dengan kerjasama. Kepala sekolah
yang akan menumbuhkan budaya pemberdayaan di sekolah perlu dua hal, yaitu memupuk
kepercayaan dan keterbukaan.
9. Fokus pada Peserta Didik
Proses belajar (learning process) menjadi perhatian utama kepala sekolah dan segala
fasilitas yang ada diarahkan pada kegiatan belajar peserta didik, karena melalui proses
belajar yang optimal paling tidak peserta didik sudah dapat diberi layanan prima. Perhatian
pada peserta didik juga termasuk bagaimana memperhatikan motivasi belajar peserta
didik.
10. Manajemen yang Mengutamakan Praktik
Seorang kepala sekolah diharapkan pandai berteori dan mempraktikkan gagasan tersebut
dalam tindakan nyata. Dalam hal ini, kepala sekolah diharapkan mampu bertindak sesuai
dengan situasi dan kondisi guru, tenaga kependidikan, dan warga sekolah lainnya.
 
Kelemahan dan Ancaman
Selain kekuatan dan peluang yang ada, penulis juga mengalami kelemahan dan ancaman.
Kelemahan dan ancaman yang ada diantaranya adalah:
1)  Pengetahuan yang kurang lengkap terhadap pendidikan dan perkembangannya.
Pengetahuan akan teori pendidikan terus berkembang. Oleh karena itu, pendidik yang
baik harus terus mengupdate pengetahuan tersebut agar bisa diaplikasikan dalam
pelaksanaan tugasnya. Semakin kaya pengetahuan tentang pendidikan, akan semakin
meningkat potensi dirinya yang pada akhirnya akan meningkatkan kompetensinya
sebagai pendidik. Namun, perkembangan ilmu pengetahuan terkait dengan pendidikan
tidak dapat terupdate dengan baik.
2)  Tidak tersalurkannya ide program yang baik tidak akan menjadi baik kalau hanya
sebatas program. Suatu program memerlukan implementasi nyata. Namun, dalam
lingkup pendidikan di sekolah tidak semua ide, terutama dari bawahan, dapat tersalurkan
dengan baik. Semua terkait dengan kebijakan kepala sekolah.
3)  Administrasi keuangan yang belum sepenuhnya dikuasai. Pada umumnya,
permasalahan keuangan di sekolah menjadi konsumsi terbatas oleh kepala sekolah dan
bendahara. Transparansi keuangan di sekolah merupakan sesuatu yang seharusnya
dilakukan tetapi terkait dengan administrasi keuangan secara umum eksklusif menjadi
wilayah bendahara dan kepala sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah yang baik harus
memahami betul tentang administrasi keuangan agar segala aktivitas terkait dengan
keuangan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.
 
C. Rencana Tindakan yang Akan Dilaksanakan
Berdasarkan analisis SWOT terhadap kekuatan dan kelemahan diri, maka akan disusun suatu
rencana atau program. Program tersebut akan mengoptimalkan kekuatan dan peluang yang
ada menjadi lebih baik dan mengupayakan mengeliminasi kelemahan dan ancaman
sedemikian rupa agar menjadi kekuatan. Beberapa rencana yang bisa dilakukan adalah:
1. Bidang Pengembangan Sekolah
Meningkatkan potensi sekolah melalui beberapa program seperti:
a.  Memfasilitasi pendidik dan tenaga kependidikan yang ingin meningkatkan kualifikasi
pendidikan dengan subsidi. Besaran subsidi disesuaikan dengan anggaran yang ada
dengan perimbangan yang logis.
b. Pembinaan rutin. Dalam pembinaan dilakukan pemaparan hasil pantauan kinerja
pendidik dan tenaga kependidikan. Di samping itu, dipaparkan pula kendala yang
dihadapi oleh pendidik dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugasnya untuk
kemudian dicarikan solusi secara bersama.
c.  Pelatihan pengembangan diri melalui penelitian tindakan kelas dengan dipantau
langsung oleh kepala sekolah. Hasil akhir dari kegiatan ini adalah terselesaikannya
laporan hasil penelitian tindakan kelas. Pelatihan dipandu oleh guru yang dinilai mampu
sebagai sumber daya utama dan pelatih dari luar apabila dinilai perlu dan mendesak.
d.  Pelatihan penguasaan komputer sebagai basis media pembelajaran, pelatihan ini
dirasa perlu karena masih belum termanfaatkannya media pembelajaran berbasis
komputer oleh guru karena ketidakmampuan mengoperasikannya. Di samping itu,
diperlukan pula penambahan media pembelajaran melalui proyek pembuatan media
pembelajaran yang berbasis komputer. Pelatihan dipandu oleh guru yang dinilai mampu
sebagai sumber daya utama dan pelatih dari luar apabila dinilai perlu dan mendesak.
e.   Pelatihan pembuatan diktat dan Lembar Kerja Siswa. Pelatihan ini diharapkan akan
membuahkan satu produk diktat atau LKS pada setiap akhir semester. Diktat dan LKS
tersebut akan digunakan pada tahun pelajaran selanjutnya sebagai pegangan utama.
Pelatihan dipandu oleh guru yang dinilai mampu sebagai sumber daya utama dan pelatih
dari luar apabila dinilai perlu dan mendesak.
 
2. Bidang Hubungan Kemasyarakatan
Beberapa kegiatan terkait dengan bidang hubungan masyarakat dalam upaya mempengaruhi,
menggerakkan, memberdayakan, dan mengembangkan sumber daya yang ada adalah:
a.   Meningkatkan peran serta komite sekolah dalam penyusunan program sekolah.
b. Analisis kebutuhan stakeholder melalui penjaringan harapan masyarakat terhadap
kompetensi lulusan. Kegiatan ini dilakukan dengan penyebaran angket kebutuhan yang
disebar pada orang tua siswa, tokoh masyarakat, alumni yang dilakukan secara random.
c.   Penyediaan pusat layanan masyarakat yang melayani warga masyarakat yang ingin
mengakses informasi terkait dengan sekolah. Pusat layanan ini dibuat dalam dua bentuk
yaitu on line via media internet dan kunjungan langsung. Untuk itu diperlukan web
sekolah.
3. Bidang Administrasi
a.  Mengusahakan open administrasi dalam operasional sekolah yang dapat diakses
melalui web sekolah atau pada pusat layanan yang tersedia.
b.  Terselesaikannya semua program yang akan dilaksanakan pada satu pelajaran pada
awal tahun pelajaran. Dengan demikian pelaksanaan program akan lebih terarah dan
terkendali. Di samping itu, akan terhindar pula dari program fiktif yang hanya bersifat
administratif.
4. Bidang Peningkatan Prestasi
Beberapa kegiatan yang akan digunakan untuk meningkatkan prestasi sekolah adalah:
a. Pembentukan dan pembinaan tim lomba untuk kesenian, mata pelajaran, olah raga dan
lainnya pada awal tahun pelajaran. Tim dipilih sebanyak minimal tiga kelompok untuk
kemudian dilakukan pembinaan secara intensif. Bahan pembinaan difokuskan pada materi
yang secara umum menjadi materi lomba. Siswa terbaik akan mewakili sekolah saat
pelaksanaan lomba.
b. Mendorong dan menfasilitasi pendidik dan tenaga kependidikan untuk berperan serta
dalam ajng kompetisi baik pada tingkat lokal, regional, maupun nasional.
 
D. Mengapa Penulis Merasa Layak jadi Kepala Sekolah
Dari 4 (empat) point yang penulis uraikan di atas, dan didukung dengan portofolio serta
prestasi pribadi yang penulis sertakan sebagai bagian tak terpisahkan dari persyaratan seleksi
administrasi calon kepala sekolah SMP tahun 2015, maka saya memberanikan diri meminta
pendapat kepada rekan-rekan guru tentang mengapa saya layak menjadi kepala sekolah.
Berikut ini, saya sampaikan beberapa pendapat tentang mengapa saya layak menjadi kepala
sekolah berprestasi :
1. Drs.Barno, Guru Bahasa Indonesia Bersertifikat, guru dengan sertifikat pendidik,
golongan/ruang IV/b: Karena pengetahuannya luas dalam hal apapun yang berkaitan
dengan pendidikan, dalam setiap melangkah (mengambil keputusan) selalu hati-hati,
apalagi dalam memimpin mitra kerjanya dapat melaksanakan visi misi sekolah
dengan tepat, terbukti dengan meningkatnya prestasi siswa. 
2. Drs. Jahdi Suryadi, Guru BP Bersertifikat IV/b: Karena berpendidikan S-2, pintar,
cerdik, cerdas, mandiri, tahan uji, berdedikasi tinggi dan bertanggungjawab, memiliki
keuletan dan kesabaran, kemauan tinggi, tidak gampang mengeluh, serta tahan
banting. 
3. Drs. Ande, Guru Bahasa Sunda Bersertifikat,IV/b : Karena mampu dalam POAC
(Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling) dan unggul dalam kompetensi
apapun. 
4. Sriwati, Kepala Tata Usaha: Karena mampu segalanya, cepat menghasilkan produk.
Karena pandai, wawasannya luas di segala bidang. Ayo maju terus Pak Ikin!
5. H.Suherman Heryada,S.Pd.,M.M.; Ketua Komite yang juga Anggota DPRD
Kabupaten Pangandaran: “Ayo daftar Pak Ikin, Bapak pantas dan telah cukup cakap”
6. Edi Sumaryadi, Guru Senior Seni Budaya: “Saya ikhlas dan mendoakan,agar dari
sekolah ini ada yang maju jadi pimpinan”
Dari beberapa pendapat rekan guru di lingkungan SMP Negeri 1 Cigugur tersebut, saya jadi
merasa yakin untuk ikut mendaftar dengan Lillahitaala. Amin!
 
BAB III
PENUTUP
 
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah penulis lakukan di bab dua, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1.  Keterampilan kepemimpinan yang seharusnya dimiliki oleh kepala sekolah harus
senantiasa mempengaruhi mitra kerja untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Gagasan ing ngarso sung tuladha, artinya seorang pemimpin hendaknya menjadi
panutan (contoh) bagi bawahan; ing nadya mangun karsa, yang artinya pemimpin ikut
kegiatan menggugah semangat anak buahnya; dan tut wuri handayani, yang berarti
pemimpin berupaya memberikan dorongan dari belakang. Sebagai pemimpin, kepala
sekolah yang baik harus memiliki kemampuan mempengaruhi, menggerakkan,
mengembangkan,  dan  memberdayakan (4M) sumber daya sekolah yang dimiliki baik
berupa Sumber Daya Manusia (SDM) maupun sumber daya materialnya. Keempat
keterampilan saling terkait satu sama lainnya demi suksesnya pencapaian tujuan
pendidikan.
2.  Implementasi keterampilan mempengaruhi, menggerakan, mengembangkan, dan
memberdayakan yang akan dilakukan didasarkan pada analisis SWOT untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang terdapat pada diri penulis.
Analisis SWOT ini didasarkan pada kerja nyata yang telah penulis lakukan selama
menjadi guru, pembantu kepala sekolah, dan atau wakil kepala sekolah.
3.    Rencana tindakan yang akan dilaksanakan
Berdasarkan analisis SWOT terhadap kekuatan dan kelemahan diri, maka akan disusun
suatu rencana atau program. Program tersebut akan mengoptimalkan kekuatan dan
peluang yang ada menjadi lebih baik dan mengupayakan mengeliminasi kelemahan dan
ancaman sedemikian rupa agar menjadi kekuatan. Beberapa rencana yang bisa dilakukan
adalah: 1) Bidang Pengembangan Sekolah; 2) Bidang Hubungan Kemasyarakatan; 3)
Bidang Administrasi; 4) Bidang Peningkatan Prestasi.
4. Mengapa penulis layak jadi seorang kepala sekolah didasarkan pada peningkatan
karier, kepercayaan pimpinan, rekan kerja, dan dukungan masyarakat pendidikan, tidak
kalah pentingnya yang pertama dan utama juga adalah dukungan keluarga.
 
A. Saran
Untaian kalimat dalam paragraph berikut, semoga menjadi saran bagi yang berkepentingan.
Jalan baru membuka harapan baru. Harapan baru adalah kondisi baru. Kondisi baru
memerlukan pemimpin baru. Pemimpin baru membutuhkan penguasaan masalah
persekolahan, pengalaman bertindak dan kematangan potensi kepemimpinan dan kompetensi
sebagai pendidik dan kepala sekolah.
 Penguasaan masalah persekolahan dicapai melalui pengkajian 9 aspek manajerial.
Pengalaman bertindak dicapai melalui rencana tindakan kepemimpinan dan peningkatan
kompetensi di sekolah lain. Kematangan potensi dan kompetensi pendidik dan kepala sekolah
dicapai melalui penyusunan perangkat pembelajaran dan supervisi akademik.
Semuanya harus dilakukan dengan satu tujuan besar memperkuat potensi kepemimpinan,
mempertajam kemampuan mengelola sekolah dan mengasah keterampilan melakukan
supervisi akademik.
*Ikin Salikin Iskandar,S.Pd.,M.Pd.(Penggerak Literasi Jabar Kab.Pangandaran Angkatan 3))

Anda mungkin juga menyukai