Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan salah satu bagian utama suatu

organisasi yang menjadi perencana dan pelaku dalam setiap aktivitas

organisasi. Organisasi membutuhkan adanya sumber daya manusia yang

potensional baik pimpinan maupun karyawan yang merupakan penentu

tercapainya tujuan perusahaan atau Lembaga.

Rachmawati (2015:3), manajemen sumber daya manusia merupakan

suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan

kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembang-an, pemberian kompensasi,

pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar

tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat. Yuniarsih dan

Suwatno (2016:1) mengemukakan bahwa, manajemen sumber daya manusia

merupakan bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan perhatiannya

pada pengaturan peranan sumber daya manusia dalam kegiatan suatu

organisasi. Dessler (2017:5), manajemen sumber daya manusia adalah proses

memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada

karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan, keamanan dan

masalah keadilan. Bagi perusahaan atau lembaga, peran Manajemen Sumber

1
2

Daya Manusia saat ini dianggap sangat penting didalam mengelola, mengurus

dan mengatur sumber daya manusia sehingga dapat berfungsi secara

produktif, efektif, dan efisien didalam menjalankan fungsi dan tujuan

organisasi.

Setiap perusahaan pasti mengharapkan tenaga kerja atau

karyawannya memberikan hasil yang maksimal dalam bekerja. Hal ini dapat

dilihat dari produktivitas kinerjanya yang tinggi. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan oleh perusahaan adalah dengan mencari tahu faktor-faktor apa yang

mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan tersebut, kemudian mengambil

tindakan untuk meningkatkan produktivitas kinerja karyawannya. Sulistiyani

dan Rosidah (2017:247) mengungkapkan produktivitas menyangkut hasil

akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang diperoleh di dalam proses

produksi. Umar (2016:9) menyatakan produktivitas adalah hasil perbandingan

antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang

digunakan (input). Dalam hal ini tidak terlepas dengan efisiensi dan

efektifitas. Sedangkan seperti yang diketahui bahwa pegawai merupakan salah

faktor penentu dalam proses pembangunan yang dinamis sehingga dibutuhkan

peranan yang lebih besar terutama dalam penyelenggaraan pemerintah. Untuk

itu diperlukan suatu pembinaan terhadap aparatur negara. Dengan demikian

dapat dinyatakan bahwa keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan

ditentukan oleh kualitas dan kemampuan sumber daya manusia. Pegawai

sebagai aset yang berharga di dalam organisasi atau perusahaan pegawai

seharusnya mempunyai kinerja yang baik agar produktivitas perusahaan

meningkat.
3

Robbins, S.P. (2017:166) menjelaskan motivasi adalah kesediaan

untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi, yang

dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa

kebutuhan individual. Motivasi didefinisikan oleh Stanford (dalam

Mangkunegara, 2016:93) bahwa motivasi sebagai suatu kondisi yang

menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu. Argumen yang

menyatakan bahwa stres memengaruhi tingkat motivasi seseorang diperkuat

oleh adanya penelitian terdahulu.

Garniwa (2016) dalam penelitiannya mengenai stres kerja dan

motivasi dalam pengaruhnya dengan stres kerja menyimpulkan bahwa faktor-

faktor stres kerja (konflik kerja, beban kerja, karakteriktik tugas dan pengaruh

kepemimpinan) mempunyai pengaruh parsial terhadap motivasi. Berdasarkan

uraian di atas maka apabila ingin mencapai hasil yang maksimal seorang

pegawai harus bekerja dengan sungguh-sungguh dengan segenap kemampuan

yang dimiliki ditunjang oleh sarana dan prasarana yang ada. Jika seorang

pegawai bekerja dengan setengah hati maka pekerjaan yang dihasilkan tidak

semaksimal apa yang diharapkan. Pemenuhan kebutuhan ini sebagai upaya

untuk memotivasi karyawan agar lebih giat dan aktif dalam bekerja.

Pemberian motivasi menjadi kebutuhan penting bagi karyawan. Motivasi ini

melalui serangkaian usaha tertentu yang sesuai dengan kebijakan perusahaan.

Dalam memberikan motivasi perusahaan harus mengetahui karakteristik yang

terdapat pada karyawan. Cara yang dilakukan untuk memberikan motivasi

antar karyawan tidak sama. Karena karyawan memiliki cara pandang yang

berbeda dalam menerima adanya motivasi. Kegiatan tersebut harus diarahkan


4

pada pencapaian tujuan perusahaan sehingga produktivitas karyawan akan

menjadi lebih baik.

Stres kerja merupakan kondisi ketegangan yang mempengaruhi

terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Definisi stres kerja

dapat dinyatakan sebagai berikut: “Work stres is an individual’s response to

work related environmental stresors. Stres as the reaction of organism, which

can be physiological, or behavior rection”.(Beehr, et al., 2015:58).

Berdasarkan definisi di atas, stres kerja dapat diartikan sebagai sumber atau

stressor kerja yang menyebabkan reaksi individu berupa reaksi fisiologis,

psikologis, dan perilaku. Stres yang tidak diatasi dengan baik biasanya

berakibat pada ketidak mampuan seseorang untuk berinteraksi secara positif

dengan lingkungannya, hal ini akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja

karyawan. Namun stres dalam tingkatan tertentu, dapat memicu produktivitas

kinerja karyawan menjadi lebih baik karena stres memicu akibat dari tekanan-

tekanan baik dari atasan, maupun persaingan di lingkungan kerja. Adanya

dorongan yang tinggi untuk berprestasi membuat makin tinggi tingkat stresnya

dan makin tinggi juga produktivitas dan efisiensinya (Sunyoto, 2017:34). Ini

dapat terjadi karena stres dalam tingkatan tertentu dapat memicu karyawan

untuk menciptakan gagasan-gagasan yang inovatif untuk menyelesaikan

masalah dan pekerjaan sehingga stres menjadi suatu keadaan yang konstuktif.

Menurut Handoko (2017:200) telah menegaskan bahwa salah satu

pemicu munculnya stres yakni faktor konflik. Misalnya seseorang mempunyai


5

target tertentu dalam pekerjaanya yang mengharuskan untuk mengarahkan

lebih banyak tenaga maka orang tersebut akan mengalami stres yang dapat

menciptakan semangat hingga target perkerjaannya tercapai dan mencapai

kepuasan kerja, dan juga tingkat stres yang dialami akan menurun. Namun

jika target tesebut tidak dapat dicapai atau perlu usaha yang sangat keras untuk

menyelesaikannya, maka seseorang akan mengalami tingkat stres yang

berlebih dan pada akhirnya akan berdampak pada penurunan produktifivitas

kerja karyawan.

Dengan melihat dampak-dampak yang ditimbulkan oleh stres baik

dampak positif maupun negatifnya terhadap produktivitas kinerja karyawan,

maka sudah seharusnya stres kerja mendapat perhatian dalam kehidupan

perusahaan. Kekurangan beban pekerjaan membuat para pekerja berada pada

zona nyamannya sehingga tingkat stres rendah maka dapat menimbulkan

perasaan bosan pada pekerjaannya, penurunan motivasi, penurunan

pengembangan karir, absen, maupun sikap apatis sehingga produktivitas

kinerjanya rendah. Produktivitas juga menjadi menurun jika mereka

mendapatkan beban berlebih dari pekerjaannya.

Selain itu factor lainnya yang harus diperhatikan adalah ingkungan

kerja karena merupakan faktor yang sangat penting bagi karyawan, dengan

lingkungan kerja yang menyenangkan akan menimbulkan rasa bergairah dan

semangat dalam menjalankan tugasnya, sehingga terhindar dari rasa stres,

bosan dan lelah. Jika lingkungan kerja tidak baik maka berpengaruh terhadap

produktivitas yang akan menurun yang akan merugikan perusahaan.


6

Menurut Basu Swastha (2015:26) “lingkungan kerja perusahaan

dapat diartikan sebagai keseluruhan faktor-faktor ekstern yang dapat

mempengaruhi perusahaan baik organisasi maupun kegiatannya”. Menurut

Ishak dan Tanjung (2016), manfaat lingkungan kerja adalah menciptakan

gairah kerja sehingga produktivitas kerja meningkat. Menurut Budihardjo

(2015), lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap perilaku

seseorang. Sebagai gambaran yang menunjukkan bahwa lingkungan kerja

yang nyaman akan membawa dampak yang baik terhadap individu.Suatu

kondisi lingkunagn kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat

melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Kesesuaian

lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama.

Misalnya kondisi ruangan yang panas, pengap, kurangnya sirkulasi udara,

lingkungan yang bising, ramai, banyaknya debu, serangga yang berkeliaran

dan suasana kerja yang tidak harmonis dengan adanya kecemburuan satu

dengan yang lain.

Saat ini di indonesia, fenomena stres kerja terjadi hampir setiap

tahunnya. kasus stres kerja di indonesia meningkat dengan cepat dan

berpotensi menimbulkan dampak sosial, emosional, psikologis dan masalah-

masalah yang berhungan dengan kesehatan. Sedangkan lingkungan kerja

merupakan hal penting yang mempengaruhi kenyamanan, semangat, dan

gairah karyawan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, dengan lingkungan

yang baik produktivitas karyawan akan baik dan maksimal. Sedangkan dengan

lingkungan yang kurang baik menyebabkan produktivitas akan menurun.


7

Oleh karena itu dalam suatu organisasi atau perusahaan para anggotanya

mengharapkan suatu pola kemajuan yang berdasarkan atas apa yang mereka

dapatkan dan kerjakan. Munculnya fenomena penurunan jabatan dan

kemangkiran pegawai dan perpindahan kariyawan (yang dikenal dengan

mutasi) merupakan bentuk penururunan dari produktivitas kerja.

Berkaitan dengan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam

pencapaian produktivitas yang baik agar mampu memberikan pelayanan yang

terbaik dalam perusahaan tersebut, terdapat didalamnya salah satu lembaga

penyelenggara pemerintah yang telah berusaha meningkatkan kualitas Sumber

Daya Manusia yaitu Kementerian Koperasi dan UKM RI. Kementerian

Koperasi dan UKM RI seperti yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 24 Tahun 2010 mempunyai tugas untuk menyelenggarakan urusan

pemerintah di bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk

membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Sedangkan fungsi dari Kementerian Koperasi dan UKM RI itu adalah

untuk perumusan dan penetapan kebijakan di bidang peningkatan kapasitas

kelembagaan koperasi dan usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah,

pemberdayaan pembiayaan koperasi dan usaha mikro usaha kecil dan usaha

menengah, pemberdayaan produksi dan pemasaran koperasi dan usaha mikro,

usaha kecil dan usaha menengah, rektrukturisasi usaha koperasi dan usaha

mikro, usaha kecil dan usaha menengah, pengembangan sumber daya manusia

koperasi dan usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah, dan pemeriksaan

dan pengawasan koperasi.


8

Untuk itu peneliti melakukan observasi pra penelitian melalui

pendapat Devie Yusdiana selaku Kepala TU Deputi Pengawasan di

Kementrian Koperasi dan UKM RI, maka diperoleh beberapa fenomena

permasalahan yaitu banyaknya pegawai yang kurang produktif dan beberapa

keluhan terhadap tuntutan tugas yang cukup tinggi, Selain itu karyawan juga

merasa bahwa waktu istirahat berkurang dan merasa jenuh dengan

pekerjaanya. Beberapa fasilitas kerja banyak yang bermasalah dan rusak,

penangananpun kurang cepat, sehingga menghambat pekerajaan, seperti

printer kantor yang rusak, wifi yang bermasalah, beberapa lampu mulai redup,

dan beberapa AC yang rusak. Hal ini yang dirasakan oleh sebagian pegawai di

Deputi Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM RI menurut pengamatan

Kepala TU, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan dan pengaruh

motivasi kerja, lingkungan kerja dan stres kerja terhadap produktivitas kerja

karyawan.

Motivasi kerja (X1) berpengaruh terhadap produktivitas kerja (Y)

berdasarkan penelitan yang dilakukan oleh Lubis (2015) di P.T. Perkebunan

Nusantara IV (Persero) Medan, Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

hubungan posotif yang signifikan antara motivasi dan produktivitas kerja

seorang karyawan. Dalam penelitiannya Haryanto (2016) mengemukakan

bahwa motivasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

produktivitas pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonogiri. Dari

beberapa penelitian yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa

motivasi memengaruhi tingkat produktivitas.


9

Stres kerja (X2) berpengaruh terhadap produktivitas kerja (Y)

berdasarkan penelitan Ahari, et. al., (2016) dengan judul penelitian Studying

the relation of Job Stres with Job Satisfaction and Organizational

Productivity among the Telecommunications Employees in Lorestan Province.

Hasil penelitian menyatakan bahwa kurangnya penghargaan finansial, kaku di

jam kerja, masalah pribadi, kontrol rendah atas lingkungan kerja dan sistem

manajemen birokrasi berkorelasi negatif dengan produktivitas karyawan.

Lingkungan kerja (X3) berpengaruh terhadap produktivitas kerja (Y)

berdasarkan penelitan terdahulu oleh Purwaningsih (2017) dengan hasil setiap

bertambahnya kenyamanan lingkungan kerja akan meningkatkan produktivitas

kerja karywan (anlisis linier regresi berganda menunjukan koefisien regresi

sebesar 0,571) dapat disimpulka bahwa lingkungan kerja berkorelasi positif

memengaruhi tingkat produktivitas seseorang.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis melakukan

penelitian selama periode tahun 2020, dimulai pada bulan juni sampai dengnn

bulan desember. Oleh sebab itu penulis memutuskan mengkaji hubungan

antara variabel tersebut, melalui penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi

Kerja, Stres Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja

Karyawan Pada Deputi Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM

Republik Indonesia”.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah


10

Berdasarkan latar belakang diatas, penulisan menguraikan

identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Identifikasi Masalah

a. Bagaimana tingkat motivasi kerja pada Deputi Pengawasan

Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia.

b. Bagaimana tingkat stres kerja pada Deputi Pengawasan Kementrian

Koperasi dan UKM Republik Indonesia.

c. Bagaimana kondisi lingkungan kerja pada Deputi Pengawasan

Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia.

d. Bagaimana pengaruh motivasi kerja, stres kerja, dan lingkungan kerja,

terhadap produktivitas kerja karyawan Pada Deputi Pengawasan

Deputi Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM Republik

Indonesia.

2. Pembatasan Masalah

Dengan beragamnya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

produktivitas karyawan, maka dalam penelitian ini dibatasi

permasalahannya sebagai berikut:

a. Variable yang diteliti yaitu motivasi kerja, stres kerja, lingkungan

kerja, dan produkivitas kerja karyawan.

b. Pekerja yang menjadi objek penelitian ini adalah karyawan Deputi

Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia.


11

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang terdapat beberapa permasalahan

yang dapat di identifikasi, yaitu :

a. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja

karyawan Deputi Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM

Republik Indonesia?

b. Apakah stres kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan

Deputi Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM Republik

Indonesia?

c. Apakah likngkungan kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja

karyawan Deputi Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM

Republik Indonesia?

d. Apakah motivasi kerja, stres kerja dan lingkungan kerja berpengaruh

terhadap produktivitas kerja karyawan Deputi Pengawasan Kementrian

Koperasi dan UKM Republik Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis setelah melakukan penelitian

berdasarkan uraian latar belakang permasalahan adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas kerja

karyawan Deputi Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM Republik

Indonesia.
12

2. Untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap produktivitas kerja

karyawan Deputi Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM Republik

Indonesia.

3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja

karyawan Deputi Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM Republik

Indonesia.

4. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja, stres kerja dan lingkungan

kerja terhadap produktivitas kerja karyawan Deputi Pengawasan

Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Memberikan bahan pertimbangan kepada Deputi Pengawasan Kementrian

Koperasi dan UKM Republik Indonesia, khusus nya mengenai pengaruh

motivasi kerja, stres kerja dan lingkungan kerja terhadap produktivitas

kerja karyawan demi perbaikan dan perkembangan Deputi Pengawasan

Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia.

2. Bagi Penulis

Memberi kesempatan kepada penulis untuk mengaplikasikan ilmu dan

teori yang dipelajari selama ini, selain itu diharapkan dapat menambah

wawasan pengetahuan khususnya dalam bidang manajemen sumber daya

manusia.

3. Bagi Universitas
13

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah literature

perpustakaan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pancasila.

4. Bagi Masyarakat

Bagi pihak-pihak yang berkepentingan dapat dijadikan referensi untuk

memperluar wawasan pengetahuan dan penelitian lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai