Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

Administrasi Sistem Jaringan

Disusun Oleh:
Muhammad ifan adzhari
XII TKJ C

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya
panjatkan puji dan syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang
Administrasi Sistem Jaringan.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak dan pelbagai sumber yang telah memberikan informasi
dalam pembuatan makalah ini.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka, saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang Administrasi Sistem Jaringan ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................................2
BAB 1..............................................................................................................................................3
Sistem Operasi Jaringan..............................................................................................................3
Instalasi Sistem Operasi Jaringan................................................................................................4
Langkah Instalasi Debian 8 Jessie...............................................................................................5
BAB 2............................................................................................................................................10
Alamat IP...................................................................................................................................10
Konfigurasi Alamat IP di Debian 8............................................................................................10
LANGKAH KONFIGURASI...............................................................................................10
BAB 3............................................................................................................................................14
Domain Name System...............................................................................................................14
LANGKAH KONFIGURASI DNS......................................................................................16
BAB 4............................................................................................................................................21
Remote Access............................................................................................................................21
KONFIGURASI SSH DI DEBIAN 8....................................................................................21
LANGKAH KONFIGURASI...............................................................................................22
BAB 5............................................................................................................................................24
File Transfer Protocol...............................................................................................................24
KONFIGURASI FTP DI DEBIAN...........................................................................................25
LANGKAH KONFIGURASI...................................................................................................25
PENUTUPAN................................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................29

2
BAB 1
Sistem Operasi Jaringan
Sistem operasi jaringan adalah jenis sistem operasi yang ditunjukkan untuk menangani masalah
jaringan. Umumnya, sistem operasi ini terdiri atas banyak layanan atau service yang digunakan
untuk melayani pengguna/client seperti layanan berbagi berkas/printer, DNS Service, HTTP
Service, dan lain sebagainya.

1. Fungsi sistem operasi jaringan:


 Mengelola sumber daya jaringan
 Menyediakan layanan
 Menyediakan keamanan jaringan
 Menghubungkan sejumlah komputer dan perangkat lainnya ke sebuah
jaringan
 Membantu menyediakan toleransi terhadap kesalahan yang mungkin
terjadi
2. Sistem operasi jaringan yang umum digunakan:
 Windows Server
 Debian
 Novel NetWare
 Banyan VINES
 Knoppix
 Solaris

A. Sistem operasi berbasis teks

Sistem operasi berbasis teks, disebut juga dengan Command Line Interface (CLI).
Sistem operasi berbasis teks hanya menampilkan antarmuka berupa huruf, angka, dan
karaktek khusus.

Kelebihan:
1. Pengoperasian cenderung mudah
2. Tidak memerlukan banyak resource
3. Sesuai dengan hampir semua jenis software

Kekurangan:
1. Kurang interaktif
2. Tidak sesuai dengan software grafis
3. Kurang memudahkan untuk pengguna apabila tidak tersedia native
language

3
B. Sistem operasi berbasis GUI
Disebut juga sebagai Graphical User Interface (GUI). Artinya adalah sistem operasi ini
menggunakan grafis sebagai dasar pengoperasian. Sebenarnya GUI adalah perkembangan
dari CLI. Karena itulah GUI terasa lebih mudah, apalagi disertai dengan grafis yang
tentunya user friendly.

Kelebihan:
1. Pengoperasian lebih mudah
2. Tidak perlu menghafal sintak-sintak perintah
Kekurangan:
1. Membutuhkan resource lebih besar dari sistem operasi berbasis
teks
2. Tidak kompatibel dengan perangkat lawas

Instalasi Sistem Operasi Jaringan


LATAR BELAKANG

Instalasi merupakan hal yang penting sebelum membangun server. Instalasi ini mencakup 2 hal,
yaitu: perangkat keras dan perangkat lunak. Sebagai server yang akan melayani komunikasi
antar jaringan, maka sebuah server harus memiliki minimal 2 buah kartu jaringan, untuk jaringan
internal dan jaringan eksternal.

Persyaratan lainnya dalam instalasi server mengikuti syarat umum instalasi sistem
operasi, seperti:
 Jumlah RAM yang diperlukan
 Besar penyimpanan harddisk yang diperlukan
 Tipe dan kecepatan prosesor
 Resolusi layar (Untuk sistem operasi GUI)

Informasi ini biasanya telah disediakan oleh perusahaan pengembang sistem operasi yang
bersangkutan. Sebagai contoh, sistem operasi Debian Jessie memerlukan spesifikasi komputer
minimum berikut:
1. Minimum RAM sebesar 256MB (dengan rekomendasi 512MB)
2. Penyimpanan minimum 10GB
3. Prosesor Pentium 1GHz (atau diatasnya)

4
Langkah Instalasi Debian 8 Jessie
Di sini saya akan melakukan instalasi Debian 8 Jessie, dengan menggunakan media DVD. Jika
Anda menggunakan media USB bootable untuk instalasi, maka langkah instalasi sama sekali
tidak berbeda. Karena keterbatasan alat, di sini saya menggunakan VirtualBox sebagai komputer
server.

1. Masukkan CD ke CD-ROM atau USB Bootable ke port USB yang tersedia. Lalu masuk
ke BIOS untuk mengatur Boot Priority, dengan mengubah urutan Boot Priority dengan
menjadikan CD-ROM atau USB Bootable menjadi urutan pertama. Mohon maaf jika
tidak terdapat ilustrasi. Jika sudah, maka simpan pengaturan BIOS. Maka komputer
server akan booting dengan tampilan seperti di bawah.

2. Jika sudah booting, sila untuk memilik opsi “Install” untuk instalasi dengan berbasis
teks, atau “Graphical Install” untuk instalasi dengan GUI. Di sini saya menggunakan
opsi “Install”.
3. Jika sudah memilih opsi yang Anda ingin, maka saatnya untuk memilih bahasa dan
lokasi.

5
4. Jika sudah, maka Anda akan diarahkan untuk memilih lokasi, zona waktu, dan tata letak
keyboard. Untuk lokasi, dan zona waktu Indonesia, Anda bisa memilih “other”.

5. Jika Anda sudah memilih bahasa, wilayah, dan zona waktu, maka sistem secara otomatis
mengonfigurasikan jaringan. Namun, di sini saya tidak menyambungkan komputer server
dengan internet, maka akan tampil peringatan seperti di bawah. Cukup pilih “Continue”.

6. Jika Anda tidak ingin mengonfigurasikan jaringan, Anda dapat melewatinya, dengan
memilih “Do not configure the network at this time”.

7. Selanjutnya, Anda akan diarahkan untuk mengatur hostname sistem Anda.

6
8. Langkah berikutnya adalah memasukkan password untuk nama user Anda.

9. Berikutnya, mengatur ukuran tiap partisi untuk sistem. Di sini saya menggunakan opsi
“Manual” karena bisa mengatur besaran partisi sesuai keinginan.

10. Setelah itu, pilih harddisk yang akan digunakan untuk menginstall Debian 8 Jessie. Jika
sudah, maka akan tampil informasi seperti dibawah.

11. Pilih opsi ‘Automatically…”, lalu pilih opsi “All files in…”, pemilihan opsi diperlukan
jika Anda belum mengerti sistem partisi sistem operasi berbasis Linux.

7
12. Jika sudah, akan tampil layar informasi mengenai partisi yang akan dibuat. Lalu akan ada
informasi “Writes the changes…”, pilih “Yes”.

13. Jika Anda selesai membuat partisi, maka sistem akan menginstal sistem operasi, namun
saat penginstal-an akan tampil permintaan untuk me-scan repositori secara offline
(melalui CD) maupun online (melalui internet) dan partisipasi dalam Sharing Usage
Survey, sila pilih “No”.
14. Jika sudah, maka akan tampil informasi tools apa saja yang ingin kita install. Karena saya
hanya ingin menginstall Debian 8 Jessie tanpa Desktop Environment, dan hanya ingin
menginstall tools yang umum digunakan oleh komputer server. Maka saya memilih opsi
seperti dibawah.

15. Tunggu sejenak, karena saat instalasi akan memakan waktu sedikit lama, tergantung tipe
penyimpanan yang Anda gunakan.

16. Jika sudah selesai, maka akan tampil permintaan memasang GRUB bootloader. Jika
pertama kali menginstall sistem operasi berbasis Linux di HDD/SSD Anda, saya sarankan
untuk menginstall GRUB bootloader karena jika tidak, BIOS/UEFI tidak dapat me-load
sistem operasi untuk booting dengan memilih “Yes”.

8
17. Jika sudah, maka pilih dimana Anda akan menginstall GRUB bootloader. Untuk tidak
memakan banyak waktu, saya memilih memasangnya di /dev/sda (tempat Debian 8 Jessie
diinstall).

18. Jika sudah, maka akan permintaan untuk restart. Sila pilih “Continue”, maka sistem akan
restart dan booting ke sistem operasi. Jika sudah, maka Anda bisa login dengan
username dan password yang Anda atur saat instalasi.

9
BAB 2
Alamat IP
Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antara
32-bit hingga 128-bit yang digunakan sebagai alamat identifikasi untuk setiap komputer dalam
jaringan internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit untuk IPv4 atau IP versi 4, dan 128-bit
untuk IPv6 atau IP versi 6, yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan
internet berbasis TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol).

Sistem pengalamatan IP ini terbagi menjadi 2 (dua), yakni:

1. IP versi 4 (IPv4)
2. IP versi 6 (IPv6)

Konfigurasi Alamat IP di Debian 8


LATAR BELAKANG

Konfigurasi IP Address merupakan salah satu dari hal-hal yang harus dilakukan setelah
melakukan instalasi server, terutama Debian. Sehingga konfigurasi alamat IP sangat perlu
dilakukan agar server tersebut dapat masuk dalam jaringan sesuai dengan topologi yang telah
ditentukan.

MAKSUD DAN TUJUAN

1. Mengonfigurasi atau menambah alamat IP pada Debian agar dapat terhubung ke jaringan
internet maupun jaringan lokal.
2. Menghubungkan antara server dengan client.

LANGKAH KONFIGURASI
1. Masuk sebagai Super User dengan akun dan password Super User.

10
2. Jika Anda telah masuk dengan akun Super User, langkah yang harus dilakukan adalah
mengonfigurasikan alamat IP dengan mengetik “nano /etc/network/interfaces”. Di sini
saya memasukkan alamat IP kelas C. Gateway bersifat opsional.

3. Jika Anda telah mengonfigurasikan alamat IP, maka Anda harus me-restart
service networking dengan mengetik “nano networking restart” atau
“/etc/init.d/networking restart”.

4. Selanjutnya, melakukan pengecekan pada konfigurasi alamat IP Anda.


Dengan mengetik “ifconfig (interface)”. Saya menggunakan interface eth0,
maka penulisannya adalah “ifconfig eth0”.

5. Jika tidak terjadi error, maka saatnya Anda mengonfigurasikan alamat IP


Debian di Windows, dengan cara “Control Panel → Network and Internet
→ Network and Sharing Center → Change Adapter Settings”. Karena saya
menggunakan Debian di VirtualBox, maka saya memilih “VirtualBox Host-
Only Network”.

11
6. Klik kanan, dan klik Properties. Cari “Internet Protocol Version 4 (TCP/IP)”, klik dua
kali, nyalakan opsi “Use following…”, dan masukkan alamat IP Debian di kolom
“Default gateway”, dan gateway Debian di kolom “IP Address”. Jika sudah, simpan
konfigurasi tersebut dengan klik “OK”. Jika terdapat peringatan setelah klik “OK”, sila
klik “Yes”.

7. Jika Anda sudah menyimpan konfigurasinya, maka ubah terlebih dahulu adaptor di
VirtualBox menjadi “Host-Only Adaptor” atau “Adaptor Hanya-Host”. Sila disesuaikan
dengan bahasa yang digunakan di VirtualBox.

12
8. Selanjutnya adalah melakukan pengecekan dengan Command Prompt dengan cara “ping
(alamat IP Debian)” atau “ping (gateway Debian)”.

13
BAB 3
Domain Name System
Pada dasarnya, DNS adalah sistem database terdistribusi di dalam jaringan dengan fungsi dasar
mengubah permintaan hostname tertentu menjadi nomor IP spesifik yang dimengerti komputer.
Informasi tersebut disimpan di dalam sebuah direktori yang berada di dalam server Domain
Name System.

Jenis-jenis DNS:
1. Primary DNS
Sesuai dengan namanya, primary atau master adalah pemegang daftar lengkap dari
sebuah domain yang dikelolanya.
2. Secondary (slave)
Sebuah backup dari primary server. Sama seperti primary, secondary juga memuat daftar
lengkap sebuah domain.
3. Cache
Jenis ini tidak mempunyai data nama-nama host dari domain tertentu. Ia hanya mencari
jawaban dari beberapa DNS server terdekat. Setelah jawaban didapatkan, datanya
disimpan dalam cache untuk keperluan mendatang. DNS server cache merupakan yang
paling mudah untuk dikonfigurasi.

Jenis-jenis Catatan DNS:


1. A Record atau cacatan alamat pemetaan sebuah hostname ke alamat IP 32-bit
atau IPv4.
2. AAAA Record atau catatan alamat pemetaan sebuah hostname ke alamat IP 128-
bit atau IPv6.
3. CNAME Record atau catatan nama kanonik membuat alias untuk nama domain.
4. MX Record adalah catatan DNS yang diperlukan untuk mengirimkan email ke
alamat yang diinginkan.
5. PTR Record atau catatan penunjuk memetakan sebuah nama host ke nama
kanonik untuk host tersebut.
6. NS Record atau catatan server nama memetakan sebuah nama domain ke dalam
satu daftar dari server DNS untuk domain tersebut.
7. SOA record atau catatan otoritas awal (Start of Authority) mengacu server DNS
yang menyediakan otorisasi informasi tentang sebuah domain Internet.
8. SRV record adalah catatan lokasi secara umum.
9. Catatan TXT mengizinkan administrator untuk memasukkan data acak ke dalam
catatan DNS; catatan ini juga digunakan di spesifikasi Sender Policy Framework.

14
FUNGSI DNS:
1. Menerjemahkan nama-nama host (hostnames) menjadi nomor IP (IP address)
ataupun sebaliknya, sehingga nama tersebut mudah diingat oleh pengguna
internet.
2. Memberikan suatu informasi tentang suatu host ke seluruh jaringan internet. DNS
memiliki keunggulan seperti:
 Mudah, DNS sangat mudah karena pengguna tidak lagi direpotkan untuk
mengingat IP Address sebuah komputer, cukup host name (nama
komputer).
 Konsisten, IP Address sebuah komputer bisa berubah, tapi host name
tidak.

Kelebihan:
1. Mudah, DNS sangat mudah karena pengguna tidak lagi direpotkan untuk
mengingat IP address komputer, cukup hostname.
2. Konsisten, IP address sebuah komputer bisa saja berubah, tapi hostname tidak
mudah berubah.
3. Sederhana, DNS server sangat mudah di konfigurasikan (bagi Administrator).

Kekurangan
1. User menjadi lebih terbatas dalam menggunakan berbagai macam nama untuk
halaman situsnya.
2. DNS tergolong cukup sulit untuk diimplementasikan.
3. Nama DNS sangat terbatas (tidak dapat membuat banyak nama domain)

LATAR BELAKANG

DNS singkatan dari Domain Name System. Domain Name (nama domain) adalah nama unik
yang diberikan untuk mengidentifikasi nama server komputer seperti Web server atau email
server di jaringan komputer atau ataupun Internet. Nama domain berfungsi untuk mempermudah
pengguna Internet pada saat melakukan akses ke server, selain itu juga dipakai untuk mengingat
nama server yang dikunjungi tanpa harus mengenal deretan angka yang rumit (Alamat IP/IP
Address).

15
LANGKAH KONFIGURASI DNS
1. Langkah pertama, adalah login ke Debian sebagai Super User. Masukan username dan
password Anda. Lalu, ketikan perintah “nano /etc/network/interfaces”.

2. Lalu, masukan alamat IP yang akan Anda gunakan. Dan masukan juga netmask dari
kelas alamat IP yang Anda gunakan, network ID, dan juga broadcast ID. Saya
menggunakan alamat IP kelas C dengan netmask “255.255.255.0”. Jika telah selesai, lalu
simpan dengan menekan CTRL + X secara bersamaan. Tekan “Y”, dan Enter.

3. Jika telah selesai, keti perintah: “nano /etc/resolv.conf”, dan tekan Enter. Lalu ketikan
“nameserver (alamat IP)”. Di sini, Saya menggunakan alamat IP “192.168.1.1”, dan
mengetikan “nameserver 192.168.1.1”. Lalu simpan.

16
4. Proses mengonfigurasi alamat IP telah selesai. Selanjutnya, ketik perintah: “service
networking restart”. Jika Anda ingin mengetahui apakah konfigurasi Anda benar atau
salah, ketik perintah: “ifconfig”.

5. Selanjutnya, kita harus memasukkan satu per satu DVD Debian. Ketik perintah: “apt-
cdrom add” lalu masukan DVD, lalu ketikan perintah: “Eject”. Jika proses memindai
telah selesai. Lakukan langkah ini sesuai dengan jumlah DVD Debian Server yang Anda
gunakan, dan pastikan berurutan. Di sini, Saya menggunakan Debian 8 Jessie yang
memiliki 3 DVD.

6. Selanjutnya, kita akan memasang BIND9 dengan perintah: “apt-get install bind9”, lalu
tekan Enter. Maka Anda akan diminta untuk memasukkan DVD. Di sini, Saya diminta
untuk memasukkan DVD 2. Cara untuk mengetahui DVD berapa yang diminta oleh
Debian, adalah membaca teks “DVD Binary-...”.

17
7. Jika BIND9 telah sukses dipasang, selanjutnya adalah mengubah direktori ke “/etc/bind”
dengan perintah: “cd /etc/bind”.

8. Selanjutnya, ketik perintah: “nano named.conf.default-zones”. Pada baris yang memiliki


“localhost”, ganti menjadi alamat domain yang akan Anda gunakan. Dan, pada baris
“127...” ganti dengan alamat IP yang Anda gunakan. Tulis dengan terbalik, contoh: “dari
192.168.1.1 menjadi 1.168.192”, tanpa host ID. Lalu ganti nama file db.local menjadi
db.domain, dan db.127 menjadi db.ip. Lalu simpan.

9. Lalu salin kedua file tersebut dengan perintah: “cp db.local db.domain” dan “cp db.127
db.ip”.

18
10. Selanjutnya adalah langkah mengonfigurasi file db.domain atau file yang menerjemahkan
domain name ke alamat IP. Ganti seluruh “localhost” dengan alamat domain Anda, dan
ganti “127...” dengan alamat IP yang digunakan. Dan, hapus “AAAA” menjadi “A”. Di
kolom pertama, isi dengan sub-domain yang akan Anda gunakan. Di sini, saya
menggunakan “WWW” dan “FTP”. Lalu simpan file-nya.

11. Selanjutnya adalah langkah mengonfigurasi file db.ip atau file yang menerjemahkan
alamat IP ke hostname. Ganti seluruh “localhost” dengan alamat domain Anda. Angka
“1” pada baris pertama adalah oktet terakhir dari alamat IP yang digunakan. Dan, pada
baris terakhir masukan sub-domain dan domain Anda. Lalu simpan file-nya.

12. Jika sudah selesai mengonfigurasikan file Forward dan Reserve. Selanjutnya ketikan
perintah: “service bind9 restart”, lalu tekan Enter.

19
13. Kemudian tes apakah konfigurasi Anda berhasil atau tidak dengan perintah: “nslookup
(hostname Anda)”. Lalu, akan informasi seperti ilustrasi di bawah, jika tulisan sama
seperti ilustrasi di bawah, berarti proses konfigurasi DNS pada Debian Server sudah
berhasil dan berjalan dengan baik.

20
BAB 4
Remote Access
Remote Access adalah kemampuan untuk terhubung dengan resource pada suatu jaringan
(network) sentral dari suatu lokasi. Ini berarti menggunakan sebuah PC dan modem di suatu
tempat, lewat kabel telepon, terhubung ke suatu PC atau server pada network utama suatu
perusahaan.

FUNGSI Remote Access:


1. Mengendalikan komputer lain dari lokasi yang berbeda
2. Berbagi resource dari jarak jauh
3. Mengawasi penggunaan komputer dari jarak jauh
4. Membantu pengguna memecahkan masalah di komputernya dari jarak jauh
5. Maintenance komputer dari jarak jauh

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN:

KELEBIHAN:
1. Dapat mengontrol komputer client atau server tanpa harus berada di lokasi
2. Lebih fleksibel

KEKURANGAN:
1. Harus terhubung dengan internet berkecepatan tinggi
2. Perlu mengetahui password dari komputer yang akan di remote
3. Komputer yang kita gunakan akan terasa berat, jika menggunakan komputer
client menggunakan sistem operasi GUI

KONFIGURASI SSH DI DEBIAN 8


LATAR BELAKANG

Melakukan konfigurasi SSH di server penting dilakukan sebelum melakukan akses jarak jauh
terhadap server, kapan pun dan dimanau administrator jaringan berada, selama terhubung dengan
internet.

MAKSUD DAN TUJUAN

Agar administrator jaringan dapat melakukan pemeliharaan server atau jaringan dari jarak jauh,
tanpa harus berada di lokasi server atau jaringan berada.

21
LANGKAH KONFIGURASI
1. Sebelum Anda melakukan konfigurasi SSH, Anda harus mengonfigurasikan alamat IP
terlebih dahulu.
2. Saya menggunakan Debian yang digunakan saat mengonfigurasikan alamat IP, jadi sudah
login sebagai Super User.
3. Jika sudah, maka Anda harus menginstall SSH atau OpenSSH-Server, dengan
mengetikkan perintah “apt-get install ssh” atau “apt-get install openssh-server”, lalu
Anda akan diminta memasukkan DVD. Saya menggunakan Debian 8, maka saya diminta
untuk memasukkan DVD 1.

4. Jika sudah terinstal, selanjutnya adalah mengonfigurasikan file sshd_config, dengan cara
mengetik perintah “nano /etc/ssh/sshd_config”.

5. Jika sudah, maka Anda cari bagian “Authentication”, dan cari baris “PermitRoot…”. Jika
sudah ditemukan, maka tambahkan tagar (#) di bagian depan dari baris “PermitRoot…”.
Untuk port saya menggunakan port default, yaitu 22.

6. Jika semuanya dikonfigurasikan, maka Anda harus me-restart service SSH dengan
mengetik perintah “/etc/init.d/ssh restart” atau “service ssh restart”.

22
7. Jika Anda telah me-restart service SSH, langkah berikutnya sama seperti langkah
konfigurasi alamat IP dari langkah nomor 5 hingga langkah nomor 8.
8. Selanjutnya adalah mengecek apakah konfigurasi Anda sudah berfungsi sebagaimana
mesti atau belum, dengan cara membuka PuTTY, dan memasukkan alamat IP dari Debian
di kolom “Host Name (or IP address)”, memasukkan port, jika Anda mengubah port di
file sshd_config.

9. Jika sukses, maka akan tampil jendela “PuTTY Security…”, Anda dapat memilih “Yes”
atau “No”.
10. Selanjutnya adalah login dengan akun dan password Super User.

11. Jika Anda menggunakan Windows versi 1709 ke atas, Anda dapat melakukan sambungan
SSH tanpa menggunakan PuTTY, namun Anda harus menginstall OpenSSH Client
terlebih dahulu pada Windows Settings → Apps → Optional Features → Add a feature,
lalu cari OpenSSH Client.

23
BAB 5
File Transfer Protocol
File Transfer Protocol (FTP) adalah sebuah protokol internet yang memungkinkan untuk
melakukan transfer file antar perangkat dalam suatu jaringan yang menggunakan koneksi TCP.
Di dalam FTP terdapat dua komponen utama yang dapat digunakan, yakni FTP Server dan FTP
Client.

 FTP Server merupakan sebuah perangkat yang berfungsi untuk memberikan akses file,
mengunduh, dan menambah suatu file didalam-Nya.

 FTP Client berfungsi untuk mengakses FTP Server dengan menggunakan akun yang
sudah diberikan akses oleh FTP Server.

FTP Berdasarkan Hak Akses:


1. FTP User
FTP User ini artinya FTP yang dapat diakses dan memiliki izin hanya untuk user tertentu.
2. FTP Anonymous
FTP anonymous artinya FTP yang disediakan secara anonymous/tanpa nama, dengan kata
lain FTP tersebut dapat di akses oleh siapa pun dan biasanya tanpa password.

JENIS-JENIS:
1. FTP Server
FTP server adalah komputer server yang memberikan akses FTP ke jaringan lokal maupun
Internet (global).

2. FTP Client
FTP client adalah komputer yang meminta koneksi ke FTP server untuk tujuan tukar
menukar file.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


KELEBIHAN:
1. Transfer data yang mudah dan efisien
2. Mampu menjembatani pertukaran data, selama prosesnya telah dilengkapi
enkripsi
3. Mampu melakukan backup data dan file.
4. Mampu berfungsi sebagai media penyimpanan
KEKURANGAN:

24
1. Sangat bergantung dengan adanya sistem keamanan enkripsi
2. Desain yang di gunakan dalam File Transfer Protocol atau FTP tidak begitu kuat,
sehingga para administrator tidak mendapatkan informasi yang berhubungan
dengan risiko yang akan di hadapi oleh administrator.
3. Kemudahan serta keamanan penggunaan File Transfer Protocol (FTP) sering
terjadi kesalahan dalam menyampaikan informasi sehingga administrator akan
sulit memahami informasi yang di terima.

KONFIGURASI FTP DI DEBIAN


LATAR BELAKANG

Melakukan konfigurasi FTP penting dilakukan sebelum kita membangun FTP Server yang dapat
melakukan transfer data dari server ke client.

MAKSUD DAN TUJUAN

Agar client-client dapat mengakses banyak file dalam waktu bersamaan.

LANGKAH KONFIGURASI
1. Sebelum Anda melakukan konfigurasi SSH, Anda harus mengonfigurasikan alamat IP
terlebih dahulu.
2. Saya menggunakan Debian yang digunakan saat mengonfigurasikan alamat IP, jadi sudah
login sebagai Super User.
3. Jika sudah, maka Anda harus menginstall PROFTPD atau PROFTP-BASIC, dengan
mengetikkan perintah “apt-get install proftpd” atau “apt-get install proftpd-basic”, lalu
Anda akan diminta memasukkan DVD. Saya menggunakan Debian 8, maka saya diminta
untuk memasukkan DVD 2.

4. Jika saat pemasangan muncul permintaan untuk memilih opsi “ProFTP Conf…”, sila
pilih “Standalone”.

25
5. Jika sudah, maka Anda buat direktori untuk FTP dengan perintah “mkdir (direktori FTP
yang akan dibuat)”, dan menambahkan user dengan perintah “useradd -d (direktori FTP
Anda) (username yang akan Anda buat)”. Untuk menambahkan password pada
username, ketik perintah “passwd (username Anda)”.

6. Untuk memberikan hak akses pada folder FTP, maka ketik perintah “chmod -R (angka
untuk hak akses) (folder FTP Anda)”.

7. Jika sudah, maka saatnya untuk mengonfigurasikan file proftpd.conf dengan mengetik
perintah “nano /etc/proftpd/proftpd.conf”.

8. Jika sudah berada di text editor nano, maka Anda harus mencari baris dengan opsi
“DefaultRoot”, dan menghapus tagar (#) yang berada di depan opsi tersebut.

9. Jika sudah, maka tambahkan baris seperti di ilustrasi. Untuk direktori setelah <Anony…>
menyesuaikan dengan yang Anda buat sebelumnya.

10. Selanjutnya adalah menyimpan konfigurasi, dan me-restart service dari proftpd dengan
mengetik “service proftpd service” atau “/etc/init.d/proftpd restart”.

26
11. Untuk melakukan pengecekan sila mengikuti langkah konfigurasi alamat IP dari langkah
nomor 5 hingga langkah nomor 8, dan sila lakukan pengecekan menggunakan FileZilla
ataupun Chrome dengan URL “ftp://(alamat IP Debian Anda)”.
12. Jika melakukan pengecekan di Chrome, dan berhasil maka akan muncul prompt untuk
login seperti ilustrasi dibawah.

13. Jika melakukan pengecekan di FileZilla, maka Anda harus memasukkan Username dan
Password dari akun yang Anda buat saat mengonfigurasi FTP.

14. Berikut ilustrasi setelah login di Chrome ataupun FileZilla, dan telah membuat beberapa
folder.

27
28

Anda mungkin juga menyukai