Anda di halaman 1dari 28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Uraian Umum
Didalam penelitian mengenai pengaruh limbah abu batubara sebagai
subtitusi semen terhadap kuat tekan beton yang dilakukan di Laboratorium Teknik
Sipil Politeknik Negeri Ketapang, perlu adanya tahapan-tahapan agar
mendapatkan hasil yang optimal. Tahapan tersebut antara lain adalah pengujian
pendahuluan, perencanaan mix desain, pembuatan dan perawatan beton, pengujian
kuat tekan, dan analisa pengaruh limbah beton terhadap kuat tekan beton.
4.2 Pengadaan Material

Pengadaan material pada penelitian ini didapat dari hasil di bawah:


1. Agregat halus = Pasir sungai pawan (dibeli)
2. Agregat kasar = batu merak 2/3” (dibeli)
3. Semen = merek gresik tipe 1
4. Limbah Beton = diperoleh dari hasil sisa-sisa pengujian
beton mahasiswa Teknik Sipil Politeknik Negeri Ketapang

39
40

4.3 Pengujian Material


4.3.1 Pengujian Semen
Berdasarkan hasil pengujian di laboratorium terhadap semen merk Gresik
tipe PCC (Portland Composite Cement) didapatkan nilai yang ditampilkan pada
Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Semen
NO Pengujian Spesifikasi Hasil Keterangan
1 Berat jenis semen - 3,08 -
2 Konsistensi Normal 24%-30% 26% Memenuhi
Analisa setting
Time
3
Pengikatan Awal Min. 45 menit 95 menit Memenuhi
Pengikatan Akhir Maks.375 menit 150 menit Memenuhi
Sumber : Hasil pengujian laboratorium
4.3.3 Pengujian Agregat
Dalam penelitian ini agregat yang digunakan adalah material batu Merak
2/3”, dan pasir Pawan. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan di
Labortorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Ketapang didapatkan hasil seperti
pada Tabel 4.3 sampai Tabel 4.6 berikut:
1. Agregat kasar (Batu Merak 2/3”)
Tabel 4.3 Analisa saringan batu merak 2/3”
Diameter Berat
%Tertahan % Lolos
No Ayakan Tertahan %Tertahan
Kumulatif Kumulatif
(mm) (gram)
1 19,10 1200 24,00 24,00 76,00

2 16,00 3050 61,00 85,00 15,00

3 12,70 700 14,00 99,,00 1,00

4 9,50 50 1,00 100,00 0,00


5 Pan 0,00 0,00 100,00 0,00
Jumlah 5000 100,00
Sumber :Hasil pengujian laboratorium
41

rasaK tagergA nagniraS asilanA


08
07
06
05
04 fitalumuK soloL%
03
02
fitalumuK soloL%

01
0
naP 5,9 7,21 61 1,91
)mm( nakayA retemaiD

”Gambar 4.1 Grafik analisa saringan batu2/3

Tabel 4.4 Hasil Pengujian batu merak 2/3”


Uraian Spesifikasi Hasil uji keterangan
Keausan Agregat
dengan Mesin Los Maks 40% 29,6% Memenuhi
Angeles
Kadar Lumpur Maks 2% 1,5% Memenuhi
Penyerapan Maks 3% 1,62% Memenuhi
Sumber : Hasil pengujian laboratorium

2. Agregat halus (Pasir Sungai Pawan)

Tabel 4.5 Hasil Pengujian agregat halus


Uraian Spesifikasi Hasil uji Keterangan
Kehausan agregat
dengan Mesin Los - - -
Angeles
Kadar Lumpur Maks 5% 4% Memenuhi
Tidak
Penyerapan Maks 2% 3,03%
Memenuhi
Sumber : Hasil pengujian laboratorium
Tabel 4.6 Analisa saringan Pasir Pawan
Diameter Berat Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4
%Tertaha
No Ayakan Tertaha % Lolos
%Tertahan n
(mm) n Kumulatif BB BA BB BA BB BA BB BA
Kumulatif
(gram)
1 9,75 0,00 0,00 0,00 100,00 100 100 100 100 100 100 100 100

2 4,75 0,00 0,00 0,00 100,00 90 100 100 100 100 100 100 100

3 2,36 0,00 0,00 0,00 100,00 60 95 90 100 90 100 95 100

4 1,18 0,00 0,00 0,00 100,00 30 75 75 100 85 100 95 100

5 0,80 182,00 18,20 18,20 81,80 15 34 55 90 75 100 90 100

6 0,40 340,00 34,00 52,20 47,80 5 20 35 59 60 79 80 100

7 0,15 380,00 38,00 90,20 9,80 0 10 8 30 12 40 5 50

8 0,075 90,00 9,00 99,20 0,80 0 0 0 10 0 10 0 15

9 Pan 8,00 0,80 100,00 0,00 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 1000 100,00

43
44

4.4 Perencanaan Campuran Beton (Mix Design)


Dalam merencanakan campuran beton menurut SNI 03-2834-2000 ada
langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Penetapan kuat tekan beton
Kuat tekan yang direncanakan dalam penelitian ini ditentukan dari nilai kuat
tekan pada umur beton 28 hari adalah K-225 = 225 kg/cm² sama dengan f’c =
18,67 MPa.
2. Penetapan nilai deviasi standar
Berdasarkan Tabel 2.6 nilai yang diambil untuk deviasi standar adalah 7
MPa. Dimana semakin kecil nilai deviasi nya semakin baik pengendalian mutunya
begitu juga sebaliknya.
3. Penetapan nilai tambah

M = 1,64 × sr ...(2.12)

= 1,64 × 7

= 11,5 MPa

4. Kuat tekan rata-rata yang direncanakan


f’cr = f’c + M ...(2.13)
= 18,67 + 11,5
= 30,17 MPa
5. Penetapan Jenis Semen
Jenis semen yang digunakan adalah Portland Composite Cemen (PPC).
6. Bentuk Agregat
Agregat kasar yang digunakan adalah batu merak, Sedangkan agregat halus
yang digunakan adalah pasir pawan.
7. Penentuan faktor air semen
Untuk menentukan faktor air semen yang harus dilakukan pertama-tama
adalah mengetahui jenis semen yang digunakan terlebih dahulu baru setelah itu
jenis agregat dan umur rencana. Pada penelitian ini yang jenis semen
menggunakan semen tipe I, agregat batu pecah dan umur rencana 28 hari.
45

didapatkan nilai perkiraan kuat tekan 30,17 MPa yang untuk selanjutnya
dimasukan kedalam grafik Gambar 4.2, setelah itu tarik garis horizontal hingga
memotong garis umur 28 hari. Hubungkan nilai kuat tekan rata-rata dan tarik garis
vertikal kebawah untuk mendapatkan nilai fas.

Gambar 4.2 Grafik penentuan faktor air semen (SNI 03-2834-2000)


Berdasarkan dari Gambar 4.2 di peroleh nilai fas 0,50

8. Faktor air semen maksimum


Nilai faktor air semen maksimum didapatkan dari Tabel 2.6 berdasarkan
dari lokasi beton yang berada di luar ruangan bangunan dan tidak terlindung dari
hujan dan terik matahari langsung adalah jumlah semen minimum 325 dan fas 0,6.
9. Slump
Nilai slump ditentukan sesuai dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan agar
diperoleh beton yang mudah dituangkan, dipadatkan, dan diratakan. Nilai slump
46

yang didapatkan dari penelitian adalah 10 cm jadi menurut SNI 03-2834-2000


kisaran nilainya antara 60-180 mm.
10. Besar butir agregat maksimum
Berdasarkan hasil uji analisa saringan material yang digunakan tidak ada
yang melebihi ukuran 20 mm.
11. Jumlah air pengaduk bebas
Jumlah air pengaduk bebas didapatkan berdasarkan dari ukuran butir
maksimum agregat, jenis agregat, dan nilai slumpnya. Dari Tabel 2.8 untuk jenis
agregat batu pecah dan pasir alami dengan nilai slump didapatkan nilai kadar air
pengaduk bebas 195 dan 225. Angka tersebut kemudian digunakan untuk dihitung
menggunakan Persamaan 2.14.
2 1
Jumlah air pengaduk bebas = Wh + Wk
3 3
2 1
= 195+ 225
3 3
= 205 kg/m³

12. Jumlah semen


Jumlah semen = Jumlah air pengaduk bebas / fas terendah
= 205/0,5
= 410 kg/m³
13. Jumlah semen minimum
Berdasarkan dari Tabel 2.8 didapatkan jumlah semen sebesar 325 kg.
14. Jumlah semen maksimum

Jumlah semen maksimum adalah nilai yang terbesar antara jumlah semen
dan jumlah semen mini mum. selanjutnya nilai yang digunakan adalah 410 kg/m³.
15. Fas yang disesuaikan
Fas yang disesuaikan ialah hasil dari jumlah air pengaduk bebas dibagi
jumlah semen maksimum.
205 kg/m ³
FAS yang disesuaikan =
410 kg/m³
= 0,5
47

16. Susunan butir agregat halus

Susunan butir agregat halus menggunakan Tabel 4.6 dipilih yang sesuai
dengan agregat yang digunakan. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan
dilaboratorium didapatkan hasil seperti gambar dibawah ini.

120 Zona 2
%Lolos Kumulatif

100
80
Batas Atas
60
Berat Bawah
40
%Lolos Kumulatif
20
0
Pan 0,075 0,15 0,4 0,8 1,18 2,36 4,75 9,75
Diameter Ayakan (mm)

Gambar 4.3 Zona agregat halus


17. Jumlah persentase agregat halus
Jumlah persentase agregat halus didapatkan dari Gambar 4.4 berdasarkan
nilai fas 0,5 lalu dihubungkan dengan batasan zona 2.

Ga
mbar 4.4 Persen pasir terhadap total agregat yang dianjurkan Untuk ukuran butir
maksimal 20 mm (SNI 03-2834-2000)
48

18. Berat Jenis SSD Agregat Gabungan (BJ SSD)


BJ SSD Gabungan = (% Pasir pawan × Berat jenis) + (% Batu merak ×
Berat jenis)
= (43% × 2,28) + (57% × 2,66 )
= 2,5
19. Berat Volume Beton Segar
Berat volume beton segar berdasarkan dari Gambar 4.5 dengan cara
memasukan nilai berat jenis gabungan 2.5 kedalam grafik lalu dihubungkan ke
nilai jumlah air pengaduk bebas 205. Setelah itu menarik garis horizontal dari titik
tersebut kearah kiri hingga didapatkan berat volume beton segar 2.275 (kg/m³)
49

Gambar 4.5 Perkiraan berat volume beton segar


50

20. Berat agregat gabungan


Berat agregat gabungan = B.V Beton -Air –Semen
= 2275 – 205 – 410
= 1.660 kg/m³
21. Berat agregat halus
Berat agregat halus = Berat agregat gabungan × % Agregat halus
= 1.660 × 43%
= 713,8 kg/m³
22. Berat agregat kasar
Berat agregat kasar = Berat agregat gabungan × % Agregat kasar
= 1.660 × 57%
= 946,2 kg/m³
23. Koreksi Untuk 1 m³ beton

Koreksi (Pasir) = Kadar Air – Penyerapan ×


( Berat Agregat (kgm³ ) )
100

= 5,59 – 3,03 × (100713,8 kg/m³


)
= - 16,04 kg/m³

Koreksi (Batu) = Kadar Air – Penyerapan ×


( Berat Agregat (kgm³ ) )
100

= 12,32 – 1,62 × (946,2


100
kg/m³
)
= -3,01 kg/m³

Koreksi (Campuran 5%) = Kadar Air – Penyerapan ×


( Berat Agregat (kgm³ ) )
100

= 0,18 - 7,79 (100kg/m³ )


= - kg/m³
51

Koreksi (Campuran 10%) = Kadar Air – Penyerapan ×


( Berat Agregat (kgm³ ) )
100

= 0.18 – 7,79 × (100kg/m³ )


= -kg/m³

Koreksi (Campuran 10%) = Kadar Air – Penyerapan ×


( Berat Agregat (kgm³ ) )
100

= 0.18 – 7,79 × (100kg/m³ )


= -kg/m³
52

24. Komposisi campuran beton normal


Komposisi campuran beton yang direncanakan adalah seperti yang
ditunjukan pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.7 Mix Desain Beton


No Uraian Tabel/Grafik/ Nilai
Perhitungan
53

1 Kuat tekan yang di Ditetapkan 18,67 MPa pada 28 hari bagian cacat 5
syaratkan (benda uji persen, k=1,64
silinder/kubus)
2 Deviasi Standar Diketahui/ditetapkan 7 MPa
Tabel 2.4
3 Nilai tambah (margin) 1,64 × 7 = 11,5 MPa
4 kekuatan rata-rata yang di
targetkan 30,15 MPa
5 semen Ditetapkan Semen tipe I merk gresik
6 Jenis agregat : - kasar Ditetapkan Batu Merak 2/3”
- halus Tabel 2.5 Pasir pawan
7 Faktor air semen bebas Gambar 2.1
0,50
8 Faktor air semen Ditetapkan, Tabel
maksimum 2.6 0,6
Ditetapkan
9 Slump 60-180 mm
Ditetapkan
10 Ukuran agregat maksimum 20 mm
Ditetapkan, Tebel
11 Kadar air bebas 2.7 205 kg/m³
No.11 dibagi Fas
12 Jumlah semen Tabel 2.7 205 : 0,50 = 410 kg/m³
13 Jumlah semen minimum Nilai terbesar 325 kg/m³
14 Jumlah semen maksimum No.12/No.13 410 kg/m³

15 Faktor air semen yang -


disesuaikan 205 : 410 = 0,50
16 Susunan besar butir agregat Gbr. 4.3
halus Daerah gradasi susunan butir II
17 Persen agregat halus Hasil Uji
40 persen
18 Berat jenis SSD gabungan Dihitung 2,5
(Kering permukaan) Gbr. 4.5
19 Berat isi beton segar 2275 kg/m³
No.19 –No.14-No 11

No Uraian Tabel/Grafik/ Nilai


Perhitungan
20 Berat volume gabungan 2.270 – 205 – 366,07 =1.698,93kg/m³
Berat agregat halus No.20 × % Agregat 1.698,93 × 40% = 679,57 kg/m³
Berat agregat kasar No.20 × % Agregat 1.698,93 × 60% = 1.018,84 kg /m³
21 Proporsi campuran :
-tiap m³ No.21 dan No 22
22 Koreksi proporsi
54

campuran No.23- Kadar air

Tabel 4.8 Komposisi campuran beton variasi 0 (beton normal)

N Jumlah masing-masing
Semen pasir Batu 2/3 Air
O bahan/material
(kg) (kg) (kg) (lt)
1 Untuk 1 m³ beton 410 713,8 946,2 205
2 Koreksi - -16,04 -3,01 -
Untuk 1 m³ beton
3 410 697,76 943,19 205
Setelah dikoreksi
Volume 3 kubus 150 × 150 ×
4 4,15 7,06 9,55 2,07
150 mm = 0,010125 m³
23. Komposisi campuran beton dengan abu batubara (Campuran)

Tabel 4.9 Komposisi campuran beton variasi I ( 10%)


Jumlah masing- Abu
Semen Pasir Batu 2/3 Air
NO masing Tempurung
(kg) (kg) (kg) (lt)
bahan/material Kelapa
1 Untuk 1 m³ beton 410 713,8 946,2 205
2 Koreksi - -2,44 -21, -3,01 -
Untuk 1 m³ beton
3 334,34 31,73 943,19 205
Setelah dikoreksi
Volume 3 kubus
150 × 150 × 150
4 4,15 7,06 9,55 2,07
mm
= 0,010125 m³

Tabel 4.10 Komposisi campuran beton variasi II ( 20% )


Jumlah masing- Abu
Semen Pasir Batu 2/3 Air
NO masing Tempurung
(kg) (kg) (kg) (lt)
bahan/material Kelapa
1 Untuk 1 m³ beton 410 713,8 946,2 205
2 Koreksi - -2,44 -21, -3,01 -
55

Untuk 1 m³ beton
3 334,34 31,73 943,19 205
Setelah dikoreksi
Volume 3 kubus
150 × 150 × 150
4 4,15 7,06 9,55 2,07
mm
= 0,010125 m³

Tabel 4.11 Komposisi campuran beton variasi III ( 30% )


Jumlah masing- Abu
Semen Pasir Batu 2/3 Air
NO masing Tempurung
(kg) (kg) (kg) (lt)
bahan/material Kelapa
1 Untuk 1 m³ beton 410 713,8 946,2 205
2 Koreksi - -2,44 -21, -3,01 -
Untuk 1 m³ beton
3 334,34 31,73 943,19 205
Setelah dikoreksi
Volume 3 kubus
150 × 150 × 150
4 4,15 7,06 9,55 2,07
mm
= 0,010125 m³

Tabel 4.12 Komposisi Campuran Beton Untuk Penelitian

Kombinasi PCC Campuran Pasir Batu Air

Normal
Variasi 10%
Variasi 20%
Variasi 30%

4.5 Pembuatan Beton


Setelah mix desain beton selesai direncanakan beton dibuat dengan
komposisi sesuai masing-masing variasi. Dalam penelitian ini ada 4 variasi yakni
beton normal (BN), variasi I (Abu Tempurung Kelapa 10%), variasi II (Abu
56

Tempurung Kelapa 20%), variasi III (Abu Tempurung Kelapa 30%), dengan
jumlah setiap variasi 3 sampel.
4.6 Perawatan
Perawatan beton dilakukan setelah beton dilepaskan dari cetakan ±24 jam
dari pembuatannya. Pada saat dikeluarkan dari cetakan kondisi dari beton masih
rapuh dan mudah rusak oleh karena itu baik harus hati-hati saat mengeluarkan
dan memindahkannya. Setelah dikeluarkan beton lalu direndam didalam air agar
menjaga suhu beton tersebut. Saat dilakukan pengujian kuat tekan benda uji harus
dalam keadaan kering, maka dari itu sebelumnya harus dikeluarkan dari bak
perendaman untuk ditiriskan.

Gambar 4.6 Perawatan Benda Uji Beton


4.7 Pengujian Kuat Tekan
Pengujian kuat tekan pada benda uji dilakukan pada umur beton 7, 14, dan
28 hari yang dilakukan di AKP.
57

Gambar 4.7 sempel sesaat setelah pengujian

Gambar 4.8 sempel setelah pengujian


Berikut adalah salah satu contoh dari perhitungan kuat tekan beton normal
umur beton 7 hari sempel 1.
1. Mencari luas penampang sampel uji
Diketahui:
S = 15 cm²
Ditanya : Luas Penampang sampel uji (A).
A =S×S
= 15 × 15 cm²
= 225 cm²
58

2. Mencari nilai kuat tekan beton estimasi 28 hari (contoh beton normal
sampel 1) Alat yang digunakan di Laboratorium Teknik Sipil bacaan beban
menggunakan satuan KN.
1 KN = 1.000 N
P
f’c =
A
( 420000 )
=
225 00 cm²
= 18,67 MPa
Konversi MPa ke kg/cm²
18,67 MPa = (18,67/0,83)×(100/9,81)
= 229,30 kg/cm²

Tabel 4.13 Faktor konversi umur beton


Tabel konversi umur beton
Umur (hari) 3 7 14 21 28 56 90

Nilai konversi 0,4 0,65 0,88 0,95 1,00 1,09 1,20

Sumber : PBI 1971


kuat tekan f ' c(MPa)
Kuat tekan estimasi 28 hari=
konversi umur
Konversi umur 7 hari = 0,65
1 8,67
=
0,65
= 28,72 MPa
Tabel 4.14 Hasil pengujian kuat tekan laboratorium beton normal
Luas Tanggal Kuat Kuat Rata-
NAMA Slump Berat Umur Beban
Penampang tekan tekan rata
sempel (cm) (kg) (hari) (KN)
(mm²) Pembuatan Pengujian (kg/cm²) (MPa) (MPa)

B07 7

B07 7

B07 7

B014 14

B014 14

B014 14

B028 28

B028 28

B028 28 58
59

Tabel 4.15 Hasil uji kuat tekan beton normal rata-rata


Umur(hari) Kuat tekan(MPa)
7 7,8
14 -
28 -

Beton variasi 0%
20
18
Kuat Tekan (MPa)

16
14
12 19.71
10 17.77
16.03
8
6
4
2
0
7 14 28
Umur Pengujian (hari)

Gambar 4.9 Grafik hubungan kuat tekan beton terhadap umur pengujian

Dari Gambar 4.9 dapat dilihat nilai kuat tekan rata-rata pada beton normal
umur 7 hari adalah 18,67 MPa, kuat tekan beton mengalami peningkatan di umur
14 hari sebesar - MPa, sedangkan pada umur beton 28 hari kekuatannya mencapai
- MPa.
Tabel 4.16 Hasil pengujian kuat tekan laboratorium beton variasi (Abu Tempurung Kelapa 10%)
Luas Tanggal Kuat Kuat Rata-
NAMA Slump Berat Umur Beban
Penampang tekan tekan rata
sempel (cm) (kg) (hari) (KN)
(mm²) Pembuatan Pengujian (kg/cm²) (MPa) (MPa)

B07 7

B07 7

B07 7

B014 14

B014 14

B014 14

B028 28

B028 28

B028 28 60
61

Tabel 4.17 Hasil uji kuat tekan beton variasi rata-rata (Abu Tempurung Kelapa
10%)
Umur(hari) Kuat tekan(MPa)
7 -
14 -
28 -

Beton variasi 10%

20

15

10 17.18
14.52
12.15
5

0
7 14 28
Umur Pengujian (hari)

Gambar 4.10 Grafik hubungan kuat tekan beton terhadap umur pengujian

Dari Gambar 4.10 dapat dilihat nilai kuat tekan rata-rata pada beton Variasi
(Abu Tempurung Kelapa 10%) umur 7 hari adalah - MPa, kuat tekan beton
mengalami peningkatan di umur 14 hari sebesar - MPa, sedangkan pada umur
beton 28 hari kekuatannya mencapai - MPa.
Tabel 4.18 Hasil pengujian kuat tekan laboratorium beton variasi (Abu Tempurung Kelapa 15%)
Luas Tanggal Kuat Kuat Rata-
NAMA Slump Berat Umur Beban
Penampang tekan tekan rata
sempel (cm) (kg) (hari) (KN)
(mm²) Pembuatan Pengujian (kg/cm²) (MPa) (MPa)

B07 7

B07 7

B07 7

B014 14

B014 14

B014 14

B028 28

B028 28

B028 28 62
63

Tabel 4.19 Hasil uji kuat tekan beton variasi rata-rata (Abu Tempurung Kelapa
15%)
Umur(hari) Kuat tekan(MPa)
7
14
28

Beton Variasi 20%

14
Kuat Tekan (MPa)

12
10
8 13.18
10.96
6 8.29
4
2
0
7 14 28
Umur Pengujian (hari)

Gambar 4.11 Grafik hubungan kuat tekan beton terhadap umur pengujian

Dari Gambar 4.11 dapat dilihat nilai kuat tekan rata-rata pada beton variasi
(Abu Tempurung Kelapa 15%) umur 7 hari adalah - MPa, kuat tekan beton
mengalami peningkatan di umur 14 hari sebesar - MPa, sedangkan pada umur
beton 28 hari kekuatannya mencapai - MPa.
Tabel 4.20 Hasil pengujian kuat tekan laboratorium beton normal (Abu Tempurung Kelapa 20%)
Luas Tanggal Kuat Kuat Rata-
NAMA Slump Berat Umur Beban
Penampang tekan tekan rata
sempel (cm) (kg) (hari) (KN)
(mm²) Pembuatan Pengujian (kg/cm²) (MPa) (MPa)

B07 7

B07 7

B07 7

B014 14

B014 14

B014 14

B028 28

B028 28

B028 28 64
65

Tabel 4.21 Hasil uji kuat tekan beton variasi rata-rata (Abu Tempurung Kelapa
20%)
Umur(hari) Kuat tekan(MPa)
7
14
28

Beton variasi 30%


14
Kuat tekan (MPa)

12
10
8
12.29
6 10.22
8.14
4
2
0
7 14 28
Umur pengujian (hari)

Gambar 4.12 Grafik hubungan kuat tekan beton terhadap umur pengujian

Dari Gambar 4.12 dapat dilihat nilai kuat tekan rata-rata pada beton variasi
(Abu Tempurung Kelapa 20%) umur 7 hari adalah -MPa, kuat tekan beton
mengalami peningkatan di umur 14 hari sebesar -MPa, sedangkan pada umur
beton 28 hari kekuatannya mencapai -MPa.
66

Anda mungkin juga menyukai