Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

GAYA HIDUP MENURUT BUDAYA KEY

(DOSEN : JONATAN. KELABORA S.SIT.,M.Kes)

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV

DEHIR M PORMAU DARYANI LETSOIN


PETRONELA FEBBY MONIKA RENGIL
FITRIA RETOB MELANI LETSOIN
JONA J ABARUA AMIRA A RAHAWARIN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATN TUAL
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada TUHAN YME. Atas berkat dan rahmatnya, kami bisa
menyelesaiakan tugas yang kami sususn dengan kemampuan kami, dan jika dalam penyusunan
kami ada terdapat kesalahan karna kami adalah manusia yang tak pernah lepas dari keselahan.
Dan semoga makalah kami dapat bermanfaat bagi para pembaca lebih khusus kami sendiri
sebagai penulis. Semoga malakah yang berjudul GAYA HIDUP MENURUT BUDAYA KEY”.
Bermanfaat bagi kita semua.
Sekian dan terima kasih demikian makalah yang kami susun semoga dapat bermanfaat bagi
semua.
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi

BAB 1 PENGERTIAN GAYA HIDUP


a, gaya hidup adalah seni yang di budayakan setiap orang
b, gaya hidup berkaitan erat dengan perkembangan zaman

BAB 2 JENIS-JENIS GAYA HIDUP


1. Funcionalists
2. Nurturers
3. Aspirers.
4. Experientials
5. Succeeders
6. Moral majority
7. The golden years
8. Sustainers
9. Subsisters
10 Indikator dan pengertian gaya hidup
a. Kegiatan (Activity) 
b. Minat (Interest) 
c. Opini (Opinion)
d. Factor yang mempengaruhi gaya hidup 
BAB 3 TATANAN HIDUP SUKU KEI

BAB 1 PENGERTIAN GAYA HIDUP

Gaya hidup atau Lifestyle adalah gambaran tingkah laku, pola dan cara hidup yang
ditunjukkan bagaimana aktivitas seseorang, minat dan ketertarikan serta apa yang
mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri sehingga membedakan statusnya dari
orang lain dan lingkungan melalui lambang-lambang sosial yang mereka miliki.

1. Gaya hidup adalah seni yang dibudayakan oleh setiap orang.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), Gaya hidup adalah pola tingkah
laku sehari-hari segolongan manusia dalam masyarakat. Sedangkan dari sisi ekonomi,
gaya hidup adalah perilaku seseorang dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana
mengalokasikan waktunya.

2. Gaya hidup berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi.

Gaya hidup menjadi upaya untuk membuat diri menjadi eksis dengan cara tertentu dan
berbeda dari kelompok lain. Berdasarkan pengalaman sendiri yang diperbandingkan
dengan realitas sosial, individu memilih rangkaian tindakan dan penampilan mana yang
menurutnya sesuai dan mana yang tidak sesuai untuk ditampilkan dengan ruang sosial.

Berikut ini beberapa pengertian dan definisi gaya hidup dari beberapa sumber buku:

 Menurut Sumarwan (2011:57), Gaya hidup sering digambarkan dengan kegiatan, minat
dan opini dari seseorang (activities, interests, and opinions). Gaya hidup seseorang
biasanya tidak permanen dan cepat berubah. Seseorang mungkin dengan cepat mengganti
model dan merek pakaiannya karena menyesuakan dengan perubahan hidupnya. 
 Menurut Weber (Damsar, 2002:120), gaya hidup merupakan selera pengikat kelompok
dalam (in group) aktor-aktor kolektif atau kelompok status, berkompetisi ditandai dengan
kemampuan untuk memonopoli sumber-sumber budaya.
 Menurut Plummer (1983:131), gaya hidup adalah cara hidup individu yang
diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa
yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka
pikirkan tentang dunia sekitarnya.
 Menurut Kotler dan Keller (2012:192), Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia
yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan
keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup
menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia.

BAB 2 Jenis-jenis Gaya Hidup 

Menurut Mowen dan Minor, terdapat sembilan jenis gaya hidup yaitu sebagai berikut
(Sumarwan, 2011:45):
1. Funcionalists. Menghabiskan uang untuk hal-hal yang penting. Pendidikan rata-
rata, pendapatan rata-rata, kebanyakan pekerja kasar (buruh). Berusia kurang
dari 55 tahun dan telah menikah serta memiliki anak. 
2. Nurturers. Muda dan berpendapatan rendah. Mereka berfokus pada
membesarkan anak, baru membangun rumahtangga dan nilai-nilai keluarga.
Pendidikan diatas rata-rata. 
3. Aspirers. Berfokus pada menikmati gaya hidup tinggi dengan membelanjakan
sejumlah uang di atas rata-rata untuk barang-barang berstatus, khususnya
tempat tinggal. Memiliki karakteristik Yuppie klasik. Pendidikan tinggi, pekerja
kantor, menikah tanpa anak. 
4. Experientials. Membelanjakan jumlah di atas rata-rata terhadap barangbarang
hiburan, hobi, dan kesenangan (convenience). Pendidikan rata-rata, tetapi
pendapatannya diatas rata-rata karena mereka adalah pekerja kantor.
5. Succeeders. Rumah tangga yang mapan. Berusia setengah baya dan
berpendidikan tinggi. Pendapatan tertinggi dari kesembilan kelompok.
Menghabiskan banyak waktu pada pendidikan dan kemajuan diri. Menghabiskan
uang di atas rata-rata untuk hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan. 
6. Moral majority. Pengeluaran yang besar untuk organisasi pendidikan, masalah
politik dan gereja. Berada pada tahap empty-nest. Pendapatan tertinggi kedua.
Pencari nafkah tunggal. 
7. The golden years. Kebanyakan adalah para pensiunan, tetapi pendapatannya
tertinggi ketiga. Melakukan pembelian tempat tinggal kedua. Melakukan
pengeluaran yang besar pada produk-produk padat modal dan hiburan. 
8. Sustainers. Kelompok orang dewasa dan tertua. Sudah pensiun. Tingkat
pendapatan terbesar dibelanjakan untuk kebutuhan sehari-hari dan alkohol.
Pendidikan rendah, pendapatan terendah kedua.
9. Subsisters. Tingkat sosial ekonomi rendah. Persentase kehidupan pada
kesejahteraan di atas rata-rata. Kebanyakan merupakan keluarga-keluarga
dengan pencari nafkah dan orang tua tunggal jumlahnya di atas rata-rata
kelompok minoritas
10. Indikator dan Pengukuran Gaya Hidup

Menurut Sunarto, terdapat tiga indikator gaya hidup seseorang yaitu sebagai berikut
(Mandey, 2009:93):
A. Kegiatan (Activity) adalah apa yang dikerjakan konsumen, produk apa yang
dibeli atau digunakan, kegiatan apa yang dilakukan untuk mengisi waktu luang.
Walaupun kegiatan ini biasanya dapat diamati, alasan untuk tindakan tersebut
jarang dapat diukur secara langsung. 
B. Minat (Interest) adalah objek peristiwa, atau topik dalam tingkat kegairahan yang
menyertai perhatian khusus maupun terus-menerus kepadanya. Interest dapat
berupa kesukaan, kegemaran dan prioritas dalam hidup konsumen tersebut.
Minat merupakan apa yang konsumen anggap menarik untuk meluangkan waktu
dan mengeluarkan uang. Minat merupakan faktor pribadi konsumen dalam
mempengaruhi proses pengambilan keputusan. 
C. Opini (Opinion) adalah pandangan dan perasaan konsumen dalam menanggapi
isu-isu global, lokal oral ekonomi dan sosial. Opini digunakan untuk
mendeskripsikan penafsiran, harapan dan evaluasi, seperti kepercayaan
mengenai maksud orang lain, antisipasi sehubungan dengan peristiwa masa
datang dan penimbangan konsekuensi yang memberi ganjaran atau menghukum
dari jalannya tindakan alternatif.

Pengukuran gaya hidup dapat dilakukan dengan psikografik (psychographic). Menurut


Sumarwan (2011:58), psikografik adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup
yang bisa memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data
yang sangat besar

Analisis psikografik biasanya digunakan untuk melihat segmen pasar dan segmen
konsumen dalam hal kehidupan mereka, pekerjaan dan aktivitas lainnya. Psikografik
sering diartikan sebagai pengukuran AIO (activity, interest, opinion) atau pernyataan
untuk menggambarkan aktifitas, minat, dan opini konsumen.

D. Factor yang mempengaruhi

Menurut Amstrong faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang adalah


sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, persepsi,
kelompok referensi, kelas sosial, keluarga dan kebudayaan (Nugraheni, 2003:15).
Adapun penjelasan untuk masing-masing faktor yang mempengaruhi gaya hidup adalah
sebagai berikut:
1. Sikap. Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan
untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui
pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa
tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan
sosialnya.
2. Pengalaman dan pengamatan. Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan
sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya
di 1masa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh
pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan
terhadap suatu objek.
3. Kepribadian. Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara
berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu. 
4. Konsep Diri. Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep
diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk
menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image merek.
Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap
suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan
perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya. 
5. Motif. Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa
aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang
motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka
akan membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup
hedonis. 

6. Persepsi. Persepsi adalah proses di mana seseorang memilih, mengatur, dan


menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti
mengenai dunia.

BAB 3 TATANAN HIDUP SUKU KEI


 
Bagaimana rasanya jika kita dilahirkan dan tumbuh di tanah yang tidak pernah mengalami banjir,
kemarau yang panjangnya lebih mirip dengan yang lainnya yang menantang kehidupan manusia?

Tentunya ada rasa syukur dan nyaman. Begitu pula yang kami alami di tempat ini. Sebenarnya
bencana yang pernah terjadi sebelumnya tidak pernah terjadi namun sangat jarang dijumpai seperti
yang layak terjadi di sebagian besar kota di Indonesia yang kerap kali harus dihadap-hadir dengan
kekejaman alam.
Kepulauan Kei, pasti banyak yang asing dengar tempat ini. Atau kompilasi mendengar Kei maka
yang terekam dalam memori adalah sosok Jhon Kei dan sederetan nama preman lainnya yang
mengisyaratkan memerlukan kekerasan dan kesangaran.

Pulau kecil nan eksotis terletak tepat di bagian tenggara Provinsi Maluku, di mana terletak dua
wilayah administrasi pemerintahan Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara.

Totalitas hidup dari masyarakat suku kei adalah kompilasi hukum adat yaitu Hukum Larvul
Ngabal mampu diimplementasikan di setiap sendi-sendi kehidupan. Hukum Adat ini lahir dari
gumulan panjang leluhur tentang menguntungkan dan perjuangan peradaban masyarakat kei
kedepannya.
Secara etimologi, hukum adat Larvul Ngabal berasal dari dua suku kata, yaitu Larvul yang berarti
darah merah dan Ngabal yang berarti tombak Bali. Menurut tradisi lisan, darah yang disetujui adalah
darah kerbau dan tombak merupakan simbolisasi dari hukum adat.
Hukum Larvul Ngabal merupakan simbolisasi yang ada di dalam diri manusia, yang dinyatakan
menentang terhadap sosial dan kesewenang-wenangan kekuasaan. Hukum ini memiliki
kewibawaan yang tinggi dan dikenakan untuk setiap orang yang melanggarnya. Pemangku adat
yang diberikan kepercayaan untuk melaksanakan peradilan terhadap pengalihan ini adalah raja-raja
yang berdiam di kepulauan Kei.
Beberapa waktu yang lalu, saya hadir dalam acara pemakaman nenek saya, dan dalam misa
requem tersebut pastor berkhotbah tentang Yesus sebagai sumber hidup, dan yang menarik adalah
yang dimaksud masyarakat suku kei adalah satu –beberapa suku yang hidup dengan bantuan Enbal
sebagai bahan makanan yang dibutuhkan dari racun.

Enbicara dari jenis ”singgong lewat” (manihot duleis) yang sejak perbincangan tahun lalu oleh para
leluhur berhasil melakukan fermentasi dan menjinakkan podcast tersebut kemudian dijadikan
makanan khas sebagai sumber ember.

Sang Pencipta telah menganugerahkan sumber daya alam yang kaya bagi masyarakat suku
kei. beberapa tahun terakhir para wisatawan baik lokal maupun mancanegara selalu mengunjungi
dan menikmati keindahan lokasi wisata di Kei, seperti Ngurbloat (Pantai Pasir Panjang) yang
merupakan pantai dengan pasir putih terlalus di dunia yang membentang sepanjang 5 Km,
Ngursanadan (Pantai Ohoililir), Goa Havang, Pemandian Alam Air Evu, Pulau Bair, Pantai Ngurtavur
yang mengarahkan kelaut sepanjang meter dengan habitat burung pelikan, dan berbagai objek
wisata dan desa adat lainnya.
Faktanya, memberikan Tuhan itu belum mampu mensejahterahkan kehidupan masyarakat Kei. Kita
terlena dengan negeri Kei yang memiliki kasat mata memiliki Kekayaan budaya, sumber kekayaan
makanan dan kekayaan wisata.

Produk hukum adat sebagai warisan leluhur yang menjadi pengatur tatanan kehidupan telah
diciderai dengan campur tangan politik dan komersialisasi untuk golongan khusus, Sumber Daya
Pariwisata yang luar biasa tidak didukung oleh Pemerintah Daerah sebagai Sektor Terkemuka yang
dapat memberdayakan penduduk dan meningkatkan pendapatan asli daerah.
Sudahkah kami meminta merdeka?
Masyarakat suku kei masih mempertahankan jika sumber daya alamnya disentuh dengan
modernisasi. Ketakutan tadi tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas layanan yang ditawarkan
ragam keistimewaan untuk wisatawan. Bertahun-tahun lamanya 'surga' ini dibentengi dan dijaga
oleh sistem yang bernama sasi atau hawear . semangat nya adalah agar tidak terkontaminasi dan
tidak dirusak oleh nilai-nilai budaya asing.
Hal inilah yang menyebabkan pemerintah agak sulit dalam membangun sistem keuangan. Energi
masyarakat dihabiskan untuk mengurusi hak – hak ulayat, batas tanah, serta kesepakatan
adatnya. Kearifan lokal sejatinya menjadi kekuatan bagi kita untuk membangun peradaban
masyarakat melalui berbagai pemberdayaan yang dilakukan dan bukan mengkungkung diri dari
kemajuan peradaban dan teknologi.

Harmonisasi semangat budaya dan alam kei harus dikelola dengan baik sebagai identitas karakter
kebangsaan kita. Nilai positifnya adalah masyarakat yang tidak ditempatkan sebagai persaingan
pasar hanya karena kegigihan mereka berpegang teguh terhadap nilai-nilai hukum Larvul
Ngabal dan dalam bingkai ain ni ain atau istilah kerennya kebersamaan-gotong
royong- bermapalus - maren untuk dapat digunakan dan dilestarikan sesuai keinginan. .
Adat tidak memiliki struktur yang kuat seperti pemerintah, tetapi memiliki kekuatan dan
eksistensi. Adat harus dilihat sebagai anak sulung, bukan menjadi anak tiri di tanah air sendiri. adat
harus menjadi jati diri bagi agama dan hati nurani bagi pemerintahan.

70 tahun Indonesia merdeka, sepanjang perjuangan mengisi kemerdekaan yang riuh dan semarak
dengan arus globalisasi dan peningkatan semangat hidup serba instan . Maka pulanglah pulang ke
rumahmu ( suku-daerah ). Di rumah kita tersedia sejuta variasi tatanan hidup masyarakat yang masih
menjunjung nilai-nilai adat leluhur. Ambillah harta warisan tadi dan selaras dengan arus globalisasi
niscaya arus itu akan memulai dan tidak menenggelamkanmu.

Anda mungkin juga menyukai