Tugas SKD Ode
Tugas SKD Ode
Makalah
SISTEM KESEHATAN DAERAH (SKD)
Sebagai Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Kebijakan Pemerintah Bidang Kesehatan
Pada Perkuliahan Semester III
Disusun Oleh
Wa Ode Risdianti Buradi
NIM. P07120120072
Tingkat IIB
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Puji syukur saya
panjatkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan makalah saya dengan judul “Sistem Kesehatan Daerah (SDK)” tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini telah semaksimal mungkin saya upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah
ini.
Namun, tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, saya membuka
selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
makalah ini.
Saya sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat bermanfaat untuk
menambah informasi dan wawasan bagi setiap orang yang membacanya. Akhir kata saya ucapkan
Terima Kasih.
Penulis
ii
DAFTAR PUSTAKA
COVER .................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................2
A. Pengertian Sitem Keehatan Daerah (SDK).................................................................2
B. Ruang Lingkup Sistem Kesehatan Daerah (SDK)......................................................2
C. Subsistem Sistem Kesehatan Daerah (SDK)..............................................................2
BAB III PENUTUP ..............................................................................................................7
A. Kesimpulan ...............................................................................................................7
B. Saran ..........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SKN di Indonesia sudah 4 kali mengalami perubahan atau pemutakhiran. Pemutakhiran ini
dibutuhkan agar agar SKN dapat mengantisipai berbagai tantangan perubahan pembangunan
kesehatan di masa ini dan di masa depan. Oleh karena itu, SKN diusun dengan mengacu pada
visi, misi, strategi, dan upaya pokok pembangunan kesehatan sebagai mana ditetapkan dalam
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005/2025 (RPJP-N), dan rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan
Tahun 2005/2025 (RPJP-N). Pada tingkat daerah, implmentasi SKN diterjemahkan melalui
Perda, Pergub, atau Perwal. Walaupun tidak secara eklpisif Pepres 72/2012 mewajibkan untuk
mewajibkan menerbitkan peraturan di daerah. Penekananya terdapat pada pengelolaan kesehatan
berdasarkan SKN harus berjenjang di pusat dan daerah dengan memperhatikan otonomi daerah
berdasarkan kerangka Negara Kesatuan Repiblik Indonesiadan otonomi fungsional berdasarkan
kemampuan dan kesediaan sumber daya di bidang kesehatan.
Perda mengenai Sistem Kesehatan Daerah (SKD) tersebut adalah dalam rangka
memperkuat implementasi SKN dalam pelaksanaan desentralisasi di masing-masing daerah di
Indonesia seperti kabupaten. Karenanya semangat dari Sistem Kesehatan Daerah (SKD) adalah
mengimpun berbagai upaya pemerintah masyarakat dan sektor swasta di daerah yang secara
terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya menjadi roh dalam penyusunan Perda Sistem Kesehatan Daerah (SDK). Dimana
keberadaan dan peran masing-masing aktor yang menjadi pelaku di bidang kesehatan yang ada di
daerah serta keterpaduan antar aktor menjadi salah satu aspek penting yang dikelolah melalui
Perda ini. Sehingga peran-peran yang ada menjadi semakin maksimal dan efektif.
B. Rumusan Maalah
1. Apa itu Sitem Keehatan Daerah (SDK) ?
2. Bagaimana ruang lingkup Sistem Kesehatan Daerah (SDK) ?
3. Sebutkan dan jelaskan subsistem Sistem Kesehatan Daerah (SDK) ?
C. Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui :
1. Pengertian Sitem Keehatan Daerah (SDK)
2. Ruang lingkup Sistem Kesehatan Daerah (SDK)
3. Subsistem Sistem Kesehatan Daerah (SDK)
1
BAB II
PEMBAHAAN
2
b. Upaya Kesehatan Sekunder
Upaya Kesehatan Sekunder merupakan upaya kesehatan rujukan lanjutan yang
terdiri dari:
1) PKPS meliputi :
a) pelayanan kesehatan spesialistik yang merupakan rujukan dari PKPP
b) rujukan kasus;c.rujukan spesimen dan ilmu pengetahuan; dand.rujukan ke
fasilitas kesehatan yang merujuk.
2) PKMS meliputi :
a) pelayanan kesehatan yang merupakan rujukan dari PKMP
b) pemberian fasilitas dalam bentuk sarana, teknologi dan sumber daya manusia
kesehatan serta didukung oleh pelayanan kesehatan masyarakat tersier
c. Upaya Kesehatan Tersier
Upaya kesehatan tersier merupakan upaya kesehatan rujukan unggulan yang
terdiri dari:
1) PKPT, meliputi :
a) pelayanan yang menerima rujukan sub spesialistik dari pelayanan
kesehatan dibawahnya
b) pelayanan yang merujuk kembali ke fasilitas kesehatan yang merujuk.
2) PKMT meliputi :
a) pelayanan yang menerima rujukan kesehatan dari pelayanan
kesehatan masyarakat sekunder
b) pemberian fasilitas dalam bentuk sarana, teknologi, sumber daya
manusia kesehatan, dan rujukan operasional
c) serta melakukan penelitian dan pengembangan bidang kesehatan
masyarakat dan penapisan teknologi dan produk teknologi yang tekait.
3
e. Norma agama
f. Kebenaran ilmiah
g. Perlindungan terhadap subjek penelitan dan etik.
Penyelenggaraan :
a. Pelaksanaan penelitian, pengembangan, penapisan teknologi, produk teknologi,
teknologi informasi, dan informasi kesehatan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan Hak Atas Kekayaan Intelektual dan dimanfaatkan bagi kesehatan
masyarakat
b. Untuk mencegah terjadinya penyakit, mendeteksi adanya penyakit,
meringankan penderitaan akibat penyakit, menyembuhkan memperkecil
komplikasi dan memulihkan kesehatan setelah sakit serta menganalisis dan
memformulasikan berbagai permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan
kesehatan
c. Penelitian yang memerlukan uji coba terhadap manusia dilakukan dengan
jaminan tidak merugikan manusia yang dilakukan uji coba dan penelitian yang
dilakukan terhadap mahkluk hidup lainnya harus dijamin untuk melindungi
kelestarian hewan dan makhluk lainnya.
4
4) Perencanaan sumber daya manusia kesehatan dilaksanakan berdasarkan fakta
yang ada di daerah.
5) Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan koordinasi dan kerjasama untuk
memenuhi kebutuhan sumber daya manusia kesehatan.
b. Pengadaan Pendidikan dan Pelatihan
Pengadaan pendidikan merupakan pendidikan formal yang menghasilkan tenaga
kesehatan sesuai dengan standar pendidikan. Sedangkan Pengadaan Pelatihan
merupakan pelatihan dalam upaya meningkatkan kompetensi keahlian tenaga
kesehatan.
c. Pendayagunaan
1) Pendayagunaan Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, dilakukan
terhadap Pegawai Negeri Sipil dan/atau Non Pegawai Negeri Sipil pada
SKPD di Daerah.
2) Pendayagunaan Pegawai Non PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan sistem kontrak kerja sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
3) Pendayagunaan tenaga kesehatan milik swasta harus dilaporkan kepada
Pemerintah Daerah.
4) Pendayagunaan tenaga kesehatan asing oleh sarana UKPharus sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
5) Pemerintah Daerah dapat memberikan rekomendasi untuk mendatangkan tenaga
dimaksud kepada penyelenggara kesehatan.
6) Untuk penyelenggaraan UKP harus tersedia tenaga kesehatan sesuai dengan
jenis, jumlah, kewenangan dan kualifikasi keahlian menurut standar kompetensi
sesuai dengan paraturan perundang-undangan.
7) Pemerintah Daerah bertanggungjawab dalam penyelenggaraan pendayagunaan
sumber daya manusia kesehatan.
8) Pendayagunaan Sumber Daya ManusiaKesehatan harus mempertimbangkan
pendistribusian secara merata, dengan memperhitungkan luas wilayah dan
fasilitas yang tersedia.
9) Sumber Daya ManusiaKesehatan berhak untuk mendapatkan promosi dan
peningkatan karier yang dilakukan secara obyektif dan transparan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
10) Sumber Daya ManusiaKesehatan dalam mendukung pembangunan kesehatan
memperhatikan pembangunan susunan hirarki SDM Kesehatan yang ditetapkan
berdasarkan jenis dan tingkat tanggung jawab, kompetensi, serta keterampilan.
d. Pembinaandan pengawasan mutu
5
1) Pembinaandan Pengawasan Mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
huruf d, dilakukan secara berjenjang dari Badan Kepegawaian Daerah, Dinas
Teknis, UPT Dinas, Rumah Sakit dan Puskesmas melalui koordinasi dengan
organisasi profesional.
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan, pengawasan dan pengendalian
sumber daya manusia kesehatan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Gubernur.
6
d. Apoteker bertanggungjawab dalam melakukan penyuluhan terhadap pelayanan
obat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan merupakan salah satu bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh daerah
kabupaten dan daerah kota. Ini berarti bahwa dalam rangka otonomi daerah, Pemerintah
kabupaten dan Pemerintah Kota bertanggung jawab sepenuhnya dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di daerahnya. Sistem
kesehatan daerah menguraikan secara spesifik unsur-unsur upaya kesehatan, pembiayaan
kesehatan, sumberdaya manusia kesehatan, sumberdaya obat dan perbekalan kesehatan,
pemberdayaan masyarakat, dan manajemen kesehatan sesuai dengan potensi dan kondisi daerah.
Sistem Kesehatan Daerah merupakan acuan bagi berbagai pihak dalam penyelenggaran
pembangunan kesehatan di daerah.
B. Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu
penuli mengharapkan agar pembaca berkenang memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan
di masa mendatang.
7
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Daerah Provingsi Maluku Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Sistem Kesehatan Daerah