Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun :
Bagaskara Suwandana (1862175)
Moch.Karim Amrulloh (1862075)
Puji Hartono (1862059)
Mohamad Fakhrudin (1862098)
Depri Romadhon (1862049)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman. Harapan saya semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan saran dan kritikan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini sebagai pembelajaran buat kami.
12 November 2021
penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….....................2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...................3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...................4
LATAR BELAKANG.............................................................................................4
RUMUSAN MASALAH.........................................................................................4
TUJUAN..................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................5
RUANG LINGKUP BIAYA .............................................................................................17
BAB III PENUTUP.............................................................................................................18
KESIMPULAN.......................................................................................................18
SARAN....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks, berkembang pula praktik
kejahatan dalam bentuk kecurangan (fraud) ekonomi. Jenis fraud yang terjadi pada
berbagainegara bisa berbeda, karena dalam hal ini praktik fraud antara lain dipengaruhi
kondisi hukum di negara yang bersangkutan. Pada negara-negara maju dengan kehidupan
ekonomi yang stabil, praktik fraud cenderung memiliki modus yang sedikit dilakukan.
Adapun pada negara-negara berkembang seperti Indonesia, praktik fraud cenderung memiliki
modus banyak untuk dilakukan.
Peran akuntansi forensik dalam mengungkap kecurangan di Indonesia dari waktu ke
waktusemakin terus meningkat. Akuntansi forensik banyak diterapkan ketika Komisi
Pemeberantasan Korupsi (KPK) mengumpulkan bukti-bukti hukum yang diperlukan untuk
menangani kasus-kasus korupsi yang dilaporkan kepada instansi tersebut. Akuntansi forensik
juga digunakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kepolisian, Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), serta Inspektorat Jenderal Kementerian untuk
menggaliinformasi selama proses pelaksanaan audit investigasi.
Tuanakotta (2010) dalam Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif mengemukakan bahwa
akuntansi forensik mempunyai ruang lingkup yang spesifik untuk lembaga yang
menerapkannya atau untuk tujuan melakukan audit investigatif. Selain itu dalam
melaksanakan pekerjaannya seorang akuntan forensik harus memenuhi atribut dan kode etik
serta.
B. TUJUAN
1. Memahami Akuntansi Forensik
2. Mengetahui Peran Akuntansi Forensik
3. Memahami Indikasi Terjadinya Fraud
4
BAB II
PEMBAHASAN
Audit Investigatif
Audit Investigasi adalah proses pengumpulan dan pengujian bukti-bukti terkait
kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan Negara dan / atau
perekonomian Negara, untuk memperoleh kesimpulan yang mendukung tindakan litigasi
dan/atau tidakan korektif manajemen. Audit Investigasi dapat dilaksanakan atas
permintaan Kepala Daerah dan Aparat Penegak Hukum. Audit Investigasi termasuk
didalamnya audit dalam rangka menghitung kerugian keuangan Negara, audit hambatan
kelancaran pembagunan, audit eskalasi audit klaim.
Memberhentikan manajemen
5
Melaksanakan investigasi sesuai standar, sesuai dengan peraturan perusahaan,
sesuai dengan buku pedoman
Menyediakan laporan kemajuan secara tertatur untuk membantu pengambilan
keputusan mengenai investigasi di tahap berikutnya.
Memastikan pelakunya tidak melarikan diri atau menghilang sebelum tindak lanjut
yang tepat dapat diambil.
Mengumpulkan cukup bukti yang dapat diterima pengadilan, dengan sumber daya
dan terhentinya kegiatan perusahaan seminimal mungkin.
6
Memperoleh gambaran yang wajar tentang kecurangan yang terjadi dan membuat
keputusan yang tepat mengenai tindakan yang harus diambil
Mendalami tuduhan untuk menanggapinya secara tepat.
Mengumpulkan bukti yang cukup untuk menindak pelaku dalam perbuatan yang
tidak terpuji.
Mengidentifikasi praktek manajemen yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
atau perilaku yang melalaikan tanggung jawab.
Mempertahankan kerahasiaan dan memastikan bahwa perusahaan atau lembaga ini
tidak terperangkap dalam ancaman tuntutan pencemaran nama baik
Mengidentifikasi saksi yang melihat atau mengetahui terjadinya kecurangan dan
memastikan bahwa mereka memberikan bukti yang mendukung tuduhan atas
dakwaan terhadap si pelaku.
Memberikan rekomendasi mengenai bagaimana mengelola risiko terjadinya
kecurangan ini dengan tepat.
1. Memeriksa Fisik
Pengamatan fisik dari alat bukti atau petunjuk fraud menolong investigator untuk
menemukan kemungkinan korupsi yang telah dilakukan.
7
Meminta informasi dari auditee dalam audit investigatif harus disertai dengan
informasi dari sumber lain agar dapat meminimalkan peluang auditee untuk
berbohong. Meminta konfirmasi adalah meminta pihak lain (selain auditee) untuk
menegaskan kebenaran atau ketidakbenaran suatu informasi. Meminta konfirmasi
8
dapat diterapkan untuk berbagai informasi, baik keuangan maupun nonkeuangan.
Harus diperhatikan apakah pihak ketiga yang dimintai konfirmasi punya
kepentingan dalam audit investigatif. Jika ada, konfirmasi harus diperkuat
dengan konfirmasi kepada pihak ketiga lainnya.
3. Memeriksa dokumen
4. Review Analitikal
9
6. Net Worth Method
10
7. Follow The Money
Berarti mengikuti jejak yang ditinggalkan dari arus uang sampai arus
uang tersebut berakhir. Naluri penjahat selalu menutup rapat identitas
pelaku, berupaya memberi kesan tidak terlihat atau tidak di tempat saat
kejadian berlangsung. Dana bisa mengalir secara bertahap dan
berjenjang, tapi akhirnya akan berhenti di satu atau beberapa tempat
penghentian terakhir. Tempat inilah yang memberikan petunjuk kuat
mengenai pelaku fraud.
1. Mengerti dengan baik persoalan yang akan dipecahkan, apa yang akan
diinvestigasi.
4. Cermat dalam menarik kesimpulan dari hasil penerapan tehnik yang kita
pilih.
11
lanjut.Aksioma atau postulate adalah pernyataan (propostion) yang tidak
dibuktikan atau tidak diperagakan, dan dianggap sudah jelas dengan sendirinya
(self-evident).Kebenaran dari proposisi ini tidak dipertanyakan (taken of
granted). Aksioma merupakan titik tolak untuk menarik kesimpulan tentang
suatu kebenaran yang harus dibuktikan (melalui pembentukan teori).
12
Aksioma tentang fraud sangat gamblang (self-evident). Ketiga aksioma
tentang fraud ini pun tidak memerlukan pembuktian mengenai
kebenarannya.Namun, kadang pemeriksa berpengalaman pun sering kali
menghadapi berbagai masalah ketika ia mengabaikan aksioma-aksioma ini.
a. Fraud is Hidden
13
mempunyai nama terhormat, arranger.
14
Metode pembungkusannnya begitu rapi sehingga pemeriksa fraud atau
investigator yang berpengalaman sekalipun seringkali terkecoh. Karena itu
pemeriksa fraud atau investigator harus menolak memberikan pernyataan
bahwa hasil pemeriksaannya membuktikan tidakada fraud. Pernyataan yang
mengandung risiko yang sangat besar. Fraud tersembunyi (atau lebih
tepat,”disembunyikan”), fraud dibungkus rapi.
b. Reverse Proof
c. Existence of Fraud
15
atau tidaknya seseorang merupakan dugaan atau bagian dari “teori”, sampai
pengadilan memberikan keputusannya.
Pertemuan Pendahuluan
16
1. Mengapa pimpinan menduga atau mencurigai adanya fraud?
2. Pada Unit usaha (cabang,departemen,bagian) atau transaksi apa yang
menduga terjadi
Prediction
17
prediction yang tepat.
18
3. Uji atau tes hipotesis tersebut
4. Perhalusan atau ubah hipotesis berdasarkan hasil pengujian sebelumnya.
Penyelidikan
19
Penyelidikan tidaklah berdiri sendiri atau terpisah dari penyidikan,
melainkan merupakan satu rangkaian yang mendahului tindakan penyidikan
lainnya, yakni penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan.
Penyelidik mempunyai wewenang sebagai berikut:
20
Pemeriksaan dan penyitaan surat;
Membawa dan menghadapkan seseorang kepada penyidik.
Penyidikan
pemeriksaan saksi.
Memanggil dan memeriksa tersangka, yang keterangannya dituangkan
dalam berita
21
acara pemeriksaan tersangka.
Mendatangkan ahli untuk memperoleh keterangan ahli yang dapat juga
diberikan
22
Dalam hal Penyidik (Kepolisian atau Kejaksaan) berpendapat bahwa
dari bukti-bukti yang dikumpulkan secara maksimal ternyata tidak cukup bukti
atau terbukti tapi bukan merupakan tindak pidana (korupsi) maka mereka
berwenang menghentikan penyidikan. KPK tidak dibenarkan menghentikan
penyidikannya, karena kewenangannya ada pada penghentian penyelidikan.
Prapenuntutan
Penuntutan
23
diperoleh di tingkat penyidikan diperiksa kembali di sidang pengadilan untuk
dijadikan alat bukti:
Saksi-saksi yang telah diperiksa oleh penyidik dipanggil kembali ke
sidang
24
Ahli yang telah memberikan keterangan di penyidikan atau yang telah
membuat
laporan ahli, dipanggil kembali untuk didengar pendapatnya atau
dibacakan laporannya di sidang pengadilan, agar diperoleh alat bukti
keterangan ahli.
Surat dan barang bukti yang telah disita oleh penyidik diajukan ke
sidang pengadilan untuk dijadikan alat bukti surat dan petunjuk.
Itulah cara memperoleh alat bukti di sidang pengadilan. Hanya alat bukti
yang sah yang diperoleh di sidang pengadilan, yang dapat meyakinkan hakim
tentang kesalahan terdakwa. Alat bukti yang sah ini terdiri atas:
1. Keterangan saksi
2. Keterangan ahli
3. Surat
4. Keterangan terdakwa
5. Petunjuk
Putusan Pengadilan
25
Berdasarkan alat bukti yang diperoleh di sidang pengadilan, hakim
menjatuhkan putusan:
Putusan pemidanaan, apabila pengadilan berpendapat bahwa terdakwa
terbukti bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan
kepadanya.
Putusan bebas, apabila pengadilan berpendapat bahwa dari hasil
pemeriksaan di
sidang kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan tidak
terbukti secara sah dan meyakinkan.
Putusan lepas dari segala tuntutan hukum, apabila pengadilan
berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa
terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak pidana atau
terbukti akan tetapi terdakwa tidak dapat dipertanggung jawabkan
terhadap perbuatannya.
26
Upaya Hukum
Upaya hukum adalah hak terdakwa atau penuntut umum untuk tidak
menerima putusan pengadilan yang berupa perlawanan atau banding atau
kasasi, atau hak terpidana untuk mengajukan permohonan peninjauan kembali,
atau hak Jaksa Agung untuk mengajukan kasasi demi kepentingan hukum
dalam hal seta menurut cara yang diatur dalam undang- undang.
Upaya hukum ada dua macam, yaitu Upaya Hukum Biasa dan Upaya
Hukum Luar Biasa. Upaya Hukum Biasa terdiri atas Pemeriksaan Tingkat
Banding dan Pemeriksaan Kasasi. Upaya Hukum Luar Biasa Terdiri atas
Pemeriksaan Kasasi Demi Kepentingan Hukum dan Peninjauan Kembali
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Tabel 12.1
27
Significant Characteristics Law Auditing
Special purpose of Maintenance of justice Protection of statement
area to which readers
evidence is
pertinent.
Subject matter to Occurrences at given times Financial Statement
which evidence is and places propositions
pertinent
Method of Presentation by opposing Submission by interested
28
development Rational deduction and Collected and developed by
inference independent party
Rationalization
Passive Both positive and passive
Role of judgement-
maker in collection
or development
Logical presumptions Professional standards
Nature of rules Rules of admissibility and
governing the study relevance
of evidence A controlling factor A controlling factor
Importance of time
in judgement
formation and
evidence collection
Persuasive Varies from absolute to
persuasive
Compulsiveness of
evidence in
judgement
formation
29
auditor dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan yang
diauditnya. Ketepatan sasaran, obyektif, ketepatan waktu, dan keberadaan
bukti audit lain yang menguatkan kesimpulan, seluruhnya berpengaruh
terhadap kompetensi bukti.
.
1 Ada di luar benak atau kesadaran Ada di dalam benak atau kesadaran
30
3 Realitas obyektif Realitas subjektif
4 Realitas substantif Realitas bentuk
Investigasi Pengadaan
31
Terdapat dua istilah yang sering muncul dalam proses pelelangan umum,
yaitu prakualifikasi dan pascakualifikasi. Prakualifikasi adalah proses
penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan
tertentu lainnya dari penyedia barang dan jasa sebelum memasukkan
penawaran. Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan
kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia
barang dan jasa setelah memasukkan penawaran.
Salah satu kewajiban dalam pengadaan barang dan jasa adalag
penyusunan HPS (Harga Perkiraan Sendiri). Berikut data yang digunakan
sebagai dasar penyusunan HPS:
1. Harga pasar setempat menjelang dilaksanakannya pengadaan.
32
2. Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan
Pusat Statistik
HPS disusun oleh panitia atau pejabat pengadaan dan ditetapkan oleh
pengguna barang dan jasa. HPS digunakan sebagai alat untuk menilai
kewajaran harga penawaran termasuk perinciannya dan untuk menetapkan
besaran tambahan nilai jaminan pelaksanaan bagi penawaran yang dinilai
terlalu rendah, tetapi tidak dapat dijadikan dasar untuk menggugurkan
penawaran.
Pelanggaran terhadap ketentuan pengadaan barang dan jasa bisa berupa
sanksi administrasi, tuntutan ganti rugi atau gugatan perdata, dan pemrosesan
secara pidana. Berikut perbuatan penyedia barang dan jasa yang dapat
dikenakan sanksi:
1. Berusaha memengaruhi panitia pengadaan atau pejabat yang
berwenang dalam bentuk dan cara apapun, baik langsung maupun tidak
langsung guna memenuhi keinginannya yang bertentangan dengan
ketentuan dan prosedur yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan
atau kontrak, dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Melakukan persengkongkolan dengan penyedia barang dan jasa lain
untuk mengatur harga penawaran di luar prosedur pelaksana pengadaan
barang dan jasa sehingga mengurangi/menghambat/memperkecil
dan/atau meniadakan persaingan yang sehat
33
dan/atau merugikan pihak lain.
3. Membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan lain
yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan pengadaan barang dan
jasa yang ditentukan dalam
dokumen pengadaan.
4. Mengundurkan diri dengan berbagai alasan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan
34
efektif. Melihat ke depan, suatu sistem pengadaan publik kelas dunia dan
bukannya sistem dengan reputasi global untuk mendorong korupsi akan
menjadi semakin penting bagi Indonesia dengan munculnya zona perdagangan
bebas Asia dan pelaksanaan ketentuan- ketentuan World Trade Organization
pada waktunya, yang mewajibkan pada negara-negara anggotanya memberi
akses kepada pengadaan pemerintah bagi perusahaan-perusahaan dari mitra
dagang.
Apa saja yang membuat sistem pengadaan menjadi baik? Supaya
berfungsi efektif, suatu rezim pengadaan perlu mencakup ciri-ciri berikut:
1. Kerangka hukum yang jelas, komprehensif, dan transparan,
Antara lain, mewajibkan pemasangan iklan yang luas tentang
kesempatan-kesempatan penawaran, pengungkapan sebelumnya
tentang semua kriteria untuk mendapatkan kontrak, pemberian kontrak
yang didasarkan atas kriteria yang objektif bagi penawar yang dinilai
paling rendah, pemaparan publik bagi penawaran-penawaran itu, akses
terhadap mekanisme peninjauan untuk keluhan penawar,
pengungkapan publik dari hasil-hasil proses pengadaan, dan
pemeliharaan catatan lengkap tentang seluruh
proses tersebut.
2. Kejelasan tentang tanggung jawab dan akuntabilitas fungsional,
Termasuk penunjukan tanggung jawab yang jelas atas pengelolaan
proses pengadaan,
memastikan bahwa aturan-aturan ditaati, dan mengenakan sanksi-
sanksi jika aturan- aturan itu dilanggar.
3. Suatu organisasi yang bertanggung jawab untuk kebijakan pengadaan
dan
35
bertindak tanpa takut atau pilih kasih dalam menjalankan tanggung
jawabnya.
4. Suatu mekanisme penegakan.
Tanpa penegakan, kejelasan aturan, dan fungsi tidak ada artinya.
Badan audit pemerintah harus dilatih untuk mengaudit pengadaan
publik dan memulai tindakan terhadap mereka yang melanggar aturan-
aturan. Pemerintah perlu menetapkan
mekanisme-mekanisme yang memiliki kepercayaan penuh dari para
penawar.
5. Staf pengadaan yang terlatih dengan baik,
Merupakan suatu kunci untuk memastikan sistem pengadaan yang sehat.
Investigasi Pengadaan
Terdapat tiga tahapan dalam pengadaan yang menggunakan sistem tender atau
penawaran terbuka:
1. Tahap pratender (presolicitation phase)
36
2. Tahap penawaran dan negosiasi (solicitation and negotiation phase)
3. Tahap pelaksanaan dan penyelesaian administratif (performance and
administration phase)
Auditor harus menguasai seluk beluk dan potensi fraud dalam setiap tahap.
Yang dapat membantunya adalah gejala-gejala yang sering muncul ke
permukaan pada setiap tahan tersebut di atas yang akan dijelaskan lebih lanjut
di bawah ini.
Tahap Pratender
37
proyek. Spesifikasi dibutuhkan untuk memberi informasi mengenai kebutuhan
perusahaan dan digunakan sebagai dasar dalam penerimaan tender. Dalam
kasus ini, vendor menyuap karyawan dari perusahaan pembeli yang terlibat
dalam persiapan spesifikasi kontrak. Sebagai gantinya, karyawan mengatur
spesifikasi kontrak yang dapat menampung kemampuan penyuap.
38
negosiasi teknis dan harga di-cantumkan hal-hal teknis dan item
pekerjaan yang akan
39
Skema fraud dalam tahap ini umumnya berupa persengkongkolan antara
pembeli dan kontraktor yang diunggulkan dan kontraktor “pendamping” atau
“pemantas” yang meramaikan proses penawaran.
Terdapat beberapa skema fraud sebagai berikut:
1. Permainan yang berkenaan dengan pemasukan dokumen penawaran.
Misalnya, membuka dokumen penawaran lebih awal, menerima
dokumen penawaran meskipun sudah melewati batas waktu, mengubah
dokumen penawaran secara tidak sah (setelah berhasil “mengintip”
dokumen saingan), mengatur harga penawaran, memalsukan berita
acara dan dokumen proses tender lainnya.
2. Permainan yang berkenaan dengan manipulasi dalam proses
persaingan terbuka yang disebut dengan bid-rigging. Hal ini dilakukan
dengan cara bersengkongkol antara
pembeli dan sebagian peserta tender.
3. Tender arisan (bid rotation) dilakukan untuk menentukan pemenang
(kontraktor
40
menggunakan ‘formulir’ yang salah atau ‘lupa’ merekatkan materai,
peserta tender
41
produk dan “kekeliruan” dalam perhitungan pembebanan. Untuk menaikkan
keuntungan, kontraktor mengganti barang atau produk atau bahan
baku/pembungkus yang dipasoknya. Substitusi ini bisa berbentuk:
1. Pengiriman barang yang mutunya lebih rendah.
2. Pengiriman bahan yang belum diuji.
3. Pemalsuan hasil pengujian.
4. Pengiriman barang palsu.
5. Pemalsuan sertifikasi, misalnya sertifikasi keaslian barang, mutu,
atau persyaratan
lain.
6. Pembuatan sample yang khusus untuk mengujian dan memang lulus
pengujian, tetapi
42
Kekeliruan dalam pembebanan biaya bisa berupa kekeliruan perhitungan
(misalnya ada biaya yang boleh dan tidak boleh dibebankan ke proyek),
kekeliruan dalam pembebanan biaya material atau tenaga kerja. Contohnya,
dalam kontrak penggunaan tenaga konsultan yang pembebanannya meliputi
jumlah waktu (man-hours, man-days, dst.) dikalikan tarif per satuan waktu.
Yang bisa dimainkan adalah jumlah waktu, tarif yang seharusnya, dan hasil
perkalian. Selain itu, dalam tahap ini biasanya terjadi penyalahgunaan pada
proses tendering yang telah disegel. Orang yang mempunyai akses pada
penawaran yang telah tersegel biasanya menjadi target vendor tak beretika
yang mencari keuntungan dalam proses ini. Vendor menyuap karyawan untuk
memberikan informasi sehingga vendor dapat mempersiapkan penawarannya.
Vendor yang menyuap karyawan ini dapat mengumpulkan penawarannya yang
paling akhir karena ia telah mengetahui harga yang diberikan kompetitornya
sehingga ia dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu.
Red Flag
43
seseorang dalam perusahaan yang mempunyai wewenang untuk
menyesuaikan kontrak. Kontraktor mengumpulkan harga penawaran
yang sangat rendah untuk memastikan bahwa penawaran ini akan
memenangkan kontrak, mengetahui bahwa harga akhir akan naik
setelah pemberian suap.
3. Perbedaan harga antar penawar yang tidak dijelaskan.
Perbedaan harga yang signifikan dapat terjadi ketika penawar yang
jujur mengumpulkan penawaran dalam proses penawaran yang
kompetitif di mana proses tersebut didominasi oleh penawar-penawar
yang telah bersekongkol, di mana mereka
mempunyai harga penawaran yang sangat rendah.
4. Terdapat pola tertentu dalam proses penawaran.
44
Jika kontraktor yang paling akhir mengumpulkan penawarannya
memenangkan
kontrak secara berulang, hal ini dapat mengindikasikan bahwa
karyawan memperbolehkan kontraktor ini untuk melihat penawaran
kompetitornya.
5. Penawar yang kalah dalam kontrak sering menjadi subkontraktor
proyek.
Hal ini mengindikasikan vendor-vendor tersebut bersekongkol untuk
membagi proses
kontrak, menyetujui jika salah satu vendor memenangkan kontrak
maka yang lain akan memperoleh bagian tertentu melalui penyusunan
subkontraktor.
6. Terdapat perhitungan atau kesalahan perhitungan yang sama dalam satu
atau dua penawaran, juga terdapat dua atau lebih perusahaan yang
memiliki alamat, nomor
telepon, dll yang sama.
Hal ini dapat mengindikasikan bahwa karyawan atau vendor
membentuk vendor fiktif untuk menciptakan ilusi kompetisi dimana
sebenarnya hal tersebut tidak benar-benar ada.
45
kemungkinan pembayaran yang berulang-ulang atau pembayaran
ganda).
5. Pembayaran kepada penyuplai yang tidak melalui sistem yang ada.
6. Pegawai atau konsultan yang dalam hari yang sama menangani
beberapa proyek, atau proyek yang bukan untuk pembeli.
BAB III
46
PENUTUP
Kesimpulan
Biaya merupakan elemen terpenting dalam perusahaan, adapaun
biaya ada yang berupa eksplisit dan implisit dan tak lepas dengan adanya
skala pengeluaran biaya ada yang jangka panjang dan pendek kmudian
perhitungan tersebut beracu pada mekanisme atau konsep jangka panjang
dan pendek dan pada akhirnya bisa terlihat presentase laba yang di
peroleh.
Saran
Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan untuk memperoleh
keuntungan (income) agar teori biaya berfungsi dengan sangat baik guna
meminimalisir pengeluaran dan setiap pengeluaran sebaiknya mengunakan
konsep eksplisit dan implisit agar perusahan tidak mengalami defisit
keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
47
Referensi
48