Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA

PEKERJAAN PERENCANAAN GEDUNG KANTOR DPRD KABUPATEN SIGI

1. PENDAHULUAN

A. Umum
1. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dan dilengkapi dengan peningkatan
Mutu atau Kualitas, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya,
dan dapat menjadi teladan bagi lingkungannya, serta memberi kontribusi positif bagi
perkembangan arsitektur di Indonesia.
2. Setiap bangunan negara harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-baiknya,
sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya,
dan kriteria administrasi bagi bangunan negara.
3. Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan negara dan prasarana lingkungannya perlu
diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya
perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah,
norma serta tata laku profesional.
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara
matang, sehingga mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai
dengan kepentingan kegiatan.
B. Maksud dan Tujuan
1. Untuk dapat memahami tujuan Pembangunan Gedung Kantor ini, perlu dibuat sebuah
Kerangka acuan Kerja (KAK).

2. Kerangka acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Perencana yang
memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan
diperhatikan serta diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas perencanaan
3. Dengan penugasan ini diharapkan konsultan Perencana dapat melaksanakan tanggung
jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini.

C. Latar Belakang

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan kearifan lokal dan ciri khas Kabupaten
Sigi.
2. Pengembangan Sistem Perencanaan Jalan, jembatan, Irigasi dan Penanggulangan
Kebakaran.
3. Pemegang mata anggaran adalah Pemerintah Kabupaten Sigi yang dalam hal ini
adalah Dinas Pekerjaan Umum kabupaten Sigi.
4. Untuk penyelenggaraan kegiatan termaksud dilaksakan Pejabat Pelaksana Kegiatan
Teknis berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sigi.

D. Sasaran Kegiatan.
1. Sasaran Kegiatan adalah Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor BKD Kabupaten
Sigi.
2. Lokasi Gedung Kantor BKD Kabupaten Sigi adalah Kawasan Pusat Perkantoran
Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi Kota Bora.
3. Lingkup Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor BKD Kabupaten Sigi
yang terdiri dari komponen kegiatan :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Sipil / Struktur
c. Pekerjaan Arsitektur
d. Pekerjaan M / E
e. Pekerjaan Utilitas.
4. Tahap-Tahap yang akan dilaksanakan adalah :
a. Penyusunan Pra Rencana
b. Pengembangan Pra Rencana
c. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya
d. Penyusunan Rencana Pelaksanaan
e. Penyusunan Rencana Detail (Gambar Kerja, RKS, BQ, dll)

E. Standar Teknis
 SNI 03-1728-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Beton pada Bangunan
Gedung.
 SNI 03-1726-2002 tentang Tata Cara perencanaan Gempa Untuk Rumah dan
Gedung.
 SNI 03-453-1987 tentang Tata Cara Instalasi Petir Untuk Bangunan.
 SNI 03–6759–2002 tentang Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi Energi pada
Bangunan Rumah dan Gedung.
 SNI 03-6575-2001 tentang Pencahayaan Alami pada Bangunan Gedung.
 SNI 03-2396-2001 tentang Pencahayaan Buatan pada Bangunan Gedung.
 SNI 03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung.
 SNI 03-6574-2001 tentang Tata Cara Penerangan Darurat, Tanda Arah, dan
Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan Gedung.
 SNI 03-1745-1989, Tata Cara Pemasangan Sistem Hidran Untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung.
 SNI 03-1746-2000 tentang Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sarana Jalan
Keluar untuk Penyelamatan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung.
 SNI 04–0225-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik.

F. Referensi Hukum
 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman.
 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
 Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2015, tentang Barang/ Jasa Pemerintah
 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan.
 UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
 Peraturan Manteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
 Peraturan menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman
Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman
persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2013 tentang Analisa Satuan
Pekerjaan dan Harga Bahan.
 Surat Edaran Menteri PU Nomor 6 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pemberian
Bantuan Tenaga Pengelola Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dalam rangka
Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan GedungNegara

G. Lingkup Kegiatan
a. Lingkup pekerjaan Konsultan Perencana adalah melaksanakan tugas-tugas konsultan
perencana berdasarkan tahapan-tahapan kegiatan perencanaan, Pekerjaan Perencanaan
Teknis Konstruksi dapat meliputi : Perencanaan Lingkungan, Site/tapak bangunan, atau
perencanaan fisik Bangunan Gedung Negara. Kegiatan Perencanaan Teknis terdiri dari :
 Persiapan atau Penyusunan konsep perencanaan, seperti mengumpulkan data dan
informasi lapangan (termasuk penyelidikan tanah, membuat interprestasi secara garis
besar terhadap KAK, Program Kerja Perencanaan, Konsep Perencanaan,
Sketsa gagasan, dan konsultansi dengan Pemerintah Daerah setempat mengenai
peraturan daerah/perizinan langsung.
 Penyusunan Pengembangan Rencana seperti Membuat : Rencana Arsitektur,
beserta uraian konsep, Rencana Struktur, Rencana Mekanikal Elektrikal, Rencana
Plumbing, Rencana Interior, dan Rencana Lansekap beserta uraian konsep dan
perhitungannya, Garis Besar Spesifikasi Teknis (Outline Specification) terbaru, dan
Perkiraan Biaya sesuai dengan survey harga pasar.
 Penyusunan Rencana Detail berupa Uraian lebih terinci seperti : Membuat
Gambar–Gambar Detail, Rencana Kerja dan Syarat – Syarat, Rincian Volume
pelaksanaan pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Konstruksi, dan
menyusun Laporan Perencanaan.
 Membantu Pengguna Barang/Jasa dan Panitia pelelangan umum
menyusun program dan pelaksanaan pelelangan umum pelaksanaan pekerjaan
fisik,
 Membantu panitia pada saat pemberian penjelasan pelelangan umum
pelaksana pekerjaan fisik, termasuk menyusun Berita Acara Penjelasan Pekerjaan,
 Perencana membantu panitia pelelangan dalam aanwiyzing, menyusun
berita acara penjelasan, melaksanakan evaluasi penawaran yang masuk,
melaksanakan tugas yang sarna apabila diadakan lelang ulang.

 Perencana membantu panitia pelelangan dalam aanwiyzing lapangan atau


lokasi dan menyusun berita acara penjelasan.
 Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik dan
melaksanakan kegiatan seperti :
 Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada
perubahan.
 Memberikan penjelasan terhadap persoalan persoalan yang timbul selama masa
pelaksanaan konstruksi.
 Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang penggunaan
bahan.
 Membuat laporan akhir pengawasan berkala

2. KEGIATAN PERENCANAAN

1. Dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana berpedoman pada ketentuan yang berlaku,
khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara vide Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor : PRT/45/M/2007 tanggal 27 Desember 2007.
2. Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah meliputi tugas-tugas
perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan, dan perencanaan fisik bangunan gedung negara
yang terdiri dari :
a. Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan, membuat
interpretasi secara garis besar terhadap KAK.
b. Menyusun Pra Rencana seperti program dan konsep ruang, perkiraan biaya.
c. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat :
1) Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
2) Rencana arsitektur, dan uraian konsep yang mudah dimengerti oleh Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
3) Rencana system Mekanikal / Elektrikal.
4) Rencana utilitas
5) Perkiraan biaya.
d. Penyusunan rencana detail antara lain membuat :
1) Gambar-gambar detail Arsitektur, Struktur, Utilitas dan M/E, yang sesuai dengan gambar
rencana yang telah disetujui.
2) Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
3) Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan.
4) Laporan akhir perencanaan.
3. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen dan Panitia Pengadaan di dalam menyusun dokumen
pelelangan dan pelaksanaan pelelangan.

4. Membantu Panitia Pengadaan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk menyusun Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan, evaluasi penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan dan
melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.
5. Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik dan melaksanakan kegiatan
seperti :
a. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan.
b. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa pelaksanaan
konstruksi.
c. Memberikan saran-saran.
d. Membuat laporan akhir pengawasan berkala.
3. TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN

1. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan yang dilakukan
sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku.
2. Secara umum tanggung jawab Konsultan adalah sebagai berikut :
a. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil karya
perencanaan yang berlaku.
b. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-batasan yang
telah diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi
pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan diwujudkan.
c. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar, dan
pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada umumnya dan
yang khusus untuk bangunan gedung negara.
4. BIAYA.

1. Biaya Pekerjaan Perencanaan dan tata cara pembayaran akan diatur secara kontraktual setelah
melalui tahapan proses Seleksi Pengadaan Jasa Konsultansi sesuai peraturan yang berlaku, antara
lain terdiri dari :
a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang.
b. Materi dan penggandaan laporan.
c. Pembelian dan atau sewa peralatan.
d. Biaya rapat-rapat
e. Jasa dan over head Perencanaan.
f. Pajak dan iuran daerah lainnya.
2. Sumber Dana.
Sumber dana seluruh pekerjaan perencanaan dibebankan pada APBD melalui DPA Nomor :

910/045/DPA-SKPD/DPPKAD/2012 Tanggal 07 Januari 2014 Dinas Pekerjaan Umum


Kabupaten Sigi. Alokasi Anggaran Kegiatan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor
DPRD Kabupaten Sigi sebesar Rp 400.000.000,- (empat ratus juta rupiah).

5. KRITERIA

1. Kriteria Umum.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud pada KAK
harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas
bangunan, yaitu :
a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
1) Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
2) Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
b. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan :
1) Menjamin terwujudnya tata ruang yang dapat memberikan keseimbangan dan keserasian
bangunan terhadap lingkungannya.
2) Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan baik tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan.
c. Persyaratan Struktur Bangunan :
1) Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang timbul akibat perilaku
alam dan manusia.
2) Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang disebabkan
oleh kegagalan arsitektur bangunan.
3) Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang disebabkan
oleh perilaku struktur.

4) Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh
kegagalan struktur.
d. Persyaratan Ketahanan Terhadap Kebakaran :
1) Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang timbul akibat perilaku
alam dan manusia.
2) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa, secara struktur
stabil selama kebakaran sehingga :
(a) Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
(b) Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk memadamkan
api.
(c) Dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.
e. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi.
1) Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup aman bagi penggunanya maupun
pemeliharaannya.
2) Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari bahaya akibat
petir.

3) Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang


terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya. f.
Persyaratan ventilasi dan pengkodisian udara.
1) Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alam maupun buatan dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
2) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang udara secara baik.

g. Persyaratan Pencahayaan.
1) Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alam maupun buatan
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan sesuai dengan fungsinya.
2) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang udara secara baik.
2. Kriteria Khusus.
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik berkaitan
dengan bangunan prasarana pendidikan berupa Mess dan Auditorium yang akan direncanakan, baik
dari segi fungsi khusus bangunan tersebut dan segi teknis lainnya, misalnya :
a. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada di sekitar, seperti dalam rangka
implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
b. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya setempat, geografi
klimatologi, dan lain-lain.

6. AZAS – AZAS.

Selain dari kriteria di atas, dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana hendaknya
memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut :
1. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak berlebihan.
2. Kreatifitas disain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan kemewahan material, tetapi
pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan, terutama
sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.
3. Dengan batasan tidak mengganggu kenyamanan penghuninya, biaya investasi dan pemeliharaan
bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah mungkin.
4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat dilaksanakan
dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
5. Bangunan Pemerintah hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan menjadi acuan tata
bangunan dan lingkungan di sekitarnya.

7. PENDEKATAN METODOLOGI

1. Konsep Bangunan pengembangan harus selaras/menyesuaikan dengan bangunan di lingkungan


sekitarnya.
2. Dalam perencanaan harus menyediakan fasilitas pengolah limbah dan antiipasi terhadap bahaya
kebakaran serta bencana.
3. Teknis konstruksi yang disaratkan oleh perencana hendaknya meggunakan teknologi tingga atau
Hightech, karena merupakan bangunan bertingkat tinggi dan waktu pelaksanaan sangat terbatas,
dari pekerjaan pondasi sampai dengan finishing.
4. Lokasi pekerjaan yang tersedia sangat terbatas, sehingga perencana wajib menjelaskan rencana
pekerjaan yang bersifat fabrikasi harus dilaksanakan di luar lokasi.
5. Lokasi pekerjaan berada di lingkungan jalan utama, sehingga untuk pengadaan material ke lokasi
proyek harus peraturan yanag berlaku.

8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta, Konsultan


Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan Pejabat Pembuat Komitmen dan
Pengelola Kegiatan.
2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang harus dihasilkan
Konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam KAK ini.
3. Dalam melaksanakan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu pelaksanaan
pekerjaan adalah mengikat.
4. Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya dokumen perencanaan untuk siap
dilelangkan maksimal 60 (enam puluh ) hari Kalender atau 2 (dua) bulan sejak dikeluarkannya
Kontrak/Surat Perintah Mulai Kerja.

9. INFORMASI DAN TENAGA AHLI

1. Informasi.
a. Untuk melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana harus mencari informasi yang dibutuhkan
selain dari informasi yang diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen termasuk melalui
Kerangka Acuan Kerja ini.
b. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam
pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pejabat Pembuat Komitmen, maupun yang dicari
sendiri. Kesalahan/kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi
menjadi tanggung jawab Konsultan Perencana.

2. Tenaga Ahli.
a. Untuk melaksanakan tujuannya, konsultan Perencana harus menyedia-kan Tenaga Ahli yang
memenuhi ketentuan dari Pejabat Pembuat Komitmen, baik ditinjau dari segi lingkup kegiatan
maupun tingkat kompleksitas pekerjaan.

b. Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung yang dibutuhkan dalam perencanaan kegiatan
terdiri dari :

Pengalama
Uraia n
No Pendidikan/Keahlian
n
Profesional
S1 (Non Kependidikan)
1 Tenaga Ahli Team 8 Tahun Teknik Sipil / Arsitektur/SKA
Leader Madya
S1 (Non Kependidikan)
2 Tenaga Ahli Arsitek 5 Tahun
Teknik Arsitektur/SKA Muda
Ahli Teknik Sipil / Struktur 5 Tahun S1 (Non Kependidikan)
3
Teknik Sipil/SKA Muda
Ahli Teknik 5 Tahun S1 (Non Kependidikan)
4
Mekanikal Teknik Mesin/SKA Muda

Ahli Teknik 5 Tahun S1 (Non Kependidikan)


5
Elektrikal Teknik Elektro/SKA Muda

5 Tahun S1 (Non Kependidikan)


6 Ahli Geodesi Teknik Sipil/SKA Muda
5 Tahun S1 (Non Kependidikan)
7 Ahli Geoteknik Teknik Sipil/SKA Muda
5 Tahun S1 (Non Kependidikan)
8 Ahli Interior Teknik Arsitektur/SKA Muda
9 Ahli Estimasi Biaya 5 Tahun S1 (Non Kependidikan)

No Uraian Pengalaman Pendidikan/Keahlian


Profesional
1 D3 (Non Kependidikan)
Tenaga CAD/CAM
D3/4 Teknik Arsitektur/SKA
Operator Muda
2 D3 (Non Kependidikan)
Surveyor D3/4
Teknik Sipil/SKA Muda
3 D3 (Non Kependidikan)
Operator Komputer D3/4
4
Office Boy SMA/SMK

10. KELUARAN

Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini adalah lebih
lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi :
1. Tahap Konsep Rencana Teknis
a. Konsep penyiapan rencana teknis dan uraian rencana kerja konsultan perencana.
b. Konsep skematik rencana teknis.
c. Laporan data dan informasi lapangan.
2. Tahap Pra-rencana Teknis
a. Gambar-gambar Pra-rencana.
b. Perkiraan biaya pembangunan.
c. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
3. Tahap Pengembangan Rencana
a. Gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur, ME dan utilitas.
b. Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan.
c. Draft rencana anggaran biaya.
d. Draft rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
4. Tahap Rencana Detail
a. Gambar rencana teknis bangunan lengkap.
b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
c. Bill Of Quantity (BQ).
d. Rencana anggaran biaya (RAB).
5. Tahap Pelelangan.
- Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan.

11. LAPORAN.

Jenis laporan yang harus diserahkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran Selaku Pejabat Pembuat
Komitmen oleh oleh Penyedia Jasa Konsultanasi adalah meliputi :
1. Laporan Pendahuluan, yang berisi :
a. Rencana Kerja Penyedia Jasa secara menyeluruh.
b. Mobilisasi tenaga Ahli dan tenaga Pendukung Lainnya.
c. Jadwal Kegiatan penyedia Jasa.
Catatan :
Laporan pendahuluan tersebut dibuat dalam rangka 5 dan harus diserahkan selambat-
lambatnya 5 (lima) hari kalender sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja.
2. Laporan Akhir Perencanaan, yang berisi :
a. Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan.
b. Kendala dan Solusi Penyelesaiannya.
c. Perhitungan Struktur.

d. Gambar-Gambar Detail Hasil Perencanaan.


e. Dan lain-lain.

Laporan Hasil Perencanaan tersebut dibuat dalam rangka 5 dan harus diserahkan kepada
Kuasa Pengguna Anggaran Selaku Pejabat Pembuat Komitmen selambat-lambatnya 60 (enam
puluh) hari kalender sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja.

Pengguna Anggaran (KPA)

Anda mungkin juga menyukai