Anda di halaman 1dari 9

MODUL 2 PRAKTIKUM

SURVEI PEMETAAN

PENGENALAN ALAT

PROGRAM STUDI TEKNIK PERKERETAAPIAN

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis bentuk topografi
permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya untuk keperluan pekerjaan-pekerjaan konstruksi.
Ilmu Ukur Tanah menjadi dasar bagi beberapa mata kuliah lainnya seperti rekayasa jalan raya,
irigasi, drainase dan sebagainya. Dalam kegiatan hibah pengajaran ini. Misalnya pekerjaan
kegiatan pengukuran konstruksi seperti pembuatan jalan raya, saluran drainase, jembatan,
pelabuhan, jalur rel kereta api dan sebagainya memerlukan data hasil pengukuran agar konstruksi
yang dibagun dapat dipertanggungjawabkan dan terhindar dari kesalahan konstruksi.
Untuk memperoleh hasil pengukuran yang baik dan berkualitas baik ditinjau dari segi biayanya
yang murah dan tepat waktu juga dari segi kesesuaian dengan spesifikasi teknis yang dibutuhkan
diperlukan metode pengukuran yang tepat serta peralatan ukur yang tepat pula. Pengukuran-
pengukuran menggunakan waterpas, theodolit. Total station dan sebagainya dapat mengasilkan
data dan ukuran yang dapat dipertanggungjawabkan.
Theodolite merupakan alat yang paling canggih diantara peralatan yang digunakan dalam
survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk
membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga
memungkinkan suduthorisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan
kedua dan dapat diputar- putar mengelilingi sumbu horisontal, sehinggmemungkinkan sudut
vertikal untuk dibaca.Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi
Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan luas dan atau
cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki relief atau perbedaan ketinggian
yang besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau Gejala akan dapat
dipetakan dengan cepat dan efisien.

1.2 Tujuan
1) Untuk dapat mengetahui bagaimana cara mengoperasikan Theodolit/Total Station.
2) Untuk dapat mengetahui bagaimana cara membaca sudut dan jarak pada Theodolit/Total
Station.
3) Untuk dapat mengetahui cara cek kolimasi kesalahan pada pengukuran.
1.3 Waktu Praktikum
Hari/Tanggal :
Kelas :
Sesi :

1.4 Volume Kerja

No Nama Tugas

1.5 Alat
Alat yang akan digunakan pada praktikum kal ini adalah :
1. Theodolit
2. Statif
3. Rambu ukur
4. Rompi
5. Helm
6. Patok
7. Paku
8. Payung
9. Pita ukur
10. ATK

1.6 Lokasi Praktikum


BAB II
TEORI DASAR

2. 1. Alat Thedolit/Total Station


Alat yang digunakan untuk mengukur besar sudut antara dua jurusan, yaitu dengan menghitung
selisih pembacaan jurusan antara kedua arahnya. Juga dapat digunakan untuk pengukur jarak
dengan metoda optik, walau ketelitiannya dapat mencapai beberapa desimeter sampai beberapa
meter dalam jarak ukuran dari beberapa puluh sampai beberapa ratus meter.
Pada bagian pengukuran sudut alat ini mempunyai 3 komponen atau parameter penting, yaitu (lihat
Gambar 1) :
Garis
Bidik Sumbu 1

Lensa Objektif

Sumbu 2

Lensa Okuler

Gambar 1 Theodolit elektronik dengan komponen pengukuran dan insert


penampakanbenang diafragma dan target pada lensa okulernya
1) Sumbu pertama, yaitu sumbu putar apabila bagian atas theodolit diputar dalam arah
horizontal.
2) Sumbu kedua, yaitu garis sumbu putar apabila teropong theodolit diputar dalam arah
vertical.
3) Garis bidik, yaitu yang menghubungkan pusat lensa okuler (tempat mata melihat
teropong/pangkal teropong) dengan pusat lensa objektif (ujung teropong).
Komponen-komponen dalam theodolit :

a. Syarat Pada Theodolit/Total Station

Agar`alat dapat bekerja dengan baik maka ada beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi
pada ketiga parameter tersebut, yaitu :
1) Sumbu pertama harus tegak lurus, secara praktik dilakukan dengan membuat gelembung
nivo kotak theodolit berada di tengah lingkaran nivo. Namun hal ini belum menjamin
sepenuhnya sumbu pertama vertikal. Untuk mengetahuinya lebih jelas dengan cara
menelusuri benang vertikal yang digantungi unting-unting, garis lintasannya seharusnya
berbentuk garis lurus.
2) Sumbu kedua tegak lurus sumbu pertama. Sehingga lintasan penelusurannya berbentuk
garis lurus yang vertikal, apabila sumbu pertama sudah benar-benar tegak lurus dan sumbu
kedua tegak lurus sumbu pertama.
3) Garis bidik mendatar atau tegak lurus sumbu kedua.
Untuk menyetel theodolit, sebelumnya harus mengetahui dan memahami fungsi tiap-tiap bagian
dari alat tersebut. Adapun cara mengaturnya adalah sebagai berikut :

1. Tempatkan tripod atau statip di atas titik ukur.


2. Injak sepatu statip agar melesak dalam tanah (jika di atas tanah), tinggi
statip disesuaikan dengan orang yang akan membidik dan permukaan kepala (meja) statip
diusahakan relatif datar.
3. Ambil pesawat dan letakkan pesawat pada landasan, kemudian dikunci dengan pengunci
pesawat.
4. Mengatur unting-unting agar posisi sumbu I tepat di atas patok (titik ukur).
5. Tiga buah sekrup A,B,C, kita atur tingginya kira-kira setengah panjang as.
6. Sejajarkan teropong dengan dua buah sekrup A dan B (kedudukan I), kemudian sekrup
diputar searah (jika masuk masuk semua; jika keluar, keluar semua), sambil dilihat
kedudukan gelembung nivo tabung agar tepat di tengah-tengah skala nivo.
7. Putar teropong searah jarum jam, hingga kedudukan tegak lurus terhadap dua sekrup A,B,
atau diputar 90˚ (kedudukan II), kemudian putar sekrup C (tanpa memutar sekrup A,B),
masuk atau keluar sambil dilihat kedudukan gelembung pada nivo kotak agar tepat di
tengah-tengah skala nivo.
8. Putar teropong searah jarum jam sehingga kedudukan sejajar sekrup A,B, atau diputar kira-
kira 90˚ dan letakkan berlawanan dengan kedudukan I (kedudukan III), putar sekrup A,B,
sehingga gelembung nivo tepat di tengah-tengah skala nivo.
9. Putar teropong searah jarum jam sehingga kedudukannya tegak lurus terhadap dua sekrup
A,B, dan letakkan berlawanan dengan posisi II atau putar 90˚ (kedudukan IV), kemudian
putar sekrup C tanpa merubah sekrup A,B masuk atau keluar agar gelembung nivo tabung
tepat di tengah-tengah skala nivo.
10. Cek gelembung nivo tabung, apakah sudutnya tepat di tengah-tengah skala lingkaran nivo.
Jika sudah, pesawat siap dioperasikan.
2. 2. Rambu Ukur
Rambu Ukur berfungsi sebagai alat bantu dalam menentukan beda tinggi dengan menggunakan
pesawat sipat datar, rambu ukur biasanya terdiri dari beberapa jenis. Rambu Interval 5 mm Rambu
Interval 10 mm.
Pada Prakteknya Pengukuran tanah yang paling penting adalah Mendirikan alat atau
memasang alat dengan benar, sedangkan untuk yang lainnya kita tinggal membaca angka yang
telah tertera pada alat.
Tetapi jangan lupa yang sangat penting yaitu setelah pasang alat kita, wajib mengukur tinggi alat
Jika alat sudah terpasang kita tinggal mengarahkan loops ketarget.
Target secara umum ada 2, yaitu :
1. Prisma/Reflector
2. Bak/Rambu ukur

Standart pengukuran elevasi dengan sudut vertikal, Bacaan pada loops terdapat tiga benang:
– Benang atas.
– Benang tengah.
– Benang bawah.
BAB III
LANGKAH KERJA

Langkah-langkah centering :

1. Mempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam praktikum


2. Membuat titik patok yang akan digunakan sebagai acuan dalam melakukan
sentering.
3. Mendirikan statip diatas patok, merentangkan ketiga kaki statip dengan patok
sebagai pusatnya. Mengkokohkan kedudukan statip dengan menginjak pijakan
di ujung bawah statip, kemudian kencangkan ketig baut statip
4. Memasang instrumen (total station) di atas statip, menghubungkan dengan cara
memutar baut instrumen di lubang dratnya pada plat dasar instrumen
secukupnya
5. Mengatur nivo kotak agar gelembung dalam posisi seimbang dengan bantuan
kaki statip yang dinaik-turunkan
6. Mengatur nivo tabung agar gelembung dalam posisi seimbang dengan bantuan
skrup ABC pada total station.
a. Menyeimbangkan gelembung dengan memutar skrup A dan Skrup B secara
bersamaan
b. Memutar total station pada sumbu I 180o . Apabila gelembung bergesar
maka seimbangkan dengan memutar skrup A atau skrup B
c. Memutar total station pada sumbu I ±90o . Apabila gelembung bergesar
maka seimbangkan dengan memutar skrup C
d. Memutar alat pada sumbu I sembarang. Apabila gelembung seimbang
berarti sumbu I telah vertikal. Tetapi bila gelembung masih belum
seimbang, maka ulangi langkah sentering hingga pada posisi seimbang.
7. Menentukan titik target untuk membidik. Usahakan titik tersebut berada pada
kondisi yang tetap atau stabil (missal : penangkal petir, titik yang dibuat
dikertas kemudian ditempelkan pada pohon dan direkatkan dengan kencang.
8. Menyalakan total station dengan menekan tombol power. Hingga pada layar
display muncul bacaan piringan vertikal dan horizontal
9. Membidik titik target dalam kondisi face right (pengukuran biasa). Kunci
bacaan piringan dengan klem horizontal dan klem vertikal. Catat hasil
pengukuran priringan horizontal dan vertikal yang tampil pada layar display
total station
10. Membuka klem horizontal dan klem vertikal Membidik titik target dalam
kondisi face left (pengukuran luar biasa). Kunci bacaan piringan dengan klem
horizontal dan klem vertikal. Catat hasil pengukuran priringan horizontal dan
vertikal yang tampil pada layar display total station.

Untuk cek kolimasi :

Anda mungkin juga menyukai