Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu Serta

Kerukunan Antar Umat Beragama”

Dosen Pengampu : Safari Hasan S.IP.,M.M.R

Disusun Oleh :

Resa Febriani Pitaloka (30720019)

PRODI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadiran Allah SWT,


atas segala Rahmat dan Hidayahnya yang telah dilimpahkan kepada saya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini tersusun berdasarkan tugas yang telah diberikan kepada saya
sebagai mahasiswa pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Makalah ini tidak
akan terselesaikan jika tanpa bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu perkenankanlah saya menyampaikan ucapan
terimakasih kepada Bapak Safari Hasan S.IP.,M.M.R yang memberikan
bimbingan kepada saya.

Sebelumnya, saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Baik itu dari sisi materi maupun penulisannya. Untuk itu, kritik
dan saran yang membangun dalam perbaikan makalah ini sangat saya harapkan.
Saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca,
khususnya guna mengetahui " Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu Serta
Kerukunan Antar Umat Beragama ".

Kediri, 16 November 2021

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. 2


Daftar Isi ........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3 Tujuan Pembelajaran ..................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kewajiban Menuntut Dan Mengamalkan Ilmu .............................................. 6
1. Pengertian ................................................................................................ 6
2. Kewajiban Menuntut Ilmu ....................................................................... 6
3. Kewajiban Mengamalkan Ilmu ................................................................ 7
4. Perintah Menuntut Ilmu ........................................................................... 8
5. Keutamaan Orang yang Berilmu .............................................................. 9
6. Syarat Menuntut Ilmu ....................................................................................10
7. Tujuan Menuntut Ilmu ............................................................................ 13

2.2 Kerukunan Antar Umat Beragama ................................................................ 13


1. Pengertian .............................................................................................. 13
2. Kerukunan Antar Umat Beragama Dalam Kehidupan Sehari-hari .......... 14
3. Menjaga Kerukunan Antar Umat Beragama ........................................... 15
4. Manfaat Kerukunan Antar Umat Beragama ............................................ 16

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 18
3.2 Saran ........................................................................................................... 19
3.3 Daftar Pustaka ............................................................................................. 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dizaman modern saat ini ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan dalam
kemajuan suatu bangsa, serta ilmu tersebut akan berpengaruh terhadap taraf
ekonomi, sosial dan mental seseorang. Islam begitu sangat memperhatikan
pentingnya akan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi dalam kehidupan umat
manusia. Martabat manusia dapat ditentukan oleh peribadahannya kepada Allah,
juga ditentukan oleh kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni. Bahkan dalam Al-qur’an sendiri Allah telah menyatakan bahwa hanya
orang yang memiliki ilmulah yang benar akan takut terhadap Allah. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang saat ini dipimpin oleh peradaban
barat pada satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai
penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan
oleh perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi modern membuat orang lalu
mengagumi dan meniru gaya hidup peradaban barat tanpa diikuti sikap kritis
terhadap segala dampak negatif yang diakibatkan.
Indonesia merupakan sebuah negara hukum yang mewajibkan seluruh warga
negaranya untuk memilih satu dari 5 agama resmi yang ada di Indonesia. Namun
kerukunan antar umat beragama di Indonesia masih dinilai begitu banyak yang
menyisakan masalah. Kasus-kasus yang muncul terkait masalah kerukunan
beragama pun belum bisa sepenuhnya terhapus secara tuntas. Hal ini
mengisyaratkan bahwa pemahaman masyarakat dengan adanya kerukunan atar
umat beragama perlu ditinjau ulang. Dikarenakan ditemukan beberapa ketidak
adanya kerukunan antar agama, yang menjadikan adanya saling permusuhan,
saling merasa ketidak adilan. Maka dari itulah pentingnya kerukunan antar umat
beragama, agar semua masyarakat tidak mengalami efek negatif dari ketidak
rukunan antar agama. Dengan perbedaan tersebut, jika tidak terpelihara dengan
baik bisa mengakibatkan konflik antar umat beragama yang bertentangan dengan
adanya nilai dasar agama tersebut yang mengajarkan kepada kita tentang
kedamaian, hidup saling menghormati, dan saling tolong menolong. Oleh karena
itu, dalam mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama yang sejati, harus

4
tercipta satu konsep hidup bernegara yang mengikat semua anggota kelompok
sosial yang berbeda agama guna menghindari ledakan konflik antar umat
beragama yang terjadi tiba-tiba.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud kewajiban menuntut dan mengamalkan ilmu ?
2. Bagaimana pentingnya akan kerukunan antar umat beragama ?

1.3 Tujuan Pembelajaran


1. Untuk mengetahui Kewajiban menuntut dan mengamalkan ilmu.
2. Untuk mengetahui pentingnya akan kerukunan antar umat beragama.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kewajiban Menuntut Dan Mengamalkan Ilmu

1. Pengertian
Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan
kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide.
Menurut pengertian lain ilmu pengetahuan (sains) adalah
pengetahuan tentang gejala alam yang diperoleh melalui proses
yang disebut metode ilmiah. Secara etimologis kata ilmu berarti
kejelasan karena segala sesuatu yang terbentuk dari akar katanya
mempunyai ciri dan kejelasan. Dalam kajian filsafat, setiap ilmu
membatasi diri pada sebuah bidang kajian. Oleh karena itu
seseorang yang memperdalam ilmu tertentu disebut sebagai
spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tetapi tidak
mendalam disebut generalis. Karena keterbatasan kemampuan
manusia, maka begitu jarang sekali ditemukan orang yang
menguasai beberapa ilmu secara mendalam.

2. Kewajiban Menuntut Ilmu


Memiliki begitu banyak cara dalam beribadah kepada Allah SWT
seperti sholat, puasa, dan menuntut ilmu. Tentunya dalam
melakukan ibadah dan amal harus berdasarkan ilmu yang ada
didalam Al-Qur’an dan AlHadist. Tidak akan ada lagi yang tersesat
bagi siapa saja yang berpegang teguh dan sungguh-sungguh
perpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadist. Menuntut ilmu dalam
islam itu memiliki hukum wajib.
 Rasulullah SAW bersabda : “ menuntut ilmu adalah sebuah
kewajiban atas setiap muslim laki-laki dan perempuan. ”

6
 Rasulullah SAW bersabda : “ mencari ilmu itu wajib bagi
seluruh umat muslim, dan orang yang meletakkan ilmu pada
seorang yang bukan ahlinya bagaikan menggantungkan
permata dan emas pada babi hutan. ”(HR. Ibnu Majah dan
lainya)
 Rasulullah SAW bersabda : “ Barang siapa keluar dalam
rangka thalabul ilmu (mencari ilmu), maka dia berada dalam
sabilillah hingga kembali. ”(HR. Tirmidzi, hasan)
 Rasulullah SAW bersabda : “ Barang siapa menempuh jalan
untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan baginya jalan
dalam menuju surga. ”(HR.Muslim)

3. Kewajiban Mengamalkan Ilmu


Dalam kitab “ Ta’limul muta’alim” disebutkan bahwa ilmu yang
wajib dituntut terlebih dahulu adalah ilmu haal yaitu ilmu yang
seketika itu pasti digunakan dan diamalkan bagi setiap orang yang
sudah baligh. Dalam hadits lainnya juga dijelaskan bahwa ilmu
yang wajib dituntut adalah ilmu yang bermanfaat. Dan bukan
hanya benar, tapi juga dapat mendekatkan diri kita kepada Allah
SWT dan dapat memberikan kebahagiaan bagi kita, keluarga, dan
masyarakat baik di dunia maupun di akhirat. Hal tersebutlah
sedekah yang paling utama dibanding sedekah harta benda. Ini
dikarenakan mengajarkan ilmu, khususnya ilmu agama, berarti
menanam amal yang muta’adi (dapat berkembang) yang
manfaatnya bukan hanya dirasakan orang yang diajarkan itu
sendiri, tetapi dapat dinikmati orang lain juga.
 Rasulullah saw bersabda : “ Barang siapa yang mengajar orang
lain terhadap suatu petunjuk, maka dia akan mendapatkan

7
pahala seperti pahala orang yang telah melaksanakan petunjuk
itu, tanpa mengurangi pahala mereka sama sekali. ”
 Rasulullah SAW bersabda : “ Barang siapa yang mengamalkan
apa yang ia ketahui, maka Allah akan mewariskan kepadanya
ilmu yang belum diketahuinya, dan Allah akan menolong dia
dalam amalanya sehingga ia mendapatkan surga dan barang
siapa yang tidak mengamalkan ilmunya maka ia tersesat oleh
ilmunya itu dan Allah tidak menolong dia dalam amalannya
sehingga ia akan mendapatkan neraka. ”

4. Perintah Menuntut Ilmu


Tidak akan ada cara dan jalan dalam mengenal Allah dan sampai
kepadanya kecuali dengan ilmu. Allah lah yang telah menunjukan
jalan yang paling dekat dan mudah untuk sampai kepadanya.
Barang siapa yang menempuh jalan tersebut, tidak akan
menyimpang dari tujuan yang dicita - citakannya.
 Allah SWT berfirman : “ Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia
dari gumpalan darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang paling
pemurah yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam
(baca tulis). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
manusia ketahui. ” (Q.S. Al ‘Alaq [96]: 1-5)
 Allah SWT juga berfirman : “ Katakanlah : “ Adakah sama
orang-orang yang mengetahui (ilmu agama Islam) dengan
orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang
yang berakalah yang dapat menerima pelajaran. ” (Q.S. Az
Zumar [39]:9)
 Rasulullah SAW bersabda : “ siapa yang dikehendaki menjadi
orang baik oleh Allah SWT, maka Allah SWT akan

8
memberikan kepahaman kepadanya dalam agama Islam. ”
(H.R. Bukhari, Muslim)
 Allah SWT berfirman : “Tidak sepatutnya bagi mukmin itu
pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari
setiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk
memperdalam ilmu pengetahuan mereka tentang agama dan
untuk memberikan peringatan kepada kaumnya apabila mereka
telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya.” ( Q.S, Surat atTaubah, 122).
Menurut Al-Marâghi, ayat tersebut merupakan sebuah isyarat
tentang wajibnya melakukan pendalaman agama dan bersedia
mengajarkannya di tempat-tempat pemukiman serta memberikan
pemahaman kepada orangorang lain tentang agama, sebanyak
yang dapat memperbaiki keadaan mereka. Sehingga, mereka tidak
menjadi bodoh lagi tentang hukum-hukum agama secara umum
yang wajib diketahui oleh setiap mukmin. Kewajiban dalam
menuntut ilmu bagi seluruh umat muslim ini tidak untuk
sembarang ilmu, tetapi terbatas pada ilmu agama, dan ilmu yang
menerangkan cara dalam bertingkah laku atau bermuamalah
dengan sesama manusia. As-Syaikh Az-Zarnuji dalam kitab
Ta‟limul Muta‟allim berkata: “ilmu yang paling utama adalah
ilmu Hal. Dan perbuatan yang paling mulia adalah menjaga
tingkah lakunya sendiri”.

5. Keutamaan Orang Yang Berilmu


Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia
di sisi Allah SWT dan masyarakat. Al-Quran menggelari golongan
ini dengan berbagai gelaran mulia dan terhormat yang
menggambarkan kemuliaan dan ketinggian kedudukan mereka di
sisi Allah SWT dan makhluknya. Pepatah mengatakan bahwa ilmu

9
lebih utama daripada harta karena ilmu akan menjaga pemiliknya
sedangkan harta, pemiliknyalah yang harus menjaganya. Dan
sesungguhnya, iman seseorang kepada Allah dan hari akhir itu
haruslah dibangun dengan landasan ilmu. Tidak mungkin
seseorang akan dapat memiliki iman kepada hal-hal tersebut
tanpanya. Tanpa adanya ilmu dalam diri, seseorang hanya akan
beragama tanpa memiliki dasar yang kuat dan hanya ikut-ikutan
saja.
 Allah SWT berfirman : “ Allah akan mengangkat (derajat)
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu beberapa derajat ” (Al-Mujaadalah: 11)
 Rasulullah SAW bersabda : “ Keutamaan orang alim atau ahli
ibadah adalah seperti keutamaanku atas orang yang paling
rendah dari sahabatku. ” (HR. Ad Dailami)
 Allah SWT berfirman : “ Yang menciptakan mati dan hidup
untuk menguji kamu siapa yang lebih baik amalnya dan dia
Maha Perkasa, Maha Pengampun. ” (Al-Mulk: 2)
 Rasulullah SAW bersabda : “ Sesungguhnya para Nabi tidak
mewariskan dinar dan dirham, sesungguhnya mereka hanyalah
mewariskan ilmu, maka barang siapa yang telah
mengambilnya, maka dia telah mengambil bagian yang
banyak. ” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
 Rasulullah SAW bersabda : “ Ilmu syar’i yang paling
bermanfaat itu adalah mengetahui kewajiban mukallaf dari
perkara din-nya, baik urusan ubadah dan mu’amalah. Serta
ilmu tentang Allah, sifatnya, dan kewajiban kita terhadap
urusan tersebut, dan menyucikanya dari kekurangan. Adapun
semua itu berputar pad a tafsir, hadits, dan fiqh.” (Fathul Baari
1/141)

6. Syarat Menuntut Ilmu

10
Dalam kitab “Ta‟lim al-Muta‟allim” yang ditulis oleh Imam
AlZarnuji, beliau menulis dalam syair sahabat nabi Ali bin Abi
Tholib bahwa syarat-syarat mencari ilmu itu ada 6 yaitu :

a) Cerdas (Dzakaun)
Kecerdasan merupakan syarat pertama yang harus dipenuhi.
Imam Ghazali pernah mengatakan bahwa orang yang pintar
adalah orang yang tahu bahwa ia tidak mengetahui akan sesuatu
dan karenanya dia mau belajar. Maksud cerdas disini bukanlah
tingkatan kepintaran, melainkan tidak gila. Orang tersebut
haruslah waras, dapat membedakan mana angka satu dan dua,
mana hitam dan putih, mana baju dan celana.
b) Rakus (Hirsun)
Rakus adalah (punya kemauan dan semangat untuk berusaha
mencari ilmu). Maksudnya ialah ketika seseorang yang telah
mendapat suatu ilmu ia tidak akan pernah berhenti dalam
mencari ilmu yang lain meskipun dengan adanya segala
penderitaan dan kesulitan yang dialaminya ketika mununtut
ilmu tersebut.
c) Sabar
Seorang yang menuntut ilmu sudah pasti akan menghadapi
macam-macam gangguan dan rintangan. Selain berusaha maka
bersabarlah untuk menghadapi semua itu, dan perlu diketahui
bahwa sabar merupakan bagian dari Iman, “As-Shobru mina al-
iman”. Dan Sabar disini memiliki arti tabah, tahan menghadapi
cobaan atau menerima pada perkara yang tidak disenangi atau
tidak mengenakan dengan ridha dan menyerahkan diri kepada
Allah Swt, akan tetapi kesabaran disini harus diartikan dalam
pengertian yang aktif bukan dalam pengertian yang pasif.

11
Artinya nrimo (menerima) apa adanya tanpa usaha untuk
memperbaiki keadaan.
d) Modal/bekal
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa menuntut ilmu hukumnya
wajib bagi setiap muslim, dan dijelaskan lagi dalam hadis
“Tuntutlah ilmu mulai dari rahim ibu sampai liang lahat”. Dari
hadis tersebut sudah dijelaskan bahwa, seumur hidup kita wajib
menuntut ilmu. Pendidikan bukan hanya pendidikan formal
tetapi yang non-formal pun ada. Rasul telah menjanjikan
kepada mereka para penuntut ilmu, “Sesungguhnya Allah pasti
mencukupkan rezekinya bagi orang yang menuntut ilmu” Dan
yakinkanlah bagi para penuntut ilmu walaupun dengan segala
kekurangan (biaya) pasti mampu atau bisa menyelesaikan
pendidikan. Karena pasti akan ada jalan lain selama manusia
mau berusaha dan yakin terhadap kekuasaan dan pertolongan
Allah Al-Yaqinu Lâ Yuzâlu bi as-Syak Artinya: ”keyakinan
tidak bisa dihilangkan oleh keragu-raguan”. Dan akhirnya maka
tidak ada alasan orang tidak bisa menuntut ilmu karena biaya,
seperti keterangan sebelumnya carilah jalan lain, solusi lain
agar bisa menuntut ilmu.
e) Petunjuk guru
Banyak orang yang menjadi tersesat karena belajar dengan
tanpa adanya guru, seorang tholibul ilmi hendaklah mempunyai
seorang guru sebagai petunjuk, walaupun ada yang mengatakan
bahwa buku merupakan guru yang besar, namun buku itu tidak
bisa mituturi (memberi nasihat).
f) Waktu yang panjang
Karena ilmu sangat luas dan tidak memiliki akhir maka sudah
barang tentu membutuhkan waktu yang sangat lama. Pepatah
Arab mengatakan :”Tuntutlah ilmu dari kita dirahim sampai ke

12
liang lahat” seorang pelajar harus mengulang-ulang pelajaran
yang telah didapat, jadi dalam mencari ilmu tidaklah cukup
dalam waktu yang cukup singkat. Seperti contoh seorang untuk
menjadi Doktor harus melalui SD, SMP, SMA, hingga
perguruan tinggi, dan hal tersebut bukanlah waktu yang singkat.
7. Tujuan Menuntut Ilmu
Tujuan menuntut ilmu juga adalah untuk melaksanakan petunjuk
Allah SWT, sebab itulah menuntut ilmu adalah fardhu bagi setiap
muslim. Ahmad tafsir mengklarifikasikan tujuan tersebut ke dalam
tiga kategori:
a) Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup
perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah laku, jasmani,
dan rohani serta kemampuan-kemampuan yang harus di
miliki untuk hidup di dunia dan akhirat.
b) Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat mencakup
tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan
kehidupan masyarakat dan pengkayaan pengalaman
masyarakat.
c) Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan
pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni sebagai profesi dan
sebagai aktifitas di antara aktivita-aktivitas masyarakat.
2.1 Kerukunan Antar Umat Beragama

1. Pengertian
Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna
“baik” dan “damai”. Intinya, hidup bersama dalam masyarakat
dengan “kesatuan hati” dan “bersepakat” untuk tidak menciptakan
perselisihan dan pertengkaran. (Depdikbud, 1985:850)
Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial
ketika semua golongan agama bisa hidup bersama tanpa

13
menguarangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan
kewajiban agamanya. Masing-masing pemeluk agama yang baik
haruslah hidup rukun dan damai. Kerukunan antar umat beragama
itu sendiri juga bisa diartikan dengan toleransi antar umat
beragama. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya masyarakat
harus bersikap lapang dada dan menerima perbedaan antar umat
beragama. Selain itu masyarakat juga harus saling menghormati
satu sama lainnya misalnya dalam hal beribadah, antar pemeluk
agama yang satu dengan lainnya tidak saling mengganggu.

2. Kerukunan Antar Umat Beragama Dalam Kehidupan Sehari-hari


Kerukunan antar umat beragama sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari- hari. Dengan beradanya kerukunan antar umat
beragama kehidupan akan damai dan hidup saling berdampingan
satu sama lain. Perlu di ingat satu hal bahwa kerukunan antar umat
beragama bukan berarti kita mengikuti agama mereka bahkan
menjalankan ajaran agama mereka. Untuk itulah kerukunan hidup
antar umat beragama harus kita jaga agar tidak terjadi konflik-
konflik antar umat beragama. Terutama di masyarakat Indonesia
yang multikultural dalam hal agama, kita harus bisa hidup dalam
kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling bermusuhan
agar agama bisa menjadi salah satu pemersatu bangsa Indonesia
yang secara tidak langsung memberikan dalam kestabilan dan
kemajuan negara.
 Allah SWT berfirman : “ Sungguh bahwa Allah telah
menempatkan manusia secara keseluruhan sebagai Bani Adam
dalam kedudukan yang mulia, walaqad karramna bani Adam. ”
(QS 17:70)

14
 Allah SWT berfirman : “ Manusia diciptakan Allah SWT
dengan identitas yang berbeda-beda agar mereka saling
mengenal dan saling memberi manfaat antara yang satu dengan
yang lainnya. ” (QS 49:13)
 Allah SWT berfirman : “ Tiap-tiap umat diberi aturan dan jalan
yang berbeda, padahal andai kata Allah menghendaki, Dia
dapat menjadikan seluruh manusia tersatukan dalam kesatuan
umat. Allah SWT menciptakan perbedaan itu untuk
memberikan peluang berkompetisi secara sehat dalam
menggapai kebajikan, fastabiqul khairat. “ (QS 5:48)
 Allah SWT berfirman : “ Islam tidak membenarkan adanya
paksaan dalam memeluk suatu agama. “ (QS.Al- Baqarah :
256)
 Allah SWT berfirman : “ Allah SWT tidak melarang orang
Islam untuk berbuat baik, berlaku adil dan tidak boleh
memusuhi penganut agama lain, selama mereka tidak
memusuhi, tidak memerangi dan tidak mengusir orang Islam. “
(QS. Al-Mutahanah : 8)
 Allah SWT berfirman : “ Setiap pemeluk agama mempunyai
kebebasan untuk mengamalkan syari'at agamanya masing-
masing. “ (QS.Al-Baqarah :139)
 Rasulullah SAW bersabda : “ Islam mengharuskan berbuat
baik dan menghormati hak-hak tetangga, tanpa membedakan
agama tetangga tersebut. Sikap menghormati terhadap tetangga
itu dihubungkan dengan iman kepada Allah SWT dan iman
kepada hari akhir. “ (HR. Muttafaq Alaih)
 Rasulullah SAW bersabda : “ Barang siapa membunuh orang
mu'ahid, orang kafir yang mempunyai perjanjian perdamaian
dengan umat Islam, tidak akan mencium bau surga, padahal

15
bau surga itu telah tercium dari jarak perjalanan empat puluh
tahun (HR. Abdullah bin 'Ash riwayat Bukhari)

3. Menjaga Kerukunan Antar Umat Beragama


Salah satu prasyarat terwujudnya masyarakat yang modern yang
demokratis adalah terwujudnya masyarakat yang menghargai
keberaneka ragaman (pluralitas) masyarakat dan bangsa serta
mewujudkannya dalam suatu keniscayaan. Untuk itulah kita harus
saling menjaga kerukunan hidup antar umat beragama. Supaya
agama bisa menjadi alat pemersatu bangsa, maka kebenerakaan
harus dikelola dengan baik dan benar, maka diperlukan cara yang
efektif yaitu berunding antar umat beragama untuk permasalahan
yang mengganjal antara masing-masing kelompok umat beragama.
Karena mungkin selama ini konflik yang muncul antara umat
beragama terjadi karena terputusnya jalinan informasi yang benar
diantara pemeluk agama dari satu pihak ke pihak lain sehingga
menimbulkan kecurigaan yang mengacu keperasaan negatif.
Indonesia yang multikultural terutama dalam hal agama membuat
Indonesia menjadi sangat rentang terhadap konflik antar umat
beragama. Maka dari itu meneguhkan kerukunan antar umat
beragama sangatlah penting.

4. Manfaat Kerukunan Antar Umat Beragama


Umat Beragama Diharapkan dapat menjunjung tinggi Kerukunan
antar umat beragama sehingga dapat dikembangkan sebagai salah
satu faktor pemersatu maka yang akan memberikan stabilitas dan
kemajuan negara.
Cara Menjaga sekaligus Mewujudkan Kerukunan Antar Umat
Beragama antara lain :

16
a) Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap
pemeluk agama lain.
b) Jangan pernah menyalahkan agama seseorang apabila dia
melakukan kesalahan tetapi salahkan orangnya.
c) Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan pernah
mengganggu umat lain yang sedang beribadah.
d) Hindari diskriminasi terhadap agama lain.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pentinngnya dalam kerukunan hidup antar umat beragama adalah
terciptanya kehidupan masyarakat yang harmonis dalam
kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling bermusuhan
agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara
tidak langsung memberikan kestabilan dan kemajuan Negara. Cara
menjaga sekaligus mewujudkan dalam kerukunan hidup antar
umat beragama adalah dengan mengadakan perundingan antar
umat beragama yang di dalamnya membahas tentang hubungan
antar sesama umat beragama.
2. Manusia merupakan satu-satunya makhluk yang Allah karuniakan
akal sebagai alat untuk berfikir. karena dengan akal lah manusia
mampu menyerap ilmu pengetahuan dan menciptakan teknologi,
serta manghasilkan karya seni, sehingga dapat menciptakan
peradaban di muka bumi. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang
diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra intuisi dan
firasat. Jadi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Seni dalam
islam begitu sangat berpengaruh bagi kemajuan agama islam.
Serta dengan keiman dan ketakwaan terhadap Allah SWT,
manusia menerima derajat yang lebih tinggi dan manusia juga
memiliki tanggung jawab terhadap Allah yaitu beribadah kepada
Allah dan menjaga keindahan dan keaslian alam.

18
3.2 Saran
1. Sudah saatnya untuk tidak perbedaan lagi yang kita cari karena
dari perbedaan kita bisa menjadi terpecah belah, tapi seharunya
yang kita cari adalah persamaan karena dari persamaanlah hidup
ini akan saling menghargai, menghormati dan sebanding. Lewat
persamaan kita bisa jalin persaudaraan dan mempererat tali
silahturahi, dengan begitu akan tercipta kerukunan dengan
sendirinya.
2. Dalam memperoleh ilmu pengetahuan tentunya kita harus
memerlukan usaha sehingga kita dapat menemukan suatu
kebenaran ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang dapat kita
perolehpun tentunya sangat bermanfaat bagi kehidupan kita
nantinya, namun jika ilmu itu kita manfaatkan sesuai dengan
kebenaran yang pasti oleh agama dan merupakan pengetahuan
yang mutlak atau wahyu dari Tuhan. Maka daripada itu kita
sebagai seorang yang berpendidikan dan seorang yang telah
memperoleh berbagai banyak ilmu pengetahuan dari beberapa
sumber informasi perlu juga kita mengetahui pengetahuan akan
agama sehingga suatu kebenaran yang ingin kita cari tahu dapat
kita temukan dengan baik.
3. Kami menyadari bahwa begitu sangat banyaknya kekurangan
dalam penyusunan makalah ini. Untuk penyempurnaan kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

19
Daftar Pustaka

https://pdfcoffee.com/kewajiban-menuntut-ilmu-dan-mengamalkannya-pdf-free.html

20

Anda mungkin juga menyukai