Anda di halaman 1dari 6

Judul Buku : “Daya Dukung Pariwisata Berkelanjutan Raja Ampat Edisi II Prinsipnya Dasar

Pembangunan Wisata Bahari Papua Barat.”

Tahun Terbit : November 2019

Penerbit : Conservation International

Jumlah Halaman : 162

Profil Penulis :

 Victor. P. H. Nikijuluw (Conservation International Indonesia)


 Renoldy. L. Papilaya ( Fakultas perikanan dan ilmu kelautan, UNPATTI)
 Paulus Boli (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, UNIPA)
 Mark Erdmann (Conservation International Indonesia)
 Nur Ismu Hidayat (Conservation International Indonesia)
 Meidiarti Kasmidi (Conservation International Indonesia)
 Alberth Nebore (Conservation International Indonesia)
 Maulita Sari Hani (Conservation International Indonesia)
 Erfa Canisthya (Conservation International Indonesia)

Nomor ISBN : -

Review :

Dari buku Daya Dukung Pariwisata Raja Ampat kita dapat mengetahui bahwa Raja Ampat
merupakan jantung segitiga karang dunia dan telah diakui sebagai salah satu kawasan yang memiliki
terumbu karang terbaik di dunia, di Raja Ampat bukan hanya terdapat ekosistem terumbu karang,
namun juga di Raja Ampat memiliki ekosistem padang lamun, hutan mangrove, pantai berpasir serta
tebing berbatu, juga ada berbagai spesies hewan yang terncam punah di temukan dan di lindungi. Di
karenakan hal seperti ini menjadikan Raja Ampat sebagai Kawasan konservasi dan juga destinasi
pariwisata. Hal ini menambah daya tarik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. Pemerintah
yang juga pandai dalam mempromosikan kawasan tersebut seperti halnya dengan membuat slogan
“JANGAN MATI SEBELUM DATANG KE RAJA AMPAT”, membuat pengunjung yang semakin
meningkat pertahunnya. Kawasan ini juga menjadi aset pariwisata berkelanjutan yang kaya akan
potensi pariwisata dimana hampir seluruh sudut pulau dan perairan memiliki potensi pariwisata
yang akan bernilai tinggi jika dikemas dengan paket wisata dan didukung dengan fasilitas yang
diperlukan.
Rencana Pemerintah Indonesia menjadikan Raja Ampat yang merupakan Wisata Bahari sebagai
Konsep Pariwisata Berkelanjutan dengan tetap memperhatikan faktor-faktor yang dapat membuat
konsep Pariwisata Berkelanjutan tetap stabil dalam pelaksanaannya, sehingga Raja Ampat tidak
menjadi tempat Wisata yang mengalami kemunduran dan berakhir menjadi mati karena kurangnya
pengawasan dari pemerintah. Kita sebagai pembaca juga akan mengetahui tentang Daya Dukung
Pariwisata yang juga merupakan salah satu faktor penting terlaksananya Pariwisata Berkelanjutan.
Berdasarkan definisi resmi daya dukung lingkungan hidup, dapat dirumuskan daya dukung
lingkungan pariwisata, yaitu kemampuan lingkungan hidup (alam) dalam menampung kegiatan
pariwisata dalam jumlah yang maksimum yang tidak merusak eksistensi, keberadaan dan
keberlanjutan lingkungan hidup (alam) tersebut di masa yang akan datang. Di dalam buku ini di
jelaskan bahwa daya dukung sebagai potensi parawisata tidaklah mudah untuk di defenisikan di
karenakan hal tersebut tergantung dari selera tiap – tiap orang ada yang menyukai keindahan alam
namun ada juga yang menyukai hiruk pikuk sebuah kota. Terdapat unsur penting dalam menentukan
potensi wisata yaitu yang pertama ialah destinasi, yang dimana lokasi destinasi wisata memiliki daya
tarik yang benar – benar hanya dari alam yang juga dapat di sebut sebagai sumberdaya parawisata,
kemudian yang kedua yaitu fasilitas pendukung seperti halnya resort, transportasi dan lain
sebagainya yang dimana membuat pengunjung merasa nyaman dan failitas pendukung ini jelas di
buat atau di rancang oleh manusia.
Sumberdaya pariwisata inilah merupakan daya dukung pariwisata yaitu kemampuan lokasi
untuk mendukung kegiatan manusia berupa kunjungan ke lokasi tersebut tanpa merusak
sumberdaya atau destinasi yang dituju. Ketersediaan fasilitas pariwisata yang baik tanpa adanya
sumberdaya pariwisata akan membuat pariwisata tidak berkembang secara optimal. Sebaliknya,
sumberdaya pariwisata yang baik harus pula didukung dengan keberadaan fasilitas yang baik.
Sumberdaya pariwisata adalah inti dari kegiatan pariwisata yang berfungsi sebagai daya dukung
lingkungan dalam menampung kegiatan pariwisata. Sumberdaya pariwisata ini dapat berupa alam
dan budaya yang memiliki kemampuan, magnitude dan batas tertentu. Juga terdapat daya dukung
sebagai referensi pengelolaan seperti halnya wisata pari manta yang ada di Raja Ampat, dalam hal ini
selain menarik minat pengunjung namun juga pengelolah tetap menjaga kelestarian dari pari manta
tersebut dengan cara membatasi penyelaman yang hanya bisa untuk 10 orang perkali penyelaman
yang di man maksimalnya dua kali penyelaman sehari atau dalam kata lain di batasi 4.000 orang per
tahun yang dimana hanya 200 hari penyelaman dalam setahun agar perkembang biakan dan juga
kelestarian pari manta tetap terjaga. Raja Ampat sebagai Pariwisata Berkelanjutan yang kaya akan
potensi pariwisata dimana hampir seluruh sudut pulau dan perairan memiliki potensi pariwisata
yang akan bernilai tinggi jika dikemas dengan paket wisata dan didukung dengan fasilitas yang
diperlukan. Buku ini juga memaparkan beberapa contoh keberhasilan pembangunan pariwisata
bahari pada tahap awal perkembangannya, namun diikuti dengan masalah dan dampak negatif yang
muncul karena kesalahan pengelolaan. Jumlah pengunjung yang berlebihan dan melampaui daya
dukung suatu wilayah akan berdampak negatif seperti yang dimana di dapati terjadi beberapa
kerusakan lingkungan, Sebab itu, kunjungan wisatawan harus diatur sedemikian rupa agar tidak
melebihi daya dukung alam pada waktu tertentu, serta harus diikuti dengan aturan tata cara
berwisata yang bertanggung jawab. Dengan strategi seperti inilah, pariwisata berkelanjutan dapat
diwujudkan.

Dari buku ini kita juga dapat menambah wawasan tentang macam-macam pariwisata yang ada
di Raja Ampat seperti yang telah tertera pada buku dimana terdapat 10 macam kegiatan utama yang
telah dikategorikan ke dalam empat kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok Wisata Bahari
a) Wisata Selam
Wisata selam merupakan kegiatan wisata terpopuler bagi wisatawan yang
berkunjung di Kabupaten Raja Ampat. Wisata selam dalam aktivitasnya terbagi
dalam kegiatan selam yang menikmati kekayaan terumbu karang dan mengamati
satwa langkah seperti Pari Manta, Paus, Hiu (hiu berjalan, wobbegong, dll). Hasil
perhitungan daya dukung fisik (PCC) dan daya dukung aktual 44 DAYA DUKUNG
PARIWISATA RAJA AMPAT (RCC) wisata selam di Lokasi KKPD Selat Dampier dan
sekitarnya. Jumlah orang yang diperkenankan menyelam di lokasi wisata selam di
Selat Dampier dan sekitarnya berdasarkan daya dukung fisik (PCC) yaitu berkisar 20-
333 orang menyelam per hari. Daya dukung aktual (RCC) yang hanya
mempertimbangkan faktor koreksi musim diperoleh sekitar 15-222 orang menyelam
per hari, dimana lokasi yang memiliki daya dukung terendah adalah lokasi The
Passage dan tertinggi pada lokasi Melissa’s Garden. Lokasi titik-titik penyelaman di
kawasan ini sangat dipengaruhi arus pasang surut yang kencang terutama saat
perbedaan pasang-surut mencapai ketinggian maksimum. Untuk itu, disarankan
para operator selam memperhatikan dengan baik tabel pasang-surut kawasan ini
sebelum membawa tamu menyelam yang memiliki sertifikasi selam tingkat lanjut
(advance).

b) Snorkeling
Dalam penjelasan pada buku ini tertulis bahwa wisata snorkeling yang dapat
dinikmati di Kabupaten Raja Ampat meliputi (1) melihat karang dan ikan karang, (2)
melihat hewan karang endemik dan biota lainnya di sepanjang pantai, dan (3)
melihat ubur-ubur di danau air asin. Daya Dukung Wisata Selam di Misool Timur
Selatan Aktivitas wisata snorkeling dengan tujuan mengamati keindahan karang,
ikan dan biota laut lainnya dilakukan pada semua perairan dimana ekosistem
terumbu karangnya masih sangat sehat di lokasi-lokasi wisata yang ada di Raja
Ampat. Nilai PCC dan RCC wisata snorkeling masing-masing berada pada kisaran 7-
103 orang per hari dan 5-69 orang per hari. Lokasi wisata yang mempunyai daya
tampung terbanyak berada di Langkisil (sekitar Batu Buku), Misool Selatan dan
paling sedikit di Pantai depan Batu Hati, Dafalen, Misool. Juga ada peraturan khusus
yang diterapkan untuk menjaga kelestarian hewan yang di lindungi seperti halnya
ubu – ubur yang di mana di lakukan pembatasan terhadap orang yang masuk ke
danau.

c) Kayaking
Wisata kayaking adalah suatu potensi yang dapat dikembangkan di Raja Ampat yang
memiliki keindahan pantai, pasir putih, hutan mangroveteluk yang indah dan pulau-
pulau karst serta biota laut. Saat ini, aktivitas kayaking ditawarkan oleh Papua Diving
Resort dengan Kayak4Conservation Raja AmpatIndonesia. Operator wisata kayaking
bekerja sama dengan masyarakat pemilik ---dimana operator kayaking menyediakan
perahu kayak sedangkan pemilik homestay menyiapkan tempat menginap dan
pemandu lokal. Jumlah wisatawan kayaking di beberapa lokasi di Misool Timur
Selatan serta Selat Dampier dan sekitarnya, berdasarkan daya dukung fisik PCC yaitu
berkisar 18-317 orang per hari dan RCC sebesar 12-211 orang per hari, dengan daya
dukung terendah dijumpai di Tomolol (Gua keramat) dan tertinggi dijumpai di Pantai
Saleo.

d) Berenang
Kondisi yang di tunjang dengan perairan yang terlindung dari adanya gelombang
membuat lokasi parawisata dalam kegiatan berenang berjalan dengan aman namun
juga memiliki pasir yang putih dan pantai yan jernih menambah daya tarik
pengunjung Wisata berenang memiliki daya dukung yang relatif besar sebagai
potensi yang perlu dikembangkan di Raja Ampat. Wisata berenang dapat
menampung pengunjung sebanyak lebih dari 85.680 per tahun. Pada tahun yang
sama, daya dukung wisata berenang ini mencapai 21.420 orang. Namun juga ada
aturan yang diberlakukan yaitu pengunjung yang berenang di harapkan berenang
dengan tidak merusak terumbu karang.

e) Berjemur dan refleksi pantai


Lagi – lagi dengan pasir pantai yang putih dan view pantai yang memanjakan mata
pengunjung, sehingga ada pengunjung yang berwisata yang hanya untuk berjemur
dan juga sekedar releksi pantai. kapasitas fisik tertinggi wisata berjemur terdapat di
Pantai Pulau Matan dengan nilai PCC 367 orang/hari dan nilai RCC sebanyak 245
orang/hari dengan 62 orang per trip. Hasil perhitungan PCC dan RCC di Pantai
Waiwo (1000 m2) dan Pantai Banos 1 (1,011 m2) menunjukkan daya dukung yang
hampir sama. Hal ini disebabkan fasilitas pariwisata di Pantai Waiwo lebih baik
dibandingkan pada Pantai Banos 1 dan 2. Aktivitas berjemur di Pantai Waiwo
sebesar 4,5 jam sedangkan di Pantai Banos 1 dan 2 hanya 4 jam. Sebagian besar
rekreasi pantai dilakukan oleh penduduk lokal maupun wisatawan nusantara yang
datang secara perorangan dan kelompok.

f) Memberi makan ikan


Juga ada wisata yang cukup jarang yaitu memberi makan ikan, namun hewan yang
diberi makan adalah jenis ikan karang dan ikan hiu. Adapun lokasi yang telah dikenal
sebagai tempat memberi makan ikan adalah Jetty Waiwo,Jetty Sawinggrai , Jetty
Piaynemo, Jetty Pos Wayag, dan Jetty Arborek. Namun masih dibutuhkan kajian
yang lebih dalam terhadap potensi dampak terhadap ekosistem perairan
dikarenakan ikan-ikan tersebut tidak dapat melakukan fungsi ekologis. Nilai PCC dan
RCC yang tertinggi dijumpai di Jetty Waiwo, Jetty Piaynemo, dan Arborek. Terdapat
lebih dari 10.620 orang dapat melakukan rekreasi ini dalam setahun di 5 lokasi
dengan jumlah 225 orang per harinya. Memberi makan ikan di alam aslinya bukan
merupakan pilihan karena dapat mengganggu siklus biologis dan perilaku ikan. Juga
pemilik wisata ini telah menyediakan makanan sendiri yang dimana makanan itu
adalah makanan alami.

2. Kelompok Wisata Hutan


a) Pendakian
Dalam buku ini, kajian dilaksanakan pada empat lokasi yang sering didatangi
wisatawan yaitu Bukit karst Wayag, Piaynemo, Harfat–Dafunlol, dan Dafalen. Hasil
observasi dan wawancara dengan pemandu pendakian dan instansi terkait
memberikan informasi mengenai waktu pendakian yang berbeda-beda untuk setiap
bukit. Pendakian karst Harfat dan Dafalen terbatas pada satu waktu tertentu
sedangkan pendakian Piaynemo memiliki rentan waktu 8 jam dimulai pukul 09.00
sampai dengan 17.00 dikarenakan telah tersedia fasilitas jalur tangga kayu yang
dibuat pemerintah daerah sehingga wisatawan dapat lebih lama dalam berwisata.
Terdapat perbedaan fisik yang nyata dari ketiga bukit karst Piaynemo, Harfat-
Dafunlol dan Dafalen sehingga pengaturan pendakiansecara spesifik harus dibuat
agar tidak terjadi kepadatan wisatawan pada jalur pendakian maupun Puncak Karst.
Pendakian pada Bukit Karst memerlukan aturan dan perhatian khusus dari PEMDA
menyangkut keselamatan wisatawan mengingat jalur pendakian yang berbahaya
dan sensitivitas ekosistem yang berpotensi merusak vegetasi dan erosi. Oleh karena
itu, diperlukan adanya penyediaan dan pemeliharaan fasilitas pendakian untuk
keamanan pengunjung dan meminimalisasi kerusakan lingkungan antara lain
penyediaan tangga naik dan tempat sampah di lokasi strategis dengan desain yang
ramah lingkungan.

b) Pengamatan burung
Papua memiliki Hutan Tropis yang terbesar selain pulau Kalimantan dan sudah lama
dikenal dengan berbagai jenis tanaman langka dan jenis pohon yang memiliki
keanekaragaman yang tinggi. Potensi flora dari hutan ini memberikan dampak bagi
hidupnya berbagai fauna/satwa yang juga beraneka ragam, salah satunya adalah
Burung Cendrawasih. Hasil kajian menunjukkan bahwa rata-rata dengan luasan
tempat pengamatan sebesar 300 m2 maka maksimum jumlah wisatawan yang
diperbolehkan adalah 24 orang di Saporkren dan 32 orang di Sawinggrai. Daya
dukung pengamatan burung di tiga lokasi tersebut mencapai 60 orang per hari dan
3.600 kunjungan per tahun.

3. Wisata Air Terjun


Wisata jelajah air terjun merupakan wisata alam tirta yang juga menjadi tujuan penelitian
daya dukung pariwisata. Lokasi wisata air terjun yang diteliti adalah air terjun Batanta yang
oleh masyarakat lokal disebut sebagai Air Terjun Waringkabom yang berarti “Air Janda”. Air
terjun Waringkabom terletak di distrik Batanta Utara yang menjadi hak ulayat masyarakat
Kampung Arefi yang menurut informasi berdekatan dengan hutan cagar alam Batanta. Dari
data pada tabel menunjukkan 31 orang per hari dan 1.260 orang setiap tahun. Pengelolaan
wisata air terjun Waringkabom perlu ditingkatkan yaitu dengan menempatkan penjaga
kawasan pada dermaga dihutan mangrove dari masyarakat setempat yang dekat dengan
kawasan destinasi selain menjadikan dermaga sebagai check point untuk memantau perilaku
wisatawan.

4. Wisata Religi, Sejarah, dan Budaya


Ini adalah wisata terakhir yang dibahas pada kajian daya dukung pariwisata kabupaten Raja
Ampat adalah wisata religi, sejarah dan budaya. Obyek wisata ini terdapat pada setiap distrik
khususnya pada empat pulau utama yaitu Waigeo, Salawati, Batanta dan Misool yang
mewakili adat dan istiadat masyarakat setempat. Namun yang menjadi hal untuk di
perhatikan ialah menjaga kebersihan. Juga pada Goa Tengkorak harus lebih di tingkatkan
keaamanan di karenakan tulang belulang yang semakin hari semakin berkurang yang di
ambil oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Daya dukung dalam satu hari mencapai 64
orang, tertinggi pada Gua Puteri termenung yang mencapai 26 orang, dan terendah adalah
Gua Tengkorak yang mencapai hanya 6 orang serta 2.700 kunjungan wisatawan dalam
setahun. Juga tertulis bahwa harus selalu memperhatikan dan melestarikan adat budaya
yang semakin pudar dan hal ini juga bisa meminimalisir masuknya budaya – budaya luar.

Dan dari data yang tertera menunjukan bahwa kegiatan yang banyak di lakukan oleh pengunjung
adalah berenang yang bertempat di Area Dampier dan Misool dengan 21.420 pengunjung
pertahunnya sedangkan terendah pada kegiatan jelajah air terjun yang bertempat di Waringkabom
dan batanta yang hanya 315 pengunjung pertahunnya. Dari buku Daya Dukung Pariwisata Raja
Ampat yang telah saya baca dan riview ini menurut saya sangat baik dalam segi penyampaian
informasi, juga kalimat yang di gunakan mudah di pahami pembaca, dalam segi informasi buku ini
sangat lengkap dimana informasi yang detail baik berupa tulisan, gambar, maupun tabel data yang
sangat penting dalam menambah wawasan bagi pembaca dan dengan buku ini juga saya rasa dapat
menambah minat wisatawan yang ingin berkunjung ke Raja Ampat dengan berbagai informasi
pariwisata yang ada.
TUGAS
“Perencanaan Pengembangan Pariwisata”

Dibuat oleh :
JOHANNES IMANUEL TANASALE
201974033

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2021

Anda mungkin juga menyukai