Anda di halaman 1dari 6

Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

PENGARUH STIMULASI DUA DIMENSI TERHADAP KEKUATAN OTOT


EKSTREMITAS ATAS PASIEN STROKE NON HEMORAGIK

Eka Tuastri Fitriani1*, Made Sukarja2, Luh Mira Puspita1


1
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
2
Politeknik Kesehatan Denpasar
*Email: ekachivor@gmail.com

ABSTRAK
Stroke adalah penyakit darurat neurologis yang terjadi karena gangguan aliran darah otak yang tiba-tiba
mengakibatkan kematian sel-sel saraf otak yang mengakibatkan disfungsi sensorik dan motorik yang
memengaruhi timbulnya kecacatan dan bahkan kematian. Stimulasi dua dimensi harus diberikan kepada pasien
stroke dalam membantu mempercepat peningkatan kekuatan otot ekstremitas atas pada pasien stroke adalah
dengan menggabungkan berbagai latihan gerakan aktif dengan terapi musik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana efek stimulasi dua dimensi terhadap peningkatan kekuatan otot pasien stroke non-
hemoragik ekstremitas atas. Desain penelitian ini adalah desain eksperimen semu dengan desain kelompok
kontrol pretest posttest. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Non
Probability Sampling yaitu purposive sampling. Teknik analisis data uji normalitas Shapiro Wilk karena sampel
kurang dari 50, distribusi normal uji parametrik data uji t berpasangan dan distribusi abnormal uji non-
parametrik uji Mann Whitney. Penelitian ini dilakukan di ruang nagasari dan Rumah Sakit mawar Sanglah
hingga 13 Mei hingga 29 Mei 2015. Hasil intervensi pretest dan posttest serta kelompok kontrol diuji paired T-
test diperoleh Sig. (2 ekor) 0,000 dan 0,004. Perbedaan nilai pretest dan posttest perbedaan dalam kelompok
perlakuan dan kontrol diuji dengan hasil Mann-Whitney Sig. (2 tailed) 0,000 (p≤0,05) yang berarti ada efek
stimulasi dua dimensi terhadap kekuatan otot tungkai atas.

Kata kunci: terapi musik, stroke non hemoragik, latihan rentang gerak, kekuatan otot ekstremitas atas

ABSTRACT
Stroke was a neurological emergency disease that occurs due to disruption of cerebral blood flow suddenly
resulted in the death of brain nerve cells resulted in sensory and motor dysfunction which affected the onset of
disability and even death. Two-dimensional stimulation should be given to stroke patients in helped to accelerate
the increased in upper extremity muscle strength in stroke patients is to combine active range of motion
exercises with music therapy. This study aims to determine how the two-dimensional stimulation effect to
increased muscle strength of upper limb non-hemorrhagic stroke patients. This study design was a quasi
experimental design with pretest posttest control group design. In this study, the sampling technique used is Non
Probability Sampling is purposive sampling. Data analysis technique Shapiro Wilk normality test because the
sample is less than 50, the normal distribution of data parametric test of paired t test and abnormal distribution
a non-parametric test Mann Whitney test. This research was conducted at room nagasari and mawar Sanglah
Hospital until May 13 to May 29, 2015. The results of pretest and posttest intervention and control groups were
tested paired T-test results obtained Sig. (2 tailed) 0,000 and 0,004. Difference in value of pretest and posttest
differences in treatment and control group were tested with the Mann-Whitney result Sig. (2 tailed) 0,000
(p≤0,05) which means there is a two-dimensional stimulation effect on upper limb muscle strength.

Keywords: music therapy, non haemorrhagic stroke, range of motion exercises, upper extremity muscle strength

PENDAHULUAN pertama dan penyebab kematian tertinggi


Stroke non hemoragik merupakan pada usia 55-64 tahun tahun 2011
terhentinya sebagaian atau keseluruhan (Yudiarto,dkk, 2013).
aliran darah ke otak akibat tersumbatnya Pasien stroke dari hasil laporan
pembuluh darah otak (Wiwit, 2010). rekam medis Rumah Sakit Sanglah pada
Stroke merupakan penyebab kematian tahun 2009 sampai 2013 rata-rata pasien
kedua di Eropa dengan 1,1 juta pasien stroke non hemoragik tiap tahunnya
stroke meninggal tiap tahunnya dan berjumlah lebih dari 600 pasien.
penyakit nomor empat penyebab kematian Berdasarkan studi pendahuluan di IRNA D
di amerika serikat tahun 2010 Stroke pada unit pelayanan stroke di ruang
Association, 2013). Stroke di Indonesia Nagasari pada tanggal 2 Januari 2015
merupakan penyakit penyebab kematian

Volume 7, Nomor 2, Agustus 2019 61


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

terdapat 391 pasien stroke pada tahun 2014 kelompok perlakuan dan 10 kelompok
dengan 223 stroke non hemoragik kontrol dengan cara Non Probability
Penyumbatan pembuluh darah di menggunakan teknik purposive sampling.
otak menyebabkan perfusi jaringan otak Instrumen penelitian ini adalah handgrip
tidak adekuat menyebabkan kematian sel dynamometer, musik instrumental berjenis
dan edema di area otak sehingga serabut ethnic bali yaitu musik gus teja, Headset,
motorik pada sistem saraf rusak Stopwatch, dan lembar pengkajian dan
mengakibatkan terjadinya penurunan observasi
kekuatan otot, terjadinya paralisis dan Seluruh responden pada penelitian
kecacatan pada pasien stroke (Frasel, Burd, ini sebelumnya telah dijelaskan mengenai
Liebson, Lipschick, & Petterson, 2008). tujuan, manfaat, dan prosedur dari
Stroke yang tidak ditangani dengan baik penelitian ini. Kemudian responden
dapat menimbulkan terjadinya kecacatan menandatangani lembar persetujuan
bahkan kematian pada pasien stroke. menjadi responden. Selanjutnya dilakukan
Pemulihan dan pengembalian pretest menggunakan alat handgrip
kelenturan sendi pasien stroke memerlukan dynamometer masing-masing kelompok,
rehabilitasi setelah kondisi pasien dianggap kemudian pada kelompok perlakuan
stabil (Waluyo, 2009). Rehabilitasi pasien diberikan latihan stimulasi dua dimensi dan
stroke dapat dilakukan dengan pemberian pada kelompok control diberikan diberikan
latihan rentang gerak aktif assistif dengan intervensi sesuai stándar yang telah
cylindrical grip yang merupakan suatu diberikan oleh pihak rumah sakit yaitu
bentuk latihan fungsional tangan dengan latihan rentang gerak. Setelah tujuh hari
cara menggenggam sebuah benda intervensi dilaksanakan posttest masing-
berbentuk silindris seperti gelas, botol, tisu masing kelompok. Data yang telah
gulung pada telapak tangan dipadukan terkumpul kemudian dilakukan editing,
dengan terapi musik untuk menstimulasi coding, entry data, dan cleaning.
saraf motorik dan sensorik (Kleim & Setelah data terkumpul maka
Jones, 2008 dalam Soloman, 2013). dilakukan analisis. Uji normalitas pada
Kombinasi latihan rentang gerak aktif kedua kelompok yang menunjukkan data
assistif dengan cylindrical grip dan terapi pretest dan posttest terdistribusi normal
musik yang selanjutnya disebut dengan sehingga dilakukan analisis secara
stimulasi dua dimensi. Dimensi tersebut parametrik yaitu paired sampel t-test
merupakan penggabungan karakter yang dengan tingkat kemaknaan 5% untuk
berbeda antara stimulasi motorik pada menganalisis perubahan kekuatan otot
latihan rentang gerak aktif assistif dengan ekstremitas atas pada masing-masing
cylindrical grip dan stimulasi sensorik kelompok. Sedangkan data perbedaan
pada terapi musik. Tujuan penelitian ini selisih didapatkan tidak berdistribusi
adalah untuk mengetahui pengaruh normal sehingga menggunakan uji mann-
stimulasi dua dimensi terhadap kekuatan whitney dengan tingkat kemaknaan 5%.
otot ekstremitas atas pasien stroke non Pada nilai posttest kedua kelompok
hemoragik di RSUP Sanglah Denpasar. dilakukan untuk menganalisis pengaruh
stimulasi dua dimensi terhadap kekuatan
METODE PENELITIAN otot ekstremitas atas
Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif menggunakan rancangan quasi HASIL PENELITIAN
experimental yaitu pretest-posttest with Tabel 1 diketahui 40,0% responden
control group. Populasi dalam penelitian berjenis kelamin laki-laki pada kelompok
ini adalah seluruh pasien stroke non perlakuan; 70,0% responden laki-laki pada
hemoragik yang dirawat di IRNA D RSUP kelompok kontrol; 25,0% responden dalam
Sanglah Denpasar. Jumlah sampel 10 rentang usia 41-60 tahun pada kelompok

Volume 7, Nomor 2, Agustus 2019 62


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

perlakuan;40% responden dalam rentang pertama pada kelompok perlakuan dan


usia 41-60 dan 61-80 pada kelompok kelompok kontrol.
kontrol; 35% responden terserang stroke

Tabel 1.
Karakteristik responden (n=10)
Karakteristik Perlakuan Kontrol
f % f %
Jenis Kelamin
Laki-laki 8 40,0 14 70,0
Perempuan 2 10,0 6 30,0
Umur
21-40 2 10,0 4 20,0
41-60 5 25,0 8 40,0
61-80 3 15,0 8 40,0
Serangan Stroke
Pertama 7 35,0 14 70,0
Berulang 3 15,0 6 30,0

Tabel 2.
Hasil analisis kekuatan otot ekstremitas atas pretest dan posttest kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol (n=10)
Kekuatan Otot Mean Standar Deviasi p
Ekstremitas Atas
Perlakuan
Pretest 14,50 6,754 0,000
Posttest 21,30 7,704
Kontrol
Pretest 12,7 6,865 0,004
Posttest 13,70 7,649
Tabel 2 diketahui nilai rata-rata kekuatan Sedangkan Rata-rata nilai kekuatan otot
otot ekstremitas atas pretest pada ekstremitas atas posttest pada kelompok
kelompok perlakuan adalah 14,50 kg dan perlakuan adalah 21,30 kg dan kelompok
kelompok kontrol adalah 12,7 kg. kontrol adalah 13,70 kg.

Tabel 3.
Perbedaan selisih nilai kekuatan otot ekstremitas atas antara kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol
Indikator Kekuatan Otot Kelompok p
Perlakuan Kontrol
Mean 6,80 1,00 0,000
Std. Deviation 2,098 0,816
Berdasarkan Tabel 3 diketahui data selisih mann-whitney menunjukkan nilai p=0,000
perubahan kekuatan otot ekstremitas atas, yang berati p<0,05 sehingga dapat ditarik
kelompok perlakuan memiliki rata-rata kesimpulan ada pengaruh stimulasi dua
6,80 kg sedangkan pada kelompok kontrol dimensi terhadap kekuatan otot ekstremitas
memiliki perubahan rata-rata 1,00 kg. atas.
Hasil uji statistik dengan menggunakan

Volume 7, Nomor 2, Agustus 2019 63


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

PEMBAHASAN dianggap mempunyai kekuatan untuk


Masalah utama pasien stroke yaitu menyembuhkan (Wigram, Pedersen, &
terjadinya penyumbatan pembuluh darah Bonde, 2004).
otak yang menyebabkan serabut motorik Beberapa penelitian yang
pada sistem saraf rusak sehingga terjadinya mendukung penelitian ini antara lain yang
penurunan kekuatan otot, terjadinya dilakukan oleh Victoria, Kristiyawati dan
paralisis dan kecacatan pada pasien stroke Arif (2014) hasil penelitiannya
(Frasel, Burd, Liebson, Lipschick, & menunjukkan bahwa Latihan Lateral
Petterson, 2008). Seluruh responden pada Prehension Grip berpengaruh dalam
penelitian ini mengalami kelemahan pada meningkatkan luas gerak sendi (LGS) jari
ekstremitas atas. Kekuatan untuk tangan pada pasien stroke di RSUD Dr. H
menggenggam yang sangat rendah Soewondo Kendal. Penelitian serupa
memiliki delapan kali risiko kecacatan dilakukan oleh Sukmaninggrum,
(Sukmaninggrum, Kristiyawati & Kristiyawati dan Solechan (2012) hasil
Solechan, 2012). penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat
Pemulihan dan pengembalian peningkatan kekuatan otot antara sebelum
kelenturan sendi pada pasien stroke dan setelah latihan ROM aktif-asistif:
memerlukan rehabilitasi secepat mungkin spherical grip di RSUD Tugurejo
setelah kondisi pasien dianggap stabil Semarang.
(Waluyo, 2009). Fase akut pasien stroke Penelitian yang dilakukan oleh Kim
berakhir 48 sampai 72 jam, setelah fase et al (2011) penelitian ini mengevaluasi
akut berakhir dan kondisi pasien stroke tentang status psikologis Beck Anxiety
stabil dengan jalan nafas adekuat pasien Inventory (BAI) dan Beck Depression
bisa dilakukan rehabilitasi (Smeltzer & Inventory (BDI) dengan kuisioner dengan
Bare, 2010). Otak akan melakukan proses hasil terjadi penurunan pada BAI dan BDI
neuroplasticity yaitu kemampuan otak sehingga musik pada penelitian ini
melakukan reorganisasi dalam bentuk memiliki efek yang positif pada suasana
adanya interkoneksi baru pada saraf hati pasien. Penelitian ini juga di dukung
(Muttaqin, 2011). oleh Djohan (2006) terapi musik
Rehabilitasi bertahap yang diawali mempunyai tujuan mengekspresikan
dengan mobilisasi pada ekstremitas atas perasaan,membantu rehabilitasi fisik,
dilakukan untuk membantu meningkatkan memberi pengaruh positif terhadap kondisi
kekuatan otot ekstremitas atas pasien suasana hati dan emosi, meningkatkan
stroke yang nantinya dapat membantu memori serta menyediakan kesempatan
pasien stroke dalam melakukan aktivitas untuk berinteraksi dan membangun
secara mandiri seperti makan, minum, kedekatan emosional.
mandi, merawat diri, berpakaian maupun
berlatih menggenggam tongkat untuk SIMPULAN
latihan berjalan (Irfan, 2010). Ada pengaruh latihan stimulasi dua
Latihan stimulasi dua dimensi dimensi terhadap kekuatan otot ekstremitas
dapat menggabungkan karakter stimulasi atas.
motorik dan sensorik yang apabila
keduanya dipadukan akan mendorong
DAFTAR PUSTAKA
sinkronisasi sensorimotorik yang akan
Djohan. (2006). Terapi Musik Teori dan
meningkatkan respon motorik (Kleim &
Aplikasi. Yogyakarta: Galangpress
Jones, 2008 dalam soloman 2013).
Menggabungkan musik ke dalam program Irfan, M. (2010). Fisioterapi Bagi Insan
rehabilitasi dapat memiliki efek neurologis Stroke. Yogyakarta: Graha Ilmu
yang sangat positif dalam mencapai tujuan
program rehabilitasi, karena musik

Volume 7, Nomor 2, Agustus 2019 64


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

Kim et al. (2011). Effect of Music Therapy Wigram, T, Pedersen, I. N., & Bonde, L.
On Mood In Stroke Patients” O. (2004). A comprehensive guide to
penelitian ini mengevaluasi tentang music therapy: Theory, clinical
status psikologis Beck Anxiety practice, research and training.
Inventory (BAI) dan Beck London: Jessica Kingsley Publishers.
Depression Inventory (BDI),
(Online) Wiwit, S. (2010). Stroke dan
http://jmt.oxfordjournals.org/content/ Penanganannya: Memahami,
39/1/20.short, diaskes 29 Mei 2015 Mencegah & Mengobati Stroke.
Yogyakarta: Katahati
Mutataqin, A. (2011). Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Klien dengan Yudiarto dkk. (2013). Indonesia Stroke
Gangguan Sistem Persarafan. Registry. (Online) http:
Jakarta: Salemba Medika //www.neurology.org/content/82/10_
Supplement/S12.003 diakses 10
Smeltzer & Bare. (2010). Textbook of November 2014
Medical – Surgical Nursing. United
State of America: Lippincott
Williams & Wilkins

Soloman Stefanie Driscoll, (2013). The


Effects of Rhythmic Auditory
Stimulation on Gait in Patients
During the Sub-Acute Stage of
Stroke: An Evidence-based Review.
(Online) www . ptrehab . ucsf.edu/.../
Solomon ,%20 Stefanie0 . pdf
diakses 20 November 2014

Stroke Association. (2013). Stroke


Statistik. (Online)
www.stroke.org.uk/sites/.../
Stroke%20statistics.pd. diakses 15
November 2014

Sukmaninggrum, Kristiyawati & Solechan.


(2012). Efektifitas Range of Motion
(ROM) Aktif-Assistif Spherical Grip
Terhadap Peningkatan Kekuatan
Otot Pada Ekstremitas Atas Pasien
Stroke di RSUD Tugurejo Semarang.
(Online) www.e-
jurnal.com/2013/10/efektivitas-
range-of-motion-rom-aktif.html di
akses pada 1 januari 2015

Waluyo, S. (2009). 100 Questions &


Answer Stroke. Jakarta: Elex Media
Komputindo.

Volume 7, Nomor 2, Agustus 2019 65


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

Volume 7, Nomor 2, Agustus 2019 66

Anda mungkin juga menyukai