Anda di halaman 1dari 3

Laporan Observasi Sederhana

“Perilaku Remaja”
Who
What
When
Where
Why
How
1. Who
Siapa yang saya analisis untuk pengamatan atau penganalisisan observasi sederhana
sederhana tentang perilaku remaja ini?
Ia adalah seorang remaja yang berjenis kelamin laki-laki yang kini berusia 18
tahun, namun saya kira saya masih bisa mengamatinya ketika 15 tahun karena ia
sangat dekat dan sering berbaur dengan saya apalagi status kita sebagai adik dan
kakak tinggal serumah namun setelah tidak di rumah kami mondok bersama di salah
satu pondok pesantren yang sama juga.

2. What
Apa alasan saya ya menjadi kannya sebagai objek pengamatan dalam obs observasi
sederhana ini?
Terkadang dalam situasi seperti ini kita seakan tak tahu harus mengobservasi
siapa karena usia 13 sampai 17 tahun itu padahal sebenarnya banyak, namun ada
beberapa yang memang saya kurang tahu dari segi lebih dalamnya nya maka dari itu
saya memutuskan untuk mengobservasi orang yang terdekat dengan saya.

3. When
Kapan ia mengalami perkembangan perilaku psikomotorik, kognitif, social, moralitas
dan keagamaan, afektif, konatif dan kepribadian?
Untuk lebih jelas usia saat ia mengalami perubahan dan perkembangan-
perkembangan di atas saya kurang tahu. Namun, tanda-tanda ia mengalami
perkembangan yang saya rasakan nyata perbedaannya. Dulu, sewaktu masih saat usia
anak-anak ia cenderung sangat banyak gerak dan aktif sekali. Bahkan, sampai terbawa
arus game pada PS 3 oleh teman-temannya. Seiring ke sini memasuki usia remaja
terutama pada saat usia 17 tahun ia mengalami banyak sekali perubahan.
Perkembangan pada usia remajanya saat 17 tahun sedikit menutup diri, banyak
kecanggungan, perilaku afektif yang terlihat semakin dijaga dan berhati-hati
menempatkan dalam bersikap, sedikit menjadi kutu buku dan sangat kritis dalam
berbagai hal, meskipun sedikit ceroboh, emosian, mudah percaya pada orang baru
sehingga kadang sangat risi kalua hanya dimanfaatkan uang jajannya, ia sangat mudah
bergaul dengan teman sebaya yang sefrekuensi dengan dirinya, di kenal masyarakat
sebagai anak yang baik dan berhasil pada masanya. Meskipun agak sedikit
canggungan, namun ketika di organisasi yang ia geluti sangat begitu aktif berperan dan
bertanggung jawab.
4. Where
Dimana perkembangan itu mulai terlihat menonjol?
Terutama pada saat beberapa tahun mondok di salah satu pondok pesantren yang ada
di Garut. Kemungkinan besar dari basic pesantren, dari sanalah mulai mencari-cari jati
diri yang sesungguhnya. Padahal, jauh sebelum mondok ia anak yang lumayan susah
dibilang, selalu melanggar aturan-aturan rumah, naik turun kemalasan belajarnya dan
kurang konsisten.
5. Why
Mengapa perkembangan itu bisa terjadi pada dirinya?
Yang sangat saya harapkan, perubahan perkembangan perubahan tersebut didasari
atas diri pribadinya agar senantias melekat tak lekang oleh waktu meskipun ia nanti
beranjak dewasa.
Saya akui bahwa peran lingkungan, kemampuan serta kemauan diri sendirilah yang
sangat berarti berperan dari segi perubahan-perubahan yang terjadi baik negative
maupun positif. Sebobrok apapun diri kala kita berbaur dangan lingkungan yang baik
dan didasari dengan kemampuan dan kemauan untuk berubah, maka perubahan positif
akan terwujud dengan alami. Begitupun akan berlaku hukum sebaliknya. Mungkin satu-
satunya jalan ialah bimbingan yang baiklah agar kemampuan dan kemauan akan
berjalan sejalan sesuai dengan frekuensi yang ada.
6. How
Bagaimana perkembangan perilaku yang baik pada saat masa remaja agar bisa
bertahan?
Perilaku remaja seringkali tidak bisa dipahami oleh orangtuanya sendiri. Perilaku tersebut
bahkan terkadang dianggap bermasalah. Padahal, perilaku remaja tersebut terkait erat
dengan perkembangan psikologis sehingga pada dasarnya merupakan perkembangan
yang alami dan semua orang akan atau pernah mengalaminya.
Tak lepas dari orang tua dan pengawasan orang terdekatnya dan diusahakan mereka
harus dekat dengan sisi pribadinya, bisa dijadikan tempat berlindung dan curhatan kecil
masalah-masalahnya. Sehingga kecenderungan ambivalensi keinginan menyendiri
maupun bebas bergaul dengan banyak teman lebih terkendali. Kita harus menciptakan
dominasi terhadap dirinya seolah dianggap bukan dominasi namun sebagai kebutuhan
bimbingan dan bantuan.

Anda mungkin juga menyukai