Anda di halaman 1dari 2

NAMA : LA ODE RANDI

STANBUK : I1A119025

JURUSAN : MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

MATKUL : PENGANTAR OSEONOGRAFI

Soal:

1. Bagaimana mekanisme terjadinya arus di laut?

2. Mengapa bila kita berdiri di pantai biasanya kita melihat ombak/gelombang selalu bergulung-
gulung ke pantai?

3. Mengapa terjadi 2 kali pasang dan 2 kali surut dalam sehari semalam (24 jam)?

4. Jelaskan tentang fenomena dua lautan yang tidak bercampurnya massa air dari laut
Mediterania dan laut Atlantik (laut Tengah), apa faktor yang mempengaruhinya?

Jawaban:

1. Secara umum pengertian arus laut adalah gerak air laut, dimana proses terjadinya sangat
dipengaruhi oleh kecepatan angin, tekanan air (densitas), topografi dasar laut, gaya koriolis
dan arus ekman. Arus laut terjadi dimana saja di laut. Pada hakekatnya, energi yang
menggerakkan massa air laut tersebut berasal dari matahari. Adanya perbedaan pemanasan
matahari terhadap permukaan bumi menimbulkan pula perbedaan energi yang diterima
permukaan bumi. Perbedaan ini menimbulkan fenomena arus laut dan angin yang menjadi
mekanisme untuk menyeimbangkan energi di seluruh muka bumi. Kedua fenomena ini juga
saling berkaitan erat satu dengan yang lain. Angin merupakan salah satu gaya utama yang
menyebabkan timbulnya arus laut selain gaya yang timbul akibat dari tidak samanya
pemanasan dan pendinginan air laut.

2. Air laut mempunyai sifat penyesuaian dan pembelokan mengikuti kontur pantai. Melepaskan
energi yang ia terima dan disalurkan ke pantai dengan seberapa besar energi yang ia dapatkan.
Umumnya berasal dari angin dan gravitasi bumi. Faktor yang menyebabkan gelombang laut
selalu searah dengan pantai adalah dorongan arah angin yang tegak lurus dan searah dengan
pantai. Mengakibatkan gelombang laut mengikuti arah tersebut. Gelombang laut yang
terbentuk secara longitudinal pula yang membentuk arah getar yang searah dengan adanya
puncak dan lembang, akibatnya gelombang laut searah dengan bibir pantai. Faktor terakhir
adalah tujuan dari air (gelombang) adalah mendekati mendekati pantai. Secara langsung
melepas energi ke daratan dan bila tak searah dengan pantai, energi tidak akan diserap secara
maksimal.
3. Pasang surut air alut dapat dipengaruhi oleh gravitasi bulan atau gravitasi matahari. Akan
tetapi gravitasi bulan memiliki pengaruh yang lebuh besar dari pada gravitasi matahari karena
jarak bulan lebuh dekat ke bumi. Kondisi air luat pasang terjadi dua kali yaitu saat bulan
purnama dan bulan baru. Pada belahan bumi yang mengalami bulan purnama, jarak air laut
dengan pusat bulan lebih dekat dari pada jarak bumi dengan pusat bulan. Hal yang sama
terjadi pada belahan bumi yang mengalami bulan baru, jarak air laut dengan pusat bulan lebih
jauh daripada jarak pusat bumi dengan pusat bulan. Ini mengakibatkan gaya gravitasi bulan
lebih kuat dari pada bumi untuk menarik air laut. Air laut menjadi sedikit lebih tinggi
terhadap permukaan bumi, inilah yang disebut air laut pasang. Sedangkan air laut yang pasang
terjadi pada belahan bumi yang tidak mengalami bulan purnama maupun bulan baru atau
disebut pasang perbani. Peningkatan ketinggian air laut di bagian yang mengalami bulan
purnama maupun bulan baru tentunya mengambil jatah air dari belahan bumi lainnya. Hal ini
yang menyebabkan belahan bumi lainnya mengalami permukaan yang surut.

4. Para ilmuwan menjelaskan, karena Selat Gibraltar merupakan pertemuan antara dua laut yang
berbeda, yaitu laut Atlantik dan laut tengah, maka ada fenomena yang menarik yang terjadi di
sana. Kedua air laut bertemu namun kedua jenis air tersebut tidak bercampur. Dan garis
batasnya pun dapat terlihat jelas. Fenomena ini disebut halocline.Air laut dari Lautan Atlantik
memasuki Laut Mediterania atau laut Tengah (Mediterania)  melalui Selat Gibraltar.
Keduanya mempunyai karakteristik yang berbeda. Suhu air berbeda. Kadar garam nya
berbeda. Kerapatan air (density) airpun berbeda. Laut Tengah mempunyai suhu 11,5 derajat
C, salinitas > 36,5 per mil, dan kepadatan yang tinggi. Sedangkan Lautan Atlantik memiliki
suhu 10 derajat C, salinitas < 36 per mil, dengan kepadatan lebih rendah dari Laut Tengah.
Waktu kedua air itu bertemu di Selat Gibraltar, karakter air dari masing-masing laut tidak
berubah. Air laut di Laut Tengah memiliki kerapatan dan kadar garam yang lebih tinggi dari
air laut yang ada di Samudera Atlantik. Menurut sifatnya, air akan bergerak dari kerapatan
tinggi ke daerah dengan kerapatan air yang lebih rendah. Sehingga arus di selat Gibraltar
bergerak ke barat, menuju Samudera Atlantik. Sifat lautan ketika bertemu, menurut modern
science, tidak bisa bercampur satu sama lain. Hal ini telah dijelaskan oleh para ahli kelautan.
Dikarenakan adanya perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah kedua air dari
lautan tidak becampur satu sama lain, seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka.

Anda mungkin juga menyukai