A. PENGKAJIAN ANAMNESA
FORMAT ASUHAN KEPERWATAN
Tanggal pengkajian/Jam : 9/11/2021/13.00 Ruang/RS : Melati/ RSUD M
Yunus
1. BIODATA
a. Biodata Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 68 Tahun
Alamat : Simpan Tiga Kecamatan Kaur Tengah
Pendidikan : SMA
Tanggal Masuk RS : 8 November 2021
DiagnosaMedis : Dispepsia + Dypneu
No. Rekam Medis : 842552
3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat kesehatan sekarangPasien mengeluh nyeri pada ulu hati
seperti terbakar dan mengeluh sesak napas
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit yang sama
sebelumnya dan belum pernah dirawat dirumah sakit
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga lain yang menderita penyakit
yang sama seperti pasien saat ini.
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Laboratorium
b. Radiologi
Tanggal 8/11/2021
Rontgen Thorak
Hasil : - Hiperinflasi paru
- Hiperlusensi
- Diafragma datar
7. PROGRAM TERAPI
Tanggal : 9 November 2021
DAFTAR MASALAH
DO :
- Terdapat
penggunaan otot
bantu pernapasan
- Terlihat sesak
napas
- Frekuensi napas
26x/mnt
- Saturasi Oksigen
97%
- Pola napas tidak
teratur
DO :
- Pasien tampak
meringis
- Gelisah
- Sulit tidur
- Pola napas
berubah
- P : Inflamsi
- Q : Nyeri seperti
terbakar
- R : di bagian ulu
hati
- S : Skala Nyeri 5
(Nyeri Sedang)
- T : Hilang timbul,
durasi ± 8 menit
DO : (tidak tersedia)
No Tanggal/Ja Diagnosa Tujuan/SLKI Intervensi/SIKI TTD
m Keperawatan/SDKI Perawat
1. 09/11/2021 Pola Napas Tidak Efektif b.d Setelah dilakukan tindakan
SIKI : Pemantauan
13.00 wib Sindrom Hipoventilasi keperawatan selama 3x24 jam Respirasi
diharapkan pola napas membaik Observasi
SLKI : Pola Napas 1. Monitor frekuensi, irama,
Level : kedalaman dan upaya
1. Meningkat napas
2. Monitor pola napas
2. Cukup Meningkat
3. Monitor kemampuan
3. Sedang batuk efektif
4. Cukup Menurun 4. Monitor adanya produksi
sputum
5. Menurun
5. Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
Kriteria Hasil: 6. Auskultasi bunyi napas
1. Dispnea menurun (5) 7. Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
2. Penggunaan otot bantu napas
1. Atur interval pemantauan
(5)
respirasi sesuai kondisi
pasien
Kriteria Hasil :
1. Frekuensi napas membaik (5)
2. Kedalaman napas membaik
(5)
3. Ventilasi semenit membaik (5)
2. 09/11/2021 Nyeri Akut b.d Pencedera Setelah dilakukan tindakan SIKI : Manajemen Nyeri
13.00 wib Fisiologis keperawatan selama 3x24 jam Observasi
diharapkan tingkat nyeri menurun 1. Identifikasi lokasi,
SLKI : Tingkat Nyeri karakteristik, durasi,
Level : frekuensi, kualitas,
1. Meningkat intensitas nyeri
2. Cukup Meningkat 2. Identifikasi skal nyeri
3. Sedang 3. Identifikasi skala nyeri
4. Cukup Menurun 4. Identifikasi respons nyeri
5. Menurun non verbal
5. Identifikasi faktor yang
Kriteria Hasil : memperberat dan
1. Keluhan nyeri menurun (5) memperingan nyeri
2. Ekspresi wajah meringis 6. Identifikasi pengaruh nyeri
menurun (5) pada kualitas hidup
3. Gelisah menurun (5)
4. Keluhan susah tidur menurun Terapeutik
(5) 1. Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
(kompres hangat)
2. Fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik non
farmakologis
Kolaborasi
1. Kolabirasi pemberian
analgetik
3. 09/11/2021 Gangguan Pola Tidur b.d Setelah dilakukan tindakan SIKI : Dukungan Tidur
13.00 wib Kurang Kontrol Tidur keperawatan selama 3x24 jam Observasi
diharapkan pola tidur membaik 1. Identifikasi pola aktivitas
SLKI : Pola Tidur dan tidur
Level : 2. Identifikasi faktor
1. Meningkat penganggu tidur
2. Cukup Meningkat Terapeutik
3. Sedang 1. Lakukan prosedur untuk
4. Cukup Menurun meningkatkan
5. Menurun kenyamanan (pengaturan
posisi semi fowler)
Kriteria Hasil : 2. Modifikasi lingkungan
1. Keluhan sulit tidur menurun (tempat tidur disetting
(5) membuat pasien nyaman)
2. Keluhan sering terjaga
menurun (5) SIKI : Terapi Relaksasi
3. Keluhan tidak puas tidur 1. Identifikasi kesediaan,
menurun (5) kemampuan, dan
4. Keluhan pola tidur berubah penggunaan tehnik
menurun (5) sebelumnya
5. Keluhan istirahat yang tidak 2. Periksa ketegangan otot,
cukup menurun (5) frekuensi nadi, tekanan
darah, suhu sebelum dan
sesudah tindakan
Terapeutik
1. Ciptakan lingkungan
tenang, posisi nyaman
2. Berikan informasi
persiapan dan prosedur
tehnik relaksasi
3. Gunakan pakaian longgar
4. Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang
5. Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI (S-O-A-P) PARAF
KEPERAWATAN
1 Pola nafas tidak efektik (Selasa, 09 November 2021) S : - Pasien mengatakan sesak nafas
b.d sindrom hipoventilasi (07.40) - Memonitoring frekuensi O : - Pasien terlihat sesak nafas
irama kedalaman dan upaya nafas - Terdapat otot bantu nafas
(07.45) – Memonitoring pola nafas - Frekuensi nafas : 25 x/m
(07.49) – Memonitoring kemampuan - Pola nafas tidak teratur
batuk efektif - Tidak ada produksi sputum
(08.00) – Memonitoring adanya sputum - Ekspansi paru simetris
(08.05) – Mengauskultasi bunyi nafas - Pasien mampu batuk
(08.10) – Mengecek kesimetrisan - Bunyi nafas pesikuler
ekspansi paru - SpO2 : 97%
(09.10) – Memonitor saturasi O2 - Mukosa hidung lembab
(09.20) – Memonitoring tanda-tanda - Pasien terpasang O2 dengan masker
vital dan hipoventilasi non rebreathing 8 L/menit
(09.30) – Memonitoring integritas A : Pola nafas
mukosa hidung P : Intervensi di lanjutkan
(09.35) – Memberikan O2 dengan
masker non rebreathing dengan
kecepatan 8 liter/menit
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI (S-O-A-P) PARAF
KEPERAWATAN
2 Nyeri akut b.d agen (Selasa, 09 November 2021) S : - Pasien mengeluh nyeri pada ulu
pencedera fisiologis (07.48) – Mengkaji nyeri PQRST hati
(07.55) – Mengenditifikasi respons non - Pasien mengatakan tidak bisa
verbal beraktivitas seperti biasa karena nyeri
(08.10) – Mengidentifikasi keadaan O : - Pengkajian nyeri
yang memperberat dan memperingan P : Inflamasi
(08.15) – Mengidentifikasi pengaruh Q : nyeri seperti terbakar
nyeri pada kualitas hidup R : di bagian ulu hati
(10.00) – Memberikan kompres hangat S : skala nyeri 5
untuk meredahkan nyeri T : frekuensi nyeri kadang hilang
(10.10) – Mengatur posisi semi fouler timbul, durasi ± 8 menit
(10.15) – Menjelaskan penyebab - Wajah tampak meringis
periode, dan pemicu - TD : 150/70 mmHg RR : 25 x m
N : 92 x/m S : 36, 7C
A : Nyeri akut
P : Intervensi di lanjutan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI (S-O-A-P) PARAF
KEPERAWATAN
3 (Selasa, 09 November 2021) S : - Pasien mengeluh sulit untuk tidur
Gangguan pola tidur b.d (10.00) – Mengidentifikasi pola aktivitas di karenakan sesak napas, dan nyeri di
kurang kontrol tidur (10.20) – Mengenditifikasi faktor ulu hati
pengganggu tidur - Pasien mengatakan serin terbangun
(10.30) – Memberi posisi semi fouler saat tidur, dan merasa tidak puas
(08.15) – Memberikan teknis nafas setealah bangun
dalam untuk mengurangi gangguan O : - Keadan umum pasien : lemah
tidur - Frekuensi tidur siang ± 2 jam
(11.00) – Memberikan konvres hangat Frekuensi tidur malam ± 3 jam
untuk meredahkan nyeri - TD : 150/70 ; N : 92x/m
(11.20) – Mengajukan teknik relaksasi P : 25 x/m ; S : 36, 7C
nafas dalam - Pasien dapat melakukan nafas
(12.00) – Memonitor tanda-tanda vital dalam
A : Gangguan pola tidur
P : Intervensi di lanjutan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI (S-O-A-P) PARAF
KEPERAWATAN
1 Pola nafas tidak efektik (Rabu, 10 November 2021) S : - Pasien mengatakan sesak nafas
b.d sindrom hipoventilasi (07.40) - Memonitoring pernafasn berkurang
(07.45) – Memonitor adanya sputum O : - Pasien terlihat sesak nafas
(07.49) – Ngecek bunyi napas pasien - Terdapat otot bantu nafas
(08.00) – Palfasi kesimetrisan ekspansi - Frekuensi nafas : 24 x/m
paru - Pola nafas tidak teratur
(08.05) – Monitor saturasi O2 - Tidak ada produksi sputum
(09.20) – Memonitoring tanda-tanda - Ekspansi paru simetris
vital dan hipoventilasi - Pasien mampu batuk
(09.30) – Memonitoring integritas - Bunyi nafas pesikuler
mukosa hidung - SpO2 : 98%
(09.35) – Memberikan O2 dengan - Mukosa hidung lembab
masker non rebreathing dengan - Pasien terpasang O2 dengan masker
kecepatan 8 liter/menit non rebreathing 8 L/menit
A : Pola nafas
P : Intervensi dilanjutkan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI (S-O-A-P) PARAF
KEPERAWATAN
2 Nyeri akut b.d agen (Rabu 10 November 2021) S : - Pasien mengeluh nyeri pada ulu
pencedera fisiologis (07.48) – Mengkaji nyeri PQRST hati berkurang setela dilakukan kompres
(07.55) – Mengenditifikasi respons non - Pasien mengatakan nyeri
verbal bertambah saat beraktivitas dan tidur
(08.10) – Mengidentifikasi keadaan terlentang
yang memperberat dan memperingan O : - Pengkajian nyeri
(10.00) – Memberikan kompres hangat P : Inflamasi
untuk meredahkan nyeri Q : nyeri seperti terbakar
(10.10) – Mengatur posisi semi fouler R : di bagian ulu hati
S : skala nyeri 4
T : frekuensi nyeri kadang hilang
timbul, durasi ± 8 menit
- Wajah tampak meringis
- TD : 140/80 mmHg RR : 24 x m
N : 89 x/m S : 36, 7C
A : Nyeri akut
P : Intervensi di lanjutan
DIAGNOSA
NO TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI (S-O-A-P) PARAF
KEPERAWATAN
3 Gangguan pola tidur b.d (Rabu 10 November 2021) S : - Pasien mengeluh masih sulit untuk
kurang kontrol tidur (10.00) – Mengidentifikasi pola aktivitas tidurtetapi sudah mendingan dari hari
(10.20) – Mengenditifikasi faktor kemarin
pengganggu tidur - Pasien mengatakan terkadang
(10.30) – Memberi posisi semi fouler sering terbangun saat tidur, dan merasa
(08.15) – Memberikan teknis nafas tidak puas setealah bangun
dalam untuk mengurangi gangguan O : - pasien diposisi semi fowler
tidur - TD : 140/70 ; N : 89x/m
(12.00) – Memonitor tanda-tanda vital P : 24 x/m ; S : 36, 7C
- Pasien dapat melakukan relaksasi
nafas dalam
A : Gangguan pola tidur
P : Intervensi di lanjutan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI (S-O-A-P) PARAF
KEPERAWATAN
1 Pola nafas tidak efektik (Kamis 11 November 2021) S : - Pasien mengatakan sesak nafas
b.d sindrom hipoventilasi (07.40) - Memonitoring status pernafas berkurang
(08.00) – Memonitoring adanya sputum O : - Pasien terlihat lebih baik
(08.05) – Mengauskultasi bunyi nafas - Tidak terdapat otot bantu nafas
(08.10) – Mengecek kesimetrisan - Frekuensi nafas : 22 x/m
ekspansi paru - Pola nafas teratur
(09.10) – Memonitor saturasi O2 - Tidak ada produksi sputum
(09.20) – Memonitoring tanda-tanda - Ekspansi paru simetris
vital dan hipoventilasi - Bunyi nafas pesikuler
(09.30) – Memonitoring integritas - SpO2 : 98%
mukosa hidung - Mukosa hidung lembab
(09.35) – Memberikan O2 dengan nasal - Pasien terpasang O2 dengan nasal
kanul dengan kecepatan 4 liter/menit kanul 4 L/menit
A : pola nafas
P : Intervensi di hentikan pasien pulang
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI (S-O-A-P) PARAF
KEPERAWATAN
2 Nyeri akut b.d agen (Kamis, 11 November 2021) S : - Pasien mengatakan nyeri
pencedera fisiologis (07.48) – Mengkaji nyeri PQRST berkurang
(07.55) – Mengenditifikasi respons nyeri
(08.10) – Mengidentifikasi keadaan O : - Pengkajian nyeri
yang memperberat dan memperingan P : Inflamasi
(10.00) – Memberikan kompres hangat Q : nyeri seperti terbakar
untuk meredahkan nyeri R : di bagian ulu hati
(10.10) – Mengatur posisi semi fouler S : skala nyeri3
(10.15) – Mengontrol TTV T : frekuensi nyeri kadang hilang
timbul, durasi ± 5 menit
- Wajah tampak meringis saat nyeri
- TD : 120/90 mmHg RR : 22x m
N : 72x/m S : 36, 6C
A : Nyeri akut
P : Intervensi di hentikan pasien pulang
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
pulang