Anda di halaman 1dari 9

Laporan Pendahuluan

Hiperglikemia

A. Definisi
Hiperglikemia berasal dari bahasa yunani diantaranya, hyper yang artinya lebih, glyc
artinya manis dan emia yang berarti darah, jadi hiperglikemia merupakan keadaan
dimana jumlah glukosa dalam darah melebihi batas normal (> 200 mg/dl atau 11,1
mmol/L) (Reference ranges for blood tests). Peningkatan glukosa dalam darah terjadi
ketika pankreas memiliki sedikit insulin atau ketika sel tidak dapat menerima respon
insulin untuk menangkap glukosa dalam darah (American Assisiation Diabetes,
2000). Hiperglikemia berbeda dengan diabetes melitus, hiperglikemia merupakan
tanda dari diabetes melitus. Seseorang yang memiliki hiperglikemia belum tentu
memiliki penyakit diabetes melitus. Namun ketika hiperglikemia semakin kronis, hal
ini bisa memicu timbulnya diabetes dan ketoasidosis (AIDS Info, 2005).

B. Etiologi
1. Predisposisi
a. Disfungsi kelenjar thyroid, adrenal dan pituitary glands
b. Kerusakan sel Beta Pengangkatan pankreas
c. Penyakit intrakranial, ensefalitis, perdarahan otak, meningitis dan tumor otak
(khususnya yang berlokasi didekat pituitary glands)
d. Pankreas memproduksi insulin dalam jumlah yang sedikit (tidak cukup)
e. Pankreas memproduksi insulin dalam batas normal, namun sel tubuh tidak
dapat merespon rangsangan dari insulin untuk mengambil glukosa dalam
darah
2. Presipitasi
a. Usia
b. Overweight
c. Hereditas/anggota keluarga yang memiliki riwayat hiperglikemia
d. Faktor imunologi respon auto imun, dimana antibodi terarah pada jaringan
normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap
sebagai jaringan asing (John, Ratery et al,. 2009).

C. Klasifikasi
1. Hiperglikemia sedang
Peningkatan kadar gula dalam darah pada fase awal dimana gula darah dalam
level >126 mg/dl untuk gula darah puasa.
2. Hiperglikemia berat
Peningkatan kadar gula dalam darah pada level 200mg/dl untuk gula darah puasa
setelah terjadi selama beberapa periodik tanpa adanya hypoglikemic medication.
Pada hiperglikemia kronis sudah harus dilakukan tindakan dengan segera, karena
dapat meningkatkan resiko komplikasi pada kerusakan ginjal, kerusakan
neurologi, jantung, retina, ekstremitas dan diabetic neuropathy merupakan hasil
dari hiperglikemi jangka panjang (Frier, BM et al,. 2004).

D. Manifestasi Klinik
1. Hiperglikemia sedang
Pada hiperglikemia akut belum terlihat tanda dan gejala yang bermakna, namun
seseorang yang memiliki hiperglikemia akut biasanya mengalami osmotik
dieresis. Keadaan ini biasanya terjadi karena kontrol gula darah yang rendah.
2. Hiperglikemia berat
Pada hiperglikemia kronis, biasanya seseorang sudah memiliki tanda gejala yang
bermakna diantaranya:
a. Polyphagia (Peningkatan frekuensi makan karena sering lapar) Polydipsia
(Peningkatan frekuensi minum karena sering haus) Polyuria (Peigkatan
urinary)
b. Blurred vision (penglihatan kabur)
c. Fatigue (sleepiness) (Kelelahan)
d. Weight loss (Kehilangan berat badan tanpa alasan)
e. Poor wound healing (Proses penyembuhan luka lama) Dry mouth (Mulut
kering)
f. Dry or itchy skin (Kulit kering atau gatal)
g. Tingling in feet or heels (Kesemutan pada ekstremitas)
h. Erectile dysfunction (Disfungsi ereksi)
i. Recurrent infections, external ear infections (swimmer's ear) (Rentan terjhadap
infeksi)
j. Cardiac arrhythmia (Peningkatan irama jantung) Stupor (Kejang)
k. Coma (Koma)
l. Seizures (Pingsan) (Jauch Chara K, et al,. 2007).

E. Patofisiologi
F. Pemeriksaan Penunjang
1. KGD
2. Bikarbonat serum
3. Ph
4. BUN
5. Hb/ Ht

G. Komplikasi
Hiperglikemia akan menjadi masalah yang serius jika tidak ditangani dengan tepat.
Ketoasidosis merupakan salah satu komplikasi dari hiperglikemia jangka panjang
dimana tanda gejalanya antara lain: nafas pendek, nafas bau buah, mual muntah dan
mulut kering. Selain ketoasidosis, hiperglikemia juga dapat meningkatkan komplikasi
pada gagal jantung dan ginjal. Jika hiperglikemia terjadi lama hal ini dapat
menyebabkan penurunan aliran darah terutama pada kaki dan terjadi kerusakan saraf,
sehingga kaki mudah mendapat luka dan sulit sembuh (Gangren).

H. Penatalaksanaan Medis
1. Olahraga (namun jika gula darah diatas 240 mg/dl dan ketika diperiksa terdapat
keton dalam urin maka olahraga harus dihentikan)
2. Diet rendah gula Terapi insulin
3. Hypoglicemic medication

I. Masalah Keperawatan

No. Data Etiologi Masalah


Keperawatan
1. DS: Defisiensi Insulin Nutrisi kurang dari
- Pasien mengatakan mual dan kebutuhan kulit
muntah Gluconeogenesis
- Pasien mengatakan nyeri
abdomen Lemak
- Pasien mengatakan rasa penuh
secara tiba-tiba Ketogenesis
DO:
- Nafas bau aseton Ketonemia
- Pucat
- Hb rendah Mual muntah
- Penurunan nafsu makan anoreksia
- Diare
- Bising usus berlebihan
- Konjungtiva anemis
2. DS: Defisiensi insulin Kekurangan volume
- Pasien mengatakan sering haus cairan
- Pasien mengatakan sering Hiperglikemia
buang air kecil
DO: Glikosuria
- Keton dalam urin meningkat
- BUN nitrogen dalam urin Osmotik diuresis
- Penurunan turgor kulit
- Membran mukosa kering Dehidrasi
- TD turun, nadi naik
- Perubahan status mental Polidipsia
- Suhu tubuh meningkat lemah
Poliuria

J. Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas)


1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Penurunan nafsu
makan
a. Faktor biologi
b. Faktor ekonomi
c. Ketidakmampuan mencerna makanan
d. Ketidakmampuan menyediakan nutrisi adekuat
e. Faktor psikologis
f. Faktor kepercayaan
2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan volume cairan secara aktif
A. Intervensi Keperawatan
No DX Kep Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
1. 1. Ketidakseimbanga NOC NIC
n Nutrisi (00002) Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nutrisi
keperawatan selama 3 x Aktivitas:
24 jam 1. Kaji kebiasaan makan Mengetahui penyebab,
ketidakseimbangan nutrisi dan kebutuhan makan frekuensi mual
dapat teratasi dengan 2. Mengajarkan pasien untuk Mecegah terjadinya
kriteria hasil: makan sedikit namun mual dan muntah pada
Indikator: sering pasien
1. Intake nutrisi adekuat 3. Berkolaborasi dengan ahli Mengetahui keadaan
2. Intake makanan gizi untuk menentukan dan kebutuhan nutrisi
adekuat jumlah kalori dan jenis pasien
3. intake cairan dalam gizi yang dibutuhkan
batas normal untuk memenuhi
4. Energi cukup kebutuhan gizi
4. Ajarkan pasien dan Mengetahui program
5. Indeks masa tubuh
keluarga membuat jadwal diet pasien
dalam batas normal
makanan
5. Monitor GDS GDS
meningkat/menurun
dapat memperburuk
keadaan pasien
6. Berikan lingkungan yang Lingkungan yang
nyaman dan bersih nyaman dan bersih
meningkatkan selera
makan dan menurunkan
mual muntah
7. Monitor turgor kulit Mengetahui status
distribusi nutrisi ke kulit
8. Monitor pucat, kemerahan Pucat, kekeringan pada
dan kekeringan pada konjungtiva
konjungtiva mengindikasikan kurang
nutrisi dan O2
9. Informasikan kepada Kepatuhann terhadap
pasien dan keluarga diet mencegah
tentang pentingnya komplokasi
mematuhi diet yang telah
diprogramkan
10. Kolaborasi dengan dokter Menurunkan mual dan
pemberian anti emetik muntah
2 Kekurangan Volume NOC NIC:
Cairan (00028) Setelah dilakukan asuhan Manajemen Cairan
keperawatan selama 3 x Aktivitas:
24 jam kekurangan 1. Mempertahankan keakuratan Keluaran dan masukan
volume cairan diatasi catatan intake dan output cairan harus seimbang
dengan kriteria hasil: 2. Memonitor status hidrasi Mengetahui keparahan
1. Tekanan darah dalam (kelembapan membran hidrasi pasien
batas normal mukosa, nadi, tekanan darah
2. Keseimbangan intake ortostatik), jika diperlukan
dan output selama 24 3. Memonitor vital sign Mencegah resiko syok
jam pada pasien
3. Turgor kulit baik 4. Memonitor hasil labor yang Mengetahui jumlah BUN
4. Membran mukosa sesuai dengan retensi cairan dan elektrolit yang
lembab keluar bersama urin
5. Hamatokrit dalam 5. Memonitor masukanMengetahui apakah
batas normal makanan/cairan dan output keluaran dan masukan
seimbang atau belum
6. Berikan cairan oral Meningkatkan asupan
cairan
7. Berkolaborasi untuk Meningkatkan status
pemberian cairan IV hidrasi cairan

K. Evaluasi
REFERENSI

Abbas, kittabchi et al,. 2006. Hyperglycemic Crises in Diabetes Mellitus: Diabetic

Ketoasidosis and Hyperglycemic Hyperosmolar State. (online)

http://www.temple.edu/imreports/Reading/Hyperglycemic%20crises.pdf. Diakses

pada tanggal 26 Maret 2012.

Ahmad, ikhsanudin. 2002. Kegawatan Diabetik. (online) http://www.usu.ac.id.

slide_kegawatan_diabetik.pdf. Diakses pada tanggal 26 Maret 2012.

AIDS Info. 2005. Side effect of anti-HIV Medications – Hiperglikemia. (online)

http://www.aidsinfo.nih.gov/ContentFiles/Hyperglycemia_FS_en.pdf. Diakses pada

tanggal 27 Maret 2012.

American Diabetes Association. 2004a. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus.

[Online]. Available from:URL: http://care.diabetesjournals.org/content/27/suppl_1/s5.full.

American Diabetes Association. 2004b. Hyperglycemia (High Blood Glucosa). (online)


http://www.medicinenet.com/hyperglycemia/page3.htm. Diakses pada tanggal 26 Maret
2012.

American Diabetes Association. 2004c. Hyperglycemia (Sign and Symptoms). (online)


http://www.medicinenet.com/hyperglycemia/page2.htm. Diakses pada tanggal 27 Maret
2012.

Anonymous. 2002. Diabetes Treatment and Care Blood Glucose - Control Hyperglycemia.
(online) http://www.diabetes.org.living with diabetes treatment and care blood glucose
control hyperglycemia.html. Diakses pada tanggal 28 Maret 2012

Arifin, augusta et all,. 2000. Krisis Hiperglikemia Pada Diabetes melitus. (online)
http://pustaka.unpad.ac.id.krisis_hiperglikemia_pada_diabetes_melitus.pdf. Diakses pada
tanggal 26 Maret 2012.

FKP Unair. 2012.Manual Prosedur Tatalaksana Hipoglikemia dan Hiperglikemia. (online)


http://ners.unair.ac.id/materikuliah/MP-HPOHIPERGLIKEMIA.pdf. Diakses pada tanggal 30
Maret 2012.
Hussain A, Vincent M. 2010. Diabetes Mellitus, type 1. (online)
http://emedicine.medscape.com/article/117739-overview. Diakses pada tanggal 28 Maret
2012.

Irfan. 2011. Hipoglikemia dan Hiperglikemia/Kenali gejala Hipoglikemia dan Hiperglikemia.


(online) http://obatuntukdiabetes.com/hipoglikemia-dan-hiperglikemia-kenali-gejala-
hipoglikemia-dan-hiperglikemia.html. Diakses pada tanggal 27 Maret 2012.

Medical, news. 2012a. What Is Hyperglycemia?. (online) http://www.news-


medical.net/health/What-is-Hyperglycemia.aspx. Diakses pada tanggal 27 Maret 2012.

Medical, news. 2012b. Hyperglycemia effect. (online) http://www.news-


medical.net/health/Hyperglycemia-Effects.aspx. Diakses pada tangaal 29 Maret 2012.

Medical, news. 2012c. Hyperglycemia Symptoms. (online) http://www.news-


medical.net/health/Hyperglycemia-Symptoms.aspx. Diakses pada tanggal 28 Maret 2012.

Nanda Nursing Intervention. 2003. Hyperglycemic Hyperosmolar Nonketotic Symptoms and


Pathofisiology. (online) http://nanda-nursinginterventions. /hyperglycemic-hyperosmolar-
nonketotic.html. Diakses pada tanggal 26 Maret 2012.

Qirtin. 2001. Asuhan Keperawatan Hiperglikemia. (online) http://www.qirtin.com/asuhan-


keperawatan-hiperglikemia. Diakses pada tanggal 30 Maret 2012.

WHO. 2006. Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and Intermediate Hyperglycemia.
(online)http://www.idf.org/webdata/docs/WHO_IDF_definition_diagnosis_of_diabete s.pdf

Anda mungkin juga menyukai