Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN PENDEKATAN


LINGKUNGAN HIDUP DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA DI SD

Dosen Pengampu:
Sinta Satria Dewi Pendit S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 2

1. ANISA MUSLIMAH A40118450


2. FIRMANSYA A. NDALA A40120225
3. RAFIKA NUR SAFITRI A40120230
4. MUFIDA N. SALII A40120235
5. KHAIRUN NISA A40120241
6. AFIFAH APRILIANTI SAHABA A40120246
7. SITI RAHMA A40120251
8. FERONICA INDAH SARI TOPUKO A40120257
9. FADLUN NIRMAN TANGKE A40120263

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkatNya
kami dapat menyelesaikan makalah “Pendekatan Keterampilan Proses dan Pendekatan
Lingkungan dalam Penerapan Pembelajaran IPA di SD“
Kami berterima kasih kepada Ibu Sinta Satria Dewi Pendit S.Pd., M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Pembelajaran Sains SD yang telah memberikan bimbingan dan kepada
semua pihak yang telah memberikan motivasi kepada kami untuk dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari teman-teman sangat dibutuhkan demi penyempurnaan
makalah laporan ini.

Palu, 17 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 3
A. Latar Belakang.................................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
C. Tujuan............................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................. 5
A. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses.................................................................... 5
B. Komponen Pendekatan Keterampilan Proses ................................................................... 5
C. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Keterampilan Proses ....................................... 8
D. Langkah-langkah Melaksanakan Keterampilan Proses .................................................... 9
E. Pengertian Pendekatan Lingkungan ............................................................................... 10
F. Manfaat Pendekatan Lingkungan ................................................................................... 10
G. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Lingkungan ................................................... 11
H. Langkah-langkah Menerapkan Pendekatan Lingkungan................................................ 11
BAB III PENUTUP .................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 12
B. Saran.... .............................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari mengenai alam
dan segala isinya. Salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar adalah Pendidikan IPA.
Pendidikan IPA pada tingkat dasar akan memberikan kontribusi yang sangat berarti
bagi keseluruhan proses pendidikan anak dan perkembangan individu selanjutnya. IPA
memberikan pengetahuan tentang lingkungan alam, mengembangkan keterampilan,
wawasan, sebagai sarana yang penting untuk penguasaan IPTEK dan penanaman nilai-
nilai serta sikap dalam menghargai alam dalam hubungannya dengan kehidupan
manusia, sehingga memiliki kesadaran teknologi dalam kaitannya dengan pemanfaatan
bagi kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pada pembelajaran IPA, guru hendaknya
mengajar dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Pelaksanaan proses belajar mengajar IPA di kelas, guru diharapkan selalu
melakukan perbaikan dan inovasi, khususunya pada penggunaan dan penerapan
berbagai pendekatan, strategi dan metode maupun model pembelajaran.
Menurut Faizal Djabidi (2016:71) Pendekatan merupakan kegiatan atau cara yang
dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan agar sesuai dengan tujuan dan
niat. Dalam proses pembelajaran di kelas pendekatan merupakan kegiatan yang
berjalan sesuai dengan kaidah dan norma yang dilakuka oleh tenaga pendidik menuju
pembelajaran yang berkualitas, kompeten dan profesional. Menurut Djamaroh dalam
Djabidi (2016:71) pendekatan pembelajaran merupakan unsur penting yang harus
dikuasai pengajar sebelum mempersiapkan perencanaan pembelajaran.
Dalam pembelajaran IPA ada berbagai pendekatan belajar-mengajar yang dapat
digunakan seperti pendekatan inkuiri, pendekatan lingkungan, pendekatan STM,
pendekatan pendekatan faktual, pendekatan konseptual, pendekatan pemecahan
masalah, pendekatan nilai dan pendekatan keterampilan proses. Setiap pokok
pembahasan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan pendekatan
tertentu.
Memilih pendekatan pembelajaran yang tepat dapat dilakukan oleh guru dengan
berdasarkan prinsip bahwa pembelajaran dalam IPA harus dilakukan dimana siswa
mengalami dan merasakan proses belajar secara langsung. Kegiatan belajar melalui
proses mengalami secara langsung untuk memperoleh hasil belajar tersebut salah
3
satunya dapat dilakukan melalui siswa dengan lingkungannya ataupun sumber
belajarnya secara langsung melalui berbagai kegiatan ilmiah.
Melalui proses belajar tersebut diharapkan siswa dapat memperoleh hasil belajar
tidak hanya pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek psikomotor dan afekrif. Salah
satu pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan penanaman konsep (aspek
afektif) sekaligus melatih dan mengembangkan kemampuan aspek psikomotor dan
afektif adalah pendekatan keterampilan proses dan pendekatan lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendekatan keterampilan proses?
2. Bagaimana komponen pendekatan keterampilan proses?
3. Bagaimana keunggulan dan kelemahan pendekatan keterampilan proses?
4. Bagaimana langkah-langkah melaksanakan keterampilan proses?
5. Apa pengertian pendekatan lingkungan?
6. Bagaimana manfaat pendekatan lingkungan?
7. Bagaimana keunggulan dan kelemahan pendekatan lingkungan?
8. Bagaimana langkah-langkah menerapkan pendekatan lingkungan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan keterampilan proses.


2. Untuk mengetahui komponen pendekatan keterampilan proses.
3. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan pendekatan keterampilan proses.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah melaksanakan keterampilan proses.
5. Untuk mengetahui pengertian pendekatan lingkungan.
6. Untuk mengetahui manfaat pendekatan lingkungan.
7. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan pendekatan lingkungan.
8. Untuk mengetahui langkah-langkah menerapkan pendekatan lingkungan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses


Pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA adalah pendekatan
pembelajaran yang memandang bahwa IPA terbentuk dan berkembang melalui suatu
proses ilmiah yang juga harus dikembangkan pada siswa sebagai pengalaman yang
bermakna yang dapat digunakan sebagai bekal dalam perkembangan hidup selanjutnya
(Memes, 2000).
Subagyo, dkk. (2009) menjelaskan bahwa pendekatan keterampilan proses
memungkinkan siswa menumbuhkan sikap ilmiah untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan dasar yang telah dimiliki sebelumnya. Melalui proses
pembelajaran yang dilakukan siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya.
Pembelajaran IPA tidak dapat dilakukan hanya dengan penanaman konsep secara
teoritis. Pembelajaran melalui aktifitas ilmiah, siswa melakukan proses-proses ilmiah
lebih diutamakan sehingga siswa dapat memiliki keterampilan sekaligus dapat
memahami dan menemukan sendiri isi dan tujuan dari konsep yang dipelajari. Proses
ilmiah merupakan interaksi semua komponen atau unsur pembelajaran yang saling
berhubungan untuk mencapai tujuan. Proses ilmiah dilakukan melalui langkah-langkah
ilmiah dimana salah satu indikasinya adalah keberhasilan siswa untuk menghadapi
persoalan dalam kehidupan sehari-hari (Wardani, dkk. 2009).
Dari pemaparan beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa pendekatan
keterampilan proses adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses
belajar yang bermakna dan melibatkan siswa secara aktif dan kreatif yang bertujuan
memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap.

B. Komponen Pendekatan Keterampilan Proses


Bentuk dan Pelaksanaan Pendekatan Keterampilan Proses Funk
(dalam Trianto, 2008:73) membagi keterampilan proses menjadi dua tingkatan, yaitu
Keterampilan Proses Tingkat Dasar (Basic Science Process Skill) dan Keterampilan
Proses Terpadu (Integrated Science Process Skill).

1. Keterampilan Proses Tingkat Dasar (Basic Science Process Skill)


a. Pengamatan

5
Pengamatan merupakan salah satu keterampilan proses dasar. Keterampilan
pengamatan menggunakan lima indera yaitu penglihatan, pembau, peraba,
pengecap dan pendengar. Apabila siswa mendapatkan kemampuan melakukan
pengamatan dengan menggunakan beberapa indera, maka kesadaran dan kepekaan
mereka terhadap segala hal disekitarnya akan berkembang, pengamatan yang
dilakukan hanya menggunakan indera disebut pengamatan kualitatif, sedangkan
pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur disebut pengamatan
kuantitatif. Melatih keterampilan pengamatan termasuk melatih siswa
mengidentifikasi indera mana yang tepat digunakan untuk melakukan pengamatan
suatu objek.
b. Pengukuran
Dalam pengertian yang luas, kemampuan mengukur sangat diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari. Pengukuran adalah penemuan ukuran dari suatu
obyek. Dasar dari kemampuan ini adalah perbandingan. Contoh : Siswa mengukur
panjang garis tengah lingkaran.
c. Menyimpulkan atau inferensi
Inferensi adalah sebuah pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta hasil
pengamatan. Hasil inferensi dikemukakan sebagai pendapat seseorang terhadap
sesuatu yang diamatinya. Pola pembelajaran untuk melatih keterampilan proses
inferensi, sebaiknya menggunakan teori belajar konstruktivisme, sehingga siswa
belajar merumuskan sendiri inferensinya.
d. Klasifikasi
Klasifikasi merupakan keterampilan proses untuk memilih berbagai obyek
peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya. Kemampuan mengklasifikasi
merupakan kemampuan mengelompokkan atau menggolongkan sesuatu yang
berupa benda, fakta, informasi, dan gagasan. Pengelompokan ini didasarkan pada
karakteristik atau ciri-ciri yang sama dalam tujuan tertentu, baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
e. Komunikasi
Komunikasi didalam keterampilan proses berarti menyampaikan pendapat
hasil keterampilan proses lainnya baik secara lisan maupun tulisan. Dalam tulisan
bisa berbentuk rangkuman, grafik, tabel, gambar, poster dan sebagainya.
Keterampilan berkomunikasi ini sebaiknya selalu dicoba di kelas, agar siswa
terbiasa mengemukakan pendapat dan berani tampil di depan umum
6
f. Prediksi atau ramalan
Prediksi adalah ramalan tentang kejadian yang dapat diamati diwaktu yang
akan datang. Prediksi didasarkan pada observasi yang cermat dan inferensi
tentang hubungan antara beberapa kejadian yang telah diobservasi. Perbedaan
inferensi dan prediksi yaitu : Inferensi harus didukung oleh fakta hasil observasi,
sedangkan prediksi dilakukan dengan meramalkan apa yang akan terjadi
kemudian berdasarkan data pada saat pengamatan dilakukan.

Menurut Rezba (1999), keenam keterampilan proses dasar di atas


terintegrasi secara bersama-sama ketika ilmuan merancang dan melakukan
penelitian, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Semua komponen keterampilan
proses dasar penting baik secara parsial maupun ketika terintegrasi secara
bersama-sama. Keterampilan proses dasar merupakan fondasi bagi terbentuknya
landasan berpikir logis. Oleh karena itu, sangat penting dimiliki dan dilatihkan
bagi siswa sebelum melanjutkan ke keterampilan proses yang lebih rumit dan
kompleks.
Keterampilan proses sains dapat meletakkan dasar logika untuk
meningkatkan kemampuan berpikir siswa bahkan pada siswa di kelas awal tingkat
sekolah dasar. Di kelas awal, siswa lebih banyak menggunakan keterampilan
proses sains yang mudah seperti pengamatan dan komunikasi, namun seiring
perkembangannya mereka dapat menggunakan keterampilan proses sains yang
kompleks seperti inferensi dan prediksi (Rezba, 1999).

2. Keterampilan Proses Terpadu (Integrated Science Process Skill)


a. Menentukan variabel
Keterampilan menentukan variabel yaitu mengenal ciri khas dari faktor
yang ikut menentukan perubahan.
b. Interpretasi data
Keterampilan interpretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data,
analisis data, dan mendeskripsikan data. Mendeskripsikan data artinya menyajikan
data dalam bentuk yang mudah difahami misalnya bentuk tabel, grafik dengan
angka-angka yang sudah dirata-ratakan. Data yang sudah dianalisis baru
diiterpretasikan menjadi suatu kesimpulan atau dalam bentuk pernyataan. Data
yang diinterpretasikan harus data yang membentuk pola atau beberapa
7
kecenderungan.
c. Hipotesis
Hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang
merupakan pekerjaan tentang pengaruh yang akan terjadi dari variabel manipulasi
terdapat variabel respon. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan bukan
pertanyaan, pertanyaan biasanya digunakan dalam merumuskan masalah yang
akan diteliti. Hipotesis dapat dirumuskan secara induktif dan secara deduktif.
Perumusan secara induktif berdasarkan data pengamatan, secara deduktif
berdasarkan teori. Hipotesis dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara
dari rumusan masalah.
d. Definisi variabel secara operasional, dan eksperimen.
Mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan
bagaimana suatu variabel itu diukur. Definisi operasional variabel adalah definisi
yang menguraikan bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi ini harus
menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan apa yang akan
dicatat dari suatu eksperimen. Keterampilan ini merupakan komponen
keterampilan proses yang paling sulit dilatihkan karena itu harus sering di ulang-
ulang.
Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan
untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu
hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan
jenis respon yang diharapkan dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga
penentuan kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat. Untuk keberhasilan
ini maka setiap eksperimen harus dirancang dulu kemudian di uji coba.
Melatihkan merencanakan eksperimen tidak harus selalu dalam bentuk penelitian
yang rumit, tetapi cukup dilatihkan dengan menguji hipotesis-hipotesis yang
berhubungan dengan konsep-konsep didalam GBPP, kecuali untuk melatih khusus
siswa-siswa dalam kelompok tertentu. Contohnya Kelompok Ilmiah Remaja.

C. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Keterampilan Proses


• Keunggulan pendekatan keterampilan proses di dalam proses pembelajaran, antara
lain adalah :
1) Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat mempermudah
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran,
8
2) Siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari,
3) Melatih siswa untuk berpikir lebih kritis,
4) Melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran,
5) Mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru,
6) Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah.

• Kelemahan pendekatan keterampilan proses, dikemukakan oleh Sagala (2003:75),


sebagai berikut:
1) Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat menyesuaikan bahan
pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum,
2) Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua sekolah
dapat menyediakannya,
3) Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang suatu percobaan untuk
memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan yang sulit, tidak setiap siswa
mampu melaksanakannya.

D. Langkah-langkah Melaksanakan Keterampilan Proses


1. Pendahuluan atau pemanasan
a) Pengulasan atau pengumpulan bahan yang pernah dialami peserta didik yang
ada hubungannya dengan bahan yang akan diajarkan.
b) Kegiatan menggugah dan mengarahkan peserta didik dengan mengajukan
pertanyaan, pendapat dan saran, menunjukkan gambar atau benda lain yang
berhubungan dengan materi yang akan diajarkan
2. Pelaksanaan proses belajar mengajar atau bagian inti
a) Menjelaskan bahan pelajaran yang diikuti peragaan, demonsrasi, gambar,
model bagan yang sesuai dengan keperluan.
b) Merumuskan hasil pengamatan dengan merinci, mengelompokkan atau
mengklasifikasikan materi pembelajaran yang diserap dari kegiatan
pengamatan terhadap bahan pelajaran.
c) Menafsirkan hasil pengelompokkan itu dengan menunjukkan sifat, hal, dan
peristiwa yang terkandung pada tiap-tiap kelompok.
d) Meramalkan sebab akibat kejadian prihal atau peristiwa lain yang mungkin
terjadi di waktu lain atau mendapat suatu perluasan yang berbeda.
e) Menerapkan pengetahuan, keterampilan, sikap yang ditentukan atau diperoleh
9
dari kegiatan sebelumnya pada keadaan atau peristiwa yang baru atau berbeda.
f) Merencanakan penelitian, dengan percobaan sehubungan masalah yang belum
terselesaikan.
g) Mengkomunikasikan hasil kegiatan pada orang lain dengan diskusi, ceramah,
mengarang dan lain-lain.

E. Pengertian Pendekatan Lingkungan


Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha
untuk meningkatkan keterlibatan siswa melalui pendayagunaan lingkungan sebagai
sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik,
jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari
berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungan (Khusnin, 2008).
Menurut Yulianto (2002) pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan
dalam suatu proses belajar mengajar dimana lingkungan digunakan sebagai sumber
belajar. Suniarsih (2006) menambahkan bahwa berlangsungnya proses pembelajaran
tidak terlepas dengan lingkungan sekitar.
Menurut pemaparan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan
lingkungan adalah pendekatan yang langsung berkaitan dengan lingkungan sekitar
yang bertujuan agar siswa lebih tertarik dalam proses pembelajaran sehingga siswa
mudah menangkap segala pengetahuan yang diberikan.

F. Manfaat Pendekatan Lingkungan


Untuk memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sering
digunakan pendekatan lingkungan. Sehingga dapat dikatakan lingkungan yang ada di
sekitar merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk
pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.
Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Lingkungan
merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang
sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Penggunaaan lingkungan
memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna sebab anak dihadapkan
pada kondisi yang sebenarnya. Pelajaran biologi dengan menggunakan bahan-bahan
alami lebih menguntungkan bagi siswa dan pengalaman bersahabat dengan alam akan
lebih cenderung menyiapkan perasaan positif bagi siswa terhadap keajaiban alam.

10
G. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Lingkungan
• Kelebihan mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar, yaitu:
1) Lebih menarik dan tidak membosankan,
2) Hakikat belajar akan lebih bermakna,
3) Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga
kebenarannya lebih akurat,
4) Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif,
5) Sumber belajar menjadi lebih kaya,
6) Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di
lingkungannya.

• Kekurangan mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar, yaitu :


1) Volume dan kekuatan suara harus lebih besar, agar dapat ditangkap oleh
audiens,
2) Guru/dosen harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk memusatkan perhatian
audiens,
3) Model pembelajaran harus dibuat menarik,
4) Sangat tergantung cuaca,
5) Konsentrasi audiens kurang.

H. Langkah-langkah Menerapkan Pendekatan Lingkungan

Langkah-langkah pendekatan lingkungan menurut (Aptisoma, 2009:2),sebagai berikut:

1. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
ketrampilan barunya.

2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik.

3. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

4. Menghadirkan model sebagai contoh belajar.

5. Melakukan refleksi diakhir pertemuan.

6. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan melakukan berbagai cara.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pembelajaran IPA ada berbagai pendekatan belajar-mengajar yang dapat
digunakan seperti pendekatan inkuiri, pendekatan lingkungan, pendekatan STM,
pendekatan pendekatan faktual, pendekatan konseptual, pendekatan pemecahan
masalah, pendekatan nilai dan pendekatan keterampilan proses. Setiap pokok
pembahasan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan pendekatan
tertentu. Pendekatan dalam kegiatan belajar-mengajar pada hakikatnya suatu usaha
sebagai guru untuk mengembangkan keaktifan pembelajaran. Tepatnya pendekatan
pembelajaran yang digunakan bereperan penting dalam menentukan berhasil tidaknya
proses belajar yang diinginkan.

B. Saran
Sebagai calon seorang guru yang nantinya akan mengajar dalam kelas, kita harus
memiliki wawasan yang luas, tentang bagaimana cara mengajar yang menarik bagi
siswa dan tidak membosankan. Setelah pemaparan makalah ini, disarankan agar kita
para calon guru dapat menggunakan pedekatan mengajar yang sesuai dengan situasi
dan keadaan kelas, sehingga proses belajar-mengajar dapat berjalan dengan optimal.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Harlinda Sofyan, 2015. Diunduh pada tanggal 18 Maret 2018 pukul 17.35
https://media.neliti.com/media/publications/120845-ID-none.pdf
2. Ramlah, Achmad Ramadhan, dan Bustamin, 201 . Diunduh pada tanggal 18 Maret
2018 pukul 18.00 https://media.neliti.com/media/publications/113854-ID-
meningkatkan- hasil-belajar-ipa-dengan-me.pdf
3. Arrofa Acesta, 201 . Diunduh pada tanggal 18 Maret 2018 pukul 17.32
https://media.neliti.com/media/publications/96764-ID-penerapan pendekatan-
keterampilan-proses.pdf
4. Riyadus Solihin, 2014. Diunduh pada tanggal 20 Maret 2018 pukul 20.10
http://riyadsangpetualang.blogspot.co.id/2014/01/pendekatan- pembelajaran-ipa-
di-sd_4418.html
5. Sinta Dewi, 2014. Diunduh pada tanggal 20 Maret 2018 pukul 20.45
https://sintadewi250892.wordpress.com/2014/04/07/pendekatan-inkuiri-
keterampilan-proses-dan-lingkungan-dalam-pembelajaran-ipa-di-sd/
6. Ira Irianti. Diunduh pada tanggal 20 Maret 2018 pukul 22.07
http://irairianti565.blogspot.co.id/2014/05/modul-2-pendekatan-dalam-
pembelajaran.html
7. Safnowandi, 2012. Diunduh pada tanggal 23 Maret pukul 21.00
https://safnowandi.wordpress.com/2012/11/15/pembelajaran-
keterampilan-proses/
8. Kamrianti ramlih , 2011. Diunduh pada tanggal 23 Maret pukul 21.10
https://kamriantiramli.wordpress.com/2011/03/21/keterampilan-proses- sains/
9. Djabidi, Faizal.Manajemen Pengelolaan Kelas.2016. Malang : Madani

13

Anda mungkin juga menyukai