“DIABETES MELITUS”
Resume ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dosen Pembimbing : Sudiarto, MN
Disusun Oleh :
Tekad Fatehata (P1337420119003)
2A1
Penurunan Penurunan
Konsumsi Penurunan
makanan kualitas dan
manis berlebih kuantitas insulin Gaya Hidup
HIPERGLIKEMIA
Cadangan Neuropati perifer
lemak dan
protein turun
Resiko ULKUS
ketidakstabilan
BB turun
kadar glukosa darah Kerusakan integritas kulit
Pembedahan ( Debridement )
Pengeluaran
Nyeri akut histamin & Adanya perlukaan pada kaki
prosglandin
Luka insisi tidak terawat
Gangguan mobilitas
fisik
Peningkatan leukosit
Resiko infeksi
G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Smelzer dan Bare (2008), adapun pemeriksaan penunjang untuk
penderita diabetes melitus antara lain :
a. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi : melihat pada daerah kaki bagaimana produksi keringatnya
(menurun atau tidak), kemudian bulu pada jempol kaki berkurang (-).
2) Palpasi : akral teraba dingin, kulit pecah - -pecah , pucat, kering yang
tidak normal, pada ulkus terbentuk kalus yang tebal atau bisa jugaterapa
lembek.
3) Pemeriksaan pada neuropatik sangat penting untuk mencegah terjadinya
ulkus
b. Pemeriksaan Vaskuler
1) Pemeriksaan Radiologi yang meliputi : gas subkutan, adanya benda asing,
osteomelietus.
2) Pemeriksaan Laboratorium
a) Pemeriksaan darah yang meliputi : GDS (Gula Darah Sewaktu),
GDP (Gula Darah Puasa),
b) Pemeriksaan urine , dimana urine diperiksa ada atau tidaknya
kandungan glukosa pada urine tersebut. Biasanya pemeriksaan
dilakukan menggunakan cara Benedict (reduksi). Setelah
pemeriksaan selesai hasil dapat dilihat dari perubahan warna yang
ada : hijau (+), kuning (++), merah (+++), dan merah bata (++++).
c) Pemeriksaan kultur pus
Bertujuan untuk mengetahui jenis kuman yang terdapat pada luka
dan untuk observasi dilakukan rencana tindakan selanjutnya.
d) Pemeriksaan Jantung meliputi EKG sebelum dilakukan tindakan
pembedahan
H. Penatalaksanaan Medis
Untuk penatalaksanaan pada penderita ulkus DM khususnya penderita setelah
menjalani tindakan operasi debridement yaitu termasuk tindakan perawatan dalam jangka
panjang.
a Medis
Menurut Sugondo (2009 )penatalaksaan secara medis sebagai berikut :
1) Obat hiperglikemik Oral
2) Insulin
a) Ada penurunan BB dengan drastis
b) Hiperglikemi berat
c) Munculnya ketoadosis diabetikum
d) Gangguan pada organ ginjal atau hati.
3) Pembedahan
Pada penderita ulkus DM dapat juga dilakukan pembedahan yang
bertujuan untuk mencegah penyebaran ulkus ke jaringan yang masih sehat,
tindakannya antara lain :
a) Debridement : pengangkatan jaringan mati pada luka ulkus
diabetikum.
b) Neucrotomi
c) Amputasi
b Keperawatan
Menurut Sugondo (2009), dalam penatalaksaan medis secara keperawatan yaitu:
a) Diit
Diit harus diperhatikan guna mengontrol peningkatan glukosa.
b) Latihan
Latihan pada penderita dapat dilakukan seperti olahraga kecil, jalan –
jalan sore, senam diabetik untuk mencegah adanya ulkus.
c) Pemantauan
Penderita ulkus mampu mengontrol kadar gula darahnya secara mandiri
dan optimal.
d) Terapi insulin
Terapi insulin dapat diberikan setiap hari sebanyak 2 kali sesudah makan
dan pada malamhari.
e) Penyuluhan kesehatan
Penyuluhan kesehatan dilakukan bertujuan sebagai edukasi bagi penderita
ulkus dm supaya penderita mampu mengetahui tanda gejala komplikasi
pada dirinya dan mampu menghindarinya.
f) Nutrisi
Nutrisi disini berperan penting untuk penyembuhan luka debridement,
karena asupan nutrisi yang cukup mampu mengontrol energy yang
dikeluarkan.
g) Stress Mekanik
Untuk meminimalkan BB pada ulkus. Modifikasinya adalah seperti
bedrest, dimana semua pasin beraktifitas di tempat tidur jika diperlukan.
Dan setiap hari tumit kaki harus selalu dilakukan pemeriksaan dan
perawatan (medikasi) untuk mengetahui perkembangan luka dan
mencegah infeksi luka setelah dilakukan operasi debridement tersebut.
(Smelzer & Bare, 2005)
h) Tindakan pembedahan
Fase pembedahan menurut Wagner ada dua klasifikasi antara lain :
Derajat 0 : perawatan local secara khusus tidak dilakukan atau tidak ada.
Derajad I – IV : dilakukan bedah minor serta pengelolaan medis, dan
dilakukan perawatan dalam jangka panjang sampai dengan luka
terkontrol dengan baik. (Smelzer & Bare, 2005)
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. E.T.A.D
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Timo
Umur : 35 Tahun
TTL : 21 April 1984
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Naikoten
Pekerjaan : Pegawai Negeri Swasta
Diagnosa medik : Gastroentritis Akut
Nomor Rekam Medik : 516365.
2. Riwayat kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan masuk Rumah Sakit sejak tanggal 16 Juli 2019 karena perut
terasa sakit, ada rasa mual – mual, nyeri ulu hati.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan punya riwayat penyakit asma dan gastroenteritis akut.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarga sering mengalami Gastroenteritis akut
5. Pemeriksaan Fisik
a. Airways (Jalan Napas)
Saat diauskultasi tidak ada sumbatan, jalan napas paten/bebas
b. Breathing (Pernapasan)
Didapat spontan tidak ada sesak napas (normal), bunyi napas vesikuler
c. Circulation
Nadi 85 kali per menit, irama teratur, denyut lemah, tekanan darah 100/80
milimeterHg, ekstremitas hangat, warna kulit pucat, nyeri dada tidak ada,
Capilarry Revil Time kurang dari 3 detik, oedema tidak ada. Fluid (cairan
dan elektrolit) turgor kulit baik, kurang dari 3 detik, mukosa mulut kering,
kebutuhan nutrisi oral minum 500-1.000 cc, eliminasi Buang Air Kecil
tujuh sampai delapan kali per hari, jumlah sedikit, warna kuning jernih.
Buang Air Besar 5-10 kali per hari, konsistensi cair
d. Disability
Tingkat kesadaran Compos Mentis, pupil isokor, reaksi terhadap cahaya
kiri dan kanan positif, Glasgow Coma Scal. Eyes 4, Motorik 6, Verbal 5,
jumlah 15.
6. Teraphy tindakan
Oral 200 – 250 cc, parenteral 1500 cc. Banyaknya minuman dalam sehari 500 –
1.000 cc. Perubahan Selama sakit pasien hanya bisa Buang Air Besar di tempat
(dalam popok) dan di bantu keluarga dengan konsistensi lembek, frekuensi lima
sampai sepuluh kali per hari.
7. Data laboratorium dan diagnostik
Natrium 132-147, kalium 3,5-4,5, klorida 96-111, kalsium 1.120-1.320,
hemoglobin 12,0-16,0, jumlah eritrosit 4,20-5,40, jumlah leukositl 4,0.
8. Penatalaksanaan atau pengobatan: Natrium Cloride 0,9%. Lansoprazole 30 mg,
Oralit 100 mililiter, Loperamide 4 miligram.
2. Probelm List
No Tanggal/Jam Data fokus Masalah Tanggal/Jam TTD
Teatasi
1. 16 Juni 2019 DS : keluarga Defisit volume cairan 16 Juni 2019 TTD
mengatakan pasien sering berhubungan dengan
08.00 TTD
berkemih tapi minum air kehilangan cairan
sedikit, mual muntah aktif
kurang lebih empat
sampai kali, Buang Air
Besar cair kurang
lebih 5-10 kali, badan
lemah, pusing, perut
terasa sakit.
DO : pasien tampak
lemah, membran mukosa
kering, turgor kulit tidak
elastik.
3. Rencana Keperawatan
No Tanggal/Jam DP Tujuan Intervensi TTD
1. 16 Juni 2019 Defisit Setelah dilakukan 1. Fluid TTD
volume cairan asuhan keperawatan 1 management
08.00
berhubungan x 24 jam, diharapkan (timbang
dengan volume cairan tubuh popok/pembalu) jika
kehilangan normal dengan kriteria diperlukanpertahanka
cairan aktif hasil : n catatan intake dan
1. Mempertahanka output yang akurat
n urine output 2. Monitor status
2. sesuai dengan hidrasi kelembaban
usia dan berat membran mukosa,
bersih urine normal nadi adekuat, tekanan
3. Normal tekanan darah ortostatik jika
darah, nadi, suhu diperlukan
tubuh dalam batas 3. Monitor vital
normal sign
4. Tidak ada 4. Monitor masukan
tanda-tanda makanan /cairan dan
dehidrasi, hitung intake kalori
(elastisitas turgor harian
kulit baik, 5. Kolaborasikan
membran mukosa pemberian cairan
lembab, intravena
5. Tidak ada rasa 6. Monitor status
haus yang nutrisi
berlebihan 7. Monitor status
cairan termasuk
intake dan ourput
cairan.
4. Progress Note
Tanggal/Ja DP Tindakan Respon TTD
m
16 Juli 2019 Defisit volume Mencatat Buang Air Kecil TTD
cairan berhubungan intake dan output yang delapan kali, Buang
08.00
dengan kehilangan akurat Air Besar sepuluh
cairan aktif kali
Memonitor status hidrasi Membran mukosa
kelembaban membran kering dan pucat), nadi
mukosa, jika adekuat,tekanan darah
Diperlukan ortostatik
08.05 Memonitor vital sign Tekanan darah 110/80 TTD
milimeterHg, nadi
Sembilan puluh kali
per menit, Suhu
36,50C, Pernapasan 18
kali per menit
Memonitor masukan Didapat Oral Minum
makanan/cairan. 500-1.000 cc
5. Catatan Perkembangan
Tanggal/Ja DP Catatan perkembangan TTD
m
16 Mei 2019 Defisit volume cairan S : Pasien mengatakan tidak ada rasa TTD
berhubungan dengan mual muntah, Buang Air Besar normal
kehilangan cairan aktif dengan konsistensi padat.
O : Turgor kulit elastis,
mukosa bibir lembab, tidak ada tanda-
tanda dehidrasi
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan