Anda di halaman 1dari 8

REFLKSI KASUS

Tinea Kruris

Disusun Oleh :
Julian Matius Sahala Silitonga-42200487

Dosen Pembimbing :
dr.Dwi Retno Adi Winarni, Sp.KK(K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
PERIODE 1 NOVEMBER - 27 NOVEMBER 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2021
BAB I
STATUS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. LZ
No. Rekam Medis : 01-20-XXXX
Usia : 36 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Minomartani, Condong-catur
Agama : Islam
Tanggal Periksa : 02 November 2021

B. Anamnesis
1. Keluhan Utama
Gatal pada daerah selangkangan disertai bercak
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merasakan rasa gatal yang dikeluhkan kurang lebih 2 minggu yang lalu. Keluh
an gatal hilang timbul serta menggaruknya dan terdapat bercak putih pada selangkang
an.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada
4. Riwayat Oprasi
Tidak ada
5. Riwayat Alergi
Riwayat alergi tidak ada.
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada yang mengalami keluhan serupa.
Tidak ada riwayat penyakit kulit di keluarga.
DM (-)
Hipertensi (-)
7. Riwayat pengobatan
Menggunakan bedak tabur yang di beli di Apotek dalam 2 hari terakhir, dan rasa gatal
berkurang
8. Gaya Hidup
a. Tempat Tinggal : Tempat tinggal pasien cukup bersih dan ventilasi udara
baik.
b. Aktivitas : Pasien bekerja sebagai PNS pada sebuah dinas
c. Kebersihan diri : Sehari-hari pasien mandi 2 kali sehari, mengganti
handuk rutin, dan untuk pakaian dalam sekedar di jemur saja dan dicuci
beberapa hari kemudian.
d. Diet : Pola makan baik 3 kali sehari dengan porsi cukup
e. Aktivitas seksual : Pasien aktif melakukan hubungan seksual dengan istri
C. Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Compos Mentis (E4M5V6)
 Gizi : Baik
 Tekanan darah : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Denyut Nadi : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Nafas : Tidak dilakukan pemeriksaan
 E4V5M6 Status Lokalis
 Kepala : Tidak terdapat lesi
 Wajah : Tidak terdapat lesi
 Leher : Tidak terdapat lesi
 Thorax : Tidak terdapat lesi
 Abdomen : Tidak terdapat lesi
 Ekstremitas : Tidak terdapat lesi
 Genital : Tidak terdapat lesi
 Inguinal : Terdapat lesi sesuai Deskripsi UKK

2. Status Lokalis
Pada daerah ingunal, terdapat lesi makula-patch hiperpigmentasi. Disertai Skuama
putih, dengan lesi erosi, berbentuk anumular, berbatas tegas, dengan tepi lesi yang m
asih aktif, dan distribusi lokal.

D. Diagnosis Banding
Tinea Kruris
Pitriasis Versikolor
Kandidiasis Kutis

E. Pemeriksaan Penunjang
Mikroskop : KOH 10-20% = Hifa panjang bersekat dan bercabang

F. Diagnosis Kerja
Tinea Kruris
G. Tatalaksana

Antihistamin
R/Tab Cetrizine 10 mg No VII
S 1 dd tab 1

Antifungal topikal
R/ Mukonazole 2% Cr 60 ml Tube.I
S 2 dd ue

H. Edukasi
 Jaga kebersihan tubuh terutama daerah yang terdapat lesi
 Jangan bergantian handuk atau pakaian dengan orang lain.
 Ganti pakaian dalam setiap hari.
 Oleskan obat pagi dan sore setelah mandi, konsumsi obat oral 1 x sehari
 Jangan digaruk apabila rasa gatal timbul

I. Prognosis
• Quo ad vitam : Bonam
• Quo ad sanctionam : Bonam
• Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam
BAB II
REFLEKSI
A. Perasaan Personal
i. Perasaan Menyenangkan
Kasus mengenai Tinea Kruris ini menarik perhatian saya. Tinea Kruris me
njadi salah satu penyakit kulit biasa ditemui di klinik ataupun di tempat pelayanan
kesehatan lainnya. Saya bersyukur bisa mendapatkan kasus ini dimana hal ini men
ambah pengetahuan saya lebih lanjut mengenai tinea kruris dan mampu
mendiagnosis.
ii. Perasaan Tidak Menyenangkan
Dalam stase kulit dan kelamin ini, saya sangat menyayangkan dengan
kondisi pasien yang jarang mencuci pakaian dalam. Perlunya kesadaran diri
tentang kebersihan diri pasien.
B. Deskripsi Kasus
Seorang laki-laki berusia 36 tahun datang ke poliklinik untuk berobat mengenai keluh
an gatal pada daerah selangkangan. Selama kurang lebih 2 minggu pasien mengeluhkan g
atal yang hilang timbul dan menggaruknya. Pasien juga mengatakan bahwa di selangkang
a terdapat beberapa bercak berwarna putih. Tidak terdapat keluhan seperti BAK ataupun c
airan yang keluar dari lubang penis.
Pada pemeriksaan status lokalis dari lesi, didapatkan lesi makula-patch
hiperpigmentasi, berbatas tegas, dengan lesi erosi, berbentuk anumular, berskuama denga
n tepi lesi yang masih aktif.

Untuk pemeriksaan penunjang tidak dilakukan. Tatalaksana kasus dilakukan pemb


erian farmakoterapi topikal antifungal dan diberikan obat tablet untuk mengurangi keluha
n gatal pasien. Diberikan edukasi kepada pasien untuk menjaga kebersihan tubuh terutam
a daerah yang mempunyai lesi, tidak bertukar handuk atau pakaian dengan orang lain dan
ganti pakaian dalam setiap hari. Pasien disarankan untuk kontrol 1 minggu lagi untuk men
ilai kembali lesi, oleskan salep pagi dan sore, serta jangan digaruk.
C. Analisis
Pasien cukup terbuka dengan kondisinya pada saat penggalian riwayat. Pasien dengan
penyakit tinea pedis akan sangat terganggu dengan penyakitnya terutama karena keluhan
seperti gatal. Pasien harus diberitahu mengenai faktor-faktor risiko terjadinya infeksi jam
ur seperti iklim panas, lembab, higiene sanitasi termasuk riwayat penyakit yang dapat me
mpermudah dari infeksi jamur sendiri. Untuk itu penyampaian edukasi dengan kemampua
n komunikasi yang baik perlu dilakukan agar pasien bisa paham dan dapat memperbaiki p
ola hidupnya.

D. Evaluasi
Melalui kasus ini saya belajar untuk meningkatkan pemahaman mengenai cara berko
munikasi dengan pasien, mulai dari anamnesis yang lengkap dan terarah, melakukan pem
eriksaan fisik, mendeskripsikan UKK, penegakan diagnosis, menentukan pilihan terapi, d
an memberikan edukasi yang tepat. Saya menyadari bahwa anamnesis yang lengkap dan t
erarah sangat membantu dalam menentukan diagnosis, terapi, dan edukasi pasien.

E. Kesimpulan
Tinea kruris merupakan infeksi dermatofita pada lipatan paha, daerah perineum, dan s
ekitar anus. Lesi kulit dapat terbatas pada daerah genitokrural saja, atau meluas ke daerah
sekitar anus, daerah gluteus dan perut bagian bawah, atau bagian tubuh yang lain. Diagno
sis tinea kruris dapat ditegakkan melalui anamnesis riwayat penyakit dan pemeriksaan fisi
k status lokalis lesi serta didukung dengan pemeriksaan penunjang. Pengobatan dan eduka
si perlu diberikan untuk mencegah perluasan lesi dan mempercepat penyembuhan lesi itu
sendiri.
Daftar Pustaka
Irma ,B.S., Sjarif ,M. 2016. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed ke-7. Jakarta: Fakultas Ked
okteran Universitas Indonesia, Hal;111.
Sinta ,P, Suci ,P. Lita ,S. 2018. Intisari Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Jakarta : UB pres
s, Hal; 172-173
PERDOSKI. 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter . Jakarta:PP PERDOSKI. Hal: 51

Anda mungkin juga menyukai