Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 6 CANTIGI FIRDA AULIA

PENYAMBUNGAN MATERIAL 01 1806202090

1. Jelaskan perbedaan antara Brazing dan Soldering. Serta Jelaskan mekanisme


pembasahan dan kapilaritas beserta persamaannya (rumus). Berapa sudut
minimum agar terjadi pembasahan!

Soldering Brazing
o
Titik lebur logam pengisi < 450 C Titik lebur logam pengisi > 450o C
Temperatur proses lebih tinggi, reaksi
Temperatur proses lebih rendah
metalurgi menjadi lebih ekstensif
Umumnya memiliki komposisi eutektik Memiliki rentang komposisi yang lebar
Umumnya bereakasi dengan
Kebanyakan brazing membentuk
komponen yang disambung
fasa solid solution
membentuk fasa intermetalik
Ikatan tidak terlalu kuat
Ikatan lebih kuat dibandingkan soldering
dibandingkan brazing

Mekanisme Pembasahan :

Tingkat pembasahan dan penyerapan dihitung dari sudut kontak, volume, dan
garis kontak tetesan di atas kertas. Penyerapan dimulai hanya setelah tetesan
membasahi permukaan sampai batas tertentu. Ada penundaan waktu sebelum
penyerapan terjadi. Pada akhir penundaan ini, sudut kontak pseudoequilibrium
tercapai, fungsi sudut kontak metastable dari komposisi kimia permukaan. Agar
terjadi pembasahan θ < 90°.

Gambar 1. Skema pembasahan liquid pada permukaan logam.


Mekanisme Kapliaritas :

Ketika ujung bawah tabung gelas ditempatkan dalam cairan, seperti air, bentuk
meniscus cekung. Adhesi terjadi antara fluida dan dinding bagian dalam yang menarik
kolom cairan sampai ada massa cairan yang cukup untuk gaya gravitasi untuk
mengatasi gaya antarmolekul ini. Panjang kontak (sekitar tepi) antara bagian atas
kolom cair dan tabung sebanding dengan jari-jari tabung, sedangkan berat kolom cair
sebanding dengan kuadrat jari-jari tabung. Jadi, sebuah tabung sempit akan menarik
kolom cairan sepanjang lebih jauh dari tabung yang lebih luas, mengingat bahwa
molekul-molekul air bagian dalam menyatu secara cukup dengan molekul-molekul
luar.

Gambar 2. Ilustrasi dari aksi kapilaritas

2. Sebutkan jenis proses brazing berikut penjelasannya, serta Sebutkan fungsi flux
dalam proses brazing maupun soldering!

 Torch brazing: Komponen dipanaskan dengan bahan bakar berupa flame gas,
menggunakan satu atau lebih obor gas. Bahan bakar gas ini lalu akan dicampur dan
dibakar dengan udara atau oksigen. Metode ini merupakan metode yang paling sering
digunakan, dan cocok digunakan dalam skala kecil dan bisa diotomatisasi. Proses
torch brazing manual adalah proses brazing paling sederhana.
 Furnace brazing: Komponen diletakkan di sebuah dapur pemanas untuk dipanaskan
ke temperatur brazing. Merupakan proses semi-otomatis dan dapat diproduksi secara
massal, terutama untuk komponen kecil. Selain itu, siklus panasnya lebih terkontrol,
sehingga bisa digunakan untuk komponen yang dapat terdistorsi ketika dipanaskan
secara lokal.
 Induction brazing: Menggunakan sumber panas yang berasal dari arus listrik yang
diinduksikan ke bagian yang akan disambung. Komponen yang ingin disambung
diletakkan di sebuah water-cooled coil yang membawa alternating current, yang lalu
membuat medan elektromagnetik untuk memberi panas.
 Resistance brazing: Menggunakan sumber panas yang diperoleh dari resistansi
terhadap aliran arus listrik yang melewati elektroda dan sambungan yang akan
diproses. Peralatannya terdiri dari tong dengan elektroda di tiap-tiap ujungnya.
Komponen akan diletakkan di antara kedua elektroda, dan ketika arus dan tekanan
yang tepat telah diberikan, logam akan tersolidifikasi.
 Dip brazing: Sumber panas untuk metode ini berasal dari bak yang berisi bahan
kimia leleh (sebagai fluks) atau logam cair leleh (sebagai logam pengisi), yang akan
membawa komponen ke temperatur brazing. Metode dengan logam cair leleh hanya
bisa digunakan untuk komponen kecil, seperti sambungan kabel.
 Infrared brazing: Menggunakan sumber panas yang berasal dari radiasi sinar
infrared, yang juga diletakkan di dapur pemanas. Panas didapat dari radiasi tidak
terlihat dari lampu kuarsa berintensitas tinggi yang memiliki kapasitas untuk
mengantarkan energi hingga 5000 W.
 Diffusion brazing: Salah satu jenis furnace brazing, dimana sambungan didapat
dengan memanaskan komponen pada suhu brazing dan dengan menggunakan logam
pengisi atau fase cair in situ.

Gambar 3. Skema proses furnace brazing (kiri) dan dip brazing, chemical bath (kanan).

Pada proses brazing, fluks diberikan untuk membersihkan oksida/pengotor dan


memproteksi dari oksidasi yang baru, atau dari gas luar yang terlarut. Selain itu, fluks
juga berfungsi untuk menurunkan titik lebur dan memperbaiki wettability dari suatu
material.

3. Gambarkan diagram fasa Pb-Sn dan daerah mana yang sering digunakan sebagai
bahan solder. Apa peran penambahan Pb dan bagaimana jika kawat solder tsb
dipakai untuk peralatan elektronik. Adakah aturan penggunaan Pb dalam bahan
solder untuk ketentuan perdagangan barang elektronika?

Pada soldering, kita menggunakan Pb-Sn, karena meskipun Pb (timbal) murah, ia


memiliki nilai wettability yang amat rendah dan merupakan logam yang beracun. Hal ini
dikompensasi oleh Sn (timah) yang memiliki nilai wettability tinggi dan tidak beracun,
sehingga komposisi Sn harus lebih banyak daripada Pb. Untuk saat ini, sedang berjalan
banyak riset yang mencari cara supaya 100% Sn dapat digunakan untuk material solder
dengan harga yang lebih murah.
Berikut ini adalah diagram fasa Pb-Sn, dimana tanda panah menunjukkan lokasi
bagian pada diagram yang lazim digunakan sebagai bahan solder untuk material
elektronik, yaitu 50-63% Sn dan 37-50% Pb, dimana ini merupakan komposisi eutektik
dari Pb-Sn.
Gambar 4. Diagram fasa Pb-Sn.

Hal ini lebih disukai karena soldering lebih baik dilakukan pada komposisi
eutektik, yaitu dimana paduan dari dua atau lebih logam, ketika dipanaskan ke titik
leburnya, akan berubah secara sempurna dari padat ke cair pada satu temperatur yang
sama, yaitu pada kasus ini adalah 183o C. Selain dari komposisi eutektik, akan ada range
temperatur dimana solder bisa menjadi padat dan cair secara bersamaan, sehingga
karakteristik materialnya akan menjadi lebih pasty (basah) saat pendinginan dan
pembekuan, sehingga lebih sulit untuk dibentuk. Padahal, untuk membuat komponen
elektronik, kita menginginkan sambungan solder untuk mendingin secara cepat dan
langsung menjadi padat seluruhnya. Selain itu, komposisi eutektik untuk solder lebih
disukai karena penampilannya yang lebih terang dan berkilau dibandingkan komposisi
non-eutektik dengan sifat mekanis yang lebih bagus pula.

4. Jelaskan perbedaan (keuntungan dan keterbatasan) penyambungan antara brazing


dan welding (i.e. SMAW) untuk material baja lapis seng (Galvanized Steel).

Untuk pelat yang di-coating dengan seng, adanya cairan seng pada weld root
harus dihindari atau diminimalisir, karena cairan seng ini dapat berpenetrasi ke base
metal dan memasuki dendrit kaya paduan di mikrostrukturnya, lalu menyediakan fracture
path untuk terjadi cracking. Cairan seng juga dapat menggetaskan hasil las.

Keuntungan Keterbatasan
Dapat menyambung Memerlukan teknisi dengan
bentuk atau part yang rumit kemampuan yang tinggi
Butuh biaya dan waktu tambahan untuk
Distribusi panas dan tegangan
menghilangkan coating seng terlebih
sangat baik
dahulu sebelum pengelasan
Mampu menyambung material Dapat terjadi erosi/korosi logam
yang memiliki lapisan coating induk oleh filler dan terbentuk
tanpa merusak coating-nya fasa intermetallic yang getas
Finishing sangat sedikit bahkan
hampir tidak diperlukan
Temperatur yang digunakan rendah,
sehingga lebih murah

Produksi fume sedikit

5. Jelaskan pengaruh fluks terhadap waktu (lamanya) proses penyambungan dengan


soldering dan brazing. Sebutkan contoh beberapa aplikasi jenis flux yang digunakan
pada proses soldering & brazing. Sebutkan faktor terpenting agar terjadi
penyambungan yang baik (good bonding) pada brazing.

Di samping ini merupakan kurva


pengaruh fluks yang mengandung klorin
terhadap waktu pembasahan antara liquid
dengan permukaan logam. Dari gambar ini
dapat diketahui bahwa ada tiga jenis fluks, yaitu
fluks yang dioksidasi pada 150o C selama 1 jam
dan 2 jam, serta fluks yang mengandung Cu
bersih. Dari gambar ini dapat diketahui pula
bahwa untuk fluks jenis pertama dan kedua,
semakin banyak fluks yang dipakai maka proses
penyambungan akan semakin cepat hingga
mencapai nilai optimum. Namun, ketika nilai
Gambar 5. Grafik pengaruh kadar klorin
optimum telah tercapai maka kecepatan
pada fluks terhadap waktu pembasahan.
penyambungan akan tetap sama. Untuk fluks
yang mengandung Cu, waktu pembasahannya cepat sekali dibandingkan fluks lainnya
(bahkan tidak mencapai 1 detik), dan kecepatan ini akan terus stagnan dan konsisten pada
kandungan klorin berapapun.
Berikut ini adalah contoh-contoh reagen fluks untuk soldering yang kebanyakan
mengandung klorin beserta aplikasinya, yaitu kebanyakan pada bidang struktural atau
kelistrikan.

Gambar 6. Tabel yang menunjukkan reagen fluks soldering beserta komposisi dan aplikasinya.
Contoh dari pengaplikasian jenis fluks yang berbeda berdasarkan kebutuhannya
untuk brazing adalah:
a. Silver brazing untuk logam base aluminium dan perunggu
b. High temperature brazing dengan bentuk pasta untuk logam ferrous, copper,
karbida, dan paduan nikel
c. High temperature brazing dengan bentuk serbuk untuk logam paduan nikel dan
karbida

6. Berapa panjang sambungan lap yang diperlukan untuk menyambungkan lembaran


monel 1,5 mm dengan logam berkekuatan ? Gunakan rumus : Rumus: X = (Y x T x
W) / L; Jika diketahui bahwa:
Faktor keamanan yang diinginkan untuk perakitan - Y = 2
Kuat tarik lembaran monel anil - T = 482,6 MPa
Bahan Tebal lembaran - W = 1,5 mm
Nilai kuat tarik untuk rata-rata logam pengisi solder - L = 172,4 MPa

7. Sebutkan keuntungan dan keterbatasan dari proses penyambungan dengan


Brazing!

Keuntungan Keterbatasan
Ekonomis dalam menyambung Memerlukan teknisi dengan
bentuk atau part yang rumit kemampuan yang tinggi
Mampu menyambung material yang Dapat terjadi erosi/korosi logam
berbeda ketebalan dan menyambung induk oleh filler dan terbentuk
komponen dengan presisi yang tepat fasa intermetallic yang getas
Mampu menyambung material
yang memiliki lapisan coating
tanpa merusak coating-nya
Dapat menyambung lebih dari dua
komponen dalam satu proses
Finishing sangat sedikit bahkan
hampir tidak diperlukan

Distribusi panas dan tegangan


sangat baik
8. Sebutkan jenis nyala api pada proses OAW beserta rasio dari 2 gas yang dicampur
dan jelaskan aplikasi dari masing2 nyala api tersebut!

Proses OAW merupakan proses


pengelasan dengan bantuan gas agar dihasilkan
panas melalui pembakaran bahan bakar gas
asetilen dengan oksigen sehingga menimbulkan
nyala api dengan temperatur sekitar 30000 oC
yang akan mencairkan logam induk dan logam
pengisi (filler metal). Nyala api pada proses
OAW merupakan hasil reaksi kimia sebagai
berikut:

Tahap 1 (blue reducing zone):


C2H2 + O2  2CO + H2
Tahap 2 (pink envelope):
CO + H2 + O2  CO2 + H2O

Adapun aplikasi dari proses ini biasanya


ialah untuk perbaikan pelat baja, besi cor, Cu,
Al, dan Ni. Di samping ini adalah gambar dari
jenis-jenis nyala api yang ada pada proses oxy-
acetylene welding, yaitu:

a. Nyala api asetilen murni


b. Nyala api karburisasi : Digunakan pada
proses pengerasan permukaan yaitu flame
hardening, dengan rasio perbandingan
antara O2 dengan asitilen adalah 1:2.
c. Nyala api netral : Digunakan pada proses
pengelasan, dengan rasio perbandingan
antara gas O2 dengan asitilen adalah 1:1.
Nyala api netral (c) diperoleh paling mudah
dengan penyesuaian dari nyala api asetilena
berlebih (a), yang dikenali oleh
perpanjangan feather pada kerucut bagian
dalam. Feather akan mulai berkurang
ketika aliran asetilena menurun dan aliran
oksigen dimasukkan atau ditingkatkan.
Nyala api netral ini, meskipun tidak ada Gambar 7. Jenis-jenis nyala api pada
dapat mengkarburisasi atau mengoksidasi, pengelasan OAW.
memiliki efek reduksi pada logam yang
dilas, sehingga cocok digunakan untuk pengelasan.
d. Nyala api oksidasi : Digunakan pada proses brazing,
dengan rasio perbandingan antara O2 dengan asitilen adalah 2:1.
9. Sebutkan jenis fluks yang dipakai pada OAW dan Apa fungsi dari fluks tsb?

Jenis fluks yang digunakan dalam OAW adalah : Borat atau campuran klorida dan
fluorida. Fungsi fluks antara lain adalah untuk untuk memperlambat oksidasi permukaan
bagian yang dilas dengan menghasilkan pelindung gas di sekitar zona las dan untuk
melarutkan dan menghilangkan oksida dan zat lain dari zona las, sehingga berkontribusi
pada pembentukan sambungan yang lebih kuat.

10. Sebutkan keuntungan dan keterbatasan dari proses penyambungan dengan OAW!

Keuntungan Keterbatasan

Peralatannya sederhana dan portabel Masukan panas terbatas

Biaya peralatan dan mesin murah Kecepatan las lambat


Memberikan kontrol temperatur yang
lebih baik pada logam di daerah lasan Distorsinya tinggi
dengan cara mengontrol nyala api
Bisa digunakan untuk menyambung Menghasilkan daerah HAZ yang lebih
logam berbeda jenis dengan filler yang besar karena pemanasan pada sambungan
sesuai dan flux material las yang berkepanjangan

11. Jelaskan Prinsip kerja dari las Termit (Thermit Welding) pada sambungan baja
serta reaksi kimianya. Sebutkan pula beberapa aplikasi dari Thermit welding!

Thermit welding merupakan sebuah metode pengelasan yang menggunakan atau


memanfaatkan reaksi eksotermik dimana sejumlah oksida logam akan direduksi dengan
logam (biasanya aluminium) menghasilkan superheated molten metal sebagai logam
pengisi. Reaksi eksotermis ini nantinya akan membebaskan sejumlah panas yang dapat
digunakan untuk mencairkan logam yang akan disambung. Adapun bentuk reaksi
eksotermisnya adalah sebagai berikut:

Fe2O3 + 2 Al Al2O3 + 2 Fe
Thermit terak besi cair

Reaksi dapat dimulai dan diselesaikan hanya


jika afinitas oksigen dari zat pereduksi (aluminium)
lebih tinggi dari oksida logam yang akan dikurangi.
Panas yang dihasilkan oleh reaksi eksotermik ini
menghasilkan produk cair (terak) yang terdiri dari
logam dan aluminium oksida. Jika kerapatan terak
lebih rendah dari logam, seperti halnya dengan baja
dan aluminium oksida, mereka langsung terpisah.
Terak mengapung ke permukaan dan baja lebur jatuh Gambar 8. Ilustrasi skematis dari
ke rongga yang akan dilas. thermite welding.
Reaksi termit bersifat non-eksplosif dan membutuhkan waktu kurang dari satu
menit untuk penyelesaiannya, terlepas dari jumlahnya. Untuk memulai reaksi, diperlukan
bubuk pengapian khusus atau batang pengapian; keduanya bisa dinyalakan dengan korek
api biasa. Bubuk atau batang pengapian akan menghasilkan panas yang cukup untuk
menaikkan bubuk termit sehubungan dengan batang ke suhu penyalaan, sekitar 1200 °C.
Benda kerja harus disejajarkan dengan benar dan antarmuka pengelasan harus bebas dari
karat, kotoran, lembab, dan minyak.

12. Sebutkan Keuntungan dan keterbatasan dari proses penyambungan dengan Las
Thermit!

Keuntungan Keterbatasan
Hasil lasan memiliki mechanical strength
Biaya peralatan dan mesin tinggi
yang tinggi dan tahan terhadap korosi
Sangat stabil untuk short circuit pulses Tidak bisa digunakan di kondisi
berulang dan hambatan listrik tetap tidak lingkungan yang basah dan cuaca buruk
berubah selama masa instalasi saat bekerja di luar ruangan
Tidak membutuhkan sumber Kemampuan proses
daya eksternal pengulangannya kurang
Dapat digunakan ditempat yang Membutuhkan pasokan cetakan yang
sumber dayanya sulit diakses dapat diganti kapan saja

13. Apa yang definisi dari EBW? Jelaskan prinsip kerja dari EBW. Sebutkan Aplikasi
EBW!
Electron Beam Welding (EBW) adalah merupakan proses pengelasan yang
melibatkan pencairan karena adanya energi yang disuplai dari hasil tumbukan berkas
sinar elektron yang terfokus. Elektron sendiri adalah partikel dasar dari suatu zat, yang
memiliki karakteristik bermuatan negatif dan memiliki massa yang amat sedikit, dan
dalam kasus ini elektron dihasilkan dari filamen atau katoda pada sebuah electron gun.
Sinar elektron ini kemudian dipercepat dalam vakum hingga ~60% kecepatan cahaya
sehingga sewaktu menumbuk ke benda kerja akan terbebaskan ~99% energi kinetiknya
menjadi panas dan timbul pengelasan lokal. Ciri ciri penting dari peralatan las sinar
elektron adalah electron gun yang memproduksi elektron, focusing and beam-control
system dan working chamber.

Gambar 9. Prinsip kerja skematis dari EBW (kiri) dan spinner hasil pengelasan EBW (kanan)
Contoh aplikasinya untuk penyambungan :
 Material refraktori dan titik lebur tinggi : W, Mo, Nb, dan Ta
 Logam reaktif : Be, Ti, dan Zr
 Metal yang membutuhkan kualitas welding yang tinggi dengan distorsi kecil

14. Sebutkan keuntungan dan keterbatasan dari proses penyambungan dengan EBW!

Keuntungan Keterbatasan
Penetrasi dalam dengan rasio 1:20 Peralatannya mahal
Masukan energi yang digunakan Preparasi material harus sangat baik,
relatif kecil dengan machining yang harus presisi
Karena masukan energi yang
Laju solidifikasi yang tinggi dapat
kecil, daerah HAZ-nya sempit serta
menyebabkan cracking pada baja
efek distorsi dan cacat akibat panas
tahan karat austenitik
dapat diminimalisir
Harus ada pengamanan terhadap radiasi
Hasil lasan yang bersih
yang didapat dari EBW
Benda kerja bergantung pada ukuran
Tidak ada kontaminasi
chamber yang ada
Proses sangat cepat dan presisi, sehingga Rentan terhadap retak (kecepatan
produktivitasnya tinggi pembekuan tinggi)
Proses ini sangat efisien karena langsung
mengkonversi energi listrik menjadi
energi sinar elektron
Dapat mengelas material dengan
konduktivitas termal dan reflektivitas
cahaya yang tinggi tanpa kehilangan
energi tambahan

15. Apa yang definisi dari LBW? Jelaskan prinsip kerja dari LBW!

Laser Beam Welding (LBW) merupakan jenis pengelasan yang memakai radiasi
elektromagnetik untuk melelehkan logam yang akan disambungkan. Umumnya jenis
laser yang digunakan yaitu solid state laser (ruby laser) dan rod yang digunakan adalah
rod of yttrium-alumunium-garnet dan shield gas-nya adalah CO2.

Sinar laser yang dihasilkan dari lasing material (biasanya berbentuk silinder) ini
diarahkan ke benda kerja oleh elemen optik datar, seperti cermin, dan kemudian
difokuskan ke titik kecil, yang menciptakan kepadatan daya tinggi pada sambungan las
atau lokasi pemotongan menggunakan elemen atau lensa pemfokusan yang reflektif.
Meskipun daya laser massal penting, terutama kepadatan daya sinar, atau jumlah daya per
satuan luas, yang mengatur mekanisme interaktif antara balok dan benda kerja.
Gambar 10. Ilustrasi skematis prinsip kerja dari LBW

16. Sebutkan beberapa jenis LBW dan beri contoh aplikasi LBW!

LBW terbagi menjadi tiga jenis :


1. Mode konduksi : dilakukan pada densitas energi rendah, membentuk weld nugget
yang dangkal dan lebar
2. Mode konduksi/penetrasi : dilakukan pada densitas energi sedang dan memberikan
penetrasi lebih daripada mode konduksi
3. Mode penetrasi atau keyhole : ditandai dengan bentuk lasan yang sempit dan dalam

Gambar 11. Gambar jenis LBW

Pengaplikasiannya, selain dimanfaatkan untuk pengelasan di bagian pesawat


terbang, pengelasan dengan metode ini juga dipakai pada industri otomotif yaitu
pengelasan dari gear cluster.

17. Sebutkan keuntungan dan keterbatasan dari proses penyambungan dengan LBW!

Keuntungan Keterbatasan
Masukan panas yang kecil Ketebalan dilas terbatas hingga 19 mm
Perlu mekanisme penjepitan
Tidak dipengaruhi medan magnet
atau clamping yang baik
Karena menggunakan sinar yang
Karena laju solidifikasi yang tinggi, lebih
terfokus, dapat mengelas daerah-daerah
rentan terhadap retak, penggetasan, dan
yang biasanya tidak diakses oleh
porositas
pengelasan lain
Dapat mengelas benda kecil dengan Sambungan harus diposisikan
minim cacat seperti incomplete fusion secara akurat
Dapat mengelas benda-benda dengan Laser memiliki efisiensi konversi
sifat fisik yang sangat berbeda energi yang rendah
Tidak memerlukan elektroda Biaya peralatan dan perbaikan yang mahal
Membutuhkan teknisi dengan
Proses tanpa ruang vakum dan sinar X
kemampuan yang tinggi

18. Jelaskan perbedaan dari EBW dan LBW secara singkat !

Electron Beam Welding (EBW) adalah merupakan proses pengelasan yang melibatkan
pencairan karena adanya energi yang disuplai dari hasil tumbukan berkas sinar elektron
yang terfokus, sedangkan Laser Beam Welding (LBW) merupakan jenis pengelasan yang
memakai radiasi elektromagnetik untuk melelehkan logam yang akan disambungkan.
Perbedaan diantara keduanya yaitu :
 Pada EBW, rasio hasil lasannya yaitu 1:20, sedangkan LBW rasionya 1:10.
 EBW tidak memiliki batas ketebalan lasan, sedangkan LBW memiliki batas
ketebalan lasan hingga 19 mm.
 Pada LBW tidak ada alat yang akan mengalami keausan karena adalah proses non-
kontak, sedangkan alat pada EBW bisa terjaid keausan.

Anda mungkin juga menyukai