Anda di halaman 1dari 89

LEMBARAN JUDUL

PERNYATAAN PERSETUJUAN

i
LEMBAR MOTTO

ii
ABSTRAK

iii
ABSTRACK

iv
KATA PENGANTAR

v
DAFTAR ISI

LEMBARAN JUDUL..........................................................................................................................1
PERNYATAAN PERSETUJUAN.......................................................................................................i
LEMBAR MOTTO.............................................................................................................................ii
ABSTRAK...........................................................................................................................................iii
ABSTRACK........................................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................vi
DAFTAR TABELDAFTAR SKEMA...............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................................1
B. Perumusan Masalah................................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................................2
D. Manfaat Penelitian...................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN..............................................................................................3
A. Konsep Komunikasi.................................................................................................................3
B. Perawat Pelaksana...................................................................................................................8
BAB III KERANGKA KONSEP......................................................................................................10
A. Kerangka Kerja.....................................................................................................................10
B. Hipotesis Penelitian...............................................................................................................11
C. Definisi Operasional..............................................................................................................11
BAB IV METODE PENELITIAN...................................................................................................14
A. Desain Penelitian....................................................................................................................14
B. Populasi dan Sampel..............................................................................................................14
BAB V HASIL PENENLITIAN DAN PEMBAHASAN.................................................................21
A. Hasil Penelitian......................................................................................................................21
B. Pembahasan...........................................................................................................................31
BAB VI PENUTUP............................................................................................................................36
A. Kesimpulan............................................................................................................................36
B. Saran.......................................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................39
LAMPIRAN.......................................................................................................................................40

vi
vii
DAFTAR TABEL

viii
DAFTAR SKEMA

ix
DAFTAR LAMPIRAN

x
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Komunikasi dalam keperawatan merupakan cara untuk membina hubungan
yang terapeutik. Dalam proses komunikasi terjadi penyampaian informasi, pertukaran
pikiran dan perasaan. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan perawatan sangat
tergantung pada komunikasi karena proses keperawatan, ditujukan untuk merubah
perilaku dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Di samping itu, komunikasi
adalah berhubungan dengan hubungan antara perawat dank lien yang terapeutik tidak
mungkin dicapai tanpa komunikasi (Keliat, 1999).
Dalam praktek keperawatan, komunikasi adalah suatu alat yang penting untuk
membina hubungan terapeutik dan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan
keperawatan. Komunikasi sangatlah penting karena dapat mempengaruhi tingkat
kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Disisi lain, penyebab
sumber ketidakpuasan klien terhadap sering disebabkan karena jeleknya komunikasi
yang terjadi antara perawat dengan klien. oleh karena itu pengukuran kepuasan klien
terhadap komunikasi terapeutik perawat akan bermanfaat dalam monitor dan
meningkatkan kualitas pelayanan kesehaatan, khususnya untuk meningkatkan
pelayanan keperawatan (http://komunikasiterapeutik.com/).
Ada beberapa masalah yang timbul pada komunikasi terapeutik pada klien
yaitu diantaranya dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan dalam komunikasi
terapeutik, sikap, tingkat pendidikan, pengalaman, lingkungan, jumlah tenaga yang
masih dirasakan kurang (Kariyoso, 1994). Untuk memnpunyai sikap yag positif dalam
berkomunikasi terapeutik maka diperlukan pengetahuan yang baik, demikian
sebaliknya bila pengetahuan yang dimiliki kurang maka sikkap dalam berkomunikasi
terapeutik akan menjadi kurang. Proses komunikasi yang baik dapat berlangsung
apabila suasana lingkungan yang mendukung, nyaman, ruang yang hangat, bebas dari
suara bising alaha lingkungan yang baik untuk berkomunikasi, ruang yang rebut dapat
membuat kebingungan dan ketegangan dan rasa tidak nyaman bagi klien, hal tersebut
dapat membuat distorsi pesan yang akan disampaikan (Towsend, 1996).
Salah satu akibat yang akan didapati oleh perawat jika tidak menerapkan
teknik komunikasi terapeutik terhadap klien maka tidak akan tercipta hubungan saling
percaya terhadap perawat dank lien, klien juga akan meragukan tindakan yang
diberikan oleh perawat jika tidak mengetahui alasannya.

1
2

Menurut Kariyoso (1994) menyatakan bahwa di rumah sakit baik itu rumah
sakit pemerintahan atau rumah sakit swasta, perawat memegang peranan penting;
tingkah laku, gerak-gerik, perawat selalu dinilai oleh klien. bahkan sering juga Surat
kabar dan berita-berita mengenai perawat rumah sakit bertindak yang tidak
sebenarnya. Perawat kurang tanggap terhadap kebutuhan, keluhan-keluhan serta
kurang memperhatikan apa yang dirasakan oleh klien sehingga menghambat
hubungan baik antara perawat dank lien, itu semua dikarenakan perawat kurang
menerapkan teknik komunikasi terapeutik di rumah sakit.
Oleh karena itu berdasarkan fenomena yang ada di atas dan hasil penelitian
maka peneliti tertarik untuk meneliti “Tinjauan Gambaran Pelaksanaan Teknik
Komunikasi Terapeutik oleh Perawat Pelaksana di Ruang Inap Badan
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh”.

B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah pada peneliti ini adalah bagaimana gambaran pelaksanaan
teknik komunikasi terapeutik oleh perawat pelaksana di Ruang Inap Badan Pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh .

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umun
2. Tujuan Khusus

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dangat diharapkan nantinya dapat bermanfaat kepada :

1. Peneliti sendiri,
2. Program Studi Keperawatan,
3. BPK RSU Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh,
4. Perawat pelaksana,
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Konsep Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Di keseharian kita tidak lepas dari kegiatan komunikasi. Pada dasarnya
komunikasi secara mutlak merupakan bagian dari kehidupan kita, tidak terkecuali
perawat, yang tugas sehari-harinya selalu berhubungan dengan masyarakat,
komunikasi adalah sarana yang sagat efektif dalam memudahkan perawat
melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik. (Kariyoso, 1994).
Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau keterangan dalam rangka
menciptakan rasa saling mengerti serta saling percaya demi terwujudnya
hubungan baik antara seseorang dengan orang lain. Komunikasi adalah suatu
proses dimana informasi diberikan oleh seseorang kepada orang lain secara
langsung, secara berhadap-hadapan, atau secara tidak langsung melalui tulisan ,
telepon, atau televise. Ada ahli yang mengatakan bahwa komunikasi adalah
sebuah proses kompleks yang melibatkan factor interpersonal dan intrapersonal.
Setiap orang adalah pribadi yang unik, dengan sebuah interprestasi yang unik
terhadap dunia, yang dipengaruhi oleh asalnya, cara dibesarkannya, dan
pengalaman hidup (Azwar, 1996).

2. Pengertian Komunikasi Terapeutik


Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien (Potter & Perry,
1994). Komunikasi terapeutik adalah suatu proses dimana perawat merencanakan
suatu pendekatan, belajar mengenai klien. Dimana proses berfokus pada klien tapi
dijalankan oleh professional (Potter, P.A et al, 1998). Pengertian lain
menyebutkan bahwa komunikasi adalah suatu startegi untuk mendapatkan dan
menggali pikiran dan perasaan klien lebih efektif (Rosdhal, C.B, 1999).
Oleh karena itu seorang perawat yang mempunyai keterampila berkomunikasi
secara terapeutik tidak hanya mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan
klien, mencegah terjadinya masalah legal, memberikan kepuasan secara
professional dalam pelayanan perawatan dan meningkatkan citra profesi
keperawata dan citra rumah sakit tempatnya bekerja (Achir Yani, 1996).

3
4

3. Fungsi Komunikasi Terapeutik


Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk medorong dan menganjurkan kerja
sama antara perawat-klien. Perawat berusaha mengungkapkan perasaan,
mengidentifikasi, mengkaji serta mengevaluasi tindkan yang dilakukan dalam
perawatan.

4. Tujuan Komunikasi Terapeutik


Tujuan komunikasi terapeutik menurut Karsono (2000) adalah :
a. Membantu klien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan
pikiran seta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada
bila klien percaya pada yang diperlukan.
b. Mengurangi keraguan atau membantu dalam hal mengambil tindakan yang
efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.
c. Mempengaruhi orang lain, lingkunga fisik dan dirinya sendiri.

5. Prinsip Komunikasi terapeutik


Prinsip – prinsip dari komunikasi terapeutik menurut Carl Rogers adalah :
a. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati,
memahami dirinya sendiri serta nilai yang dianut.
b. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya
dan saling menghargai.
c. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut oleh klien.
d. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan klien baik fisik maupun
mental.
e. Menciptakan suasana yang memungkinkan klien bebas berkembang tanpa
rasa takut.
f. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan klien memiliki
motivasi untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik sikap, tingkah
lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah
yang dihadapi.
g. Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk
mengetahui dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan,
maupun frustasi.
5

h. Perawat menentukan batas waktu yang sesuia dan dapat memperhatikan


konsistensinya.
i. Memahami arti simpati sebagai tindakan yang terapeutik dan sebaliknya
simpati yang bukan terapeutik.
j. Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan
terapeutik.
k. Mampu berperan sebagai role model agar dapat menunjukkan dan
meyakini orang lain tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu
mempertahankan suatu keadaan sehat fisik atau mental, spiritual dan gaya
hidup.
l. Disarankan untuk mengekspresikan perasaan bila dianggap menganggu.
m. Altruism mendapat kepuasan dengan menolong orang lain secara
manusiawi.
n. Berpegang pada etika dengan cara berusaha sebisa mungkin mengambil
keputusan berdasarkan prinsip kesejahteraan manusia.
o. Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap diri
sendiri atas tindakan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang
lain.

6. Teknik Komunikasi Terapeutik


Menurut Stuart & Sundeen (1998) menyatakan bahwa teknik komunikasi
terapeutik terdiri dari :
a. Mendengarkan (listening), merupakan dasar dalam komunikasi yang akan
mempengaruhi perasaan klien. teknik mendengarkan dengan cara
memberikan kesempatan klien untuk bicara banyak dan perawat sebagai
pendengar aktif.
b. Pertanyaan terbuka (broad opening), teknik ini dengan memberi
kesempatan untuk memilih keinginan atau tindakan.
c. Mengulang (restarting), merupaakan teknik yang dilaksanakan dengan cara
mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien. sehingga berguna
untuk menguatkan ungkapan klien dan memberi indikasi perawat untuk
mengikuti pembicaraan.
d. Klarifikasi, merupakan teknik yang digunakan bila perawat ragu, tidak
jelas, tidak mendengar atau klien malu mengemukakan informasi.
6

e. Refleksi, dapat berupa refleksi isi pembicaraan dengan cara memvalidasi


apa yang didengar oleh perawat, refleksi perasaan dengan cara memberi
respon pada perasaan klien terhadap isi pembicaraan dengan tujuan agar
klien mengetahui dan menerima perasaannya.
f. Memfokuskan, cara ini dengan memilih topic yang penting atau yang telah
dipilih dan menjga pembicaraan tetap pada tujuan yang lebih spesifik,
lebih jelas dan berfungsi pada realitas.
g. Membagi persepsi, merupkan teknik komuniksi dengan cara meminta
pendapat klien tentang hal-hal yang dirasakan dan dipikirkan.
h. Identifikasi, merupaka teknik untuk mencari latar belakang masalah klien
yang muncul dan berguna untuk meningkatkan pengertian dan ekplorasi
masalah yang penting.
i. Diam, teknik ini bertujuan untuk memberikan kesempatan berpikir dan
memotivasi cara klien untuk berbicara.
j. Informasi, merupakan teknik dengan cara memberikan informasi dan
pikiran utnuk pendidikan dalam pendidikan kesehatan.
k. Saran, teknik ini bertujuan memberikan alternative ide untuk pemecahan
mmasalah. Teknik ini dapat dipakai pada fase kerja dan tidak tepat pada
fase awal hubungan.

7. Fase – Fase Komunikasi Terapeutik Perawat-Klien


Menurut Stuart & Sundeen (1998) menyatakan bahwa komunikasi terapeutik
dilakukan secara bertahap, diantaranya :
a. Pra interaksi, yaitu pada tahap ini perawat harus mengumpulkan data
mengenai klien, mengekplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri dan
membuat rencana pertemuan dengan klien.
b. Perkenalan/orientasi, pada tahap ini perawat melakukan kegiatan sebagai
berikut : memberi salam dan senyum kepada klien, melakukan validasi
(kognitif, psikomotor, afektif), memperkenalkan nama perawat,
menanyakan panggilan kesukaan klien, menjelaaskan tanggung jawab
perawat dan klien, menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan,
mennjelaskan tujuan, kegiatan, dan kerahasiaan.
c. Kerja, pada tahap kerja dalam komunikasi terapeutik kegiatan yang
dilakukan yang dilakukan oleh perawat adalah menyimpulkan hasil
7

wawancara meliputi evaluasi proses dan hasil, memberikan reinforcement


positif, merencanakan tindak lanjut denan klien, melakukam kontrak
(waktu, tempat, dan topik), mengakhiri wawancara dengan cara yang baik.

8. Faktor – Faktor Mempengaruhi Komunikasi Terapeutik


Menurut Azis (2003) menyatakan bahwa faktor – faktor komunikator
meliputi :
a. Pendidikan, merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi
kehidupannya yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Semakin tinggi pendidikan
seseorang semakin bagus pengetahuan yang dimiliki sehingga penggunaan
komunikasi terapeutik secara efektif akan dapat dilakukan.
b. Lama bekerja, merupakan waktu di mana seseorng mulai bekerja di tempat
kerja. Semakin lama seseorang bekerja maka semakin banyak pengalaman
yang dimiliki sehingga akan semakin baik komunikasinya.
c. Pengetahuan, merupakan proses belajar dengan menggunakan panca
indera yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat
menghasilkan pengetahuan dan keterampilan.
d. Sikap, dalam komunikasi akan mempengaruhi proses komunikasi berjalan
efektif atau tidak. Sikap yang kurang baik akan menyebabkan pendengar
kurang percaya terhadap komunikator. Sikap diharapkan dalam
komunikasi terapeutik adalah terbuka, percaya, empati,, menghargai, dan
lain-lain.
e. Kondisi psikologis, pada komunikator akan mudah mempengaruhi
komunikasi terapeutik, mengingat dalam komunikasi terapeutik
dibutuhkan kondisi psikologis yang baik untuk menjadikan komunikasi
sebagai terapeutik.

9. Hubungan Terapeutik Perawat-Klien


Menurut Keliat (1996) hubungan terapeutik perawat-klien adalah
pengalaman belajar bersama, dan perawat menggunakan dirinya sendiri serta
teknik pendekatan yang khusus dalam merubah perilaku klien. Tujuan hubungan
terapeutik diarahkan pada pertumbuhan klien yang mencakup: realisasi diri,
penerimaan diri, dan peningkatan penghormatan integritas diri klien.
8

Kemampuan untuk membina hubungan interpersonal yang intim dan terapeutik


serta peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan dan
mencapai tujuan yang realistic.
Penggunaan diri secara terapeutik meliputi kesadaran diri perawat berupa
pengkajian perasaan, reaksi dan perilaku secara pribadi, walaupun hubungan
perawat klien merupakan timbal balik tetapi kebutuhan klien tetap diutamakan,
ini merupakan wujud dari klarifikasi nilai seorang perawat. Perawat perlu
terbuka dan sadar terhadap perasaannya agar dapat menggunakan dirinya secara
terapeutik, kemampuan manjadi model serta motivasi altruistic serta rasa
tanggung jawab dan etik yang harus dipunyai oleh seorang perawat (Keliat,
1996).
B. Perawat Pelaksana
1. Definisi Perawat Pelaksana
Perawat pelaksana adalah perawat yang memiliki kemampuan dan
kewenangan melakukan tindakan keperawatan secara langsuung ataupun tidak
langsung kepada klien berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui
pendidikan keperawatan (Gafar, 1999).

2. Peran Perawat
Menurut Gafar (1999) peran perawat dibagi empat 4, yaitu :
a. Peran Pelaksana, peran ini dikenal dengan istilah care giver, peran perawat
dalam memberikan ashuna keperawatan secara langsung atau tidak
langsung kepada kklien sebagai individu, keluarga dan masyarakat.
Metode yan diginakan adalah pendekatan pemecahan masalah yang
disebut dengan proses keperawatan dalam melaksanakan peran perawat
bertindak sebagai :
 Comforter, perawat berusaha memberikan kenyamanan dan
rasa aman pada klien.
 Protector dan advocate, lebih berfokus pada kemampuan
perawat melindungi dan menjamin agar hak dan kewajiban
klien terlaksana dengan seimbang dalam memperoleh
pelayanan kesehatan.
9

 Communicator, ini akan berdampak apabila perawat bertindak


sebagai mediator antara klien dengan anggota tim kesehatan
lainnya. Peran ini berkaitan erat dengan keberadaan perawat
mendampingi klien sebagai pemberi asuhan keperawatan
selama 24 jam.
 Rehabilitator, ini berhubungan erat dengan tujuan pemberian
asuhan keperawatan yakni mengembalikan fungsi organ atau
bagian tubuh agar dan dpat berfungsi normal.

b. Peran sebagai Pendidik, sebagai pendidik atau health educator, perawat


berperan mendidik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat serta
tenaga keperawatan atau tenaga kesehatan yang berada dibawah tanggung
jawabnya, peran ini berupa penyuluhan kesehatan kepada klien.
c. Peran sebagai pengelola, perawat mempunyai peran dan tanggung jawab
dalam mengelola pelayanan yang berada dibawah tanggung jawabnya
sesuai dengan konsep manajemen keperawatan dalam rangka paradigm
keperawatan. Sebagai pengelola perawat berperan dalam memantau dan
menjamin kualitas asuhan keperawatan/pelayanan keperawatan serta
mengorganisasikan dan mengendalikan sistem pelayanan keperawatan.
d. Peran sebagai peneliti, sebagai peneliti dibidang keperawatan, perawat
diharapkan mampu mengidentifikasi masalah peneliti, menerapkan prisip
dan metode penelitian. Serta memanfaatkan hasil penelitian untuk
meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan.

3. Sikap Perawat dalam Komunikasi terapeutik


Menurut Keliat (1996) sikap perawat dalam komunikasi adalah :
a. Berhadapan yaitu “saya siap untuk anda”.
b. Mempertahankan kontak mata yaitu kontak mata pada level yang sama
berarti menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap
berkomunikasi.
c. Membungkuk kearah klien yaitu posisi ini menunjukkan keinginan untuk
tetap berkomunikasi.
10

d. Mempertahankan sikap terbuka yaitu tidak melipat kaki atau tangan


menunjukkan keterbukaan untuk komunikasi.
e. Tetap rileks yaitu tetap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan
dan relaksasi dalam memberi respon pada klien.
BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Kerja
Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pendekatan
sistem, menurut Ludwig Van Bertalanffy, sistem adalah suatu tatanan yang terdiri
dari komponen-komponen dan merupakan bagian dari lingkungan yang mempunyai
makna dan tujuan bersama (Gaffar, 1999)
Model pendekatan sistem sendiri terdiri dari input, proses, dan output. Yang
menjadi input dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana yaitu perawat yang
memberikan asuhan keperawatan secara langsung ataupun tidak angsung kepada
klien sebagai individu. Yang menjadi proses adalah teknik komunikasi terapeutik
dan yang menjadi output adalah hasil dalam sskala ordinal yaitu baik dan kurang.
Teknik komunikasi terapeutik menurut Stuart dan Sundeen (1998) yaitu: Mendengar,
pertanyaan terbuka, mengulang, klarifikasi, refleksi, memfokuskan, membagi
persepsi, identifikasi, diam, informing, dan saran. Secara jelas dapat dilihat pada
skema berikut:

INPUT PROSES OUTPUT

Teknik Komunikasi
Terapeutik :
1. Mendengar
2. Pertanyaan terbuka
3. Mengulang
Perawat 4. Klarifikasi 1. Baik
Pelaksana 5. Refleksi 2. Kurang
6. Memfokuskan
7. Membagi persepsi
8. Identifikasi
9. Diam
10. Informing
11. Saran

11
12

B. Hipotesis Penelitian
1. Bagaimana gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat
pelaksana di Ruang Rawat Inap badan pelayanan kesehatan rumah sakit umum dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh.
2. Bagaimana gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat
pelaksana pada teknik mendengar.
3. Bagaimana gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat
pelaksana pada teknik pertanyaan terbuka.
4. Bagaimana gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat
pelaksana pada teknik mengulang.
5. Bagaimana gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat
pelaksana pada teknik klarifikasi.
6. Bagaimana gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat
pelaksana pada teknik refleksi.
7. Bagaimana gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat
pelaksana pada teknik memfokuskan.
8. Bagaimana gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat
pelaksana pada teknik berbagi persepsi.
9. Bagaimana gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat
pelaksana pada teknik identifikasi.
10. Bagaimana gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat
pelaksana pada teknik diam.
11. Bagaimana gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat
pelaksana pada teknik informing.
12. Bagaimana gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat
pelaksana pada teknik saran.

C. Definisi Operasional

Operasionalisasi merupakan proses identifikasi skala yang sesuai dengan varians


dalam konsep yang akan terlibat dalam proses penelitian (Zikmund et al., 2013) dan
konsep tersebut diterjemahkan ke dalam indikator nyata dari eksistensi mereka
13

(Saunders et al., 2015). Pada penelitian ini pengertian dari variable dapat dilihat pada
table dibawah ini :

Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian

Sub Variabel Alat Skala Hasil


No Variabel Definisi Operasional
Penelitian Ukuran Ukur Ukur

INPUT

1 Teknik Keterampilan
Komunikas komunikasi yang
i direncanakan secara
Terapeutik sadar bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan
untuk embantu
kesembuhan klien.

PROSES

2 Mendengar Dasar dalam Baik


(a) komunikasi yang akan
mempengaruhi X≥X
perasaan klien, teknik
mendengar dengan cara
memberikan
kesempatan klien untuk Wawan
Ordinal Kurang
bicara banyak dana cara
perawat sebagai X<X
pendengar aktif.

Teknik ini dengan


(b) Pertanyaan memberikan
terbuka kesempatan untuk
memilih keinginan atau Baik
tindakan.
X≥X
Wawan
Ordinal
cara
Kurang

X<X

(c) Mengulang Teknik yang dilakukan Wawan Ordinal


dengan cara mengulang cara
14

pokok pikiran yang Baik


diungkapkan klien,
sehingga berguna untuk X≥X
menguatkan ungkapan
klien dan memberi
indikasi perawat untuk
mengikuti pembicaraan Kurang

X<X

Klarifikasi
(d) Teknik yang digunakan
bila perawat ragu, tidak
jelas, tidak mendengar Baik
atau klien malu
mengemukakan X≥X
informasi
Wawan
Ordinal
cara
Kurang

X<X

refleksi
(e) Refleksi ini dapat
berupa refleksi isi
pembicaraan dengan Baik
cara menvalidasi apa
yang didengar berupa X≥X
refleksi isi pembicaraan
dengan tujuan agar Wawan
Ordinal
kklien mengetahui dan cara
menerima perasaannya Kurang

X<X

Memfokuskan
(f) Cara ini dengan
memilih topic yng
penting atau yang telah Baik
dipilih dan menjaga
pembicaraan tetap pada X≥X
tujuan yang lebih
spesifik, lebih jelas dan Wawan
Ordinal
berfungsi pada realitas. cara
Kurang

X<X

Membagi
(g) persepsi Teknik komunikasi Wawan Ordinal
dengan cara meminta cara
pendapat klien tentang Baik
hal-hal yang dirasakan
15

dan dipikirkan. X≥X

Kurang

X<X

Identifikasi
(h) Teknik untuk mencari
latar belakang masalah
klien yang muncul dan Baik
berguna untuk
menigkatkan pengertian X≥X
dan eksplorasi masalah
yang penting. Wawan
Ordinal
cara
Kurang

X<X

Diam
(i) Teknik ini bertujuan
untuk memberikan
kesempatan berpikir Baik
dan memotivasi cara
klien untuk berbicara, X≥X
pada klien yang
menarik diri, teknik Wawan
Ordinal
diam berarti perawat cara
menerima klien Kurang

X<X

Informing
(j) Teknik dengan cara
memberikan informaasi
dan pikiran untuk Baik
pendidikan untuk
pendidikan kesehatan. X≥X
Wawan
Ordinal
cara
Kurang

X<X

Saran
(k) Teknik yang bertujuan Wawan Ordinal
memberikan alternative cara
ide untuk pemecahan Baik
masalah, teknik ini
tepat dipakai pada fase X≥X
kerja dan tidak tepat
16

pada fase awal


hubungan.
Kurang

X<X

Sumber: data diolah peneliti (2020)


BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif eksploratif. Penelitian deskriptif


eksploratif bertujuan menggambarkan keadaan atau suatu fenomena (Arikunto, 1998).
Sehingga mendapatkan gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh
perawat pelaksana di ruang inap RSUZA Banda Aceh.

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh klien yang berhubungan secara
langsung dalam proses rawat inap, yang sedang menjalani perawatan di Ruang Inap
BPK-RSUZA Banda Aceh.

2. Sampel
a. Ukuran sampel

Perhitungan besar sampel dengan menggunakan rumus dari


Lameshaw, dengan formulasi estimasi proporsi sebagai berikut:

n=¿ P(1 - Q) / d2

Keterangan:

n : Ukuran sampel

1
Zα : Confident interval = 1,96 untuk α= 0,05
2

P : Proporsi populasi = 50% = 0,5

Q : 1-p = 1 – 0,5 = 0,5

d : Derajat presisi (15%) = 0,15

Berdasarkan formula di atas maka jumlah sampel penelitian adalah :

n=¿ 0,5(0,5) / (0,15)2

n = 42,68 (dibulatkan menajadi 43)

17
18

Maka jumlah sampel penelitian adalah 43 orang.

b. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel diambil secara non probability sampling


dimana setiap anggota populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk
dipilih menjadi anggota sampel (Notoatmojdo, 2005). Jumlah sampel pada
setiap ruangan menggunakan metode purposive sampling karena peneliti
memiliki pertimbangan dalam pengambilan sampel. Karena jumlah sub
populasi berbeda jumlah sampel untuk setiap ruangan harus sebanding dengan
jumlah sub populasinya (Arikunto, 1998).

Untuk mendapatkan jumlah terssebut perlu dicari factor pembanding


dari setiap sub populasi yang disebut dengan sample fraction (f) dengan cara
membandingkan jumlah elemen tiap sub populasi (jumlah tempat tidur setiap
ruangan) dengan jumlah elemen seluruh populasi (jumlah tempat tidur seluruh
ruangan) yaitu sebanyak 245 tempat tidur, sehingga diperoleh masing-masing
sample fraction untuk setiap ruangan.

Dari formula ini maka jumlah sampel untuk setiap ruangan diambil
berdasarkan jumlah tempat tidur sehingga jumlah dapat dilihat pada table
berikut:

Tabel 4.1
Distribusi sampel penelitian di Ruang Rawat Inap BPK-RSUZA Banda Aceh tahun
2020 Berdasarkan Ruang Rawat Inap

No. Ruang Rawat Inap Fungsi Ruang Fraction ∑ Sampel


(RRI) score (f)

1 RRI ICCU 5/245 = 0,02 0,02 x 43 = 1

2 RRI ARAFAH 1 ANAK 10/245 = 0,04 0,04 x 43 = 2

3 RRI ARAFAH 2 PENYAKIT KANDUNGAN 5/245 = 0,02 0,02 x 43 = 1

4 RRI ARAFAH 3 KEBIDANAN 35/245 = 0,14 0,014 x 43 = 6

5 RRI NICU NICU 20/245 = 0,08 0,08 x 43 = 3

6 RRI BERSALIN BERSALIN 26/245 = 0,11 0,011 x 43 = 5


19

7 RRI MINA 1 SARAF PRIA 20/245 = 0,08 0,08 x 43 = 3

8 RRI MINA 2 SARAF WANITA 15/245 = 0,06 0,06 x 43 = 3

9 RRI ZAMZAM 1 VIP 25/245 = 0,10 0,10 x 43 = 4

10 RRI ZAMZAM 2 VIP 10/245 = 0,04 0,04 x 43 = 2

11 RRI HCU MEDICAL HCU MEDICAL 10/245 = 0,04 0,04 x 43 = 2

12 RRI AQSHA 1 ISO/KELAS 1 20/245 = 0,08 0,08 x 43 = 3

13 RRI AQSHA 2 PENYAKIT DALAM PRIA 10/245 = 0,04 0,04 x 43 = 2

14 RRI AQSHA 3 PENYAKIT DALAM 10/245 = 0,04 0,04 x 43 = 2


WANITA

15 RRI IGD 24/245 = 0,10 0,10 x 43 = 4

Jumlah sampel 43 orang


Sumber: Data Bidang Keperawatan RSUZA Banda Aceh Tahun 2020.
Untuk ruang rawat picu tidak dilakukan penelitian karena tidak memenuhi kriteria
sampel. Yang menjadi kriteria sampel adalah :

a. Klien yang sedang menjalani rawat inap di rumah sakit, selama penelitian
berlangsung.
b. Klien yang bersedia menjadi responden.
c. Klien yang dirawat lebih dari 1 hari.
d. Dapat berkomunikasi dengan baik.
c. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di 15 ruang inap di Badan Pelayanan Kesehatan


Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan waktu penelitian mulai pada
bulan Juli- sampai Agustus 2020. Adapunalasan pemilihan tempat di BPK-RSUZA Banda
Aceh didasarkan oleh beberapa alasan yaitu :

 BPK-RSUZA Banda Aceh adalah rumah sakit tipe A pendidikan yang terbesar di
Aceh dan telah terakreditasi.
 Sebagai lahan praktek mahasiswa dan sebagai rumah sakit rujukan di Aceh.
d. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan ata peneliti mengguanakn kuesioner yang terdiri dari :


20

1. Alat pengumpulan data bagian A, merupakan data demografi yang terdiri


dari pertanyaan yang digunakan untuk mengukur karakteristik responden,
data demografi meliputi: nama, umur, pendidikan, dan pekerjaan.
2. Alat pengumpulan data bagian B mencakup:
a. Sub variable mendengar: pertanyaan nomor 1-3 (dalam lembaran
wawancara)
b. Sub variable pertanyaan terbuka: pertanyaan nomor 4-6 (dalam
lembaran wawancara)
c. Sub variable klarifikasi : pertanyaan nomor 9-10 (dalam lembaran
wawancara)
d. Sub variable pertanyaan terbuka: pertanyaan nomor 4-6 (dalam
lembaran wawancara)
e. Sub variable refleksi: pertanyaan nomor 11-12 (dalam lembaran
wawancara)
f. Sub variable memfokuskan: pertanyaan nomor 13-14 (dalam lembaran
wawancara)
g. Sub variable membagi persepsi: pertanyaan nomor 15-16 (dalam
lembaran wawancara)
h. Sub variable identifikasi: pertanyaan nomor 17-18 (dalam lembaran
wawancara)
i. Sub variable diam: pertanyaan nomor 19-21 (dalam lembaran
wawancara)
j. Sub informasi: pertanyaan nomor 22-24 (dalam lembaran wawancara)
k. Sub variable saran: pertanyaan nomor 25-26 (dalam lembaran
wawancara)

Pilihan jawaban menggnakan skala dikotomi dengan alternative pilihan,


dimana responden diminta untuk mengidentifikasi derajat; “Ya” dan “Tidak”.
Untuk pernyataan (+) jawaban “Ya” diberi skor 2, sedangkan jawaban “Tidak”
diberi skor 1.

3. Sebelum alat ini digunakan terlebih dahulu peneliti melakukan uji coba
instrument. Dengan menggunakan uji coba instrument berupa validitas dan
uji reliabilitas di rumah sakit Meuraxa kepada 10 responden yang
mempunyai kriteria sampel. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah
21

kuesioner yang disusun oleh peneliti mampu mengukur apa yang hendak
diukur dan untuk menunjukkan sejauh mana kuesioner dapat dipercaya
atau diandalkan. Kedua uji ini dianalisis dengan menggunakan program.
Pada uji validitas harus memenuhi taraf signifikasi 5% yaitu diatas table
0,632 akan dinyatakan valid. Dan hasil pengukuran yang kedua dengan
menggunakan teknik korelasi product moment. Hasilnya dibandingkan
dengan hasil table pada derajat kemaknaannya yaitu 0,632 (Notoadmodjo,
2005).

e. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data akan digunakan oleh peneliti ini melalui


wawancara, sifat wawancara berupa wawanara terpimpin. Adapun proses
pengumpulan data sebagai berikut:

a. Tahap persiapan pengumpulan data

Persiapan pengumpulan data dilakukan melalui proses


administrasindengan cara mendapat izin dari Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala dan izin dari
Kepala BPK-RSUZA Banda Aceh melalui diklat.

b. Tahap pengumpulan data

Setelah mendapat izin dari Kepala BPK-RSUZA Banda Aceh,


kemudian melalui kepala ruang menghubungi responden, memberikan dan
menjelaskan informed consent. Bagi responden yang setuju dapat mengisi
informed consent. Kemudian peneliti menjelaskan pada responden bahwa
peneliti memerlukan partisipasi responden dalam penelitian ini. Lalu
peneliti melakukan wawancara mengenai teknik komunikasi terapeutik
oleh perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap. Setelah data terkumpul,
peneliti melapor kembali pada administrasi untuk mendapatkan surat
keterangan selesai melakukan penelitian dari Badan Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit Umu dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
22

f. Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan semua kuesioner yang memenuhi syarat,


maka dilakukan pengolahan data secara manual dengan langkah-langkah
sebagai berikut:

a. Coding, yaitu memberikan kode pada setiap kuesioner yang diisi


respon dan berdasarkan nama dan tempat bertugas responden.
b. Editing, yaitu melakukan pengecekan terhadap hasil pengisian
format pengumpulan data meliputi kelengkapan identitas dan
jawaban yang diberikan oleh responden.
c. Transferring, yaitu menyusun nilai keseluruhan responden dan
menentukan kategori dari variable beserta sub-sub variable
penelitian berdasarkan nilai rata-rata (x) yaitu baik apabila nilai (x)
≥ x dan kurang apabila x< x.
d. Tabulating, yaitu mengelompokkan responden berdasarkan
kategori yang telah dibuat untuk tiap-tiap sub variable yang diukur
dan karakteristik dari responde meliputi pendidikan kemudia
dimasukkan ke dalam table distribusi frekuensi.

Setelah diolah selanjutnya data yang telah dimasukkan ke


dalam table distribusi frekuensi dianalisa dengan cara menentukkan
presentase perolehan untuk tiap-tiap kategori dengan menggunakan rumus
sebagai berikut (Sudjana, 1992).

fi
P= ×100 %
n

Keterangan:

P : persentase

Fi : frekuensi teramati

N : jumlah responden yang menjadi sampel

g. Analisa Data
23

Analisa data dari penelitian ini hanya sampai pada analisis univarian,
sesuai dengan desain penelitian yaitu deskriptif eksploratif. Untuk
mengetahui gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh
perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Badan Pelayanan kesehatan
Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, dilakukan
dengan mencari mean (x) distribusi frekuensi dan persentase menurut
Chandra (1999), mean (x) atau rata-rata dapat dicari dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

∑x
Mean : (x) =
n

Keterangan :

X : mean

∑ x: jumlah nilai responden

N : jumlah sampel
BAB V HASIL PENENLITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilakukan dari tanggal 24 Juli sampai 8 Agustus


2020 di BPK RSUZA. Penelitian dilakukan selama 15 hari, pada hari ke-1 dilakukan
penelitian pada 1 responden yaitu di RRI ICCU, pada hari ke-2 dilakukan penelitian pada
2 responden yaitu di RRI Arafah 1, pada hari ke-3 dilakukan penelitian pada 1 responden
yaitu di RRI Arafah 2, pada hari ke-4 dilakukan penelitian pada 6 responden yaitu di RRI
Arafah 3, pada hari ke-5 dilakukan penelitian pada 3 responden yaitu di RRI NICU, pada
hari ke-6 dilakukan penelitian pada 5 responden yaitu di RRI Bersalin, pada hari ke-7
dilakukan penelitian pada 3 responden yaitu di RRI Mina 1, pada hari ke-8 dilakukan
penelitian pada 3 responden yaitu di RRI Mina 2, pada hari ke-9 dilakukan penelitian
pada 4 responden yaitu di RRI Zamzam 1, pada hari ke -10 dilakukan penelitian pada 2
responden yaitu di RRI Zamzam 2, pada hari ke-11 dilakukan penelitian pada 2
responden yaitu di RRI HCU Medical, pada hari ke-12 dilakukan penelitian pada 3
responden yaitu di RRI Aqsha 1, pada hari ke-13 dilakukan penelitian pada 2 responden
yaitu di RRI Aqsha 2, pada hari ke-14 dilakukan penelitian pada 2 responden yaitu di RRI
Aqsha 3, dan pada hari ke-15 dilakukan penelitian pada 4 responden yaitu di RRI IGD.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data dari responden tentang penulisan teknik
komunikasi terapeutik adalah sebagai berikut:

1. Data Demografi Responden

Data demografi meliputi umur, jenis kelamin, dan pendidikan terakhir, pekerjaan
serta lama dirawat responden di BPK RSUZA.

Data demografi responden berdasarkan umur di BPK RSUZA Banda Aceh dapat
dilihat pada table 5.1 dibawah ini :

Table 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Umur di RSUZA

Banda Aceh Tahun 2020

NO UMUR FREKUENSI (F) PERSENTASE (%)

1 Dewasa muda (20-25 20 53,49


tahun)

24
25

2 Dewasa penuh (26-60 23 46,51


tahun)

3 Lanjut Usia (> 65 tahun) 0 0

JUMLAH 43 100

Sumber : Data Primer (diolah, 2020)

Berdasarkan table 5.1 diatas dapat diketahui bahwa umur responden dari 43
responden yang paling banyak responden berumur dewasa penuh (26-60 tahun) yaitu 23
orang.

Data demografi responden berdasarkan jenis kelamin di BPK RSUZA dilihat pada
table 5.2 di bawah ini :

Table 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUZA

Banda Aceh Tahun 2020

NO JENIS KELAMIN FREKUENSI (F) PERSENTASE (%)

1 Laki-laki 23 53,49

2 Perempuan 20 46,51

JUMLAH 43 100

Sumber : Data Primer (diolah, 2020)

Berdasarkan table 5.2 diatas dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden dari 43
responden yang paling banyak responden umumnya dengan jenis kelamin laki-laki yaitu 23
orang (53,49%) dan selebihnya adalah responden dengan jenis kelamin perempuan yaitu 20
orang (4,51%).

Selanjutnya data demografi responden berdasarkan tingkat pendidikan di BPK


RSUZA dapat dilihat pada table 5.3 di bawah ini :

Table 5.3
26

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSUZA

Banda Aceh Tahun 2020

NO UMUR FREKUENSI (F) PERSENTASE (%)

1 Pendidikan tinggi 5 11,63

2 Pendidikan menengah 29 67,44

3 Pendidikan rendah 9 20,93

JUMLAH 43 100

Sumber : Data Primer (diolah, 2020)

Berdasarkan table 5.3 diatas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan responden
dari 43 responden yang paling banyak responden yang berpendidikan menengah yaitu
sebanyak 29 orang (67,44%).

Selanjutnya data demografi responden berdasarkan pekerjaan di BPK RSUZA dapat


dilihat pada table 5.4 di bawah ini :

Table 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di RSUZA

Banda Aceh Tahun 2020

NO UMUR FREKUENSI (F) PERSENTASE (%)

1 Tani 4 9,31

2 Wiraswasta 4 9,31

3 Pedagang 6 13,95

4 Pegawai negeri 6 13,95

5 Ibu rumah tangga 10 23,26

6 Mahasiswa/i 13 30,22

JUMLAH 43 100

Sumber : Data Primer (diolah, 2020)


27

Berdasarkan table 5.4 diatas dapat diketahui bahwa tingkat pekerjaan dari 43
responden yang paling banyak adalah mahasiswa/I yaitu 13 orang (30,22%)

Selanjutnya data demografi responden berdasarkan lama dirawat di BPK RSUZA


dapat dilihat pada table 5.5 di bawah ini :

Table 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan lama dirawat di RSUZA

Banda Aceh Tahun 2020

NO UMUR FREKUENSI (F) PERSENTASE (%)

1 < 10 hari 24 55,81

2 > 10 hari 19 44,19

JUMLAH 43 100

Sumber : Data Primer (diolah, 2020)

Berdasarkan table 5.5 diatas dapat diketahui bahwa lama dirawat dari 43 responden
yang paling banyak responden dengan lama dirawat <10 hari yaitu 24 orang (55,81%), dan
responden yang > 10 hari dirawat sebesar 19 orang (44,81%).

2. Pelaksanaan Teknik Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat Pelaksana di BPK RSUZA


Banda Aceh Tahun 2020

Sesuai dengan cara pengolahan data yang terdapat pada bab IV, data yang
telah dikumpulkan dilakukan tabulasi untuk variable penelitian. Hasil pengolahan data
untuk setiap variable yang diteliti adalah sebagai berikut:

a. Pelaksanaan teknik komunikasis terapeutik oleh perawat pelaksana pada teknik


mendengar.

Dari perolehan skor responden mengenai item pertanyaan pada teknik mendengar
yang dapat dilihat pada lampiran table rekapitulasi jawaban responden diperoleh nilai x =
28

5,67, sehingga responden berada pada kategori baik bila skornya bernilai X ≥ 5,67 dan
kategori kurang X < 5,67 dapat dilihat pada table dibawah ini :

Table 5.6

Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Teknik KOmunikasi terapeutik Oleh Perawat


Pelaksana Pada Teknik Mendengar Diruang Rawat Inap Badan Pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Tahun 20020

NO KATEGORI FREKUENSI (F) PERSENTASE (%)

1. Baik 34 79,07

2. Kurang 9 20,93

JUMLAH 43 100

Sumber: Data Primer (diolah, 2020).

Dari table 5.6 diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik
oleh perawat pelaksana pada teknik mendengar berada pada kategori baik dengan jumlah 34
orang (79,07%).

b. Pelaksanaan teknik komunikaasi terapeutik oleh perawat pelaksana pada teknik


pertanyaan terbuka.

Dari perolehan skor responden mengenai item pertanyaan pada teknik


pertanyaan terbuka yang dapat dilihat pada lampiran table rekapitulasi jawaban
29

responden diperoleh nilai x = 4,53 sehingga responden berada pada kategori baik bila
skornya bernilai X ≥ 4,53 dan kategori kurang X < 4,53 dapat dilihat pada table
dibawah ini :

Table 5.7

Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Teknik Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat


Pelaksana Pada Teknik Pertanyaan Terbuka Diruang Rawat Inap Badan Pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Tahun 20020

NO KATEGORI FREKUENSI (F) PERSENTASE (%)

1. Baik 25 58,14

2. Kurang 18 41,86

JUMLAH 43 100

Sumber: Data Primer (diolah, 2020).

Dari table 5.7 diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik
oleh perawat pelaksana pada teknik pertanyyan terbuka berada pada kategori baik dengan
jumlah 25 orang (58,14%).

c. Pelaksnanaan Teknik Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat Pelaksana Pada Teknik


Mengulang.

Dari perolehan skor responden mengenai item pertanyaan pada teknik


mengulang yang dapat dilihat pada lampiran table rekapitulasi jawaban responden
diperoleh nilai x = 3,09, sehingga responden berada pada kategori baik bila skornya
bernilai X ≥ 3,09 dan kategori kurang X < 3,09 dapat dilihat pada table dibawah ini :

Table 5.8
30

Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Teknik Komunikasi terapeutik Oleh Perawat


Pelaksana Pada Teknik Mengulang Diruang Rawat Inap Badan Pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Tahun 20020

NO KATEGORI FREKUENSI (F) PERSENTASE (%)

1. Baik 21 48,84

2. Kurang 22 51,16

JUMLAH 43 100

Sumber: Data Primer (diolah, 2020).

Dari table 5.8 diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik
oleh perawat pelaksana pada teknik mendengar berada pada kategori baik dengan jumlah 21
orang (48,84%).

d. Pelaksnanaan Teknik Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat Pelaksana Pada Teknik


Klarifikasi.

Dari perolehan skor responden mengenai item pertanyaan pada teknik


klarifikasi yang dapat dilihat pada lampiran table rekapitulasi jawaban responden
diperoleh nilai x = 3,17, sehingga responden berada pada kategori baik bila skornya
bernilai X ≥ 3,17 dan kategori kurang X < 3,17 dapat dilihat pada table dibawah ini :

Table 5.9

Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Teknik Komunikasi terapeutik Oleh Perawat


Pelaksana Pada Teknik Klarifikasi Diruang Rawat Inap Badan Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Tahun 20020
31

NO KATEGORI FREKUENSI (F) PERSENTASE (%)

1. Baik 23 53,49

2. Kurang 20 46,51

JUMLAH 43 100

Sumber: Data Primer (diolah, 2020).

Dari table 5.9 diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik
oleh perawat pelaksana pada teknik klarifikasi berada pada kategori baik dengan jumlah 23
orang (53,49%).

e. Pelaksnanaan Teknik Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat Pelaksana Pada Teknik


Refleksi.

Dari perolehan skor responden mengenai item pertanyaan pada teknik refleksi
yang dapat dilihat pada lampiran table rekapitulasi jawaban responden diperoleh nilai
x = 3,16, sehingga responden berada pada kategori baik bila skornya bernilai X ≥ 3,16
dan kategori kurang X < 3,16 dapat dilihat pada table dibawah ini :

Table 5.10

Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Teknik Komunikasi terapeutik Oleh Perawat


Pelaksana Pada Teknik Refleksi Diruang Rawat Inap Badan Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Tahun 20020

NO KATEGORI FREKUENSI (F) PERSENTASE (%)

1. Baik 14 32,56

2. Kurang 29 67,44

JUMLAH 43 100

Sumber: Data Primer (diolah, 2020).


32

Dari table 5.10 diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik
oleh perawat pelaksana pada teknik refleksi berada pada kategori baik dengan jumlah 14
orang (32,56 %).

f. Pelaksnanaan Teknik Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat Pelaksana Pada Teknik


Memfokuskan.

Dari perolehan skor responden mengenai item pertanyaan pada teknik


memfokuskan yang dapat dilihat pada lampiran table rekapitulasi jawaban responden
diperoleh nilai x = 3,31, sehingga responden berada pada kategori baik bila skornya
bernilai X ≥ 3,31 dan kategori kurang X < 3,31 dapat dilihat pada table dibawah ini :

Table 5.11

Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Teknik Komunikasi terapeutik Oleh Perawat


Pelaksana Pada Teknik Memfokuskan Diruang Rawat Inap Badan Pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Tahun 20020

NO KATEGORI FREKUENSI (F) PERSENTASE (%)

1. Baik 27 62,79

2. Kurang 16 37,21

JUMLAH 43 100

Sumber: Data Primer (diolah, 2020).


33

Dari table 5.11 diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik
oleh perawat pelaksana pada teknik memfokuskan berada pada kategori baik dengan jumlah
27 orang (62,79 %).

g. Pelaksnanaan Teknik Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat Pelaksana Pada Teknik


Membagi Persepsi.

Dari perolehan skor responden mengenai item pertanyaan pada teknik membagi
persepsi yang dapat dilihat pada lampiran table rekapitulasi jawaban responden diperoleh
nilai x = 3,28, sehingga responden berada pada kategori baik bila skornya bernilai X ≥
3,28 dan kategori kurang X < 3,28 dapat dilihat pada table dibawah ini :

Table 5.12

Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Teknik Komunikasi terapeutik Oleh Perawat


Pelaksana Pada Teknik Membagi Persespsi Diruang Rawat Inap Badan Pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Tahun 20020

NO KATEGORI FREKUENSI (F) PERSENTASE (%)

1. Baik 24 55,81

2. Kurang 19 44,19

JUMLAH 43 100

Sumber: Data Primer (diolah, 2020).

Dari table 5.12 diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik
oleh perawat pelaksana pada teknik membagi persepsi berada pada kategori baik dengan
jumlah 24 orang (55,81 %).
34

h. Pelaksnanaan Teknik Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat Pelaksana Pada Teknik


Identifikasi Tema.

Dari perolehan skor responden mengenai item pertanyaan pada teknik identifikasi
tema yang dapat dilihat pada lampiran table rekapitulasi jawaban responden diperoleh nilai
x = 3,47, sehingga responden berada pada kategori baik bila skornya bernilai X ≥ 3,47 dan
kategori kurang X < 3,47 dapat dilihat pada table dibawah ini :

Table 5.13

Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Teknik Komunikasi terapeutik Oleh Perawat


Pelaksana Pada Teknik Identifikasi Tema Diruang Rawat Inap Badan Pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Tahun 20020

NO KATEGORI FREKUENSI (F) PERSENTASE (%)

1. Baik 25 54,14

2. Kurang 18 41,86

JUMLAH 43 100

Sumber: Data Primer (diolah, 2020).

Dari table 5.13 diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik
oleh perawat pelaksana pada teknik identifikasi tema berada pada kategori baik dengan
jumlah 25 orang (58,14 %).

i. Pelaksnanaan Teknik Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat Pelaksana Pada Teknik


Diam.
35

Dari perolehan skor responden mengenai item pertanyaan pada teknik diam yang
dapat dilihat pada lampiran table rekapitulasi jawaban responden diperoleh nilai x = 3,44,
sehingga responden berada pada kategori baik bila skornya bernilai X ≥ 3,44 dan kategori
kurang X < 3,44 dapat dilihat pada table dibawah ini :

Table 5.14

Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Teknik Komunikasi terapeutik Oleh Perawat


Pelaksana Pada Teknik Diam Diruang Rawat Inap Badan Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Tahun 20020

NO KATEGORI FREKUENSI (F) PERSENTASE (%)

1. Baik 28 65,12

2. Kurang 15 34,89

JUMLAH 43 100

Sumber: Data Primer (diolah, 2020).

Dari table 5.14 diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik
oleh perawat pelaksana pada teknik mendengar berada pada kategori baik dengan jumlah 28
orang (65,12 %).

j. Pelaksnanaan Teknik Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat Pelaksana Pada Teknik


informasi.

Dari perolehan skor responden mengenai item pertanyaan pada teknik informasi yang
dapat dilihat pada lampiran table rekapitulasi jawaban responden diperoleh nilai x = 4,86,
sehingga responden berada pada kategori baik bila skornya bernilai X ≥ 4,86 dan kategori
kurang X < 4,86 dapat dilihat pada table dibawah ini :
36

Table 5.15

Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Teknik Komunikasi terapeutik Oleh Perawat


Pelaksana Pada Teknik Informasi Diruang Rawat Inap Badan Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Tahun 20020

NO KATEGORI FREKUENSI (F) PERSENTASE (%)

1. Baik 31 72,09

2. Kurang 12 27,91

JUMLAH 43 100

Sumber: Data Primer (diolah, 2020).

Dari table 5.15 diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik
oleh perawat pelaksana pada teknik informasi berada pada kategori baik dengan jumlah 31
orang (72,09 %).

k. Pelaksnanaan Teknik Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat Pelaksana Pada Teknik


Saran.

Dari perolehan skor responden mengenai item pertanyaan pada teknik saran yang
dapat dilihat pada lampiran table rekapitulasi jawaban responden diperoleh nilai x = 3,26,
sehingga responden berada pada kategori baik bila skornya bernilai X ≥ 3,26 dan kategori
kurang X < 3,26 dapat dilihat pada table dibawah ini :
37

Table 5.16

Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Teknik Komunikasi terapeutik Oleh Perawat


Pelaksana Pada Teknik Saran Diruang Rawat Inap Badan Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Tahun 2020

NO KATEGORI FREKUENSI (F) PERSENTASE (%)

1. Baik 23 53,49

2. Kurang 20 46,51

JUMLAH 43 100

Sumber: Data Primer (diolah, 2020).

Dari table 5.16 diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik
oleh perawat pelaksana pada teknik saran berada pada kategori baik dengan jumlah 23 orang
(53,49%).

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisa data responden yang telah digambarkan diatas


peneliti mencoba membahas sebagai berikut:
1. Mendengar
Gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat pelaksana
pada teknik mendengar berada pada kategori baik (79,07%). Hal ini disebabkan
sudah memadainya pengetahuan yang dimiliki oleh perawat pelaksana tentng
38

perlunya persiapan sebelum berinteraksi dengan klien. dampak yang muncul


apabila perawat pelaksana telah baik dalam melakukan teknik komunikasi
terapeutik pada teknik mendengar adalah perawat pelaksana mampu untuk
mendengar dan menyerap dengan baik berbagai hal yang diungkapkan oleh klien.
Sesuai harapan responden pada penelitian yang dilakukan, sehingga perawat
pelaksana dapat memechkan masalah yang dialami oleh klien yang sedang dirawat
inap dengan berbagai penyakit yang dialami klien.
2. Pertanyaan Terbuka
Gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat pelaksana
pada teknik pertanyaan terbuka berada di kategori baik (58,14%). Hal ini
disebabkan oleh sudah pahamnya perawat pelaksana dalam menerapkan teknik
komunikasi terapeutik pada teknik pertanyaan terbuka dan disamping itu perawat
juga memberikan kesempatan kepada klien untuk mengambil inisiatif dalam
memilih topic pembicaraan, sehingga sangat mudah bagi klien untuk
mengungkapkan apa yang klien rasakan. Pentingnya pertanyaan terbuka didalam
berkomunikasi secara terapeutik karena akan dapat membantu untuk mengetahui
permasalahan klien lebih terperinci mengenai penyakit klien. Dan didalam teknik
memberikan pertanyaan terbuka, klien perlu jug diberikan kesempatan untuk
memilih topic pembicaraan.
3. Mengulang
Gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat pelaksana
pada teknik mengulang berada pada kategori kurang (51,16%), hal ini disebabkn
perawat pelaksana belum mempunyai kemampuan untuk menggunakan teknik
komunikasi terapeutik pada teknik mengulang. Dengan kurang mampunya
perawat menggunakan teknik mengulang ini secara baik. Maka akan dapat
diketahui bahwa perawat belum mampu sepenuhnya untuk menyerap isi pesan
yang disampaikan oleh klien secara verbal, sehingga akan mempengaruhi
pemahaman terhadap masalah klien yang sedang dirawat inap.
Bila perawat merasa belum jelas pemahaman penyampaian klien, perawat
perlu mengulang kembali ucapan klien. karena dengan mengulang kembali dapat
menguatkan ucapan klien dan klien pun dapat mengerti bahwa pesannya dapat
dimengerti dan mengindivikasikan bahwa perawat mengikuti apa yang sedang
dibicarakan klien dengan perhatian penuh. Namun demikian didalam mengulang
39

pertanyaan klien, perawat perlu berhati-hati karena pengertian bisa rancu jika
pengucapan ulang mempunyai arti yang berbeda (Ellis & Gate, 2000).
4. Klarifikasi
Gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat pelaksana
pada teknik klarifikasi beraada pada kategori baik (53,49%). Ini disebabkan
karena perawat pelaksana meminta kejelasan kembali pada klien apakah informasi
yang disampaikan klien jelas. Dengan demikian bila perawat pelaksana
mempunyai kemampuan untuk menggunakan teknik klarifikasi ini maka akan
membuat pengertian antara perawat dank lien. Oleh karena itu kesamaan ide,
persepsi, dan perasaan antara perawat dank lien menjadi jelas. Jadi teknik
klarifikasi sangat penting digunakan terutama bila informasi dari klien tidak jelas.
5. Refleksi
Gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat pelaksana
pada teknik refleksi berada pada kategori kurang (67,44%). Hal ini disebabkan
karena perawat pelaksana belum mempunyai kemampuan untuk menerapkan
teknik komunikasi terapeutik dan kurangnya pengetahuan mengenai teknik
komunikasi terapeutik ini. Sehingga perawat pelaksana belum mampu
memvalidasi masalah klien denngan baik dan melengkapi data informasi yang
diungkapkan oleh klien hingga klien akan merasakan bahwa perawa tidak
memahami perasaannya.
Teknik komunikasi terapeutik penting dalam berkomunikasi dengan klien
yang sedang dirawat agar dapat memvalidasi apa yang didengar dan
mengklarifikasi ide yang sedang diekspresikan oleh klien dengan pengertian
perawat dan memberikan respon pada perasaan klien. Penggunaan teknik refreksi
dapat memberikan kesempatan pada klien untuk memahami sifatnya sendiri.
Keadaan ini dapat membantu penyelesaian permasalahan yang dialami oleh klien,
karena sudah memahami keadaan dirinya sendiri secara rasional (Keliat, 1996).
6. Memfokuskan
Gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat pelaksana
pada teknik memfokuskan berada pada kategori baik (62,79%). Ini disebbkan
karena perawat pelaksana sudah mempunyai kemampuan untuk menggunakan
teknik komunikasi terapeutik dan perawat pelaksana sudah mampu membatasi
pembicaraan pada hal yang bersifat spesifik dan lebih terarah serta dimengerti.
Memfokuskan dapat membantu kklien untuk berbicara pada topic yang dipandang
40

penting. Penggunaan teknik ini secara efektif dapat membantu klien untuk
menspesifikasikan permasalahan, dari permasalahan yang bersifat samar-samar
menjadi jelas dan berfokus pada realita (Keliat, 1996).
7. Membagi persepi
Gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat pelaksana
pada teknik membagi persepsi berada pada kategori baik (51,81%). Hal ini
disebabkan karena perawat pelaksana sudah mampu menerapkan teknik
komunikasi terapeutik dikarenakan pengegtahuan yang dimiliki oleh perawat
pelaksana bahwa teknik komunikasi terapeutik ini sangat penting untuk
diterapkan. Membagi persepsi merupakan teknik komunikasi terapeutik agar
perawat pelaksana dapat mengungkapkan persepsinya tehadap permsalahan yang
dialami oleh klien yang sedang dirawat inap. Kesamaan persepsi antara perawat
pelaksana dan klien sangat penting. Agar persepsi perawat pelaksana terhadap
klien menjadi benar dan persepsi klien terhadap perawat pelaksana tidak salah
(Stuart & Sundeen, 1998).
8. Identifikasi Tema
Gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat pelaksana
pada teknik identifikasi tema berada pada kategori baik (58,14%). Hal ini
disebabkan karena perawat pelaksana sudah memiliki kemampuan untuk
menerapkan teknik komunikasi terapeutik kepada klien yang sedang dirawat inap.
Perawat pelaksana sudah mampu untuk menarik kesimpulan dari isi pembicaraan
tentang penyebab timbulnya masalah klien dan menanyakan latar belakang
permasalahan klien yang muncul didalam pembicaraan. Dengan adanya teknik
komunikasi ini maka akan meningkatkan pelayanan pada segi kesehatan.
9. Diam
Gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat pelaksana
pada teknik diam berada pada kategori baik (65,12%). Hal ini disebabkan karena
perawat pelaksana sudah memahami teknik komunikasi terapeutik ini sangat
penting, hal ini dapat diketahui dengan perawat yang sudah memahami untuk
diam sejenak setelah mengajukan pertanyaan, memberikan kesempatan kepada
klien untuk berfikir, dan memperlihatkan sikap bahwa perawat pelaksana
menunggu jawaban dari klien.
10. Saran
41

Gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat pelaksana


pada teknik saran berada pada kategori baik (53,49%). Karena perawat pelaksana
telah memiliki kemampuan untuk menerapkan komunikasi ini sehingga perawat
mampu memberikan saran atau ide alternative untuk pemecahan masalah klien.
Sebagai suatu teknik terapeutik, saran sangat berguna sebagai intervensi dalam
hubungan terapeutik ketika klien menganalisa area masalah dan mengeksplorasi
mekanisme koping alternative. Dalam memberikan saran, perawat harus
menyediakan beberapa alternative dan menggali nilai-nilai potensial yang dimiliki
oleh klien, lalu perawat juga harus memfokuskan pada keuntungan dan kategori
serta kerugian dan implikasi terhadap alternative yang diberikan (Stuart &
Sundeen, 1998).
Kemampuan yang dimiliki oleh perawat terhadap penggunaan teknik ini
menaandakan perawat telah siap berinteraksi untuk menerima setiap keluhan yang
disampaikan oleh klien. sehingga perawat akan mudah mengarahkan isi
pikirannya dan memotivasi klien untuk berbicara. Perawat perlu menguasai teknik
ini agar klien yang berinteraksi dengan perawat pelaksana dapat
mengorganisasikan pikirannya, mempproses informasi yang diberikan dan
mengambil kessempatan untuk menimbang alternative tindakan yang diperlukan
untuk pemecahan masalah serta akan merasa dirinya diterima dan dihargai
(Keliath 1996).
11. Informasi
Gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik oleh perawat pelaksana
pada teknik informasi berada pada kategori baik (72,09%). Karena perawat
pelaksanatelah mempunyai kemampuan untuk menggunakan teknik komunikasi
terapeutik sehingga perawat telah mampu untuk memberikan informasi mengenai
hal yang belum diketahui klien, memberikan penjelasan kepada klien bertanya
walaupun jarang memperkenalkan diri pada saat awal berkomunikasi. Dengan
adanya kemampuan perawat menggunakan teknik ini menandakan bahwa perawat
dapat memberikan informasi mengenai hal-hal penting yang berhubungan dengan
penyakit klien.
BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan


dan saran sebagai berikut:

1. Gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik olhe perawat pelaksana pada


teknik mendengar berada pada kategori baik yaitu 34 responden (79,07%).
2. Gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik olhe perawat pelaksana pada
teknik pertanyaan terbuka berada pada kategori baik yaitu 25 responden (58,14%).
3. Gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik olhe perawat pelaksana pada
teknik mengulang berada pada kategori kurang yaitu 21 responden (51,16%).
4. Gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik olhe perawat pelaksana pada
teknik klarifikasi berada pada kategori baik yaitu 23 responden (53,49%).
5. Gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik olhe perawat pelaksana pada
teknik refleksi berada pada kategori baik yaitu 14 responden (32,56%).
6. Gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik olhe perawat pelaksana pada
teknik memfokuskan berada pada kategori baik yaitu 27 responden (62,79%).
7. Gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik olhe perawat pelaksana pada
teknik membagi persepsi berada pada kategori baik yaitu 24 responden (55,81%).
8. Gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik olhe perawat pelaksana pada
teknik identifikasi berada pada kategori baik yaitu 25 responden (58,14%).
9. Gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik olhe perawat pelaksana pada
teknik diam berada pada kategori baik yaitu 28 responden (65,12%).
10. Gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik olhe perawat pelaksana pada
teknik informasi berada pada kategori baik yaitu 31 responden (72,09%).
11. Gambaran pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik olhe perawat pelaksana pada
teknik saran berada pada kategori baik yaitu 23 responden (72,09%).

42
43

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran-saran


sebagai berikut:

1. Perawat pelaksana khususnya yang berdinas di ruang rawat inap hendaknya dapat
lebih meningkatkan pengetahuan tentang komunikasi terapeutik dengan membaca
buku-buku tentang teknik-teknik komunikasi terapeutik. Perawat pelaksana harus
meningkatkan kesadaran dalam diri perawat untuk dapat menerapkan teknik
komunikasi terapeutik agar hubunga perawat klien dapat terbina dank lien
menyadari akan pentingnya bantuan perawat.
2. Dalam pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik pada teknik mendengar,
pertanyaan terbuka, memfokuskan, membagi persepsi, identifikasi tema, diam,
informasi, klarifikasi dan saran, pada pelaksanaan teknik komunikasi terapeutik
ini berada kategori baik hendaknya terus dipertahankan untuk meningkatkan dan
menambah kualitas pelayanan kesehatan.
3. khususnya pada teknik mengulang dan refleksi di BPK-RSUZAA Banda Aceh
beerada pada kategori kurang hendaknya harus lebih diperhatikan oleh perawat.
Yang mana kita ketahui bahwa teknik refleksi dan teknik mengulang merupakan
teknik yang paling penting bagi perawat agar perawat dapat menvalidasi apa yang
didengar dan mengklarifikasi ide yang sedanh diekspresikan oleh klien dengan
pengertian perawat dan memberrikan respon pada perasaan klien serta menyerap
isi pesan yang disampaikaan oleh klien secara verbal. Sehingga akan
mempengaruhi pemahaman terhadap masalah klien yang sedang dirawat inap.
Perawat pelaksana harus lebih meningkatkan tangung jawab kerja dengan
melakukan teknik komunikasi terapeutik kepada klien.
4. Bagi penentu kebijakan di BPK-RSUZA Banda Aceh perlu membuat suatu
kebijakan untuk lebih ditingkatkan teknik komunikasi terapeutik dalam pelayanan
asauhan keperawatan seperti memberikan insentif, motivasi dan penghargaan bagi
perawatyang melaksanakan teknik komunikasi terapeutik.
5. Institusi pendidikan keperawatan perlu mengembangkan teknik komunikasi
terapeutik bagi peserta didik dengan baik, sehingga saat mereka menjadi perawat
professional dapat menerapkan dan lebih mengembangkan teknik komunikasi
terapeutik dengan baik.
44

6. Bagi peneliti lain yang berminat dapat mengadakan penelitian lanjutan mengennai
factor-faktor lain yang mempengaruhi rendahnya kemampuan perawat didalam
menerapkan teknik komunikasi terapeutik secara efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Achir Yani, (1996), Komunikasi Terapeutik, Makalah seminar disampaikan pada seminar
“Kiat Komunikasi Terapeutik” di FKI UI Jakarta.

Arikunto S, (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi revisi IV, PT.
Rineka Cipta; Jakarta.

45
LAMPIRAN

Lampiran 3

LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth : Bapak/ ibu di Ruang Rawat Inap


BPK-RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh di-

Tempat
Saya yang bertanda tangani di bawah ini :

Nama : Nofita Yulandari D


Nim : 0371120029
Alamat : J1. T.A Wahab lorong T. Deyah Limpok Darussalam Banda
Aceh.

Dengan ini menjelaskan kepada Bapakllbu/Saudara bahwa saya akan


melakukan penelitian dengan judul " Tinjauan Gambaran Pelaksanaan Teknik
Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Badan
Pelayanan Kesehatan BPK RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh". Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan teknik komunikasi
terapeutik oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap.

Oleh sebab itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk dapat


berpartisipasi dalam penelitian ini dengan menjadi responden. Adapun kegiatan yang akan
Bapak / Ibu lakukan dalam penelitian ini adalah mengisi daftar pernyataan dan bersedia
untuk dilakukan wawancara dalam rangka pengumpulan data untuk penelitian ini.
Apapun yang Bapak / Ibu lakukan dnlam penelitian ini saya jamin kerahasiaannya dan
tidak membawa pengaruh apapun terhadap bapak/ibu/Saudara. maka saya mohon untuk
dapat mengisi lembaran pernyataan persetujuan menjadi responden.

Demikianlah penjelasan tentang tujuan dan maksud penelitian ini. Atas


partisipasi dan kerjasama yang baik saya ucapkan terima kasih.

Banda Aceh, 2007

Hormat Saya
NOFITA YULANDARI D
Peneliti
Lampiran 4

PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI

RESPONDEN PENELITIAN

Sehubungan diadakannya penelitian tentang "Tinjauan Gambaran


Pelaksanaan Teknik Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat
Inap Badan Pelayanan Kesehatan BPK-RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh" yang
dilakukan oleh Sdr. Nofita Yulandari D (NIM. 0371120029), maka dengan ini saya
sebagai pasien yang di rawat tersebut menyatakan bersedia mendukung dan membantu
pelaksanaan penelitian ini secara aktif dengan melibatkan diri sebagai responden.

Adapun mengenai substansi penelitian dan hal-hal yang menyangkut


pelaksanaan penelitian ini telah dijelaskan oleh peneliti kepada saya dan saya sangat mengerti
tujuan dan manfaat peneliti ini bagi saya pribadi dan profesi keperawatan pada umumnya.
Saya juga menyadari dan mengerti bahwa penelitian tidak membawa apapun sehingga saya
berhak menghentikan keterlibatan saya pada penelitian ini kapan saja.

Demikian pernyataan persetujuan menjadi responden ini saya buat dengan sadar
dan sebenar-benarnya agar dapat dipergunakan seperlunya.

Banda Aceh,.................................

Yang Membuat Pernyataan


Lampiran 5
DAFTAR WAWANCARA
TINIJAUAN GAMBARAN PELAKSANAAN TEKNIK KOMUNIKASI
TERAPEUTIK OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUANG
RAWAT INAP BADAN PELAYANAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH TAHUN 2007

Kode Responden

Tanggal Pengisian

Kode Ruangan

A. Data Identitas Responden

1.Nama

2. Jenis Kelamin

3.Umur

4.Pendidikan Terakhir

5.Pekerjaan
6. Lama dirawat
B. Daftar Wawancara Teknik Komunikasi Terapeutik

NO Daftar Pertanyaan Teknik Ya Tidak


komunikasi terapeutik
MENDENGAR
1. Apakah perawat memberi
kesempatan kepada anda untuk
berbicara?

2 Apakah perawat

memperhatikan anda di- saat


berbicara?
3. Apakah perawat memotong
pembicaraan anda di saat
menceritakan Masalahnya?

PERTANYAAN TERBUKA
4. Apakah perawat memberikan
kesempatan kepada anda untuk
memilih topik pembicaraan?

5. Apakah perawat menanyakan


kepada anda pada awal
dimulainya pembicaraan?

6. Apakah perawat menggunakan

pertanyaan `ya' dan `tidak'


atau sejenisnya kepada anda?
MENGULANG
7.
Apakah perawat menyebutkan
kembali masalah yang
disampaikan anda?
8. Apakah perawat mengulang
kembali pertanyaan anda
dengan menggunakan kata-
kata sendiri?
KLARFIKASI
9.
Apakah perawat meminta
kejelasan kembali terhadap
informasi yang disampaikan -

anda kurang dimengerti?


10. Apakah perawat meminta anda
untuk menjelaskan kembali
informasi yang tidak dia dengar
disaat terjadi pembicaraan?

REFLEKSI
11. Apakah perawat mengulang
kembali seluruh pembicaraan
anda?
12. Apakah perawat merespon
seluruh pembicaraan anda?

MEMFOKUSKAN
13.
Apakah perawat memberikan
pernyataan atau pertanyaan
yang membantu anda untuk
memfokuskan maksud
pembicaraan?
14. Apakah perawat menjaga
pembicaraan agar tetap pada
tujuan dan topik pembicaraan?

MEMBAGI PERSEPSI
15. Apakah perawat menanyakan
pendapat anda tentang yang
dirasakan atau dipikirkan?
16. Apakah perawat memberikan
kesempatan kepada anda untuk
menceritakan perasaan anda?
IDENTIFIKASI TEMA
17. Apakah perawat menarik
kesimpulan dari hasil
pembicaraan tentang penyebab
timbulnya masalah pada anda?
18. Apakah perawat menanyakan
latar belakang masalah yang
dialami anda yang muncul
dalam percakapan?

DIAM
19. Apakah perawat diam sejenak
setelah mengajukan
pertanyaan?

20. Apakah perawat memberikan


kesempatan kepada anda untuk
berpikir?

Apakah perawat memberikan


sikap bahwa perawat

menunggu jawaban dari anda?


INFORMASI
21. Apakah perawat memberikan
informasi kepada anda
mengenai hal yang belum
diketahui sehubungan dengan
masalahnya?
22. Apakah perawat memberikan
kej elasan bila anda bertanya?

Apakah perawat
memperkenalkan dirinya
sebelum melakukan
komunikasi?
SARAN
25. Apakah perawat mengajukan
alternatif pemecahan masalah

yang dirasakan /dipikirkan


oleh anda?
26. Apakah perawat memberikan
kesempatan kepada anda untuk
memilih alternatif pemecahan
masalah yang akan dilakukan?
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SYIAll KUALA
F A K U L T A S K E D O K T E R A N

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


TELP. (0651) 7407964, 7407859 DARUSSALAM - BANDA ACEH

Nomor : /j11.7/PP/2007
Lampiran :-

Perihal : Pengambilan data awal untuk skripsi

Yth,

Dengan hormat, untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan S-1


Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Syiah Kuala Darussalam, mahasiswa yang tersebut namanya di bawah ini :

Nama : Nofita Yulandari D


N I M : 0371120029

sedang menyusun skripsi, sehubungan dengan hal tersebut bersama ini kami mohon
keizinan agar yang bersangkutan dapat melaksanakan pengambilan data awal
sesuai dengan judul proposalnya yaitu : " H u b u n g an A n ta ra
Ko mu n i k as i T er ap eu ti k P er aw at D en gan Peningkatan Tentang
Interpersonal Perawat Dan Klien Diruang Rawat Inap Badan
Pelayanan Kesehatan (BPK-RSU) dr. Zainoel Abidin Banda Aceh".

Demikian, atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Ketua,

T. Samsul Alam, SKM, MNSc


N I P . 140 086 073
PEMERINTAH PROVINS1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BADAN PELAYANAN KESEHATAN RSU Dr. ZAINOEL ABIDIN


Jalan Tgk. Daud Beureueh No. 108 Telepon (0651) 22077, 281418
BANDA ACEH

Nomor : /DKL/IV/2007
Lamp. :-
Perihal : Pengambilan Data Awal

Kepada Yth.

1. Kabag. Personalia

BPK-RSUZA
Banda Aceh

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan surat Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Syiah Kuala Banda Aceh No.257 /J11.7/PP/2007 tanggal 9
April 2007 perihal sebagaimana yang tercantum pada pokok surat, bersama
ini kami hadapkan kepada Saudara Mahasiswa :

Nama : Nofita Yulandari D


NIM : 0371120029
Judul Penelitian :"Hubungan Antara Teknik Komunikasi
Terapeutik Perawat Terhadap Peningkatan
Hubungan Interpersonal Perawat Dan Klien Di Ruang
Rawat Inap Badan. Pelayan Kesehatan Rumah Sakit
Umum dr. Zainoel Abidin"

Untuk melakukan pengumpulan data Awal sesuai judul di atas dalam


rangka penyelesaian Skripsi yang akan berlangsung mulai Tanggal 13
Apri12007 sampai dengan selesai.

Setelah selesai kami mohon bantuan Saudara agar dibuatkan surat


pengembaliannya ke Bidang Pendidikan dan Penelitian.
Demikian untuk dimaktumi dan atas perhatiannya diucapkan terima
kasih.

An. Kepala Bidang Pendidikan & Penelitian

Ariful Adli, SKM. M.Kes


DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
F A K U L T A S K E D O K • T E R A N

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


TELP. (0651) 7407964, 7407859 DARUSSALAM - BANDA ACEH

Nomor : / j11.7/PP/2007
Lampiran :-
Perihal : Uji Kuisioner

Yth,

Dengan hormat, untuk rnemenuhi persyaratan menyelesaikan S-1


Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Syiah Kuala Darussalam, mahasiswa yang
tersebut namanya di bawah ini :
Nama : Novita Yulandari D
N 1M : 0371120029
akan mengadakan uji kuisioner dengan judul " Tinjauan
Garnbaran Pelaksanaan Teknik Kornunikasi Terapeutik
oleh Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Badan
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dr.Zainoel
Abidin Banda Aceh Tahun 2007."

Sehubungan dengan hal tersebut, bersama ini kami mohon keizinan


agar yang bersangkutan dapat melaksanakan pengambilan/
pencatatan data sesuai dengan judul penelitiannya di institusi
Saudara.

Demikian, atas bantuan dan kerjasamanya kami

Ketua,

T. Samsul Alam, SKM, MNSc


N I P . 140 086 073
PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH
DINAS KESEHATAN
UPT
RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA
BANDA ACEH
JALAN KULU II SUKARAMAI BANDA ACEH

urat keterangan
Nomor : 070 /&/-15 /RSUM/2007

Yang tersebut namanya di ini :

Nama : Novita Yulandari D


Nim : 0371120029

Telah melakukan uji kuisioner dengan judul " Tinjauan Gambaran


Pelaksanaan T.eknik Komunikasi Terapeutik Oleh Perwsvat Pelaksana Di
Ruang Rawat Inap Di Badab Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum
Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2007 " Yang ditujukan kepada Pasien cli RSU
Meuraxa.

Demikian surat ketcrangan ini huat untuk dapat clipergunakan.

Banda Aceh, 13 Juni 2007


s
Rumah Sakit Umum Meuraxa
Kota Banda Aceh
Kepala Keperawatan

Hj. Rosnita
Nip. 140 107 700
PEMERINTAH PROVINS1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BADAN PELAYANAN KESEHATAN RSU Dr. ZAINOEL ABIDIN


Jalan Tgk. Daud Beureueh No. 108 Telepon (0651) 22077, 281418
BANDA ACEH

Nomor : /DKL/V/2007
Lamp. :-
Perihal : Izin Pengumpulan Data

Kepada Yth.
1. Ka. Instalasi Rwata Inap
2. Ka. Ruang …..
BPK-RSUZA
Banda Aceh
Dengan Hormat,

Sehubungan dengan surat Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Syiah Kuala Banda Aceh No.614 /J11.7/PP/2007 tanggal 12
Juni 2007 perihal sebagaimana yang tercantum pada pokok surat, bersama
ini kami hadapkan kepada Saudara Mahasiswa :

Nama : Nofita Yulandari D


NIM : 0371120029
Judul Penelitian :"Hubungan Antara Teknik Komunikasi
Terapeutik Perawat Terhadap Peningkatan
Hubungan Interpersonal Perawat Dan Klien Di Ruang
Rawat Inap Badan. Pelayan Kesehatan Rumah Sakit
Umum dr. Zainoel Abidin"

Untuk melakukan pengumpulan data Awal sesuai judul di atas dalam


rangka penyelesaian Skripsi yang akan berlangsung mulai Tanggal 20
Juni 2007 sampai dengan selesai.

Setelah selesai kami mohon bantuan Saudara agar dibuatkan surat


pengembaliannya ke Bidang Pendidikan dan Penelitian.
Demikian untuk dimaklumi dan atas perhatiannya diucapkan terima
kasih.

An. Kepala Bidang Pendidikan & Penelitian


Kasubbid Litbang & Kepustakaan

Said Usman, Spd. M.Kes


NIP. 390 012 158
PEMERINTAII PROVINSI NANCGROE ACE11 DARUSSALAM

BADAN PELAYANAN KESEHATAN RSU Dr. ZA1NOEL ABIDIN


Jalan Tgk. Daud Beureueh No. 108 Telepon (0651) 22077, 28148
BA N DA A C E H
Nomor : Banda Aceh, 20 Juni 2007
Lamp. :-
Perihal : Izin Pen g umpulan Data

Kepada Yth.
Sdr. Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
FK-Unsyiah Banda Aceh
Di
Banda Aceh

Dengan Hormat,

Dengan ini kami sampaikan bahwa mahasiswi Program Studi Ilmu


Keperawatan FK Unsyiah Banda Aceh yang namanya tersebut di bawah ini:

Nama : Nofita Yulandari D


NIM : 0371120029

telah selesai melakukan pengumpulan data di BPK-RSU Dr. Zainoel Abidin


dari tanggal 20 Juni s/d 3 Juli 2007 dengan judul penelitian "Tinjauan
Gambaran Pelaksanaan Teknik Komunikasi Terapeutik oleh Perawat
Pelaksana di Ruang Rawat Inap Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit
Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh ".

Selanjutnya kami mohon kepada Saudara untuk dapat menyampaikan


1 (satu) eks hasil penelitian dalam bentuk cetak dan CD atas nama
mahasiswa yang bersangkutan demi perbaikan dan peningkatan mutu
pelayanan BPK-RSU Dr. Zainoel Abidin di masa yang akan datang.

Demikianlah untuk dimaklumi dan atas kerjasamanya diucapkan terima


kasih.
Direktur Badan Pelayanan Kesehatan
`
Rsu Dr. Zainoel Abidin
Provinsi Nanggore Aceh Darussalam

Dr. Rus Munandar, Sp.JP,(K) FIHA


Pembina Utama Muda
NIP. 140 092 225
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 Compute
no.
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 x x x x x x x x x x1 x1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1

1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 6 6 4 4 4 4 4 4 6 6 4

3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2

4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 6 6 4 4 4 4 4 4 6 6 4

5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 6 6 4 4 4 4 4 4 6 6 4

6 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2

7 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 3

8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 6 6 4 4 4 4 4 4 6 6 4

9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 6 6 4 4 4 4 4 4 6 6 4

10 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 6 5 2 3 4 3 3 3 4 5 3
Tabel Nilai Kritis untuk Korelasi r Product - Moment
  Interval Kepercayaan N Interval Kepercayaan N Interval Kepercayaan N Interval Kepercayaan
95% 99% 95% 99% 95% 99% 95% 99%
3 0,997 0,999 21 0,433 0,549 39 0,316 0,408 85 0,213 0,278
4 0,950 0,990 22 0,423 0,537 40 0,312 0,403 90 0,207 0,270
5 0,878 0,959 23 0,413 0,526 41 0,308 0,396 95 0,202 0,263
6 0,811 0,917 24 0,404 0,515 42 0,304 0,393 100 0,195 0,256
7 0,754 0,874 25 0,396 0,505 43 0,301 0,389 125 0,176 0,230
8 0,704 0,874 26 0,388 0,496 44 0,297 0,384 150 0,159 0,210
9 0,666 0,798 27 0,381 0,487 45 0,294 0,380 175 0,148 0,194
10 0,632 0,765 28 0,374 0,478 46 0,291 0,276 200 0,138 0,181
11 0,602 0,735 29 0,367 0,470 47 0,288 0,372 300 0,113 0,148
12 0,576 0,708 30 0,361 0,463 48 0,284 0,368 400 0,098 0,128
13 0,553 0,684 31 0,355 0,456 49 0,281 0,364 500 0,088 0,115
14 0,532 0,661 32 0,349 0,449 50 0,297 0,361 600 0,080 0,105
15 0,514 641 33 0,344 0,442 55 0,266 0,345 700 0,074 0,097
16 0,497 0,623 34 0,339 0,436 60 0,254 0,330 800 0,070 0,091
17 0,482 0,606 35 0,334 0,430 65 0,244 0,317 900 0,065 0,086
18 0,468 0,590 36 0,329 0,424 70 0,235 0,306 1000 0,062 0,081
19 0,454 0,575 37 0,325 0,418 75 0,227 296  
20 0,444 0,561 38 0,320 0,413 80 0,220 0,286

Ket :
N = Jumlah Sampel Penclitian
Reliability

Case Processing Summary

N %

Cases
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Re lia b ility Sta tistics

Cronbach's Alpha
Cronbach's Based on
Alpha Standardized Items
.791 .782 3

ltem Statistics

Mean Std. Deviation N

a2 1.60 .516 10
a3 1.70 .483 10

Sum m a ry Ite m Sta tistics

N of
Maximum /
Range Variance Items
Minimum

Item Variances .226 .178 .267 .089 1.500 .002 3


Inter-ltem Covariances .126 .044 .200 .156 4.500 .005
Inter-ltem Correlations .544 .218 .802 .584 3.674 .071 3

The covariance matrix is calculated and used in the analysis.

Item-Total Statistics

Cronbach's
Corrected Squared
Alpha if Item
Scale Mean if Scale Variance if Item.-Total Multiple
Deleted
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation

a2 3.50 .500 .913 .844 .356


a3 3.40 .711 .600 .762 .750

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


5.10 1.433 1.197 3
Reliability

Case Processing Summary

N %
Cases
Excludeda i 0 .0
Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on ail variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's N of Items
Standardized Items
.903 .904 3

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

b2 1.60 .516 10
b3 1.70 .483 10

Summary item Statistics

___
Maximum / N of
Variance Items
Minimum

Inter-Item Covariances .196 .167 .222 .056 1.333 .001 3


Inter-Item Correlations .758 .655 .816 .162 ._ 1.247 .006 3

The covariance matrix is calculated and used in the analysis.

Item-Total Statistics

Corrected Squared
Scale Mean if Scale Variance if Item-Total Multiple Cronbach's
Item Deleted item Deleted Correlation Correlation

b3 3.10 .989 .763 .643 .899

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


4.80 1.956 1.398 3
Reliability

Case Processing Summary

N %
Cases

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Cronbach's Based on
Alpha Standardized Items N of Items
.899 .899 2 ,

item Statistics

Mean Std. Deviation N

c2 1.60 .516 10

Summary Item Statistics

N of
Maximum /
Mean Minimum Maximum Range Variance Items
Minimum

Inter-Item Correlations .816 .816 .816 .000 1.000 .000 2

The covariance matrix is calculated and used in the analysis

Item-Total Statistics

Cronbach's
Corrected Squared
Alpha if Item
Scale Mean if Scale Variance if Item-Total Multiple
Deleted
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation

c2 1.50 .278 .816 .667 .a

a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability
model assumptions. You may ✓ant to check item codings.

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


3.10 .989 .994 2
Reliability

Case Processing Summary

N %
Cases
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Cronbach's Based on
Alpha Standardized ltems N of ltems
.789 .791 2

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

d2 1.50 .527 10

Summary item Statistics

Maximum / N of
Minimum Minimum Variance Items

i Inter-Item Correlations .655 .655 .655 .000 1.000 .000 2

The covariance matrix is calculated and used in the analysis.

ltem-Total Statistics

Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted

d2 1.70 .233 .655 .429 .a

a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates re iability model
assumptions. You may want to check item codings.

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


3.20 .844 .919 2
Reliability

Case Processing Summary

N %.
Cases
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0

a . Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

-
Cronbach's Alpha
Cronbach's Based on
Alpha Standardized ltems
.889 .890 2

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

e2 1.70 .483 10

Summary Item Statistics

Maximum / N of
Minimum Items

Item Variances .250 .233 .267 .033 1.143 .001 2


Inter-Item Covariances .200 .200 .200 .000 1.000 .000 2
Inter-Item Correlations .802 .802 .802 .000 1.000 .000 2

The covariance matrix is calculated and used in the analysis.

item-Total Statistics

_ Corrected Squared Cronbach's


Scale Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Scale Mean if
ltem Deleted Correlation Correlation Deleted
Item Deleted

e2 1.60 .267 .802 .643 .a

a The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates re iability model
assumptions. You may ✓ant to check item codings.

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


3.30 .900 .949 2
Reliability

Case Processing Summary

N %

Cases
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
a• Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Cronbach's Based on
Alpha Standardized Items N of Items
.889 .890 2

item Statistics

Mean Std. Deviation N

f2 1.70 .483 10

Summary Item Statistics

Maximum / N of
Mean Minimum Maximum Range Minimum Variance Items

Item Variances .250 .233 .267 .033 1.143 .001 2


Inter-Item Covariances .200 .200 .200 .000 1.000 .000 2
Inter-Item Correlations .802 .802 .802 .000 1.000 .000 2
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.

Item Total Statistics


-

Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Scaie Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted

f2 1.60 .267 .802 .643 .a

a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability
model assumptions. You may want to check item codings.

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


3.30 .900 .949 2
Reliability

Case Processing Summary

N %
Cases
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Cronbach's Based on
Alpha Standardized Items N of Items
.625 .625 2

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

g2 1.60 .516 10

Summary Item Statistics

N of
Maximum /
Mean Minimum Range Variance Items
Minimum

Item Variances .250 .233 .267 .033 1.143 .001 2

Inter-Item Correlations .356 .356 .356 .000 1.000 .000 2

The covariance matrix is calculated and used in the analysis.

item Total Statistics


-

Cronbach's
Corrected Squared
Alpha if Item
Scale Mean if Scale Variance if Item-Total Multiple
Deleted
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation

g2 1.70 .233 .356 .127 .a

a• The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability
model assumptions. You may want to check item codings.

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


3.30 .678 .823 2
Reliability

Case Processing Summary

N %
Cases
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Cronbach's Based on
Alph,., Standardized ltems
.625 .625 2

item Statistics

Mean Std. Deviation N

h2 1.70 .483 10

Summary item Statistics

N of
Maximum /
ltems
Minimum

Item Variances .250 .233 .267 .033 1.143 .001 2


Inter-Item Covariances .089 .089 .089 .000 1.000 .000 2
Inter-Item Correlations .356 .356 .356 .000 1.000 .000 1111111
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.

item Total Statistics


-

Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deieted Correlation Correlation Deleted

h2 1.60 .267 .356 .127 .a

a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability
model assumptions. You may want to check item codings.

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


3.30 .678 .823 2
Reliability

Case Processing Summary

N %
Cases
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0

a• Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Cronbach's Based on
Alpha N of Items
.827 .824 3

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

i2 1.60 .516 10
13 1.70 .483 10

Summary Item Statistics

N of
Maximum /
Items
Minimum

Item Variances .259 .233 .278 .044 1.190 .001 3


Inter-ltem Covariances .159 .089 .222 .133 2.500 .004 3
Inter-Item Correlations .609 .356 .816 .460 2.291 .044 3

The covariance matrix is calculated and used in the analysis.

Item-Total Statistics

Cronbach's
Corrected Squared
Alpha if Item
Scale Mean if Scale Variance if Item-Total Multiple
Deleted
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation

i2 3.20 .844 .656 .722 .789


i3 3.10 .989 .532 .624 .899

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


4.80 1.733 1.317 3
Reliabilitv
Case Processing Summary

N %
Cases
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0

a • Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Cronbach's Based on
Alpha Standardized Items N of Items
.903 .904 3

item Statistics

Mean Std. Deviation N

j2 1.60 .516 10
j3 1.70 .483 10

Summary item Statistics

Maximum / N of
Minimum Variance Items

Inter-ltem Correlations .758 .655 .816 .162 1.247 .006 3

The covariance matrix is calculatcd and used in the analysis.

item-Total Statistics

Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
ltem Deleted ltem Deleted Correlation Correlation Deleted

j2 3.20 .844 .890 .792 .789


j3 3.10 .989 .763 .643 .899 1

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


4.80 1.956 1.398 3
Reliability

Case Processing Summary

N ok
Cases
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Cronbach's Based on
Alpha Standardized Iten,s N of items
.789 .791 2

ltem Statistics

Mean Std. Deviation N

k2 1.50 .527 10

Summary Item Statistics

Maximum / N of
Minimum Variance Items

Inter-Item Covariances .167 .167 .167 .000 1.000 .000 2


Inter-Item Currelations .655 .655 .655 .000 1.000 .000 2

The covariance matrix is calculated and used in the analysis.

Item-Total Statistics

Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
item Deleted ltem Deleted Correlation Correlation Deleted

k2 1.70 .233 .655 .429 .a

a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability
model assumptions. You may want to check item codings.

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


3.20 .84 .919 2
Correlations
Correlations

d1 d2
. -

d1
Sig. (2-tailed)
N
d2 Pearson Correlation .655*
Sig. (2-tailed) .040
N 10
x4 Pearson Correlation .901** .918**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 10 10

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tai(ed). —**. Correlation is significant at the 0.01

level (2-tailed).

Correlations
Correlations

e1 e2 x5
el
Sig. (2-tailed)
N
e2 Pearson Correlation .802•
Sig. (2-tailed) .005
N 10
x5 Pearson Correlation .953** .946**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations
Correlations

f1 f2 x6
f1
Sig. (2-tailed)
N
f2 Pearson Correlation .802**
Sig. (2-tailed) .005
N 10
x6 Pearson Correlation .953** .946**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


Correlations

Correlations

j1 j2 j3 x10

il
Sig. (2-tailed)
N
j2 Pearson Correlation .816**
Sig. (2-tailed) .004
N 10
j3 Pearson Correlation .655* .802**
Sig. (2-tailed) .040 .005
N 10 10
x10 Pearson Correlation .905** .954** .888**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001
N 10 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed),

Cor ► elations

Corre la tions

k1 x11
k2
k1
Sig. (2-tailed)
N
k2 Pearson Correlation .655*
Sig. (2-tailed) .040
N 10
x11 Pearson Correlation .901** .918**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 10 10

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level
Correlations

Correlations

a1 a2 a3 x1
a1
Sig. (2-tailed)
N
a2 Pearson Correlation .612
Sig. (2-tailed) .060
N 10
a3 Pearson Correlation .218 .802**
Sig. (2-tailed) .545 .005
N 10 10
x1 Pearson Correlation .704* .970** .826**
Sig. (2-tailed) .023 .000 .003
N 10 10 10

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant

at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

Correlations

b1 b2 b3 x2
b1
Sig. (2-tailed)
N .
b2 Pearson Correlation .816**
Sig. (2-tailed) .004
N 10
b3 Pearson Correlation .655* .802**
Sig. (2-tailed) .040 .005
N 10 10
x2 Pearson Correlation .905** .954** .888**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001
10 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant

at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations
Correlations

cl c2 x3
c1
Sig. (2-tailed)
N
c2 Pearson Correlation .816**
Sig. (2-tailed) .004
N 10
x3 Pearson Correlation ,954** .952*"
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


Rekapitulasi hasil jawaban responden terhadap T in j a ua n Gar nb ar an Pelaksanaan Teknik Kornunikasi Terapeutik oleh Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Badan
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dr.Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2007

Sub Variabel
jumlah membagi jumlah
mendengar pertanyaan terbuka mengulang klarifikasi refleksi menfokuskan identifikasi tema diam informasi saran
responde persepsi total
n JL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 JL 2 2
1 2 3 4 5 6 JLH 7 8 JLH 9 JLH JLH JLH JLH JLH JLH JLH
H 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 H 5 6
1 2 2 2 6 1 1 2 4 1 1 2 1 2 3 1 2 3 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 2 6 2 2 1 5 2 2 4 43
2 2 2 2 6 1 1 2 4 2 1 3 2 2 4 1 2 3 2 2 4 2 1 3 2 2 4 2 2 2 6 2 2 1 5 1 2 3 44
3 2 2 2 6 1 1 1 3 2 1 3 2 2 4 2 2 4 1 1 2 2 2 4 2 2 4 1 2 2 5 2 2 1 5 2 1 3 41
4 2 2 2 6 2 2 1 5 2 2 4 2 2 4 1 2 3 2 2 4 2 1 3 2 2 4 1 1 2 4 2 2 1 5 2 1 3 44
5 2 2 2 6 1 1 1 3 2 2 4 2 2 4 1 2 3 2 2 4 1 1 2 2 2 4 2 2 1 5 2 2 1 5 1 1 2 37
6 2 2 2 6 1 2 1 4 2 2 4 1 1 2 1 2 3 2 2 4 1 1 2 1 1 2 2 1 2 5 2 2 1 5 2 2 4 40
7 2 2 2 6 1 2 2 5 2 2 4 1 1 2 2 2 4 1 1 2 1 1 2 1 2 3 1 1 2 4 2 2 1 5 2 2 4 42
8 2 2 2 6 2 2 1 5 2 2 4 2 2 4 1 2 3 2 1 3 1 2 3 2 2 4 2 2 2 6 2 2 2 6 2 2 4 47
9 2 2 2 6 1 2 1 4 1 1 2 1 2 3 1 2 3 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 2 6 2 2 2 6 2 2 4 4
10 2 1 1 4 1 2 1 4 1 1 2 2 2 4 1 2 3 2 1 3 2 2 4 2 2 4 2 2 2 6 1 2 1 4 1 1 2 35
11 2 2 2 6 2 2 1 5 2 2 4 2 2 4 2 1 3 1 1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 2 5 1 1 2 4 2 2 4 46
12 2 2 2 6 1 1 2 4 2 2 4 2 1 3 1 2 3 2 2 4 2 1 3 2 2 4 2 2 2 6 1 2 2 5 2 2 4 44
13 2 2 2 6 2 2 1 5 1 1 2 2 2 4 1 2 3 2 2 4 1 1 2 2 2 4 2 2 2 6 2 2 2 6 1 1 2 42
14 2 2 1 5 2 1 2 5 2 2 4 2 2 4 2 1 3 2 2 4 1 2 3 2 2 4 1 2 2 5 2 2 1 5 2 2 4 45
15 1 1 1 3 1 1 2 4 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 3 2 2 4 2 1 1 4 2 1 2 5 1 1 2 29
16 2 1 2 5 2 2 1 5 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 3 1 2 3 1 2 3 1 2 1 4 1 2 1 4 2 2 4 38
17 2 1 1 4 2 1 2 5 1 1 2 2 2 4 1 2 3 1 1 2 2 1 3 2 2 4 1 1 2 4 2 1 2 5 1 1 2 32
18 2 1 2 5 2 1 1 4 1 1 2 1 2 3 2 1 3 2 2 4 1 1 2 1 1 2 1 1 1 3 1 2 2 5 1 1 2 34
19 2 2 2 6 2 2 1 5 1 2 3 1 1 2 2 2 4 2 2 4 1 2 3 1 1 2 1 1 2 4 2 2 1 5 1 2 3 41
20 2 2 1 5 2 2 1 5 1 2 3 1 1 2 2 1 3 2 2 4 2 1 3 1 2 3 1 2 1 4 1 1 1 3 1 2 3 35
21 2 2 2 6 1 2 1 4 2 1 3 1 1 2 1 1 2 2 2 4 1 1 2 1 1 2 2 1 2 5 1 1 2 4 1 1 2 41
22 2 2 2 6 1 2 1 4 1 1 2 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 1 2 2 5 2 2 2 6 1 1 2 42
23 1 1 2 4 1 1 1 3 1 2 3 1 2 3 1 1 2 2 1 3 2 2 4 1 2 3 2 2 2 6 1 2 2 5 2 2 4 36
24 2 2 2 6 1 1 1 3 2 2 4 2 2 4 1 1 2 2 2 4 2 2 4 1 2 3 2 2 2 6 1 1 1 3 2 2 4 45
25 2 2 2 6 2 2 1 5 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 1 2 2 5 2 2 1 5 1 1 2 46
26 2 2 2 6 2 2 1 5 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 1 2 2 5 2 1 1 4 2 2 4 48
27 2 2 2 6 2 2 1 5 1 2 3 1 2 3 2 2 4 1 1 2 2 2 4 2 2 4 1 2 2 5 2 2 1 5 2 2 4 44
28 1 2 2 5 2 2 1 5 2 1 3 2 1 3 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 2 6 1 2 1 4 2 2 4 45
29 2 2 2 6 2 2 1 5 2 2 4 2 2 4 1 2 3 2 2 4 2 1 3 2 2 4 1 2 2 5 2 2 1 5 2 1 3 44
30 2 2 2 6 2 2 1 5 2 1 3 1 2 3 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 1 1 1 3 2 2 1 5 2 2 4 46
31 2 2 2 6 2 1 1 4 1 2 3 1 1 2 1 2 3 2 2 4 2 2 4 1 2 3 1 2 2 5 2 2 1 5 1 1 2 39
32 2 2 2 6 2 1 1 4 2 2 4 2 1 3 1 2 3 1 1 2 1 1 2 1 2 3 2 1 1 4 2 2 1 5 1 1 2 34
33 2 2 2 6 2 2 1 5 2 1 3 1 2 3 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 2 6 1 2 1 4 2 2 4 48
34 2 2 2 6 1 2 2 5 1 1 2 1 1 2 2 1 3 1 1 2 2 2 4 2 2 4 1 1 1 3 2 2 2 6 2 1 3 38
35 2 2 2 6 1 2 2 5 1 2 3 2 1 3 1 1 2 1 2 3 2 2 4 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 2 33
36 2 2 2 6 1 2 1 4 2 2 4 1 2 3 2 2 4 1 1 2 1 1 2 2 2 4 1 2 2 5 1 2 2 5 2 2 4 44
37 2 2 2 6 1 2 1 4 2 2 4 2 1 3 1 2 3 2 2 4 2 2 4 2 1 3 1 2 2 5 2 2 1 5 2 2 4 43
38 2 2 2 6 1 2 1 4 2 2 4 2 2 4 1 2 3 2 2 4 2 2 4 2 1 3 1 2 2 5 2 2 2 6 2 2 4 48
39 2 2 2 6 2 1 1 4 2 1 3 2 2 4 1 2 3 2 2 4 2 1 3 2 2 4 1 2 2 5 2 1 2 5 2 2 4 43
40 2 2 2 6 2 2 2 6 1 1 2 1 2 3 2 2 4 2 2 4 2 1 3 1 2 3 1 2 2 5 1 2 1 4 2 2 4 46
41 2 2 2 6 1 1 2 4 1 1 2 1 1 2 1 2 3 1 1 2 2 2 4 1 2 3 2 2 2 6 2 2 1 5 1 2 3 36
42 2 2 2 6 2 2 2 6 1 2 3 2 1 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 1 2 4 1 2 1 4 2 2 4 39
43 2 2 2 6 2 2 1 5 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 1 2 2 5 1 2 1 4 2 2 4 48
13 13 13 14 14 14 14 14
  X ##   195                 ##   1778
3 7 6 6 1 9 8 0
  X 6   5   3   3   3   3   3   4   3   5   3 41,35

Anda mungkin juga menyukai