Anda di halaman 1dari 7

Selamat pagi, ijin menyampaikan jawaban atas diskusi 2 mata kuliah Kepabeanan dan Cukai.

1. Dalam proses kepabeanan impor, sering ditemukan istilah jalur hijau dan jalur
merah. Jelaskan maksud dari kedua istilah tersebut!

A. Barang impor yang dibawa oleh sarana pengangkut termasuk penumpang dan juga Awak
Sarana Pengangkut wajib diberitahukan ke Pejabat Bea Cukai di Kantor Pabean baik secara
tertulis (Customs Declaration atau Pemberitahuan Impor Barang Khusus) maupun lisan.
B. Dalam pemberitahuan tersebut dapat dipilih jalur pelayanan pengeluaran barang, yaitu Jalur
Merah (melalui pemeriksaan) dan Jalur Hijau (tidak melalui pemeriksaan).
C. Apa yang dimaksud Jalur Merah?
• Jalur Merah adalah jalur pengeluaran barang impor melalui proses pemeriksaan fisik
barang.
• Barang apa saja yang harus melalui proses pemeriksaan atau jalur merah?
i. Barang yang dibeli/diperoleh dari luar Daerah Pabean dengan nilai pabean melebihi
batas yang dapat diberikan pembebasan bea masuk dan/atau melebihi jumlah barang
kena cukai yang dapat diberikan pembebasan bea masuk dan/atau cukai;
ii. Hewan, ikan, dan/atau tumbuhan, termasuk produk yang berasal dari hewan, ikan
dan/atau tumbuhan;
iii. Narkotika, psikotropika, prekursor, obat-obatan, senjata api, senjata angin, senjata
tajam, amunisi, bahan peledak, atau benda/publikasi pornografi;
iv. Uang tunai dan/atau instrument pembayaran lain dengan nilai paling sedikit
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) atau dengan mata uang asing yang nilainya
setara dengan itu; dan/atau
v. Barang yang dikategorikan selain barang pribadi.
D. Apa yang dimaksud Jalur Hijau?
• Jalur Hijau adalah pengeluaran barang impor dengan tidak melalui proses pemeriksaan
fisik barang.
• Barang apa saja yang dapat melalui proses pemeriksaan atau jalur hijau?
Barang yang tidak termasuk barang impor seperti yang dikategorikan pada Jalur Merah.
Sebagai contoh yaitu barang pribadi milik Penumpang atau Awak Sarana Pengangkut
E. Penetapan jalur hijau atau jalur merah akan tertuang di Customs Declaration.

Sumber:

Buku Materi Pokok Kepabeanan dan Cukai ABDI4235 oleh Surono Modul 2 Halaman 2.29

Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-09/BC/2018 tentang Petunjuk Pelaksanaan Ekspor dan Impor
Barang yang Dibawa Oleh Penumpang dan Awak Sarana Pengangkut

2. Terkait dengan kepabeanan impor, ada satu buku besar yang disebut buku tarif. Jelaskan
tentang buku tarif dan kegunaannya.

A. Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) adalah sistem klasifikasi barang impor yang
penyusunannya berdasarkan Harmonized System (HS).
B. Fungsinya adalah untuk mengelompokan barang impor dan menentukan tarif pengenaan bea
masuk atas barang impor.

Sumber:

Buku Materi Pokok Kepabeanan dan Cukai ABDI4235 oleh Surono Modul 2 Halaman 2.23
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 6/PMK.010/2017 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan
Tarif Bea Masuk atas Barang Impor

3. Apakah informasi yang wajib disampaikan oleh masing-masing pemilik barang niaga di dalam
manifest, yang merupakan kompilasi dari Bill of Lading atau Airway Bill? Jelaskan!

A. Pemberitahuan Inward Manifest harus dibuat secara rinci dalam pos-pos serta dikelompokkan
secara terpisah, dengan pengelompokan sebagai berikut:
i. barang impor yang kewajiban pabeannya diselesaikan di Kantor Pabean setempat;
ii. barang impor yang diangkut lanjut;
iii. barang impor yang diangkut terus;
iv. barang ekspor yang diangkut lanjut;
v. barang ekspor yang diangkut terus;
vi. barang asal tempat lain dalam Daerah Pabean yang diangkut dari satu Kawasan Pabean
ke Kawasan Pabean lainnya melalui luar Daerah Pabean;
vii. peti kemas kosong (empty container) yang kewajiban pabeannya diselesaikan di Kantor
Pabean setempat;
viii. peti kemas kosong (empty container) yang diangkut lanjut; atau
ix. peti kemas kosong (empty container) yang diangkut terus.
B. Pos-pos tersebut dibuat berdasarkan Bill of Lading, Airway Bill, atau dokumen pengangkutan barang
lainnya. Pos-pos sebagaimana dimaksud pada angka i-v harus memuat uraian barang secara jelas yang
dapat menunjukkan klasifikasi paling sedikit 4 (empat) digit pos tarif sesuai dengan Harmonized System
(daftar penggolongan barang ; 6/PMK.010/2017).

Sumber:
Buku Materi Pokok Kepabeanan dan Cukai ABDI4235 oleh Surono Modul 2 Halaman 2.5
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.04/2017 tentang Tatalaksana Penyerahan Pemberitahuan Rencana
Kedatangan Sara Pengangkut , Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana
Pengangkut

4. Dalam dokumen pemberitahuan impor barang yang disampaikan oleh importir wajib
dibutuhkan dokumen-dokumen pelengkap lainnya. Dokumen-dokumen apakah saja itu, dan
secara struktural ada juga elemen data yang wajib pula diinformasikan, apakah saja itu?
Jelaskan lengkap!

A. Dokumen untuk Pengisian PIB


1. Dokumen komersial: yaitu berupa invoice dan packing list;
• Invoice berupa invoice dari barang yang diimpor yang digunakan sebagai acuan oleh
petugas bea cukai untuk menentukan tarif bea masuk
2. Dokumen pengangkutan: Bill of landing (B/L) atau Airway Bill (AWB), pemberitahuan
manifest (BC 1.1);
3. Dokumen pembayaran: Letter of credit (bila menggunakan LC), telegraphic transfer (T/T),
Surat Setor Pabean, Cukai dan pajak Dalam Rangka Impor (PDRI);
4. Dokumen fasilitas impor: Surat Keputusan Pembebasan/Keringanan Bea Masuk dan PDRI,
Surat Keterangan Asal (SKA);
5. Dokumen Pemenuhan izin Larangan dan Pembatasan (Lartas), antara lain: Sertifikat
Analisis (untuk barang kimia), Laporan surveyor (untuk barang yang dikenakan
pembatasan), dan sebagainya;
6. Polis asuransi;
7. Dokumen lain yang diperlukan sesuai karakteristik barang.

B. Elemen Data yang Wajib Diinformasikan oleh Importir


1. Jenis PIB, apakah PIB biasa, PIB yang disampaikan berkala atau PIB penyelesaian (definitif);
• Pemberitahuan Impor Barang Biasa adalah PIB yang diajukan untuk sekali impor baik
untuk barang impor yang telah tiba dan yang diajukan sebelum barang impor tiba.
• Pemberitahuan Impor Barang Berkala adalah PIB yang diajukan untuk lebih dari sekali
impor untuk satu periode. Barang impor dalam periode ini biasanya dikeluarkan terlebih
dahulu dari kawasan pabean.
• Pemberitahuan Impor Barang Penyelesaian adalah PIB yang diajukan untuk sekali
pengimporan setelah barang impor dikeluarkan lebih dulu dari Kawasan pabean.
2. Jenis Impor, disesuaikan dengan tujuan pemasukan barang impor: untuk dipakai, impor
sementara, pelayanan segera, vooruitslag, dan sebagainya;
3. Jenis pembayaran, disesuaikan dengan cara pembayaran yang dilakukan: tunai, berkala,
jaminan, dan sebagainya;
4. Data Pemberitahuan, merupakan bagian utama dari PIB yang memuat informasi mengenai
identitas barang, identitas pengangkut, nilai pabean, tarif dan klasifikasi, data pembayaran
bea masuk dan pajak impor lainnya;
5. Pernyataan tanggung jawab pihak importer atau kuasanya.

Sumber:
Buku Materi Pokok Kepabeanan dan Cukai ABDI4235 oleh Surono Modul 2 Halaman 2.18 s.d. 2.19

5. PT Trimitra Nusa Engineering telah mempunyai API, mengimpor mesin cetak otomatis dari
Osaka, Jepang dengan data-data sebagai berikut:

• Jenis barang :Mesin cetak otomatis


• Harga FOB :US$285,000 data B/L biaya freight dan asuransi tidak terlampir (tidak ada).
• NDPBM : US$1 = Rp14.500,-
• Pos Tarif BTKI: BM 15%; PPN 10%

Hitung besarnya Bea Masuk & Pajak Dalam Rangka Impor yang wajib dibayarkan! Lakukan
pembulatan di Total Pungutan (bukan di atas atau di tengah perhitungan pembulatannya).

FOB = 285.000
Freight : 10% X 285.000 = 28.500
Insurance : 0,5% X 313.500 = 1.567,5

(0,5% X CFR)

CIF : (FOB + Freight + Insurance) = 315.067,5

Nilai Pabean : 315.067,5 X Rp14.500 = Rp4.568.478.750


BM : 15% X Rp4.568.478.750 = Rp685.271.812,5

(15% X Nilai Pabean)

Nilai Impor : Rp4.568.478.750 + Rp685.271.812,5 = Rp5.253.750.462,5

(Nilai Pabean + BM)


PPN : 10% X Rp5.253.750.462,5 = Rp525.375.046,25
PPh Pasal 22 : 2,5% X Rp5.253.750.462,5 = Rp131.343.761,5625
PDRI : Rp525.375.046,25 + Rp131.343.761,5625 = Rp656.718.807,8125

PPN + PPh Pasal 22


Total : Rp685.271.812,5 + Rp656.718.807,8125 = Rp1.341.990.620,3125

(BM + PDRI) = Rp1.342.000.000


Sumber:
Buku Materi Pokok Kepabeanan dan Cukai ABDI4235 oleh Surono Modul 2 Halaman 2.25
6. PT Bridgestone Indonesia membeli bahan baku berupa karet untuk memproduksi ban di
Indonesia. Perusahaan belum memiliki Angka Pengenal Impor. Bahan baku karet tersebut
dipesan dari Phnom Penh, Kamboja. Sebanyak 17 ton dengan harga total US$225,000 FOB.
Menurut sistim klasifikasi barang impor, dikodifikasikan ke dalam buku tarif kepabeanan
Indonesia tahun 2012 bea masuknya 12% dan pajak pertambahan nilainya 10%. Menurut bill
of lading-nya freight dan insurance tidak dicantumkan. Sedangkan nilai tukar yang berlaku saat
itu adalah US$1 = Rp14.500,- Hitung berapa total besarnya bea masuk, pajak dalam rangka
impor, dan total pungutan impor yang wajib dibayarkan oleh PT Bridgestone Indonesia?
Lakukan pembulatan pada Total Pungutan Impor!

FOB = 225.000

Freight : 10% X 225.000 = 22.500

Insurance : 0,5% X 247.500 = 1.237,5

(0,5% X CFR)

CIF : (FOB + Freight + Insurance) = 248.737,5

Nilai Pabean : 248.737,5 X Rp14.500 = Rp3.606.693.750

(CIF X Kurs Rp)

BM : 12% X Rp3.606.693.750 = Rp432.803.250

(12% X Nilai Pabean)

Nilai Impor : Rp3.606.693.750 + Rp432.803.250 = Rp4.039.497.000

(BM + Nilai Pabean)

PPN : 10% X Rp4.039.497.000 = Rp403.949.700

PPh Pasal 22 : 2,5% X Rp4.039.497.000 = Rp10.098.742,5

PDRI : Rp403.949.700 + Rp10.098.742,5 = Rp414.048.442,5

(PPN + PPh Pasal 22)

Total : Rp432.803.250 + Rp414.048.442,5 = Rp846.851.692,5

(BM + PDRI) = Rp847.000.000

Sumber:
Buku Materi Pokok Kepabeanan dan Cukai ABDI4235 oleh Surono Modul 2 Halaman 2.25

7. PT Parama Matra Widya mengimpor plastic dari Taipei, Taiwan dan perusahaan belum
mempunyai angka pengenal impor. Membeli sebanyak 7 peti kemas ukuran 40 feet yang dapat
diisi dengan 18 bal plastic per peti kemasnya. Berat per bal 1,5 Kwintal, dengan harga FOB
US$2.75 per Kg. Freight per peti kemas dari Taipei ke Tanjung Priok, Jakarta US$3,750 untuk
asuransi seharga US$500 ditutup di Jakarta, sedangka Tarif bea masuk 7% dan bea masuk anti
dumping 27% dan kurs yang digunakan US$1 = Rp14.500,- Hitung berapa total besarnya bea
masuk, pajak dalam rangka impor, dan total pungutan impornya yang wajib dibayarkan oleh PT
Red Bean Sukses? Lakukan pembulatan pada Total Pungutan Impor nya!
FOB : 2,75 X 1,5 X 1800 X 7 = 51.975
Freight : 3.750 X 7 = 26.250
Insurance : = 0
CIF : (FOB + Freight) = 78.225

Nilai Pabean : CIF X Kurs Rp = Rp1.134.262.500


BM : 7% X Nilai Pabean = Rp79.398.375
BMAD : 27% X Nilai Pabean = Rp306.250.875
Nilai Impor : Nilai Pabean + BM = Rp1.519.911.750

PPN : 10% X Nilai Impor = Rp151.991.175


PPh Pasal 22 : 7,5% X Nilai Impor = Rp113.993.381,25
PDRI : PPN + PPh Pasal 22 = Rp265.984.556,25

Total : BM + BMAD + PDRI = Rp651.633.806,25

= Rp652.000.000

Sumber:
Buku Materi Pokok Kepabeanan dan Cukai ABDI4235 oleh Surono Modul 2 Halaman 2.26

8. PT Enusa Tbk berkedudukan di Jl. TB. Simatupang Kav. 1B Cilandak Timur, Jakarta Selatan
12560 memesan alat-alat untuk eksplorasi minyak di wilayah Papua dari Houston, Texas –
Amerika Serikat sebanyak 15 peti kemas. Pada saat pengapalan di pelabuhan muat Houston
ternyata hanya 10 peti kemas ukuran 40 Feet yang dapat dimuat. Dengan demikian terjadi short
shipment, dan sisanya akan dikirimkan pada shipment berikutnya. Pertanyaannya bagaimana
caranya untuk mengeluarkan 5 sisa peti kemas yang akan datang itu? Jelaskan lengkap!

• Importir mengajukan Pemberitahuan Impor Barang Eksep ke Kepala Kantor Pabean


• Pengeluaran 5 peti kemas yang akan disusul dapat dilakukan paling lama 60 hari sejak
tanggal SPPB
• Importir harus melampirkan dokumen pendukung dan mencantumkan alasan sebab adanya
short shipment.

Sumber:

Buku Materi Pokok Kepabeanan dan Cukai ABDI4235 oleh Surono Modul 2 Halaman 2.32

9. Sebagai Manager Logistik dari PT Basuki Pratama Engineering yang mengimpor mesin cetak
otomatis dari Osaka, Jepang (soal nomor 3 di atas) yang diwajibkan untuk membayar bea masuk
dan pajak dalam rangka impor. Setelah melakukan perhitungan, kemana harus membayar
pajak-pajak tersebut? Apa yang akan diterima setelah melakukan pembayaran? Jelaskan
lengkap!

Pembayaran bea masuk dan PDRI dilakukan dalam 2 cara, yaitu :

a. Pembayaran biasa : pembayaran dilakukan oleh importer untuk setiap kali dilakukan importasi.

b. Pembayaran berkala : pembayaran tidak dilakukan setiap kali importasi namun dibayar pada
bulan berikutnya. Tetapi hanya importir yang menerima fasilitas sebagai Mitra Utama (MITA)
kepabeanan dan Authorized Economic Operator (AEO) yang dapat menggunakan model
pembayaran berkala.

Pembayaran bea masuk dan PDRI dianggap sah, apabila dana telah diterima rekening kas Negara.
Bukti sahnya pembayaran diterima dalam bentuk Bukti Penerimaan Negara (BPN). Pembayaran
bisa dilakukan melalui ATM, internet baking maupun cara-cara lain yang disediakan oleh Bank.
Untuk medapatkan kode billing pembayaran, pengguna jasa terlebih dahulu mendaftarkan
pemberitahuan pabean melalui PDE. Selanjutnya sistem CEISA bea dan cukai secara otomatis akan
menerbitkan kode billing.
Sumber:

Buku Materi Pokok Kepabeanan dan Cukai ABDI4235 oleh Surono Modul 2 Halaman 2.26 s.d. 2.27

10. Bapak Thamrin membeli sepatu golf dari Seoul, Korea Selatan melalui PT Tiki JNE (Jalur
Nugraha Ekakurir) seharga US$115.00 dan melihat Air Way Bill diketemukan bahwa freight
nya US$20.00 dan asuransi US$10.00 diketahui pula bahwa bapak Thamrin tidak mempunyai
NPWP dan juga tidak mempunyai API. NDPBM US$1 = Rp14.500,- Hitung berapa besarnya BM
dan PDRI yang harus dibayarkan oleh bapak Thamrin?

FOB = 115
Freight = 20
Insurance = 10
CIF : (FOB + Freight + Insurance) = 145

Nilai Pabean : CIF X Kurs (Rp14.500) = Rp2.102.500


BM : 30% X Nilai Pabean = Rp630.750

Nilai Impor : Nilai Pabean + BM = Rp2.733.250


PPN : 10% X Nilai Impor = Rp273.325

Total : BM + PPN = Rp904.075


= Rp904.100

PENJELASAN 1

PMK 199 /PMK.010/2019 Tentang Ketentuan Kepabeanan, Cukai, Dan Pajak Atas Impor Barang Kiriman

Pasal20

1) Berdasarkan pemeriksaan pabean terhadap Barang Kiriman dengan nilai pabean melebihi FOB USD3.00
(tiga United States Dollar) sampai dengan FOB USD 1,500.00 (seribu lima ratus United States Dollar)
yang disampaikan dengan Consignment Note berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. dipungut bea masuk dengan tarif pembebanan ditetapkan sebesar 7,5% (tujuh kama lima persen);
b. nilai pabean ditetapkan berdasarkan keseluruhan nilai pabean Barang Kiriman sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai penetapan nilai pabean.
2) Barang Kiriman yang ditetapkan dengan tarif pembebanan bea masuk sebagaimana dirnaksud ayat (1)
huruf a:
a. dipungut Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah dengan tarif sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Pajak Pertambahan
Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah;dan
b. dikecualikan dart pemungutan Pajak Penghasilan.
3) Penetapan pembebanan tarif bea masuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan ketentuan
pemungutan pajak dalam rangka impor sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak berlaku untuk impor
barang kiriman berupa:
a. buku dan barang lainnya, yang termasuk dalam HS Code 4901, 4902, 4903, dan 4904;
b. tas, koper dan sejenisnya, yang termasuk dalam HS Code 4202;
c. produk tekstil, garmen dan sejenisnya, yang termasuk dalan HS Code 61, 62, dan 63; dan/atau
d. alas kaki, sepatu dan sejenisnya, yang termasuk dalam HS Code 64.
4) Terhadap impor Barang Kiriman dengan jenis barang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberlakukan
ketentuan dan tarif pembebanan umum untuk bea masuk dan pajak dalam rangka impor.
PENJELASAN 2

Sesuai PMK 17/PMK.010/2020 Tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang Dan Pembebanan Tarif Bea
Masuk Atas Barang Impor besar tarif bea masuk sepatu golf yang di impor masuk kedalam kategori lain-lain
dengan besar tarif bea masuk sebesar 30%.

PENJELASAN 3

• Sesuai dengan PMK 199 /PMK.010/2019 tidak dikenakan PPh Pasal 22 karena total impor sepatu golf
bapak Thamrin memiliki total FOB kurang dari USD1.500.
• Termasuk dalam kode HS 64 sehingga tarif bea masuk yang dikenakan tidak 7,5%
• Sepatu golf yang di impor masuk kedalam kategori lain-lain dengan besar tarif bea masuk sebesar 30%
(PMK 17/PMK.010/2020).

Sumber:

PMK Nomor 199/PMK.010/2019 tentang Ketentuan Kepabeanan, Cukai, Dan Pajak Atas Impor Barang Kiriman

PMK Nomor 17/PMK.010/2020 Tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang Dan Pembebanan Tarif Bea Masuk Atas
Barang Impor

Anda mungkin juga menyukai