Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“WAWASAN NUSANTARA”

Dosen:
Haeruman Jayadi, SH., MH.
KELOMPOK 6:
1. Elyana Rachmatulhidayah(D1A021406)
2. Fadila Sansabila(D1A021409)
3. Fanashya Diva Radyadiwangkari(D1A021410)
4. Farras Julfa Farhira(D1A021411)
5. Fauzan Ramadhan(D1A021412)
6. Giffari Rizki Ramadhan(D1A021419)
7. Hamzan Wadi(D1A021421)
8. Ilny Igastiarutami(D1A021444)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

TA.2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Wawasan
Kebangsaan pada hakekatnya adalah hasrat yang sangat kuat untuk
kebersamaan dalam mengatasi segala perbedaan dan diskriminasi. Wawasan kebangsaan
tidak dilandasi atas asal-usul kedaerahan, suku, keturunan, status sosial, agama dan
keyakinan. Jadi wawasan kebangsaan itu sangat mutlak untuk di miliki oleh setiap warga
negara Indonesia,wawasan kebangsaan tidak timbul dengan sendirinya, tetapi muncul secara
bertahap pada diri seseorang, yaitu dengan seringnya menegakan wawasan yang
diketahuinya dan kemudian bias di aplikasikan kepada kehidupannya sehari-hari.
Dewasa ini, di Indonesia wawasan kebangsaan sudah mulai tergeser oleh berbagai
budaya asing yang masuk, dan warga negara nya cenderung tidak peduli terhadap wawasan
kebangsaan tersebut, apalagi pada kalangan generasi muda saat ini, mereka tidak bangga atas
negaranya sendiri dan lebih membanggakan negara lain yang menurut pandangan mereka
lebih baik dan tentunya lebih modern.
Apabila hal ini terus terjadi, maka lambat laun wawasan kebangsaan mereka akan
terkikisdan wawasan kebangsaan itu akan menghilang dari diri mereka. Jadi, dengan keadaan
tersebut,kita sebagai generasi muda sudah seharusnya untuk menjaga dan menegakan
wawasankebangsaan kita dan senantiasa untuk bangga atas tanah air kita, yaitu Indonesia.

1.2 Tujuan Penulisan


Penulisan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Jati diri UNSOED dan
untuk memperdalam materi wawasan kebangsaan terhadap negara Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perumusan Masalah
1. Apa wawasan kebangsaan itu?
2. Apa penyebab menurunya semangat kebangsaan yang terjadi pada generasi
muda?
3. Apakah pendekatan yang dilakukanuntuk menjawab tantangan dan peluang
yang terbukadihadapan kita?
4. Bagaimana cara untuk membangun wawasan kebangsaan indonesia pada
setiap diri anakbangsa?
5. Hal apakah yang akan terjadi apabila warga negara sudah menegakan
wawasan kebangsaansecara baik dan benar?

2.2 Analisis Masalah


Semakin berkembangnya era globalisasi, perubahan cara pikir para masyarakat
punberubah. Paradigma berfikir masyarakat, termasuk para generasi muda pun mengalami
perkembangan. Namun seringkali perkembangan cara berfikir mereka tidak diimbangi
denganwawasan kebangsaan yang mumpuni (memadai). Sehingga seringkali mereka
bertindakmelampaui batas sebagai warga negara, dengan sikap seperti itu maka suatu negara
tidakmengalami perkembangan yang seharusnya, oleh karena itu perlu adanya
pengimbangan antarawawasan kebangsaan dengan cara berperilaku masyarakat terhadap
perkembangan. Karena dengan wawasan kebangsaan itulah seorang individu atau bahkan
masyarakat umum mampumenjawab tantangan besar di dunia luar, namun tetap berpegang
teguh dengan kepribadian bangsa.

2.3 Pemecahan Masalah


Wawasan berasal dari pangkal kata “wawas”dan akhiran “an”. “wawas” mempunyai
artipandang, sedangkan “wawasan” berarti cara memandang, cara meninjau, cara melihat,
caratanggap inderawi.
Dalam arti luas wawasan adalah cara pandang yang bersumber pada falsafah hidup
suatubangsa dan merupakan pantulan daripadanya yang berisi dorongan dan rangsangan di
dalamusaha mencapai aspirasi serta tujuan nasional.
Wawasan adalah cara pandang yang lahir dari keseluruhan kepribadian kita
terhadaplingkungan sekitar, sifatnya adalah subyektif dan bisa kita pandang sebagai suatu
rangkumandan penerapan praktis dan pemikiran filsafat yang melatarbelakangi cara
pandangan tersebut.
Bangsa adalah kesatuan tekad dari rakyat untuk hidup bersama, mencapai cita-cita dan
tujuan bersama terlepas dari perbedaan etnis, ras, agama, atau golongan asalnya. Kesadaran.
Kebangsaan adalah perekat yang akan memikat batin seluruh rakyat (Moerdiono,1995).
Jadi, wawasan kebangsaan pada hakekatnya adalah hasrat yang sangat kuat untuk
kebersamaan dalam mengatasi perbedaan dan diskriminasi. Dan wawasan kebangsaan tidak
dilandasi oleh asal-usul, kedaerahan, suku, keturunan, status sosial, agama, dan keyakinan.
Wawasan kebangsaan pada setiap warga negara juga bisa mengalami penurunan, hal ini
bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
Semangat kebangsaan telah mendangkal atau terjadi erosi, terutama pada kalangan generasi
muda. Kekhawatiran ancaman disintegrasi kebangsaan seperti contoh pada negara Afrika
yang paham kebangsaannya merosot menjadi paham kesukuan.
Masyarakat dewasa i ni, khususnya kaum muda tidak bangga atas negaranya sendiri, dananti
tradisionalisme (terpengaruh oleh gaya masyarakat modern yang berlebihan).
Kurangnya pemahaman tentang kebangsaan pada hampir setiap masyarakat yang dengan
kekurangan tersebut akan membuat rasa kebangsaan dan semangat untuk mencintai dan
memajukan bangsa nya menjadi berkurang.
Wawasan kebangsaan yang tidak ditegakan membuat masyarakat menjadi tidak bersatu,dan
tidak mempunyai lagi rasa ke “bhinekaan” dan masyarakat cenderung untuk menjadi
kaumyang individualis, bahkan sampai tingkatan kapitalis, dan kurang peka terhadap
lingkungansekitar.
Banyaknya perbedaan dalam hal kebangsaan yang penyelesaiannya berlarut-larut yang
membuat tidak kokohnya suatu pondasi kebangsaan. Sekarang ini wawasan kebangsaan
Indonesia tidak lagi berakar pada asas kedaulatan yang berada ditangan rakyat, tetapi
berakar pada penguasa dan kaum kapitalis.Wawasan kebangsaan harus mampu menjawab
tantangan dan peluang yang terbuka dihadapan kita.
Untuk menjawab berbagai tantangan yang timbul, bangsa Indonesia menggunakan
pendekatan atau sudut pandang, yang akhirnya berkembang menjadi sudutpandang atau pola
pikir falsafah pancasila. Sudut pandang tersebut adalah:
Monodualistik adalah suatu paham yang menganggap bahwa hakikat sesuatu
adalahmerupakan dua unsur yang terikat menjadi satu kebulatan. Manusia trdiri atas pria dan
wanita, kehilangan salah satu unsur, maka eksistensi manusia akan punah. Manusia terdiri
dari unsur jasmani dan rohani sebagai satu kesatuan.
Dalam memandang manusia menurut pahammonodualis, maka:
 Manusia adalah makhluk tuhan yang mengadakan hubungan serasi antara pencipta
dan ciptaan-Nya;
 Manusia terdiri atas unsur jasmani dan rohani yangmerupakan kesatuan tak
terpisahkan dan masing-masing unsur memiliki dharmanya sendiri-sendiri;
 Manusia akan mengalami hidup duniawi dan akhirat;
 Manusia merupakan bagiandari masyarakat/bangsanya.
Monopluralistik adalah paham yang mengakui bahwa bangsa Indonesia terdiri dariberbagai
unsur beraneka ragam, seperti suku, adat dan budaya, agama, namun semuanya terikat
menjadi satu-kesatuan. Keselarasan adalah keadaan yang menggambarkan suasana yang
tertib, teratur, aman,damai, sehingga akan timbul ketentraman lahir dan batin.
Keserasian adalah keadaan yang menggambarkan terpadunya unsur-unsur yang terlibat
dalam kehidupan bersama.
Keseimbangan adalah keadaan yang menggambarkan bahwa masing-masing unsur yang
terlibat dalam hidup bersama dalam hubungan bersama, diperlakukan sepatutnya.
Cara berpkir integralistik (berpikir inklusif) berpandangan bahwa: Kebahagiaan yang dapat
saya capai dengan memberikan kemungkinan pada orang lainuntuk mencapai kebahagiaaan
juga. Survival hanya mungkin juga di perjuangkan tidak hanya untuk kepentingan individu
saja, melainkan untuk semua orang. Kesejahteraan yang tidak merata adalah kesejahteraan
yang terancam punah.Wawasan Kebangsaan harus ada pada setiap diri warga negara, dan
hal itu perlu dibangunoleh oleh setiap warga negara tersebut,yaitu dengan cara :
Adanya rasa ikatan yang kokoh dalam satu kesatuan dan kebersaman diantara sesame
anggota masyarakat tanpa membedakan suku, agama, ras maupun golongan.
Saling memebantu antar sesama komponen bangsa demi mencapai tujuan dan cita-
citabersama. Tidak membangun primodialisme dan ekslusifisme.
Membangun kebersamaan.
Mengembangkan sifat berfikir dan prilaku positif dalam kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. Senantiasa berfikir jauh kedepan, membuat
gagasan untuk kemajuan bangsa dannegaranya menuju kemandirian.
Wawasan kebangsaan yang luas dan tegas, akan membuat masyarakat menjadi percayadiri
atas bangsanya dan akan berusaha untuk membuat harum nama bangsanya tersebut,
jadiuntuk memebuat masyarakat bangga loyal atas bangsanya, wawasan kebangsaan
padamasyarakat tersebutharus di kokohkan terlebih dahulu dan bentuk loyalitas seorang
warganegara terhadap bangsanya:
Tercapainya persatuan dan kesatuan bangsaTercapainya keselarasan, keserasian dan
keseimbangan dalam segala aspek kehidupanTercapinya kesejahteraan yang adil lahir batin
bagi seluruh masyarakat Indonesia Mendudukan manusia menurut kodrat, harkat dan
martabatnya Mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam menghadapi
berbagai persoalan Melandaskan diri pada keimanan dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Apabila wawasan kebangsaan telah terwujud, maka kita akan mampu
menjawabtantanagn dan peluang yang terbuka dihadapan kita, yaitu seperti tantangan
globalisasi danmodernisasi yang di bawa oleh kaum barat, akibat adanya wawasan
kebangsaan yang kuat,maka seseorangtidak akan tergerus oleh arus modrenisasi yang liberal
dan bisa sampai melupakan bangsanya sendiri.

1. Wawasan Kebangsaan
A. Sejarah Wawasan Kebangsaan
Wawasan kebangsaan lahir ketika bangsa Indonesia berjuang membebaskan diri dari
segala bentuk penjajahan, seperti penjajahan oleh Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang.
Perjuangan bangsa Indonesia yang waktu itu masih bersifat lokal ternyata tidak
membawa hasil, karena belum adanya persatuan dan kesatuan, sedangkan di sisi lain
kaum colonial terus menggunakan politik adu domba atau “devide et impera”. Kendati
demikian, catatan sejarah perlawanan para pahlawan itu telah membuktikan kepada kita
tentang semangat perjuangan bangsa Indonesia yang tidak pernah padam dalam usaha
mengusir penjajah dari Nusantara.
Dalam perkembangan berikutnya, muncul kesadaran bahwa perjuangan yang bersifat
nasional, yakni perjuangan yang berlandaskan persatuan dan kesatuan dari seluruh
bangsa Indonesia akan mempunyai kekuatan yang nyata.
Kesadaran tersebut kemudian mendapatkan bentuk dengan lahirnya pergerakan Budi
Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang merupakan tonggak awal sejarah perjuangan
bangsa yang bersifat nasional itu, yang kemudian disusul dengan lahirnya gerakan-
gerakan kebangsaan di bidang politik, ekonomi/perdagangan, pendidikan, kesenian, pers
dan kewanitaan.
Tekad perjuangan itu lebih tegas lagi dengan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dengan
ikrar “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa
Indonesia”. Wawasan kebangsaan tersebut kemudian mencapai satu tonggak sejarah,
bersatu padu memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Dalam perjalanan sejarah itu telah timbul pula gagasan, sikap, dan tekad yang bersumber
dari nilai-nilai budaya bangsa serta disemangati oleh cita-cita moral rakyat yang luhur.
Sikap dan tekad itu adalah pengejawantahan dari satu Wawasan Kebangsaan.

B. Definisi Wawasan Kebangsaan


Istilah Wawasan Kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu “Wawasan” dan
“Kebangsaan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) dinyatakan bahwa secara
etimologis istilah “wawasan” berarti: (1) hasil mewawas, tinjauan, pandangan dan dapat
juga berarti (2) konsepsi cara pandang. Wawasan Kebangsaan sangat identik dengan
Wawasan Nusantara yaitu cara pandang bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan
nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan politik,
sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan (Suhady dan Sinaga, 2006).
“Kebangsaan” berasal dari kata “bangsa” yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2002) berarti kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan
sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri. Sedangkan “kebangsaan” mengandung arti (1)
ciri-ciri yang menandai golongan bangsa, (2) perihal bangsa; mengenai (yang bertalian
dengan) bangsa, (3) kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara. Dengan demikian
wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan
kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Prof. Muladi, Gubernur (Lemhannas RI 2005-2011), meyampaikan bahwa wawasan
kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya,
mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kesatuan atau integrasi nasional bersifat
kultural dan tidak hanya bernuansa struktural mengandung satu kesatuan ideologi,
kesatuan politik, kesatuan sosial budaya, kesatuan ekonomi, dan kesatuan pertahanan
dan keamanan.
Wawasan kebangsaan menentukan cara bangsa mendayagunakan kondisi geografis
negara, sejarah, sosio-budaya, ekonomi dan politik serta pertahanan keamanan dalam
mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan nasional. Wawasan kebangsaan
menentukan bangsa menempatkan diri dalam tata berhubungan dengan sesama bangsa
dan dalam pergaulan dengan bangsa lain di dunia internasional. Wawasan kebangsaan
mengandung komitmen dan semangat persatuan untuk menjamin keberadaan dan
peningkatan kualitas kehidupan bangsa dan menghendaki pengetahuan yang memadai
tentang tantangan masa kini dan masa mendatang serta berbagai potensi bangsa.
Wawasan kebangsaan dapat juga diartikan sebagai sudut pandang/cara memandang yang
mengandung kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk memahami keberadaan
jati diri sebagai suatu bangsa dalam memandang dirinya dan bertingkah laku sesuai
falsafah hidup bangsa dalam lingkungan internal dan lingkungan eksternal (Suhady dan
Sinaga, 2006).
Dengan demikian dalam kerangka NKRI, wawasan kebangsaan adalah cara kita sebagai
bangsa Indonesia di dalam memandang diri dan lingkungannya dalam mencapai tujuan
nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan politik,
sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan, dengan berpedoman pada falsafah
Pancasila dan UUD 1945 atau dengan kata lain bagaimana kita memahami Wawasan
Nusantara sebagai satu kesatuan POLEKSOSBUD dan HANKAM.

C. Makna Wawasan Kebangsaan


Makna Wawasan Kebangsaan bagi bangsa Indonesia memiliki makna:
1 Wawasan kebangsaan mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar menempatkan
persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan;
2 Wawasan kebangsaan mengembangkan persatuan Indonesia sedemikian rupa
sehingga asas Bhinneka Tunggal Ika dipertahankan;
3 Wawasan kebangsaan tidak memberi tempat pada patriotisme yang licik;
4 Dengan wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh pandangan hidup Pancasila,
bangsa Indonesia telah berhasil merintis jalan menjalani misinya di tengah-tengah
tata kehidupan di dunia;
5 NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur bertekad untuk
mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir batin, sejajar dengan
bangsa lain yang sudah maju.

D. Nilai Wawasan Kebangsaan


Nilai Wawasan Kebangsaan yang terwujud dalam persatuan dan kesatuan bangsa
memiliki enam dimensi yang bersifat mendasar dan fundamental, yaitu:
1 Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa;
2 Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merkeka, dan besatu;
3 Cinta akan tanah air dan bangsa;
4 Demokrasi atau kedaulatan rakyat;
5 Kesetiakawanan sosial;
6 Masyarakat adil-makmur.

E. Unsur-Unsur Dasar Wawasan Kebangsaan


1. Wadah (Contour)
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara mencakup seluruh wilayah
Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk serta
aneka ragam budaya. Bangsa Indonesia mempunyai organisasi kenegaraan yang merupakan
wadah beragam kegiatan kenegaraan dalam bentuk supra struktur politik dan wadah dalam
kehidupan bermasyarakat pada berbagai kelembagaan dalam bentuk infra struktur politik.

2. Isi (Content)
Isi (Content) merupakan aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional.

3. Tata laku (Conduct)


Hasil interaksi antara wadah dan isi wawasan kebangsaan akan berwujud tata laku, yang
terdiri dari :
 Tata laku Lahiriah yaitu tercermin dalam perbuatan, tindakan dan perilaku dari bangsa
Indonesia.
 Tata laku Bathiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari
bangsa Indonesia.
Kedua tata laku tersebut mencerminkan identitas kepribadian / jati diri bangsa berdasarkan
kekeluargaan dan kebersamaan yang mempunyai rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan
tanah air sehingga menyebabkan rasa nasionalisme yang tinggi dalam segala aspek
kehidupan nasional

F. Asas Wawasan Kebangsaan


Merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, dipelihara, ditaati dan diciptakan
agar terwujud demi tetap taat dan setianya unsur / komponen pembentuk bangsa Indonesia
(golongan/suku) terhadap kesepakatan (commitment) bersama. Asas Wawasan Kebangsaan
terdiri dari:
1 Kepentingan/Tujuan yang sama
2 Solidaritas
3 Keadilan
4 Kerjasama
5 Kejujuran
6 Kesetiaan terhadap kesepakatan

F. Hakikat Wawasan Kebangsaan


Hakekat Wawasan Kebangsaan Adalah keutuhan nasional / nusantara, dalam
pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi
kepentingan nasional. Berarti setiap warga negara dan aparatur negara wajib berfikir,
bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi kepentingan
bangsa termasuk produk-produk yang dihasilkan oleh lembaga negara.
 Pengertian wawasan kebangsaan
Yaitu cara pandang masyarakat sebagai bagian dari bangsa terhadap diri dan
lingkungannya dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara.
Dari definisi itu, kita bisa memahami pentingnya pengetahuan tentang kedirian. Tentu
saja yang dimaksud disini adalah kebangsaan. Bangsa sebagai diri.
Juga, bangsa sebagai lingkungan yang dalam konteks Indoenesia terbentuk atas
kemajemukan atau keanekaragaman. Pengetahuan ini menjadi basis kesadaran yang
digunakan untuk memandang seluruh aspek kehidupan.
Artinya, ketika kita memahami wawasan kebangsaan, kita perlu menggunakan itu sebagai
cara pandang kita dalam melihat sesuatu. Termasuk dalam mencapai tujuan bersama
sebagai satu bangsa.
Sampai di sini, wawasan kebangsaan menjadi landasan bersama dalam upaya pencapaian
visi besar bangsa Indonesia.
Fungsi dan tujuan wawasan kebangsaan
Fungsi dasarnya adalah sebagai fondasi. Fungsi lainnya mencakup panduan, motif, dan
dorongan dalam kehidupan berbangsa. Di level pemerintahan, baik daerah maupun pusat,
kita bisa pahami dalam konteks perumusan kebijakan dan relasinya dengan masyarakat.
Wawasan ini juga memberi batasan-batasan terhadap nilai kebangsaan supaya tidak jatuh
pada keburukan atau nilai yang merugikan bangsa.
Tujuan wawasan ini membentang dari kesadaran diri sampai nasionalisme atau
patriotisme. Kesadaran diri yang dimaksud adalah pengetahuan tentang kondisi internal
bangsanya. Naionalisme atau patriotisme tidak sekadar identitas, melainkan juga
keberpihakan yang jelas pada kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi.
Fungsi dan tujuan yang disampaikan di sini cukup memberi kita gambaran tentang
pentingnya wawasan ini agar dimiliki oleh setiap orang, apalagi para pembuat kebijakan.
 Contoh wawasan kebangsaan
Beberapa contoh yang saya paparkan disini diklasifikasikan berdasarkan aspeknya. Mulai
dari demografi hingga ideoogi.
Demografi
Yaitu wawawan mengenai kondisi kependudukan negara Indonesia. Tidah hanya meliputi
seberapa banyak dan bagaimana tren pertumbuhannya, melainkan juga yang tidak kalah
penting yaitu komposisi kelas sosialnya, ekonominya dan politiknya.
Geografi
Yaitu wawasan mengenai posisi negara dalam konteks kewilayahan. Pengetahuan dan
kesadaran tentang ini juga meliputi posisi strategis bangsa Indonesia dalam peta geopolitik
global. Ketimpangan spasial juga bagian dari komposisi wawasan ini.
Politik
Yaitu mengenai sistem politik yang dianut suatu bangsa. Indonesia sejak reformasi berupaya
menetapkan kembali demokrasi Pancasila. Sikap politik ini semestinya menjadi landasan
dalam setiap proses pengambilan kebijakan politik.
Hukum
Yaitu berkaitan dengan sistem hukum yang diterapkan di negara ini. Melalui proses politik,
hukum diturunkan dalam bentuk tertulis yang disepakati. Namun, sering kali penegakannya
tergantung pesanan. Hukum yang tumpul keatas adalah contoh praktik kehidupan yang
dijalankan tanpa adanya wawasan kebangsaan.
Ideologi
Yaitu wawasan mengenai nilai-nilai dan tujuan yang dianut oleh bangsa dimana warganya
juga mengakui itu sebagai suatu kebenaran dan kebaikan bagi kemaslahatan. Dalam konteks
Indonesia, kita mengenal Pacasila. Nilai-nilai dalam pancasila menjadi nyawa dari ideologi
yang dianut oleh warga negara ini.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wawasan kebangsaan intinya adalah loyalitas warga terhadap bangsanya. Bentuk
loyalitas bagi bangsa Indonesia diantaranya adalah mengakui bahwa warga negara
Indonesia dengan sadar sebagai pendukung cita-cita dan tujuanyang menjadi jatidiri
bangsa indonesia, seperti: Tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa tercapainya
keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan tercapinya
kesejahteraan yang adil lahir batin bagi seluruh masyarakat Indonesia. Mendudukan
manusia menurut kodrat, harkat dan martabatnya. Mengutamakan musyawarah untuk
mencapai mufakat dalam menghadapi berbagai persoalan. Melandaskan diri pada
keimanan dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Wawasan kebangsaan harus
dijaga, di pelihara dan di perjuangkan terus menerus. Paham integralistik/ cara berfikir
integralistik (menurut Prof. Mr. Soepomo) akan memperkokohwawasan kebangsaan.
Ideologi pancasila melandasi wawsan kebangsaan kita. Globalisasi akan berdampak
positif bila ditujukan untuk perdamaian dunia. Perang modern sulit diidentifikasi
sebagai suatu bentuk peperangan yang nyata, sehingga bangsa Indonesia harus hati-hati
agar tidak teradu domba.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Adjisoedarmo Soedito, Yuwono Edi, dkk, 2012, Jatidiri UNSOED, Universitas Jenderal
Soedirman,Purwokerto.
https://123dok.com/document/z3d2k5dy-contoh-makalah-wawasan-kebangsaan.html
http://sosiologis.com/wawasan-kebangsaan
https://kesbangpol.bantenprov.go.id/id/read/bidang-bina-ideologi-dan-wawas.html

Anda mungkin juga menyukai