Anda di halaman 1dari 8

PETA KONSEP DAN PENJELASAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS


MODUL 3

Dosen PEMBIMBING :
Alvy Mulyaning Tyas, SE.,MM

NAMA PENYUSUN :
RIZKY NUR ROHMA (042009871)

KELAS 5C
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA SURABAYA
2021.2
MODUL 3
Penilaian aspek teknikal

KB. 1 KB.2
Analisis kebutuhan teknikal proyek Tahapan analisis kelayakan teknikal

A. Metode untuk Tahap-tahap dalam analisis


menentukan besarnya teknikal
Penilaian terhadap elemen-elemen

skala produksi

B. Analisis teknikal
teknikal proyek

KB. 3
Elemen-elemen yang
perlu dinilai dalam

C. Peranan teknologi
analisis teknikal

dalam proyek

D. Informasi-informasi
yang diperlukan

1
Kegiatan Belajar 1
Analisis kebutuhan teknikal proyek

A. METODE UNTUK MENENTUKAN BESARNYA SKALA PRODUKSI

Dalam teori manajemen produksi terdapat beberapa metode untuk menentukan luas produksi
optimal, yaitu (1) Pendekatan konsep biaya marjinal (marginal cost) dan pendapatan marjinal
(marginal revenue), (2) Pendekatan titik impas (Break Even Point), dan (3) Metode program
linier (linear programming).
1. Pendekatan Konsep Biaya Marjinal dan Pendapatan Marginal.
Penentuan luas produksi menurut metode ini ialah bahwa luas produksi optimal tercapai
pada saat marginal cost (MC) sama dengan marginal revenue (MR). Pada persaingan
sempurna dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut.

2. Pendekatan Titik Impas.


Luas produksi optimal terletak pada luas produksi yang pada saat itu perusahaan tidak
mengalami laba atau rugi atau dalam masa percobaan luas produksi minimal berada pada
titik impas tunai, yaitu titik impas yang hanya memperhatikan biaya tetap tunai dalam
perhitungannya. Jumlah produk yang harus dijual untuk mencapai titik impas yang
menyamakan pendapatan total dan biaya total dapat dicari dengan persamaan berikut.

Sementara persamaan untuk menentukan jumlah produk yang harus dijual supaya bisa
menutupi biaya tetap adalah:

3. Metode liniear programmin


Metode ini digunakan jika produk yang dihasilkan lebih dari satu jenis. Terdapat dua
pendekatan, yaitu pendekatan grafik jika produk yang dihasilkan terdiri atas dua jenis,
dan metode Simplex apabila produk lebih dari dua jenis. Untuk mempelajari kedua
metode tersebut dipersilakan memahami lebih lanjut pada teknik riset operasi (operation
research).
B. ANALISIS TEKNIKAL
Analisis teknikal sebaiknya meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Deskripsi produk, termasuk spesifikasi dalam bentuk fisik, mekanis, dan unsur kimia 2
(kalau ada) serta penggunaan produk tersebut.
b. Deskripsi proses produksi yang dipilih menunjukkan aliran produksinya. Perlu pula
disajikan alternatif proses produksi yang lain, dan alasan dipilihnya proses produksi
yang bersangkutan.
c. Rencana kapasitas pabrik dan jadwal produksi yang menunjukkan volume yang
diproduksi dalam suatu periode mempertimbangkan pula masa produksi percobaan
dan faktor-faktor dengan teknis lain
d. Pemilihan mesin dan peralatan proyek termasuk spesifikasinya, perlengkapan yang
perlu dibeli dan dari mana asalnya, siapa pemasok- pemasoknya, masa pengangkutan
dari pabrik asal ke proyek dan kapan dikirimkan. Perlu diteliti pula cara pembayaran
mesin dan mengadakan suatu analisis komparasi beberapa alternatif mesin dari segi
biaya, mutu, dan pengadaan suku cadang.
e. Identifikasi lokasi pabrik dan kondisi-kondisi yang diinginkan menyangkut jarak
lokasi dari sumber bahan baku dan pasar (barang jadi). Bagi proyek baru, perlu pula
diteliti studi komparasi berbagai lokasi terutama dilihat dari kelebihan dan kekurangan
masing-masing.
f. Rencana tata letak (layout) pabrik dan perkiraan biaya usulan pendirian bangunan dan
pengembangan lokasi.
g. Pengadaan bahan baku dan bahan penolong termasuk deskripsi fisik kimia, jumlah
yang dibutuhkan, biaya pada saat itu dan prospeknya, cara pembayaran, lokasi
pemasok bahan baku, dan kelangsungan penyediaan.
h. Perkiraan kebutuhan tenaga kerja termasuk tenaga kerja langsung dan tenaga kerja
tidak langsung serta kebutuhan tenaga supervisi.

C. PERANAN TEKNOLOGI DALAM PROYEK


Dalam proyek baru sering direncanakan menggunakan teknologi yang terbaru, dalam arti
menggunakan proses yang terbaru dan mesin serta peralatan terbaru. Hal ini banyak terdapat
di negara industri. Sedangkan di negara-negara berkembang sulit untuk menerapkan
teknologi industri terbaru, tetapi proyek tidak akan berhasil jika menggunakan teknologi
yang terlalu jauh ketinggalan. Penerapan teknologi terbaru sangat berisiko karena
membutuhkan biaya sangat tinggi untuk memodifikasi produk agar sesuai dengan hasil yang
diinginkan bahkan tidak jarang mengalami kegagalan dalam pemasaran sehingga mengalami
kerugian yang tidak sedikit. Oleh karena itu, terdapat suatu pedoman bahwa sebaiknya
proyek-proyek industri di negara berkembang menghindari teknologi baru yang belum
terbukti keberhasilannya di dalam pasar selama beberapa waktu paling sedikit satu tahun.

D. INFORMASI-INFORMASI YANG DIPERLUKAN


Dalam mengadakan analisis teknikal diperlukan berbagai informasi agar analisis bisa
dilakukan dengan sebaik-baiknya dan seteliti-telitinya. Informasi yang dibutuhkan sebelum
memulai membuat analisis teknikal adalah sebagai berikut.
1. Informasi Produk
Meliputi informasi mengenai spesifikasi dan desain produk, tingkat kualitas yang
diinginkan, dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan.
2. Informasi Pasar.
Dibutuhkan informasi mengenai peramalan penjualan, kebutuhan pelayanan
pengangkutan, dan lokasi konsumen.
3. Informasi Bahan Baku dan Bahan Penolong. 3
Meliputi spesifikasi, pengadaan, masa pengiriman, dan lokasi pemasok.
4. Lain-lain.
Meliputi informasi mengenai pengadaan modal, pengadaan tenaga kerja,dan sebagainya.

Kegiatan Belajar 2
Tahapan analisis kelayakan teknikal

 Adakah alternatif teknologi yang dapat dipakai untuk memproduksi barang yang
direncanakan?
Tahap ini adalah tahap pertama menentukan alternatif teknologi yang ada untuk
menghasilkan suatu barang atau jasa, dengan kata lain adakah teknologi yang dapat
mendukung proyek sehingga menghasilkan barang yang telah direncanakan. Tujuan tahap
ini adalah :
1. Menghindari penggunaan teknologi yang tidak sesuai
2. Memastikan bahwa berbagai alternatif telah dipertimbangkan

 Apakah “akibat samping” dari setiap alternatif teknologi sejalan dengan kebijaksanaan,
tujuan, dan peraturan pemerintah dan perusahaan.
Tahap ini adalah tahap pertama dari beberapa proses eliminasi alternatif yang tidak sesuai
dengan produk yang direncanakan dalam proyek.

 Apa terdapat alternatif teknikal yang terlalu mahal sehingga perlu dihilangkan?
Tahap ini adalah tahap yang dimungkinkan memperkirakan biaya secara kasar untuk menilai
diterima atau tidaknya suatu alternatif. Artinya jika alternatif yang bersangkutan terlalu
mahal dan diperkirakan melebihi batas kemampuan proyek maka alternatif tersebut ditolak.

 Rencanakan penelitian dan pengujian untuk memastikan terpenuhinya kelayakan teknikal.


Tahap ini adalah produk yang tergantung pada teknologi baru memerlukan pengujian dan
penelitian lebih lanjut untuk meyakinkan bahwa produk dapat dibuat dengan teknologi yang
ditemukan dan untuk menilai kemampuan produk agar sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Pengujian produk yang berupa barang, dapat dilakukan dengan membuat
prototipe. Sedangkan untuk produk yang sudah ada (existing product) di pasar,
keberhasilannya tergantung pada keunggulan produk dalam hal biaya dan atau dalam
pengembangan proses produksi yang mampu meningkatkan produktivitas.
Contoh penelitian dan pengujian, yaitu:
1. penelitian untuk mengembangkan proses atau mengadaptasi teknologi yang sudah ada;
2. pengujian laboratorium terhadap bahan baku

 Setelah melewati beberapa tahapan analisis,apakah tersedia estimasi yang memuaskan,


mengenai investasi tetap,biaya produksi,dan biaya selama masa percobaan?
Pada tahap ini, apabila data yang diperoleh telah dibuat mewakili dalam arti telah lengkap
dan meyakinkan maka tidak perlu mengadakan penelitian dan analisis teknis lebih lanjut
sehingga dapat langsung mengadakan analisis aspek selanjutnya.
Kegiatan Belajar 3
Penilaian terhadap elemen-elemen teknikal proyek
Uraian berikut akan membahas tentang setiap elemen yang perlu dinilai dalam analisis teknikal :
1. Memperkirakan kebutuhan persediaan.
Tujuan mengadakan persediaan adalah untuk berjaga-jaga jika terjadi fluktuasi dalam 4
permintaan. Dengan adanya persediaan, seorang produsen bisa mengusahakan memenuhi
permintaan yang ada, meskipun permntaan tidak teratur baik dalam waktu dan jumlahnya.

2. Menentukan skedul produksi.


Skedul produksi adalah suatu rencana produksi yang bersifat khusus atau spesifik. Skedul
produksi memperhitungkan persediaan dan menunjukkan usaha untuk beroperasi pada suatu
rencana kapasitas tertentu. Skedul produksi merupakan dasar perhitungan bagi perkiraan
biaya produksi.

3. Menilai proses produksi.


Proses produksi menunjukkan jalannya operasi,perpindahan,dan pemeriksaan(inspeksi) dari
bahan mentah (bahan baku) sebagai masukan menjadi barang jadi sebagai keluaran. Hal
yang perlu diperhatikan adalah memilih metode dan mesin produksi yang digunakan serta
metode dan peralatan penanganan bahan (material handling). Selain itu juga perlu
diputuskan tata letak pabrik, kebutuhan persediaan, dan kebutuhan tenaga kerja.

4. Memilih mesin dan peralatan produksi.


Dalam mengadakan pemilihan mesin dan peralatan produksi, faktor aliran proses yang
digambarkan dalam bagan alur proses akan sangat membantu proses pengambilan
keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan mesin dan peralatan produksi adalah:
a. jangan langsung mentransfer metode dan teknologi dari suatu lingkungan tanpa
menyesuaikan dengan lingkungan rencana tempat proyek;
b. perlu mempertimbangkan faktor-faktor kapasitas output, kualitas yang dihasilkan,
kebutuhan tenaga kerja, kemudahan penggunaan, waktu pengerjaan satu unit produk,
pemeliharaan yang menyangkut tersedianya peralatan suku cadang dan keahlian yang
dibutuhkan, kebutuhan bahan baku, kebutuhan penanganan material, cara pemasangan,
biaya pemasangan, kebutuhan tenaga, udara, air, dan pembangkit lain, umur mesin yang
diharapkan, risiko kedaluwarsa, mesin impor atau produksi lokal;
c. memilih mesin dan peralatan yang secara ekonomis teknis paling menguntungkan.

5. Memilih metode dan peralatan penanganan bahan.


perencanaan penanganan bahan sangat penting. Dalam merencanakan metode penanganan
bahan, faktor-faktor yang sangat mempengaruhinya adalah berat dan sifat fisik bahan yang
diangkut serta jarak pengangkutan dari tempat asal ke tempat yang dituju. Jenis peralatan
pengangkutan bahan, misalnya konveyor, derek, dan truk.

6. Memperkirakan kebutuhan tenaga kerja.


Masalah perencanaan tenaga kerja menyangkut penentuan jumlah tenaga kerja dan jenis
keahlian yang dibutuhkan. Jumlah kebutuhan tenaga kerja dapat dihitung dengan membagi
jumlah beban kerja dengan waktu kerja yang dibutuhkan. Perhitungan tersebut merupakan
perhitungan rata-rata. Perkiraan kebutuhan tenaga kerja bisa dilakukan dengan membagi jam
kerja orang (man-hours) dengan lama jam kerja per shift.
7. Merencanakan organisasi produksi.
Tahap ini bertujuan untuk menentukan jumlah dan jenis kegiatan supervisi dan pekerja staf
yang dibutuhkan dalam organisasi produksi dan ini penting untuk memperkirakan biaya
pabrik tidak langsung. Jumlah personilnya akan bergantung pada jenis dan luas kegiatan
perusahaan.
5
8. Memperkirakan kebutuhan ruang untuk produksi dan pelayanan.
Ruang produksi didefinisikan sebagai seluruh ruangan yang dipakai untuk kegiatan
produksi. Jadi terdiri atas ruangan proses produksi, ruangan inspeksi (kalau ada), ruangan
untuk penyimpanan (gudang), dan ruangan untuk fasilitas sosial (misalnya ruang makan,
kamar mandi, dan WC). Cara memperkirakan luas seluruh ruangan proses produksi ialah
dengan menjumlahkan luas seluruh kebutuhan ruangan-ruangan tersebut dan mengalikannya
dengan 150% sehingga didapatkan ruangan yang dipakai untuk mesin dan peralatan
termasuk gang-gang dan jarak satu jenis mesin dengan jenis mesin lain. Kemudian,
tambahkan hasil perhitungan tersebut dengan luas ruangan yang dibutuhkan untuk setiap
kegiatan operasi.

9. Merencanakan tata letak fasilitas fisik.


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan tata letak ruangan adalah:
a. sifat produk yang dibuat. Jelas, bahwa produk yang dibuat berupa benda padat akan
berbeda dengan benda cair dalam hal layout-nya;
b. hubungan antarkegiatan, artinya ruangan untuk kegiatan-kegiatan yang saling
berhubungan sebaiknya didekatkan. Misalnya, bagian penerimaan dan pengiriman
barang harus didekatkan dengan gudang atau tempat penyimpanan barang;
c. keluwesan dan fleksibilitas letak fasilitas-fasilitas untuk mengantisipasi perubahan-
perubahan proses di kemudian hari;
d. hubungan luas ruangan, artinya ruangan bagi suatu kegiatan yang berhubungan
dengan ruangan untuk kegiatan lain disusun sedemikian rupa sehingga membentuk
suatu alokasi pembagian ruangan yang kompak;
e. jumlah modal yang tersedia untuk proses produksinya;
f. susunan diagram alokasi pemakaian ruangan yang menunjukkan luas ruangan untuk
suatu kegiatan;
g. gambar aliran bahan (material flow) untuk menunjukkan arah aliran barang selama
proses produksi dalam suatu sistem peletakan ruangan;
h. penggunaan ruangan hendaknya selain efektif untuk bekerja, hendaknya juga
memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja;
i. letak mesin-mesin dan fasilitas lain hendaknya juga memperhatikan kemudahan-
kemudahan dalam hal pemeliharaan dan pengawasan.

10. Menentukan persyaratan bangunan


Guna perencanaan bangunan, selain jumlah luas lantai yang dibutuhkan, struktur bangunan
perlu disesuaikan dengan proses produksi atau peralatan tertentu yang bersifat khusus.
Sebagai contoh : diperlukan ruangan yang kedap suara untuk suatu kegiatan tertentu, adanya
mesin berat, ruangan yang membutuhkan tingkat kebersihan tertentu dan sebagainya.

11. Pemilihan lokasi


Patokan yang digunakan untuk dalam pemilihan lokai perusahaan adalah :
a. Berdekatan dengan sumber bahan baku jika biaya bahan baku merupakan faktor utama
dari keseluruhan biaya proyek atau bahan baku sulit didapat dan biaya pengangkutan
tinggi.
b. Berdekatan dengan pasar jika barang jadi memerlukan pengangkatan khusus atau biaya
pengangkutan tinggi.
c. Berdekatan dengan sumber tenaga kerja jika unsur tenaga kerja merupakan faktor 6
dominan dalam biaya total barang jadi.
d. Lingkungan masyarakat sekitar mendukung atau memberikan pengaruh positif terhadap
aktivitas pabrik.

12. Menentukan mendirikan bangunan atau menyewa


Menyewa dilakukan untuk menghindari investasi tanah dan bangunan dalam hal ini sering
ditempuh perusahaan-perusahaan baru yang menghadapi kesulitan modal atau sebab-sebab
lain. Pengambilan keputusan untuk mendirikan bangunan atau menyewa harus didasarkan
pertimbangan ekonomis dan resiko yang akan ditanggung.
Jika keputusan yang diambil adalah mendirikan bangunan maka harus memperhatikan hal-
hal berikut.
a. Faktor ukuran
b. Faktor lokasi dari bangunan yang akan direncanakan

13. Perencanaan biaya investasi, produksi dan masa percobaan.


Perkiraan biaya biasa dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
a. Biaya investasi yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan
tanah,bangunan,perlengkapan produksi dan peralatan lainnya.
b. Biaya produksi (manufaktur) yaitu meliputi biaya bahan baku,biaya tenaga kerja
langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
c. Biaya selama masa percobaan adalah biaya produksi “luar biasa” yang terjadi pada masa
percobaan proyek. Artinya biaya-biaya produksi tersebut dikeluarkan dalam rangka
produksi percobaan.

Anda mungkin juga menyukai