Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktikum ini menitik-beratkan pada penyeledikan mengenai keadaan suatu
tanah yang akan digunakan sebagai tempat berdirinya suatu bangunan.
Hasilnya berupa data-data yang selanjutnya dianalisa sampai dapat ditentukan
jenis tanah sesuai dengan sifat-sifat yang dimiliki tanah tersebut. Untuk
mengetahui dan memahami segi teknis dan penyelidikan tanah baik di
laboratorium maupun di lapangan. Penyelidikan tanah di lapangan
mengungkapkan maksud dan tujuan, teori dasar, peralatan yang digunakan,
prosedur percobaan dan analisa mengenai penyortiran dan pengambilan sample
tanah. Penyelidikan di laboratorium mengungkapkan maksud dan tujuan, teori
dasar, peralatan yang digunakan, prosedur percobaan, dan analisa mengenai
indeks properties tanah, atterberg limit dan dilakukan uji coba mekanika tanah
lainnya.
Tanah berbutir halus terdapat di berbagai daerah yang mengandung
kandungan air dalam jumlah tertentu pada lapisan tanah tersebut. Ketika air
bercampur dengan tanah kering, masing-masing partikel tanah tersebut diselimuti
dan tercampur dengan air. Jika jumlah air tersebut bertambah, maka lapisan air
yang menyelimuti partikel tanah tersebut bertambah tebal. Peningkatan tersebut
mempengaruhi ikatan-ikatan antara partikel-partikel tanah tersebut. Oleh karena
itu, perilaku dari partikel-partikel tanah tersebut tergantung pada jumlah air yang
terkandung didalamnya serta factor lain yang mempengaruhi. Uji hydrometer
bertujuan untuk mendapatkan tanah yang lolos saringan nomor 200, namun dalam
pelaksanaannya hanya menggunakan saringan nomor 10 karen tanah masih dalam
butiran kering yang kasar dan tidak basah setelah diuji hidrometernya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum kali ini yaitu :
1. Mengetahui langkah - langkah dan hal - hal yang diperhatikan dalam uji
hydrometer
2. Mengetahui pemanfaatan dalam uji hydrometer itu sendiri
3. Mengetahui cara kerja dalam pengujian hydrometer tersebut

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH| HIDROMETER 1


1.3 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :
A. Alat
1. Gelas ukur 1000 ml
2. Air distilasi ± 1000ml
3. Hydrometer
4. Oven
5. Timbangan elektronik
6. Gelas mix
7. Mechanical strirer
8. Sendok
9. Mortar dan alu
B. Bahan
1. Sodium Hexametaphospate (Calgon) 30 gram
2. Sampel yang lolos ayakan nomor 10 sebanyak 60 gram
1.4 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1. Siapkan sampel 50 gram dan dilakukan pengeringan menggunakan oven
2. Campurkan Calgon dengan air terdistilasi
3. Letakkan sampel yang telah siap dan campurkan dengan larutan dari
langkah 2 dan biarkan selama 8 – 12 jam
4. Campur air 150 ml dengan 30 gr calgon lalu letakkan di tempat yang
tenang dengan suhu ruangan yang konstan lalu letakkan thermometer agar
suhu terjaga dan tidak mengalami kontaminasi suhu ruangan yang berlebih
5. Gunakan spatula untuk meletakkan sampel (langkah 3) kedalam tabung
1000 ml dan pastikan tidak ada sampel yang tersisa gunakan air terdistilasi
untuk mencucinya
6. Tambahkan air terdistilasi pada tabung (langkah 5) hingga penuh 1000 ml
lalu tutup menggunakan karet penutup dan guncang secara horizontal
beberapa kali
7. Letakkan hydrometer dengan waktu tertentu yaitu 0.5 menit, 1 menit, 2
menit, 5 menit, 15 menit, 30 menit, 1 jam, 4 jam, dan 1 hari

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH| HIDROMETER 2


8. Setelah pembacaan hydrometer selama satu hari, maka sampel yang berada
di gelas ukur dibuang airnya lalu dsaring menggunakan ayakan nomor 200
9. Setelah itu keringkan menggunakan oven sampel yang tertahan pada
saringan selama beberapa jam
10. Setelah kering, tanah disaring menggunakan saringan nomor 200 lalu
timbang ayakan yang tertahan saringan
11. Lakukan perhitungan
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dalam praktikum kali ini adalah :
1. Mengetahui langkah - langkah dan hal - hal yang diperhatikan dalam uji
hydrometer
2. Mengetahui pemanfaatan dalam uji hydrometer itu sendiri
3. Mengetahui manfaat dalam bidang ilmu geologi

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH| HIDROMETER 3


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah mempunyai peran penting dalam pekerjaan konstruksi karena tanah
menahan seluruh beban dari konstruksi yang berada di atasnya, untuk
mewujudkan konstruksi yang baik diperlukan tanah yang baik juga. maka akan
diketahui informasi untuk menentukan jenis perbaikan tanah yang dapat dilakukan
untuk memperbaiki kualitas tanah. Hidrometer adalah sebuah alat yang digunakan
untuk mengukur massa jenis suatu zat cair. Nilai massa jenis suatu zat cai dapat
diketahui dengan membaca skala pada hidrometer yang ditempatkan mengapung
pada zat cair. Hidrometer terbuat dari tabung kaca. Agar tabung kaca terapung
tegak di dalam zat cair, bagian bawah tabung dibebani dengan butiran timbale.
Diameter bagian bawah tabung kaca dibuat lebih besar supaya volume zat cair
yang dipindahkan hydrometer lebih besar. Dengan demikian, dihasilkan gaya ke
atas yang lebih besar dan hidrometer dapat mengapung di dalam zat cair. Tangkai
tabung kaca didesain supaya perubahan kecil dalam berat benda yang dipindahkan
(sama artinya dengan perubahan kecil dalam massa jenis zat cair) menghasilkan
perbahan besar pada kedalaman tangkai yang tercelup di dalam zat cair. Ini berarti
perbedaan bacaan pada skala untuk berbagai jenis zat cair menjadi lebih jelas. Hal
ini juga berguna nanti dalam menganalisis tanah yang diuji (Hardiyatmo, 2006).
Pembentukan berbagai macam material didalam akan menghasilkan
berbagai jenis batuan tertentu. Proses alamiah tersebut bisa berbeda-beda dan
membentuk berbagai jenis batuan yang berbeda pula, pembekuan magma akan
membentuk berbagai jenis batuan beku. Batuan sediemen bisa terbentuk karena
berbagai proses ilmiah seperti proses penghancuran disentrogasi batuan,
pelapukan kimia, proses kimiawi dan organs serta proses penguapan. Batuan
metamorf terbentuk dari berbagai jenis batuan yang telah terbentuk dengan
temperatur dan tekanan yang cukup tinggi namun peningkatan itu sendiri
maksimal dibawah temperatur magma yang sanagt panas (Terzaghi, 1923).
Batuan memiliki sifat fisik dan sifat mekanik. Sifat fisik batuan yang
ditentukan untuk kepentingan penelitian geoteknik adalah bobot isi asli, bobot isi
kering, bobot isi jenuh, berat jenis semu, berat jenis sejati, kadar air asli, kadar air
jenuh, derajat kejenuhan, porositas (n), dan void ratio pemboran tanah yang
dimaksud adalah pembuatan lubang kedalaman tanah dengan menggunakan

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH| HIDROMETER 4


alat bor manual maupun alat bor mesin, untuk tujuan berikut mengidentifikasi
jenis tanah sepanjang kedalaman lubang bor, yang dilakukan untuk
mengambil contoh tanah asli, untuk memasukkan alat uji penetrasi baku di
kedalaman yang dikehendaki, untuk memasukkan alat-alat uji lainnya dan diuji
coba dalam laboratorium untuk menganalisi sampel yang telah diambil (Virgo,
2004).

Perubahan sifat fisik maupun teknis pada massa tanah membutuhkan


penyelidikan dan alternatif–alternatif pemecahan masalah yang dihadapi dalam
penyelidikan tanah. Stabilisasi tanah merupakan proses untuk memperbaiki sifat–
sifat tanah dengan menambahkan sesuatu pada tanah tersebut, agar dapar
menaikan kekuatan tanah dan mempertahankan kekuatan geser tanah tersebut.
Pada umumnya, penentuan sifat–sifat tanah banyak dijumpai dalam masalah
teknis yang berhubungan dengan tanah. Hasil dari penyelidikan sifat-sifat ini
kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi masalah–masalah tertentu yang
ditemukan pada pekerjaan konstruksi. Klasifikasi tanah membantu perancang
dalam memberikan pengarahan melalui cara empiris yang tersedia dari hasil
pengalaman yang telah lalu, tetapi perancang harus berhati–hati dalam
penerapannya karena penyelesaian masalah stabilitas dan kompresi aliran air yang
didasarkan pada klasifikasi tanah sering menimbulkan kesalahan yang berarti
(Lambe, 1979).
Analisis hydrometer digunakan untuk tanah yang berbutir halus yang lolos
saringan no. 200 (lebih kecil dari 0,075 mm) dengan cara sedimentasi. Metode ini
didasarkan pada hukum Stokes yang berkenaan dengan kecepatan butiran
mengendap pada larutan suspensi, butiran yang lebih besar akan mengendap lebih
cepat dan sebaliknya butiran lebih halus akan mengendap lebih lama dalam
suspensinya. Kebanyakan klsifikasi tanah menggunakan indeks tipe pengujian
yang sangat sederhana untuk memperoleh karakteristik tanah. Umumnya,
klasifikasi tanah didasarkan atas ukuran partikel yang diperoleh dari analisis uji
saringan, uji sedimentasi dan plastisitas. Sistem klasifikasi yang sering digunakan,
yaitu Unified Soil Classification System (USCS) dan American Association of
State Highway and Transportation Officials (AASHTO). Sistem ini menggunakan
sifat–sifat indeks tanah sederhana seperti distribusi ukuran butiran, batas cair dan
indeks batas cair, batas kering, dan batas plastisitas. Hidrometer merupakan

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH| HIDROMETER 5


sebuah alat ukur besaran turunan yang menjadi salah astu aplikasi dari Hukum
Archimedes yang digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair (Sarief, 1986).

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH| HIDROMETER 6


3.2 Pembahasan
Pada praktikum pada dinas PU, hydrometer yang digunakan untuk
menganalisis tingkat kehalusan tanah dengan menggunakan uji hidrometer.
Pengukuran gradasi butir tanah dilakukan dengan dua metode, disesuaikan dengan
gradasi tanahnya. Tanah yang bergradasi kasar dianalisis dengan mengunakan
saringan atau ayakan (sieve), sedangkan untuk menganalisis butiran halus lolos
saringan 200, dilakukan analisis dengan menggunakan hydrometer. Dengan
demikian dikenal ada dua metode untuk melakukan analisis saringan butir yang
akan dijelaskan, masing masing adalah sebagai berikut analisa saringan kering
(sieve analisis) analisis saringan halus (hydrometer) analisis saringan butir
bertujuan untuk mengetahui baik buruknya susunan gradasi taanah, ada tiga tipe
susunan gradasi tanah yaitu bergradasi baik (well graded) bergradasi seragan
(uniform graded) bergradasi jelek atau senjang (poorly/gap graded). Sampel tanah
dilewatkan melalui satu set saringan standar yang memiliki lubang yang makin
kecil ukurannya dari atas ke bawah. Berat tanah yang tertahan di tiap saringan
ditentukan dan prosentase kumulatif dari berat tanah yang melewati tiap saringan
di hitung. Jika terdapat partikel-partikel berbutir halus pada tanah (lempung dan
lanau), sampel tanah tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu dari butiran halus
dengan mencucinya dengan air melalui saringan berukuran no.200.
Distribusi ukuran partikel tanah berbutir halus dari tanah berbutir kasar dapat
ditentukan dengan metode pengendapan atau sedimentasi.Metode ini didasarkan
atas hukum Stokes yang mengatur kecepatan pengendapan partikel berbentuk bola
dalam suatu suspensi dalam tabung pengendap. Hukum tersebut tidak berlaku
untuk partikel-partikel yang berukuran lebih. Maksud pengujian ini adalah untuk
menentukan distribusi ukuran butir-butir tanah untuk tanah yang tidak
mengandung butir tertahan saringan no.10 (tidak ada butir yang lebih besar dari 2
mm). Pemeriksaan dilakukan dengan analisa sedimen dengan hidrometer, sedang
ukuran butir-butir yang tertahan saringan no. 200 (0,075 mm) dilakukan dengan
menggunakan saringan. Butir-butir tanah, terutama butir halus, sering menjadi
gumpalan-gumpalan dan setelah pengeringan tanah dalam oven, gumpalan tanah
ini sukar dipisahkan lagi. Pada cara saringan biasanya tanah dicuci dengan air
pada saringan, supaya butirannya menjadi terpisah dan tidak menggumpal.
Kelompok butir di atas ukuran 0.074 mm atau tertahan di atas saringan 200,
susunan gradasinya ditentukan dengan menggunakan satu seri ayakan. Susunan
saringan diatur dari yang paling kasar di atas terus mempunyai ukuran yang paling
halus dibawah. Pada lapisan paling bawah untuk menampung partikel halus lolos
saringan 200 digunakan penampung (pan) demikian juga pada lapisan paling atas
ditutup dengan tutupan khusus agar tidak pernah lepas pada saat guncangan
mengayak. Pengayakan dapat dilakukan dengan manual dan dapat juga dengan
menggunakan alat getar khusus. Kelompok butir yang lebih kecil dari 0,074 mm
dipisahkan dengan cara mengendapkan di dalam air dengan metode hydrometer.
Dari pengukuran berat jenis campuran itu, dapat di tentukan diameter dan persen
kelompok butir yang tertahan pada saringan tersebut.
Langkah kerja hydrometer adalah pertama-tama timbang tanah kering
sebanyak 60 gram, lalu timbang sodium hexametaphospat sebanyak 30 gram
apabila menggumpal maka terlebih dahulu gunakan mortar dan alu untuk
menumbuk sodium agar menjadi bubuk butiran, masukkan kedalam wadah lalu
beri 150 ml air dan aduk menggunakan sendok pengaduk. Setelah itu didiamkan
selama 24 jam agar bercampur dan mengendap. Setelah 24 jam, masukkan sampel
tadi kedalam gelas mix lalu beri air sebanyak setengah dari gelas mix tersebut.
Dan gunakan mechanical stirer untuk mengaduknya selama 15 menit. Setelah
diaduk, masukkan kedalam gelas ukur yang besar dan bersihkan gelas mix sampai
tidak ada sampel yang tersisa dan sudah mencapau batas gelas ukur yang ada.
Setelah itu guncang-guncang kembali tanah yang sudah dimasukkan kedalam
gelas ukur selama 1 menit agar tanah tidak ada yang menggumpal terlebih dahulu
sebelum dilakukan pembacaan hydrometer. Setelah itu baru diberi termometer dan
diamkan dalam waktu persekian menit dan baca hasil dari pembacaan hydrometer
yang beberapa jama hingga satu hari. Setelah dibaca pengkurannya, maka sampel
dalam gelas ukur dibuang airnya lalu tanah disaring menggunakan saringan nomor
200 kembali dan sampel yang tertahan akan dimasukkan kedalam oven untuk
dikeringkan sedangkan sampel yang lolos akan dibuang. Setelah kering ayak
(ayakan nomor 200) sampel tanah dan timbang berat sampel tanah yang tertahan.
Lalu dilakukan perhitungan dengan rumus yang ada. penambahan bahan kimia
dalam uji hydrometer berguna untuk menstabilkan tektur tanah ketika di aduk
menggunakan mesin.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pratikum yang telah dilaksanakan didapatkan kesimpulan yaitu:
1. Langkah-langkah pada uji hydrometer adalah dengan membuat cairan yang
berisi tanah kering dan sodium hexamteafosfat lalu diaduk serta diamkan
selama 24 jam samapi dia mengendap. Lalu aduk menggunakan mechanical
mixer sampai 15 menit lalu catat pembaan hydrometer menggunakan
termometer selama waktu yang telah ditentukan dan melakukan perhitungn
2. Mengetahui pemanfaatan dalam uji hydrometer itu sendiri. Manfaat hasil
uji ini adalah untuk perbandinganbdengan sifat tanah yang ditentukan dari
uji batas-batas Atterberg dan untuk menentukan aktivitas tanah yang
terjadi.
3. Mengetahui cara kerja dalam pengujian hydrometer tersebut. Cara kerjanya
sama dengn hukum Archimedes. Hukum Archimedes menyatakan bahwa
sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan mendapat gaya ke
atas seberat zat cair yang dipindahkan oleh benda itu
4.2 Saran
Semoga kedepannya lebih kondusif lagi dalam praktikum agar praktikum
berjalan lancar. Dan juga diperhatikan untuk teman teman agar diusahakan untuk
tidak membuat masalah dan perhatikan semua apa yang disampaikan oleh asisten
DAFTAR PUSTAKA
Hardiyatmo, H.C., 2006. Mekanika Tanah II. Edisi Keempat, Penerbit Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta

Lambe, T.W. 1951. Soil Testing For Engineers. John Willey and Sons : New
York.
Sarief, E. S., 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung
Terzaghi, 1923. Mekanika Tanah Jilid 1. Institut Teknologi 10 Nopember
Surabaya : Penerbit Erlangga

Virgo. 2004. “Penentuan Metoda Pengukuran Bobot Isi Tanah Terbaik


Berdasarkan Korelasi Antara Bobot Isi Basah dan Bobot Isi Kering Yang
Terukur”. Jurnal Penelitian Sains. Vol. 31 No. 3; 20-38

Anda mungkin juga menyukai