Anda di halaman 1dari 139

Unggul dalam IPTEQ

Kokoh dalam IMTAQ

SKRIPSI

HUBUNGAN STRES DENGAN MOTIVASI BELAJAR SELAMA


PEMBELAJARAN ONLINE DI MASA PANDEMI COVID˗19 PADA MAHASISWA
S1 REGULER FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA

NEVYATUSSOLIHAT
2017720212

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021

2
SKRIPSI

HUBUNGAN STRES DENGAN MOTIVASI BELAJAR SELAMA


PEMBELAJARAN ONLINE DI MASA PANDEMI COVID˗19 PADA MAHASISWA
S1 REGULER FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA

NEVYATUSSOLIHAT
2017720212

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada
Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Nevyatussolihat
NPM : 2017720212
Tanda Tangan :
Tanggal : 06 Agustus 2021

ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nevyatussolihat
NPM : 2017720212

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis ini saya susun tanpa tindakan plagiarism
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jika
dikemudian hari ternyata saya melakukan plagiarism, saya bertanggung jawab sepenuhnya
dan menerima sanksi yang dijatihkan oleh Universitas Muhammadiyah Jakarta

Jakarta, 06 Agustus 2021

Nevyatussolihat

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

JUDUL SKRIPSI

HUBUNGAN STRES DENGAN MOTIVASI BELAJAR SELAMA


PEMBELAJARAN ONLINE DI MASA PANDEMI COVID˗19 PADA MAHASISWA
S1 REGULER FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA
Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk dilakukan uji sidang akhir

Jakarta, 01 Agustus 2021

Menyetujui,
Pembimbing

(Melati Fajarini, S.Kp., MN)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

(Ns. Neneng Kurwiyah, S. Kep., MNS)

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh:

Nama : Nevyatussolihat

NPM : 2017720212

Program Studi : S1 Keperawatan

Judul Proposal : Hubungan Stres Dengan Motivasi Belajar Selama Pembelajaran Online

Di Masa Pandemi Covid˗19 Pada Mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian

persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program

Studi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Dewan Penguji :

1. Melati Fajarini, S.Kp.,MN : (.........................................)

2. Ns. Slametiningsih, M.Kep., Sp. Kep.J : (.........................................)

3. Giri Widagdo, S.Kp, MKM : (.........................................)

Ditetapkan : Jakarta

v
Tanggal : 06 Agustus 2021

vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Muhammadiyah Jakarta, saya yang bertanda tangan
dibawah ini :

Nama : Nevyatussolihat
NPM : 2017720212
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Fakultas : Ilmu Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi

Demi membangun ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas


Muhammadiyah Jakarta Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-ekslusif Royaltiy-Free
Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Hubungan Stres Dengan Motivasi Belajar
Selama Pembelajaran Online Di Masa Pandemi Covid˗19 Pada Mahasiswa S1 Reguler
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan. Dengan hak bebas royalty noneklusif ini,
Universitas Muhammadiyah Jakarta berhak menyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data dasar (database), merawat dan mempublikasikan
tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagi penulis/pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian, pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di: Jakarta
Pada tanggal: 06 Agustus 2021
Yang menyatakan

(Nevyatussolihat)

vii
KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr, Wb

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia˗Nya, serta junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan teladan

menuju kebaikannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Hubungan Stres Dengan Motivasi Belajar Selama Pembelajaran Online Di Masa

Pandemi Covid˗19 Pada Mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta” dengan tepat waktu. Peneliti menyadari dalam

penyusunan penelitian ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak karena itu

pada kesempatan peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Miciko Umeda, S.Kp., M. Biomed selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta.

2. Ns. Neneng Kurwiyah, S.Kep.,MNS selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

3. Melati Fajarini, S.Kp.,MN selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan

waktunya dan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan serta pengarahan

kepada peneliti.

4. Terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua dan keluarga yang telah

memberikan doa restu yang tulus, dukungan, dan motivasi kepada peneliti sehingga

peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian ini.

viii
5. Rekan ˗ rekan seperjuangan Program Studi Keperawatan Angkatan 2017 yang

berjuang bersama ˗ sama saling mendukung, memotivasi satu sama lain dalam

menyelesaikan proposal penelitian ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Akademik Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan

informasi untuk memudahkan peneliti untuk menyelesaikan proposal penelitian ini.

7. Terima kasih kepada diri sendiri sudah bersabar, berusaha, dan berdoa dengan

sepenuh hati, sehingga proposal penelitian ini dapat terselesaikan.

8. Terima kasih kepada Puji Wulandari, Putri Devita Purnama, Eka Putri, Riska

Ajizah, Sri Nopiyanti, Andi Mochamad Setiawan sebagai teman peneliti yang telah

banyak membantu, memberikan semangat, motivasi, doa, dan dukungan kepada

peneliti sehingga dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dan kepada semua

pihak yang telah banyak membantu, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali kekurangannya,

sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dari semua pihak untuk

perbaikan penulisan dan penyusunan penelitian dimasa yang akan datang.

Wassalamuakalikum Wr, Wb

Jakarta, 06 Agustus 2021

Nevyatussolihat

ix
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

SKRIPSI, 06 Agustus 2021

NEVYATUSSOLIHAT

Hubungan Stres Dengan Motivasi Belajar Selama Pembelajaran Online Di Masa Pandemi
Covid˗19 Pada Mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta

IX + VII BAB + 88 Halaman + 9 Tabel + 2 Bagan + 5 Lampiran

ABSTRAK

Covid-19 diketahui dapat berdampak dalam kehidupan manusia, salah satunya pada bidang
pendidikan, dimana kegiatan belajar mengajar mengalami perubahan menjadi online.
Perubahan dalam kegiatan pembelajaran dapat menimbulkan berbagai kesulitan bagi
mahasiswa yang dapat menyebabkan stres maupun penurunan dalam motivasi belajar.
Namun, belum banyaknya literatur tentang hubungan stres dengan motivasi belajar selama
pembelajaran online dimasa Covid-19 pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui informasi mengenai hubungan stres dengan motivasi belajar selama
pembelajaran online dimasa pandemi Covid˗19 pada mahasiswa. Penelitian deskriptif
korelatif ini dilaksanakan pada Mei-Juni 2021 di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta. Survei diberikan kepada 406 mahasiswa dengan metode
stratified random sampling. Kuesioner Perceived Stress Scale (PSS-10) digunakan untuk
mengukur stres, terdiri dari 10 pertanyaan dan Motivated Strategis For Learning
Questionnaire (MSLQ) digunakan untuk mengukur motivasi belajar mahasiswa, terdiri
dari 31 pertanyaan. Hasil analisis uji Chi Square didapatkan nilai P Value = 0.131 (P >
0.05) yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara stres dengan
motivasi belajar selama pembelajaran online dimasa pandemi Covid˗19 pada mahasiswa.
Penelitian lebih lanjut mengenai stres dengan motivasi belajar selama pembelajaran online
dimasa pandemi Covid˗19 pada mahasiswa perlu dilakukan.

Kata Kunci: mahasiswa, pembelajaran online, stres, motivasi belajar.

x
UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH JAKARTA
NURSING PROGRAM
FACULTY OF NURSING SCIENE

SKRIPSI, 06 August 2021

NEVYATUSSOLIHAT

The Correlation Between Stress And Learning Motivation During Online Learning In
Covid˗19 Among Regular Undergraduate Student At University Of Muhammadiyah
Jakarta Faculty Of Nursing Science

IX + VII CHAPTER + 88 Pages + 9 Tables + 2 Chart + 5 Attachments

ABSTRACT

Covid-19 is known to have an impact on human life, one of which is education, where
teaching and learning has changed to online. Changes in learning activities can cause
various difficulties for students which can cause stress and decrease in learning motivation.
However, there is not much literature on the relationship between stress and learning
motivation during online learning during the Covid-19 era for students. This study aims to
find out information about the relationship between stress and learning motivation during
online learning during the Covid-19 pandemic in students. This descriptive correlative
research was conducted in May-June 2021 at the Faculty of Nursing, University of
Muhammadiyah Jakarta. The survey was given to 406 students by the stratified random
sampling method. The Perceived Stress Scale (PSS) questionnaire was used to measure
stress, consisting of 10 questions and the Motivated Strategic For Learning Questionnaire
(MSLQ) was used to measure student learning motivation, consisting of 31 questions. The
results of the Chi Square test analysis obtained a P Value = 0.131 (P > 0.05) which means
that it can be concluded that there is no relationship between stress and learning motivation
during online learning during the Covid-19 pandemic in students. Further research on
stress and learning motivation during online learning in Covid˗19 pandemic on students
should be conducted.

Keywords: student, online learning, stress, learning motivation.

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................................ii


PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME.......................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN...........................................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................................v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR...........................................vi
KATA PENGANTAR........................................................................................................vii
ABSTRAK...........................................................................................................................ix
DAFTAR ISI........................................................................................................................xi
DAFTAR TABEL..............................................................................................................xiii
DAFTAR BAGAN............................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................xv
BAB I.....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................8
1.3. Tujuan Penelitian.....................................................................................................9
1.4. Manfaat Penelitian................................................................................................10
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................................11
2.1. Konsep Stres..........................................................................................................11
2.2. Konsep Mahasiswa................................................................................................24
2.3. Konsep Pembelajaran Online................................................................................27
2.4. Konsep Motivasi Belajar.......................................................................................36
2.5. Kerangka Teori......................................................................................................50
BAB III................................................................................................................................51
KERANGKA KONSEP PENELITIAN, HIPOTESIS, & DEFINISI OPERASIONAL
.............................................................................................................................................51
3.1. Kerangka Konsep..................................................................................................51
3.2. Hipotesis................................................................................................................52
3.3. Definisi Operasional..............................................................................................52
BAB IV................................................................................................................................55
METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................................55

xii
4.1. Desain Penelitian...................................................................................................55
4.2. Populasi dan Sampel.............................................................................................55
4.3. Tempat Penelitian..................................................................................................58
4.4. Waktu Penelitian...................................................................................................58
4.5. Etika Penelitian.....................................................................................................59
4.6. Alat Pengumpulan Data........................................................................................60
4.7. Prosedur Pengumpulan Data.................................................................................64
4.8. Pengolahan Data....................................................................................................65
4.9. Uji Normalitas Data..............................................................................................66
4.10. Rencana Analisa Data...........................................................................................67
BAB V.................................................................................................................................70
HASIL PENELITIAN.......................................................................................................70
5.1. Analisa Univariat..................................................................................................70
5.2. Analisa Bivariat.....................................................................................................76
BAB VI................................................................................................................................78
PEMBAHASAN.................................................................................................................78
6.1. Analisa Univariat..................................................................................................78
6.2. Analisis Bivariat....................................................................................................83
BAB VII..............................................................................................................................86
PENUTUP...........................................................................................................................86
7.1. Kesimpulan............................................................................................................86
7.2. Saran.......................................................................................................................87
DAFTRA PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

3.3 Definisi Operasional 53


4.2.2 Sampel 58
5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia 70
5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 71
5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Persepsi Stres 71
5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hasil Stres 72
5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi Belajar 73
5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hasil Motivasi Belajar 75
5.7 Hubungan Stres Dengan Motivasi Belajar Selama Pembelajaran Online
Dimasa Pandemi Covid˗19 Pada Mahasiswa S1 Reguler FIK UMJ 76

xiv
DAFTAR BAGAN

2.5 Kerangka Teori 50


3.1 Kerangka Konsep 52

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Untuk Survei Awal


Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Dan Penelitian
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 4 Kuesioner Data Demografi
Lampiran 5 Kuesioner Perceived Stress Scale (PSS)
Lampiran 6 Kuesioner Motivated Strategis For Learning Questionnaire (MSLQ)
Lampiran 7 Output SPSS
Lampiran 8 Lembar Uji Turnitin
Lampiran 9 Lembar Konsultasi

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

COVID˗19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh SARS˗CoV˗2, yaitu

penyakit infeksi pernafasan akut yang penularan sangat cepat serta memiliki masa

inkubasi singkat (Kemenkes RI, 2020). Maka dengan itu COVID˗19 ditandai

sebagai pandemi global pada Maret 2020 oleh World Health Organization (WHO,

2020). COVID˗19 telah menjadi perhatian internasional dan salah satu keadaan

darurat kesehatan masyarakat di seluruh dunia, karena menyebabkan banyak

perubahan dalam kehidupan manusia serta menyebabkan kematian (Celik et al.,

2020). Hal ini membuat pemerintah dan masyarakat di seluruh dunia semakin

waspada terhadap penyebaran virus corona (Bouey & Dong, 2020).

Penyebaran begitu cepat sehingga setiap negara harus bertindak cepat untuk

mengurangi penyebaran dan kejadian COVID˗19. Hal tersebut membuat beberapa

negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukannya lockdown, isolasi sosial

dengan menutup atau melarang semua kegiatan yang dapat menimbulkan

keramaian, menutup tempat beribadah, termasuk menutup sekolah ˗ sekolah serta

universitas. Termasuk Indonesia, salah satu kebijakan yang dirumuskan oleh

pemerintah Indonesia yaitu dengan diberlakukannya pembatasan sosial berskala

besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran COVID˗19, serta dengan menerapkan

1
2

protokol kesehatan dan menghindari aktivitas yang dapat menimbulkan

keramaian (Kemenkes RI, 2020). Akibat COVID˗19, semua kehidupan

dimasyarakat mengalami perubahan, seperti dalam bersosialisasi, bekerja,

beribadah dan salah satunya dalam dunia pendidikan.

Dunia pendidikan selama COVID˗19 terjadi perubahan dalam proses kegiatan

belajar mengajar, yaitu dengan memodifikasi kegiatan belajar menjadi online.

Dimulai dari China yang kemudian berdampak ke negara lainnya (Celik et al.,

2020). UNESCO mencatat pada akhir April 2020 menyebutkan bahwa lebih dari

seratus negara di dunia telah menutup proses belajar mengajar. baik di sekolah

maupun di perguruan tinggi akibat COVID˗19 (UNESCO, 2020). Kegiatan

pembelajaran belajar mengajar di Indonesia juga mengalami perubahan, yaitu

berubah menjadi berbasis online. Terkait dengan kebijakan, Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI, 2020) telah

mengeluarkan surat edaran Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang penerapan

pembelajaran online sebagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid˗19.

Dengan adanya surat edaran tersebut, semua kegiatan pembelajaran beralih

menjadi pembelajaran jarak jauh, termasuk pembelajaran di sekolah dan

universitas.

Dengan adanya perubahan dalam kegiatan pembelajaran menimbulkan berbagai

kesulitan bagi mahasiswa. Kesulitan tersebut antara lain, kurangnya dukungan


3

sinyal, banyaknya gangguan saat belajar di rumah, kurangnya konsentrasi belajar

karena tidak adanya interaksi langsung dengan dosen atau mahasiswa lain,

kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan (Gunadha & Rahmayunita,

2020). Serta banyaknya tuntutan tugas yang diberikan membuat mahasiswa

merasa stres dalam kegiatan pembelajaran online (Chaterine, 2020). Akibat

tuntutan tugas pembelajaran dalam sistem pembelajaran online ditemukan 70,29%

mahasiswa tidak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, hal tersebut

menyebabkan stres pada mahasiswa (Livana et al., 2020).

Mahasiswa memiliki risiko tinggi terjadinya stres (Barseli & Ifdil, 2017). Stres

merupakan respons yang tidak spesifik terhadap kebutuhan lingkungan individu

yang tubuhnya merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut (Saam & Wahyuni,

2013). Stres mempunyai berbagai tingkatan, mulai dari stres ringan sampai berat.

Stres dapat dirasakan oleh semua orang dari segala usia dan dapat dialami

dimanapun, seperti dalam pekerjaan, keluarga, masyarakat dan sekolah maupun

perguruan tinggi (Andriana & Kusumawati, 2020). Stres adalah respons alami

dalam tubuh akibat tekanan dan perubahan dalam hidup, termasuk dalam

menjalani pembelajaran online selama pandemi covid˗19 (Nurmala, 2020). Stres

yang biasa dialami oleh mahasiswa disebut dengan stres akademik. Menurut

Simbolon (2015) stres akademik ialah tekanan mental dan emosional yang terjadi

akibat tuntutan dalam sekolah maupun universitas, seperti tuntutan untuk

mendapatkan nilai yang baik, lamanya proses belajar, tekanan dalam mengerjakan
4

banyak tugas, tekanan memperoleh rendahnya nilai serta tekanan ketika

menghadapi ujian.

Persentase tingkat stres pada mahasiswa selama pembelajaran online sangat

bervariasi. Beberapa penelitian terkait stres pada mahasiswa selama pembelajaran

jarak jauh yang dilakukan di berbagai negara menunjukkan hasil sebagai berikut:

Di Perancis ditemukan sebanyak 51,7% mahasiswa mengalami stres sedang, dan

22% mengalami stres tinggi (Bourion et al., 2021). Sedangkan di negara

berkembang lainnya menunjukkan hasil 48% ˗ 52% mahasiswa yang mengalami

stres akibat pembelajaran online selama pandemi Covid˗19 (Ruba, 2020; Dwivedi

et al., 2020). Indonesia, hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri et al., (2020), di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam penelitiannya ditemukan 93% dari 262

mahasiswa yang mengalami stres akibat perubahan situasi dalam kegiatan

pembelajaran tatap muka menjadi online. Adapun penelitian lainnya yang

dilakukan pada mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling di Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa, Banten. Diperoleh hasil bahwa secara rata ˗ rata dalam

kategori stres sedang yaitu 96,4% dan 3,6% dalam kategori stres ringan (Nurmala

MD, dkk. 2020). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Novitasari (2020) pada

mahasiswa profesi keperawatan di Universitas Kusuma Husada Surakarta

menunjukkan 40,3% mahasiswa mengalami stres ringan dan 6,5% mengalami

stres berat serta 4,8% mengalami stres sedang. Berdasarkan hasil penelitian yang

sudah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran online dapat

menyebabkan stres bagi beberapa mahasiswa. Dalam penelitian ini ditemukan


5

hanya satu penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa profesi keperawatan

terkait stres selama pembelajaran online, belum termasuk untuk mahasiswa

sarjana keperawatan.

Pendidikan keperawatan pada dasarnya adalah pendidikan akademis profesional.

Pendidikan keperawatan mencakup pembelajaran dikelas dan komponen

praktikum klinis (hsieh et al., 2020). Namun pendidikan keperawatan selama

pandemi Covid˗19 mengalami perubahan dalam kegiatan pembelajarannya, baik

itu di dalam kelas maupun dalam praktikum klinis. Sehingga situasi tersebut

mengganggu kesempatan belajar bagi mahasiswa terutama dalam praktikum

klinis, karena untuk mencegah penyebaran covid˗19, penempatan praktikum

klinis di rumah sakit telah dihentikan dan beralih menjadi berbasis online

(Tomietto et al., 2020). Akibat gangguan pendidikan yang terjadi, hal tersebut

membuat beberapa mahasiswa mengalami stres, karena mereka tidak dapat

mengembangkan keterampilan klinis secara langsung (Aslan, 2020). Dengan

berubahnya kegiatan pembelajaran, hal ini menjadi tuntutan pembelajaran bagi

mahasiswa, sehingga hal tersebut dapat berdampak pada mahasiswa untuk

mengalami stres. Stres juga dapat mempengaruhi minat belajar mahasiswa. minat

belajar merupakan alat untuk memicu motivasi belajar mahasiswa (Demolingo,

2018).

Motivasi belajar ialah seluruh daya penggerak dalam diri mahasiswa yang

menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arahan dalam


6

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh mahasiswa bisa tercapai

(Agustina, 2020). Maka dari itu mahasiswa yang memiliki motivasi akan

memiliki tingkat belajar yang tinggi, sehingga mempercepat hasil yang ingin di

capai (Febrianti, 2020).

Motivasi belajar merupakan suatu keinginan yang timbul dari dalam diri sendiri,

serta dorongan dari luar diri mahasiswa yang sedang belajar, biasanya dengan

beberapa indikator ˗ indikator tertentu, seperti adanya keinginan dan hasrat untuk

sukses, kebutuhan dan keinginan untuk belajar, keinginan dan cita˗cita masa

depan, penghargaan dalam belajar dan lingkungan belajar yang kondusif (Uno,

2011). Lingkungan belajar dalam sistem pembelajaran online turut mempengaruhi

motivasi belajar peserta didik karena pengajar kesulitan untuk mengontrol dan

menjaga suasana belajar akibat keterbatasan dalam ruang virtual sehingga

menyebabkan penurunan motivasi belajar (Cahyani, et al., 2020). Penurunan

motivasi belajar selama pembelajaran online juga dapat dipengaruhi akibat

kendala yang dialami oleh mahasiswa, seperti fasilitas internet yang kurang

memadai, proses pembelajaran yang kurang bisa untuk dipahami, tuntutan tugas

yang banyak, serta kurang menariknya materi pembelajaran, sehingga

menyebabkan dampak negatif bagi peserta didik, salah satunya penurunan

keberhasilan dalam belajar yang dapat berdampak kepada prestasi belajar peserta

didik yang menjadi menurun akibat rendahnya motivasi belajar (Agustina,

2020;Rimbun, 2017).
7

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada mahasiswa sarjana

keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta yang sedang menjalani proses

pembelajaran online selama pandemi Covid˗19 yang terdiri dari semester 2, 4, 6

dan 8 yang berjumlah sebanyak 741 mahasiswa, ditemukan 10 dari 15 mahasiswa

yang diteliti menyatakan bahwa 66,6% mahasiswa merasakan stres akibat

pembelajaran online, karena kurang menguasai mata kuliah akibat kesulitan

dalam memahami materi serta tuntutan tugas yang diberikan. Yang membedakan

dari penelitian sebelumnya yaitu pada responden dan variabel yang diteliti, serta

peneliti tersebut tidak menyampaikan data terkait motivasi belajar yang dialami

oleh mahasiswa selama pembelajaran online dimasa pandemi Covid˗19.

Berdasarkan penelitian terkait motivasi belajar yang dilakukan oleh Cahyani

(2020), ditemukan 52,6% dari 344 siswa SMA mengatakan motivasi untuk belajar

selama pembelajaran online menurun, akibat waktu tepat untuk belajar di rumah

sulit karena kondisi lingkungan rumah yang kurang kondusif yang menyebabkan

kurang fokus untuk belajar. Sedangkan hasil studi pendahuluan penelitian yang

dilakukan pada 15 mahasiswa sarjana keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta yang menjalani proses pembelajaran online selama pandemi Covid˗19

yang terdiri dari semester 2, 4, 6 dan 8 yang berjumlah sebanyak 741 mahasiswa,

ditemukan bahwa 15 responden yang diteliti semuanya menyatakan mengalami

penurunan dalam motivasi belajarnya selama pembelajaran online, akibat

kesulitan dalam memahami materi pembelajaran yang membuat mahasiswa


8

kurang berkonsentrasi dalam memperhatikan dan mendengarkan penjelasan yang

dijelaskan oleh dosen. Yang membedakan dari penelitian sebelumnya yaitu

penelitian sebelumnya tidak menyampaikan data terkait stres pada mahasiswa

selama pembelajaran online, serta adanya perbedaan dalam subjek penelitian.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa covid˗19 berdampak dalam

kehidupan manusia, salah satunya pada bidang pendidikan. Dalam bidang

pendidikan, kegiatan belajar mengajar mengalami perubahan yaitu harus

dilakukan secara online. Pembelajaran online selama pandemi Covid˗19 sudah

diterapkan di perguruan tinggi seluruh dunia. Termasuk Universitas

Muhammadiyah Jakarta khususnya pada fakultas ilmu keperawatan pun

mengikuti pembelajaran online sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

Namun pembelajaran online dapat mempengaruhi stres pada mahasiswa dan

motivasi belajar mahasiswa. Sehingga perlu diperoleh informasi yang relevan

sebagai tindak lanjut dalam proses pembelajaran online.

1.2. Rumusan Masalah

Belum banyaknya literatur terkait hubungan stres dengan motivasi belajar selama

pembelajaran online dimasa Covid˗19 pada mahasiswa. Maka dengan itu,

dilakukan penelitian tentang hubungan stres dengan motivasi belajar selama

pembelajaran online dimasa pandemi Covid˗19 pada mahasiswa S1 Reguler

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, dengan


9

merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah ada hubungan stres dengan

motivasi belajar selama pembelajaran online dimasa pandemi Covid˗19 pada

mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta?”.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum.

Tujuan penelitian ini yaitu dapat diketahui informasi mengenai hubungan

stres dengan motivasi belajar selama pembelajaran online dimasa pandemi

Covid˗19 pada mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta.

1.3.2. Tujuan Khusus.

Tujuan khusus dari penelitian ini, dapat diidentifikasi :

1. Data Demografi mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan,

sebagai responden penelitian.

2. Stres selama pembelajaran online dimasa pandemi Covid˗19 pada

mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan UMJ.

3. Motivasi Belajar selama pembelajaran online dimasa pandemi

Covid˗19 pada mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan

UMJ.

4. Hubungan stres dengan motivasi belajar selama pembelajaran online


10

dimasa pandemi Covid˗19 pada mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ilmu

Keperawatan UMJ.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Penelitian berikutnya.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi atau bahan acuan

untuk penelitian selanjutnya, serta diharapkan dapat dikembangkan menjadi

lebih baik.

1.4.2. Bagi Institusi pendidikan.

Sebagai masukan terhadap upaya ˗ upaya untuk meningkatkan motivasi

mahasiswa dan mengurangi stres mahasiswa agar proses belajar mengajar

berjalan efektif.

1.4.3. Bagi Profesi Keperawatan.

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumber referensi dan

informasi serta wawasan ilmu pengetahuan kesehatan, serta sebagai

masukan untuk meningkatkan kesehatan jiwa mahasiswa, terutama dalam

stres dan motivasi belajar pada mahasiswa.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Stres

2.1.1. Definisi Stres.

Menurut American Institute Stress (2017), teori stres pertama kali

dicetuskan oleh Hans Selye pada tahun 1936, yaitu didefinisikan sebagai

respons tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap tuntutan. Stres merupakan

reaksi yang normal terhadap tekanan yang dirasakan dalam sehari-hari,

tetapi dapat menjadi tidak sehat jika mengganggu aktivitas sehari-hari

(American Phsychological Association, 2019).

Stres ialah bagian penting dan alamiah dari kehidupan, namun jika

berlangsung lama dan berat dapat merusak kesehatan manusia, walaupun

stres dapat membantu untuk lebih waspada dan sebagai antisipasi sewaktu

dibutuhkan, tetapi juga dapat menyebabkan gangguan fisik dan emosional

(Kemenkes RI, 2018).

Stres menurut Aldwin (2012) sering kali digambarkan sebagai perasaan

yang berlebihan, putus asa, tegang serta khawatir, yang terjadi ketika sedang

menghadapi situasi yang tidak dapat teratasi.

11
12

Menurut Rasmun (2014) stres merupakan respons tubuh non spesifik yang

sering terjadi dalam kehidupan sehari ˗ hari dan tidak bisa dihindari. Setiap

orang pasti mengalaminya, dan memiliki dampak terhadap fisik, psikologi,

sosial dan juga mental.

Stres merupakan masalah umum dalam kehidupan manusia. Menurut

Kupriyanov dan Zhdanov (2014) saat ini stres sudah menjadi bagian dari

kehidupan. Stres dapat terjadi dimanapun, baik di lingkungan sekolah,

tempat kerja ataupun di rumah. Stres dapat diali oleh siapa saja, seperti anak

˗ anak, remaja, dewasa maupun usia lanjut. Jika seseorang terlalu sering

mengalami stres maka akan membahayakan fisik dan mentalnya. Dalam

penelitian Dwivedi, et al., (2020) stres ialah suatu kondisi perasaan di saat

seseorang merasa bahwa tuntutan yang dibebankan berada di luar

kemampuan dirinya.

Stres yang biasa dialami oleh mahasiswa disebut stres akademik. Menurut

Barseli, et al. (2017) stres akademik ialah munculnya respons akibat

banyaknya tuntutan dalam mengerjakan tugas yang dapat menimbulkan

reaksi fisik, perilaku, pikiran, dan emosi yang negatif.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa stres merupakan

perasaan yang non spesifik dan tidak dapat dihindari, akibat tuntutan beban

berlebihan yang dirasakan oleh setiap manusia, apabila tidak diatasi dapat
13

membahayakan fisik maupun mentalnya.

2.1.2. Penyebab Stres.

Stresor merupakan hal yang dapat menyebabkan stres dalam kehidupan

seseorang (Nasir dan Muhit, 2011). Penyebab stresor bisa berasal dari

berbagai sumber, baik dari kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan bisa

juga timbul dalam berbagai situasi mulai dari belajar, di rumah maupun

dalam kehidupan sosial dan lingkungan. Stresor dapat dibagi menjadi dua

pengertian yaitu:

2.1.2.1. Stresor Mayor.

Penyebab stres akibat ditinggal oleh orang yang disayangi, pertama

kali masuk sekolah, serta perpisahan.

2.1.2.2. Stresor Minor.

Penyebab stres akibat permasalahan hidup sehari ˗ hari, misalnya

karena tidak menyukai terhadap sesuatu hal.

Terdapat beberapa sumber lainnya yaitu antara lain:

2.1.2.3. Individu.

Stres bisa berasal dari individu itu sendiri, biasanya stres yang

muncul tergantung pada konflik yang terjadi. Terkadang dalam suatu

situasi seseorang harus menentukan pilihannya tetapi pilihan yang

lain juga sama pentingnya.


14

2.1.2.4. Keluarga.

Sumber stres dalam keluarga biasanya timbul akibat perilaku,

kebutuhan, dan kepribadian dari setiap anggota keluarga. Sumber

stres lainnya seperti:

1) Bertambahnya anggota keluarga, seperti kelahiran anak yang

bisa menimbulkan stres terkait masalah biaya keuangan dan

bertambahnya pengeluaran, serta rasa takut hubungan antara

suami istri terganggu.

2) Perceraian keluarga, karena terjadi perubahan dapat

menimbulkan stres bagi semua anggota keluarga akibat harus

menghadapi perubahan dalam status sosial dan kondisi keluarga.

3) Adanya anggota keluarga yang sakit, cacat, dan mati, hal

tersebut memerlukan kemampuan adaptasi untuk mengatasi

suatu perasaan sedih ataupun duka yang mendalam serta

kesabaran.

2.1.2.5. Masyarakat dan komunitas.

Biasanya timbul stres akibat kurang nyaman dalam berinteraksi

dengan orang lain, pertama kali anak masuk sekolah, adanya

persaingan, suasana kelas, pengajar, serta adanya kegiatan pekerjaan

dengan lingkungan juga dapat menimbulkan stres. Tetapi penyebab

tersebut bergantung pada masing ˗ masing individu dalam

menghadapi stresor, bisa menimbulkan stres atau tidak.


15

2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Stres Mahasiswa.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi stres mahasiswa menurut

Barseli (2017) antara lain:

2.1.3.1. Faktor Internal.

1) Pola pikir

Dalam hal ini mahasiswa tidak mampu mengendalikan situasi,

cenderung mengalami stres yang lebih besar. Semakin besar

perasaan bahwa mahasiswa dapat mengerjakan sesuatu, maka

semakin kecil kemungkinan stres yang dapat dialami.

2) Kepribadian

Tingkat stres pada mahasiswa yang optimis biasanya lebih kecil

dibandingkan mahasiswa yang mempunyai sifat pesimis.

3) Keyakinan

Keyakinan terhadap diri memainkan peranan penting dalam

menginterpretasikan situasi di sekitar. Penilaian ini diyakini

mahasiswa bahwa mereka dapat mengubah pola pikirnya

terhadap sesuatu hal bahkan dalam jangka waktu yang panjang

mampu menimbulkan stres secara psikologis.

4) Jenis Kelamin

Penelitian yang dilakukan di Inggris ditemukan tingkat stres lebih

tinggi dirasakan oleh mahasiswa perempuan (54,62%)


16

dibandingkan dengan laki ˗ laki (45,38%), karena wanita lebih

emosional. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Turan et al., (2019) dalam penelitiannya yang berjudul “The

relationship between stress status and cognitive flexibility levels

of nursing students” menyatakan bahwa stres dirasakan lebih

tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki˗laki.

2.1.3.2. Faktor Eksternal.

1) Pelajaran lebih padat

Akibat persaingan yang semakin ketat, waktu belajar makin

bertambah, dan beban mahasiswa semakin meningkat. Walaupun

alasan tersebut penting untuk perkembangan pendidikan, namun

hal tersebut dapat meningkatkan tingkat stres yang dihadapi

mahasiswa.

2) Tekanan untuk berprestasi tinggi

Para mahasiswa biasanya ditekan untuk mampu berprestasi

dengan baik dalam proses ujian. Tekanan ini biasanya datang dari

orang tua, keluarga, dosen, tetangga, teman sebaya, dan diri

sendiri.

3) Dorongan status sosial

Individu dengan kualifikasi pendidikan tinggi biasanya akan

dihormati masyarakat dan yang tidak berpendidikan tinggi

biasanya akan dianggap rendah. Mahasiswa yang berhasil dalam


17

hal akademik biasanya sangat disukai, dikenal, dan dipuji oleh

masyarakat. Sebaliknya, mahasiswa yang tidak berprestasi

disebut lambat, malas, atau sulit. Biasanya dianggap sebagai

pembuat masalah, cenderung ditolak oleh dosen, dimarahi orang

tua, dan diabaikan teman sebaya.

4) Orang tua saling berlomba

Pada orang tua yang berpendidikan serta kaya informasi,

persaingan untuk menghasilkan anak yang mempunyai

kemampuan dalam berbagai aspek juga lebih keras. Seiring

dengan perkembangan pendidikan, berbagai macam terdapat

program tambahan, kelas seni rupa, musik, balet dan drama juga

mampu menimbulkan persaingan siswa terpandai, terpintar, dan

serba pintar.

2.1.4. Jenis Stres.

Ada dua jenis stres (Nasir dan Muhit, 2011) antara lain:

2.1.4.1. Eustres (Stres yang baik).

Merupakan sesuatu yang baik. Stres dapat berdampak baik apabila

individu mencoba untuk memenuhi tuntutan orang lain ataupun

dirinya sendiri agar mendapatkan sesuatu yang baik dan berharga.

Dengan demikian, stres yang baik akan memberikan kesempatan

seseorang untuk berkembang dan mencapai performanya yang lebih


18

baik. Eustres terjadi apabila stimulus mempunyai arti sebagai hal

yang dapat memberikan pelajaran bagi seseorang bukan sebagai

tekanan. Dikatakan stres yang positif yaitu jika suatu kejadian

dihadapi dengan pikiran yang positif dan setiap stimulus mampu

mendorong seseorang untuk selalu berpikir dan berperilaku dengan

baik agar dapat membawa manfaat bukan bencana. Untuk

menjadikan stres sebagai hal yang positif, maka perlu adanya sikap

untuk mencari penyelesaiannya (problem solving). Salah satu

caranya yaitu dengan mencari dukungan orang lain agar dapat

membantu dalam menyelesaikan masalah.

2.1.4.2. Distres (Stres yang buruk).

Merupakan stres yang bersifat negatif. Stres ini dihasilkan dari suatu

proses yang bermakna buruk, dimana respons yang negatif dan

terindikasi dapat mengganggu kepribadian dapat diartikan sebagai

sebuah ancaman. Stres yang buruk dapat menempatkan pikiran dan

perasaan pada suatu tempat dan suasana yang sulit, karena cara

pandangnya hanya melihat dari sisi yang sempit. Distres terjadi jika

suatu stimulus dianggap mencoba untuk menyerang dirinya, yaitu

dengan cara menyalahkan diri sendiri, menghindar dari masalah,

atau menyalahkan orang lain, dengan demikian distres dapat

merugikan diri sendiri juga dapat merugikan orang lain. Distres


19

dipacu oleh suatu tuntutan yang tidak sesuai dengan kenyataan atau

yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan yang dihadapi.

Tingkat stres yang tinggi membuat sulit berkonsentrasi, hal ini

membuat performa juga menjadi kurang efektif dan efisien.

Nasir & Muhith (2011) Terdapat empat jenis stres lainnya, sebagai

berikut:

1. Frustasi. Situasi seseorang dimana merasa jalan yang akan

ditempuh meraih tujuan terhambat.

2. Konflik. Konflik muncul ketika dua atau lebih perilaku saling

berbenturan, dan dari masing ˗ masing perilaku tersebut butuh

untuk diekspresikan atau saling memberatkan satu sama lain.

3. Perubahan. Perubahan merupakan suatu kondisi yang tidak

semestinya, serta membutuhkan adanya suatu penyesuaian

4. Tekanan. Tekanan merupakan suatu kondisi dimana terdapat

suatu harapan atau tuntutan yang sangat besar terhadap

seseorang untuk melakukan perilaku tertentu.

2.1.5. Gejala ˗ Gejala Stres.

Gejala stres yang muncul umumnya terdapat 3 aspek, sebagai berikut

(Barseli, 2017) :

2.1.5.1. Gejala fisik.

Mahasiswa yang mengalami stres secara fisik ditandai dengan: sakit


20

kepala, pusing, tidur tidak teratur, susah tidur, sakit punggung, diare,

lelah, kehilangan energi untuk belajar, jantung berdebar, perubahan

pola makan, sering buang air kecil, sulit menelan.

2.1.5.2. Gejala emosional.

Ditandai dengan depresi, cepat marah, murung, cemas, khawatir,

mudah menangis, gelisah terhadap hal kecil, panik, dan berperilaku

impulsif, sulit berkonsentrasi, tidak bersemangat dalam melakukan

aktivitas.

2.1.5.3. Gejala perilaku.

Biasanya ditandai dengan tindakan agresif, kecenderungan

menyendiri, dahi berkerut, menyalahkan orang lain, melamun, gelak

tawa gelisah bernada tinggi, berjalan mondar ˗ mandir, dan perilaku

sosial yang berubah.

2.1.6. Tahapan Stres.

Hans Selye mengembangkan model stres dengan istilah Geneneral

Adaptation Syndrome (GAS) (Rice, 2011). GAS dibagi ke dalam tiga

tahapan:

2.1.6.1. Alarm reaksi (tanda bahaya).

Pada fase ini secara fisiologis individu merasakan adanya kondisi

yang menekan atau merasa suatu adanya yang tidak beres dalam

tubuhnya seperti jantung berdegub, sakit kepala, keringat dingin,


21

muka pucat, leher tegang, serta nadi terasa cepat. Fase ini

merupakan tanda awal orang terkena stres.

2.1.6.2. Resistance (perlawanan).

Pada tahap ini individu mulai beradaptasi dengan keadaan stres,

dalam fase ini juga daya tahan tubuh tahan terhadap penyakit.

Namun, jika stres belu m bisa diatasi dalam jangka waktu yang

panjang, maka akan menimbulkan kondisi stres yang buruk

(Husmiati, 2018).

2.1.6.3. Exhaustion (kelelahan).

Pada tahap ini individu sudah tidak mampu lagi mengadakan

perlawanan terhadap sumber stres atau dengan kata lain tubuh sudah

menyerah sudah tidak mampu untuk menghadapi serangan yang

mengancam. Jika kondisi makin serius dapat membawa kematian.

Menurut Rice (2011), organ tubuh bisa berhenti atau bahkan

mengakibatkan kematian pada seseorang.

2.1.7. Tingkatan Stres.

Priyoto (2014) menyatakan tingkatan stres terbagi menjadi tiga, antara lain:

2.1.7.1. Stres Ringan.

Stres ringan merupakan stresor yang dihadapi oleh setiap seseorang

secara teratur, seperti kemacetan, kritikan, banyak tidur, biasanya

stres berlangsung dalam beberapa menit atau jam. Stresor ini belum
22

disertai dengan gejala yang berat. Cirinya yaitu semangat meningkat,

kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan meningkat, penglihatan

tajam, energi meningkat. Stres yang ringan dapat berguna untuk

memacu seseorang untuk berpikir dan berusaha lebih tangguh untuk

menghadapi tantangan hidup.

2.1.7.2. Stres Sedang.

Stres sedang yaitu stres yang berlangsung dalam beberapa jam

sampai beberapa hari. Seperti perselisihan yang belum dapat

diselesaikan,. Stres ini dapat menimbulkan suatu gejala yaitu, mudah

merasakan lelah, mudah emosional, sulit beristirahat, nafas jadi

meningkat, berkeringat, mudah tersinggung, gelisah, tremor, adanya

peningkatan detak jantung.

2.1.7.3. Stres Berat.

Suatu situasi yang dapat terjadi dalam beberapa minggu sampai

beberapa bulan, seperti perselisihan dengan teman ataupun dosen

secara terus menerus, penyakit fisik jangka panjang dan kesulitan

secara finansial, mudah emosional, wajah pucat, detak jantung

meningkat, mudah berkeringat. Stres ini juga dapat menimbulkan

gejala seperti, merasa tidak kuat untuk melakukan kegiatan, mudah

putus asa, kehilangan minat dalam segala hal, merasa tidak dihargai,

dan merasa tidak ada harapan dimasa depan, perasaan takut yang

tinggi, tidak mampu menyelesaikan pekerjaan sederhana, sulit


23

beraktivitas, sulit tidur, serta mengalami gangguan hubungan sosial.

2.1.8. Instrumen Stres.

Instrumen untuk mengukur stres yaitu dengan menggunakan instrumen

Perceived Stress Scale (PSS). Perceived Stress Scale (PSS) merupakan

instrumen yang disusun oleh Sheldon Cohen (1988) dan paling banyak

digunakan untuk mengukur stres, yang terdiri dari 10 pertanyaan dan dapat

mengevaluasi stres satu bulan yang lalu dalam kehidupan seseorang.

Perceived Stress Scale (PSS) sudah dinyatakan valid dan reliabel dengan

nilai koefisien cronbach alpha sebesar 0,85. Semakin rendah skor yang

didapatkan, maka semakin rendah tingkat persepsi seseorang terhadap

stres. Sedangkan semakin tinggi tingkat stres yang didapatkan, maka

semakin tinggi tingkat persepsi seseorang terhadap stres. Instrumen ini

terdiri dari 10 butir item yang terdiri dari 3 aspek yaitu:

1. Feeling of unpredictabillity

Yaitu seberapa kuat perasaan atau emosi seseorang yang tidak mampu

diprediksi dalam hidupnya.

2. Feeling of uncontrollabillity

Seberapa kuat perasaan seseorang yang tidak mampu mengontrol

dalam segala hal yang terjadi pada dirinya.

3. Felling of overloaded

Seberapa kuat perasaan seseorang saat merasa banyak tuntutan atau


24

beban.

Skor PSS diperoleh dengan membalikkan tanggapan (misalnya, 0 = 4, 1 =

3, 2 = 2, 3 = 1, & 4 = 0) menjadi empat positif item yang dinyatakan (item

4,5,7 & 8) kemudian dijumlahkan di semua item skala (Cohen, 1994).

Jumlah skor PSS˗10 yaitu 0˗40. Lalu dikelompokkan menjadi 3 kelompok,

stres ringan: Skor mulai dari 0-13. Stres sedang: Skor mulai dari 14-26.

Stres yang dirasakan tinggi: Skor mulai dari 27-40 (Bhat, et al., 2011).

2.2. Konsep Mahasiswa

2.2.1. Definisi Mahasiswa.

Mahasiswa merupakan peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi

(Undang ˗ undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2012 tentang

Pendidikan Tinggi).

Menurut Hartaji (2012), mahasiswa ialah seseorang yang sedang dalam

proses menuntut ilmu ataupun belajar yang terdaftar dalam perguruan tinggi

untuk menjalani pendidikan, terdiri dari akademik, politeknik, sekolah

tinggi, institut dan universitas.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hulukati & Djibran (2018)

mahasiswa adalah seorang peserta didik yang dalam rentang usia 18 sampai
25

25 tahun dan menjalani pendidikan di perguruan tinggi, mahasiswa juga

sebagai makhluk sosial dan individu. Sebagai makhluk individu, mahasiswa

biasanya mempunyai kebutuhan hidup yang berbeda antara satu individu

dengan yang lainnya. Mahasiswa disebut sebagai makhluk sosial karena

mahasiswa selalu membutuhkan orang lain dalam hidup dan memenuhi

kebutuhannya.

2.2.2. Definisi Mahasiswa Keperawatan.

Mahasiswa keperawatan ialah seseorang yang masih dipersiapkan untuk

dijadikan sebagai perawat yang profesional di masa yang akan datang.

Perawat profesional harus atau wajib mempunyai rasa tanggung jawab

dalam dirinya, tanggung jawab merupakan hal utama dalam praktik

keperawatan yang profesional yang tentunya harus ada dalam diri

mahasiswa keperawatan sebagai perawat di masa mendatang (Black, 2014).

2.2.3. Tingkat Pendidikan Mahasiswa Keperawatan.

Menurut UU nomor 38 tahun 2014 pasal 9 pendidikan tinggi keperawatan

dapat diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang mempunyai legalitas

sesuai peraturan perundang˗undangan. Pendidikan yang dimaksud berupa

universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, atau akademik lainnya yang

menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk menunjang pendidikan

dan melakukan kolaborasi dengan organisasi dan profesi perawat.


26

Dalam undang˗undang No. 38 tahun 2014 dalam pasal 5 sampai 8, terdiri

atas:

2.2.3.1. Pendidikan vokasi.

Ialah pendidikan diploma dan merupakan pendidikan paling rendah

dalam keperawatan.

2.2.3.2. Pendidikan akademik.

Antara lain seperti sarjana keperawatan, magister keperawatan, dan

doktor keperawatan.

2.2.3.3. Pendidikan profesi.

Yang terdiri atas profesi umum dan program keperawatan spesialis.

2.2.4. Peranan Mahasiswa.

Beberapa peranan mahasiswa menurut Faruq (2012), antara lain:

2.2.4.1. Iron Stock.

Diharapkan mahasiswa menjadi individu yang mempunyai

kemampuan dan akhlak mulia yang bisa menggantikan generasi

sebelumnya. Inti dari iron stock peranan mahasiswa yaitu sebagai

aset, cadangan, serta harapan yang bangsa untuk masa depan yang

lebih baik lagi.


27

2.2.4.2. Guardian of value.

Dalam hal ini mahasiswa berperan sebagai insan akademis yang

selalu berpikir ilmiah untuk mencari kebenaran pada setiap masalah

sehingga dapat menjaga nilai ˗ nilai dimasyarakat.

2.2.4.3. Agent of Change.

Pada peran ini mahasiswa diharapkan mampu memberi perubahan

yang baik untuk bangsa dan negara

2.2.4.4. Moral Force.

Diharapkan mahasiswa mempunyai acuan dasar dalam berperilaku

untuk sebagai kekuatan moral bangsa.

2.2.4.5. Social Control.

Mahasiswa harus mampu mengontrol kehidupan masyarakat atau

sosial dengan menjadikan diri sebagai jembatan antar masyarakat

dengan pemerintahan.

2.3. Konsep Pembelajaran Online

2.3.1. Definisi Pembelajaran.

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara pengajar dengan peserta

didik sebagai sumber belajar untuk mencapai tujuan belajar. Berdasarkan

definisi, pembelajaran juga bisa dinyatakan sebagai suatu proses yang

dilakukan pengajar agar peserta didik mampu mencapai hasil belajar

(Rachmawati & Daryanto (2015).


28

Pembelajaran ialah proses membelajarkan peserta didik. Dalam hal ini

pendidik merupakan faktor penting dalam melaksanakan pembelajaran.

Peran penting dari seorang pendidik yaitu menciptakan pembelajaran yang

mampu menciptakan hasil belajar yang baik. Kegiatan inti dari

pembelajaran yaitu memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode/

strategi yang optimal agar mencapai hasil belajar yang diinginkan (Gasong,

2018).

Dapat disimpulkan bahwa adanya pembelajaran yaitu untuk mencapai hasil

belajar. Hasil belajar dapat berupa perubahan dalam pengetahuan,

keterampilan serta sikap. Perubahan tingkah laku terjadi apabila secara

sadar, perubahan dalam belajar bersifat fungsional atau kontinu, positif dan

aktif serta menetap (Slameto, 2015).

2.3.2. Definisi Pembelajaran Online.

Dimasa pandemi Covid˗19, khususnya pada bidang pendidikan diharuskan

melaksanakan kegiatan belajar mengajar menjadi pembelajaran online.

Sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kemendikbud dalam surat

edaran Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang penerapan pembelajaran

online sebagai media pembelajaran dan sebagai upaya untuk mencegah

penyebaran Covid˗19.
29

Pembelajaran online juga biasanya disebut dengan pembelajaran daring atau

e˗learning. Pembelajaran online merupakan metode pembelajaran yang

menggunakan jaringan internet untuk saling berinteraksi, membaca, menulis

pada waktu yang sama namun tidak dalam ruangan yang sama, dengan

menggunakan berbagai teknologi dan multimedia (Ridwan Sanjaya, 2020).

Pembelajaran online merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan

jaringan internet sebagai metode untuk penyampaian materi pembelajaran,

serta berinteraksi (Mustofa, dkk. 2019). Menurut hasil penelitian yang

dilakukan oleh Moore et al., 2011. Pembelajaran online ialah proses

interaksi pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan

konektivitas fleksibilitas serta aksesibilitas.

Dari beberapa uraian penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

online merupakan media pembelajaran untuk menyampaikan materi

pembelajaran serta untuk tetap saling berinteraksi dengan memanfaatkan

jaringan internet.

2.3.3. Prinsip Pembelajaran.

Prinsip Pembelajaran ialah aspek psikologi yang harus dipahami bagi setiap

pendidik untuk menciptakan anak bangsa yang cerdas (Ali, 2014).

Beberapa prinsip pembelajaran menurut (Ali, 2014), sebagai berikut:


30

2.3.3.1. Perhatian dan Motivasi.

Untuk mencapai tujuan belajar perlu adanya perhatian terhadap apa

yang dipelajari, agar mampu menguasai materi. Apabila timbul

perhatian terhadap pelajaran maka akan termotivasi dalam kegiatan

pembelajarannya.

2.3.3.2. Keefektifan.

Dalam hal belajar perlu adanya partisipasi yang aktif sehingga akan

meningkatkan minat dalam belajar serta mencapai tujuan

pembelajaran.

2.3.3.3. Keterlibatan langsung.

Dalam proses belajar perlu keterlibatan langsung dari peserta didik,

karena untuk mengetahui potensi yang dimiliki berkembang dalam

hal yang baik dan optimal atau tidak.

2.3.3.4. Pengulangan.

Proses belajar perlu diulang berkali ˗ kali agar mampu memahami

serta mencapai hasil belajar yang baik.

2.3.3.5. Tantangan.

Untuk mengembangkan kemampuan dalam belajar serta untuk

mencapai tujuan hasil pembelajaran yang baik, tantangan dalam

proses pembelajaran juga perlu diberikan agar peserta didik lebih

bersemangat untuk mengatasinya.


31

2.3.3.6. Perbedaan Individual.

Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang saling

bergantung dengan yang lainnya. Namun setiap orang memiliki

perbedaan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap tingkat

kecerdasan bakat, minat, kepribadian serta karakter psikis. Dalam

hal proses pembelajaran perlu karena untuk mengetahui proses

belajar pada masing ˗ masing peserta didik untuk memudahkan

pemilihan metode belajar agar dapat mencapai keberhasilan dalam

pembelajaran atau hasil belajar.

2.3.4. Prinsip Pembelajaran Online

Dalam pembelajaran online, prinsip pembelajaran pada dasarnya sama

dengan tatap muka, beberapa aspek prinsip pembelajaran online (Dunwill,

2016) sebagai berikut:

2.3.4.1. Interaksi Antara Peserta Didik dengan Pengajar.

Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa interaksi antara

pembelajar dengan pengajar mempunyai hubungan yang positif

dengan hasil belajar, semakin baik hubungan komunikasi maka

semakin baik pula hasil belajar (Dunwill, 2016). Pembelajaran

online juga perlu memotivasi peserta didik untuk berdiskusi atau

merespons (Belawati, 2019).


32

2.3.4.2. Kolaborasi dan Kerjasama Antar Peserta Didik

Pembelajaran online perlu ruang dan dilatih untuk bekerja sama.

Karena penelitian menunjukkan apabila diberi kesempatan dan

latihan untuk saling berbagi serta bekerja sama akan meningkatkan

efektivitas pembelajaran yang lebih tinggi. Suana belajar juga perlu

kooperatif agar peserta didik saling mengenal serta berinteraksi dan

saling menolong satu sama lain.

2.3.4.3. Suana Belajar Aktif.

Proses belajar perlu diinisiasi dan dilakukan secara aktif oleh peserta

didik. Oleh karena itu sistem pembelajaran berpusat pada peserta

didik sedangkan pengajar lebih bersifat sebagai fasilitator yang

bukan satu ˗ satunya sumber pengetahuan. Fasilitas yang mampu

membuat proses belajar aktif antara lain:

1) Menyajikan laman situs untuk mencapai tujuan pembelajaran

2) Mengadakan debat belajar secara online

3) Membuat kegiatan kelompok dalam memecahkan kasus

4) Memberikan berbagai metode pembelajaran yang dapat

dilakukan guna mencapai tujuan pembelajaran

2.3.4.4. Umpan Balik yang Cepat.

Pemberian umpan balik sangat penting karena mampu digunakan

oleh peserta didik sebagai indikator untuk mengetahui apakah sudah

mencapai tujuan belajar sudah menyeluruh atau belum. Umpan balik


33

bisa diberikan melalui sistem pesan otomatis.

2.3.4.5. Tujuan Pembelajaran yang Masuk Akal dan Dapat Dicapai

Dalam membantu peserta didik untuk termotivasi agar mencapai

tujuan belajar, perlunya merancang tugas ˗ tugas yang menarik,

relevan dengan kegiatan sehari ˗ hari, buat pembelajaran terlibat

aktif sehingga memotivasi pembelajar.

2.3.4.6. Penghargaan Atas Perbedaan yang Ada di Antara Para Peserta

Didik

Perlakuan terhadap seluruh peserta didik tanpa memandang status

perbedaan. Penghargaan terkait perbedaan bisa dilakukan dengan

memberikan pilihan jenis kegiatan belajar dan jenis tugas,

memberikan batas waktu dalam penyelesaian tugas, gunakan topik

tugas yang relevan.

Sedangkan menurut kebijakan Kemendikbud (2020) sesuai dengan surat

edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020, prinsip pembelajaran daring

selama covid˗19, sebagai berikut:

1. Tidak Membahayakan

Upaya penyampaian mengenai kurikulum secara jarak jauh diharapkan

tidak menimbulkan lebih banyak stres dan kecemasan bagi siswa serta

keluarganya. Dalam hal ini seluruh guru di dunia mencoba untuk

mengurangi dampak kerugian dalam belajar akibat gangguan sekolah,


34

keselamatan dan kesejahteraan siswa (Student well˗being) yang hal

terpenting yang harus dipikirkan.

2. Realistis

Diharapkan guru mempunyai ekspektasi yang realistis terkait apa yang

sudah dicapai dengan pembelajaran online dan menggunakan penilaian

profesional untuk menilai risiko atau konsekuensi akibat rencana

pembelajaran.

2.3.5. Kendala Pembelajaran Online.

Pembelajaran online mempunyai hambatan atau kendala dalam prosesnya

(Ridwan, 2011). Sebagai berikut:

1. Dibutuhkan biaya yang lebih besar untuk memulai pembelajaran

online, misalnya untuk pembelian smartphone dan kuota internet.

2. Membutuhkan kebiasaan diri untuk belajar secara mandiri.

3. Membutuhkan perangkat komputer atau akses jaringan yang bagus.

Namun di Indonesia sendiri jaringan internet belum merata dan tidak

semua peserta didik mempunyai perangkat komputer untuk menunjang

pembelajaran online.

4. Penyampaian materi melalui pembelajaran online perlu dikemas dalam

bentuk yang learner centric.

Menurut Morgan (2020), kendala yang dialami mahasiswa ketika

pembelajaran online yaitu biasanya pada kondisi finansial yang mengalami


35

kesulitan karena untuk pengeluaran kuota internet, adanya perbedaan akses

internet yang membuat mahasiswa kesulitan untuk mengikuti pembelajaran

online dengan lancar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gunadha

& Rahmayunita (2020), kendala yang dialami oleh mahasiswa pada

pembelajaran daring antara lain, sinyal kurang mendukung, kekurangan

kuota, banyaknya gangguan ketika belajar di rumah, mahasiswa kurang

fokus belajar karena tidak adanya interaksi langsung dengan dosen ataupun

teman lainnya, materi sulit dipahami. Menurut Firman & Rahayu (2020)

menyatakan bahwa banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan akibat

kesulitan mengakses jaringan internet, kesulitan untuk membeli kuota, serta

kurang dapat memahami materi kuliah. Penelitian lain yang dilakukan oleh

Agus Santoso, dkk., (2020) menyebutkan bahwa pembelajaran daring

memiliki banyak kendala, seperti jaringan internet yang tidak stabil

sehingga mahasiswa merasa stres tidak dapat mengikuti pembelajaran

secara optimal, sebagian mahasiswa cemas karena tidak bisa membeli kuota

internet, merasa tertekan akibat tugas yang diberikan terlalu banyak dengan

jangka waktu yang singkat.

2.3.6. Pembelajaran Online di S1 keperawatan pada tahun 2019/2020

-2020/2021.

Selama pembelajaran online yang diterapkan di S1 Keperawatan

berorientasi pada pengajaran dan proses penyampaian materi, diskusi,


36

pengumpulan tugas dilakukan secara jarak jauh menggunakan internet dan

media online, seperti komputer, smartphone, maupun laptop. Serta dalam

proses pembelajaran praktikum pun dilakukan secara online (Daulay dkk.,

2020).

Berdasarkan uraian dari beberapa penelitian dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran online memiliki banyak kendala dalam pelaksanaannya,

seperti kuota internet dan akses jaringan internet yang kurang memadai,

kesulitan untuk fokus dan memahami materi karena tidak adanya interaksi

secara langsung, hal ini dapat membuat kegiatan pembelajaran yang kurang

optimal.

2.4. Konsep Motivasi Belajar

2.4.1. Definisi Motivasi dan Belajar.

Dalam bahasa Latin motivasi berasal dari kata “movere” yang berarti gerak

atau dorongan bergerak. Bisa diartikan, dengan memberikan motivasi sama

dengan memberikan daya dorongan sehingga hal yang dimotivasi bisa

bergerak (Prawira, 2012).

Motivasi didefinisikan sebagai suatu proses yang menjelaskan mengenai

kekuatan, arah, dan ketekunan seseorang dalam upaya untuk mencapai


37

tujuan (Robbins and Judge, 2015). Motivasi merupakan dorongan seseorang

untuk mengubah tingkah laku seseorang untuk ke arah yang lebih baik agar

mencapai tujuannya (Uno, 2014).

Dalam kegiatan proses pembelajaran, motivasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak dalam diri mahasiswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, serta menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan

yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2016).

“Belajar” merupakan proses suatu kegiatan, bukan suatu hasil ataupun

tujuan, yang tidak mudah didefinisikan (Rosyid, dkk., 2019). Menurut

Slameto (2015), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan oleh

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan.

Menurut Gagne (1970), belajar merupakan perubahan yang terjadi dalam

kemampuan manusia setelah belajar terus menerus, bukan hanya

disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Belajar terjadi apabila stimulus

dengan isi ingatan mempengaruhi mahasiswa kemudian mengalami

perubahan dalam perilakunya. Gagne meyakini bahwa belajar dapat

dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan dari luar, dimana keduanya saling
38

berinteraksi (Syarifan Nurjan, 2016).

Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar

merupakan perubahan tingkah laku secara potensial yang terjadi sebagai

hasil dari penguatan (reinforced practice) atau praktik yang dilandasi tujuan

untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar bisa muncul karena faktor

intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan

belajar, harapan akan cita ˗ cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya timbul

akibat adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan menarik.

Kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan, sehingga individu

berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan

semangat (Uno, 2016). Menurut Pintrich (2014), motivasi belajar diartikan

sebagai memunculkan suatu usaha yang lebih selama pembelajaran

berlangsung dan membangun strategi yang dapat menunjang proses belajar.

Seperti merencanakan, mengatur dan melatih soal ˗ soal pada materi

pelajaran, meninjau tingkat pemahaman suatu materi, serta menghubungkan

materi baru dengan ilmu atau pengetahuan yang sudah dikuasai dan

dipahami.

Motivasi belajar merupakan aspek psikologi seseorang yang ditentukan oleh

adanya gairah, keinginan dan dorongan melakukan perubahan perilaku

melalui berbagai tindakan untuk mencari pengalaman. Motivasi mampu


39

mempengaruhi hal, waktu dan cara seseorang dalam belajar dan bekerja

(Anwar et al., 2013).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar

merupakan dorongan yang timbul dari intrinsik dan ekstrinsik seseorang

yang mampu menciptakan perubahan dalam kegiatan belajar untuk

mencapai tujuan yang dinginkan.

2.4.2. Jenis Motivasi.

Motivasi di golongkan menjadi dua:

2.4.2.1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang telah berfungsi dengan

sendirinya, yang berasal dari dalam diri seseorang tanpa adanya

dorongan atau rangsangan dari luar. Contohnya, seorang mahasiswa

melakukan kegiatan belajar tanpa adanya dorongan dari orang lain

(Uno, 2014). Motivasi intrinsik mengacu pada motivasi yang dapat

melibatkan diri dalam sebuah aktivitas karena nilai atau manfaat

aktivitas itu sendiri (tujuan akhir). Individu akan termotivasi secara

intrinsik mengerjakan tugas ˗ tugas karena menurut mereka tugas ˗

tugas tersebut menyenangkan atau ada beberapa hal yang ingin

mereka capai (Schunk, D. H, Pintrich, P. R & Meece, J.L., 2012).

Komponen dari motivasi intrinsik menurut Djamarah (2012) :


40

1) Hasrat untuk belajar

Dalam hal ini ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar.

Hal ini akan lebih baik, jika dibandingkan segala sesuatu

kegiatan tanpa adanya maksud.

2) Minat

Dalam proses belajar akan berjalan lancar jika disertai dengan

minat. Karena minat dapat ditanam dengan cara membangkitkan

adanya kebutuhan dan menghubungkan dengan persoalan

pengalaman yang lampau.

3) Cita ˗ cita

Cita ˗ cita bisa menimbulkan suatu keinginan, apabila sesuai

dengan yang diharapkan maka akan memberikan semangat dari

dalam diri individu.

Dalam teori hierarki Maslow mengatakan bahwa motivasi

intrinsik ada di dalam hierarki yang paling tinggi, yaitu

aktualisasi diri (Ghufron & Risnawita, 2011).

2.4.2.2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang timbul akibat ada

dorongan dari pihak luar atau orang lain. Misalkan, individu belajar

karena ada dorongan dari orang tua, teman atau keluarga (Uno,

2014). Motivasi ekstrinsik melibatkan diri dalam sebuah kegiatan

sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan. Seseorang yang


41

termotivasi secara ekstrinsik untuk mengerjakan tugas, mereka

meyakini bahwa partisipasi akan menimbulkan berbagai

konsekuensi yang diinginkan, seperti adanya reward atau hadiah,

menerima pujian dari guru atau terhindar dari hukuman (Schunk, D.

H, Pintrich, P. R & Meece, J.L., 2012).

Komponen motivasi ekstrinsik menurut Djamarah (2012) :

1. Faktor keluarga

Orang tua merupakan role model bagi anak untuk membentuk

karakter termasuk dalam belajar. Apabila orang tua tidak

memperhatikan anak dalam segi pendidikan maka akan

menyebabkan anak untuk menjadi malas dan tidak berperan aktif

dalam proses pembelajaran. Sehingga dalam hal ini peran orang

tua sangat penting dalam memotivasi belajar.

2. Faktor Fakultas

1) Staf pengajar / dosen

Dalam perguruan tinggi dosen mempunyai peranan yang

besar dalam memberikan motivasi dalam belajar, maka

dengan itu dosen perlu menyampaikan informasi dengan baik

agar dapat diterima dengan mudah oleh mahasiswa sehingga

mahasiswa tertarik untuk mendengarkan dan mengikuti


42

kegiatan belajar.

2) Metode perkuliahan

Yaitu bagaimana cara dosen dalam memberikan informasi di

dalam kelas. Biasanya dosen menggunakan metode

perkuliahan dengan metode ceramah, namun metode ini

sering kali membuat mahasiswa merasa jenuh dalam

kegiatan belajar. Sehingga perlu diperhatikan lagi dalam

memberikan metode. Untuk mencegah kejenuhan dalam

proses belajar, dosen dapat memberikan dengan media,

seperti melalui video, diskusi dalam kelas dan sebagainya.

3) Ruang kuliah

Salah satu komponen dalam memberikan motivasi belajar

yaitu ruang kuliah, jika ruang kuliah kondusif maka dapat

meningkatkan semangat belajar mahasiswa, tetapi apabila

sebaliknya maka akan menimbulkan rasa tidak nyaman pada

mahasiswa.

4) Perpustakaan

Apabila perpustakaan sumber bukunya lengkap maka akan

meningkatkan niat belajar dan proses pembelajaran

mahasiswa dan sebaliknya.

3. Faktor lingkungan

Lingkungan mampu memberikan motivasi bagi mahasiswa jika


43

lingkungan tersebut memiliki pendidikan dan disiplin yang baik,

sehingga motivasi mahasiswa meningkat. Namun sebaliknya jika

lingkungannya buruk makan akan menyebabkan rendahnya

motivasi belajar.

Dalam proses pembelajaran online, motivasi timbul akibat dari faktor

intrinsik dan ekstrinsik. Menurut Baber (2020) motivasi intrinsik signifikan

sangat berpengaruh terhadap pembelajaran online. faktor intrinsik terdiri

dari motivasi dalam diri (Self Motivation), disiplin diri, adaptasi diri,

perasaan acuh tak acuh (Feeling Indifferent), sedangkan ekstrinsik terdiri

dari pembelajaran online, dosen, guru, penggunaan media pembelajaran

online, ujian/tugas, keluarga, teman dan lingkungan (Lee et al., 2020).

2.4.3. Fungsi Motivasi Belajar.

Menurut Sardiman (2016) fungsi motivasi belajar ada tiga yakni sebagai

berikut :

2.4.3.1. Mendorong manusia untuk berbuat.

Yaitu sebagai penggerak atau dorongan untuk melepaskan energi.

Motivasi dalam hal ini adalah pendorong dari setiap kegiatan yang
44

akan dikerjakan.

2.4.3.2. Menentukan arah perbuatan.

Motivasi menentukan arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan

demikian motivasi mampu memberikan arah dan kegiatan yang

harus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.

2.4.3.3. Menyeleksi perbuatan.

Yaitu motivasi sebagai penentu perbuatan apa yang harus dilakukan

yang sesuai agar dapat mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan yang tidak bermanfaat dengan tujuan tersebut.

Menurut Hamalik (2013), fungsi motivasi antara lain:

2.4.3.4. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.

Tanpa adanya motivasi maka tidak akan menimbulkan suatu

perbuatan seperti belajar.

2.4.3.5. Motivasi sebagai pengarah.

Yaitu fungsinya untuk mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan

yang diinginkan.

2.4.3.6. Motivasi berfungsi sebagai penggerak.

Yang berarti besar kecilnya motivasi akan menentukan lambat atau

cepatnya suatu pekerjaan.

2.4.4. Ciri ˗ Ciri Motivasi Belajar.

Secara umum seseorang yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi


45

maka dalam kegiatan belajar mengajarnya akan berhasil dengan baik dan

cenderung menjadi individu yang sukses. Menurut Sardiman (2016), ciri ˗

ciri seseorang yang memiliki motivasi belajar tinggi yaitu:

1) Tekun dalam menghadapi tugas (mampu bekerja terus menerus dalam

waktu yang lama, tidak berhenti sebelum selesai).

2) Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa, tidak cepat

puas dengan hasil yang telah dicapai).

3) Menunjukkan minat terhadap berbagai permasalahan

4) Lebih bahagia bekerja mandiri (tidak bergantung kepada orang lain).

5) Sering merasa bosan pada tugas ˗ tugas yang rutin (hal˗ hal yang bersifat

mekanis, berulang yang membuat kurang kreatif).

6) Mampu mempertahankan pendapatan (jika sudah yakin terhadap

sesuatu).

7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini

8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal ˗ soal (tidak mudah

khawatir jika menghadapi masalah belajar, ikut berpartisipasi dalam

memecahkan masalah).

2.4.5. Faktor ˗ Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar.

Dalam kegiatan belajar motivasi sangat diperlukan. Motivasi bagi

mahasiswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat pula

mengarahkan untuk memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan

belajar.
46

Faktor yang mempengaruhi antara lain menurut Dimyati & Mudjiono

(2011) :

2.4.5.1. Cita ˗ cita atau aspirasi mahasiswa.

Cita ˗ cita akan menjadi pemicu mahasiswa untuk semangat belajar dan

menjadi sukses. Dengan adanya cita ˗ cita dalam diri mahasiswa maka

akan memperkuat motivasi belajar, karena tercapainya suatu cita ˗ cita

akan mewujudkan aktualisasi diri mahasiswa.

2.4.5.2. Kemampuan belajar.

Kemampuan yang dibutuhkan oleh mahasiswa dalam belajar yaitu

meliputi pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir, dan fantasi.

Kemampuan belajar yang tinggi akan memperkuat motivasi belajar pada

mahasiswa. mahasiswa yang mempunyai motivasi tinggi lebih sering

mendapatkan kesuksesan. Dan kesuksesan tersebut akan menjadi

pendorong dalam dirinya untuk lebih termotivasi.

2.4.5.3. Kondisi mahasiswa.

Yang mempengaruhi motivasi belajar pada kondisi mahasiswa berkaitan

dengan kondisi fisik dan psikis. Akan tetapi dalam sehari ˗ hari dosen

lebih cepat melihat keadaan fisik, karena gejala dari kondisi fisik lebih

jelas terlihat dibandingkan dengan kondisi psikis seseorang.

2.4.5.4. Kondisi lingkungan.

Kondisi lingkungan merupakan faktor dari luar. Lingkungan yang dapat

mempengaruhi mahasiswa yaitu lingkungan keluarga, kampus dan


47

masyarakat. Apabila ketiga lingkungan menyenangkan, tenang, aman,

tertib maka dapat membantu mahasiswa untuk termotivasi serta

semangat dalam belajar dan sebaliknya.

2.4.5.5. Unsur ˗ unsur dinamis belajar.

Unsur ˗ unsur dinamis dalam belajar merupakan unsur ˗ unsur yang

keberadaan dalam proses belajar tidak stabil, khususnya kondisi yang

sifatnya kondisional. Seperti keadaan emosi mahasiswa, gairah belajar,

situasi dalam belajar dan lain ˗ lain.

2.4.5.6. Upaya tenaga pengajar membelajarkan mahasiswa.

Dalam hal ini tenaga pengajar dalam berupaya dalam penguasaan materi,

penyampaian materi yang lebih menarik untuk menarik perhatian

mahasiswa dan mengevaluasi hasil belajar mahasiswa. Jika pengajar

tidak dapat menarik perhatian mahasiswa maka akan menurunkan

motivasi belajar.

2.4.5.7. Adanya stresor di perkuliahan.

Adanya stresor dalam perkuliahan, seperti mata kuliah yang terasa sulit,

persaingan dengan teman, nilai yang buruk dalam ujian dan lain ˗ lain

dapat menyebabkan tekanan pada mahasiswa. tekanan tersebut pada

akhirnya akan menimbulkan stres. Apabila terjadi peningkatan stres pada

mahasiswa maka akan menyebabkan penurunan motivasi belajar.


48

2.4.6. Instrumen Motivasi Belajar.

Instrumen untuk mengukur motivasi belajar yaitu dengan menggunakan

Motivated Strategis For Learning Questionnaire (MSLQ) yang

dikembangkan oleh Pintrich & De Groot (1990). Instrumen ini telah banyak

digunakan pada tingkat pembelajaran. Terdiri dari 81 pertanyaan yang

terdiri dari 31 pertanyaan untuk motivasi dan 50 pertanyaan untuk strategi

belajar. Namun peneliti hanya menggunakan instrumen yang berkaitan

dengan motivasi yang berjumlah 31 pertanyaan dengan 6 komponen dan

menggunakan skala Likert 1 sampai 7, yang bermakna “sangat tidak sesuai

dengan diri saya” sampai dengan “sangat sesuai dengan diri saya”.

Kemudian hasil skor total pada penilaian ini dikategorikan menjadi tiga

yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Lisiswanti, dkk. (2014), mengelompokkan

skor MSLQ ke dalam tiga kategori yaitu motivasi rendah (31˗93), motivasi

sedang (94˗155), dan motivasi tinggi (156˗217). Nilai cronbach alpha

didapatkan 0,62 sampai 0,93 menunjukkan bahwa instrumen ini reliabel dan

valid (Hill, D. 2015).

Untuk pengukuran bagian motivasi, dibagi menjadi ke dalam tiga domain

besar yaitu komponen nilai, komponen harapan, dan komponen afektif.

Masing ˗ masing komponen terbagi menjadi enam domain yang lebih kecil

(Duncan T, Hill D. 2015).

1. Komponen nilai, terdiri dari:

1) Intrinsic goal orientation (1, 16, 22, 24)


49

Komponne ini menekan kepada alasan mengapa individu melibatkan

diri dalam penugasan seperti perasaan tertantang, rasa ingin tahu,

atau keinginan untuk mempelajarinya,

2) Extrinsic goal (7, 11, 13, 30)

Lebih menekankan kepada alasan yang bukan keinginan mereka

sendiri, seperti imbalan, nilai, persaingan dan lainnya.

3) Task value (4, 10, 17, 23, 26, 27)

Komponen ini lebih mengarah kepada penilaian mahasiswa tentang

seberapa menarik, penting dan berguna. Apabila nilai task value

tinggi maka dianggap menuju kepada kemajuan perkembangan

belajar seseorang.

2. Komponen harapan

1) Control of learning beliefs (2, 9, 18, 25), dalam hal ini mengacu

kepada kepercayaan mahasiswa bahwa apa yang mereka lakukan

akan menciptakan sesuatu yang positif.

2) Self˗efficacy for learning and performance (5, 6, , 12, 15, 20, 21, 29,

31), yang terdiri dari dua aspek yaitu aspek kesuksesan dan

kepercayaan. Harapan kesuksesan lebih mengarah kepada kinerja

tugas, sedangkan harapan kepercayaan diri lebih ke anggapan tentang

kemampuan untuk menyelesaikan tugas sama dengan baiknya

dengan tugas yang dikerjakan oleh orang yang sudah berkompeten

dibidangnya.
50

3. Komponen afektif, hanya mempunyai satu domain yaitu test anxiety (3,

8, 14, 19, 28). Domain ini dianggap mempunyai hubungan yang negatif

terhadap harapan. Domain ini terdiri dari dua komponen yaitu

kecemasan, atau kognitif dan emosionalitas. Kecemasan ini mengarah

kepada pikiran negatif tentang hal yang mungkin saja terjadi dan dapat

mengganggu prestasi belajar. Sedangkan emosionalitas mengarah kepada

afektif dan kemungkinan psikologis yang mengarah pada kecemasan.

2.5. Kerangka Teori

Kerangka Teori Keterkaitan Tingkat Stres dengan Motivasi Belajar Mahasiswa

selama Pembelajaran Online Dimasa Pandemi Covid˗19.

Bagan 2.1. Kerangka Teori

Kendala\\Pembelajaran Online
Mahasiswa
1. Kesulitan kuota internet.
2. Sinyal yang kurang mendukung.
3. Lingkungan kurang kondusif.
4. Kurang memahami materi
pembelajaran. Pembelajaran Online
5. Tuntutan tugas Faktor ˗ faktor
(Morgan, 2020; Gundha & yang
Rahmayunita, 2020; Firman & mempengaruhi
Rahayu, 2020; Agus stres mahasiswa:
santoso,2020). Stres 1. Faktor Internal
2. Faktor
Eksternal
(Barseli, 2017).
Tingkat Stres

Faktor ˗ faktor yang Motivasi Belajar


mempengaruhi motivasi
belajar:
1. Cita ˗ cita atau aspirasi
mahasiswa.
BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN, HIPOTESIS, & DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Menurut Nursalam (2017) kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu realitas

agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan

keterkaitan antar variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti)

dan kerangka konsep akan membantu peneliti menghubungkan hasil penemuan

dengan teori, serta variabel yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu:

3.1.1. Variabel Independen.

Variabel bebas ialah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2017).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah stres mahasiswa S1

Reguler Keperawatan FIK UMJ.

3.1.2. Variabel Dependen.

Variabel terikat ialah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas. Maka dalam penelitian ini yang menjadi

variabel terikat adalah motivasi belajar mahasiswa S1 Reguler

Keperawatan FIK UMJ.

Sesuaikan juga yang dikotak. Tidak usah pakai kata tingkat, ringan sedang

berat.

51
52

Variabel Independen Variabel Dependen

Stres
mahasiswa S1 Motivasi belajar
Reguler mahasiswa S1
Keperawatan Reguler FIK UMJ.
FIK UMJ.

Bagan 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

(Nursalam, 2017).

Adapun hipotesis pada penelitian ini yang berjudul “Hubungan stres dengan

motivasi belajar selama pembelajaran online dimasa pandemi Covid˗19 pada

mahasiswa S1 Reguler FIK UMJ” yaitu:

H0 : Tidak adanya hubungan stres dengan motivasi belajar selama pembelajaran

online dimasa pandemi Covid˗19 pada mahasiswa S1 Reguler FIK UMJ.

3.3. Definisi Operasional

Definisi operasional yaitu mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan

karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena

(Hidayat, 2017).
53

Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional
Stres Perasaan yang Kuesioner PSS Responden 0˗13: Stres Ordinal
berlebihan, (Perceived mengisi Ringan
putus asa, Stress Scale). kuesioner.
tegang serta kuesioner Cara ukur, 14˗26: Stres
khawatir, yang berisi 10 item kuesioner sedang
terjadi ketika pertanyaan dinilai
sedang yang terdiri dengan 27˗40: Stres
menghadapi dari 6 item rentang Berat
situasi yang negatif dan 4 pilihan
tidak dapat positif. jawaban:
teratasi 0 = Tidak
(Aldwin, 2012). pernah
1 = Hampir
tidak
pernah
2 = Kadang
˗ kadang
3 = Sering
4 = Sangat
sering

Khusus
untuk item
positif
(Pertanyaa
n 4,5,7,8)
Skornya
0=4
1=3
2=2
3=1
4=0
Motivasi Motivasi belajar Kuesioner Responden 31˗93 : Motivasi Ordinal
Belajar diartikan MSLQ mengisi rendah
sebagai (Motivated kuesioner
memunculkan Strategies for dengan 94˗155 :
suatu usaha Learning memilih Motivasi sedang
yang lebih Questionnaire). jawaban: 156˗217 :
selama Kuesioner ini 1 = Sangat Motivasi tinggi
pembelajaran berisi 31 tidak
54

berlangsung dan pertanyaan. sesuai


membangun dengan
strategi yang saya (STS)
dapat 2 = Tidak
menunjang sesuai
proses belajar. dengan
Seperti saya (TS)
merencanakan, 3 = Kurang
mengatur dan sesuai
melatih soal ˗ dengan
soal pada materi saya (KS)
pelajaran, 4 =
meninjau Ragu˗ragu
tingkat (R)
pemahaman 5 = Cukup
suatu materi, sesuai
serta dengan
menghubungka saya (CS)
n materi baru 6 = Sesuai
dengan ilmu dengan
atau saya (S)
pengetahuan 7 = Sangat
yang sudah sesuai
dikuasai dan dengan
dipahami saya (SS)
(Pintrich, 2014).
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Menurut Nursalam (2017) desain penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap

keputusan yang dibuat oleh peneliti bagaimana suatu penelitian dapat berhubungan

dan diterapkan. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi.

Metode deskriptif korelasi adalah untuk menjelaskan suatu hubungan antara dua

variabel sesuai dengan teori. Sebab penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel yaitu variabel stres (independen) dengan variabel

motivasi belajar (dependen) pada mahasiswa S1 Reguler keperawatan Universitas

Muhammadiyah Jakarta.

4.2. Populasi dan Sampel

4.2.1. Populasi.

Populasi ialah keseluruhan subjek atau totalitas subjek penelitian yang dapat

berupa orang, benda, atau suatu yang dapat diperoleh dan atau dapat

memberikan informasi (data) penelitian. Dengan kata lain, populasi adalah

keseluruhan dari suatu objek yang akan diteliti sesuai dengan kriteria yang

telah ditentukan (Pamungkas, Rian Adi, 2017). Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh Mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan

55
56

Universitas Muhammadiyah Jakarta. Populasi mahasiswa S1 Reguler pada

tahun 2021 adalah 741 mahasiswa.

4.2.2. Sampel.

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2017). Teknik

pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik probability

sampling bahwa setiap subjek atau populasi mempunyai kesempatan untuk

terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel. Dalam metode stratified random

sampling, pemilihan sampel dilakukan dengan proporsional (Proportionate

stratified sampling) atau pembagian populasi ke dalam strata. Hal ini

dikarenakan populasi penelitian terbagi atas beberapa strata atau sub

kelompok dan dari masing˗masing sub kelompok diambil sampel terpisah.

Penentuan besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus estimating

proportion with specified absolute proportion :

n= Z21-/2 P (1-P)

d2

Keterangan :

n : Besar sampel

Z1α/2 : Standar normal deviasi untuk α (95%=1,96)

N : Besar Populasi

P : Prediksi proporsi berdasarkan literatur atau pilot study (Novitasari,


Motivasi Belajar

57

2020)

d : Presisi/simpangan mutlak/tingkat kepercayaan

Maka,

n= Z21-/2 .P (1-P)

d2

n= (1,962 .0,40 (1-0,40)

0,052

n= 368,7 = 369

Diperoleh hasil ո = 368,7 dibulatkan menjadi 369. Maka dapat disimpulkan

besar sampel dari jumlah populasi 741 sebesar 369 sampel. Sampel dari

penelitian ini adalah 369 Mahasiswa. Untuk mengantisipasi responden yang

drop out, maka peneliti menambahkan 10% dari jumlah sampel atau dengan

presisi absolute (limit eror) sebesar 10%, jadi jumlah sampel yang di

tambah:

n x 10% = 369 x 10% = 36,9 dibulatkan menjadi 37. Sehingga sampel yang

akan diambil menjadi 369 + 37 = 406 responden.

Pembagian jumlah sampel untuk setiap angkatan/semester dengan teknik

Proportional stratified random sampling, dengan tujuan memperoleh

sampel yang representatif dengan melihat populasi mahasiswa S1 Reguler


58

yang ada di FIK UMJ, yakni terdiri dari beberapa angkatan yang heterogen.

Sehingga peneliti mengambil sampel dari seluruh angkatan S1 Reguler FIK

UMJ.

No. Fakultas Tahun/Semester Jumlah Sampel


1. Fakultas Ilmu Keperawatan 2017/semester 8 223
x 406 = 122,18 = 122
741
2018/semester 6 178
x 406 = 97,52 = 98
741
2019/semester 4 185
x 406 = 101,36 = 101
741
2020/semester 2 155
x 406 = 84,92 = 85
741
Jumlah 406

Dengan kriteria inklusi yaitu:

1) Mahasiswa aktif program studi S1 Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Jakarta.

Sedangkan kriteria eksklusi yaitu:

1) Mahasiswa yang sedang mengalami atau disertai masalah gangguan

kesehatan mental.

2) Mahasiswa yang sedang mengkonsumsi obat tertentu seperti

psikotropika dan sejenisnya.

4.3. Tempat Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Jakarta Cempaka Putih.


59

4.4. Waktu Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2021.

4.5. Etika Penelitian.

Setiap penelitian yang menggunakan subjek manusia maka harus mengikuti aturan

etik, dalam hal ini adalah adanya persetujuan. Setelah mendapat surat izin

penelitian dari pihak akademik FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta, peneliti

melakukan penelitian dengan memperhatikan dan menekankan pada masalah etika.

Karena etika penelitian dalam keperawatan sangat penting, mengingat penelitian

keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka dalam segi etika

penelitian harus sangat diperhatikan (Hidayat, 2011). Berikut masalah etika yang

perlu diperhatikan :

4.5.1. Autonomy.

Autonomi merupakan upaya untuk menghargai kebebasan atau

independensi responden dalam mengambil keputusan. Autonomi menjamin

otonomi responden dengan memberikan informed consent sebelum

dilakukan pengumpulan data, memberikan hak kepada partisipan tanpa ada

pemaksaan.

4.5.2. Promotion of Justice.

Prinsip keadilan berkaitan dengan kesetaraan dan keadilan dalam

memperoleh risiko dan manfaat penelitian. Setiap responden memiliki

kesempatan yang sama untuk berpartisipasi secara adil dan setara dalam

penelitian.
60

4.5.3. Beneficence.

Prinsip ini menyatakan bahwa penelitian yang dilakukan dapat memberikan

sesuatu yang berguna bagi responden. Peneliti tidak sekadar menghasilkan

data dari responden melainkan memberi manfaat baik secara langsung

maupun tidak langsung kepada responden.

4.5.4. Maleficience.

Prinsip ini menyatakan bahwa peneliti harus mencegah terjadinya

kecelakaan atau hal yang tidak diharapkan dalam penelitian baik secara fisik

maupun kesehatan psikologis responden.

4.6. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data ialah suatu pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan

karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2017). Alat

yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan menggunakan kuesioner

dimana dilakukan dengan cara menjalankan lembar kuesioner kepada responden.

Kuesioner / pertanyaan yang diajukan secara tertulis dan jawaban di isi oleh

responden sesuai dengan daftar isian yang diterima dengan memberikan tanda

checklist () pada option pilihan yang sesuai.

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian di antaranya :

1. Kuesioner Data Demografi

Kuesioner data demografi terkait data identitas dari mahasiswa, seperti inisial

nama, usia, jenis kelamin.


61

2. Kuesioner A

Kuesioner ini terkait dengan Stres. Dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner Preceived Stres Scale atau PSS˗10 yang diciptakan oleh Sheldon

Cohen pada tahun 1988. PSS menggunakan close ended question yang diisi

oleh responden. Kuesioner ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang

sudah dilakukan oleh para ahli. Instrumen ini paling sering digunakan untuk

mengukur tingkat stres yang terdiri dari 10 butir pertanyaan yang dapat

mengevaluasi stres satu bulan yang lalu dalam kehidupan seseorang. Skor

PSS˗10 diperoleh dengan Skor PSS diperoleh dengan membalikkan tanggapan

(misalnya, 0 = 4, 1 = 3, 2 = 2, 3 = 1, & 4 = 0) menjadi empat positif item yang

dinyatakan (item 4,5,7 & 8) kemudian dijumlahkan di semua item skala

(Cohen, 1994). Jumlah skor PSS˗10 yaitu 0˗40. Lalu dikategorikan menjadi 3

kategori, stres ringan: Skor mulai dari 0-13. Stres sedang: Skor mulai dari 14-

26. Stres yang dirasakan tinggi: Skor mulai dari 27-40 (Bhat, et al., 2011).

3. Kuesioner B

Kuesioner ini terkait dengan Motivasi Belajar. Dalam penelitian ini

menggunakan kuesioner Motivated Strategis For Learning Questionnaire

(MSLQ) yang dikembangkan oleh Pintrich & De Groot (1990). Kuesioner ini

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang sudah dilakukan oleh para ahli.

Terdiri dari 31 butir pertanyaan yang dapat mengevaluasi motivasi belajar pada

mahasiswa dengan 6 komponen dan menggunakan skala likert 1 sampai 7, yang


62

bermakna “sangat tidak sesuai dengan diri saya” sampai dengan “sangat sesuai

dengan diri saya”. Kemudian hasil skor total pada penilaian ini dikategorikan

menjadi tiga, Lisiswanti, dkk. (2014), mengelompokkan skor MSLQ ke dalam

tiga kategori yaitu motivasi rendah (31˗93), motivasi sedang (94˗155), dan

motivasi tinggi (156˗217).

4.6.1. Uji Validitas dan Reliabilitas.

4.6.1.1. Uji Validitas.

Validitas berasal dari kata validity yang artinya sejauh mana ketepatan

suatu alat ukur dalam mengukur suatu data (Hastono, 2016).

Bila r hitung > r tabel : Ho ditolak, artinya variabel valid.

Bila r hitung < r tabel : Ho diterima, artinya variabel tidak valid.

4.6.1.2. Uji Reliabilitas.

Merupakan suatu ukuran yang menunjukkan sampai mana hasil

pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau

lebih terhadap gejala yang sama serta dengan alat ukur yang sama

(Hastono, 2016).

Untuk mengetahui reliabilitas dilakukan dengan cara melakukan uji

Cronbach Alpha.

Bila Cronbach Alpha ≥ 0,6 : artinya variabel reliabel.

Bila Cronbach Alpha ≤ 0,6: artinya variabel tidak reliabel.


63

4.6.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas.

4.6.2.1. Instrumen PSS ˗ 10

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner yang sudah tervalidasi yaitu PSS˗10, sehingga tidak perlu

dilakukan uji validitas dan reliabilitas karena memiliki nilai validitas

dan reliabilitas 0,85 yang diolah berdasarkan penilaian cronbanch’s

alpha oleh Cohen (1983). Sedangkan Hary (2017), menerjemahkan

PSS ke dalam bahasa Indonesia dan melakukan uji validitas dan

reliabilitas kepada 80 responden menghasilkan cronbanch’s alpha

sebesar 0,81. Dapat disimpulkan bahwa PSS valid dan reliabel

digunakan di Indonesia.

4.6.2.2. Instrumen Motivasi Belajar

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner yang sudah tervalidasi yaitu MSLQ yang dikembangkan

oleh Pintrich (1990), sehingga tidak perlu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas karena memiliki nilai validitas dan reliabilitas berkisar

antara 0,62 sampai 0,93. Menurut penelitian yang dilakukan oleh

Ningrum (2021), hasil validitas yang ditemukan pada dimensi

motivasi pada 31 pertanyaan setiap butirnya memiliki nilai > 0,142.

Hal tersebut berarti semua butir pada motivasi dinyatakan valid, dan

reliabilitas pada dimensi motivasi didapatkan nilai cronbanch’s

alpha sebesar 0,89 yang diartikan dimensi motivasi mempunyai


64

reliabilitas tinggi. Dapat disimpulkan kuesioner motivasi dinyatakan

tervalidasi dan reliabel digunakan di Indonesia.

4.7. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mendapatkan izin untuk melakukan

penelitian di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan membagikan link kuesioner google

form kepada responden. Adapun tahapan yang dilakukan oleh peneliti antara lain:

1. Proses pengumpulan data dimulai dari peneliti mempersiapkan surat

permohonan izin ke bagian Akademik FIK UMJ kemudian mengajukan surat

permohonan izin penelitian kepada Dekan dan Kaprodi Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

2. Setelah mendapatkan izin penelitian, peneliti menyiapkan kuesioner untuk

diberikan kepada responden yang berupa kuesioner online.

3. Penelitian menjelaskan judul, manfaat serta tujuan yang dimaksud serta

mengarahkan dalam pengisian kuesioner dan dilanjutkan dalam pemberian

informed consent dan menandatanganinya.

4. Selanjutnya responden diminta untuk mengisi kuesioner tersebut pada link

google form yang sudah diberikan.


65

5. Jika responden sudah selesai mengisi kuesioner, peneliti mengecek kembali

kelengkapan jawaban responden.

6. Peneliti melakukan pengolahan data dalam bentuk input melalui komputer,

kemudian peneliti membuat interpretasi dan kesimpulan dari hasil penelitian.

4.8. Pengolahan Data

Ada empat tahapan dalam pengolahan data menurut Hastono (2016), yaitu antara

lain:

1. Editing

Merupakan kegiatan untuk proses pengecekan jawaban kuesioner atau formulir

yang telah di isi oleh responden apakah sudah terisi dengan lengkap, jelas dan

konsisten.

2. Coding

Merupakan kegiatan pengkodean untuk mengubah data yang berbentuk

kalimat menjadi bilangan atau data angka. Pada Penelitian ini, data yang

diberikan kode yaitu data variabel tingkat stres diberikan kode 0 = tidak

pernah, 1 = jarang, 2 = kadang ˗ kadang, 3 = sering, 4 = sangat sering. Untuk

item positif 0 = sangat sering, 1 = sering, 2 = kadang ˗ kadang, 3 = jarang, 4 =

tidak pernah. Sedangkan untuk variabel motivasi belajar diberikan kode : 1 =

sangat tidak sesuai, 2 = Tidak sesuai, 3 = Agak tidak sesuai, 4 = Netral, 5 =

Agak sesuai, 6 = Sesuai, 7 = Sangat sesuai.


66

3. Processing

Yaitu proses memasukkan data dari kuesioner untuk diolah dan di analisis

melalui Statical Program For Social Science (SPSS).

4. Cleaning (Pembersihan data)

Merupakan kegiatan untuk pengecekan kembali apakah ada kesalahan atau

tidak dari data yang sudah di˗Entry.

4.9. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang

akan dianalisis membentuk distribusi normal. Jika data tidak normal, maka teknik

yang digunakan dengan prosedur uji statistik nonparametrik, sedangkan jika data

yang dianalisis normal, maka dapat digunakan teknik uji statistik parametrik

(Sugiono, 2017). Menurut Hastono (2016) Pengujian normalitas ada 3 cara:

1. Dilihat dari grafik histogram dan kurve normal, bila bentuknya menyerupai bel

shape, berarti distribusi normal.

2. Menggunakan nilai Skewness dan standar errornya, bila nilai Skewness dibagi

standar errornya menghasilkan angka ≤ 2, maka distribusinya normal.

3. Uji kolmogorov smirnov, bila hasil uji tidak signifikan (P value > 0,05) maka

distribusi normal. Jika nilai signifikan (P value < 0,05) maka distribusi

dinyatakan tidak normal.

Adapun uji normalitas dalam penelitian ini didapatkan perbandingan antara nilai
67

Skewness dan standar error antar variabel yaitu:

Data variabel stres didapatkan hasil dari perbandingan skewness dan standar error

-0,58/0,121 = - 0,47, yang hasilnya masih dibawah 2, maka dapat dikatakan

distribusi normal. Sedangkan untuk data variabel motivasi belajar didapatkan pula

hasil dari perbandingan skewness dan standar error -0,412/0,121 = - 3,40, yang

hasilnya masih dibawah 2, maka dapat pula dikatakan distribusi normal.

4.10. Analisa Data

Menurut Hastono (2016), kegiatan analisa data sangat penting dalam suatu

penelitian dan merupakan suatu kegiatan yang berguna untuk memecahkan masalah

dalam penelitian. Adapun teknik analisis yang digunakan yaitu:

4.10.1. Analisis Univariat.

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2014). Bentuk analisis

univariat pada penelitian ini yaitu bentuk data dari variabel kategorik yang

dianalisis dengan analisis deskriptif, yaitu menggunakan distribusi frekuensi

yang menjelaskan jumlah dan persentase (Hastono, 2016) dari variabel stres

dan variabel motivasi belajar pada mahasiswa reguler S1 Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Analisa univariat dilakukan menggunakan rumus :

X
P= x 100 %
N

Keterangan :
68

P : Persentase

X : Jumlah kejadian pada responden

N : Jumlah seluruh responden

4.10.2. Analisis Bivariat.

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara stres

dengan motivasi belajar selama pembelajaran online dimasa pandemi

Covid˗19 pada mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta dengan menggunakan uji statistik Chi

Square. Uji Chi Squre digunakan karena jenis data yang dipakai adalah

kategorik untuk variabel independen dan kategorik untuk variabel

dependen. Uji Chi Square digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam

populasi terdiri atas dua atau lebih kelas.

1) Rumus Uji Chi Square :

∑(O−E)2
X2 =
E

Keterangan:

O : Nilai Hasil Pengamatan

X2 : Distribusi Kuantitas

E : Nilai Ekspektasi (harapan)

2) Rumus mencari X2 tabel :

dk = (k˗1) (b˗1)
69

Keterangan :

k = banyaknya kolom

b = banyaknya baris

Untuk mengetahui hubungan stres dengan motivasi belajar selama

pembelajaran online dimasa pandemi Covid˗19 pada mahasiswa S1 reguler

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta digunakan

taraf signifikan yaitu α (0,05):

1) Apabila p ≤ 0,05 = Ho ditolak, berarti ada hubungan antara stres

dengan motivasi belajar selama pembelajaran online dimasa pandemi

Covid˗19 pada mahasiswa S1 reguler Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta.

2) Apabila p ≥ 0,05 = Ho diterima, yang artinya tidak ada hubungan antara

stres dengan motivasi belajar selama pembelajaran online dimasa

pandemi Covid˗19 pada mahasiswa S1 reguler Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

4.11.
BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Analisa Univariat

Analisa univariat yang dilakukan pada penelitian ini yaitu bertujuan untuk

menggambarkan karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, semester,

dan tempat tinggal. Berikut adalah data hasil univariat pada penelitian:

5.1.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Data Demografi.

Tabel 5.1.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
(n = 406)

Variabel Mean SD Min-Max

Usia 20,36 1,26 17-24 tahun

Berdasarkan tabel 5.1. menunjukkan bahwa rata ˗ rata usia mahasiswa S1 Reguler

FIK UMJ adalah 20,36 tahun, dengan variasi 1,26 tahun. Usia termuda 17 tahun

dan yang tertua 24 tahun.

70
71

Tabel 5.2.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

(n = 406)

Variabel Frekuensi
f %
Jenis Kelamin
Laki ˗ laki 44 10,8%
Perempuan 362 89,2%

Total 406 100%


Berdasarkan tabel 5.2. Jenis kelamin perempuan memiliki hasil terbanyak dengan

jumlah 363 orang (89,2%).

5.1.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Persepsi Stres.

Tabel 5.3.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Persepsi Stres
(n =406)
Item Pertanyaan Persepsi Stres
(PSS-10) Tidak Hampir Kadang- Sering Sangat
pernah tidak kadang (5-6 kali) sering
pernah (3-4 kali) (lebih dari
(1-2 kali) 6 kali)
n (%)
1. Selama sebulan terakhir, seberapa 13 97 186 78 29
sering Anda marah karena sesuatu (3,9) (23,9) (45,8) (19,2) (7,1)
yang tidak terduga?
2. Selama sebulan terakhir, seberapa 23 109 180 68 26
sering Anda merasa tidak mampu (5,7) (26,8) (44,3) (16,7) (6,4)
mengontrol hal ˗ hal yang penting
dalam kehidupan?
3. Selama sebulan terakhir, berapa kali 15 67 153 123 48
Anda merasa gelisah dan tertekan? (3,7) (16,5) (37,7) (30,3) (11,8)
4. Selama sebulan terakhir, seberapa 12 57 186 117 34
sering Anda merasa yakin terhadap (3,0) (14,0) (45,8) (28,8) (8,4)
kemampuan untuk mengatasi
masalah pribadi?
5. Selama sebulan terakhir, seberapa 18 79 228 66 15
sering Anda merasa segala sesuatu (4,4) (19,5) (56,2) (16,3) (3,7)
yang terjadi sesuai dengan harapan
72

Anda?
6. Selama sebulan terakhir, seberapa 22 119 185 73 7
sering Anda merasa tidak mampu (5,4) (29,3) (45,6) (18,0) (1,7)
menyelesaikan hal ˗ hal yang harus
dikerjakan?
7. Selama sebulan terakhir, seberapa 12 86 190 92 26
sering Anda mampu mengontrol (3,0) (21,2) (46,8) (22,7) (6,4)
rasa mudah tersinggung dalam
kehidupan Anda?
8. Selama sebulan terakhir, seberapa 12 92 203 81 19
sering Anda merasa lebih mampu (3,0) (22,4) (50,0) (20,0) (4,7)
mengatasi masalah jika
dibandingkan dengan orang lain?
9. Selama sebulan terakhir, seberapa 23 106 162 98 17
sering Anda marah karena adanya (5,7) (26,1) (39,9) (24,1) (4,2)
masalah yang tidak dapat Anda
kendalikan?
10. Selama sebulan terakhir, seberapa 35 100 173 67 31
sering Anda merasakan kesulitan (8,6) (24,6) (42,6) (16,5) (7,6)
yang menumpuk sehingga Anda
tidak mampu untuk mengatasinya?

Berdasarkan tabel 5.2. menunjukkan bahwa responden kadang-kadang merasa

sesuatu terjadi sesuai dengan harapannya sebanyak 228 mahasiswa (56,2 %).

5.1.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Stres.

Tabel 5.4.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Stres
(n = 406)

Stres Frekuensi
f %
Stres Ringan 45 11,1%
Stres Sedang 328 80,8%
Stres Berat 33 8,1%
Total 406 100,0%

Berdasarkan tabel 5.3. menunjukkan bahwa responden dengan hasil terbanyak

didapatkan pada stres sedang sebanyak 328 mahasiswa (80,8%).


73

5.1.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi Belajar.

Tabel 5.5.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi Belajar
(n =406)

Item Pertanyaan Motivasi Belajar


(MSLQ) (STS) (TS) (KS) (R) (CS) (S) (SS)

n (%)
1. Di dalam kelas seperti ini, saya lebih 8 31 65 88 115 59 40
menyukai materi kuliah yang benar ˗ (2,0) (7,6) (16,0) (21,7) (28,3) (14,5) (9,9)
benar menantang sehingga saya dapat
mempelajari hal ˗ hal baru.
2. Bila saya belajar dengan cara yang 4 0 9 42 105 138 108
sesuai, maka saya akan dapat belajar (1,0) (0) (2,2) (10,3) (25,9) (34,0) (26,6)
materi dalam kuliah tertentu.
3. Ketika saya menempuh ujian, saya 14 21 36 61 94 107 73
berpikir tentang berapa buruk (hasil) (3,4) (5,2) (8,9) (15,0) (23,2) (26,4) (18,0)
yang saya lakukan dibandingkan dengan
mahasiswa yang lain.
4. Saya pikir saya akan dapat menggunakan 2 5 22 96 129 111 41
apa yang saya pelajari di suatu kuliah di (0,5) (1,2) (5,4) (23,6) (31,8) (27,3) (10,1)
kuliah ˗ kuliah lain yang saya ambil.
5. Saya percaya saya akan mendapat nilai 11 29 49 108 99 65 45
yang luar biasa di semua kuliah. (2,7) (7,1) (12,1) (26,6) (24,4) (16,0) (11,1)
6. Saya yakin bahwa saya akan mengerti 14 28 65 126 90 48 35
materi yang paling sulit yang disajikan (3,4) (6,9) (16,0) (31,0) (22,2) (11,8) (8,6)
dalam bacaan ˗ bacaan untuk kuliah saya.
7. Mendapat nilai ˗ nilai yang bagus dalam 5 8 16 45 75 103 154
kuliah ˗ kuliah saya adalah hal yang (1,2) (2,0) (3,9) (11,1) (18,5) (25,4) (37,9)
paling memuaskan untuk saya sekarang
ini.
8. Ketika saya menempuh ujian, saya 2 14 31 55 115 99 90
74

memikirkan pertanyaan ˗ pertanyaan di (0,5) (3,4) (7,6) (13,5) (28,3) (24,4) (22,2)
bagian lain dari ujian yang saya tidak
bisa jawab.
9. Adalah kesalahan saya sendiri bila saya 4 3 18 60 90 122 109
tidak dapat mempelajari materi dalam (1,0) (0,7) (4,4) (14,8) (22,2) (30,0) (26,8)
kuliah.
10. Penting bagi saya untuk belajar materi 0 4 5 33 67 127 170
dalam kuliah saya. (0) (1,0) (1,2) (8,1) (16,5) (31,3) (41,9)
11. Hal yang paling penting untuk saya saat 1 6 16 36 82 131 134
ini adalah memperbaiki rata ˗ rata nilai (0,2) (1,5) (3,9) (8,9) (20,2) (32,3) (33,0)
keseluruhan saya, sehingga perhatian
utama saya adalah mendapat nilai bagus
dalam kuliah ˗ kuliah saya.
12. Saya percaya diri bahwa saya dapat 1 7 24 67 126 110 71
belajar konsep ˗ konsep dasar yang telah (0,2) (1,7) (5,9) (16,5) (31,0) (27,1) (17,5)
diajarkan dalam kuliah.
13. Bila saya bisa, saya mau mendapat nilai 3 5 15 36 71 123 153
yang lebih baik dalam kuliah ˗ kuliah (0,7) (1,2) (3,7) (8,9) (17,5) (30,3) (37,7)
saya dibandingkan dengan kebanyakan
mahasiswa yang lainnya.
14. Ketika saya menempuh ujian, saya 10 9 20 48 97 106 116
memikirkan konsekuensi kegagalan. (2,5) (2,2) (4,9) (11,8) (23,9) (26,1) (28,6)
15. Saya percaya diri bahwa saya dapat 8 31 59 115 120 42 31
mengerti materi yang paling rumit yang (2,0) (7,6) (14,5) (28,3) (29,6) (10,3) (7,6)
disajikan dosen dalam kuliah.
16. Saya lebih suka materi kuliah yang 0 14 23 77 114 84 94
membangkitkan keingintahuan saya (0) (3,4) (5,7) (19,0) (28,1) (20,7) (23,2)
walaupun sulit untuk dipelajari.
17. Saya sangat tertarik pada isi kuliah saya. 7 4 22 90 142 99 42
(1,7) (1,0) (5,4) (22,2) (35,0) (24,4) (10,3)
18. Bila saya mencoba cukup keras, maka 3 5 7 49 83 141 118
saya akan mengerti materi kuliah. (0,7) (1,2) (1,7) (12,1) (20,4) (34,7) (29,1)
19. Saya mempunyai perasaan gelisah, 4 12 20 64 88 91 127
bingung bila menempuh ujian. (1,0) (3,0) (4,9) (15,8) (21,7) (22,4) (31,3)
20. Saya percaya bahwa saya dapat 2 3 13 86 119 122 61
melakukan kerja yang luar biasa pada (0,5) (0,7) (3,2) (21,2) (29,3) (30,0) (15,0)
tugas ˗ tugas dan ujian dalam kuliah
saya.
21. Saya berharap melakukan dengan baik 1 3 6 32 63 127 174
dalam kuliah ˗ kuliah saya. (0,2) (0,7) (1,5) (7,9) (15,5) (31,3) (42,9)
22. Hal yang paling memuaskan untuk saya 0 4 7 31 92 138 134
dalam sebuah kuliah adalah mencoba (0) (1,0) (1,7) (7,6) (22,7) (34,0) (33,0)
untuk sebisa mungkin benar ˗ benar
mengerti isinya.
75

23. Saya pikir materi dikuliah saya 2 1 4 35 77 135 152


umumnya berguna untuk saya pelajari. (0,5) (0,2) (1,0) (8,6) (19,0) (33,3) (37,4)
24. Ketika saya memperoleh kesempatan, 4 4 19 71 113 118 77
saya memilih tugas kuliah yang dapat (1,0) (1,0) (4,7) (17,5) (27,8) (29,1) (19,0)
saya peroleh pelajaran darinya, walaupun
tidak menjamin mendapat nilai yang
bagus
25. Bila saya tidak mengerti materi kuliah, 1 6 24 51 94 118 112
itu karena saya tidak mencoba cukup (0,2) (1,5) (5,9) (12,6) (23,2) (29,1) (27,6)
keras.
26. Saya umumnya menyukai bahan 4 0 26 69 152 97 58
pelajaran kuliah saya. (1,0) (0) (6,4) (17,0) (37,4) (23,9) (14,3)
27. Mengerti bahan pelajaran kuliah sangat 1 6 6 36 82 127 148
penting untuk saya. (0,2) (1,5) (1,5) (8,9) (20,2) (31,3) (36,5)
28. Saya merasa jantung saya berdetak lebih 7 6 25 48 81 95 144
cepat bila saya menempuh ujian. (1,7) (1,5) (6,2) (11,8) (20,0) (23,4) (35,5)
29. Saya yakin saya akan menguasai 0 3 10 68 112 131 82
keterampilan yang diajarkan dalam (0) (0,7) (2,5) (16,7) (27,6) (32,3) (20,2)
kuliah saya
30. Saya ingin melakukan kuliah saya 5 3 14 39 59 118 168
dengan baik karena penting untuk (1,2) (0,7) (3,4) (9,6) (14,5) (29,1) (41,4)
menunjukkan kemampuan saya pada
keluarga, teman, atasan dan yang
lainnya.
31. Mempertimbangkan kesulitan kuliah, 3 2 3 44 104 135 115
dosen, dan keterampilan saya, saya pikir (0,7) (0,5 (0,7) (10,8) (25,6) (33,3) (28,3)
saya akan bekerja dengan baik dalam 0
tugas akademik saya.
Keterangan :

STS : Sangat tidak sesuai CS : Cukup sesuai

TS : Tidak sesuai S : Sesuai

KS : Kurang sesuai SS : Sangat sesuai

R : Ragu-ragu

Berdasarkan tabel 5.4. menunjukkan bahwa responden merasa sangat sesuai

dengan pentingnya belajar materi dalam kuliah yaitu sebanyak 170 mahasiswa

(41,9%).
76

5.1.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hasil Motivasi Belajar.

Tabel 5.6.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Motivasi Belajar
(n = 406)

Motivasi Belajar Frekuensi


n =406 %
Motivasi Sedang 107 26,4%
Motivasi Tinggi 299 73,6%

Total 406 100%

Berdasarkan tabel 5.5. menunjukkan bahwa responden dengan hasil terbanyak

didapatkan pada motivasi tinggi dengan 299 mahasiswa (73,6%).

5.2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat pada penelitian ini yaitu bertujuan untuk mengetahui hubungan

stres dengan motivasi belajar selama pembelajaran online dimasa pandemi


77

Covid˗19 pada mahasiswa S1 Reguler FIK UMJ. Berikut adalah data hasil analisa

bivariat pada penelitian ini:

5.2.1. Hubungan Stres Dengan Motivasi Belajar Selama Pembelajaran Online

Dimasa Pandemi Covid˗19 Pada Mahasiswa S1 Reguler FIK UMJ.

Tabel 5.7.
Hubungan Stres Dengan Motivasi Belajar Selama Pembelajaran Online Dimasa Pandemi Covid˗19
Pada Mahasiswa S1 Reguler FIK UMJ.
(n = 406)

Stres Motivasi Belajar Total P Value

Motivasi Motivasi
Sedang Tinggi
Stres Ringan 14 31 45
31,1% 68,9% 100,0%
Stres Sedang 80 248 328
24,4% 75,6% 100,0% 0,131
Stres Berat 13 20 33
39,4% 60,6% 100,0%
Total 107 299 406
26,4% 73,6% 100,0%

Berdasarkan tabel silang (Cross Tabulation) diatas dari 45 mahasiswa dengan stres

ringan sebanyak 31 mahasiswa (68,9%) memiliki motivasi tinggi dalam belajar, 14

mahasiswa (31,1%) memiliki motivasi sedang dalam belajar. Dari 328 mahasiswa

dengan stres sedang sebanyak 248 mahasiswa (75,6%) memiliki motivasi tinggi

dalam belajar, 80 mahasiswa (24,4%) memiliki motivasi sedang dalam belajar.

Serta dari 33 mahasiswa dengan stres berat sebanyak 20 mahasiswa (60,6%)

memiliki motivasi tinggi dalam belajar, 13 mahasiswa (39,4%) memiliki motivasi

Dari hasil uji statistik diperoleh nilai P Value = 0,131 (α < 0,05), sehingga H0

diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak ada hubungan antara stres dengan

motivasi belajar selama pembelajaran online dimasa pandemi Covid˗19 pada


78

mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta.
BAB VI

PEMBAHASAN

6.1. Analisa Univariat

6.1.1. Data Demografi.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan karakteristik usia mahasiswa S1

Reguler Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta termasuk dalam

rentang usia masa dewasa awal atau sebagai masa usia produktif. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati, dkk

(2017) didapatkan hasil data bahwa dari 48 mahasiswa mayoritas memiliki

tingkat stres sedang yang dalam rentang usia dewasa awal atau usia

produktif. Usia produktif atau masa dewasa awal menurut Harlock (2012)

dimulai pada usia 18-40 tahun, pada masa ini penuh dengan ketegangan

emosional, yang sering kali ditempatkan dalam ketakutan dan kekhawatiran,

dan umumnya muncul tergantung pada suatu pencapaian penyesuaian

terhadap masalah yang dihadapi baik dalam keberhasilan maupun kegagalan

dalam memecahkan suatu masalah. Dengan hal itu usia menjadi salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi stres psikologis seseorang. Faktor usia

berkaitan erat dengan tingkat kedewasaan atau kematangan seseorang baik

secara fisik maupun psikologis, sehingga dengan bertambahnya usia

diharapkan mampu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

78
(Thapar, 2012). Sehingga

79
79

dapat dikatakan penelitian ini sesuai dengan teori, karena dengan

bertambahnya usia umumnya akan dipenuhi dengan ketakutan,

kekhawatiran dan ketegangan emosi yang dapat mempengaruhi psikologis,

serta menimbulkan stres. Maka dengan itu diharapkan mampu dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawab ketika menghadapi suatu

permasalahan agar mampu menangani stres yang dialami.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan karakteristik berdasarkan jenis

kelamin menunjukkan mayoritas perempuan. Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasrani (2015), perempuan

mayoritas mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan

laki-laki. Karena laki-laki lebih aktif dan eksploratif dibandingkan

perempuan, sehingga perempuan lebih sensitif dan mudah cemas serta lebih

emosional dan panik ketika menghadapi masalah, hal ini dapat terjadi

dikarenakan terdapat perbedaan hormonal dan stresor psikososial bagi

perempuan dan laki-laki (Kountul et al., 2018; Sumarna, 2018; Ambarwati

dkk, 2017).

Menurut pusat data dan informasi kementerian RI (2017), perawat di

Indonesia mayoritas perempuan. Perempuan sangat menonjol dalam dunia

keperawatan contohnya Florence Nightingale yang merupakan pelopor

perawat modern. Perawat dianggap lebih cocok diperankan oleh perempuan,


80

karena pekerjaan ini sedikit banyak kemiripan dengan tugas perempuan

dalam rumah tangga dan perempuan dianggap lebih lemah lembut,

penyayang serta mempunyai kesabaran yang lebih tinggi dan naluri keibuan

(Rusnawati, 2012; Pengemanan, R. Dkk., 2019;Rahim & Irwansyah, 2021).

Sehingga dapat dikatakan hasil penelitian sesuai dengan penelitian-

penelitian dan teori sebelumnya, selain karena perempuan lebih emosional

dan sensitif dibandingkan laki-laki, hal ini disebabkan juga karena pada

penelitian ini mahasiswa jenis kelamin perempuan lebih banyak dari pada

mahasiswa jenis kelamin laki-laki.

6.1.2. Stres.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mahasiswa S1 Reguler

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta selama pembelajaran

online dimasa pandemi Covid-19 mayoritas mengalami stres sedang.

Hasil penelitian ini didukung juga oleh penelitian dari Nurmala (2020) yang

mana dalam penelitiannya dinyatakan sebagian besar mahasiswa dalam

pembelajaran online selama pandemi Covid-19 memiliki tingkat stres

sedang. Stres merupakan reaksi yang normal terhadap tekanan yang

dirasakan dalam sehari-hari, tetapi dapat menjadi tidak sehat jika

mengganggu aktivitas sehari-hari apabila respons terhadap stres

menggunakan mekanisme koping yang buruk (American Phsychological


81

Association, 2019; Nasir & Muhith, 2011).

Menurut Whiting et al., 2021, stres dapat mempengaruhi perhatian dan

pembelajaran mahasiswa sudah berkembang pesat. Mahasiswa mengalami

tingkat stres yang berbeda tergantung faktor penyebabnya, hal ini dapat

mempengaruhi cara mahasiswa untuk merespons stresor baru ketika terjadi

dalam konteks pendidikan. Stresor pada mahasiswa bisa berasal dari

kehidupan akademiknya, terutama dari tuntutan eksternal dan internal,

seperti kondisi hubungan dengan orang tua, teman dan lingkungan, ekonomi

serta lainnya. Faktor akademik juga termasuk dapat menimbulkan stres,

misalnya gaya belajar, tugas perkuliahan, target pencapaian nilai, prestasi

akademik, kesulitan untuk belajar, kurangnya istirahat, serta kurangnya

motivasi untuk belajar (Legiran, 2015; Ganesan et al., 2018).

Pembelajaran online merupakan media pembelajaran untuk menyampaikan

materi pembelajaran serta untuk tetap saling berinteraksi dengan

memanfaatkan jaringan internet, selama masa pandemi Covid-19 memang

dapat menimbulkan beberapa kendala pada sebagian orang, yang kemudian

dapat menyebabkan stres apabila tidak dapat diatasi dengan baik. Sehingga

hal ini menunjukkan bahwa kondisi stres pada mahasiswa dapat terjadi

akibat dari tekanan yang dirasakan sehari-hari selama pembelajaran, dan

penggunaan mekanisme koping yang kurang baik, maka dengan itu perlu

dilakukan intervensi tindakan lebih lanjut pada mahasiswa yang mengalami


82

stres.

6.1.3. Motivasi Belajar.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mahasiswa S1 Reguler Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta selama pembelajaran online dimasa

pandemi Covid-19 sebagian besar memiliki motivasi yang tinggi.

Hasil penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan oleh (Rahma &

Safarati, 2021; Fitriyani, et al., 2020) dengan hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa motivasi belajar mahasiswa dalam kategori sangat

baik, sehingga dinyatakan bahwa mahasiswa tetap memiliki motivasi

belajar yang tinggi selama pandemi Covid-19. Memiliki motivasi belajar

yang tinggi akan mencapai hasil belajar yang lebih baik dari pada

mahasiswa dengan motivasi belajar yang rendah (Demolingo, 2018).

Motivasi belajar diartikan sebagai memunculkan suatu usaha yang lebih

selama pembelajaran berlangsung dan membangun strategi yang dapat

menunjang proses belajar. Biasanya muncul karena 2 faktor yaitu intrinsik

dan ekstrinsik. Faktor intrinsik seperti merencanakan, mengatur dan melatih

soal ˗ soal pada materi pelajaran, meninjau tingkat pemahaman suatu

materi, serta menghubungkan materi baru dengan ilmu atau pengetahuan

yang sudah dikuasai dan dipahami serta harapan akan cita-cita. Sedangkan

faktor ekstrinsiknya timbul akibat adanya penghargaan, lingkungan belajar

yang kondusif dan menarik. Kedua faktor tersebut disebabkan oleh


83

rangsangan, sehingga individu berkeinginan untuk melakukan aktivitas

belajar yang lebih giat dan semangat. (Pintrich, 2014; Uno, 2016). Sehingga

dari penelitian ini dapat dikatakan bahwa masa pandemi Covid-19 tidak

menghalangi motivasi mahasiswa selama pembelajaran online.

6.2. Analisis Bivariat

6.2.1. Hubungan Stres Dengan Motivasi Belajar Selama Pembelajaran Online

Dimasa Pandemi Covid˗19 Pada Mahasiswa S1 Reguler FIK UMJ.

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara stres dengan

motivasi belajar selama pembelajaran online dimasa pandemi Covid˗19

pada mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Jakarta.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Demolingo (2018) yaitu menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara

stres dengan motivasi belajar pada mahasiswa semester 5 Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Univeristas Ratulangi Manado.

Dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang sama untuk mengukur

motivasi belajar pada mahasiswa namun untuk mengukur tingkat stres

menggunakan instrumen yang berbeda dan penelitian ini tidak mengarah

untuk sistem pembelajaran online selama masa pandemi Covid-19. Serta

terdapat persamaan pula pada obyek penelitian yaitu dilakukan pada


84

mahasiswa ilmu keperawatan.

Penelitian ini juga didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

Ramaprabou (2018) yang dilakukan terhadap 50 mahasiswa menunjukkan

bahwa stres tingkat sedang menyebabkan motivasi berprestasi tinggi. Dalam

penelitian tersebut dinyatakan bahwa tidak selamanya stres akademik

menyebabkan penurunan motivasi belajar secara drastis. Stres juga

terkadang dibutuhkan untuk mendorong suatu pencapaian tujuan tertentu.

Namun yang membedakannya, penelitian tersebut tidak mengarah kepada

sistem pembelajaran online di masa pandemi Covid-19 dan perbedaan

dalam penggunaan instrumen penelitian serta obyek penelitian yang diteliti.

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti berbeda dengan penelitian yang

dilakukan Sujadi (2021) terkait stres akademik dan motivasi belajar

mahasiswa mengikuti pembelajaran daring selama pandemi Covid-19, hasil

penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara stres akademik dan motivasi belajar. Serta arah hubungan

yang ditunjukkan bersifat negatif, dengan arti bahwa semakin tinggi stres

akademik maka motivasi belajar rendah, begitu sebaliknya. Namun

terdapat perbedaan dalam penelitian ini yaitu dalam penggunaan instrumen

dan obyek penelitian.


85

Dari hasil penelitian dapat dikatakan bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi stres pada mahasiswa karena stres merupakan kondisi

psikis yang bisa disebabkan oleh berbagai perasaan yang bersifat positif

maupun negatif terhadap suatu hal dan tingginya motivasi belajar pada

mahasiswa dikarenakan banyaknya faktor yang mendukung kemauan

mahasiswa untuk belajar. Tentu saja dalam dunia perkuliahan terdapat stres

dan motivasi belajar, dimana stres bisa mempengaruhi motivasi belajar

akan tetapi bila stres dikelola dengan baik maka akan menjadi suatu

dorongan atau motivasi untuk melakukan hal-hal positif dalam hal belajar.

6.3. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu ketika menyebarkan link kuesioner,

peneliti lebih memprioritaskan kepada teman dekat dan teman sekelas untuk

mengisi kuesioner dibandingkan dengan teman atau kelas lainnya.


BAB VII

PENUTUP

7.1. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara stres dengan Motivasi

Belajar Selama Pembelajaran Online Dimasa Pandemi Covid˗19. Dari hasil

penelitian yang telah dilakukan terhadap 406 responden, dapat disimpulkan dari

univariat dan bivariat yaitu :

7.1.1. Univariat.

a. Dari data demografi dapat disimpulkan bahwa berdasarkan karakteristik

usia responden yaitu usia dewasa awal atau usia produktif (17-24 tahun),

dan berdasarkan jenis kelamin mayoritas perempuan.

b. Berdasarkan hasil pengukuran stres sebagian besar responden mengalami

stres sedang.

c. Berdasarkan hasil pengukuran motivasi belajar sebagian besar responden

mempunyai motivasi yang tinggi.

7.1.2. Bivariat.

Tidak ada hubungan antara stres dengan motivasi belajar selama

pembelajaran online dimasa pandemi Covid˗19 pada mahasiswa S1 Reguler

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, dengan

86
87

hasil uji statistika diperoleh nilai P Value = 0,131.

7.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka peneliti ingin

memberikan saran sebagai berikut :

7.2.1. Bagi Penelitian Berikutnya.

Diharapkan menjadi acuan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian

tentang stres dengan motivasi belajar selama pembelajaran online dimasa

pandemi dan diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan untuk melanjutkan

penelitian dengan variabel yang berbeda. Misalnya stres dengan prestasi

akademik pada tingkat pendidikan lain dengan karakteristik subjek berbeda

dan menggunakan referensi lebih banyak lagi agar dapat berkaitan dengan

penelitian yang akan dilakukan.

7.2.2. Bagi Institusi Pendidikan.

Diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi pengembangan ilmu

pengetahuan serta acuan bagi institusi pendidikan dalam membimbing dan

melakukan upaya promotif preventif kesehatan jiwa selama pembelajaran

online, serta memberikan intervensi tindak lanjut untuk mahasiswa yang

mengalami stres berat, sedang, ringan agar dapat mengurangi atau

menghilangkan stres yang dialami.


88

7.2.3. Bagi Profesi Keperawatan.

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan

informasi serta wawasan ilmu pengetahuan kesehatan, serta sebagai

masukan untuk meningkatkan kesehatan jiwa mahasiswa, terutama dalam

memberikan pemahaman terkait tentang bagaimana mengurangi stres dan

meningkatkan atau mempertahankan motivasi belajar pada mahasiswa

selama pembelajaran online.


DAFTRA PUSTAKA

Adira, S. S., Kusumawati, R., & Poncorini, E. (2017). Peningkatan kompetensi


pembelajaran skills lab topik elektrokardiografi melalui motivasi akademik dan self
directed learning readiness pada mahasiswa kedokteran the improvement of learning
competency of skills lab of electrocardiography through academic. 6(1), 30–45.

Agustina, M. T., & Kurniawan, D. A. (2020). Motivasi belajar mahasiswa di masa pandemi
Covid-19. Jurnal Psikologi Perseptual, 5(2), 120.
https://doi.org/10.24176/perseptual.v5i2.5168

Aldwin, C. (2012). Stress and coping across the lifespan. In S. Folkman (Ed.), The Oxford
Handbook of Stress, Health, and Coping: Oxford University Press.

Ambarwati, Putri Dewi., Pinilih, Sabodo & Astuti, Retna Tri. (2017). Gambaran tingkat
stress mahasiswa. Jurnal Keperawatan.Volume 5, No.1.

American Institute of Stress. (2017). What is stress?. USA: American Institute of Stress

A. M, Sardiman (2016). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta : PT Raja


Grafindo.

Andiarna, F., & Kusumawati, E. (2020). Effects of online learning on student academic
stress during the Covid-19 pandemic. Jurnal Psikologi, Vol. 15 No. 2 139–150.
http://dx.doi.org/10.24014/jp.v14i2.9221.

Anwar, A.I. (2013) Motivasi dan strategi belajar mahasiswa pada collaborative learning
dan problem based learning di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hassanuddin.
M.Med.Ed. Tesis, Universitas Gadjah Mada.

Aslan, H. (2020). Nursing students ’ views on the COVID ‐ 19 pandemic and their
percieved stress levels. June. https://doi.org/10.1111/ppc.12597

Baber, H. (2020). Determinants of students’ perceived learning outcome and satisfaction in


online learning during the pandemic of COVID˗19. Journal of Education and E-
Learning Research, 7(3), 285–292. https://doi.org/10.20448/journal.509.202
0.73.285.292

Barseli, M., Ifdil, I., & Nikmarijal, N. (2017). Konsep stres akademik siswa. 5(2005), 143–
148.

Belawati, T. (2019). Pembelajaran online. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.

Bhat RM, Sameer MK, Ganaraja B. 2011. Eustress in Education: Analysis of the perceived
stress score (PSS) and blood pressure (BP) during Examinations in Medical Students.
J. Clinical and Diagnostic Research, 5(7):331-1335.

Black, B.P. (2014). Professional nursing concepts & challenges. Elsevier: Nort Carolina

Bourion, S., Tarquinio, C., Batt, M., Tarquinio, P., Lebreuilly, R., Sorsana, C., & Legrand,
K. (2021). Stress and associated factors among French university students under the
COVID-19 lockdown : The results of the PIMS-CoV 19 study. 283(January), 108–
114. https://doi.org/10.1016/j.jad.2021.01.041

Cahyani, A., Listiana, I. D., & Larasati, S. P. D. (2020). Motivasi belajar siswa SMA pada
pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19. IQ (Ilmu Al-Qur’an): Jurnal
Pendidikan Islam, 3(01), 123–140. https://doi.org/10.37542/iq.v3i01.57

Celik, B., Ozden, K., & Dane, S. (2020). The Effects of COVID-19 pandemic outbreak on
the household economy.

Cohen, S.. (1994). Perceived stress scale. USA :Mind Garden

Daulay, W., & Ariadni, D. K. (2020). Panduan pembelajaran daring di masa pandemi
COVID-19. Medan: USU Press.

Demolingo, D. P. A. (2018). Hubungan stres dengan motivasi belajar pada mahasiswa


semester V Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado. Jurnal Keperawatan, 6(1).
Dimyati dan Mudjiono. 2011. Belajar dan pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2012. Psikologi belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Djibran, M. R., Hulukati, W. 2018. Analisis tugas perkembangan mahasiswa Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Jurnal Bikotetik. Volume 02 Nomor 01, 73–
80.

Dong, L., & Bouey, J. (2020). Public mental health crisis during COVID-19 pandemic,
China. Emerging Infectious Diseases, 26(7), 1616–1618.
https://doi.org/10.3201/eid2607.202407.

Duncan T, Hill D. Motivated strategies for learning questionnaire (MSLQ) manual. USA:
Deacon Hill Research Associates LLC;2015.

Dunwill, E. (2016). Elearning best practices. 6 teaching principles transferred to online.


Available at URL https:// elearningindustry.com/6-teaching-principles-
transferredonline-courses-strategies-use Courses: Strategies to Use.

Dwivedi, D., Kaur, N., Shukla, S., Gandhi, A., & Tripathi, S. (2020). Perception of stress
among medical undergraduate during coronavirus disease-19 pandemic on exposure
to online teaching. National Journal of Physiology, Pharmacy and Pharmacology,
10(8), 1. https://doi.org/10.5455/njppp.2020.10.05107202009052020.

Febrianti, P, E. (2020). Motivasi belajar menurun imbas dari Covid˗19. Universitas


Lampung Mangkurat.

Firman, F., & Rahayu, S. (2020). Pembelajaran online di tengah pandemi Covid-19.
Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 2(2), 81–89.
https://doi.org/10.31605/ijes.v2i2.659

Fitriyani, Y., Fauzi, I., Sari M. (2020). Motivasi belajar mahasiswa pada pembelajaran
daring selama pandemi Covid-19. Jurnal Kependidikan. 6(2), 165-175.
https://doi.org/1033394/jk.v6i2.2654.

Ganesan Y, Talwar P, Norsiah F, Oon Y.B. 2018. A Study on Stress Level and Coping
Strategies among Undergraduate Students. Journal of Cognitive Science and Human
Development 3(2)

Gasong, Dina. 2018. Belajar dan pembelajaran. Sleman: Penerbit Deepublish

Ghufron & Risnawita. (2011). Teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Madia.

Gunadha, R., & Rahmayunita, H. (2020). Kuliah online saat Corona picu ketimpangan
akses bagi mahasiswa miskin. https://www.suara.com/news/
2020/04/16/130712/kuliah-online-saatcorona-picu-ketimpangan-akses-
bagimahasiswa-miskin.

H. Gani Ali. (2014). Prinsip-prinsip pembelajaran dan implikasinya terhadap pendidik


dan peserta didik. Jurnal Al-Ta’dib Tanggung, 6(1), 31–42.

Hamalik, Oemar. 2013. Proses belajar mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Hary, Z. A. P. (2017). Hubungan antara kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres pada
mahasiswa perantau. Skripsi, 1–136.
https://repository.usd.ac.id/8332/1/121414071_full.pdf

Hartaji, D. A. (2012). Motivasi berprestasi pada mahasiswa yang berkuliah dengan jurusan
pilihan orangtua. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. (tidak diterbitkan).

Hastono, S. P. (2016). Analisis data pada bidang kesehatan (1st ed.). Raja Grafindo
Persada.

Hidayat, A. A. A. 2017. Metodologi penelitian keperawatan dan kesehatan. Solo: TB


Rahma Solo.

Hurlock, E. B. (2012). Psikologi perkembangan, suatu pendekatan sepanjang rentang


kehidupan (terjemahan). Jakarta: Erlangga

Husmiati, H. (2018). Stres kerja dari perspektif teori sistem-ekologi. Sosio Informa, 4(3),
581–588. https://doi.org/10.33007/inf.v4i3.1591.

Hsieh, Y, H., Hsu, Y, Y. (2020). Nursing education strategies during the Covid˗19
epidemic. Hu li za zhi The Journal of Nursing 67(3):96˗101.

Http://diktis.kemenag.go.id/prodi/dokumen/UU-Nomor-12-Tahun-2012-ttg-Pendidikan-
Tinggi.pdf.

Http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__26_Th_219_ttg_Peraturan_
Pelaksanaan_UU_Nomor_38_Tahun_2014_tentang_Keperawatan.pdf.

Http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/stress/apakah-stres-itu

Https://www.psychology.org.au/for-the-public/Psychology-Topics/Stress.

Https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019

Kementerian dan Pendidikan RI. (2020). Pembelajaran secara daring dan bekerja dari
rumah untuk mencegah penyebaran Covid-19, https:// www.kemdikbud.go.id/

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman kesiapsiagaan menghadapi infeksi Novel


Coronavirus (2019-n-c0v). Direktorat jenderal kefarmasian dan alat kesehatan.
https://www.kemkes.go.id/ diakses 25 Maret 2021 10.00 WIB

Kountul, Y. P., Kolibu, F. K., & Korompis, G. E.C. (2018). Hubungan Jenis Kelamin dan
Pengaruh Teman Sebaya dengan Tingkat Stres Mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kesmas.

Kupriyanov, R. (2014). The eustress concept: problems and outlooks. World Journal of
Medical Sciences, 11, 179–185. https://doi.org/10.5829/idosi. wjms.2014.11.2.8433.

Legiran, M. (2015). Faktor risiko stres dan perbedaannya pada mahasiswa berbagai
angkatan di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Lee, J. X., Hathim, A., Azman, A., Ng, J. Y., & Shareela, N. A. (2020). Reflection of
connetvism in medical Edication learning motion during COVID-19. MedRxiv
Preprint. https://doi.org/https://doi.org/10.1101/ 2020.07.07.20147918

Lisiswanti, R., Sanusi, R., Prihatiningsih, T. S., Kedokteran, F., Lampung, U., Kedokteran,
F., & Gadjah, U. (2015). Hubungan motivasi dan hasil belajar mahasiswa kedokteran.
Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia; The Indonesian Journal of Medical
Education, 4(1), 1–6. https://doi.org/10.22146/jpki.25259

Mustofa, M. I., Chodzirin, M., Sayekti, L., & Fauzan, R. (2019). Formulasi model
perkuliahan daring sebagai upaya menekan disparitas kualitas perguruan tinggi.
Walisongo Journal of Information Technology, 1(2), 151.
https://doi.org/10.21580/wjit.2019.1.2.4067.

Moawad, R. A. (2020). Online learning during the COVID- 19 pandemic and academic
stress in University Students. Revista Romaneasca Pentru Educatie
Multidimensionala, 12(1Sup2), 100–107. https://doi.org/10.18662/rrem/12.1sup2/252

Moore, J. L., Dickson-Deane, C., & Galyen, K. (2011). E-Learning, online learning, and
distance learning environments: Are they the same? internet and higher education.
https://doi.org/10.1016/j.iheduc.2010 .10.001

Morgan, H. (2020). Best practices for implementing remote learning during a Pandemic.
The Clearing House: A Journal of Educational Strategies, Issues and Ideas, 93(3),
134–140.

Nasir, Abdul, A. M. (2011). Dasar-dasar keperawatan jiwa : pengantar dan teori. Salemba
Medika.

Nasrani, Lusia dkk. “Perbedaan Tingkat Stres antara Laki-laki dan Perempuan pada
Peserta Yoga di Kota Denpasar”. Jurnal Fisiologi. Fakultas Kedokteran. Universitas
Udayana, 2015.

Ningrum, R. K. (2021). Validitas dan reliabilitas motivated strategies for learning


questionaire ( MSLQ ) pada mahasiswa kedokteran. 5(3), 421–425.

Novitasari, I. Kurniawan, TS, Kanita WM. (2020). Gambaran tingkat stress mahasiswa
Profesi Ners Universitas Kusuma Husada Surakarta Selama Study From Home (Sfh)
Di Masa Pandemi Covid-19. Universitas Kusuma Husada Surakarta 2020.

Notoatmodjo.(2014). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.


Nuray Turan, Hanife Durgun, Hatice Kaya, Gonca Ertaş, Dilek Kuvan. The Relationship
Between Stress Status and Cognitive Flexibility Levels of Nursing Students. 2019;
5(1): 59-66

Nurjan, S. (2016). Psikologi belajar edisi revisi. BuatBuku.com

Nurmala, MD et al. Tingkat stres mahasiswa dalam pembelajaran online pada masa
pandemi Covid-19. Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling Vol 5 (2). 5(2), 13–
23.

Nursalam. (2017). Metodologi penelitian ilmu keperawatan : Pendekatan praktis (4th ed.).
Salemba Medika.

Pamungkas, Rian Adi, A. M. U. (2017). Metodologi riset keperawatan. CV. Trans Info
Media.

Pengemanan, dkk,. 2019. Gambaan motivasi perawat dalam melakukan asuhan


keperawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Manado. e-journal Keperawatan (e-Kp)
Volume 7 Nomor 1.

Pintrich, P.R.& De Groot, E.V. (1990). Motivational and self-regulated leraning componet
of classroom academic performance. Journal of Education Psychology, 82(1), 33-40.
http://www.icmeganisers.dk/tsg20/leiss.pdf.

Pintrich, P. R, Schunk, D. H., & Meece, J. L. (2014). Motivation in education: theory,


research, and applications, Fourth Edition. USA: Pearson Education Limited.

Prawira, AP. (2012). Psikologi pendidikan dalam perspektif baru. Yogjakarta: ArRuzz
Media, hal.319.

Priyoto. (2014). Konsep manajemen stres. Yogyakarta : Nuha Medika


Putri, R. M., Oktaviani, A. D., Setya, A., Utami, F., Addiina, A., & Nisa, H. (2020).
Hubungan pembelajaran jarak jauh dan gangguan somatoform dengan tingkat stres
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta The Relationship of Distance Learning
and somatoform disorders with stress levels of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Students. Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior, 2(1), 38–45.

Rahim dan Irwansyah. 2021. Diferensiasi peran perawat laki-laki dan perempuan di RSUD
Haji Kota Makasar. Universitas Negeri Makasar.

Rahma dan Sarafati, N. 2021. Dampak pembelajaran daring terhadap motivasi belajar
mahasiswa selama pandemic Covid-19. Genta Mulia. 12 (1), 113-118.

Rahmawati, tutik dan Daryanto. 2015. Teori belajar dan proses pembelajaran yang
mendidik. Yogyakarta: Penerbit gava Media.

Ramaprabou, V. (2018). Effect of Academic Stress on Achievement Motivation Among


College Students. I-Manager’s Journal on Educational Psychology, 11(4), 32–36.

Rasmun. (2014). Stres, koping dan adaptasi teori dan pohon masalah keperawatan.
Edisi2. Jakarta : Rineka Cipta.

Rice, V. H. (Ed.). (2011). Theories of stress and its relationship to health. In Rice, H. V.
(Eds.), Handbook of stress, coping, and health: Implications for nursing research,
theory, and practice. USA: Sage Publication, Inc.

Ridwan, M. 2011. Pengaruh pembelajaran berbasis e˗learning terhadap prestasi belajar


siswa kelas XII Akuntansi Mata Pelajaran Fiqih di SMK YPM 3 Taman Sidoarjo
Doctoral dissertation. IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Rimbun, R. H. S. (2017). Penerapan pembelajaran daring kombinasi dalam meningkatkan


motivasi belajar peserta didik Paket C vokasi di pusat kegiatan belajar masyarakat
(PKBM) Pioneer Karanganyar. J+PLUS UNESAPLUS UNESA, 6(2), 1–12.

Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy A. 2015. Perilaku organisasi. Jakarta: Salemba
Empat.
Rosyid, Moh Zaiful, Mustajab, Aminol. 2019. Prestasi belajar. Malang: CV Literasi
Nusantara Abadi.

Rusnawati, dkk,. 2012. Relasi gender dalam tugas-tugas keperawatan di Rumah Sakit Puri
Husada Sleman Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Sanjaya, Ridwan. 2020. Refleksi pembelajaran daring di masa darurat. Semarang:


Universitas Katolik Soegijapranata.

Santoso, A., Ardi, W. R., Prasetya, R. L., & Dwidiyanti, M. (2020). Tingkat depresi
mahasiswa keperawatan di tengah wabah COVID-19. 3(1), 1–8.

Sardiman, A. M. (2016). Interaksi dan Motivasi belajar mengajar. PT Raja Garafindo


Persada

Schunk, D. H., Pintrich, P. R., & Meece, J. L. (2012). Motivasi dalam pendidikan: teori
penelitian dan aplikasi, edisi ketiga. Jakarta: PT. Indeks.

Simanhuruk, Lidia, dkk. 2019. Elearning: implementasi, strategi, dan inovasinya. Yayasan
Kita Menulis.

Simbolon, I. 2015. Reaksi stres akademis mahasiswa keperawatan dengan sistem belajar
blok di fakultas keperawatan x bandung. Jurnal Skolastik Keperawatan, 1(01).

Slameto. (2015). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Cetakan Keenam.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sugiyono. 2017. Metode penelitian pendidikan pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Sujadi, E. 2021. Stres akademik dan motivasi belajar mahasiswa mengikuti pembelajaran
daring selama Pandemi Covid-19. Educational Guidance and Counseling
Development Jounal, 4(1), 29-41.
Sumarna, Umar., Sumarni, Nina & Rosidin, Udin. (2018). Bahaya kerja serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Yogyakarta : CV Budi Utama

Thapar, A., Collishaw, S., Pine, DS., & Thapar AK. (2012). Depression in Adolescence,
Child & Adolescent Psychiatry Section. Departement of Psychological Medicine and
Neurology.

Tomietto M, Comparcini D, Simonetti V, Cicolini G. Nursing Education:challenges and


perspectives in a COVID-19 age. Prof Inferm. 2020 Jul-Sep;73(3):131-132. English.
doi: 10.7429/pi.2020.733131. PMID: 33355772.

Uno, H. B. (2014). Teori Motivasi dan pengukurannya: analisis di Bidang Pendidikan.


Jakarta : Bumi Aksara.

Uno & Hamzah, B. (2015). Teori motivasi & pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Uno, Hamzah. (2016).Teori Motivasi & pengukurannya: analisis di Bidang Pendidikan.


Jakarta:Bumi Aksara. Halaman 62

UNESCO, 2020. COVID-19 impact on education. https://en.unesco.org/covid19/


educationresponse. (Accessed 25 Maret 2021).

Whiting, S. B., Wass, S. V, Green, S., & Thomas, M. S. C. (2021). Stress and Learning in
Pupils: Neuroscience Evidence and its Relevance for Teachers. Mind, Brain, and
Education, n/a(n/a).https://doi.org/https://doi.org/10.1111/mbe.12282

WHO. (2020). Coronavirus disease (COVID-19) pandemic.

www.apa.org/topics/stress diakses 25 Maret 2021 11:40 WIB


Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Yth. Saudara/i Calon Responden Penelitian


Di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa s1 Reguler Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta, akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan
Stres Dengan Motivasi Belajar Selama Pembelajaran Online Di Masa Pandemi
Covid˗19 Pada Mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam
menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta.

Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara stres dengan
motivasi belajar Saudara/i dalam proses pembelajaran online. Manfaat dari penelitian ini
yaitu untuk sebagai bahan masukan terhadap upaya dalam meningkatkan motivasi serta
mengurangi stres pada mahasiswa. Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang
merugikan ataupun membahayakan bagi responden. Untuk itu, saya mohon kesediaannya
untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan saya akan menjamin segala kerahasiaan
Saudara/i. Jika bersedia menjadi responden, mohon untuk menandatangani lembar
persetujuan yang telah disediakan.

Demikian surat permohonan ini saya buat, atas partisipasi dan perhatiannya saya
ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 20 Mei 2021


Hormat Saya,

Nevyatussolihat
NPM. 2017720212
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Inisial :
NPM :
Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan dan mengerti tujuan penelitian dengan judul “Hubungan
Stres Dengan Motivasi Belajar Selama Pembelajaran Online Di Masa Pandemi
Covid˗19 Pada Mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta”.

Bahwa saya diminta untuk berperan serta dalam penelitian yang niatnya akan diminta
untuk mengisi kuesioner yang akan di bagikan oleh peneliti. Sebelumnya saya sudah
diberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian ini dan saya mengerti bahwa
peneliti akan menjaga kerahasiaan diri saya. Bila saya merasa tidak nyaman, maka saya
berhak untuk mengundurkan diri.

Demikian secara sadar, sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapa pun, saya bersedia
berperan serta dalam penelitian ini dan bersedia menandatangani lembar persetujuan.

Jakarta, 20 Mei 2021


Responden,

( )
Lampiran 4
KUESIONER A (DEMOGRAFI RESPONDEN)

Inisial Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Semester : 2/4/6/8 *Pilih salah Satu
Lampiran 5
KUESIONER B
PERCEIVED STRESS SCALE (PSS˗10)

Petunjuk Pengisian :
b. Kepada mahasiswa Program S1 Reguler Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta.
c. Angket ini hanya dipergunakan untuk keperluan ilmiah.
d. Isilah jawaban dengan sesuai, peneliti akan menjamin kerahasiaan dari semua jawaban
yang Anda isi.
e. Kerjakan setiap nomor dan mohon jangan sampai ada yang terlewati.

Kuesioner ini adalah menanyakan tentang perasaan dan pikiran Saudara/i selama sebulan
terakhir. Terdapat lima pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan, yaitu:
0 = Tidak pernah
1 = Hampir tidak pernah (1˗2 kali)
2 = Kadang ˗ kadang (3˗4 kali)
3 = Sering (5˗6 kali)
4 = Sangat sering (lebih dari 6 kali)
Selanjutnya, Saudara/i diminta untuk menjawab pertanyaan di bawah dengan cara
mencentang () pada salah satu pilihan jawaban yang paling sesuai dengan perasaan dan
pikiran Saudara/i selama satu bulan terakhir.
No. Pertanyaan Tidak Hampir Kadang ˗ Sering Sangat

perna tidak kadang (5˗6 sering

h pernah (3˗4 kali) kali) (lebih dari

(1˗2 6 kali)

kali)
1. Selama sebulan terakhir, seberapa

sering Anda marah karena sesuatu

yang tidak terduga?


2. Selama sebulan terakhir, seberapa

sering Anda merasa tidak mampu

mengontrol hal ˗ hal yang penting

dalam kehidupan?
3. Selama sebulan terakhir, berapa kali

Anda merasa gelisah dan tertekan?


4. Selama sebulan terakhir, seberapa

sering Anda merasa yakin terhadap

kemampuan untuk mengatasi masalah

pribadi?
5. Selama sebulan terakhir, seberapa

sering Anda merasa segala sesuatu

yang terjadi sesuai dengan harapan

Anda?
6. Selama sebulan terakhir, seberapa

sering Anda merasa tidak mampu

menyelesaikan hal˗hal yang harus

dikerjakan?
7. Selama sebulan terakhir, seberapa

sering Anda mampu mengontrol rasa

mudah tersinggung dalam kehidupan

Anda?
8. Selama sebulan terakhir, seberapa

sering Anda merasa lebih mampu


mengatasi masalah jika dibandingkan

dengan orang lain?


9. Selama sebulan terakhir, seberapa

sering Anda marah karena adanya

masalah yang tidak dapat Anda

kendalikan?
10. Selama sebulan terakhir, seberapa

sering Anda merasakan kesulitan yang

menumpuk sehingga Anda tidak

mampu untuk mengatasinya?


Score
Lampiran 6

KUESIONER C

Motivated Strategis For Learning Questionnaire (MSLQ)

Petunjuk Pengisian :

a. Kepada mahasiswa Program S1 Reguler Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta.

b. Angket ini hanya dipergunakan untuk keperluan ilmiah.

c. Isilah jawaban dengan sesuai, peneliti akan menjamin kerahasiaan dari semua jawaban

yang Anda isi.

d. Kerjakan setiap nomor dan mohon jangan sampai ada yang terlewati.

Kuesioner ini adalah menanyakan tentang perasaan dan pikiran Saudara/i selama belajar

dalam pembelajaran online. Terdapat tujuh pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap

pernyataan, yaitu:

1 = Sangat tidak sesuai dengan saya (STS)

2 = Tidak sesuai dengan saya (TS)

3 = Kurang sesuai dengan saya (KS)

4 = Ragu ˗ ragu (R)

5 = Cukup sesuai dengan saya (CS)

6 = Sesuai dengan saya (S)

7 = Sangat sesuai dengan saya (SS)

Selanjutnya, Saudara/i diminta untuk menjawab pertanyaan di bawah dengan cara


melingkari (O) pada salah satu pilihan jawaban yang paling sesuai dengan perasaan dan

pikiran Saudara/i.

No. Pernyataan Jawaban

ST TS KS R CS S SS

S
1. Di dalam kelas seperti ini, saya lebih menyukai 1 2 3 4 5 6 7

materi kuliah yang benar ˗ benar menantang

sehingga saya dapat mempelajari hal ˗ hal baru.


2. Bila saya belajar dengan cara yang sesuai, maka 1 2 3 4 5 6 7

saya akan dapat belajar materi dalam kuliah

tertentu.
3. Ketika saya menempuh ujian, saya berpikir tentang 1 2 3 4 5 6 7

berapa buruk (hasil) yang saya lakukan

dibandingkan dengan mahasiswa yang lain.


4. Saya pikir saya akan dapat menggunakan apa yang 1 2 3 4 5 6 7

saya pelajari di suatu kuliah di kuliah ˗ kuliah lain

yang saya ambil.


5. Saya percaya saya akan mendapat nilai yang luar 1 2 3 4 5 6 7

biasa di semua kuliah.


6. Saya yakin bahwa saya akan mengerti materi yang 1 2 3 4 5 6 7

paling sulit yang disajikan dalam bacaan ˗ bacaan

untuk kuliah saya.


7. Mendapat nilai ˗ nilai yang bagus dalam kuliah ˗ 1 2 3 4 5 6 7

kuliah saya adalah hal yang paling memuaskan

untuk saya sekarang ini.


8. Ketika saya menempuh ujian, saya memikirkan 1 2 3 4 5 6 7

pertanyaan ˗ pertanyaan di bagian lain dari ujian

yang saya tidak bisa jawab.


9. Adalah kesalahan saya sendiri bila saya tidak dapat 1 2 3 4 5 6 7

mempelajari materi dalam kuliah.


10. Penting bagi saya untuk belajar materi dalam 1 2 3 4 5 6 7

kuliah saya.
11. Hal yang paling penting untuk saya saat ini adalah 1 2 3 4 5 6 7

memperbaiki rata ˗ rata nilai keseluruhan saya,

sehingga perhatian utama saya adalah mendapat

nilai bagus dalam kuliah ˗ kuliah saya.


12. Saya percaya diri bahwa saya dapat belajar konsep 1 2 3 4 5 6 7

˗ konsep dasar yang telah diajarkan dalam kuliah.


13. Bila saya bisa, saya mau mendapat nilai yang lebih 1 2 3 4 5 6 7

baik dalam kuliah ˗ kuliah saya dibandingkan

dengan kebanyakan mahasiswa yang lainnya.


14. Ketika saya menempuh ujian, saya memikirkan 1 2 3 4 5 6 7

konsekuensi kegagalan.
15. Saya percaya diri bahwa saya dapat mengerti 1 2 3 4 5 6 7

materi yang paling rumit yang disajikan dosen

dalam kuliah.
16. Saya lebih suka materi kuliah yang 1 2 3 4 5 6 7

membangkitkan keingintahuan saya walaupun sulit

untuk dipelajari.
17. Saya sangat tertarik pada isi kuliah saya. 1 2 3 4 5 6 7
18. Bila saya mencoba cukup keras, maka saya akan 1 2 3 4 5 6 7

mengerti materi kuliah.


19. Saya mempunyai perasaan gelisah, bingung bila 1 2 3 4 5 6 7

menempuh ujian.
20. Saya percaya bahwa saya dapat melakukan kerja 1 2 3 4 5 6 7

yang luar biasa pada tugas ˗ tugas dan ujian dalam

kuliah saya.
21. Saya berharap melakukan dengan baik dalam 1 2 3 4 5 6 7

kuliah ˗ kuliah saya.


22. Hal yang paling memuaskan untuk saya dalam 1 2 3 4 5 6 7

sebuah kuliah adalah mencoba untuk sebisa

mungkin benar ˗ benar mengerti isinya.


23. Saya pikir materi dikuliah saya umumnya berguna 1 2 3 4 5 6 7
untuk saya pelajari.
24. Ketika saya memperoleh kesempatan, saya 1 2 3 4 5 6 7

memilih tugas kuliah yang dapat saya peroleh

pelajaran darinya, walaupun tidak menjamin

mendapat nilai yang bagus


25. Bila saya tidak mengerti materi kuliah, itu karena 1 2 3 4 5 6 7

saya tidak mencoba cukup keras.


26. Saya umumnya menyukai bahan pelajaran kuliah 1 2 3 4 5 6 7

saya.
27. Mengerti bahan pelajaran kuliah sangat penting 1 2 3 4 5 6 7

untuk saya.
28. Saya merasa jantung saya berdetak lebih cepat bila 1 2 3 4 5 6 7

saya menempuh ujian.


29. Saya yakin saya akan menguasai keterampilan 1 2 3 4 5 6 7

yang diajarkan dalam kuliah saya


30. Saya ingin melakukan kuliah saya dengan baik 1 2 3 4 5 6 7

karena penting untuk menunjukkan kemampuan

saya pada keluarga, teman, atasan dan yang

lainnya.
31. Mempertimbangkan kesulitan kuliah, dosen, dan 1 2 3 4 5 6 7

keterampilan saya, saya pikir saya akan bekerja

dengan baik dalam tugas akademik saya.


Lampiran 7
HASIL OUTPUT SPSS

A. Uji Normalitas
1. Stres

Descriptives

Statistic Std. Error


Stres Mean 19,59 ,243
95% Confidence Interval for Lower Bound 19,11
Mean Upper Bound 20,07
5% Trimmed Mean 19,60
Median 20,00
Variance 24,025
Std. Deviation 4,902
Minimum 5
Maximum 34
Range 29
Interquartile Range 5
Skewness -,058 ,121
Kurtosis ,298 ,242

2. Motivasi Belajar
Descriptives

Statistic Std. Error


Motivasi Belajar Mean 167,57 1,082
95% Confidence Interval for Lower Bound 165,44
Mean Upper Bound 169,70
5% Trimmed Mean 168,10
Median 170,00
Variance 475,490
Std. Deviation 21,806
Minimum 102
Maximum 217
Range 115
Interquartile Range 27
Skewness -,412 ,121
Kurtosis ,234 ,242
Statistics
Usia
3. Distribusi N Valid 406 Frekuensi Data Demografi
Missing 0
Mean 20,36
Std. Error of Mean ,063
Median 20,00
Mode 21
Std. Deviation 1,268
Minimum 17
Maximum 24
Percentiles 25 19,00
50 20,00
75 21,00

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki ˗ laki 44 10,8 10,8 10,8
Perempuan 362 89,2 89,2 100,0
Total 406 100,0 100,0

4. Distribusi Frekuensi Hasil Stres

Stres
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Stres Ringan 45 11,1 11,1 11,1
Stres Sedang 328 80,8 80,8 91,9
Stres Berat 33 8,1 8,1 100,0
Total 406 100,0 100,0
5. Distribusi Frekuensi Hasil Motivasi Belajar

Motivasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Motivasi Sedang 107 26,4 26,4 26,4
Motivasi Tinggi 299 73,6 73,6 100,0
Total 406 100,0 100,0

6. Chi Square test

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Stres * Motivasi 406 100,0% 0 0,0% 406 100,0%

Stres * Motivasi Crosstabulation


Motivasi
Motivasi Sedang Motivasi Tinggi Total
Stres Stres Ringan Count 14 31 45
% within Stres 31,1% 68,9% 100,0%
Stres Sedang Count 80 248 328
% within Stres 24,4% 75,6% 100,0%
Stres Berat Count 13 20 33
% within Stres 39,4% 60,6% 100,0%
Total Count 107 299 406
% within Stres 26,4% 73,6% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 4,067a 2 ,131
Likelihood Ratio 3,826 2 ,148
Linear-by-Linear
,310 1 ,578
Association
N of Valid Cases 406
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 8,70.
Variables in the Equation
95% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step TotalPSSkat 3,974 2 ,137
1a TotalPSSkat(1) ,336 ,347 ,942 1 ,332 1,400 ,710 2,762
TotalPSSkat(2) -,364 ,480 ,575 1 ,448 ,695 ,271 1,781
Constant
,795 ,322 6,094 1 ,014 2,214

a. Variable(s) entered on step 1: TotalPSSkat.


Lampiran 8
Lampiran 9

LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Nevyatussolihat

NPM : 2017720212

Judul Skripsi : Hubungan Stres Dengan Motivasi Belajar Selama Pembelajaran

Online Di Masa Pandemi Covid˗19 Pada Mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Tanggal Materi Konsultasi Tanda Tangan

Pembimbing
22-02-2021 Pengarahan dan pengajuan topik penelitian
24-02-2021 PICO, keyword, cara mencari artikel penelitian

(Pubmed dan Google Scholar), syntax dan membuat

resume artikel
03-03-2021 Membahas resume artikel dan judul penelitian untuk

dikaitkan dengan penelitian yang akan dilakukan


09-03-2021 Membahas BAB 1

- Latar Belakang

Yang berisikan fenomena/masalah yang akan

diteliti bukan teori yang memaparkan data

misalnya prevalensi, atau masalah lainnya

untuk ditunjukkan peliknya masalah. Paparan

masalah dibuat deduktif dalam beberapa awal


yang berurutan Dunia-Asean/Negara

berkembang lain, kemudian Indonesia.

- Rumusan Masalah

Hasil studi sebelumnya, perbandingan

beberapa jurnal, jika belum diteliti jelaskan

masih sedikitnya penelitian terkait stres

dengan motivasi belajar selama pembelajaran

online dimasa Covid-19. Membuat pertanyaan

dengan PICO non intervensi yang sudah ada.

- Tujuan

Tujuan umum untuk tujuan akhir penelitian

secara umum sedangkan tujuan khusus,

membahas detail tujuan yang harus dicapai

agar tujuan umum tercapai.

- Manfaat

Untuk mahasiswa S1 Keperawatan. Harus

diperhatikan sejak awal bahwa penelitian

berada di ranah keperawatan untuk sebagai

proses pembelajaran. Apakah penelitian

mempunyai manfaat untuk perawat sebagai

pemberi asuhan atau untuk asuhan

keperawatan?
17-03-2021 Koreksi BAB 1 (Penulisan kutipan referensi, susunan
per paragraf, analisa setiap data yang ada, seperti arti

sebuah angka prevalensi)


24-03-201 Membahas BAB 2 (Disesuaikan dengan PICO yang

sudah dibuat)
31-03-2021 Membahas BAB 3 (Kerangka konsep variabel tunggal

dan membuat definisi operasional yang disesuaikan

dengan variabel)
21-04-2021 Membahas BAB 4 (Penggunaan desain penelitian,

metode penelitian, perhitungan jumlah sampel, alat

pengumpulan data, serta proses pengumpulan data

sampai dengan proses uji penelitian)


07-07-2021 Membahas BAB 5 (Sub bab harus disesuaikan dengan

tujuan khusus penelitian , pembuatan tabel dengan 3

garis dan serta penggunaan kalimat yang benar dalam

penjelasan hasil)
16-07-2021 Membahas BAB 6 (Pembahasan per variabel dengan

kerangka FTO (Fakta : ungkapan analisa fakta dari

hasil penelitian yang dikaitkan dengan teori atau

penelitian lain, lalu berikan opini)


30-07-2021 Membahas BAB 7 (Perbaikan pada penulisan kalimat,

saran harus disesuaikan dengan manfaat penelitian)


13-08-2021 Koreksi revisi setelah sidang

Anda mungkin juga menyukai