Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

“Analisis Jurnal”

Oleh :
B-13b

Putu Yuliantari Jayanti (203221141)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2021

1
1. ANALISIS JURNAL
No Judul P I C O T
1 Evaluasi Penggunaan Obat Populasi Pada penelitian Penelitian ini Pada penelitian Pada penelitian
Tukak Peptik pada Pasien penelitian ini menggunakan ini ini data pasien
Tukak Peptik di Instalasi adalah seluruh dilakukan metode disimpulkan tukak lambung
Rawat Inap RSUD Sultan pasienpasien analisis data observasional bahwa diambil pada p
Syarif Mohamad Alkadrie tukak peptik secara deskriptif dengan Penggunaan obat periode Januari-
Pontianak yang terdapat yang rancangan pada pasien Desember 2017.
dalam rekam mengevaluasi penelitian tukak
medis di Instalasi kerasionalan yang digunakan peptik di Instalasi
Rawat Inap pengobatan adalah studi Rawat Inap
RSUD Sultan tukak peptik. potong lintang RSUD Sultan
Syarif Mohamad (cross sectional) Syarif Mohamad
Alkadrie yang bersifat Alkadrie
Pontianak deskriptif. Pontianak
periode Januari- periode Januari-
Desember 2017. Desember 2017
Sampel diambil yaitu
dengan metode Omeprazol
purposive Sebesar 2,94 %,
sampling. Pantoprazol
73,53 %,
Lansoprazol
26,47 %,
Ranitidin

2
5,89%, Antasida
58,82 % Dan
Sukralfat
85,29%.
Kerasionalan
terapi pada
pasien
tukak peptik di
Instalasi Rawat
Inap
RSUDSultan
Syarif Mohamad
Alkadrie
Pontianak
periode Januari-
Desember 2017
diperoleh
hasil tepat
indikasi 100 %,
tepat obat 55,88
%, tepat pasien
97,06%, dan
tepat dosis
61,76%.

3
2 Evaluasi Penggunaan Obat Populasi dalam Pada penelitian Pada penelitian Pada penelitian Pada penelitian
Tukak Peptik Pada Pasien penelitian ini ini dilakukan ini ini ini data pasien
Tukak Peptik adalah seluruh analisis data dilakukan disimpulkan tukak lambung
(Peptic Ulcer Disease) Di pasien yang yang analisis data bahwa diambil pada
Rumah Sakit Bhayangkara terdiagnosa mengevaluasi secara deskriptif penggunaan obat periode Januari
Brimob Tahun 2015 tukak peptik di kerasionalan terhadap rekam tukak peptik di sampai dengan
Rumah Sakit pengobatan medis dan RS Bhayangkara Desember tahun
Bhayangkara tukak peptik. resep pasien Brimob tahun 2015 di Rumah
Brimob pada penggunaan obat 2015 dapat Sakit
periode Januari tukak peptik dikatakan belum Bhayangkara
sampai dengan pada pasien rasional atau Brimob.
Desember 2015. tukak peptik belum sesuai
Sampel dalam (peptic ulcer menurut
penelitian ini disease) di Pharmacotherapy
diambil secara Rumah Sakit a
purposive Bhayangkara Pathophysiologic
sampling yang Brimob tahun Approach 6th
memenuhi 2015. Kemudian Edition dengan
kriteria inklusi dianalisa dan diketahui ada
diolah sebanyak 9 resep
menggunakan (45%) yang
program belum tepat obat
komputer SPSS dan sebanyak 11
dengan uji resep (55%) yang
statistik chi belum tepat
squareunivariate dosis.
dan bivariate.

4
2. IMPLIKASI PENELITIAN TERHADAP KEPERAWATAN
Penelitian ini dapat menjadi gambaran bagaimana rasionalitas penggunaan obat yang
dapat memberikan evaluasi agar pelayanan mengenai rasionalitas penggunaan obat tukak
lambung dapat ditingkatkan. Rasionalitas penggunaan obat dapat dilihat melalui aspek
ketepatan yaitu tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien serta tepat dosis.

Ketepatan indikasi pada penggunaan obat tukak peptik dilihat dari ketepatan
memutuskan pemberian obat yang sepenuhnya berdasarkan alasan medis. Penggunaan obat
dikategorikan tepat indikasi apabila obat yang diresepkan sesuai dengan diagnosa dan
indikasi penyakit tukak peptik yang didasarkan pada tanda dan gejala yang ditimbulkan
oleh pasien. Pilihan pengobatan yang paling tepat tergantung pada penyebabnya, dan
keputusan untuk penggunaan obat dilakukan setelah adanya diagnosis yang tepat (Tarigan,
2009). Ketepatan penggunaan obat pada terapi tukak peptik menggunakan standar literatur
Pharmacotheraphy Handbook 2012. Sedangkan tepat pasien adalah ketepatan pemilihan
obat tukak peptik dengan melihat kondisi pasien yang dirawat inap di RSUD Sultan Syarief
Mohamad Alkadrie Pontianak dengan jenis obat yang diperoleh. Kondisi pasien yang
dimaksudkan ini adalah seperti pasien dengan gangguan fungsi hati, gangguan ginjal, dan
pasien dengan riwayat kehamilan. Evaluasi ketepatan pasien pada penggunaan obat tukak
peptik dilakukan dengan membandingkan kontraindikasi obat dengan kondisi pasien pada
data rekam medis yang disesuaikan dengan British National Formulary 73 tahun 2017.
Pengobatan dikatakan tepat dosis apabila dosis pemberian obat tukak peptik sesuai dengan
standar British National Formulary 73 tahun 2017. Ketepatan dosis tersebut dianalisis
menurut frekuensi penggunaan obat, dosis obat yang digunakan dan data laboratorium yang
tercantum pada data rekam medis pasien. Misalnya pada pasien yang mengalami penurunan
fungsi ginjal dan hati maka diperlukan penyesuaian dosis dan frekuensi pemberian obat
(Sanusi, 2011).

5
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, P., (2009). Tukak Gaster. Dalam : Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
Simadibrata, M., Setiati, S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V Jilid 1. Jakarta :
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam

Sanusi, I.A. (2011). Tukak Lambung. In, A.A., Rani, M.S.K., dan Syam, A.F. Buku Ajar
Gastroenterologi. Jakarta: Interna Publishing

6
Majalah Farmaseutik Vol. 15 No. 1: 1-15
ISSN-p : 1410-590x
ISSN-e : 2614-0063

Evaluasi Penggunaan Obat Tukak Peptik pada Pasien


Tukak Peptik di Instalasi Rawat Inap RSUD Sultan Syarif
Mohamad Alkadrie Pontianak

Evaluation of Peptic Ulcer Medication Use in Patients with Peptic Ulcer at


Inpatient Installation RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie

Novi Yana Santika*, Rise Desnita, Muhammad Akib Yuswar


Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak
Corresponding author: Novi Yana Santika : Email: noviyanasantikaa@gmail.com

ABSTRAK
Tukak peptik merupakan gangguan pada saluran gastrointestinal atas yang
disebabkan sekresi asam dan pepsin yang berlebihan oleh mukosa lambung. Penyakit
tukak peptik dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu seperti merokok, makanan yang
cepat saji, minuman beralkohol, NSAID dan Helycobacter pylori. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui distribusi obat yang digunakan dan kerasionalan terapi
penggunaan obat pada pasien tukak peptik. Penelitian ini menggunakan metode
observasional dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang
(cross sectional) yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif,
yaitu dengan melakukan penelusuran catatan pengobatan pasien tukak peptik yang
terdapat dalam rekam medis di Instalasi Rawat Inap RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie
Pontianak periode Januari-Desember 2017. Sampel yang digunakan yaitu sebanyak 34 dari
44 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan hasil penelitian jenis obat yang
digunakan untuk pasien tukak peptik adalah omeprazol sebesar 2,94 %, pantoprazol 73,53
%, lansoprazol 26,47 %, ranitidin 5,89%, antasida 58,82 % dan sukralfat 85,29% hasil
evaluasi rasionalitas diperoleh tepat indikasi 100 %, tepat obat 55,88 %, tepat pasien
97,06%, dan tepat dosis 61,76%. Secara keseluruhan pengobatan yang memenuhi keempat
kriteria pengobatan yang rasional adalah sebesar 78,68 %.

Kata kunci: Tukak peptik, Jenis Obat, Rasionalitas

ABSTRACT
Peptic ulcer is an upper gastrointestinal tract disease caused by hypersecretion of
acids and pepsin of gastric mucosa. Peptic ulcer disease can be caused by several factors
such as smoking, fast food, alcoholic beverages, NSAIDs and Helycobacter pylori. The
purpose of this research was to obtain the distribution of antiulcer and itsrationality on
peptic ulcer inpatients at the RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak. This study
is a descriptive observational study with cross sectional design. Data from medical record
collected retrospectively. This research using medical record peptic ulcer inpatients from
January to December in 2017. The samples used were 34 of 44 patients who met the
inclusion criteria. Based on results, the distribution of anti ulcer were omeprazole (2.94%),
pantoprazole (73.53%), lansoprazole (26.47%), ranitidine 5.89%, 58.82% antacids and
85.29% sucralfat. The result of rationality evaluation on criteriaof appropriate indication
(100%);appropriate drug (55.88%);appropriate patient (97.06%); and appropriate dose

MF Vol 15 No 1, 2019 1
Novi Yana Santika

(61.76%). Overall,the rationality of treatment that meets all four rational treatment
criterias was 78.68%.

Keyword: Peptic ulcer, Types of Drugs and Rationality

PENDAHULUAN pasien yang menderita penyakit ini, akan


Tukak peptik merupakan suatu tetapi penyakit tukak peptik tidak bisa
keadaan terputusnya kontinuitas mukosa dianggap remeh, karena jika dibiarkan
yang meluas di bawah epitel atau kerusakan dapat menyebabkan kekambuhan dan
pada jaringan mukosa, submukosa hingga komplikasi yang lebih parah seperti kanker
lapisan otot dari suatu daerah saluran cerna lambung, perdarahan, bahkan kematian
yang langsung berhubungan dengan cairan (Sanusi, 2011).
lambung asam/pepsin (Sanusi, 2011). Belum banyaknya penelitian tentang
Setiap tahun 4 juta orang menderita ulkus tukak peptik ini mendorong penulis
peptikum di seluruh dunia, sekitar 10%- melakukan penelitian evaluasi penggunaan
20% terjadi komplikasi dan sebanyak 2%- obat tukak peptik yang ditinjau dari aspek
14% didapatkan ulkus peptikum perforasi. tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien dan
Perforasi ulkus peptikum relatif kecil tetapi tepat dosis, dimana pemilihan obat (first
dapat mengancam kehidupan dengan angka line dan second line therapy) disesuaikan
kematian yang bervariasi dari 10% - 40%. dengan Pharmacotheraphy Handbook Ninth
Lebih dari setengah kasus adalah Edition tahun 2012, dan informasi obat
perempuan dan biasanya mengenai usia (indikasi, kontraindikasi, dosis dan
lanjut yang mempunyai lebih banyak risiko frekuensi pemberian) disesuaikan dengan
komorbiditas daripada laki-laki. Penyebab Britis National Formulary 73 tahun 2017.
utama adalah penggunaan Non-Steroidal
Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs), METODOLOGI
steroids, merokok, Helicobacter pylori dan Penelitian ini menggunakan metode
diet tinggi garam (Saverio et al, 2014). observasional dengan rancangan penelitian
Pengobatan tukak peptik ditujukan yang digunakan adalah studi potong lintang
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, (cross sectional) yang bersifat deskriptif.
menghilangkan keluhan, menyembuhkan Pengumpulan data dilakukan secara
tukak, mencegah kekambuhan dan retrospektif, yaitu dengan melakukan
komplikasi (Sanusi, 2011). Pilihan penelusuran catatan pengobatan pasien
pengobatan yang paling tepat untuk tukak peptik yang terdapat dalam rekam
penyakit tukak peptik tergantung pada medis di Instalasi Rawat Inap RSUD Sultan
penyebabnya. Penggunaan obat yang tidak Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak
rasional masih sering dijumpai di pusat periode Januari-Desember 2017. Data yang
kesehatan seperti rumah sakit, klinik dan diperoleh dianalisis secara deskriptif yang
puskesmas. Ketidaktepatan indikasi, obat, mengevaluasi kerasionalan pengobatan
pasien, dan dosis dapat menyebabkan tukak peptik. Terdapat 44 data pasien yang
kegagalan terapi. Berdasarkan studi terdiagnosa penyakit tukak peptik selama
pendahuluan yang sudah dilakukan, pasien bulan Januari-Desember 2017, akan tetapi,
rawat inap yang terdiagnosa tukak peptik di data yang memenuhi kriteria inklusi dan
RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie kota dapat dijadikan sampel hanya 34 pasien.
Pontianak selama tahun 2017 adalah 43 Sementara 10 data pasien tidak digunakan
pasien, dengan angka kejadian sebanyak dalam penelitian ini karena termasuk
0,88% dari total pasien yang dirawat inap kedalam kriteria ekslusi. Adapun yang
selama satu tahun Memang tidak banyak termasuk kedalam kriteria eksklusi yaitu

2 MF Vol 15 No 1, 2019
Evaluasi Penggunaan Obat Tukak Peptik

Tabel I. Distribusi Pasien Tukak Peptik Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Usia di Instalasi
Rawat Inap RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkaddrie Pontianak Tahun 2017
Jenis Kelamin
Usia (Tahun) Jumlah Pasien Persentase
Pria Wanita
5-11 1 - 1 2,94 %
12-16 - - - -
17-25 2 2 4 11,76 %
26-35 1 1 2 5,88 %
36-45 1 4 5 14,71 %
46-55 3 1 4 11,76 %
56-65 4 8 12 35,3 %
>65 2 4 6 17,65 %
Jumlah 14 20 34 100 %
Persentase 41,18 % 58,82 % 100 % 100 %

data rekam medis pasien yang tidak bisa yang menyatakan bahwa penderita tukak
terbaca ataupun hilang. Kriteria Inklusi peptik memang banyak terjadi pada wanita
meliputi data rekam medis pasien rawat (Rizqah, 2015). Menurut Rizqah,
inap yang terdiagnosa tukak peptik tahun karakteristik jenis kelamin sebenarnya
2017, Pasien yang mendapat terapi obat bukan merupakan faktor resiko, akan
tukak peptik yang tercatat pada data rekam tetapi kemungkinan dipengaruhi oleh
medik, dan data rekam medis pasien yang kebiasaan pasien itu sendiri seperti kurang
ditulis lengkap. menjaga pola makan dan stress sehingga
Sampel diambil dengan metode dapat memicu terjadinya tukak
purposive sampling. Purposive sampling (Rizqah,2015).
adalah metode pengambilan sampel yang Pada penelitian ini, penyakit tukak
didasarkan pada suatu pertimbangan atau peptik banyak terjadi pada pasien dengan
batasan-batasan tertentu yang dibuat oleh usia 56-65 tahun, yaitu sebanyak 12 pasien
peneliti sendiri, yang berdasarkan ciri atau (35,3%). Berdasarkan (Tabel I),
sifat-sifat populasi yang sudah diketahui menunjukkan bahwa usia dewasa beresiko
sebelumnya (Nasif, 2008). Teknik purposive terkena tukak peptik dikarenakan adanya
sampling dipilih karena keterbatasan faktor stress yang berhubungan dengan
jumlah rekam medis pasien tukak peptik pekerjaan, makanan yang tidak sehat dan
selama tahun 2017. penggunaan obat golongan NSAID (Sanusi,
2011). Dari data yang diperoleh, penyakit
HASIL DAN PEMBAHASAN tukak peptik pada usia dewasa atau usia
Karakteristik Pasien Tukak Peptik lanjut memang lebih tinggi, namun kita
Distribusi Pasien Tukak Peptik tidak bisa menyimpulkan bahwa usia ini
Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia merupakan faktor resiko terhadap penyakit
Tabel I menunjukkan bahwa tukak peptik karena seperti yang kita
sebagian besar pasien yang memenuhi ketahui bahwa penyebab utama penyakit
kriteria inklusi di RSUD Sultan Syarif tukak peptik adalah infeksi H.pylori dan
Mohamad Alkadrie pontianak periode penggunaan NSAID (Sanusi, 2011).
Januari-Desember 2017 adalah berjenis
kelamin wanita (58,82%) dan berada pada Distribusi Pasien Berdasarkan Tanda
usia 20-81 tahun. Pria sebanyak (41,18%) dan Gejala Penyakit Tukak Peptik
dan berada pada usia 8-75 tahun. Hasil Pasien yang dirawat inap di RSUD
penelitian ini mendukung penelitian Rizqah Sultan Syarif Mohamad Alkadrie pontianak

MF Vol 15 No 1, 2019 5
Novi Yana Santika

Tabel II. Gejala Yang muncul pada Pasien Tukak Peptik (n=34) di Instalasi Rawat Inap
Sultan Sayrif Mohamad Alkadrie Pontianak Periode Januari-Desember 2017
Tanda dan gejala Jumlah pasien Persentase
Mual 26 76,47 %
Muntah 30 88,23 %
Nyeri Perut Dan Ulu Hati 29 85,29 %
BAB berdarah dan Hitam 14 47,60 %
Rasa Terbakar 1 2,94 %

periode Januari-Desember 2017 memiliki 13 pasien dengan 1 penyakit penyerta dan


gejala yang bervariasi. Ada pasien yang 8 pasien dengan lebih dari 1 penyakit
mengalami satu gejala saja dan ada juga penyerta. Persentase penyakit penyerta
pasien yang mengalami lebih dari satu pada pasien tukak peptik dihitung dari
gejala. Dari total 34 pasien, ada 26 pasien jumlah penyakit penyerta dibagi dengan
(76,47 %) yang mengalami mual, 30 pasien total pasien yang terdiagnosa tukak peptik
(88,23 %) mengalami muntah, 29 pasien (34) dikali dengan 100 %. Untuk kasus
(85,29 %) mengalami nyeri perut dan ulu pasien tukak peptik dengan penyakit
hati, 14 pasien (47,60 %) mengalami buang penyerta (Tabel III).
air besar berdarah dan berwarna hitam dan Berdasarkan (Tabel III), Penyakit
1 pasien (2,94 %) yang mengalami rasa penyerta yang paling banyak dialami oleh
terbakar di dada. Hasil penelitian ini sesuai pasien tukak peptik ini adalah melena dan
dengan literatur yang menyebutkan bahwa anemia yaitu sama-sama sebanyak 7 kasus
gangguan umum pada penyakit tukak (20,59 %). Anemia terjadi karena adanya
peptik adalah terjadinya gangguan pada perdarahan pada saluran cerna.
pencernaan antara lain nyeri perut atau Perdarahan merupakan komplikasi tukak
lambung, mual, muntah akibat erosi kecil peptik yang sedikitnya ditemukan pada
diselaput lendir, dan BAB yang berwarna 25% kasus selama perjalanan penyakit.
hitam karena terjadinya lesi atau luka Berdasarkan penelitian Eisner F (2017),
sehingga menyebabkan perdarahan pada komplikasi tersering pada kasus ulkus
saluran cerna atas (Dipiro, 2008). Hasil peptikum yang tercatat selama periode
yang diperoleh (Tabel II). pengamatan adalah perdarahan ulkus
(rata-rata 42 ± 16% per tahun). Melena
Distribusi Pasien Berdasarkan Penyakit adalah pengeluaran feses yang berwarna
Penyerta hitam yang disebabkan oleh adanya
Berdasarkan data rekam medis perdarahan saluran cerna bagian atas. Hal
pasien tukak peptik yang dirawat inap di itu menandakan bahwa pada tukak peptik
RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie sering terjadi perdarahan pada mukosa
Pontianak periode Januari-Desember 2017, lambung yang menyebabkan warna tinja
menunjukkan bahwa dari total 34 pasien menjadi hitam. (Tarigan, 2009)).
yang memenuhi kriteria inklusi, terdapat 21 Oleh karena itu, terapi lain yang
pasien tukak peptik yang disertai dengan sering diberikan pada pasien tukak peptik
penyakit penyerta dan ada 13 pasien tukak adalah dengan pemberian vitamin K/Asam
peptik yang tidak disertai dengan penyakit Traneksamat. Asam traneksamat berperan
penyerta. Penyakit penyerta yang dialami sebagai koagulan atau penggumpalan
oleh pasien tukak peptik ini berbeda-beda, darah, dan vitamin K diperlukan sebagai
ada yang mempunyai satu penyakit produksi faktor pembekuan darah
penyerta, dan ada juga yang mempunyai sekaligus produksi protein yang
lebih dari satu penyakit penyerta. Terdapat dibutuhkan tulang (BNF, 2009). Manajemen

4 MF Vol 15 No 1, 2019
Evaluasi Penggunaan Obat Tukak Peptik

Tabel III. Distribusi Penyakit Penyerta Pasien Tukak Peptik yang di Rawat Inap Di RSUD
Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak Periode Januari-Desember 2017 (n=34)
Penyakit Penyerta Jumlah Kasus Persentase
Anemia 7 20,59 %
Congestive heart failure (CHF) 3 8,82 %
Cardiovaskular disease (CVD) 1 2,94 %
Infeksi Saluran Kemih (ISK) 1 2,94 %
Melena 7 20,59 %
Anoreksia 2 5,88 %
Tuberculosis Paru 1 2,94 %
Penyakit jantung koroner (PJK) 1 2,94 %
Vertigo 2 5,88 %
Dehidrasi 1 2,94 %
Hemorhoid 1 2,94 %
Hipertensi 2 5,88 %
Gastritis Erosif 1 2,94 %
Candidiasis Oral 1 2,94 %
Gastroesophageal reflux disease (GERD) 1 2,94 %
Bronkopneumonial 1 2,94 %
Bronchitis 1 2,94 %
Asma Bronchial 1 2,94 %
Viral Infection 1 2,94 %
Osteoarthritis 1 2,94 %
Acute kidney injury (AKI) 1 2,94 %

tukak peptik dimana pasien mendapatkan mukus, sehingga meiningkatkan daya


terapi dengan NSAID sebaiknya pertahanan dan perbaikan mukosal
menghentikan penggunaan NSAID atau (Setiawati, 2015).
mengganti NSAID dengan penghambat Data penggunaan obat tukak peptik pada
siklooksigensae yang lain karena dapat pasien tukak peptik yang di rawat inap di
memperparah penyakit tukak peptik yang RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie
diderita (Dipiro, 2008). Pontianak periode Januari-Desember 2017
(Tabel IV).
Karakteristik Pengobatan Tukak Peptik Penggunaan obat yang juga banyak
Penggunaan Obat Tukak Peptik digunakan untuk penyakit tukak peptik
Penggunaan obat tukak peptik yang pada penelitian ini yaitu pantoprazol (75,53
paling banyak digunakan pad a pasien %). Pantoprazol merupakan salah satu obat
tukak peptik yang di rawat inap di RSUD yang termasuk kedalam golongan Pompa
Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak Proton Inhibitor, yang dimana mekanisme
adalah Sukralfat (85,29 %). Sukralfat kerja dari golongan ini yaitu memblokir
bekerja melalui pelepasan kutub aluminium kerja enzim K+H+-ATPase yang akan
hidroksida yang berikatan dengan memecah K+H+-ATPase menghasilkan
kutub positif molekul protein membentuk energi yang digunakan untuk
lapisan fisikokemikal pada dasar tukak, mengeluarkan asam HCl dari kanalikuli
yang melindungi tukak dari pengaruh asam serta parietal ke dalam lumen lambung
dan pepsin. Efek lainnya adalah (dipiro, 2012). Obat lainnya yang digunakan
membantu sintesa prostaglandin, dalam pengobatan tukak peptik adalah
menambah sekresi bikarbonat dan Antasida (58,82 %), Ondansetron (52,94

MF Vol 15 No 1, 2019 5
Novi Yana Santika

Tabel IV. Penggunaan Obat Tukak Peptik di Instalasi Rawat Inap RSUD Sultan Syarif
Mohamad Alkadrie Pontianak Periode Januari-Desember 2017
Golongan obat Nama obat Jumlah pasien Persentase
Antagonist Reseptor H2 Ranitidin 2 5,89 %
Proton Pump inhibitor Pantoprazol 25 73,53 %
Proton Pump inhibitor Lansoprazol 9 26,47 %
Proton Pump inhibitor Omeprazol 1 2,94 %
Antiemetik ondansetron 18 52,94 %
Antasida 20 58,82 %
Sukralfat 29 85,29 %

%), Lansoprazol (26,47 %), Ranitidin (5,89 pengobatan tanpa mendapat keefektifan
%), Omeprazol (2,94 %). yang maksimal dari pengobatan tersebut
(Dipiro, 2008).
Penggunaan Obat Tukak Peptik Tunggal Penyakit tukak peptik pada
dan Kombinasi umumnya memang sering terjadi pada
Penggunaan obat tukak peptik di pasien dengan usia lanjut, dengan
RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie menggunakan terapi kombinasi, tingkat
Pontianak periode Januari-Desember 2017 penyembuhan tukak peptik pada manula
meliputi penggunaan obat tunggal dan dapat mencapai 80-90 %. Manfaat terapi
kombinasi. Pasien tukak peptik ada yang kombinasi pada pasien tukak peptik
mendapatkan satu jenis obat tukak peptik geriatrik adalah dapat meminimalisir
dan ada juga yang medapatkan lebih dari terjadinya komplikasi tukak, selain itu juga
satu obat tukak peptik. Menurut data yang bagus untuk pengobatan tukak peptik yang
diperoleh, penggunaan obat tunggal yang disebabkan karena mengkonsumsi obat-
diresepkan pada penyakit tukak peptik obat dari golongan NSAID (Astuti, 2012).
hanya terdapat pada 3 pasien, dengan obat Golongan dari obat tersebut dapat
yang digunakan yaitu golongan Proton memperparah tukak peptik karena dapat
Pump Inhibitor. Data penggunaan obat mengiritasi lambung bahkan menyebabkan
tukak peptik (Tabel V). perforasi pada tukak peptik (Astuti, 2012).
Penggunaan obat tukak peptik
kombinasi yang paling banyak digunakan Evaluasi Ketepatan Penggunaan Obat
adalah Proton Pump Inhibitor + Sukralfat + Tukak Peptik
Antasida yaitu sebanyak 16 kasus (47,06 Tepat Indikasi
%). Hal ini sesuai dengan literatur yang Ketepatan indikasi pada penggunaan
menyebutkan bahwa terapi dengan obat tukak peptik dilihat dari ketepatan
kombinasi PPI lebih efektif dan cepat memutuskan pemberian obat yang
penyembuhannya dibandingkan dengan sepenuhnya berdasarkan alasan medis.
penggunaan H2RA (Dipiro, 2008). Beberapa macam obat tukak peptik, yaitu
Kemudian Proton Pump Inhibitor + Antasida, Proton Pump Inhibitor
Sukralfat sebanyak 11 kasus (32,35 %) dan (Esomeprazol, Lansoprazol, Omeprazol,
diikuti Proton Pump Inhibitor + Antasida Pantoprazol, Rabeprazol), Antagonis
sebanyak 2 kasus (5,88 %). Penggunaan Reseptor H2 Histamin (Simetidin,
terapi bersamaan, seperti golongan Famotidin, Nizatidin, Ranitidin), Sukralfat,
Antagonist Reseptor H2 + Sukralfat dan Analog Prostaglandin (Misoprostol).
Atau Antagonist Reseptor H2 + Proton Hasil analisis data dari kategori tepat
Pump Inhibitor tidak direkomendasikan, indikasi pada pasien tukak peptik yang
karena dapat menambah biaya dirawat inap di RSUD Sultan Syarif

6 MF Vol 15 No 1, 2019
Evaluasi Penggunaan Obat Tukak Peptik

Tabel V. Penggunaan Obat Tukak Peptik Tunggal dan Kombinasi di Instalasi Rawat Inap
RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak Periode Januari-Desember 2017
Nama obat Jumlah Persentase
Proton Pump Inhibitor 3 8,82 %
Proton Pump Inhibitor + Sukralfat 11 32,35 %
Antagonist Reseptor H2 + Antasida+ Sukralfat 1 2,94 %
Proton Pump Inhibitor + Sukralfat + Antasida 16 47,06 %
Proton Pump Inhibitor + Antagonist Reseptor H2 + Antasida 1 2,94 %
Proton Pump Inhibitor 2 + Antasida 2 5,88 %

Mohamad Alkadrie Pontianak periode tidak tepat obat adalah pasien yang
Januari-Desember 2017 yaitu sebesar 100 menerima pengobatan dengan NSAID tapi
%. (Tabel VI) yang sesuai dengan literatur tidak menurunkan dosis NSAID-nya.
British National Formulary 73 tahun 2017. Berdasarkan Pharmacotheraphy A
Penggunaan obat dikategorikan tepat Pathopshyologic Approach 7th Edition Tahun
indikasi apabila obat yang diresepkan 2008 Terapi kombinasi antara H2RA dan
sesuai dengan diagnosa dan indikasi sucralfate atau H2RA dan PPI tidak
penyakit tukak peptik yang didasarkan disarankan karena dapat menambah biaya
pada tanda dan gejala yang ditimbulkan pengobatan tanpa meningkatkan
oleh pasien. khasiatnya. Terapi perawatan dengan PPI
atau H2RA direkomendasikan untuk pasien
Tepat Obat berisiko tinggi dengan komplikasi ulkus,
Pilihan pengobatan yang paling tepat pasien yang gagal eradikasi, dan pasien
tergantung pada penyebabnya, dan dengan H.pylori-negatif (Dipiro,2012).
keputusan untuk penggunaan obat
dilakukan setelah adanya diagnosis yang Tepat Pasien
tepat (Truter, 2009). Ketepatan Tepat pasien adalah ketepatan
penggunaan obat pada terapi tukak peptik pemilihan obat tukak peptik dengan
menggunakan standar literatur melihat kondisi pasien yang dirawat inap di
Pharmacotheraphy Handbook 2012. Dari RSUD Sultan Syarief Mohamad Alkadrie
analisis data yang diperoleh, ketepatan obat Pontianak dengan jenis obat yang
pada terapi tukak peptik di Instalasi rawat diperoleh. Kondisi pasien yang
inap RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie dimaksudkan ini adalah seperti pasien
Pontianak periode Januari-Desember 2017 dengan gangguan fungsi hati, gangguan
adalah 55,88 % dan terdapat ginjal, dan pasien dengan riwayat
ketidaktepatan obat sebesar 44,12 %, hal kehamilan. Evaluasi ketepatan pasien pada
itu karena adanya penggunaan obat penggunaan obat tukak peptik dilakukan
golongan NSAID yaitu Analsik, Ketorolac, dengan membandingkan kontraindikasi
Dotramol, Parasetamol, OA Forte yang obat dengan kondisi pasien pada data
dapat mengiritasi lambung. Penggunaan rekam medis yang disesuaikan dengan
obat golongan NSAID dapat memperparah British National Formulary 73 tahun 2017.
gejala pada tukak peptik (Dipiro, 2012). Tabel VIII menunjukkan hasil ketepatan
Tabel VII, hanya 19 pasien yang pasien mencapai 97,06 % (33 pasien) dan
pengobatannya itu sesuai dengan ketidaktepatan pasien sebesar 2,94 % (1
Pharmacotherapy Handbook Ninth Edition pasien). Ketidaktepatan pasien pada
tahun 2012. Pasien yang dinyatakan tepat peneitian ini dikarenakan penggunaan
obat ini adalah pasien yang tidak menerima sukralfat oleh pasien dengan penyakit
pengobatan dengan NSAID dan Pasien yang penyerta Acute Kidney Injury (AKI) atau

MF Vol 15 No 1, 2019 7
Novi Yana Santika

Tabel VI. Evaluasi Tepat Indikasi pada Pasien Tukak Peptik di Instalasi Rawat Inap
RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak Periode Januari-Desember 2017
Tidak Tepat
Terapi Tukak Peptik Tepat Indikasi
Indikasi
sucralfat + pantoprazol + Antasida √
Pantoprazol + sukralfat √

Sucralfat + Pantoprazol + Antasida √
Ranitidin +Ulsidex (sukralfat) + Antasida √
Ulsidex (sukralfat) + Lansoprazol + Antasida √
Pantoprazol + sukralfat + Antasida √
pantoprazol √
Pantoprazol + Antasida + sukralfat √
Omeprazol + sukralfat √
Pantoprazol + Sukralfat + Antasida √
Pantoprazol + Sukralfat + Antasida √
Pantoprazol + Sukralfat + Antasida √
Pantoprazol + sukralfat √
Pantoprazol + Antasida √
Lansoprazol + Ulsidex (sukralfat) +Antasida √
Lansoprazol + sukralfat √
Pantoprazol + Ranitidin + Antasida √
Pantoprazol + Sukralfat + Antasida √
Pantoprazol + sukralfat √
Pantoprazol √
Pantoprazol √
Pantoprazol+Sukralfat+Lansoprazol+Antasida √
Pantoprazol + Sukralfat + Antasida √
Pantoprazol + Sukralfat √
Pantoprazol +antasida √
Lansoprazol +Antasida + Sukralfat
Pantoprazol + sukralfat + Antasida √
Pantoprazol + sukralfat + Antasida √
Lansoprazol + Sukralfat + Antasida √
Lansoprazol + Sukralfat √
Pantoprazol + Sukralfat √
Lansoprazol + Sukralfat √
Lansoprazol + Sukralfat √
Total 34
Persentasi 100%

pasien dengan gangguan ginjal. Kandungan Penggunaan obat dikategorikan tepat


aluminium dalam sukralfat dapat pasien apabila obat yang diresepkan
terabsorbsi dan dapat terakumulasi tidak menimbulkan kontraindikasi pada
didalam ginjal, sehingga dapat kondisi pasien selama pasien dirawat
menyebabkan toksik. Sukralfat perlu inap di RSUD Sultan Syarif Mohamad
dihindari penggunaannya pada pasien Alkadrie Pontianak periode Januari-
gangguan ginjal (Subramanian, 2009). Desember 2017.

8 MF Vol 15 No 1, 2019
Evaluasi Penggunaan Obat Tukak Peptik

Tabel VII. Tepat Obat pada Pasien Tukak Peptik di Intalasi Rawat Inap RSUD Sultan
Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak Periode Januari-Desember 2017
Terapi Tepat Tidak Tepat
Terapi Tukak Peptik
Dengan NSAID Obat Obat
Sukralfat + Pantoprazol+ Antasida √
Pantoprazol + Sukralfat √
Pantoprazol + Sukralfat Analsik √ (*)
Pantoprazol+ Sukralfat+ Antasida Analsik √ (*)
Ranitidin + Sukralfat + Antasida √
Antasida + Sukralfat+ Lansoprazol √
Pantoprazol + Sukralfat + Antasida √
Pantoprazol Parasetamol √ (*)
Pantoprazol + Antasida + Sukralfat √
Omeprazol + Sukralfat √
Pantoprazol + Antasida + Sukralfat Parasetamol √ (*)
Pantoprazol + Sukralfat + Antasida √
Pantoprazol + Sukralfat + Antasida √
Pantoprazol + Sukralfat √
Pantoprazol + Antasida √
Lansoprazol + Sukralfat + Antasida √
Lansoprazol + Sukralfat √
Pantoprazol + Ranitidin parasetamol √ (*)
Pantoprazol + Sukralfat + Antasida Analsik √ (*)
Pantoprazol + Sukralfat √
Pantoprazol Analsik √ (*)
Pantoprazol Parasetamol + √ (*)
meloxicam
Pantoprazol + Sukralfat + Antasida+ √
Lansoprazol
Pantoprazol + Sukralfat + Antasida √
Pantoprazol + Sukralfat √
Pantoprazol + Antasida Parasetamol √ (*)
Lansoprazol + Antasida + Sukralfat Ketorolac + OA √ (*)
Forte
Pantoprazol + Antasida + Sukralfat √
Pantoprazol + Sukralfat + Antasida Parasetamol + √ (*)
OA Forte +
Celebrex
Lansoprazol + Sukralfat + Antasida Dotramol √ (*)
Lansoprazol + Sukralfat Parasetamol √ (*)
Pantoprazol + Sukralfat Dotramol √ (*)
Lansoprazol + Sukralfat Parasetamol √ (*)
Lansoprazol + Sukralfat √
Total 15 19 15
Persentase 44,12 % 55,88 % 44,12 %
Keterangan : (*) = Pemakaian obat golongan NSAID tanpa menurunkan dosisnya

MF Vol 15 No 1, 2019 9
Novi Yana Santika

Tabel VIIIa. Tepat Pasien pada Pasien Tukak Peptik di Intalasi Rawat Inap RSUD Sultan
Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak Periode Januari-Desember 2017
Tidak
Penyakit Tepat
Nama Obat Diagnosa Tepat
Penyerta Pasien
Pasien
Sukralfat, Pantoprazol, Tukak Peptik - √
Antasida
Pantoprazol, Sukralfat Hematemesis CHF, AKI √
Melena Ec Ulkus
Peptikum
Pantoprazol, Sukralfat Tukak Peptik - √
Sukralfat, Pantoprazol, Tukak Peptik CVD √
Antasida
Ranitidin, Antasida, Tukak Peptik ISK √
Sukralfat
Lansoprazol, Antasida, Tukak Peptik Anemia Dan √
Sukralfat Melena
Sukralfat, Pantoprazol, Dispepsia Like Anoreksia Dan √
Antasida Ulcer CHF
Pantoprazol TBC Paru Ulkus Peptikum, √
Melena Dan
Anemia
Sukralfat, Pantoprazol, Dispepsia Like PJK √
Antasida Ulcer
Omeprazol, Sukralfat Tukak Peptik - √
Sukralfat, Pantoprazol, Tukak Peptik - √
Antasida
Pantoprazol, Sukralfat, Vertigo Tukak Peptik √
Antasida
Pantoprazol, Sukralfat, Dispepsia Like Dehidrasi Dan √
Antasida Ulcer Suspec Hemorhoid
Gastritis Erosif Grade2
Pantoprazol, Sukralfat Tukak Peptik Melena √
Pantoprazol, Antasida Tukak Peptik CHF, Hipertensi √
Grade 2, Vertigo
Lansoprazol, Sukralfat, Tukak Peptik - √
Antasida
Lansoprazol, Sukralfat Hematemesis Gastritis Erosif, √
Melena Ec Ulkus Hipertensi,
Peptikum Candidiasis Oral
Pantoprazol, Antasida, Tukak Peptik GERD √
Ranitidin
Pantoprazol, Sukralfat, Bronkopneumon Tukak Peptik √
Antasida ia Dan Malnutrisi
Pantoprazol, Sukralfat Tukak peptik Melena √
Pantoprazol Tukak Peptik Bronchitis √

10 MF Vol 15 No 1, 2019
Evaluasi Penggunaan Obat Tukak Peptik

Tabel VIIIb. Tepat Pasien pada Pasien Tukak Peptik di Intalasi Rawat Inap RSUD Sultan
Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak Periode Januari-Desember 2017
Tidak
Penyakit Tepat
Nama Obat Diagnosa Tepat
Penyerta Pasien
Pasien
Pantoprazol Tukak Peptik - √
Pantoprazol,Antasida, Tukak Peptik - √
Sukralfat, Lansoprazol
Pantoprazol, Sukralfat, Tukak Peptik - √
Antasida
Pantoprazol, Sukralfat Asma Bronkial Tukak Peptik √
Pantoprazol, Antasida Tukak Peptik Viral Infection √
Lansoprazol, Antasida, Tukak Peptik Osteoarthritis √
Sukralfat
Pantoprazol, Sukralfat, Hematemesis Anemia √
Antasida Melena Ec Ulkus
Peptikum
Pantoprazol, Sukralfat, Tukak Peptik Osteoarthritis, √
Antasida Anemia,
Anoreksia
Lansoprazol, Sukralfat, Tukak Peptik Anemia √
Antasida
Lansoprazol, Sukralfat Melena Ec Tukak Anemia √
Peptik
Pantoprazol, Sukralfat Tukak Peptik - √
Lansoprazol, Sukralfat Melena Ec Ulkus Anemia √
Peptikum
Lansoprazol, Sukralfat Melena Ec Ulkus Anemia √
Peptikum
Total 33 1
Persentase 97,06 % 2,94 %

Tepat Dosis Pontianak periode Januari-Desember 2017


Pengobatan dikatakan tepat dosis adalah sebesar 61,76 % (21 pasien).
apabila dosis pemberian obat tukak peptik Dari data yang diperoleh (Tabel IX)
sesuai dengan standar British National terdapat 21 pasien (67,76 %) dengan
Formulary 73 tahun 2017. Ketepatan dosis pemberian obat tukak peptik yang tepat
tersebut dianalisis menurut frekuensi dosis dan ditemukan 13 pasien (38,24%)
penggunaan obat, dosis obat yang pemberian obat tukak peptik yang tidak
digunakan dan data laboratorium yang tepat dosis. Ketidaktepatan dosis pada
tercantum pada data rekam medis pasien. pengobatan tukak peptik ini dikarenakan
Misalnya pada pasien yang mengalami adanya pemberian dosis yang kurang
penurunan fungsi ginjal dan hati maka dan pemberiaan dosis berlebih. Pemberian
diperlukan penyesuaian dosis dan dosis yang berlebih terjadi sebanyak 11 kali
frekuensi pemberian obat (Dowling, 2008). dan pemberian dosis yang kurang terjadi
Ketepatan dosis di instalasi rawat inap sebanyak 3 kali. Dikatakan dosis kurang
RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie ataupun dosis rendah adalah apabila dosis

MF Vol 15 No 1, 2019 11
Novi Yana Santika

Tabel IXa. Evaluasi Tepat Dosis pada Pasien Tukak Peptik di Intalasi Rawat Inap RSUD
Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak Periode Januari-Desember 2017
Dosis Dosis BNF &
Ketepatan
Nama Obat Pemakaian DIH Keterangan
1x 1 Hari 1x 1 Hari TD TTD
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai
Pantoprazol po 40 mg 40 mg 40 mg 40 mg Dosis sesuai √
Antasida po 400 1,2 g 400 1,2 g Dosis sesuai
mg mg
Pantoprazol iv 40 mg 80 mg 40 mg 40 mg Dosis lebih √
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai
Pantoprazol iv 40 mg 40 mg 40 mg 40 mg Dosis sesuai √
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai
Pantoprazol po 40 mg 40 mg 40 mg 40 mg Dosis sesuai
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai √
Antasida po 400 1,2 g 400 1,2 g Dosis sesuai
mg mg
Ranitidin iv 50 mg 100 mg 50 mg 50 mg Dosis lebih
Antasida po 400 1,2 g 400 1,2 g Dosis sesuai √
mg mg
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai
Antasida po 400 1,2 g 400 1,2 g Dosis sesuai
mg mg √
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai
Lansoprazol iv 30 mg 60 mg 30 mg 30 mg Dosis lebih
Pantoprazol iv 40 mg 80 mg 40 mg 40 mg Dosis lebih
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai √
Antasida po 400 1,2 g 400 1,2 g Dosis sesuai
mg mg
Pantoprazol po 40 mg 40 mg 40 mg 40 mg Dosis sesuai √
Pantoprazol iv 40 mg 40 mg 40 mg 40 mg Dosis sesuai
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai √
Antasida po 400 1,2 g 400 1,2 g Dosis sesuai
mg mg
Omeprazol iv 25 mg 50 mg 40 mg 40 mg Dosis lebih √
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai
Pantoprazol po 40 mg 40 mg 40 mg 40 mg Dosis sesuai
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai √
Antasida po 400 1,2 g 400 1,2 g Dosis sesuai
mg mg
Pantoprazol po 40 mg 40 mg 40 mg 40 mg Dosis sesuai
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai √
Antasida po 400 1,2 g 400 1,2 g Dosis sesuai
mg mg

12 MF Vol 15 No 1, 2019
Evaluasi Penggunaan Obat Tukak Peptik

Tabel IXb. Evaluasi Tepat Dosis pada Pasien Tukak Peptik di Intalasi Rawat Inap RSUD
Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak Periode Januari-Desember 2017
Dosis Dosis BNF &
Ketepatan
Nama Obat Pemakaian DIH Keterangan
1x 1 Hari 1x 1 Hari TD TTD
Pantoprazol iv 40 mg 80 mg 40 mg 40 mg Dosis lebih
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai √
Antasida po 400 1,2 g 400 1,2 g Dosis sesuai
mg mg
Pantoprazol po 40 mg 40 mg 40 mg 40 mg Dosis sesuai √
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai
Pantoprazol iv 40 mg 40 mg 40 mg 40 mg Dosis sesuai √

Antasida po 400 1,2 g 400 1,2 g Dosis sesuai


mg mg
Lansoprazol po 30 mg 60 mg 30 mg 30 mg Dosis lebih
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai √

Antasida po 400 1,2 g 400 1,2 g Dosis sesuai


mg mg
Lansoprazol iv 40 mg 80 mg 30 mg 30 mg Dosis lebih √
Sukralfat po 500 1,5 g 1g 4-8 g Dosis
mg kurang
Pantoprazol iv 40 mg 40 mg 40 mg 40 mg Dosis sesuai √
Antasida po 400 1,2 g 400 1,2 g Dosis sesuai
mg mg
Ranitidin iv 10 mg 20 mg 50 mg 50 mg Dosis
kurang
Pantoprazol iv 40 mg 40 mg 40 mg 40 mg Dosis sesuai
Antasida po 400 1,2 g 400 1,2 g Dosis sesuai √
mg mg
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai
Pantoprazol iv 40 mg 40 mg 40 mg 40 mg Dosis sesuai √
Sukralfat po 3g 9g 1g 4-8 g Dosis lebih
Pantoprazol iv 40 mg 40 mg 40 mg 40 mg Dosis sesuai √
Pantoprazol po 40 mg 80 mg 40 mg 40 mg Dosis lebih √
Pantoprazol iv 40 mg 40 mg 40 mg 40 mg Dosis sesuai
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai √
Antasida 400 1,2 g 400 1,2 g Dosis sesuai
mg mg
Pantoprazol iv 40 mg 40 mg 40 mg 40 mg Dosis sesuai
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai √
Antasida po 400 1,2 g 400 1,2 g Dosis sesuai
mg mg
Pantoprazol iv 40 mg 40 mg 40 mg 40 mg Dosis sesuai √
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai

MF Vol 15 No 1, 2019 13
Novi Yana Santika

Tabel IXc. Evaluasi Tepat Dosis pada Pasien Tukak Peptik di Intalasi Rawat Inap RSUD
Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak Periode Januari-Desember 2017
Dosis Dosis BNF &
Ketepatan
Nama Obat Pemakaian DIH Keterangan
1x 1 Hari 1x 1 Hari TD TTD
Pantoprazol iv 40 mg 40 mg 40 mg 40 mg Dosis sesuai √
Antasida po 400 1,2 g 400 1,2 g Dosis sesuai
mg mg
Lansoprazol iv 30 mg 30 mg 30 mg 30mg Dosis sesuai
Antasida po 400 1,2 g 400 1,2 g Dosis sesuai √
mg mg
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai
Pantoprazol iv 40 mg 40 mg 40 mg 40 mg Dosis sesuai
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai √
Antasida po 400 1,2 g 400 1,2 g Dosis sesuai
mg mg
Pantoprazol po 40 mg 40 mg 40 mg 40 mg Dosis sesuai
Sukralfat po 1g 3g 1g 4-8 g Dosis √
kurang
Antasida po 400 1,2 g 400 1,2 g Dosis sesuai
mg mg
Lansoprazol iv 30 mg 30 mg 30 mg 30 mg Dosis sesuai
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai √

Antasida po 400 1,2 g 400 1,2 g Dosis sesuai


mg mg
Lansoprazol iv 30 mg 30 mg 30 mg 30 mg Dosis sesuai
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai
Pantoprazol iv 40 mg 40 mg 40 mg 40 mg Dosis sesuai √
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai
Lansoprazol iv 30 mg 60 mg 30 mg 30 mg Dosis lebih √
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai
Lansoprazol iv 30 mg 30 mg 30 mg 30 mg Dosis sesuai √
Sukralfat po 1,5 g 4,5 g 1g 4-8 g Dosis sesuai
Jumlah 21 13
Presentase 61,76 38,24
% %

yang diterima pasien berada dibawah KESIMPULAN


rentang dosis terapi yang seharusnya Penggunaan obat pada pasien tukak
diterima oleh pasien, dosis yang rendah peptik di Instalasi Rawat Inap RSUD Sultan
dapat menyebabkan kadar obat dalam Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak
darah berada dibawah kisaran terapi periode Januari-Desember 2017 yaitu
sehingga tidak bisa memberikan respon Omeprazol Sebesar 2,94 %, Pantoprazol
yang diharapkan, sebaliknya dosis yang 73,53 %, Lansoprazol 26,47 %, Ranitidin
terlalu tinggi dapat menyebabkan kadar 5,89%, Antasida 58,82 % Dan Sukralfat
obat didalam darah meningkat sehingga 85,29%. Kerasionalan terapi pada pasien
dapat menyebabkan toksisitas. tukak peptik di Instalasi Rawat Inap RSUD

14 MF Vol 15 No 1, 2019
Evaluasi Penggunaan Obat Tukak Peptik

Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak Complications after the Introduction


periode Januari-Desember 2017 diperoleh of Proton Pump Inhibitors into Clinical
hasil tepat indikasi 100 %, tepat obat 55,88 Routine: 20-Year Experience: Visceral
%, tepat pasien 97,06%, dan tepat dosis Medicine. (33:221–226).
61,76%. Nasif, H., Dahlan, R., Lingga, L.I. (2008).
Jurnal Profil dan Optimalisasi
UCAPAN TERIMA KASIH Penggunaan Kombinasi Anti Tukak
Penulis berterima kasih kepada Dengan Antasida Pada Pasien Tukak
semua staf rekam medik di Rumah Sakit Peptik Di Ruang Rawat Inap SMF
Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak Penyakit Dalam RSAM Bukit Tinggi.
yang telah bersedia menjadi tempat Online
pengambilan data, serta Pembimbing di (http://www.ffarmasi.unand.ac.id/p
Universitas Tanjung Pura ub/jurnalhansen diakses 16 Juni
2016).
DAFTAR PUSTAKA Rizqah., Nur’aini., dan noviyanto, F. (2016).
Astuti, D.W., (2012). Pola Penggunaan Obat Evaluasi Penggunaan Obat Tukak
Tukak Peptik (Peptic ulcer Disease) Peptik (peptic Ulcer Desease) di
Pada Pasien Geriatrik Di Instalasi Rumah Sakit Bhayangkara Brimob
Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Tahun 2015. Tanggerang: Sekolah
Tahun 2006-2010. [SKRIPSI]. Tinggi Muhammadiyah Tanggerang;
Surakarta: Fakultas Matematika dan Vol III: No.2
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanusi, I.A. (2011). Tukak Lambung. In, A.A.,
Sebelas Maret. Rani, M.S.K., dan Syam, A.F. Buku Ajar
BNF. (2009). British National Formulary, Gastroenterologi. Jakarta: Interna
Edisi 57. England: British Medical Publishing.
Association Royal Pharmacetical of Saverio, dkk. (2014). Diagnosis and
Great Britain. treatment of perforated or bleeding
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, peptic ulcer: 2013 WSES position
G.R., Wells, B,G., dan Posey, L.M. paper: World Journal of Emergency
(2008). Pharmacotherapy A Surgery.
Phatophysiologic Approach, Seventh Setiawati, S., Alwi, S., Sudoyo, A.W.,
Edition: Me Graw-Hill Companies Simadibrata, M.K., Setiyohadi, B., dan
United State. Syam, A.F. (2015). Buku Ajar Ilmu
Dipiro, J.T., Wells, B.G., Schwinghammer, Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI.
T.L., dan Dipiro, C.V. (2012). Jakarta: Interna Publishing.
Pharmacotherapy Handbook Ninth Subramanian, A. (2009). Drugs Facts and
Edition. Inggris: McGraw-Hill Comparisons. (S.L Schweain, Ed):
Education Companies. Wolters Kluwer Health. Vancouver.
Dowling, T.C. (2008). Quantification of Renal Tarigan, P., (2009). Tukak Gaster. Dalam :
Function, Editor: Dipiro, J.T., Talbert, Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
J.T., Yee, G.C,, Matzke, G.R., Wells, B, Simadibrata, M., Setiati, S. Buku Ajar
Posey, L.M. Pharmacotherapy A Ilmu Penyakit Dalam Edisi V Jilid 1.
Pathophysiologic Approach, Seven Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu
Edition. USA: Mc Graw Hill Penyakit Dalam.
Companies. Truter, I. (2009). Peptic Ulcer Disease: SA
Eisner, F., dkk. (2017). Gastric Ulcer Pharmaceutical journal.

MF Vol 15 No 1, 2019 15
Rizqah, Nur’aini, Fajrin Noviyanto 2016

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT TUKAK PEPTIK PADA PASIEN TUKAK PEPTIK


(Peptic Ulcer Disease) DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB TAHUN 2015

EVALUATION OF PEPTIC ULCER MEDICATION USE IN PATIENTS WITH PEPTIC ULCER


(Peptic Ulcer Disease) AT BHAYANGKARA BRIMOB HOSPITALS AT 2015

Rizqah1*, Nur’aini2, Fajrin Noviyanto3


1,2,3
Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang
*Corresponding Author E-mail: rizqah.sufyan@gmail.com

ABSTRACT
Peptic ulcer is a disease caused by disorders of the upper gastrointestinal tract caused by acid and
pepsin secretion by the gastric mucosa excessive. Based on research in the United States,
approximately 500.000 people each year suffer from peptic ulcer and 70% of those aged 25-64 years.
Cigarettes, alcohol, NSAIDs and H.pylori are several factors that can cause ulcer disease. The
purpose of this research is to describe and rationality therapeutic use of the drug with peptic ulcer in
Hospital Bhayangkara Brimob 2015. This research is non experimental, retrospectively, that is by
doing a search in the medical record of the patient’s medical record data peptic ulcers in Hospital
Bhayangkara Brimob 2015. Based on research that has been done shows as much as 9 recipe (45%)
improper prescription drugs and as many as 11 recipe (55%) is not appropriate dose.
Keywords : Bhayangkara Brimob Hospitals, Peptic Ulcers, Rational Therapy

ABSTRAK
Tukak peptik merupakan penyakit akibat gangguan pada saluran gastrointestinal atas yang
disebabkan sekresi asam dan pepsin yang berlebihan oleh mukosa lambung. Berdasarkan penelitian
di Amerika, kira-kira 500.000 orang tiap tahunnya menderita tukak peptik dan 70% diantaranya
berusia 25-64 tahun. Rokok, minuman beralkohol, NSAID dan H.pylori merupakan beberapa faktor
yang dapat menyebabkan penyakit tukak. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui
gambaran dan kerasionalan terapi penggunaan obat pada pasien tukak peptik di Rumah Sakit
Bhayangkara Brimob tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat non
eksperimental, dilakukan secara retrospektif, yaitu dengan melakukan penelusuran catatan
pengobatan dalam data rekam medis dan resep pasien tukak peptik di RS Bhayangkara Brimob
tahun 2015. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebanyak 9 resep (45%)
yang belum tepat obat dan sebanyak 11 resep (55%) yang belum tepat dosis.
Kata Kunci : Kerasionalan Terapi, RS Bhayangkara Brimob, Tukak Peptik

Farmagazine Vol. III No. 2 Agustus 2016 33


Rizqah, Nur’aini, Fajrin Noviyanto 2016

PENDAHULUAN Klaten Tahun 2014 diperoleh kerasionalan


terapi pada pasien tukak peptik berdasarkan
Lambung sebagai salah satu organ yang tepat indikasi 100%, tepat obat 88%, tepat
penting pada tubuh manusia. Lambung pasien 76% dan tepat dosis 4% sehingga
berfungsi untuk mencerna makanan dengan dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian
bantuan asam lambung (HCl) dan pepsin tersebut tidak rasional.
(Guyton dan Hall, 2007).Suatu lambung yang
sehat terdapat keseimbangan antara faktor Karena pentingnya lambung bagi proses
pelindung mukosa (Cytoprotective Factor) dan pencernaan pada manusia sehingga perlu
faktor yang dapat merusak integritas mukosa dijaga kesehatannya, maka perlunya evaluasi
lambung (Cytodestructive Factor). penggunaan obat tukak peptik pada pasien
tukak peptik ditinjau dari aspek tepat obat,
Kasus di masyarakat yang berkaitan tepat indikasi, tepat dosis dan tepat pasien
dengan kerusakan integritas mukosa lambung agar terapi pengobatan yang dilakukan
seperti dalam kasus gastritis dan tukak peptik, rasional sehingga mendapatkan keberhasilan
sebagai efek samping penggunaan Non dalam pengobatan dan mengurangi tingkat
Steroid Anti Inflammatory Drug (NSAID), yang kekambuhan penyakit serta efek samping yang
ditandai dengan gejala perut terasa perih, tidak diinginkan.
mual, muntah memiliki prevalensi yang cukup
tinggi (Tarigan, 2001). Gastritis dan tukak
lambung merupakan suatu akibat adanya METODE PENELITIAN
proses inflamasi pada lapisan mukosa
Alat
lambung (Valle, 2001).
Penelitian ini menggunakan alat berupa
Berdasarkan penelitian di Amerika, kira-
lembar observasi yang berisi nama pasien,
kira 500.000 orang tiap tahunnya menderita
jenis kelamin, usia, obat dan dosis yang
tukak lambung dan 70% diantaranya berusia
digunakan pada resep pasien tukak peptik dan
25-64 tahun. Sebanyak 48% penderita tukak
pola penggunaan obat yang berdasarkan tepat
lambung disebabkan karena infeksi H.pylori
obat, tepat dosis, tepat diagnosa, tepat indikasi
dan 24% karena penggunaan obat NSAID
dan tepat pasien.
(Shanti, 2008).
Bahan
Buruknya perhatian terhadap sanitasi
mengakibatkan bakteri H.pylori yang menjadi Bahan yang digunakan dalam penelitian
penyebab utama penyakit tukak peptik mudah ini berupa catatan rekam medis pasien tukak
berkembang. Jika tidak menjadi perhatian peptik yang berisi nama pasien, usia, berat
serius, penyakit tersebut bisa berkembang badan, nomor rekam medis disertai dengan
menjadi kanker lambung. Para peneliti di hasil pemeriksaan awal dan diagnosa
Inggris telah menemukan usia di atas 45 tahun penyakit, catatan resep obat-obatan yang
bagi yang menderita tukak peptik ini rentan berisi nama pasien, usia, berat badan, lama
terkena kanker lambung. Tanda dan gejala pengobatan, jenis obat, dosis yang diberikan
seperti pendarahan di dubur, kehilangan berat oleh dokter kepada apoteker untuk
badan, menderita anemia, sakit kuning, pengobatan pasien tukak peptik tersebut serta
berlatar belakang keluarga penderita kanker buku-buku pedoman dalam terapi pengobatan
lambung, pernah menderita tukak lambung tukak peptik seperti Pharmacotherapy a
dan anoreksia patut diwaspadai (Adi, 2003). Pathophysiologic Approach 6th Edition dan
Drug Information Handbook.
Berdasarkan hasil penelitian oleh Nur
Alfiawati yang berjudul Evaluasi Penggunaan
Obat Pada Pasien Tukak Peptik di Instalasi
Rawat Inap RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro
Farmagazine Vol. III No. 2 Agustus 2016 34
Rizqah, Nur’aini, Fajrin Noviyanto 2016

Metode distribusi frekuensi. Pengambilan


kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil
Penelitian ini menggunakan metode
analisa data.
penelitian deskriptif analitik menggunakan data
retrospektif pasien yang terdiagnosa tukak
peptik usia 26-65 tahun di Rumah Sakit HASIL DAN PEMBAHASAN
Bhayangkara Brimob tahun 2015.
Berdasarkan hasil penelitian dari
1. Populasi dan Sampel Penelitian keseluruhan data yang telah diperoleh terdapat
20 pasien yang termasuk kriteria inklusi dari 35
Populasi dalam penelitian ini adalah
pasien yang menderita tukak peptik. Pasien
seluruh pasien yang terdiagnosa tukak
yang termasuk kriteria eksklusi ada sebanyak
peptik di Rumah Sakit Bhayangkara Brimob
15 pasien, hal ini terjadi karena data yang
pada periode Januari sampai dengan
diperoleh tidak lengkap dan resep yang tidak
Desember 2015.
ditemukan sehingga data tidak dapat
Sampel dalam penelitian ini diambil dianalisis.
secara purposive sampling yang memenuhi
kriteria inklusi. 1. Karakteristik Pasien Tukak Peptik
Berdasarkan Jenis Kelamin
2. Teknik Pengumpulan Data
Jenis Kelamin
Dalam penelitian ini menggunakan
teknik pengumpulan data sekunder berupa
catatan lembar data rekam medik dan
8 pasien Laki-laki
lembar peresepan yang memuat tahapan 12 pasien 40%
penatalaksanaan terapi pengobatan pada 60% Perempuan
pasien yang telah terdiagnosa tukak peptik
dari bulan Januari sampai dengan
Desember tahun 2015 di Rumah Sakit
Bhayangkara Brimob. Gambar 1. Frekuensi Jenis Kelamin

Gambar di atas menjelaskan bahwa


jumlah pasien perempuan yaitu sebanyak
Teknik Analisa Data
12 pasien (60%) lebih besar dibandingkan
Data hasil penelitian yang diperoleh akan dengan jumlah pasien laki-laki yaitu
diolah dengan menggunakan analisa data sebanyak 8 pasien (40%) dari jumlah
secara deskriptif, yaitu : keseluruhan pasien sebanyak 20 pasien.
1. Data yang diperoleh dari rekam medis dan Hal tersebut menunjukkan bahwa
resep pasien akan diolah sehingga perempuan beresiko terkena tukak peptik
didapatkan suatu data rata-rata persentase karena tingkat emosional pada perempuan
dari evaluasi penggunaan obat tukak peptik lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki
pada pasien tukak peptik (peptic ulcer (Ronald H. Sitorus, 1996).
disease) di Rumah Sakit Bhayangkara
Karakteristik jenis kelamin pada
Brimob tahun 2015.
penelitian ini sebenarnya bukan merupakan
2. Data yang dihasilkan dianalisa dan diolah faktor resiko akan tetapi kemungkinan
menggunakan program komputer SPSS dipengaruhi oleh kebiasaan pasien seperti
(Statistical Package For The Sciences) versi mengkonsumsi alkohol, merokok, kurang
15 dengan uji statistik chi squareunivariate menjaga pola makan dan stress sehingga
dan bivariate yang disajikan dalam bentuk dapat memicu terjadinya tukak peptik.
tabel atau diagram dengan perhitungan Sebaiknya pasien menghindari kebiasaan

Farmagazine Vol. III No. 2 Agustus 2016 35


Rizqah, Nur’aini, Fajrin Noviyanto 2016

tersebut agar dapat meningkatkan kualitas pengobatan tukak peptik sebab memiliki
hidup (McGuidan, 2000). efektifitas yang lebih poten dalam
menghentikan sekresi asam klorida (HCl)
2. KarakteristikPasien Tukak Peptik
dan memiliki kecepatan yang lebih tinggi
Berdasarkan Usia
dalam menyembuhkan ulkus jika
Usia
dibandingkan dengan H2RA atau Sukralfate
(Berardy dan Lynda, 2005).
2
26-35 4. Karakteristik Pasien Tukak Peptik
6 10%
30%
9 pasien Berdasarkan Dosis Obat
45% 36-45
3 46-55 Tabel 1. Distribusi Dosis Obat
15%
56-65 No. Jenis Obat Dosis Obat Jumlah
Lansoprazole 15 mg 0 (0%)
1.
30 mg 19 (100%)
2. Sukralfate 500 mg 11 (100%)
Gambar 2. Frekuensi Usia 150 mg 3 (15%)
3. Ranitidine
300 mg 0 (0%)
Berdasarkan hasil penelitian 250 mg 0 (0%)
4. Metronidazole
menunjukkan bahwa usia dewasa beresiko 500 mg 2 (10%)

terkena tukak peptik karena adanya faktor Tabel di atas menjelaskan bahwa
stress yang berhubungan dengan semua pasien yang menggunakan obat
pekerjaan. Di Indonesia, ditemukan antara Lansoprazole diberikan dosis obat 30 mg
6-15% dengan usia 20-50 tahun, terutama daripada 15 mg. Alasan pemilihan dosis
pada usia dewasa pertengahan sampai usia obat tersebut yaitu untuk mengurangi
lanjut (Nasif, 2008). frekuensi waktu minum obat pasien karena
makin sering frekuensi pemberian obat per
Karakteristik usia pada penelitian ini
sebenarnya bukan merupakan faktor resiko hari, maka semakin rendah tingkat ketaatan
karena penyebab utama tukak peptik yaitu minum obat oleh pasien (Depkes, 2006).
infeksi H.pylori dan penggunaan NSAID 5. Karakteristik Pola Penggunaan Obat
(Bertleff MJOE, 2011). Berdasarkan Tepat Obat
3. KarakteristikPasien Tukak Peptik Tabel 2. Evaluasi Berdasarkan Tepat Obat
Berdasarkan Jenis Obat
Jumlah dan Persentase
Kategori
Total
Jenis Obat Tepat Tidak Tepat
Tepat 11 (55%) 9 (45%) 20 (100,0%)
1 Obat
2 5% Lansoprazole
3
10% Pola penggunaan obat yang tidak
Sukralfate
15% 19 tepat berdasarkan kategori tepat obat
pasien Ranitidine
11 diantara 9 resep dengan persentase 45%
95%
pasien Metronidazole disebabkan oleh pemilihan obat yang tidak
55% sesuai dengan Standar Pengobatan di RS
Cotrimoxazole
Bhayangkara Brimob, Pharmacotherapy
Dipiro dan Guidelines for Clinical Care PUD.
Gambar 3. Frekuensi Jenis Obat
Pada kasus pasien yang terdiagnosa
Berdasarkan hasil penelitian di atas, tukak peptik karena adanya bakteri
obat Lansoprazole (Golongan Pompa Helicobacter pylori tidak diresepkan
Proton Inhibitor) lebih banyak digunakan antibiotik untuk pengobatannya, kemudian
karena obat golongan PPI seperti pada kasus untuk terapi eradikasi
Lansoprazole direkomendasikan untuk Helicobacter pylori dengan terapi 3 obat
Farmagazine Vol. III No. 2 Agustus 2016 36
Rizqah, Nur’aini, Fajrin Noviyanto 2016

maupun terapi 4 obat yang menggunakan 2 dirasakan pasien seperti nyeri perut bagian
jenis antibiotik hanya diberikan 1 jenis atas sebelah kanan, nyeri ulu hati, mual dan
antibiotik saja sehingga dapat dikatakan muntah yang merupakan gambaran klinis
tidak tepat. Penggunaan antibiotik tunggal penyakit tukak peptik.
tidak akan mencapai tujuan terapi dan
8. Karakteristik Pola Penggunaan Obat
dapat menyebabkan terjadinya resistensi,
Berdasarkan Tepat Indikasi
sehingga untuk eradikasi H.pylori harus
menggunakan kombinasi 2 antibiotik agar Tabel 5. Evaluasi Berdasarkan Tepat Indikasi
terapi pengobatannya lebih efektif (Berardy Jumlah dan Persentase
Kategori Total
dan Lynda, 2005). Tepat Tidak Tepat
Tepat
6. Karakteristik Pola Penggunaan Obat 20 (100%) 0 (0%) 20 (100,0%)
Indikasi
Berdasarkan Tepat Dosis
Berdasarkan tabel di atas tentang
Tabel 3. Evaluasi Berdasarkan Tepat Dosis
pola penggunaan obat tukak peptik
Jumlah dan Persentase berdasarkan tepat indikasi menunjukkan
Kategori Total
Tepat Tidak Tepat bahwa dari keseluruhan resep sebanyak 20
Tepat resep dengan persentase 100% sudah
9 (45%) 11 (55%) 20 (100,0%)
Dosis
tepat.
Pola penggunaan obat yang tidak
Indikasi dikatakan tepat karena
tepat berdasarkan kategori tepat dosis
berdasarkan obat yang diresepkan sesuai
diantara 11 resep dengan persentase 55%
dengan diagnosa pada catatan rekam
disebabkan oleh pemberian dosis obat yang
medik pasien.
digunakan dan frekuensinya yang tidak
sesuai dengan Standar Pengobatan di RS 9. Karakteristik Pola Penggunaan Obat
Bhayangkara Brimob, Pharmacotherapy Berdasarkan Tepat Pasien
Dipiro, Guidelines for Clinical Care PUD dan Tabel 6. Evaluasi Berdasarkan Tepat Pasien
DIH. Pemberian Lansoprazole dengan dosis
Jumlah dan Persentase Total
maksimal 30 mg per hari tetapi diresepkan Kategori
Tepat Tidak Tepat
Lansoprazole 30 mg dengan frekuensi 2x
Tepat 20 (100,0%)
sehari sehingga adanya dosis berlebih yang 20 (100%) 0 (0%)
Pasien
menyebabkan tidak tepat.
Berdasarkan tabel di atas tentang
7. Karakteristik Pola Penggunaan Obat pola penggunaan obat tukak peptik
Berdasarkan Tepat Diagnosa berdasarkan tepat pasien menunjukkan
Tabel 4. Evaluasi Berdasarkan Tepat Diagnosa bahwa dari keseluruhan resep sebanyak 20
resep dengan persentase 100% sudah
Jumlah dan Persentase
Kategori Total tepat.
Tepat Tidak Tepat
Tepat
20 (100%) 0 (0%) 20 (100,0%) Pasien dikatakan tepat karena
Diagnosa berdasarkan terapi pengobatan ditujukan
Berdasarkan tabel di atas tentang pada pasien yang mengeluhkan tanda &
pola penggunaan obat tukak peptik gejala timbulnya diagnosa tukak peptik.
berdasarkan tepat diagnosa menunjukkan 10. Hasil Analisis Dengan Uji Chi Square
bahwa dari keseluruhan resep sebanyak 20
resep dengan persentase 100% sudah Berdasarkan hasil analisis uji chi
tepat. square yang dilakukan, diperoleh nilai
p>0,05 sehingga pada penelitian ini H0
Diagnosa dikatakan tepat karena diterima yang artinya tidak ada perbedaan
berdasarkan tanda dan gejala yang proporsi atau tidak ada hubungan.
Farmagazine Vol. III No. 2 Agustus 2016 37
Rizqah, Nur’aini, Fajrin Noviyanto 2016

KESIMPULAN Guyton, A.C. dan Hall, J.E. 2007. Fisiologi


Kedokteran Edisi 11. Irawati dan Luqman
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Yanuar (Editor). Jakarta: EGC. Hal 1053-
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa 1054.
penggunaan obat tukak peptik di RS
McGuidan, J.F. 2000. Ulkus Peptikum dan
Bhayangkara Brimob tahun 2015 dapat Gastritis dalam Harrison Prinsip-Prinsip
dikatakan belum rasional atau belum sesuai Ilmu Penyakit Dalam Edisi 2. Kurt
menurut Pharmacotherapy a Pathophysiologic Isselbacher (Editor). Jakarta: EGC. Hal
Approach 6th Edition dengan diketahui ada 1531-1542.
sebanyak 9 resep (45%) yang belum tepat Nasif, H., Dahlan R., Lingga, L.I. 2008. Jurnal
obat dan sebanyak 11 resep (55%) yang Profil dan Optimalisasi Penggunaan
belum tepat dosis. Kombinasi Anti Tukak Dengan Antasida
Pada Pasien Tukak Peptik Di Ruang
Rawat Inap SMF Penyakit Dalam RSAM
DAFTAR PUSTAKA Bukit Tinggi. (online).
(http://www.ffarmasi.unand.ac.id/pub/jurn
Adi, P. 2003. Paradigma Baru Pengobatan alhansen diakses 16 Juni 2016).
Gastritis dan Tukak Peptik. (online).
(http://www.pgh.or.id/pustaka.html Ronald H, Sitorus. 1996. Pedoman Perawatan
diakses 5 Januari 2016). dan Pengobatan Berbagai Penyakit.
Bandung: Pionir Jaya. Hal 85.
Berardy, R.R. dan Lynda, S.W. 2005. Peptic
Ulcer Disease dalam Pharmacotherapy a Shanti, A.V. 2008. Penggunaan Antasida Pada
Pathophysiologic Approach 6th Edition. Tukak Lambung. (online).
McGraw-Hill. Medical Publishing Division (http://www.farmakoterapi-info.com
by The McGraw-Hill Companies. Hal diakses 7 Januari 2016).
629-648. Tarigan, P. 2001. Tukak Gaster dalam Ilmu
Bertleff M.J.O.E. 2011. Perforated Peptic Penyakit Dalam Jilid II. Slamet Suyono
Ulcer: New Insight. Rotterdam: Erasmus (Editor). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Universiteit Rotterdam. Hal 701-708. Hal 132-138.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Valle, J.D. 2001. Peptic Ulcer and Related
2006. Penggunaan Obat Rasional. Disease in Harrison’s Principles of
Jakarta. (online). (http://depkes.go.id Internal Medicine 15th Edition Volume 2.
diakses 16 Juni 2016). United States: McGraw-Hill. Hal 1649-
1665.
.

Farmagazine Vol. III No. 2 Agustus 2016 38

Anda mungkin juga menyukai