Pengaruh Penambahan Berbagai Starter Pad Ca73455d
Pengaruh Penambahan Berbagai Starter Pad Ca73455d
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of adding a starter in the making of silage. This
study was compiled using completely randomized design with 4 treatments and 3 replications. The treatment
in this study is R0 : basal ration, R1 :basal ration + (EM-4 4%), R2 : basal ration + EM-4 who bred 4%, R3
: basal ration + rumen fluid 4%. The result showed the addition of treatment on trial the addition of 4%
starter EM-4, EM-4 who bred and rumen fluid very significant effect in the levels of dry matter and organic
matter as well as the real impact on the levels of crude protein and ash content. Best silage, silage contained
in the basal ration (R0).
234
Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 3(4): 235-240, November 2015 Dimas Cahyo Kuncoro et al.
235
Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 3(4): 235-240, November 2015 Dimas Cahyo Kuncoro et al.
Penurunan pH yang semakin cepat dikarenakan diproduksi oleh bakteri asam laktat
semakin bertambahnya asam laktat yang .
Tabel 1. Pengaruh perlakuan terhadap kadar bahan kering dan bahan organik
Peubah Perlakuan
R0 R1 R2 R3
Bahan Kering 73,81 ± 0,89c 60,11 ± 1,55a 63,94 ± 1,34a 62,73 ± 1,27a
c
Bahan Organik 64,88 ± 0,76 50,24 ± 2,69a 57,28 ± 0,83 b
52,98 ± 3,17a
Keterangan :huruf kecil superskrip yang sama pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat
nyata (P<0,01)
B. Pengaruh Penambahan Berbagai Starter penambahan starter yaitu 8,93%. Berdasarkan uji
terhadap Kadar Abu Silase Ransum lanjut menunjukkan bahwa perlakuan terbaik
terdapat pada perlakuan penambahan starter EM-
Abu adalah suatu zat anorganik yang 4 yang dikembangbiakkan dan starter cairan
berhubungan dengan jumlah mineral yang rumen yang dikembangbiakkan dengan rata-rata
terkandung dalam bahan pakan (Sudarmadji et al., kadar abu terendah pada setiap perlakuan. Hal ini
1997). Kadar abu merupakan parameter untuk merujuk pada pernyataan Winarno (1992) bahwa
mengetahui mineral yang terkandung dalam suatu semakin rendah kadar abu yang dihasilkan maka
bahan yang mencirikan keberhasilan proses mutu dan tingkat kemurnian akan semakin tinggi.
demineralisasi yang dilakukan. Semakin rendah Kadar abu yang rendah juga diduga karena
kadar abu yang dihasilkan maka mutu dan tingkat mikroba hanya memanfaatkan mineral-mineral
kemurnian akan semakin tinggi (Winarno, 1992). yang terkandung dalam bahan untuk tubuh
Berdasarkan data tabel kadar rata-rata abu (%BK) (Yovitaro et al., 2012). Hal ini berarti pada
pada masing-masing perlakuan yakni R0sebesar pembuatan silase ransum perlu dilakukan
8,93%, R1sebesar 9,03%, R2 sebesar 8,33% dan penambahan starter EM-4 yang
R3sebesar 8,60%. Rata-rata kadar abu tertinggi dikembangbiakkan atau cairan rumen yang
terdapat pada silase ransum R1 yaitu sebesar dikembangbiakkan untuk mampu menghasilkan
9,03%, sedangkan rata-rata kadar abu terendah kandungan kadar abu yang rendah sehingga silase
terdapat pada R2 sebesar 8,33%. Berdasarkan ransum yang dihasilkan memiliki mutu dan
hasil analisis ragam bahwa setiap perlakuan tingkat kemurnian yang tinggi.
menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) Peningkatan kadar abu pada perlakuan R1
terhadap kadar abu silase ransum. Hal ini berarti menandakan bahwa mineral yang terkandung
bahwa penambahan berbagai macam starter dapat dalam silase pada perlakuan tersebut juga
merubah kandungan kadar abu yang terdapat pada meningkat. Peningkatan kadar abu ini juga
silase ransum. diduga karena asam yang digunakan sebagai
Hasil penelitian besaran nilai rata-rata perlakuan adalah asam organik, jadi pada saat
yang didapat pada kadar abu dari silase ransum pengabuan zat organik tersebut ikut terbakar
dengan perlakuan penambahan starter yaitu 8-- sehingga mempengaruhi kadar abu (Yovitaro et
9%, sedangkan rata-rata nilai kandungan kadar al., 2012).
abu pada perlakuan silase ransum tanpa
Peubah Perlakuan
R0 R1 R2 R3
Protein Kasar 12,36 ± 0,26ab 12,73 ± 0,25b 12,20 ± 0,03ab 11,41 ± 0,45a
Abu 8,93 ± 0,16ab 9,03± 0,05b 8,33 ± 0,19a 8,60 ± 0,29a
Keterangan :huruf kecil superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata
(P<0,05)
R0: ransum basal
R1: ransum basal + starter (EM-4 Peternakan 4% w/w)
R2: ransum basal + starter (EM-4 Peternakan yang dikembang biakan 4% w/w)
R3: ransum basal + starter (cairan rumen kambing yang dikembang biakan 4% w/w)
236
Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 3(4): 234-238, November 2015 Dimas Cahyo Kuncoro et al.
237
Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 3(4): 235-240, November 2015 Dimas Cahyo Kuncoro et al.
keasaman yang tinggi pada EM-4 dan cairan Kalsum, U dan O. Sjofjan. 2008. Pengaruh waktu
rumen yang dikembangbiakkan menyebabkan inkubasi campuran ampas tahu dan onggok
aktivitas enzim terhambat sehingga proses yang difermentasi dengan
hidrolisis protein menjadi peptida terhambat Neurosporasitophila terhadap kandungan
sehingga kadar proteinnya mengalami zat makanan. Pros. Seminar Nasional
peningkatan (Yovitaro et. al, 2012). Kandungan Teknologi Peternakan dan Veteriner
asam laktat dalam silase akan berpengaruh Bogor, 11 ± 12 Nopember 2008.
terhadap jumlah bakteri asam laktat dan derajat Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 226 ±
keasaman, sedangkan penurunan kadar protein 232
kasar pada perlakuan R2 dan R3 ini dapat diduga Komar, A.1984. Teknologi Pengolahan Jerami
karena terlalu tingginya tingkat keasaman pada Sebagai Makanan Ternak. Yayasan Dian
EM-4 yang dikembangbiakkan menyebabkan Grahita. Jakarta
kondisi pH silase akan semakin rendah sehingga Kurnianingtias, I.B., P.R. Pandansari, I. Astuti,
secara perlahan akan terakumulasi dan membunuh S.D. Widyawati, dan W.P.S. Suprayogi.
bakteri asam laktat itu sendiri. Hal ini sesuai 2012. Pengaruh Macam Akselerator
dengan pernyataan McDonald et. al (1991) bahwa Terhadap Kualitas Fisik, Kimiawi, dan
tingkat keasaman yang semakin tinggi secara Biologis Silase Rumput Kolonjono. Jurnal
perlahan akan terakumulasi dan membunuh Peternakan Universitas Sebelas Maret,
bakteri asam laktat itu sendiri. Surakarta
Penurunan kadar protein kasar ini juga Leng, R.A. 1991. Application of biotechnology to
diduga oleh penurunan aktivitas mikroba sebagai nutrition of animals in
akibat penurunan jumlah nutrisi yang tersedia developingcountries. FAO Animal
untuk pertumbuhan dan proliferasi mikroba. Production and Health Paper no 90, Rome,
Sintesis sel mikroba sangat dipengaruhi oleh Italy
ketersediaan dan/atau konsentrasi prekursor, McDonald, P., A.R. Henderson and S.J.E. Heron.
misalnya: glukosa, asam nukleat, asam amino, 1991. The Biochemistry of Silage.
peptida, amonia dan mineral (S, K, dan P) Cambrian Printers Ltd., Aberystwyth,
(Preston dan Leng, 1987). Great Britain
Preston, T.R. dan R.A. Leng. 1987. Matching
SIMPULAN DAN SARAN Ruminant Production system with
Available Resources in the Tropics and
Simpulan Sub Tropics. Renambel Books Armidale.
Berdasarkan hasil penelitian yang New South Wales
dilakukan dapat disimpulkan bahwa 1) Salim, R., B. Irawan, Amirudin, H. Hendrawan
Penambahan berbagai jenis starter yang berbeda dan M. Nakatari. 2002. Pengawetan
berpengaruh nyata terhadap kandungan protein Hijauan untuk Pakan Ternak Silase.
kasar dan kadar abu serta berpengaruh sangat Sonisugena Pressindo, Bandung
nyata terhadap bahan kering dan bahan organik; Saputra, A. 2011. Kualitas Fisik Silase Pucuk
2) Jenis starter terbaik pada penelitian ini adalah Tebu dengan Penambahan Effective
silase ransum tanpa perlakuan (R0) dengan Microorganisme-4 (EM-4). Skripsi
kandungan bahan kering yang paling tinggi yaitu Universitas Sriwijaya, Indralaya
sebesar 73,81 % sehingga diharapkan mampu Sudarmadji, S.B, Haryanto dan Suhardi.1997.
untuk meningkatkan masa simpan silase ransum. Prosedur Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Liberty. Jakarta
Saran Surono, M. Soejono, dan S.P.S. Budhi. 2006.
Dilakukan penelitian lebih lanjut tentang Kehilangan Bahan Kering dan Bahan
penambahan starter kurang dari 4% atau lebih dari Organik Silase Rumput Gajah pada Umur
4%. Potong dan Level Aditif yang Berbeda.
J.Indri.Trop.Anini :Agric.31(1):62-67
DAFTAR PUSTAKA Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Bureenok, S., T. Namihira, S. Mizumachi, Y. Yuvitaro, N.N., S. Lestari, dan S.Hangita R.S.
Kawamoto, and T. Nakada. 2006. The 2012. Karakteristik Kimia dan
effect of epiphytic lacticacid bacteria with Mikrobiologi Silase Keong Mas dengan
or without different by product from Penambahan Asam Format dan Bakteri
defatted rice bran and green tea waste on Asam Laktat 3B104. Jurnal Program Studi
napiergrass (Pennisetum purpureum Perikanan. Universitas Sriwijaya,
Shumach) silage fermentation. J. Sci. Food Palembang.
Agric. 86: 1073-1077
238