Anda di halaman 1dari 16

“SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI”

Disusun Oleh :
ANDRES MARK HEHANUSSA
19305004
4A / ILMU EKONOMI

Dosen :
Drs. Johny . Rumokoy, M.Si

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-
Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
merupakan tugas mata kuliah “sejarah pemikiran ekonomi”. Makalah ini
merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami penelitian secara mendalam,
semoga makalah ini dapat berguna untuk Mahasiswa pada umumnya. Saya
penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saya sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar dimasa yang
akan datang lebih baik lagi.

Langowan, 18 Juni 2021


DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................…………………………………........................... i
Daftar isi ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Tujuan ................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2
Pra-klasik ............................................................................................................ 2
Klasik .................................................................................................................. 2
Marxisme/Sosialisme .......................................................................................... 4
Neoklasik (Marginalisme) .................................................................................. 5
Chamberlin dan Robinson .................................................................................. 7
Keynes ................................................................................................................ 7
Institusionalisme ................................................................................................. 8
Monetarisme dan Rational Expectation .............................................................. 9
Ekonomi Matematika dan Empiris ................................................................... 10
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 12
Kesimpulan........................................................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa sejarah ekonomi dimasa
pra klasik adalah dimana pada saat itu manusia belum semuanya mengetahui
tentang ekonomi, walaupun dimasa itu juga sudah terjadi barter atau dengan
kata lainnya pertukaran antara barang-barang yang di anggap berharga dengan
kebutuhan ekonomi seperti makanan, pakaian dan masih banyak lagi yang
lainnya. Maka dari itu di dalam makalah ini penulis akan mencoba membahas
beberapa topik dari sejarah pemikiran ekonomi.

Tujuan
Tujuan Adapun tujuan yang dari penulisan makalah ini yaitu dapat mengetahui
masalah-masalah yang terjadi pada ekonomi dimasa dulu.
BAB II
PEMBAHASAN
Pra-klasik
Beberapa pandangan yang masih diyakini kebenarannya adalah bahwa
kemunculan dan berkembangnya pemikiran ekonomi modern berpengaruh
terhadap munculnya industri komersial dan ekonomi pasar atau kapitalisme.
Sistem ekonomi inilah yang pertama muncul di Eropa barat pada abad ke 18, di
mana ilmu ekonomi mencoba untuk menggambarkan, menafsirkan, dan
menjelaskan, serta membentuk pemikiran ekonomi positif dan ekonomi
normatif, yaitu dalam rangka menyusun usaha objektif dalam pengambilan
keputusan. Sebelum ekonomi modern berkembang yang ditandai dengan
munculnya masa klasik, para tokoh-tokoh ekonomi lebih umum mengatakan
masa tersebut adalah masa Pra-Klasik, di mana konsep ekonomi saat itu belum
dimaknai seperti konsep ekonomi modern. secara mendasar para ahli
berspekulasi bahwa pada saat itu mereka sudah memikirkan tentang
perdagangan (tukar menukar), nilai, uang, produksi, dsb. Hal tersebut
berdasarkan dokumen-dokumen yang berasal dari peradaban kuno, seperti
Sumeria, Babilonia, Asyur, Mesir, dan Persia. Dokumen-dokumen yang
ditemukan tersebut belum mengandung unsur-unsur teoritis atau ekonomi
empiris seperti saat ini, namun terdapat unsur-unsur penting yang berpusat pada
pengendalian kegiatan ekonomi seperti masalah distribusi pendapatan dan
pajak. Pemikiran ekonomi awal atau pada masa pra-klasik memiliki dua
karakteristik: (1) bersifat mythopoeic, yaitu pemikiran yang melibatkan dewa,
atau anthropomorphic yaitu pemikiran ekonomi yang masih melibatkan roh; (2)
bersifat keagamaan yang lebih mengutamakan aturan-aturan moral dalam
aktivitas ekonomi. Sebelum masa ekonomi modern atau disebut masa pra-
klasik, terdapat beberapa tahap perkembangan ekonomi seperti zaman Yunani
Kuno, Skolastik, Merkantilisme, dan Fisiokrat. Beberapa tokoh-tokoh pada
masa Pra Klasik yang memiliki karya-karya fenomenal dan berdampak besar
terhadap perkembangan ilmu ekonomi saat ini adalah (1) Plato (427 SM – 347
SM); (2) Aristoteles (384 SM – 322 SM); (3) Xenophon (440 SM – 355 SM);
Thomas Aquinas (1255 – 1274); dsb.

Klasik
Perkembangan Pemikiran Ekonomi Aliran “Klasik”
a. Kritik Pada Pemikiran Merkantilis
Merkantilis percaya bahwa ekonomi dunia adalah stagnan dan kekayaannya
tetap, sehingga suatu negara hanya dapat berkembang dengan mengorbankan
negara lain. Konsekuensinya, mereka menciptakan monopoli yang disahkan
oleh pemerintah di dalam negeri dan mendukung kebijakan kolonialisme,
mengirimkan agen dan pasukan ke negara lain yang lebih miskin untuk
mengeruk kekayaan dan komoditas berharga di dalamnya. (Skousen: 2009)79.
Menurut sistem merkantilis yang sudah mapan, kekayaan hanya terdiri dari
uang, yang waktu itu berarti emas dan perak. Tujuan utama dari setiap bangsa
adalah mengumpulkan emas dan perak secara agresif dan menghalalkan segala
cara untuk melakukannya. Dalam buku The Wealth of Nation (1965) Smith
mengatakan bahwa “Persoalan utama yang selalu kita jumpai adalah
mengumpulkan uang.
b. Munculnya Ekonomi Modern
Pada tahun 1776 dapat dikatakan sebagai tahun munculnya ekonomi modern,
yaitu pertama kalinya muncul secercah harapan bagi masyarakat setelah
berabad-abad sejak jaman Romawi hingga abad Renaisans di mana manusia
berjuang bertahan hidup dengan memeras keringat dan sering kali terpaksa
membawa pulang hasil yang hanya cukup untuk bertahan hidup hari itu saja.
Manusia terus-menerus berjuang mempertahankan diri melawan kematian dini,
penyakit, kelaparan, perang, dan kemiskinan, kecuali bagi para penguasa atau
aristokrat yang bisa menjalani kehidupan penuh kemewahan. Pada tahun
tersebut dikenal sebagai l’age des p (bahasa Prancis yang artinya periode
pencerahan), yaitu pertama kalinya pula kaum buruh mencari standar minimum
untuk makan, tempat tinggal, dan pakaian, bahkan teh yang dulunya merupakan
minuman mewah, saat itu menjadi minuman bagi rakyat pada umumnya.
c. Konsep Utama Pemikiran Klasik
Mazhab Klasik muncul pada kisaran tahun 1780-1850. Pemikiran aliran klasik
ini bisa dianggap sebagai dasar munculnya ekonomi kapitalis, dimana campur
tangan pemerintah hanya sebagian kecil pada kepentingan negara atau
pemerintah. Pada dasarnya pemikiran ekonomi aliran klasik menganjurkan
kebebasan alamiah (freedom) atau liberalisme, kepentingan diri (self-interest),
dan persaingan (competition). Asas pengaturan kehidupan perekonomian
didasarkan pada mekanisme pasar dan teori harga merupakan bagian sentral dari
pemikiran mereka dengan pembagian pendapatan ditentukan oleh mekanisme
pasar. Berikut penjelasan aliran klasik terkait anjuran atau karakteristik
pemikirannya menurut Skoulsen (2009) :
1) Kebebasan (Freedom) yaitu hak untuk memproduksi dan menukar
(memperdagangkan) produk, tenaga kerja, dan kapital.
2) Kepentingan diri (self-interest) yaitu hak seseorang untuk melakukan usaha
sendiri dan membantu kepentingan diri orang lain.
3) Persaingan (competition) yaitu hak untuk bersaing dalam produksi dan
perdagangan barang dan jasa. Secara ringkas, esensi model ekonomi klasik yang
dikembangkan oleh Adam Smith dan tokoh-tokoh klasik lainnya dari generasi
ke generasi terdiri dari 4 (empat) prinsip umum (Skoulsen: 2009), yaitu:
1. Penghematan, kerja keras, kepentingan diri yang baik, dan kedermawanan
terhadap orang lain adalah kebajikan dan karena itu harus didukung.
2. Pemerintah harus membatasi kegiatannya pada pengaturan keadilan,
memperkuat hal milik privat, dan mempertahankan negara dari serangan asing.
3. Di bidang ekonomi, negara harus mengadopsi kebijakan Laissez Faire
nonintervensi (perdagangan bebas, pajak rendah, dan birokrasi minimal).
4. Standar klasik emas/perak akan mencegah negara mendepresiasi mata uang
dan akan menghasilkan lingkungan moneter yang stabil di mana ekonomi bisa
berkembang.
Beberapa tokoh lain yang mendukung pemikiran klasik Adam Smith adalah
Jean Baptiste Say, David Ricardo, Thomas Robert Malthus, dan John Stuart
Mill.

Marxisme/Sosialisme
Sosialisme berasal dari kata “societas” bahasa Yunani yang berarti
“Masyarakat”. Dari sini maka benarlah bila dikatakan bahwa sosialisme adalah
“paham yang lebih mengutamakan kepentingan masyarakat, namun bukan
berarti altruisme ataupun kolektifisme, sosialisme dalam arti gerakan dan paham
adalah meliputi segala aspek kehidupan”. Dalam Webster’s World University
Dictionary memberi definisi sosialisme yaitu “suatu sistem sosial yang
mengambil segala kebutuhan pokok, modal dan industri di bawah pengawasan
umum dan berusaha kepada pembagian yang bermanfaat secara sama rata.
Istilah “sosialisme” ini juga sering disandingkan dengan istilah “komunisme”.
Sebelum kita pelajari lebih lanjut, perlu kita pahami terlebih dahulu bahwa
sosialisme dan komunisme adalah dua istilah yang berbeda. Sosialisme
merupakan bentuk pemikiran ekonomi yang berkembang menjadi suatu bentuk
sistem ekonomi, sedangkan komunisme adalah bentuk ideologi politik yang
dianut oleh suatu negara. Sosialisme muncul di akhir abad ke-18 dan awal abad
ke-19 yang berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani
berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian,
yang dengan sistem ini menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak,
ketimbang hanya segelintir elite. Secara umum gerakan sosialisme terjadi
sebagai reaksi dari perubahan ekonomi dan sosial yang diakibatkan oleh
revolusi industri. Revolusi industri ini memang memberikan keberkahan buat
para pemilik pabrik pada saat itu, tetapi di lain pihak para pekerja justru malah
semakin miskin.
Mari kita coba sedikit mundur ke belakang, bahwa pada tahun 1840-an, istilah
komunisme mulai muncul untuk menyebut sayap kiri yang militan dari
Paham sosialisme. Istilah ini biasanya dirujukkan kepada tulisan Etienne Cabet
dengan teori-teorinya tentang kepemilikan umum. Istilah ini kemudian
digunakan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels untuk menggambarkan
pergerakan yang membela perjuangan kelas dan mengharuskan revolusi untuk
menciptakan sebuah masyarakat kerjasama (society of cooperation). Karl Marx
adalah anak dari pasangan Hirschel and Henrietta Marx. Ia lahir di Trier,
Germany, tahun 1818.Sosialisme merupakan sebagai sebuah ideologi. Karena ia
memiliki ide dasar sekaligus metode pemecahan terhadap berbagai masalah
kehidupan. Secara historis, gagasan sosialisme -include komunisme- merupakan
antitesis dari kekuatan hegemonik di Eropa era aufklarung.
Teori Marx telah memberikan inspirasi besar bagi orang-orang kritis waktu itu.
Puncaknya, Vladimir Illich Ulyanov (Lenin) mendirikan negara Komunis
pertama -Uni Soviet- dengan sebuah revolusi berdarah menggulingkan
kekuasaan Tsar. Sebagai ideolog komunis terkemuka, Lenin telah meletakkan
dasar-dasar pemerintahan komunis dengan tangan besinya. Perlu diketahui
bahwa sebelum lahirnya sosialisme, permasalahan-permasalahan di atas muncul
akibat dari adanya Revolusi Industri dan Revolusi Prancis, dimana masyarakat
mulai beralih kegiatan ekonomi, mulai dari agraris menjadi industri. Dan dalam
perkembangannya, bermunculanlah berbagai varian pemikiran dari ideologi
sosialisme ini, seperti (1) Sosialisme Utopis; (2) Sosialis Demokrat, (3)
Komunisme; (4) Anarkhisme; (5) Sindikalisme; (6) Sosialisme Marxis; dan (7)
Sosialis Ilmiah.

Neoklasik (Marginalisme)
Pada abad ke-19, Amerika Serikat menjadi negara terkaya di muka bumi,
Amerika mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, dimana rata-rata
pendapatan per kapita mengalami peningkatan 2 kali lipat meskipun jumlah
populasi penduduknya naik hampir sepuluh kali lipat. Dalam kondisi tersebut,
di tahun 1883 saat Karl Marx meninggal, banyak bukti menunjukkan bahwa
“upah subsisten” dari Malthus dan Ricardo dari kelompok klasik yang juga
disepakati oleh Karl Marx dari sosialis ilmiah ternyata keliru total. Sistem
kemakmuran universal ala Adam Smith mulai memenangkan pertarungan
kembali.
Meskipun ekonomi industrial mengalami kemajuan, namun teori ekonomi
menemui jalan buntu. Ekonomi aliran klasik tidak mendapatkan dukungan di
Prancis, hingga profesi ekonomi dianggap begitu rendah, sampai-sampai para
profesor Jerman menolak ide adanya teori ekonomi. Menurut Friederich Hayek
bahwa “doktrin ekonomi klasik bukan hanya ditinggalkan, tetapi juga setiap
upaya analisis teoritis tidak dipercayai” (Hayek: 1976)
Mari kita sedikit mundur ke belakang, seperti yang telah kita pelajari bersama
sebelumnya, bahwa pada tahun 1776 merupakan tahun yang begitu penting bagi
perkembangan ekonomi dunia, di tahun tersebut terjadi Deklarasi Kemerdekaan
Amerika Serikat, terbitnya buku fenomenal Adam Smith The Wealth of Nation,
dan pada tahun 1870 an adalah tahun revolusi Eropa dengan terbitnya The
Communist Manifesto karya Marx dan Engel. Teori-teori yang dikembangkan
oleh Marx dan Engels mendapat banyak tanggapan dari para ekonom pada
waktu itu, baik dari kaum sosialis sendiri maupun dari kaum liberal-kapitalis.
Pemikir-pemikir ekonomi dari kaum liberal ini kemudian dimasukkan ke dalam
suatu kelompok pemikir ekonomi tersendiri yang disebut Mazhab Neo-Klasik
pada tahun 1871. Dalam perkembangannya, tokoh-tokoh ekonomi yang
mengulas kembali tentang nilai surplus Marx dan Engel tersebar dari berbagai
penjuru negara, ada tokoh-tokoh ekonomi yang berasal dari Vienna Austria, ada
yang berasal dari Laussanne Prancis, dan Cambridge Inggris dengan konsep
pemikiran dan sudut pandang masing-masing, sehingga dalam pembahasan
pemikir-pemikir neo-klasiksaat ini, kita akan membaginya menjadi 3 Mazhab,
yaitu: (1) Mazhab Austria; (2) Mazhab Laussanne; (3) Mazhab Cambridge.
a. Mazhab Austria
Mazhab Austria adalah kelompok pemikir ekonomi yang berasal dari
Universitay of Vienna (Austria) yang mendukung dan memakai konsep
marginal. University of Vienna dianggap sebagai pusat Pendidikan terbesar dan
paling prestisius di Eropa. Selama berabad-abad Austro-Hungaria di bawah
kekuasaan keluarga Habsburg menjadikan kota Vienna (Wina) sebagai pusat
politik, kultural, dan intelektual di Eropa Timur.
b. Mazhab Lausanne
Langkah lebih maju yang disumbangkan pemikir neo-klasik adalah analisis
yang lebih komprehensif tentang teori keseimbangan umum oleh Leon Walras.
Dan Walras dianggap sebagai pelopor mazhab Lausanne (Lausanne School of
Economics). Karyanya, Elements of Pure Economics (1878), dianggap sebagai
suatu mahakarya dalam bidang ekonomi. Dalam bukunya itu dia menjelaskan
teori keseimbangan umum dengan pendekatan matematis.
c. Mazhab Cambridge
Dari sekian banyak tokoh neo-klasik yang dianggap sebagai tokoh paling utama
adalah Alfred Marshall (1842-1924). Menger dianggap sebagai pelopor aliran
Austria, dan Walras dianggap sebagai pelopor aliran Lausanne. Berbeda dengan
kedua tokoh itu, Marshall dianggap pelopor aliran atau mazhab Cambridge
(Cambridge School of Economics) di Inggris.

Chamberlin dan Robinson


 Edward Chamberlin (1899-1987)
Chamberlin memusatkan perhatiannya pada pasar monopolistik dalam bukunya,
The Theory of Monopolistic Competition, 1933. Disana ia menyebutkan bahwa
banyak asumsi yang digunakan dalam pasar persaingan sempurna, terutama
dalam produk yang homogen, yang tidak realistis. Karena tidak mungkin suatu
pasar hanya memproduksi satu jenis barang saja (homogen). Menurut
Chamberlin, perusahaan-perusahaan pasti berusaha untuk melakukan
diferensiasi pada produk-produknya guna mempertahankan perusahaannya
supaya bertahan di pasar tersebut. Jika diferensiasi produk berhasil maka
perusahaan itu dapat memengaruhi harga-harga di pasar, dan dia dapat
bertindak sebagai penentu harga (price setter), bukan sebagai penerima harga
(price taker).
Dengan demikian, pasar ini sudah tidak sempurna lagi karena ciri utama dalam
pasar monopolistik adalah adanya diferensiasi produk dan perusahaan bertindak
sebagai price setter bukan sebagai price taker. Juga biasanya harga yang
terbentuk dalam pasar monopolistik lebih tinggi daripada harga yang terbentuk
dalam pasar sempurna.
 Joan Robinson (1903-1983)
Joan Robinson, yang mempunyai analisis hampir mirip dengan Chamberlin.
Namun, Joan Robinson, analisisnya lebih fokus pada pembahasan “pasar
persaingan tidak sempurna (Imperfect Competition)”. Menurutnya, tiap
perusahaan dalam pasar tidak sempurna memegang posisi monopoli, dimana
posisi ini didapatkan dari barang-barang yang dibeli berdasarkan preferensi
konsumen (Customer Preference) walaupun ada barang substitusi yang
dihasilkan oleh perusahaan lain.  Semakin jauh pasar dari kondisi sempurna,
maka semakin sering terjadi “pemerasan” terhadap golongan tertentu.

Keynes
Teori Keynes, adalah suatu teori ekonomi yang didasarkan pada ide ekonom
Inggris abad ke-20, John Maynard Keynes. Teori ini mempromosikan suatu
ekonomi campuran, di mana baik negara maupun sektor swasta memegang
peranan penting. Kebangkitan ekonomi Keynesianisme menandai berakhirnya
ekonomi laissez-faire, suatu teori ekonomi yang berdasarkan pada keyakinan
bahwa pasar dan sektor swasta dapat berjalan sendiri tanpa campur tangan
negara.
Teori ini menyatakan bahwa trend ekonomi makro dapat memengaruhi perilaku
individu ekonomi mikro. Berbeda dengan teori ekonom klasik yang menyatakan
bahwa proses ekonomi didasari oleh pengembangan output potensial, Keynes
menekankan pentingnya permintaan agregat sebagai faktor utama penggerak
perekonomian, terutama dalam perekonomian yang sedang lesu. Ia berpendapat
bahwa kebijakan pemerintah dapat digunakan untuk meningkatkan permintaan
pada level makro, untuk mengurangi pengangguran dan deflasi. Jika pemerintah
meningkatkan pengeluarannya, uang yang beredar di masyarakat akan
bertambah sehingga masyarakat akan terdorong untuk berbelanja dan
meningkatkan permintaannya (sehingga permintaan agregat bertambah). Selain
itu, tabungan juga akan meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal
investasi, dan kondisi perekonomian akan kembali ke tingkat normal.
Kesimpulan utama dari teori ini adalah bahwa tidak ada kecenderungan
otomatis untuk menggerakkan output dan lapangan pekerjaan ke kondisi full
employment (lapangan kerja penuh). Kesimpulan ini bertentangan dengan
prinsip ekonomi klasik seperti ekonomi supply-side yang menganjurkan untuk
tidak menambah peredaran uang di masyarakat untuk menjaga titik
keseimbangan di titik yang ideal.

Institusionalisme
Ekonomi institusional secara umum adalah sebuah mazhab pemikiran dalam
ilmu ekonomi yang berisi pandangan bahwa perilaku ekonomi (economic
behavior) seseorang atau suatu pihak sangat dipengaruhi oleh institusi tertentu.
Institusi sendiri dalam hal ini memiliki arti yang cukup luas dan secara singkat
dapat didefinisikan sebagai “aturan main” dalam suatu kelompok masyarakat,
baik yang sifatnya formal maupun informal, yang sengaja disusun untuk
membatasi atau mengatur hubungan antar manusia yang ada dalam kelompok
masyarakat tersebut. 

Istilah “ekonomi institusional” (institutional economics) pertama kali


diperkenalkan oleh Walton Hamilton pada tahun 1919. Namun tokoh-tokoh
awal yang secara konvensional dianggap sebagai pendiri mazhab institusional
dalam ekonomi diantaranya adalah Thorstein Veblen, Wesley Mitchell, dan
John R. Commons (Rutherford, 2001). Pandangan tokoh-tokoh awal mazhab
institusional tersebut menekankan beberapa isu antara lain: perubahan teknologi
(technological change), aspek psikologi dan aspek hukum adalah aspek-aspek
yang harus diikutsertakan dalam analisis ekonomi. Pada awalnya pandangan ini
cukup berkembang karena dianggap lebih merepresentasikan dunia nyata
(karena memiliki bukti empiris). Namun dalam perjalanannya, perkembangan
mazhab ini mengalami kemandekan (stagnation) bahkan cenderung
ditinggalkan karena tidak adanya pembahasan lebih lanjut dari para pendukung
mazhab ini yang pada akhirnya mampu membentuk dan memberikan landasan
teori yang kuat.

Meski demikian, semenjak tahun 1970-an, mazhab ekonomi institusional


mengalami kebangkitan lagi. Namun mazhab ekonomi institusional yang
bangkit belakangan tersebut tidak sepenuhnya sama dengan mazhab ekonomi
institusional yang dibawa oleh Veblen dkk. Hal ini menyebabkan mazhab
institusional yang muncul belakangan tersebut sering dinamakan sebagai
mazhab institusional baru (New Institutional Economics) sementara pandangan
Veblen dkk selanjutnya sering disebut sebagai mazhab institusional lama (Old
institutional economics).

Mazhab ekonomi institusional baru ini pada umumnya membahas perilaku


ekonomi dengan menggunakan alat analisis yang dikembangkan dengan
dukungan dari empat teori yang juga dapat digunakan sebagai alat analisis.
Empat teori tersebut meliputi: (1) teori biaya transaksi (transaction cost theory),
(2) teory hak kepemilikan (property rights theory), (3) teori pilihan public
(public choice theory), dan (4) teori permainan (game theory). Perbedaan
mendasar lainnya antara mazhab institusional lama dan baru adalah bahwa
mazhab institusional baru menggunakan dua dasar asumsi yaitu bahwa manusia
berperilaku rasional (rational individual behavior) dan adanya fungsi preferensi
individu yang jelas (individual preferences function); dimana kedua asumsi
tersebut juga merupakan asumsi dasar yang sangat penting bagi mazhab neo-
klassik. Oleh karena itu, mazhab institusional baru sering kali tidak diposisikan
sebagai sanggahan terhadap mazhab ekonomi neo-klassik (sebagaimana mazhab
institusional lama) tetapi sebagai bentuk pengembangan (extension) dari
mazhab neo-klassik. Tokoh-tokoh yang mengembangkan mazhab institusional
baru ini di antaranya adalah: Ronald Coase, Oliver Williamson, Doughlas
North, dan Harold Demsetz.

Monetarisme dan Rational Expectation

Pada tahun 70an dan 80an kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi yang sesuai


dengan ajaran Keynes telah gagal total dalam menghadapi masalah-masalah
ekonomi. Kegagalan tersebut menimbulkan pemikiran ekonomi baru yang
disebut aliran gelombang baru (New Wave). Aliran ini meninjau kembali
premi-premi yang digunakan kubu Keynesian (orang-orang yang mengikuti
ajaran Keynes) yaitu perlunya campur tangan pemerintah seperti penerapan
kebijaksanaan dan pengaruh ekspektasi terhadap pola konsumsi masyarakat.

Penganut rational expectation (ratex) tidak lain adalah kelompok klasik baru
(new-classical), karena asumsi ratex dijadikan oleh kaum tersebut sebagai
landasan pokok seluruh analisis dan pemikirannya. John Muth merupakan
pencetus pertama ide ratex dimana pada awal 1960-an ia mengemukan premis :
”ekspektasi tiap individu bersifat rasional bila ekspektasi tersebut identik
dengan hasil prediksi model”. Premis ini mengandung pengertian bahwa apabila
masyarakat mengetahui benar informasi tentang suatu peristiwa atau kebijakan
maka mereka akan bereaksi dimana reaksi tersebut berciri rasional.

Menurut penganut model ratex jika dan hanya jika masyarakat membuat
kesalahan ekspektasi maka kebijakan pemerintah dapat memberi hasil,
contohnya pada kebijakan peningkatan jumlah uang beredar berdampak pada
peningkatan output. Walau demikian, paham klasik tentang kekuatan pasar
nampaknya sangat kuat berakar juga pada penganut model ratex. Dengan
pengertian lain, menurut mereka untuk mempunyai ekspektasi rasional tidak
harus selalu bebas dari membuat kesalahan ekspektasi.

Tokoh Aliran Rational Expectation :


• Robert Lucas
• Thomas Sargeant
• Eil Wallace
• Robert Barro
• Leonard Rapping
• Edward Prescott
• David Begg
• Steven Sheffrin
• John Muth

Ekonomi Matematika dan Empiris


Vilfredo Pareto atau lebih lengkapnya Vilfredo Federico Damaso Pareto
merupakan seorang tokoh ekonomi neo klasik yang lahir pada tanggal 15 Juli
1848 di Paris, Prancis yang menggantikan Walras di Universitas Laussanne, di
mana dia memperluas analisis Walras ke distribusi pendapatan. Pareto
merupakan anak laki-laki satu-satunya dalam keluarganya. Ayahnya bernama
Raffaele Pareto merupakan seseorang keturunan ningrat yang tinggal di Genoa,
namun memilih melanjutkan kehidupannya dalam pengasingan di Prancis
karena pandangan politiknya.
Distribusi Pareto merupakan model distribusi peluang dari suatu variabel
kontinu, umumnya digunakan untuk membuat model distribusi pendapatan dari
suatu masyarakat, atau membuat model distribusi dari populasi penduduk suatu
daerah. Distribusi Pareto memiliki dua parameter yang biasa disebut parameter
skala dan parameter bentuk. Menurut Pareto, “dengan adanya persaingan kerja
yang bebas, upah akan mencapai level maksimumnya dan tidak dinaikkan
secara efektif oleh serikat kerja”. Namun beberapa tokoh ekonomi lainnya
mengklaim bahwa pengamatan ilmiah dari Pareto tidak akurat. Meskipun juga
diakui bahwa Prinsip Pareto atau "Hukum Pareto" seperti yang telah disebutkan,
dapat menjadi alat bisnis yang sangat efektif yang dapat membantu mengelola
bisnis menjadi lebih efektif. Setelah Pareto membuat observasi tentang
distribusi kekayaan tidak merata dan menerbitkan temuan dan rumus,
ternyata banyak tokoh lain baik sains dan bisnis mengamati fenomena yang
sama di wilayah keahlian mereka masing-masing.
Berikut fungsi matematika distribusi Pareto jika dilihat dari definisi umumnya,
yaitu “jika x adalah suatu variabel acak yang memenuhi fungsi distribusi Pareto,
maka probabilitas ‘X’ memiliki nilai yang lebih besar dari suatu bilangan ‘x’
dengan parameter skala ‘k’ dan parameter bentuk ‘α’ diberikan oleh:
Di mana k > 0 dan α > 0 adalah parameternya.
Dari berbagai pemikiran ekonomi Pareto yang berdasarkan perhitungan-
perhitungan matematis itulah, banyak para tokoh ekonomi dunia menjuluki
Pareto adalah bapak matematika ekonomi.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan Dari semua yang telah kita bahas di atas tadi jadi bisa kita
simpulkan bahwa ekonomi dimasa praklasik ataupun dimasa merkantilisme
maupun dimasa fisioktrat belumlah banyak di amalkan atau pun dipelajari oleh
banyak orang, bahkan masih banyak orang yang meragukannya. Disamping
semua itu para-para pemikir pun tak mau menyerah sampai disitu, dan sampai
akhirnya ilmu ekonomi berkembang luas didunia ini. Saran Jika didalam
makalah ini terdapat kesalahan atas kelalaian penulis, maka penulis mohon
maaf yang sebesar-sebesarnya. Karena penulis sadar bahwa penulis sendiri
masih jauh dari sempurna, dan sadar masih banyak kekurangan dan
keterbatasan pengetahuan, sehingga makalah ini belumlah sempurna.

Anda mungkin juga menyukai