Pertemuan Ke-1
Pertemuan Ke-2
1. Jelaskan UU yang terkait dengan tindak pidana korupsi baik yang sudah dinyatakan
tidak berlaku maupun yang tetap berlaku?
2. Ada berapa jenis delik korupsi dalam UU No. 31/99 jo UU No. 20/01? Sebutkan!
3. Sebut dan jelaskan kekhususan yang terdapat dalam UU No. 31/99 jo UU No.
20/01 dari aspek hukum pidana materiil maupun hukum pidana formil?
4. Bagaimana penentuan tindak pidana korupsi oleh korporasi dalam UU Tipikor dan
diatur di pasal berapa?
Pertemuan Ke-3
Pasal 2 ayat (1)
1. Jelaskan sejarah dan evoluasi Pasal 2 ayat (1) UU Tipikor?
2. Jelaskan subjek delik Pasal 2 ayat (1)?
3. Jelaskan unsur objektif Pasal 2 ayat (1)
4. Apa makna melawan hukum dlm Pasal 2 ayat (1) dan parameternya?
5. Apakah kerugian keuangan negara wajib dibuktikan?
6. Apakah Pasal 2 ayat (1) adalah delik formil?
7. Apakah penghitungan kerugian keuangan negara hanya bisa dilakukan oleh BPK?
8. Apakah BPKP dapat menghitung kerugian keuangan negara?
9. Bisakah JPU menghitung sendiri kerugian keuangan negara?
Pasal 3
1. Bisakah non-PNS melakukan delik Pasal 3?
2. Apa komentar saudara tentang pengertian PNS dalam Pasal 1 angka 2 UU Tipikor?
3. Jelaskan unsur delik ‘dengan maksud’ dalam Pasal 3 dan implikasinya terhadap
unsur-unsur delik setelahnya?
4. Mengapa Pasal 3 menggunakan kata ‘menguntungkan’, sedangkan Pasal 2 ayat (1)
menggunakan kata ‘memperkaya’? Apakah beda antara menguntungkan dengan
memperkaya?
5. Apakah unsur menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana alternatif
atau komulatif?
6. Apa perbedaan antara melawan hukum dan menyalahagunakan kewenangan?
7. Apakah tepat format dakwaan korupsi Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 dirumuskan
secara subsidaritas?
8. Jelaskan hubungan antara sumber dan metode penghitungan kerugian keuangan
negara dg pembayaran jumlah uang pengganti?
9. Bisakah hakim menjatuhkan jumlah uang penganti lebih kecil dari kerugian
keuangan negara?
10. Jelaskan penentuan delik penyertaan terkait Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 UU
Tipikor?