DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
2. URIFATUN’NISA (H031191029)
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
tugas dari mata kuliah Kimia Analisis Lingkungan Laut. Tidak lupa pula penulis
karena itu kritik dan saran dari dosen mata kuliah Kimia Analis Lingkungan Laut
dan semua pihak yang sifatnya membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan demi perbaikan makalah penulis di masa yang
akan datang.
Makassar, 18 Oktober 2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan lautan yang menjadikan Indonesia kaya akan hasil laut. Kondisi
seperti ini menjadikan penduduk yang tinggal dipesisir pantai mempunyai mata
pencaharian sebagai nelayan atau budidaya hasil laut, dimana kehidupan mereka
sangat tergantung dari hasil laut. Kualitas air laut secara tidak langsung
laut yang sudah tercemar dapat mengurangi biota laut dan keberagaman hasil
biasanya diikuti oleh pertambahan jumlah limbah, baik berupa limbah padat, cair
maupun gas. Perairan laut yang menerima masukan limbah dari berbagai aktifitas
perkotaan dan industri Salah satu limbah yang patut dicermati adalah logam berat.
Logam berat banyak digunakan sebagai bahan baku maupun media penolong
dalam berbagai jenis industri. Masuknya limbah ini ke perairan laut dapat
kualitas perairan, logam berat yang terendapkan bersama dengan sedimen juga
berat dalam sampel air, sedimen, dan biota laut adalah metode spektroskopi
serapan atom (AAS). Berdasarkan hal tersebut, maka dibuatlah makalah ini untuk
1
menentukan kandungan logam berat, khususnya logam Cu, Ag dan Au dengan
1.3 Tujuan
c) Pembaca dapat mengetahui aplikasi analisis logam berat Cu, Ag, dan Au.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Logam berat adalah unsur logam yang mempunyai densitas Iebih besar
dari 5 gr/cm3. Keberadaan logam berat dalam air laut dapat berasal dari aktivitas
manusia di daratan yang kemudian masuk ke laut lewat sungai, dapat pula berasal
dari atmosfer yang jatuh ke laut, serta dapat pula berasal dari aktivitas gunung
berapi. Secara alamiah logam berat dapat masuk ke perairan melalui berbagai cara.
Dalam kondisi alami, kadar logam berat dalam air laut sangat rendah, yaitu
berkisar 10-5 – 10-2 ppm. Peningkatan kadar logam berat dalam air laut yang
pertanian dan domestik yang banyak mengandung logam berat. Dari keempat
jenis limbah tersebut, limbah yang umumnya paling banyak mengandung logam
berat adalah limbah industri. Hal ini disebabkan senyawa logam berat sering
digunakan dalam kegiatan industrii, baik sebagai bahan baku, bahan tambahan
Logam berat dalam air mudah terserap dan tertimbun dalam fitoplankton
yang merupakan titik awal dari rantai makanan, selanjutnya melalui rantai
makanan sampai ke organisme lain. Kandungan logam berat dalam air biasanya
akan bertambah dari waktu ke waktu karena bersifat bioakumulatif sehingga biota
air dapat digunakan sebagai indikator pencemaran logam. Logam berat seringkali
memasuki rantai makanan di laut dan berpengaruh pada hewan-hewan serta dari
3
terutama apabila pengaruhnya terulang pada tahun-tahun berikutnya dan bilamana
logam berat tersebut dilepaskan ke perairan bebas akan terjadi perubahan nilai
dari perairan itu baik dari kualitas maupun kuantitas sehingga perairan dapat
Logam berat sangat berbahaya bagi biota laut maupun trofik level
perlunya dilakukan penelitian logam berat ini. Kontaminasi logam berat pada
lingkungan perairan merupakan masalah besar dunia saat ini. Persoalan spesifik
yang menyebabkan keracunan terhadap tanah, udara dan air meningkat. Proses
2.1.1 Logam Cu
Tembaga (Cu) merupakan logam berat dan termasuk elemen mikro yang
berbahaya bagi makluk hidup. Logam tersebut juga termasuk salah satu
komponen penyusun minyak bumi dan produk olahannya. Logam ini diperkirakan
banyak terdapat dalam sedimen laut. Cu masuk ke perairan melalui peristiwa erosi
larutan di atas 0,1 ppm. Konsentrasi yang aman bagi air minum manusia tidak
lebih dari 1 ppm. Konsentrasi normal komponen ini di tanah berkisar 20 ppm
4
dengan tingkat mobilitas sangat lambat karena ikatan yang sangat kuat dengan
manusia. Tetapi, dalam dosis tinggi dapat meyebabkan gejala GI, SSP, ginjal,
hati, muntaber, pusing kepala, lemah, anemia, kramp, konvulsi, shock, koma, dan
dapat meninggal. Dalam dosis rendah menimbulkan rasa kesat, warna, dan korosi
2.1.2 Logam Ag
dari bahasa latin “Argentum” dan mempunyai nomor atom 47. Perak ialah sebuah
tertinggi di seluruh logam dan terdapat di mineral dan dalam bentuk bebas. Perak
bersifat meleable yaitu mudah ditempa dan perak termasuk logam mulia karena
tidak mengalami proses korosif, namun perak bisa mengalami proses oksidasi.
perak yang biasa disebut "tarnish". Namun proses oksidasi ini tidak
mengakibatkan kerusakan pada unsur tersebut, beda halnya dengan proses korosi
Di alam, perak bisa terdapat sebagai perak murni, senyawa atau campuran
dengan logam lain. Sebagai senyawa ditemukan dalam bentuk sulfida dan
campuran bersama Cu, Au, Pb, dan Zn. Pembentukan mineral logam perak
melalui dua proses yaitu : jebakan metasomatis kontak dan jebakan hydrothermal.
5
2.1.3 Logam Au
dalam suatu bahan dengan tingkat kepekaan, kecepatan, ketelitian, dan selektifitas
yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk menganalisis sampel dalam jumlah
kecil dan zat konsentrasi rendah. SSA digunakan untuk analisis kuantitatif
unsur-unsur logam dalam jumlah sekelumit (trace) dan sangat kelumit (ultra
trace). Cara analisis ini memberikan kadar total unsur logam dalam suatu sampel
dan tidak tergantung pada bentuk molekul dari logam dalam sampel tersebut. Cara
ini cocok untuk menganalisis kelumit logam karena mempunyai kepekaan yang
tinggi (batas deteksi kurang dari 1 ppm), pelaksanaannya relatif sederhana dan
luas, seperti logam Hg, Pb, Cd, Cu, Ag, Zn dan Ni pada air, ikan, crustacae,
6
Prinsip SSA didasarkan pada absorbansi cahaya oleh atom. Atom-atom
akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat
unsurnya. Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai cukup energi untuk
mengubah tingkat elektronik suatu atom yang mana transisi elektrolit suatu atom
bersifat spesifik. Dengan menyerap energi, maka diperoleh energi sehingga suatu
Keberhasilan metode ini tergantung pada proses eksitasi dan cara memperoleh
asam kuat seperti asam nitrat. Asam nitrat merupakan oksidator kuat yang dapat
melarutkan hampir semua logam dan dapat mencegah pengendapan unsur logam.
Selain itu proses destruksi ini dapat menghilangkan matrik yang dapat menganggu
Judul : Kandungan Logam Berat Pada Air Dan Sedimen Di Perairan Socah Dan
a. Metode Penelitian
Studi Pendahuluan
7
dan kandungan logam berat pada sedimen dan perairannya, untuk memastikan
Pengambilan Sampel
sedangkan untuk pengambilan sampel sedimen digunakan core atau grab sampler.
sampling dengan interval waktu antar sampling satu bulan. Pada setiap
setiap lokasi. Sampel air dan sedimen yang diperoleh dari lapangan dianalisa
Gambar 2. Kandungan Logam Berat Tembaga Pada Air Laut Perairan Socah dan
Kwanyar, Bangkalan
8
Gambar 3. Kandungan Logam Berat Tembaga Pada Sedimen Perairan Socah dan
Kwanyar, Bangkalan
Kandungan tembaga pada air diperairan Socah maupun Kwanyar masih
berada di bawah diambang batas baku mutu air laut yang dipersyaratkan bagi
kehidupan biota (KLH, 2004). Hal ini terlihat dari nilai kandungan tembaga yang
masih dibawah nilai 0,008 mg/L (Gambar 3). Sedangkan kandungan tembaga
pada sedimen diperairan Socah maupun Kwanyar sudah melebihi ambang batas
baku mutu air laut yang dipersyaratkan bagi kehidupan biota (KLH, 2004). Hal ini
terlihat dari nilai kandungan tembaga yang lebih dari 0,008 mg/L.
daripada di perairan Socah. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh proses dilusi
industry yang beroperasi. Secara umum pula, kandungan logam berat di sedimen
pada kedua perairan lebih tinggi dari kandungan logam berat di air.
c. Kesimpulan
masih dibawah ambang batas baku mutu air laut, sedangkan kandungan logam
berat di sedimen melebihi ambang batas baku mutu air laut untuk biota laut.
9
Secara umum, kandungan logam berat di sedimen lebih tinggi dari pada
Penulis : Taufik Hidayat, Fadhilah, S.Pd, M.Si dan Edi Nasra, S.Si, M.Si
a. Metode penelitian
000’9” BT/ 1000 14’18” LS. Kecamatan Bonjol berjarak sekitar 120 km dari Kota
kecamatan.
yang masih berproduksi di Bukit Gunjo Jorong Tanjung Bungo Kec. Bonjol
diambil oleh penambang pada urat ( vein ) kuarsa. Percontoh diambil sebanyak ±
10
Gambar 2. Percontoh dan Sampel
and quatering sampling karena paling cocok dengan tambang dengan metoda
Gophering.
b. Analisa Sampel
1. Cairan Ligan
waktu berapa perak (Ag) terserap optimal ke dalam cairan ligan, sehingga
pelarut kloroform.
berjarak 2 ini dipilih karena biaya yang mahal untuk tiap satu kali pengukuran),
11
selama 5 menit, pisahkan air dan organik dan ukur air dengan AAS, dapat pH
optimum.
Klorida 10%, set pH pada pH optimum. Ekstrak dengan CHCl₃ selama 5 menit,
HNO₃ 0,1 M 10 mL selama waktu ekstraksi 5, 10, 15, 20, 30 menit (ekstrasi
waktu berjarak 5 menit dipilih karena biaya yang mahal untuk tiap satu kali
pengukuran). Pisahkan air dan organic, ukur air dengan AAS dan di dapat waktu
optimum.
3. Aplikasi sampel
dengan media minyak goreng selama 3 jam. Setelah dingin tambah 100 ml
aquades dan uapkan untuk mengurangi kelebihan asam. Encerkan sampai batas,
12
Gambar 3. Liebeg dan pemanas dengan media minyak goreng
4. Ekstraksi
air dan organik. Ambil 5 mL fase organik dan distriping dengan HNO₃ 0,1 M 10
mL selama waktu optimum. Pisahkan air dan organik, ukur air dengan AAS,
13
Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu faktor utama dalam ekstraksi
ekstraksi ion logam dengan pengompleks tertentu. Apalagi untuk ion logam yang
terdapat dalam matriks sampel batuan. Selain ion logam yang mau diukur (analit),
juga terdapat ion logam lain yang juga dapat membentuk kompleks dengan
karena itu perlu dilakukan optimasi pH. Data optimasi pH dapat dilihat pada
14
Dari tabel dan grafik dapat dilihat bahwa hasil ekstraksi logam yang
3. Hal ini disebabkan pH 3 memiliki konsentrasi H+ yang lebih besar dari Ag+.
Pada pH 3 kadar yang diperoleh lebih besar, hal ini disebabkan karena pada pH 3
absorbsi maksimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan variasi waktu ekstraksi untuk
dilihat bahwa waktu optimum ekstraksi terjadi pada waktu 10 menit. Setelah 10
15
Gambar 5. Grafik konsentrasi kadar perak dengan variasi waktu
Dari optimasi pH dan waktu ekstraksi yang dilakukan baik terhadap logam
ditizon sebagai pengompleks, didapat kadar dalam sampel logam Ag seperti yang
Tabel 3. Data pembacaan AAS logam perak (Ag) dengan metoda ekstraksi
Tabel 4. Data pembacaan AAS logam perak (Ag) dengan metoda langsung
perbandingan antara hasil dari pengukuran langsung dan ekstraksi. Dimana terjadi
peningkatan nilai persentase dari kadar perak ( Ag ) pada proses ekstraksi. Berarti
16
metoda ekstraksi pelarut menggunakan ligan pengkelat ditizon dalam pelarut
dalam sampel batuan yang terdapat di daerah Bonjol Pasaman Barat sebesar 2,3
d. Kesimpulan
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Logam berat adalah unsur logam yang mempunyai densitas Iebih besar
dari 5 gr/cm3. Logam berat dapat mengubah kualitas perairan yang terendapkan
bersama dengan sedimen dan dapat menyebabkan transfer bahan kimia beracun
dari sedimen ke organisme sehingga tingkat cemaran logam berat sangatlah perlu
kandungan logam berat dalam sampel air, sedimen, dan biota laut adalah metode
suatu metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang
tersebut. Aplikasi analisis logam berat Cu, Au dan Ag dapat dianalisis dengan
3.2 Saran
rujukan dan acuan yang akan digunakan lebih diperbanyak dan semakin
ditingkatkan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Nugraha, W. A., 2009, Kandungan Logam Berat pada Air dan Sedimen Di
Perairan Socah Dan Kwanyar Kabupaten Bangkalan, Jurnal Kelautan,
2(2): 158-164.
Permanawati, Y., Zuraida, R., dan Ibrahim, A., 2013, Kandungan Logam Berat
(Cu, Pb, Zn, Cd, dan Cr) dalam Air dan Sedimen Di Perairan Teluk
Jakarta, Jurnal Geologi Kelautan, 11(1): 9-16.
Rinawati, D. dan Sofiatun, 2018, Analisis Logam Berat pada Perairan Hutan
Mangrove Di Kabupaten Tangerang, Jurnal Medikes, 5(1): 48-59.
Santi, Vanny, M. A., dan Gonggo., S. T., 2017, Analisis Tembaga (Cu) dan
Timbal (Pb) dalam Air Laut dan Sedimen Di Perairan Pantai Loli
Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala, Jurnal Akademika Kimia,
6(4): 241-246.
Suprianto dan Lelifajri, 2009, Analisis Logam Berat Pb dan Cd dalam Sampel
Ikan dan Kerang secara Spektrofotometri Serapan Atom, Jurnal
Rekayasa Kimia dan Lingkungan, 7(1): 5-8.
19