R
DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS SINISTRA
DI RUANG KENANGA RS MITRA SIAGA TEGAL
DI SUSUN OLEH :
Siti Rahma Nadya
C1120023
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Hernia
1. Definisi
2. Patofisiologi
Pada hernia inguinal, usus besar atau usus halus, omentum, atau kandung
kemih menonjol kedalam kanul inguinal. Pada hernia indirek (reversible), visera
abdomen keluar dari rongga abdomen melalui cincin inguinal dan mengikuti
funikulus spermatikus (pada pria) atau sekitar ligament (pada wanita); hernia ini
muncul pada cincin eksternal dan turun hingga mencapai kanal inguinal,
biasanya kedalam skrotum atau labia.
Pada hernia inguinal direk (versible), bukan masuk ke kanal melalui cincin
internal, hernia melewati dinding inguinal posterior, menonjol secara langsung
melalui fasia kanal yang melintang (diarea yang dikenal dengan segitiga
Hesselbach), dan muncul pada cincin eksternal.
3. Etiologi
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali congenital atau didapat.
Hernia dapat dijumpai pada segala usia, dan lebih banyak pada laki-laki daripada
perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu
masuk hernia di anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh
kantong dan isi hernia (Sjamsuhidajat, 2013).
Penyebab penyakit hernia yaitu karena kelemahan otot abdomen
(disebabkan oleh malformasi kongenital, trauma, atau proses penuaan) atau
meningkatnya tekanan intra-abdomen disebabkan oleh pengangkatan beban
yang berat, kehamilan, obesitas atau mengejan (Billota K. A. J. 2014).
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis hernia menurut Nanda NIC NOC 2015 :
a. Berupa benjolan keluar masuk/keras dan yang sering tampak benjolan di
lipat paha.
b. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit disertai
perasaan mual.
c. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi.
d. Bila terjadi hernia inguinalis stragulata perasaan sakit akan bertambah
hebat serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas.
e. Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan hernia akan bertambah
besar.
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang hernia menurut Nanda NIC NOC 2015:
a. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam
usus/obstruksi usus.
b. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih
dan ketidakseimbangan elektrolit.
6. Penatalaksanaan
Penanganan hernia menurut Nanda NIC NOC 2015 ada dua macam :
a. Konservatif (Townsend CM)
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia
yang telah direposisi. Bukan merupakan tindakan definitive sehingga dapat
kambuh kembali. Terdiri atas :
1) Reposisi
Reposisi adalah suatu usaha untuk mengembalikan isi hernia ke dalam
cavum peritonii atau abdomen. Reposisi dilakukan secara bimanual.
Reposisi dilakukan pada pasien dengan hernia reponibilis dengan cara
memakai dua tangan. Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis
strangulate kecuali pada anak-anak.
2) Suntikan
Dilakukan penyuntikan cairan sklerotik berupa alcohol atau kinin di
daerah sekitar hernia, yang menyebabkan pintu hernia mengalami
sclerosis atau penyempitan sehingga isi hernia keluar dari cavum
peritonii.
3) Sabuk hernia
Diberikan pada pasien yang hernia masih kecil dan menolak dilakukan
operasi.
b. Operatif
Operatif merupakan tindakan paling baik dan dapat dilakukan pada : (Norton
JA)
1) Hernia reponibilis
2) Hernia irreponibilis
3) Hernia strangulasi
4) Hernia incarserata
Operasi hernia dilakukan dalam 3 tahap :
1) Herniotomy
Membuka dan memotong kantong hernia serta mengembalikan isi hernia
ke cavum abdominalis.
2) Hernioraphy
Mulai dari mengikat leher hernia dan menggantungkannya pada conjoint
tendon (penebalan antara tepi bebas m.obliquss intra abdominalis dan
m.transversus abdominis yang berinsersio di tuberculum pubicum).
3) Hernioplasty
Menjahitkan conjoint tendon pada ligamentum inguinal agar LMR
hilang/tertutup dan dinding perut jadi lebih kuat karena tertutup otot.
Hernioplasty pada hernia inguinalis lateralis ada bermacam-macam
menurut kebutuhannya (Ferguson, Bassini, Halstedt, Hernioplasty pada
hernia inguinalis media dan hernia femoralis dikerjakan dengan cara
Mc.Vay)
7. Komplikasi
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang di alami oleh isi hernia.
Isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia ireponible. Hal ini
dapat terjadi kalau isi hernia terlalu besar, misalnya terdiri atas omentum, organ
ekstraperitoneal atau merupakan hernia akreta. Di sini tidak timbul gejala klinis
kecuali berupa benjolan. Isi hernia dapat pula tercekik oleh cincin hernia
sehingga terjadi hernia inkarserata yang menimbulkan gejala obstruksi usus.
Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi
hernia. Pada permulaan, terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem organ
atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia.
Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin bertambah
sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu (strangulasi).
Gambaran klinis hernia inkarserata yang berisi usus dimulai dengan
gambaran obstruksi usus disertai gangguan keseimbangan cairan, elektrolit,
asam basa. Bila telah terjadi strangulasi karena gangguan vaskularisasi, akan
terjadi gangren sehingga gambaran klinis menjadi toksik, suhu tubuh meninggi,
dan terdapat leukositosis. Penderita mengeluh nyeri lebih hebat di tempat
hernia. Nyeri akan menetap karena rangsangan peritoneal (Sjamsuhidajat, 2013)
LEMBAR PENGKAJIAN
DATA PASIEN
Nama : Tn.R
No RM : 131582
Tanggal MRS : 7 Januari 2021
Ruang : Kenanga
Tanggal Lahir : 1 Juli 1967
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Slawi
a. Keluhan utama MRS : Pasien mengatakan nyeri di perut bawah sebelah kiri
b. Keluhan Saat ini :
Post operasi : Pasien mengatakan tidak bisa tidur karena nyeri setelah
post operasi, jika batuk perut terasa nyeri , terdapat luka
post operasi di perut sebelah kiri ± 10 cm
P : Luka post operasi hernia inguinalis sinistra
Q : Seperti tertusuk-tusuk
R : di perut bawah sebelah kiri
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri hilang timbul
c. Kondisi saat masuk RS : Compos mentis
d. Penggunaan alat bantu : Terpasang infuse RL di tangan kanan 20 tpm
PERJALANAN PENYAKIT
1. Diagnosa kerja saat masuk : Hernia Inguinalis Sinistra
2. Tindakan saat masuk RS : Pemberian obat injeksi dan pemberian infus RL
3. Obat yang diberikan : 1. Ketorolac 30 mg / 12 jam / IV
2. Ranitidine 25 mg / 12 jam / IV
3. Anbacim 1 vial@1gr + 1 ampul pelarut 12 ml / 12
jam/IV
4. Infus RL 20 tetes permenit
4. Pemeriksaan penunjang :
a. Pemeriksaan laboratorium darah :
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
DARAH RUTIN
Index Eritrosit
3. Pola Eliminasi
a. Buang Air Besar : Pasien mengatakan BAB terakhir kali 1 minggu yang lalu,
konsistensi keras, warna : coklat
b. Buang Air Kecil : Pasien mengatakan memakai kateter , frekuensi : 1.300 cc ,
warna : kuning jernih
4. Pola Aktivitas :
a. Aktivitas : mobilitas ringan di bed
b. Kemampuan perawatan diri
Makan & minum : di bantu orang lain
Mandi : di bantu orang lain
Toileting : di bantu orang lain
Berpakaian : di bantu orang lain
Mobilitas di tempat tidur : di bantu orang lain
Berpindah : di bantu alat & orang lain
Ambulasi / ROM : di bantu orang lain
5. Pola Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan tidur 4 jam sehari , di siang hari tidur 2 jam & malam 2 jam , pasien
mengatakan tidurnya tidak nyenyak dan merasa terganggu dengan nyeri di perutnya.
6. Pola Perseptual
Pasien mengatakan penglihatan, pendengaran, pengecaoan tidak ada keluhan.
7. Pola persepsi diri
Pasien mengatakan selama sakit merasa cemas tetapi berfikir positif bisa disembuhkan.
8. Pola seksual dan reproduksi
Pasien mengatakan tidak ada keluhan pada reproduksi.
9. Pola peran dan hubungan
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga baik, interaksi dengan pasien lain juga
baik
10. Pola manajemen koping stress
Pasien mengatakan tidak bisa beraktivitas dan bekerja seperti biassanya, hanya bisa
berbaring saja.
11. Sistem nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan selama dirawat shalat hanya bisa berbaring dan berdoa agar sembuh
dari penyakitnya.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital : - Tekanan Darah : 110/80 mmHg
- Respirasi Rate : 22 x/menit
- Nadi : 98 x/menit
- Suhu : 36,5°C
Kepala dan leher : Bentuk mesosepal , tidak ada jejas luka, rambut kotor
Mata: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, ada reflek cahaya, pupil < 3 mm , Mulut:
membran mukosa lembab , tidak ada perdarahan di gusi.
Thoraks :
I: Tidak ada jejas luka
P: gerak dada simetris, adanya pengembangan dinding dada
Per: perkusi paru sonor
A : auskultasi paru vesikuler .
Abdomen :
I: terdapat luka post operasi di perut sebelah kiri ± 10 cm
P : Dinding abdomen teraba keras,
A : bising usus normal 10 x/menit
Per : terdapat nyeri tekan di abdomen kiri bawah.
Genetalia : Terpasang kateter hari ke 2, tidak ada keluhan.
Ekstermitas : Akral teraba hangat, capilary refill < 3 detik, tidak ada edema, tidak ada
dekubitus, turgor kulit kering, kekuatan otot 5 5
Gerak : Bebas Bebas 4 4
Terbatas Terbatas
Keluhan : Pasien mengatakan susah gerak ketika membolak-balikan tubuh, pasien
mengatakan bagian ekstermitas bawah terasa pegal dari ujung kaki sampai
bagian bahu terasa pegal-pegal.
ANALISA DATA
dx
Data Objektif :
- Kesadaran compos mentis
- Pasien tampak menahan nyeri
- Terdapat luka post op di perut
sebelah kiri ± 10 cm
- Tanda-tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg
RR : 22 x/menit
N : 98 x/menit
S : 36,5°C
Data Subjektif :
- Terpasang kateter
- Pasien tampak hanya berbaring
saja.
- Kekuatan otot 5 5
4 4
Data Objektif :
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan inkontuinitas jaringan
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka post operasi
3. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan trauma jaringan
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No. Tanggal/ Implementasi Evaluasi Formatif Paraf
dx Jam
Data Objektif :
Data Objektif :
Data Objektif :
Data Objektif :
Data Objektif:
4 4
Data Objektif :
Data Objektif:
- pasien tampak
mempraktekan apa yang
diajarkan oleh perawat
- kondisi umum sedang
Data Objektif:
Data Objektif:
- diit lunak
- makanan tersisa ½ porsi
Data Objektif:
Data Objektif:
CATATAN PERKEMBANGAN
No Tanggal/jam Implementasi Evaluasi Paraf
P: lanjutkan intervensi
- memotivasi pasien
untuk melakukan
teknik nafas dalam
- memberikan
injeksi Ketorolac
30 mg/12 jam
Ranitidine 25
mg/12 jam
4 4
P:lanjutkan intervensi
- motivasi pasien
untuk berpindah
diri dari tempat
tidur, berdiri, dan
latihan duduk
- ubah posisi pasien
tiap 2 jam
A: masalah teratasi
sebagian
P: lanjutkan intervensi
- Motivasi pasien
untuk makan
sedikit-sedikit tapi
sering
- Kaji tanda-tanda
infeksi
- Ajarkan pasien
untuk menjaga
kebersihan luka
- Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian terapi
O:
- Skala nyeri 1
- kesadaran compos
mentis
- Tanda-tanda vital:
TD: 120/80 mmHg,
N: 92 x/menit,
RR: 22x/menit,
S: 36,7
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
O:
+ +
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
O:
P: hentikan intervensi