Anda di halaman 1dari 24

MODUL 7

PENDIDIKAN ANAK TUNA DAKSA DAN TUNA LARAS

DISUSUN OLEH KELOMPOK V:


HENI DWI JAYATI (855875581) SANDRA NURISTA PURWANDARI (855875345)
MEGARIA ARIYANTI WIGUNO (855878752) YULIANA WULANDARI (855881159)
NOVIA ERNADI SENTIANA PUTRI (855875449)
Kegiatan Belajar 1
Definisi, Penyebab, Klasifikasi, dan Dampak Tunadaksa
A. Pengertian dan Definisi Anak Tunadaksa

Anak tunadaksa sering disebut dengan istilah anak cacat tubuh,


cacat fisik, dan cacat ortopedi. Istilah tunadaksa berasal dari
kata “tuna berarti rugi atau kurang dan daksa yang berarti
tubuh”. Tunadaksa adalah anak yang memiliki anggota tubuh
tidak sempurna, sedangkan stilah cacat tubuh dan cacat fisik
dimaksudkan untuk menyebut anak cacat pada anggota
tubuhnya, bukan cacat indra.
B. Penyebab Ketunadaksaan
Penyebab terjadinya ketunadaksaan dapat dikelompokkan
menurut saat terjadinya, yaitu:
a. Sebab-sebab sebelum kelahiran (fase prenatal)
b. Sebab-sebab pada saat kelahiran (fase natal)
c. Sebab-sebab setelah proses kelahiran (fase postnatal)
C. Klasifikasi Anak Tunadaksa
Penggolongan anak tunadaksa bermacam-macam salah satu
di antaranya dilihat dari sistem kelainannya yang terdiri dari:
1.Kelainan pada sistem cerebral (cerebral system)
2.Kelainan pada sistem otot dan rangka (musculus skeletal
system)
Penyandang kelainan pada sistem cerebral, kelainannya
terletak pada sistem saraf pusat, seperti cerebral palsy (CP)
atau kelumpuhan otak. Cerebral Palsy ditandai oelh adanya
kelainan gerak, sikap atau bentuk tubuh, gangguan
koordinasi, kadang-kadang disertai gangguan psikologis
Penggolongan anak tunadaksa dalam kelompok kelainan sistem otot
dan rangka tersebut adalah sebagai berikut:
1. Poliomylitis
Ini merupakan suatu infeksi pada sumsum tulang belakang
yang disebabkan oleh virus polio yang mengakibatkan kelumpuhan dan sifatnya menetap. Dilihat
dari sel-sel motoric yang rusak, kelumpuhan anak polio dapat dibedakan menjadi:
a. ipe spinal, yaitu kelumpuhan pada otot-otot leher, sekat dada, tangan dan kaki.
b. Tipe bulbaris, kelumpuhan fungsi motoric pada satu atau lebih saraf tepi dengan ditandai
adanya gangguan pernapasan
c. Tipe bulbospinalis, gabungan anatar tipe spinal dan bulbaris
d. Encephalitis yang biasanya disertai dengan demam,kesadaran
menurun, tremor, dan kadang-kadang kejang.
2. Muscle Dystrophy
Jenis penyakit yang mengakibatkan otot tidak berkembang
karena mengalami kelumpuhan yang sifatnya progresif dan
simetris.
3. Spina Bifida
Merupakan jenis kelainan pada tulang belakang yang ditandai dengan
terbukanya satu atau tiga ruas tulang belakang dan tidal tertutupnya
kembali selama proses perkembangan.
D. Dampak Tunadaksa
1. Dampak aspek akademik
Pada umumnya tingkat kecerdasan anak tunadaksa yang mengalami kelaina pada sistem
otot dan rangka adalah normal, sehingga dapat mengikuti pelajaran sama dengan anak
normal, sedangkan anak tunadaksa yang mengalami kelainaan pada sistem cerebral, tingkat
kecerdasannya berentang mulai dari tingkat rendah sampai dengan tingkat tinggi.
2. Dampak sosial/emosional
Dampak sosial/emosional anak tunadaksa bermula dari konsep diri anak yang mersa
dirinya cacat, tidal berguna, dan menjadi beban orang lain yang mengakibatkan mereka
malas belajar, bermain. Kehadiran anak
cacat yang tidal diterima oleh orang tua dan disingkirkan dari masyarakat akan merusak
perkembangan pribadi anak.
3. Dampak Fisik/Kesehatan
Dampak fisik/kesehatan anak tunadaksa biasanya seain mengalami cacat
tubuh adalah kecenderungan mengalami gangguan lainnya, seperti sakit
gigi, berkurangnya daya pendengaran, penglihatan, gangguan bicara dan
lain-lain. Kelainan tambahan itu banyak ditemukan pada anak tunadaksa
sistem cerebral.
LANJUTAN
Menurut derajat kecacatannya, cerebral palsy diklasifikasikan
Menjadi :
(1) ringan, dengan ciri-ciri: dapat berjalan tanpa alat bantu,bicara jelas dan dapat
menolong diri;
(2) sedang, dengan ciri-ciri: membutuhkan bantuan untuk latihan berbicara,
berjalan, mengurus diri, dan alat-alat khusus seperti brace;
(3) berat, dengan ciri-ciri: membutuhkan perawatan tetap dalam ambulasi, bicara,
dan menolong diri.
Sedangkan menurut letak kelainan diotak dan fungsi geraknya cerebral palsy
dibedakan atas: spastik, dyskenisia, ataxia dan jenis campuran. Golongan anak
tunadaksa berikut ini tidal mustahil akan belajar bersama dengan anak normal dan
banyak ditemukan pada kelas-kelas biasa.
Kegiatan Belajar 2

KEBUTUHAN KHUSUS DAN PROFIL


PENDIDIKAN ANAK TUNADAKSA
Kelainan fisik dan gangguan kesehatan begitu
luas sehingga mereka membutuhkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Kebutuhan akan Keleluasaan Gerakan dan
Memosisikan Diri.
2. Kebutuhan Komunikasi
3. Kebutuhan Keterampilan Memelihara Diri
4. Kebutuhan Psikologi
1. Tujuan Pendidikan
Tujuan utama pendidikan tunadaksa adalah terbentuknya
kemandirian dan keutuhan pribadi. Menurut Coccor
mengemukakan bahwa dalam pendidikan anak tunadaksa perlu
dikembangkan dalam 7 aspek yaitu:
a. pengemabangan intelektual dan akademik

b. membantu perkembangan peserta didik

c. meningkatkan perkembangan emosi dan penerimaan diri anak

d. Mematangkan aspek social

e. Meningkatkan ekspresi diri

f. Mempersiapkan masa depan anak


2. Sistem pendidikan
Sesuai dengan pengorganisasian tempat pendidikan maka
system pendidikan anak tunadaksa adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan integritas (terpadu)
b. Pendidikan segregasi (terpisah)
c. Sistem inklusif

3. Pelaksanaan pembelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran akan dikemuakkan hal-hal
yang dapat berkaitan dengan keterlaksanaanya sebagai
berikut:
a. Perencanaan kegiatan belajar-mengajar
b. Prinsip pembelajaraan
4. Penataan lingkungang belajar dan sarana khusus
Berhubung anak tunadaksa mengalami gangguan motorik, maka dalam mengikuti
pendidikan membutuhkan perlengkapan khusus dalam lingkungan belajarnya.

5. Personel
a. Guru yang berlatar belakang pendidikan luar biasa, khususnya pendidikan
tunadaksa
b. Guru yang memiliki keahlian khusus
c. Guru sekolah biasa
d. Dokter umum
e. Dokter ahli ortopedi
f. Neurolog
g. Ahli terapi

6. Evaluasi
KEGIATAN BELAJAR 3

DEFINISI, KLASIFIKASI, PENYEBAB DAN DAMPAK


KETUNALARASAN
TUNALARAS

A B
PENGERTIAN DAN DEFINISI ANAK KLASIFIKASI ANAK TUNALARAS
TUNALARAS

C D

PENYEBAB KETUNALARASAN DAMPAK KETUNALARASAN


PENGERTIAN DAN DEFINISI ANAK TUNALARAS

: Menurut Samuel A. Kirk


anak tunalaras adalah mereka yang terganggu perkembangan emosi, menunjukkan adanya konflik dan tekanan batin,
menunjukkan kecemasan, penderita neurotis atau bertingkahlaku psikotis. Dengan terganggunya aspek emosi dapat merugikan
dirinya sendiri dan orang lain atau lingkungannya.

Anak tunalaras adalah suatu tingkahlaku yang tidak sesuai dengan cultur permissive atau
menurut norma keluarga, sekolah dan masyarakat luas. Sedangkan menurut Nelson
(1981), seorang anak dikatakan tunalaras apabila tingkahlaku mereka menyimpang dari
ukuran menurut norma, usia, jenis kelamin, dilakukan dengan frekwensi dan intensitas
relatif tinggi, serta dalam waktu relatif lama.
KLASIFIKASI ANAK TUNALARAS

Sistem klasifikasi kelainan perilaku yang dikemukakan oleh Quay, 1979 dalam Samuel
A. Kirk and James J. Gallagher (1986) yang dialihbahasakan oleh Moh. Amin, dkk
(1991: 51) adalah sebagai berikut:

• Anak yang mengalami gangguan perilaku yang kacau (conduct disorder) mengacu
pada tipe anak yang melawan kekuasaan, seperti bermusuhan dengan polisi dan
guru, kejam, jahat, suka menyerang, hiperaktif.
• Anak yang cemas-menarik diri (anxious-withdraw) adalah anak yang pemalu,
takut-takut, suka menyendiri, peka, dan penurut. Mereka tertekan batinnya.
• Dimensi ketidakmatangan (immaturity) mengacu kepada anak yang tidak ada
perhatian, lambat, tak berminat sekolah, pemalas, suka melamun dan pendiam.
Mereka mirip seperti anak autistik.
• Anak agresi sosialisasi (socialized-aggressive) mempunyai ciri atau masalah
perilaku yang sama dengan gangguan perilaku yang bersosialisasi dengan “gang”
tertentu. Anak tipe ini termasuk dalam perilaku pencurian dan pembolosan. Mereka
merupakan suatu bahaya bagi masyarakat umum.
PENYEBAB KETUNALARASAN
FAKTOR
KETURUNAN

FAKTOR
KERUSAKAN FISIK

FAKTOR
LINGKUNGAN

FAKTOR LAIN
DAMPAK KETUNALARASAN

DAMPAK DAMPAK
AKADEMIK SOSIAL/EMOSIONAL

DAMPAK
FISIK/KESEHATAN
KEGIATAN BELAJAR 4

KEBUTUHAN KHUSUS DAN PROFIL


PENDIDIKAN ANAK TUNALARAS
KEBUTUHAN KHUSUS DAN PROFIL
PENDIDIKAN ANAK TUNALARAS

KEBUTUHAN KHUSUS
ANAK TUNALARAS

PROFIL PENDIDIKAN
ANAK TUNALARAS
A.KEBUTUHAN KHUSUS ANAK TUNALARAS

1. Kebutuhan akan menyesuaikan lingkungan belajar maupun proes pembelajaran yang sesuai
dengan anak tunalaras
2. Kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan fisisk sebaik-baiknya mengembangkan bakat
dan kemampuan intelektualnya
3. Kebutuhan akan adanya kesempatan sebaik-baiknya agar anak dapat menyesuaikan diri
dengan baik terhadap lingkungannya
4. Kebutuhan akan penugasan keterampilan khusus bekal hidupnya
5. Kebutuhan akan adanya rasa aman
6. Kebutuhan akan adanya suasana tidak menambah rasa rendah diri
PROFIL PENDIDIKSN ANAK TUNALARAS

A. B. C.
MODEL / STRATEGI TEMPAT LAYANAN
TUJUAN LAYANAN
PELAJARAN

D E F
SARANA PERSONIL EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai