Anda di halaman 1dari 5

RESUME PRESENTASI MATERI ASPEK MEDICOLEGAL

Ditunjukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Kesehatan

Dosen Pengampu :

Rahmi Nurmadinisia, S.KM., M.KM

Di Susun oleh:

Alya Larasati (1320118003)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES RAFLESIA DEPOK

2021
Nirmala Syahri Dwi Cahyanti (1320118009)

“MATERI ASPEK MEDICOLEGAL”

A. Definisi Medicolegal
Medikolegal adalah suatu ilmu terapan yang melibatkan dua aspek ilmu yaitu medico
yang berarti ilmu kedokteran dan -legal yang berarti ilmu hukum. Medikolegal
berpusat pada standar pelayanan medis dan standar pelayanan operasional dalam
bidang kedokteran dan hukum – hukum yang berlaku pada umumnya dan hukum –
hukum yang bersifat khusus seperti kedokteran dan kesehatan pada khususnya.

Mediko Legal adalah merupakan bidang interdisipliner antara kesehatan/kedokteran


dengan ilmu hukum. Pelayanan mediko legal adalah bentuk pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh tenaga medis dengan menggunakan ilmu dan teknologi kedokteran
atas dasar kewenangan yang dimiliki untuk kepentingan hukum dan untuk
melaksanakan peraturan yang berlaku.

B. Aspek Medicolegal
a. Hak dan kewajiban pasien
b. Hak dan kewajiban provider
c. Jaminan bahwa pelayanan medik yang diberikan dengan cara dan mutu yang
dapat dipertanggungjawabkan
d. Sistem dan prosedur menjamin hak dan kewajiban serta menjamin tindakan yang
dilaksanakan di rumah sakit dapat diadakan evaluasinya
e. Hak dan kewajiban pemilik dan pengelola

C. Kasus Medicolegal
Kasus medikolegal dapat didefinisikan sebagai kasus cedera, cacat atau meninggal
dimana penyelidikan dari lembaga penegak hukum sangat penting untuk mengetahui
siapa yang bertanggung jawab atas cedera, cacat atau ,meninggal tersebut, apakah
dokter yang bertanggung jawab? Atau pasien sendiri yang bertanggung jawab atas
cedera, cacat atau meninggal tersebut?. Bahasa sederhananya adalah sebuah kasus
hukum yang memerlukan keahlian medis dalam penyelesaiannya.

D. Contoh Kasus
Beranjak dari fakta sosial salah satu contoh seorang pasien dengan “fraktur humerus
dextra” (tulang paha kanan) akibat kecelakaan lalu lintas, lalu dioperasi untuk
pemasangan plat, pasca operasi keadaan pasien sudah membaik, lalu pasien
dipulangkan dengan catatan harus kotrol secara rutin. Namun, pasien hanya datang
satu kali untuk kontrol jahitan, selanjutnya pasien tidak pernah datang lagi. Dimana
seharusnya pasien datang untuk kontrol perkembangan proses penyembuhannya . 3
bulan kemudian pasien kembali datang ke RS dengan keluhan paha kanannya nyeri
dan bengkak. Didapati patah tulang berulang pada paha kanan. Lalu pasien menuntut
ganti rugi karena keadaannya tersebut. Sudut pandang pasien, “pasien menuduh
dokter menggunakan plat yang kualitasnya tidak bagus”, dari sudut pandang dokter,
“kejadian ini terjadi karena pasien tidak kontrol, sesuai dengan anjuran dokter,
sehingga proses penyembuhannya tidak terpantau dan ada kemungkinan pasien
melakukan gerakan – gerakan yang belum diperbolehkan”

E. Analisis Kasus
Dari kasus tersebut apabila ditelaah lebih lanjut sebenarnya terdapat dua sudut
pandang yang bisa ditelusuri, Dua sudut pandang ini sebenarnya dapat dilakukan
pendekatan, sehingga jarak ekstrim antara kedua argumentasi tersebut dapat lebih
dekat, yaitu memang benar pasien tidak disiplin dalam melakukan kontrol (hanya 1
kali kontrol), tetapi hal ini terjadi karena dokter tidak menginformasikan kepada
pasien kegunaan dari kontrol (mengetahui perkembangan penyembuhan, sehingga
dapat memberikan informasi tentang gerakan – gerakan apa saja yang dapat dilakukan
oleh pasien).

F. Etika Medicolegal Hubungan Dokter dan Pasien


Hubungan antara dokter dengan pasien dalam transaksi “terapeutik” didasari oleh dua
macam hak asasi manusia, dengan demikian keberadaan hubungan antara dokter
dengan pasien, baik ditinjau dari sudut hukum maupun aspek pelayanan kesehatan,
tidak terlepas dari hak asasi manusia yang melekat dalam diri manusia, khususnya hak
untuk menentukan nasib sendiri dan hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
Perjanjian terapeutik antara dokter dan pasien menimbulkan hak dan kewajiban
masing-masing pihak, dari aspek perdata berupa persetujuan antara dokter dengan
pasien merupakan akibat kelalaian di bidang perdata serta tuntutannya terhadap
pelayanan kesehatan, sedangkan dari sudut pidana yang ditimbulkan adanya
hubungan hukum dalam pelayanan kesehatan meliputi kebenaran dari isi surat
keterangan kesehatan, wajib simpan rahasia oleh dokter tentang kesehatan pasien,
pengguguran kandungan dan lain sebagainya.
Tindakan medis tertentu yang dilakukan oleh dokter tidak dapat dijatuhi sanksi
pidana, apabila memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:
1. Ada indikasi medis yang dilakukan untuk mencapai tujuan konkret tertentu.
2. Tindakan medis dilakukan menurut aturan dalam ilmu kedokteran.
3. Mendapatkan persetujuan dari pasien terlebih dahulu
Jika terjadi Kesalahan yang dilakukan oleh dokter, maka perbuatan tersebut tidak
menghilangkan sifat melawan hukum dalam hukum pidana. Kesalahan dokter tersebut
tetap bisa dimintai pertanggungjawaban, meskipun tindakan medis yang dilakukan
oleh dokter telah disetujui oleh pasien atau keluarga pasien. Aspek hukum
administrasi dalam melakukan tindakan medis berhubungan dengan kewenangan
dokter secara yuridis yang didasarkan pada syarat yang harus dipenuhi yaitu untuk
memiliki izin praktek dokter yang sah. Perjanjian terapeutik merupakan
inspaningverbintenis, bahwa secara berhati-hati, teliti, dan trampil sesuai dengan ilmu
pengetahuannya serta pengalamannya untuk menyembuhkan pasien.
G. Kesimpulan
Aspek medicolegal dalam penatalaksanaan aktivitas pelayanan kesehatan sangatlah
penting karna bisa menjadi dasar pemberian hak kesehatan yang tepat kepada pasien
sesuai HAM yang berlaku karna adanya keseimbangan antara bidang hukum dan
medis yang tepat dan beralasan.
Karena itu sebagai seorang tenaga kesehatan yang baik, haruslah bertindak secara
hati-hati yang wajar dalam menerapkan ilmu dan kepandaiannya. Apakah jika dalam
suatu kasus itu seorang tenaga kesehatan telah bertindak demikian atau tidak adalah
persoalan hakim atau saksi ahli, karena adanya kelalaian harus dibuktikan dengan
jelas. Untuk itulah sebuah kode etik dan sumpah tenaga kesehatan sangat penting
dalam tugas dan kewajiban sebagai seorang tenaga kesehatan.Itulah medikolegal, jadi
disitu terkait antara aspek hukum dan aspek medis, karena ini menyangkut bagaimana
sebuah pelayanan medis dilihat dari segi hukum.Karena itu telah dibuat berbagai
peraturan pemerintah yang mengatur semua prosedur tersebut.

Pertanyaan:

1. Mengapa sebelum melakukan kegiatan aktivitas kesehatan perlu adanya persetujuan


tindakan kedokteran dan perjanjian terapeutik seberapa pentingkah esensinya ?
(Anatasya ‘Aisy)
2. Apakah pada saat dilaksanakan perjanjian terapeutik antara dokter dan pasien ada
syarat - syarat yang harus diperhatikan jika ada, bisa dijelaskan syarat-syaratnya? (Siti
Wulandari)
3. Bagaimana Persetujuan tindakan kedokteran dapat diperoleh dan apakah persetujuan
tersebut dapat dicabut kembali? (Odha Dwi Permata)

Jawaban:

1. Alasannya:
a. Dilakukannya persetujuan Tindakan kedokteran dan Perjanjian Terapeutik
esensinya adalah demi kepentingan dan perlindungan hukum seluruh pihak dalam
aktifitas pelayanan kesehatan, baik itu pasien, tenaga medis maupun negara.
b. Bagi pasien, merupakan bentuk pengakuan dan perlindungan negara akan adanya
hak pasien untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan dirinya dan hak untuk
membuat keputusan bagi dirinya sendiri.
c. Bagi Tenaga Medis, merupakan kepastian hukum akan adanya persetujuan dari
pasien terhadap tindakan kedokteran yang akan dilakukan.
d. Sedangkan bagi negara, persetujuan tindakan kedokteran merupakan upaya negara
untuk melindungi hak pasien dari tindakan kesewenangwenang dokter terhadap
pasiennya.
2. Syarat sahnya perjanjian diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata, yang dalam kaitannya
dengan perjanjian terapeutik adalah :
a. Kesepakatan antara dokter dan pasien, kesepakatan dalam perjanjian terapeutik
untuk tindak - tindakan medis tertentu harus ada apa yang dinamakan Informed
consent, yaitu persetujuan dari pasien untuk dilakukannya tindakan medis setelah
mendapatkan penjelasan mengenai apa dan bagaimana tindakan medis itu akan
dilakukan.

b. Kecakapan para pihak, seseorang dikatakan cakap dalam melakukan tindakan


hukum apabila yang bersangkutan telah dewasa, atau telah berumur 21 tahun atau
sudah menikah sebelum umur tersebut.

c. suatu hal yang tertentu, suatu hal tertentu adalah mengenai objek hukum atau hal
diperjanjikan. dalam perjanjian terapeutik yang menjadi suatu hal tertentu adalah
tindakan medis yang akan dilakukan oleh si dokter, yaitu tindakan untuk
melakukan pengobatan dan/atau suatu upaya untuk melakukan tindakan
penyembuhan terhadap suatu penyakit.

d. Sebab yang halal, dalam pengertian ini maka yang menjadi objek yang
diperjanjikan dalam perjanjian terapeutik adalah hal - hal yang diperbolehkan atau
tidak bertentangan dengan hukum, seperti misalnya dokter tidak boleh
memperjanjikan untuk melakukan abortus (pengguran kandungan), karena
pengguguran kandungan (yang tanpa indikasi medis) bertentangan dengan hukum.

3. Persetujuan Tindakan kedokteran dapat diperoleh melalui alur sebagai berikut :


a. Pemberi pelayanan kesehatan harus menjelaskan kepada pasien, atau dalam hal
pasien tidak kompeten – kepada keluarga terdekatnya, apa yang diderita pasien
dan tindakan kedokteran apa yang akan dilakukan, manfaat dan risiko tindakan
tersebut, alternatif tindakan lain bila ada dan masing-masing risikonya, bagaimana
tindakan tersebut dilakukan, serta prognosisnya. Penjelasan dilakukan dengan cara
yang dipahami penerima penjelasan, dilengkapi dengan diskusi apabila
diperlukan. Kemudian baru dimintakan persetujuan dari pasien atau keluarga
terdekatnya bila pasien tidak mampu membuat keputusan.
b. Persetujuan dapat dicabut kembali oleh pasien tanpa memerlukan kesepakatan
pemberi pelayanan (dokter atau fasilitas pelayanan kesehatan), oleh karena
persetujuan tindakan kedokteran ini bukanlah suatu kontrak atau perjanjian dua
pihak, melainkan persetujuan sepihak. Tentu saja pasien wajib membayar biaya
yang sudah terlanjur dilakukan dalam rangka melaksanakan persetujuan tindakan
kedokteran tersebut.

Anda mungkin juga menyukai