Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH

“STUDI KELAYAKAN BISNIS I ”

Dosen : Amelia A. Lambajang, S.E., MSA

Oleh :

Angela P. Rengkung

10119001

PRODI AKUNTANSI

UNIVERSITAS PRISMA

MANADO

2021/2022
Laporan keuangan dapat diartikan sebagai proses menguraikan pos-pos keuangan
menjadi unit informasi yang lebih kecil. Dan untuk mengetahui hubungan signifikan antara
data kuantitatif dan non-kuantitatif.

Laporan keuangan dibuat bukan tanpa tujuan. Tujuannya adalah agar dapat diperoleh
informasi mengenai kondisi keuangan yang lebih jelas. Selain itu, paling tidak ada 9 tujuan
dari analisis laporan keuangan yaitu:

1. Bahan pertimbangan bagi investor untuk berinvestasi di suatu perusahaan.


2. Memberikan informasi mengenai kesanggupan perusahaan dalam mengembalikan
pinjaman serta bunganya.
3. Sebelum melakukan kerjasama dengan pemasok, perusahaan harus melakukan
analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan, profitabilitas pemasok serta
kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban melalui analisis laporan
keuangan.
4. Digunakan untuk mengetahui informasi tentang kesanggupan pelanggan dalam
memenuhi kewajibannya.
5. Untuk mengetahui apakah perusahaan yang akan dimasuki tersebut memiliki prospek
yang bagus.
6. Bahan acuan oleh pemerintah untuk menentukan besarnya pajak perusahaan yang
harus dibayarkan.
7. Analisis laporan dibuat untuk menentukan perkembangan perusahaan, karena pihak
internal seperti seorang manajer dapat menjadikannya sebagai acuan untuk menyusun
strategi kedepannya.
8. Untuk mengetahui kondisi keuangan pesaing.
9. Dapat digunakan untuk mengetahui besarnya kerusakan yang dialami perusahaan.

 Jenis-Jenis Analisis Keuangan


1) Analisis Horizontal & Vertikal
Analisis horizontal terdiri dari perbandingan data keuangan tahun terakhir
dengan data keuangan di tahun-tahun lainnya. Jenis analisis laporan keuangan ini
juga dikenal sebagai analisis trend, dan sering dinyatakan dalam istilah moneter
atau mata uang dan persentase. Perbandingan jumlah mata uang akan memberikan
analis wawasan tentang aspek-aspek yang mungkin berkontribusi secara
signifikan terhadap profitabilitas atau posisi keuangan suatu bisnis atau
perusahaan.
Sedangkan analisis vertikal merupakan analisis laporan yang dilakukan
dengan cara membandingkan hubungan setiap komponen dengan total akun di
dalam laporan keuangan tunggal. Analisis vertikal ini dapat diterapkan pada akun
untung dan rugi dengan merepresentasikan tajuk standar sebagai persentase dari
total omset tahunan. Hal ini akan memudahkan untuk mendapatkan informasi jika
pembagian biaya, pengeluaran, serta laba yang berbeda. Selain itu juga
memungkinkan untuk membandingkan tahun-tahun berikutnya dan untuk
mengidentifikasi tren tertentu.

2) Analisis Rasio

Dapat digunakan untuk mewakili hubungan antara berbagai angka pada


neraca, laba dan rugi atau catatan akuntansi lainnya yang dibuat oleh akuntan.
Pada analisis laporan berdasarkan rasio, dapat dibandingkan antara 2 kuantitas.
Rasio selalu mewakili satu angka yang berkaitan dengan angka yang lainnya.
Contoh rasio yang paling umum digunakan diantaranya adalah rasio profitabilitas,
rasio likuiditas, rasio efisiensi, dan rasio solvabilitas

 Contoh Analisis Keuangan Sederhana


Sebagai contoh, kas sebesar Rp150.000.000 di dalam neraca tahun berjalan
dapat dibandingkan dengan kas sebesar Rp100.000.000 di dalam neraca tahun
sebelumnya.
Kas periode tahun ini dapat dinyatakan sebagai 1,5 atau sebesar 150% dari jumlah
tahun sebelumnya. Atau sebagai kenaikan sebesar 50% atau Rp50.000.0000.
Prosedur analisis juga dapat digunakan secara luas untuk memeriksa hubungan di
laporan keuangan. Contohnya, asumsikan bahwa kas sebesar Rp50.000.000 dan
persediaan sebesar Rp250.000.000 dimasukkan di dalam total aset senilai
Rp1.000.000.000 dalam neraca.
Dalam bentuk relatif, jumlah saldo kas adalah sebesar 5% dari total aset. Dan jumlah
persediaan adalah sebesar 25% dari total aset.
 Faktor-faktor Potensial Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
Terdapat variasi yang sangat luas mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi
ketepatan waktu pelaporan keuangan. Faktor-Faktor tersebut meliputi:
1) Debt to Equity
Penentuan kebijakan struktur keuangan dan terkati dengan struktur
modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai
pembelanjaan perusahaan. Struktur modal tercermin pada hutang janga
panjang dan unsur-unsur modal sendiri. Untuk mengukur struktur modal
digunakan radio struktur modal yang disebut dengan leverage ratio (Munawir,
2003). Leverage ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang apabila pada suatu saat
perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh
perusahaan dibiayai oleh pihak luar atau kreditur. Salah satu rasio leverage
adalah Debt to equity (Munawir, 2003). Teori keagenan secara luas digunakan
untuk menjelaskan hubungan antara leverage perusahaan dan ketepatan waktu
pelapran keuangan perusahaan. Teori ini manyatakan bahwa tingkat leverage
perusahaan meningkat seiring meningkatnya transfer kekayaan bagi pemegang
saham tetap. Debitur dapat melindungi diri mereka, sementara manajer dan
pemegang saham memiliki insentif untuk meningkatkan tingkat monitoring
secara sukarela dengan meningkatkan pengungkapan informasi tambahan
mengenai aktivitas-aktivitas perusahaan (Myers, 1977).

2) Profitabilitas

Rasio profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam


menghasilkan keuntungan. Profitabilitas suatu perusahaan mencerminkan
tingkat efektivitas yang dicapai oleh suatu operasional perusahaan (Saleh,
2004). Rasio profitabilitas juga berfungsi untuk mengukur efisiensi
penggunaan aktiva perusahaan (atau mungkin sekelompok aktiva perusahaan).
Efisiensi dikaitkan dengan penjualan yang berhasil diciptakan. Sebagai misal
ada jenis perusahaan yang mengambil keuntungan relatif cukup tinggi dari
setiap penjualan (misal penjualan meubel, perhiasan dan sebagainya), tetapi
ada pula yang keuntungan relatifnya cukup rendah (seperti barang-barang
keperluan sehari-hari). Salah satu rasio profitabilitas adalah return on assets
(ROA),yaitu membandingkan antara EBIT (Earning Before Income Tax)
dengan jumlah aktiva rasio ini dipergunakan untuk mengukur kemampuan dari
modal yangdiinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
keuntungan bagi semua investor (Riyanto, 2001). Variasi dalam perhitungan
ROA adalah dengan memasukkan biaya pendanaan. Biaya-biaya pendanaan
yang dimaksud adalah bunga yang merupakan biaya pendanaan dengan
hutang. Deviden yang merupakan biaya pendanaan dengan saham dalam
analisis ROA tidak diperhitungkan. Biaya bunga ditambahakan ke laba yang
diperoleh perusahaan. ROA bisa diinterpretasikan sebagai hasil dari
serangkaian kebijakan perusahaan dan pengaruh dari faktor-faktor lingkungan.
Analisis difokuskan pada profitabilitas asset, dan dengan demikian tidak
memperhtingkan cara-cara untuk mendanai asset (Hanafi dan Halim, 2003).
Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntunganuntungan dari kekayaan yang dimilikinya. Cara pemikiran bahwa
tingkat keuntungan dipakai sebagai suatu cara untuk menilai keberhasilan
efektivitas perusahaan, tentu saja berkaitan dengan hasil akhir dari berbagai
kebijakan dan keputusan perusahaan yang telah dijalankan dalam periode
berjalan (Husnan, 2003). Perusahaan yang mendapatkan keuntungan memiliki
kecenderungan untuk menyampaikan laporan keuangan tepat waktu sebab laba
dianggap sebagai erita baik sehingga perusahaan ingin segera menyampaikan
berita tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Singvi dan Desai,
1971). Lang dan Lundolm (193) menyatakan bahwa terdapat persepsi umum
bahwa perusahaan akan dengan segera memberikan informasi ketika
perusahaan kinerjanya baik daripada ketika perusahaan kinerjanya buruk.
Salah satu penjelasan dari tindakan ini didasarkan pada teori sinyal. Teori sinal
menyatakan bahwa dalam situasi perusahaan mendapatkan keuntungan
manajemen perusahaan tersebut akan menggunakan informasi tersebut untuk
memberikan sinyal kepada investor agar mendukung kelangsungan posisi
manajemen saat ini dan kompensasi yang lebih tinggi pada manajemen.Pada
saat perusahaan mengalami keuntungan maka kepercayaan diri manajemen
semakin meningkat untuk meminta pemegang saham mendukung kontrak
kompensasi, sehingga mereka akan secara sukarela mengungkapkan laporan
keuangannya sesegera mungkin. Sementara kinerja perusahaan yang buruk
mungkin akan mengulur waktu untuk mengumumkan laporan keuangan
(Singvi dan Desai, 1971). Manajemen dalam kondisi kinerja yang buruk akan
lebih memilih untuk membatasi akses informasi akuntansi. Akan tetapi ada
kalanya jenis informasi negatif tertentu akan diungkapkan oleh manajemen
untuk mengurangi kewajiban hukum, misalnya dituntut di pengadilan atau
diharuskan mengungkapkan kerugian yang lebih besar. Dengan demikian
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dapat berkaitan dengan
variabilitas kinerja perusahaan, dimana kinerja digunakan sebagai proksi
asimetri informasi antara investor dan manajer (Oyelere et al., 2003).

 Pentingnya Komunikasi Bisnis Untuk Keberhasilan Usaha


Komunikasi adalah elemen yang penting untuk membentuk kehidupan
bersosial yang lebih baik. Dalam sebuah bisnis, komunikasi menjadi salah satu faktor
penting dalam keberhasilan pencapaian usaha. Dengan komunikasi yang baik,
pebisnis bisa menjual produk yang dimiliki dengan lebih baik dan juga bisa
menghindari terjadinya kesalahpahaman antar kedua belah pihak. Dalam kegiatan
bisnis, seperti pemasaran pastinya membutuhkan komunikasi yang baik terutama
kepada konsumen agar produk yang dimiliki bisa diterima sepenuhnya.
Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu komunikasi yang dilakukan secara
verbal dan non verbal. Dalam komunikasi terdapat pendapat, ide, gagasan maupun
informasi yang disampaikan untuk kepentingan bisnis, misalnya pembuatan strategi
bisnis. Pada prakteknya, komunikasi dapat dilakukan secara personal maupun
impersonal.

Anda mungkin juga menyukai