Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

KONSELING GIZI
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

Oleh
Nama : Ni Ketut Laksmi Karunia Dewi
NIM : P07131220050
Kelas :B

KEMENTRIAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
TAHUN 2021/2022
Satuan Acara Pembelajaran Konsultasi Gizi

I. Tujuan Konsultasi Gizi


Tujuan dari konsultasi gizi yaitu :
1. Meningkatkan keadaan gizi masyarakat untuk mencapai gizi seimbang, sehingga
menurunkan jumlah penduduk yang mengalami gizi kurang, gizi lebih, dan penyakit
tertentu.
2. Meningkatkan penganekaragaman dalam penyelenggaraan makanan dalam upaya
peningkatan status gizi menuju gizi seimbang khususnya pada penderita penyakit
tertentu.

II. Manfaat Konseling Gizi


Manfaat dari konsultasi gizi merupakan sistem pertolongan dalam bentuk diskusi
untuk mencapai tujuan berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun
perubahan perilaku (sikap) dalam lingkup pelayanan gizi khususnya untuk penderita
penyakit tertentu (diabetes melitus).

III. Langkah – Langkah Persiapan Konseling Gizi


1. Tahap Pelibatan (Involving)
Pada tahap ini, gunakan keterampilan komunikasi, sambut klien dengan baik dan
ramah, berdiri serta berikan salam kepada klien. Persilahkan klien untuk duduk dan
merasa nyaman. Disini konselor memperkenalkan nama dan memberikan waktu klien
untuk menceritakan identitas. Selain itu, konselor harus menunjukan kepercayaan diri
di depan klien dan menjelaskan tujuan dari konseling gizi yang akan diberikan.
Adapun data klien yang didapat sebagai berikut :
Nama : Tn. JS
Jenis Kelamin : Laki – laki
Umur : 37
Agama : Kristen Ptotestan
Pekerjaan : Swasta
Tanggal MRS : 25/01/2019
Nama Ruang : Kelimutu
Diagnosa : Jantung Koroner
2. Tahap Penjelasan / Menggali Permasalah (Exploring)
Pada tahap ini, konselor akan mengumpukan data, verifikasi, dan interpretasi data
yang sistematis dalam upaya mengidentifikasi masalah gizi dan penyebabnya. Tujuan
dari tahap ini adalah untuk mendapatkan informasi atau data yang lengkap dan sesuai
dalam upaya mengidentifikasi masalah gizi yang terkait dengan masalah asupan
energi dan zat gizi atau faktor lain yang dapat menimbulkan masalah gizi. Informasi
yang dapat dikaji berupa data antropometri, data biokimia, data klinis dan fisik data
riwayat makan serta data riwayat personal. Adapun data-data yang dimaksud
perinciannya sebagai berikut :
 Data Antropometri
Berat Badan = 67 kg
Tinggi Badan = 168 cm
IMT = 23,75 Kg/m (Status Gizi : Normal)
Kesimpulan : Berdasarkan hasil perhitungan status gizi menurut IMT diatas
maka dapat disimpulkan Tn. J.S tergolong dalam kategori normal.
 Data Biokimia

 Kebutuhan Zat Gizi


 Menghitung kebutuhan energi
BEE = 66 + (13,5 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)
= 66 + (13,5 x 67) + (5 x 168) – (6,8 x 37)
= (66 + 904,5 + 840) – 251,6
= 1558,9
TEE = BEE x FA x FS
= 1558,9 x 1,1 x 1,1
= 1886,2 kkal
Dari hasil peerhitungan di atas, kebutuhan energi klien sehari adalah 1886,2
Kkal.
 Kebutuhan standar untuk protein:
Menurutkonsensuspengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006
kebutuhan protein untukdiabetisi 15% -20% dari total energi. Jadi dalam
sehari, kebutuhan asupan protein klien adalah sebagai berikut :
Protein = 15% x total energi sehari
= 15% x 1886,2 Kkal
= 282,93 Kkal
4
= 70,73 gram
 Kebutuhan standar untuk lemak :
Anjuranasupanlemak di Indonesia adalah 20% -25% dari
totalenergi.Asupan lemak dianjurkan < 10% energi dari lemak jenuh dan
tidak lebih 10% energi dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan
selebihnya yaitu 60% – 70% total energi dari lemak tidak jenuh tunggal
dan karbohidrat.Jadi dalam sehari, kebutuhan asupan lemak klien adalah
sebagai berikut :
Lemak = 20% x total energi sehari
= 20% x 1886,2 Kkal
= 377,24 Kkal
9
= 41,9 gram
 Kebutuhan standar untuk karbohidrat :
Rekomendasi ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah total
karbohidrat daripada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal.
Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik yang lebih
rendah dari pada sebagian besar tepung-tepungan. Walaupun berbagai
tepung-tepungan mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas
hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi daripada
sumber karbohidrat.Anjuran konsumsi karbohidrat untuk diabetesi di
Indonesia:
a. 45% -65% total asupan energi.
b. Pembatasan karbohidrat tidak dianjurkan < 130 g/hari.
c. Makanan harus mengandung lebih banyak karbohidrat terutama
berserat tinggi.
d. Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% sehari ( 3-4 sdm).
e. Makan 3 kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam
sehari.
Berdasarkan anjuran di atas konselor menggunakan anjuran konsumsi
65% total energi agar pertambahan persentase protein, lemak, dan
karbohidrat menjadi 100%. Dalam sehari kebutuhan asupan karbohidrat
klien adalah sebagai berikut :
Karbohidrat = 65 % x total energi sehari
= 65 % x 1886,2 Kkal
= 1226,03 Kkal
4
= 306,5 gram
 Kebutuhan untuk tiap kali makan :
Tabel 2. Kebutuhan Zat Gizi Makro per Hari
Waktu Energi (Kkal) Protein (gram) Lemak (gram) Karbohidrat (gram)
Pagi (35%) 660,17 24,75 14,66 107,38
Siang (35%) 660,17 24,75 14,66 107,38
Malam (30%) 565,86 21,21 12,57 92,04
Jumlah 1886,2 70,73 41,9 306,5

 Recall 24 Jam
Waktu Menu Bahan Berat ART/porsi
08.00 Nasi kuning Nasi ¾ gelas nasi
Telur balado Telur ayam 1 butir telur
Sayur urab Tauge ½ gelas sayuran
Kacang panjang
Wortel
Parutan kelapa
Pisang Pisang 1 buah
10.00 Pepaya Pepaya 1 potong pepaya
Teh Teh 1 gelas
12.00 Nasi putih Nasi 1 1/3 gelas nasi
Ayam kecap Ayam 1 potong sedang
daging
Tempe panggang Tempe 2 potong sedang
tempe
Capcay sayur Wortel ¾ gelas sayuran
Sawi
Brokoli
Buncis
Mangga Mangga 1 buah mangga
16.00 Crackers Creakers 5 buh creakers
sedang
Susu jahe Susu 1 gelas
Jahe
19.00 Nasi sela Nasi 1 1/3 gelas nasi
Sela sela
Tuna cabai hijau Tuna 1 poyong sedang
daging
Pepes tahu Tahu 2 potong sedang
tahu
Tumis brokoli wortel Brokoli ¾ gelas sayuran
Wortel
Dari hasil recall 24 jam yang dilakukan, konselor menganalisis kandungan
zat gizi total dari bahan makanan yang sudah didata. Setelah dianalisis,
dapat disimpulkan bahwa dalam sehari, asupan klien belum memenuhi
kebutuhan yang dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 4. Asupan Zat Gizi Sebelum Konseling


Energi Protein Lemak Karbohidrat
(Kkal) (gram) (gram) (gram)
Recall 24
1510,1 23,8 71,5 169,2
Jam
Kebutuhan 1886,2 70,73 41,9 306,5
% Asupan 80% 44,4% 136,7% 56%
Keterangan Baik Defisit Berat Lebih Defisi Berat

 Data Klinis dan Fisik


 Riwaya Personal
Diagnosa Medis : Jantung Koroner
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluh nyeri dada bagian tengah
dan sesak nafas ± 3 hari SMRS
Riwayat Penyakit Dahulu : Diabetes dan lambung
Riwayat penyakit keluarga : Diabetes
Pekerjaan :Wiraswasta

 Diagnosa Gizi
NI – 5.6.2 : Kelebihan Intake lemak disebabkan oleh sikap yang salah
terhadap makanan ditandai dengan presentase hasil recall lemak lebih, sebelum
masuk RS lebih yaitu 136,7 %
NI – 5.4 : Penurunan kebutuhan zat gizi spesifik (lemak) dan natrium
disebabkan oleh kondisi patologis penyakit yang diderita yang ditandai dengan
trigliserida 193 mg/dL (tinggia) dan LDL 123 mg/dL (tinggi) serta tekanan darah
130/80 mmHg
NB – 1.2 : Sikap yang salah mengenai makanan disebabkan oleh
kebiasaan makan tidak untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ditandai dengan
pasien lebih suka mengkonsumsi gorengan yang memicu
adanya penimbunan lemak pada pembulu darah
3. Tahap Pemacahan Masalah (Resolving)
Terapi Gizi
1. Jenis Diet : Diet Jantung + Rendah Garam III
2. Bentuk Makanan : Lunak (Bubur)
3. Rute Makan : Oral
4. Jenis Diet
 Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung.
 Menurunkan tekanan darah pasien hingga mencapai normal.
 Menurunkan berat badan pasien untukmencapai status gizi normal.
5. Syarat Diet
 Energi diberikan sesuai dengan perhitungan kebutuhan yang sudah di kali
faktor aktifitas dan faktor stres yaitu 1886,2 kkal.
 Protein diberikan 0,8 gr yaitu sebanyak 53,6 gram.
 Lemak sedang 25% yaitu sebnyak 52,3 gram.
 Karbohidrat diberikan 64% yaitu sebanyak 301,7 gram.
 Vitamin dan mineral cukup.
 Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas.
 Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien.
 Porsi kecil diberikan sering.
 Menghindari makanan yang tinggi kolesterol.
 Natrium dibatasi 1000 – 1200 mg Na
 Berikut adalah menu sehari untuk klien sesuai dengan penyakit diabetes
melitus yang diderita :
 Tabel 5. Rincian Menu Sehari untuk Klien
Total Zat Gizi Makro
Waktu Menu Energi Protein (gram) Lemak Karbohidrat
(Kkal) Hewani Nabati (gram) (gram)
Pagi - Nasi tim
(07.00) - Sup ikan pindang
- Tumis tahu 165,04 3,09 3,09 3.66 26,845
wortel
- Pisang Segar
- Teh
Selingan - Jus pepaya
Pagi 66,01 1,23 1,23 1,46 10,73
(10.00)
Siang - Nasi tim
(13.00) - Daging bumbu
tomat
- Oseng-oseng
tempe 165,04 3,09 3,09 3.66 26,845
- Sayur Bening
bayam
- Jeruk manis segar
- Air Mineral
Selingan - Salah buah
Siang - Air Mineral 66,01 1,23 1,23 1,46 10,73
(16.00)
Malam - Nasi tim
(19.00) - Ayam panggang
bumbu kecap
- Pepes Tahu 565,86 10,6 10,6 12,57 792.04
- Cah Sayur
- Pisang ambon
- Air Mineral
Total 1886,2 70,73 41,9 306,5

4. Tahap Kesimpulan (Concluding)


Pemberian edukasi diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pasien antara lain
membantu pasien untuk mengenali permasalahan kesehatan yang dihadapi serta
mendorong pasien untuk mencari dan memilih cara pemecahan masalah yang paling
sesuai (Cornelia et al, 2013).
Edukasi tentang diet jantung dilakukan pada hari jumad tanggal 28 januari 2019
kepada keluarga dengan menggunakan media leaflet, dilakukan selama ± 15 menit.
Materi edukasi yang diberikan kepada pasien dan keluarga pasien adalah diet
jantung. Dari hasil edukasi pasien mengerti dan memahami materi yang diberikan
yaitu apa itu diet jantung serta makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan, tetapi pasien belum siap menjalankan diet yang diberikan, dimana pasien
masih tetap mengkonsumsi makanan luar rumah sakit, karena keinginan pasien
untuk makanan dari luar, sehingga tidak ada
perkembangan dari hasl edukasi.

Anda mungkin juga menyukai