Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Ujian Tengah Semester Mata Kuliah
Rekayasa Geologi Pada Progam Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Pasir Pengaraian
Oleh :
No NIM NAMA
1
2
3
4
5
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Mineral, Batuan Sedimen".
Terwujudnya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun
pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bambang Edison, S.Pd, MT selaku dosen pengampu mata kuliah rekayasa
geologi yang telah menyediakan waktu untuk membimbing dan
memberikan ilmu kepada penulis sampai dengan selesainya pembuatan
makalah ini.
2. Seluruh teman teman Program Studi Teknik Sipil Universitas Pasir
Pengaraian Angkatan 2021 yang selalu mendo’akan, mendukung dan
memotivasi selama ini sampai sekarang penyusunan makalah.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depan. Semoga segala bantuan yang tidak
ternilai harganya ini mendapat imbalan di sisi Allah SWT sebagai amal ibadah,
Amin.
Tim Penulis
i
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan
Sesuai rumusan masalah yang dibuat dari makalah ini yaitu untuk
mengetahui asal dan usul terbentuknya batuan sedimen, struktur batuan
sedimen, dan jenis batuan sedimen.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi.
Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat dikerak
bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu
gamping kira-kira 80% (Pettijohn, 1975).
Sedimen tidak hanya bersumber dari darat saja tetapi dapat juga dari yang
terakumulasi di tepi-tepi cekungan yang melengser kebawah akibat gaya
gravitasi. Meskipun secara teoritis dibawah permukaan air tidak terjadi erosi,
namun masih ada energy air, gelombang dan arus bawah permukaan yang
mengikis terumbu-terumbu karang di laut dan hasil kikisannya terendapkan di
sekitarnya. Material sedimen dapat berupa:
1. Fragmen dan mineral-mineral dari batuan yang sudah ada. Misalnya
kerikil di sungai, pasir di pantai dan lumpur di laut atau di danau.
2. Material organik, seperti terumbu koral di laut, sisa-sisa cangkang
organisme air dan vegetasi di rawa-rawa.
3. Hasil penguapan dan proses kimia seperti garam di danau payau dan
kalsium karbonat di laut dangkal.
2.2. Sedimentasi Batuan
Batuan sedimen ini terbentuk dengan proses pertama tentunya adalah
pecahnya atau terabrasinya batuan sumber yang kemudian hasil pecahannya
tertransportasi dan mengendap di suatu area tertentu. Proses-proses tersebut
telah lazim disebut sebagai proses-proses sedimentasi.
a. Sedimentasi secara mekanik
Terbentuk dari akumulasi mineral-mineral dan fragmen-fragmen
batuan. Faktor-faktor yang penting antara lain :
Sumber material batuan sedimen, sifat dan komposisi batuan sedimen
sangat dipengaruhi oleh material-material asalnya. Komposisi
mineral-mineral batuan sedimen dapat menentukan waktu dan jarak
transportasi, tergantung dari prosentasi mineral-mineral stabil dan
nonstabil.
Lingkungan pengandapan, secara umum lingkungan pengendapan
dibedakan dalam tiga bagian yaitu: Lingkungan Pengendapan Darat,
Transisi dan Laut. Ketiga lingkungan pengendapan ini, dimana batuan
4
yang dibedakannya masing-masing mempunyai sifat dan ciri-ciri
tertentu.
Pengangkutan (transportasi), media transportasi dapat berupa air,
angin maupun es, namun yang memiliki peranan yang paling besar
dalam sedimentasi adalah media air. Selama transportasi berlangsung,
terjadi perubahan terutama sifat fisik material-material sedimen
seperti ukuran bentuk dan roundness. Dengan adanya pemilahan dan
pengikisan terhadap butir-butir sedimen akan memberi berbagai
macam bentuk dan sifat terhadap batuam sedimen.
Pengendapan, pengendapan terjadi bilamana arus/gaya mulai menurun
hingga berada di bawah titik daya angkutnya. Ini biasa terjadi pada
cekungan-cekungan, laut, muara sungai, dll.
Kompaksi, kompaksi terjadi karena adanya gaya berat/grafitasi dari
material-material sedimen sendiri, sehingga volume menjadi
berkurang dan cairan yang mengisi pori-pori akan bermigrasi ke atas.
Lithifikasi dan Sementasi, bila kompaksi meningkat terus menerus
akan terjadi pengerasan terhadap material-material sedimen. Sehingga
meningkat ke proses pembatuan (lithifikasi), yang disertai dengan
sementasi dimana material-material semen terikat oleh unsur-
unsur/mineral yang mengisi pori-pori antara butir sedimen.
Replacement dan Rekristalisasi, proses replacement adalah proses
penggantian mineral oleh pelarutan-pelarutan kimia hingga terjadi
mineral baru. Rekristalisasi adalah perubahan atau pengkristalan
kembali mineral-mineral dalam batuan sedimen, akibat pengaruh
temperatur dan tekanan yang relatif rendah.
Diagenesis, diagenesis adalah perubahan yang terjadi setelah
pengendapan berlangsung, baik tekstur maupun komposisi mineral
sedimen yang disebabkan oleh kimia dan fisika.
b. Sedimentasi secara kimia dan organik
Terbentuk oleh proses-proses kimia dan kegiatan organisme atau
akumulasi dari sisa skeleton organisme. Sedimen kimia dan organik dapat
5
terjadi pada kondisi darat, transisi, dan lautan, seperti halnya dengan
sedimen mekanik.
Masing-masing lingkungan sedimen dicirikan oleh paket tertentu
fisik, kimia, dan biologis parameter yang beroperasi untuk menghasilkan
tubuh tertentu sedimen dicirikan oleh tekstur, struktur, dan komposisi
properti. Kita mengacu kepada badan-badan khusus seperti endapan dari
batuan sedimen sebagai bentuk. Istilah bentuk mengacu pada unit
stratigrafik dibedakan oleh lithologic, struktural, dan karakteristik organik
terdeteksi di lapangan.
6
Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau
pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan
sedimen itu sendiri. (Pettjohn, 1975).
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua
golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara
terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang
terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut. Batuan yang ukurannya
besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari ledakan gunungapi
dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga diendapkan
dilingkungan sungai dan batuan batu pasir bisa terjadi dilingkungan laut, sungai
dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam golongan detritus
kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan
batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya di
endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam (Pettjohn,
1975). Fragmentasi batuan asal tersebut dimulaiu darin pelapukan mekanis
maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu
cekungan pengendapan (Pettjohn, 1975).
Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni,
proses proses-proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu
sedimen, selama dan sesudah litifikasi. Hal ini merupakan proses yang
mengubah suatu sedimen menjadi batuan keras ( Pettjohn, 1975).
2.3.1. Struktur Batuan Sedimen Klastik
Unsur-unsur tekstur batuan sedimen klastik, adalah sebagai berikut :
a) Fragmen, butiran yang berukuran lebih besar daripada pasir.
b) Matrik, butiran yang ukurannya lebih kecil daripada fragmen, dan
mengisi sela- sela diantara fragmen, serta diendapkan bersama fragmen.
c) Semen, material halus yang berperan sebagai pengikat. Semen
diendapkan setelah fragmen dan matrik. Semen umumnya berupa silika,
kalsit, sulfat, atau oksida besi.
7
Tabel. Skala ukuran butiran sedimen menurut skala Wentworth (1922).
Ukuran butir (mm) Nama Butiran Nama batuan
Boulder / block
> 256 Breksi
(bongkah)
(bentuk / kebundaran
64 – 256 Cobble (kerakal)
butiran meruncing)
4 – 64 Pebble Konglomerat
(bentuk / kebundaran
2–4 Granule (kerikil)
butiran membulat)
1/16 – 2 Sand (pasir) Batupasir
1/16 – 1/256 Silt (lanau) Batulanau
< 1/256 Clay (lempung) Batulempung
8
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari
kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung
atau reaksi organik (Pettjohn, 1975). Menurut R.P. Koesoemadinata, 1981
batuan sedimen dibedakan menjadi enam golongan yaitu :
a) Golongan Detritus Kasar
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam
golongan ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir.
Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan
danau atau laut.
b) Golongan Detritus Halus
Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan
laut dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini
adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan Nepal.
c) Golongan Karbonat
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae
dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang merupakan
rombakan dari batuan yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan disuatu
tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras sampai
neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik
sampai bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya
tergantung pada material penyusunnya.
d) Golongan Silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan
kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang
(chert), radiolarian dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya
hanya sedikit dan terbatas sekali.
e) Golongan Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan
kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di
lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan
terjadi pengayaan unsure-unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga
adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari
9
larutan tersebut. Batuan-batuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah
gip, anhidrit, batu garam.
f) Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-
tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat
tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan
memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara
adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga
kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.
2.4.1. Struktur Batuan Sedimen Non Klastik
Pada umumnya batuan sedimen non-klastik terdiri atas satu jenis mineral
atau yang biasa disebut monomineralik. Pembagian jenis-jenis tekstur pada
batuan sedimen non-klastik biasanya dengan memperhatikan kenampakan kristal
penyusunnya. Macam-macam tekstur batuan sedimen non-klastik adalah sebagai
berikut :
1) Amorf, partikel-partikel umumnya berukuran lempung atau berupa koloid,
non-kristalin
2) Oolitik, tersusun atas kristal-kristal yang berbentuk bulat atau elipsoid.
Berkoloni atau berkumpul, ukuran butirnya berkisar 0,25 mm – 2mm
3) Pisolitik, memiliki karakteristik seperti oolitik, namun memiliki ukuran
butir yang lebih besar, lebih dari 2mm
4) Sakaroidal, terdiri atas butir-butir yang berukuran sangat halus dengan
ukuran yang sama besar
5) Kristalin, tersusun atas kristal-kristal yang berukuran besar.
10
Tabel. Penamaan batuan sedimen non klastika secara megaskopis (Huang,
1965).
Komposisi
Tekstur/Struktur Nama batuan Ciri-ciri khas
mineral/fragmen
Breaksi dengan
Rapat, afanitik,
HCl,
berbutir kasar,
Terutama kalsit Batugamping mengandung
kristalin, porus,
organik,
oolit dan mosaik
bioklastika,
Tidak segera
bereaksi dengan
HCl, jarang
Terutama dolomit Dolomit
mengandung
fosil, berbutir
sedang
Putih – abu-abu
Kristal halus terang, sangat
Berbutir halus dengan Kapur rapuh,
mikroorganisme mengandung
fosil
Abu-abu terang,
Karbonat dan
Napal rapuh, pecahan
lempung
konkoidal
Warna
Campuran silika, beragam, keras,
Rapat dan berlapis opal dan kalsedon Rijang kilap non
dll. logam,
konkoidal
Evaporit, tidak
Terutama gips
sendiri
Anhidrit Gips
melainkan
Terutama malit
berasosiasi
11
dengan
mineral/batuan
lain.
Dijumpai kristal
yang
mengelompok
Diperlukan
Mineral fosfat dan
Masif atau berlapis Fosforit penentuan
fragmen tulang
kadar P2O3
Warna coklat,
Amorf, berlapis,
Humus, tumbuhan Batubara, lignit pecahan
tebal
prismatik
Dari klasifikasi tersebut, beberapa struktur yang umum ditemukan pada batuan
sedimen antara lain :
1. Bedding
Atau biasa dikenal sebagai Struktur Berlapis. Struktur ini merupakan ciri
khas batuan sedimen yang memperlihatkan susunan lapisan-lapisan (beds)
pada batuan sedimen dengan ketebalan setiap lapisan ≥ 1 cm.
2. Cross-Bedding
12
Perlapisan Silang-Siur (Cross-Bedding),
batuan sedimen berstruktur ini memperlihatkan struktur perlapisan
yang saling potong memotong. Terbentuk karena pengaruh perubahan
energy ataupun arah arus pada saat sedimentasi berlangsung.
3. Graded-Bedding
13
4. Lamination/Laminasi
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
Pettijohn, FJ, PE Potter, dan R Siever. 1975. Sand and Sandstone. New York:
Springer.618 h.
Wentworth, CK. 1919. A laboratory and field study of cobble abrasion. Journal.
Geology. 27:507-521.
16