Anda di halaman 1dari 58

Review Materi UTS

Akuntansi Keuangan Menengah


1
Yeni Fitriani Somantri, S.E., M.Si
Prodi Akuntansi FEB – Universitas Perjuangan Tasikmalaya
Akuntansi keuangan, Laporan Keuangan, dan
Standar Akuntansi Keuangan

Kas dan Investasi Jangka Pendek (Cash and


Short Investment)

Persediaan Barang Dagangan (Inventory)


Akuntansi keuangan,
Laporan Keuangan, dan
Standar Akuntansi
Keuangan
Jenis laporan keuangan (SAK 2015) & User-nya
Laporan
Posisi
Keuangan
Pihak Ekstern R/L dan
Pendapatan
Komprehensif
lainnya
Laporan Laporan
Pemakai/User Perubahan
Keuangan Ekuitas

Laporan
Arus Kas

Pihak Intern
CALK
✔ Penyajian laporan keuangan di setiap perusahaan berbeda-beda
tergantung jenis kegiatan dari perusahaan tersebut. Perbedaan
penyajian pelaporan keuangan tersebut tentunya akan
membingungkan bagi pengguna jika ia mencoba
membandingkan kondisi dua perusahaan.
✔ Standarisasi format laporan keuangan diperlukan untuk
mengatasi masalah ini. Dengan adanya standarisasi ini, tidak
hanya akuntan profesional akan mudah membaca kondisi
perusahaan tetapi juga orang awam yang ingin mengetahui
kondisi perusahaan tersebut juga.
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK)

• SAK digunakan untuk suatu badan yang


memiliki akuntanbilitas publik, yaitu badan
yang terdaftar atau masih dalam proses
pendaftaran di pasar modal atau badan
fidusia (badan usaha yang menggunakan
dana masyarakat, seperti asuransi,
perbankan dan dana pensiun).
• Sejak tahun 2012, Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) mengadopsi standar dari International
Financial Report Standard (IFRS) untuk
standar akuntansi keuangan yang berlaku di
seluruh perusahaan terdaftar yang ada di
Indonesia.
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BADAN USAHA TANPA
AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK-ETAP)

• SAK ETAP digunakan untuk suatu badan yang tidak


memiliki akuntabilitas publik signifikan dalam
menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum.
• SAK-ETAP juga mengikuti standar yang ditetapkan oleh
IFRS khususnya bidang Small Medium Enterprise
(Usaha Kecil Menengah). SAK-ETAP ini dikeluarkan
sejak tahun 2009 dan berlaku efektif pada tahun 2011.
• Sasaran SAK-ETAP ini memang ditujukan untuk jenis
Usaha Kecil dan Menengah, namun tidak banyak
pengusaha UKM yang memahami hal ini. Perlu adanya
sosialisasi dan pelatihan untuk SAK-ETAP ini agar UKM
dapat berkembang dan dipercaya oleh investor.
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH (SAK
SYARIAH)
• Standar ini digunakan untuk badan usaha yang
memiliki transaksi syariah atau berbasis syariah.
• Standar ini terdiri atas keraengka konseptual
penyusunan dan pengungkapan laporan, standar
penyajian laporan keuangan dan standar khusus
transaksi syariah seperti mudharabah, murabahah,
salam, ijarah dan istishna.
• SAK Syariah disusun oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (DSAK) dan Dewan Standar Akuntansi
Syariah (DSAS) – Ikatan Akuntan Indonesia.
• Bank syariah menggunakan dua standar dalam
menyusun laporan keuangan. Sebagai badan usaha
yang memiliki akuntabilitas publik signifikan, bank
syariah menggunakan PSAK, sedangkan untuk
transaksi syariahnya menggunakan PSAK Syariah.
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH (SAP)

• SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi


Pemerintahan (PSAP), dilengkapi dengan Pengantar Standar
Akuntansi Pemerintahan dan disusun mengacu kepada Kerangka
Konseptual Akuntansi Pemerintahan.
• Standar ini digunakan untuk menyusun laporan keuangan instansi
pemerintahan, baik pusat ataupun daerah. SAP disusun dan
disahkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP SAP).
SAP berbasis akrual ditetapkan dalam PP No. 71 Tahun 2010.
Instansi masih diperkenankan menggunakan PP No. 24 Tahun
2005, SAP berbasis kas menuju akrual sampai tahun 2014.
• SAP berbasis kas menuju akrual menggunakan basis kas untuk
penyusunan laporan realisasi anggaran dan menggunakan basis
akrual untuk penyusunan neraca.
• Pada SAP berbasis akrual, laporan realisasi anggaran tetap
menggunakan basis kas karena akan dibandingkan dengan
anggaran yang disusun dengan menggunakan basis kas, sedangkan
laporan operasional yang melaporkan kinerja badan usaha disusun
dengan menggunakan basis akrual.
Cash and Short
Investment
Accounting
Standards
Laporan Arus Kas
(Cash Flows)
Cash Flows
Aktivitas Operasi (Operating Activities)
perubahan kas yang terpengaruhi transaksi yang
menghasilkan pendapatan dan beban. Transaksi
tersebut termasuk dalam kategori laba netto

Aktivitas Investasi (Investing Activities) (a)


perolehan dan pelepasan investasi dan tanah,
bangunan, dan peralatan; (b) meminjamkan uang dan
menagih pinjaman

Aktivitas Pendanaan (Financing Activities) (a)


perolehan kas dari pinjaman dan pembayaran utang;
(b) perolehan kas dari para pemegang saham,
pembelian kembali saham, dan pembayaran dividen
12
Klasifikasi Umum Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Aktivitas Operasi (Operating Activities) Item Laporan Laba Rugi

❑ Arus Kas Masuk (Cash Inflow)


Dari penjualan barang atau jasa
Dari bunga dan dividen yang diperoleh
❑ Arus Kas Keluar (Cash Outflow)
Pembayaran persediaan kepada pemasok
Pembayaran gaji kepada karyawan
Pembayaran pajak kepada pemerintah
Pembayaran bunga kepada kreditur
Pembayaran beban lainnya

13
Klasifikasi Umum Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Aktivitas Investasi (Investing Activities) Perubahan pada nilai investasi dan


aset tidak lancar (aset tetap)

❑ Arus Kas Masuk (Cash Inflow)


Penjualan property, pabrik, dan peralatan
Penjualan utang atau surat berharga entitas lain
Penerimaan pembayaran pokok utang
❑ Arus Kas Keluar (Cash Outflow)
Pembelian property, pabrik, dan peralatan
Pembelian investasi dalam bentuk utang atau surat berharga entitas lain
Pemberian pinjaman kepada entitas lain

14
Klasifikasi Umum Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Aktivitas Pendanaan (Financing Activities) Perubahan pada liabilitas tidak lancar dan
ekuitas

❑ Arus Kas Masuk (Cash Inflow)


Penjualan saham biasa
Penerbitan utang jangka panjang (obligasi dan surat berharga)
❑ Arus Kas Keluar (Cash Outflow)
Dividen kepada pemegang saham
Pelunasan utang jangka panjang atau pembelian kembali saham biasa (saham tresuri)

15
Mencoba
Metode
Tidak
Langsung
PT. Nur Hidayah PT. Nur Hidayah
Neraca Komparatif Laporan Arus Kas
31 Desember 2018 dan 2017 Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2018
Perubahan Kenaikan (Penurunan) Kas
Aktiva 2008 2007 Naik/Turun Arus kas dari kegiatan operasi
Kas 54.000 37.000 17.000 naik Laba bersih 125.000
Piutang Usaha 68.000 26.000 42.000 naik Penyesuaian utk merekonsiliasi laba bersih thdp
Persediaan 54.000 0 54.000 naik kas bersih yg diterima dari kegiatan operasi
Beban dbyr dimuka 4.000 6.000 2.000 turun Beban penyusutan 28.000
Tanah 45.000 70.000 25.000 turun Kenaikan piutang usaha (42.000)
Gedung 200.000 200.000 0 Kenaikan persediaan (54.000)
Contoh Akm peny – gedung (21.000) (11.000) 10.000 naik Penurunan beban dibayar dimuka 2.000
Peralatan 193.000 68.000 125.000 naik Penurunan hutang usaha (7.000) (73.000)
Metode Akm peny – perlt (28.000) (10.000) 18.000 naik Kas bersih yg diterima dari kegiatan operasi 52.000
tidak Total 569.000 386.000
Arus kas dari kegiatan investasi
langsung Kewajiban dan Ekuitas Penjualan tanah 25.000
Pemegang Saham Pembelian peralatan (125.000)
Hutang usaha 33.000 40.000 7.000 turun Kas bersih yg digunakan oleh kegiatan inevestasi (100.000)
Hutang Obligasi 110.000 150.000 40.000 turun
Saham biasa (nominal $1) 220.000 60.000 160.000 naik Arus kas dari kegiatan pembiayaan
Laba ditahan 206.000 136.000 70.000 naik Penebusan obligasi (40.000)
Total 569.000 386.000 Penjualan saham biasa 160.000
Pembayaran deviden tunai (55.000)
PT. Nur Hidayah Kas bersih yg diterima dari kegiatan pembiayaan 65.000
Laporan Laba - Rugi Kenaikan bersih kas 17.000
Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2018 Saldo kas, 1 Januari 2018 37.000
Pendapatan 890.000 Saldo Kas, 31 Desember 2018 54.000
Harga pokok penjualan 465.000
Beban operasi 221.000
Beban bunga 14.000 700.000
Laba dari operasi 190.000
Beban pajak penghasilan 65.000
Laba bersih 125.000
Mencoba
Metode
Langsung

18
PT. Nur Hidayah
PT. Nur Hidayah
Neraca Komparatif
Laporan Arus Kas
31 Desember 2018 dan 2017
Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2018
Perubahan Kenaikan (Penurunan) Kas
Aktiva 2008 2007 Naik/Turun
Arus kas dari kegiatan operasi
Kas 54.000 37.000 17.000 naik
Penerimaan kas dari pelanggan 848.000
Piutang Usaha 68.000 26.000 42.000 naik
Pembayaran kas pada pemasok & karyawan (717.000)
Persediaan 54.000 0 54.000 naik
Pembayaran bunga (14.000)
Beban dbyr dimuka 4.000 6.000 2.000 turun
Pembayaran pajak penghasilan (65.000)
Tanah 45.000 70.000 25.000 turun
Kas bersih yg diterima dari kegiatan operasi 52.000
Gedung 200.000 200.000 0

Contoh Akm peny – gedung


Peralatan
(21.000)
193.000
(11.000)
68.000
10.000 naik
125.000 naik
Arus kas dari kegiatan investasi

Metode Akm peny – perlt (28.000) (10.000) 18.000 naik


Penjualan tanah
Pembelian peralatan
25.000
(125.000)
langsung Total 569.000 386.000
Kas bersih yg digunakan oleh kegiatan inevestasi (100.000)

Kewajiban dan Ekuitas


Arus kas dari kegiatan pembiayaan
Pemegang Saham
Penebusan obligasi (40.000)
Hutang usaha 33.000 40.000 7.000 turun
Penjualan saham biasa 160.000
Hutang Obligasi 110.000 150.000 40.000 turun
Pembayaran deviden tunai (55.000)
Saham biasa (nominal $1) 220.000 60.000 160.000 naik
Kas bersih yg diterima dari kegiatan pembiayaan 65.000
Laba ditahan 206.000 136.000 70.000 naik
Kenaikan bersih kas 17.000
Total 569.000 386.000
Saldo kas, 1 Januari 2018 37.000
Saldo Kas, 31 Desember 2018 54.000
PT. Nur Hidayah
Laporan Laba - Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2018
Pendapatan 890.000
Harga pokok penjualan 465.000
Beban operasi 221.000
Beban bunga 14.000 700.000
Laba dari operasi 190.000
Beban pajak penghasilan 65.000
Laba bersih 125.000
PT. Nur Hidayah
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2018
Kenaikan (Penurunan) Kas

Arus kas dari kegiatan operasi


Laba bersih 125.000
Penyesuaian utk merekonsiliasi laba bersih thdp
kas bersih yg diterima dari kegiatan operasi
Beban penyusutan 28.000
Kenaikan piutang usaha (42.000)
Kenaikan persediaan (54.000)
Penurunan beban dibayar dimuka 2.000

Contoh Metode Penurunan hutang usaha


Kas bersih yg diterima dari kegiatan operasi
(7.000) (73.000)
52.000
tidak langsung Arus kas dari kegiatan investasi
Penjualan tanah 25.000
Pembelian peralatan (125.000)
Kas bersih yg digunakan oleh kegiatan inevestasi (100.000)

Arus kas dari kegiatan pembiayaan/pendanaan


Penebusan obligasi (40.000)
Penjualan saham biasa 160.000
Pembayaran deviden tunai (55.000)
Kas bersih yg diterima dari kegiatan pembiayaan 65.000
Kenaikan bersih kas 17.000
Saldo kas, 1 Januari 2018 37.000
Saldo Kas, 31 Desember 2018 54.000
PT. Nur Hidayah
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2018
Kenaikan (Penurunan) Kas
Arus kas dari kegiatan operasi
Penerimaan kas dari pelanggan 848.000
Pembayaran kas pada pemasok & karyawan (717.000)
Pembayaran bunga (14.000)
Pembayaran pajak penghasilan (65.000)
Kas bersih yg diterima dari kegiatan operasi 52.000

Contoh Metode Arus kas dari kegiatan investasi


Penjualan tanah 25.000
langsung Pembelian peralatan (125.000)
Kas bersih yg digunakan oleh kegiatan investasi (100.000)

Arus kas dari kegiatan pembiayaan/pendanaan


Penebusan obligasi (40.000)
Penjualan saham biasa 160.000
Pembayaran deviden tunai (55.000)
Kas bersih yg diterima dari kegiatan pembiayaan 65.000
Kenaikan bersih kas 17.000
Saldo kas, 1 Januari 2018 37.000
Saldo Kas, 31 Desember 2018 54.000
Accounting
Standards
Investasi Jangka Pendek
(Short term Investment)
Surat-surat Berharga (Marketable Securities)
Apa yang harus
kita lakukan atas
dana yang
menganggur (idle
money/fund) ? ✔ Merupakan bentuk penyertaan sementara atau investasi
jangka pendek dalam rangka memanfaatkan dana yang
menganggur (idle fund)
✔ Investasi sementara menghasilkan pendapatan

✔ Sifat dari Surat Berharga (Marketable Securities) :


a. Mempunyai pasar / dapat diperjualbelikan BEI
b. Pemilikan surat berharga tidak dengan maksud menguasai
perusahaan lain
c. Memanfaatkan dana surplus Surat Berharga akan dijual
kembali jika dana dibutuhkan untuk kegiatan perusahaan
Soal MS - Share Capital
• 2 januari 2010 : dibeli 100 lbr saham PT.ABC sebagai marketable securities
dengan nilai nominal Rp 100.000, harga kurs 98%, provisi dan materai Rp 20.000.
• 5 Maret 2010: dibeli 200 lbr saham PT. ABC sebagai MS dengan nilai nominal Rp
100.000 harga kurs 101%, provisi dan materai Rp 30.000.
• 5 April 2010: dijual 205 lbr saham PT. ABC dg kurs 105% biaya penjualan Rp
25.000.

Perhitungan 2-01-2010:
Harga Beli = 98% x Rp 100.000 x 100 lbr = Rp 9.800.000,-
Biaya Komisi = Rp 20.000,-
Harga Perolehan = Rp 9.820.000,-
Jurnal 2-01-2010:
(D) Marketable Securities-Shareholders PT.ABC Rp 9.820.000,-
(K) Cash Rp 9.820.000,-
Perhitungan 5-03-2010 :
Harga Beli = 101% x Rp 100.000 x 200 lbr = Rp 20.200.000,-
Biaya Komisi = Rp 30.000,-
Harga Perolehan = Rp 20.230.000,-
Jurnal 5-03-2010:
(D) Marketable Securities-Shareholders PT.ABC Rp 20.230.000,-
(K) Cash Rp 20.230.000,-

Perhitungan 5-04-2010 :
FIFO Kurs jual 105% x Rp 100.000 x 205 lbr = Rp 21.525.000
Biaya penjualan = Rp 25.000 (-)
Hasil penjualan 205 lbr saham = Rp 21.500.000
Bandingkan harga Harga pokok Metode FIFO :
pokok dengan harga 100 lbr / 100 lbr x Rp 9.820.000 = Rp 9.820.000
jual !!! Ternyata
105 lbr / 200 lbr x Rp 20.230.000 = Rp 10.620.750 (+)
Harga jual > Harga Total Harga pokok = Rp 20.440.750 (-)
Pokok Laba
Laba penjualan marketable securities (saham) = Rp 1.059.250 25
Perhitungan 5-04-2010 :
LIFO Kurs jual 105% x Rp 100.000 x 205 lbr = Rp 21.525.000
Biaya penjualan = Rp 25.000 (-)
Bandingkan harga Hasil penjualan 205 lbr saham = Rp 21.500.000
pokok dengan harga Harga pokok Metode LIFO :
jual !!! Ternyata 200 lbr / 200 lbr x Rp 20.230.000 = Rp 20.230.000
Harga jual > Harga 5 lbr / 100 lbr x Rp 9.820.000 = Rp 491.000 (+)
Pokok Laba Total Harga pokok = Rp 20.721.000 (-)
Laba penjualan marketable securities (saham) = Rp 779.000

Jurnal 5-04-2010 jika menggunakan Metode FIFO:


(D) Cash Rp 21.500.000
(K) Marketable securities-Shareholders Rp 20.440.750
(K) Gain on sales of Marketable securities Rp 1.059.250
Jurnal 5-04-2010 jika menggunakan Metode LIFO:
(D) Cash Rp 21.500.000
(K) Marketable securities-Shareholders Rp 20.721.000
(K) Gain on sales of Marketable securities Rp 779.000 26
Rata-rata/Average
Perhitungan 5-04-2010 :
Kurs jual 105% x Rp 100.000 x 205 lbr = Rp 21.525.000
Biaya penjualan = Rp 25.000 (-)
Hasil penjualan 205 lbr saham = Rp 21.500.000
Harga pokok Metode rata-rata :
Pembelian I, 100 lbr saham = Rp 9.820.000 Rp 30.050.000
Pembelian II, 200 lbr saham = Rp 20.230.000
Harga Pokok 205 lbr saham = (205 lbr / 300 lbr ) x Rp 30.050.000 = Rp 20.534.167 (-)
Laba penjualan marketable securities (saham) = Rp 965.833

Bandingkan harga pokok dengan harga jual !!! Ternyata Harga jual > Harga Pokok Laba

Jurnal 5-04-2010 jika menggunakan Metode Rata-rata:


(D) Cash Rp 21.500.000
(K) Marketable securities-Shareholders Rp 20.534.167
(K) Gain on sales of Marketable securities Rp 965.833
27
Soal MS - Bond
• 2 januari 2010 : dibeli 100 lbr obligasi PT.ABC 24% sebagai marketable securities
dengan nilai nominal Rp 100.000, harga kurs 98%, provisi dan materai Rp 20.000.
Kupon setiap tgl 3/3 dan 3/9.
• 5 Maret 2010: dibeli 200 lbr obligasi 24% PT. ABC sebagai MS dengan nilai nominal
Rp 100.000 harga kurs 101%, provisi dan materai Rp 30.000.Kupon setiap tgl 3/3 dan
3/9
• Jurnal tgl 3 maret 2010!
• 5 April 2010: dijual 250 lbr Obligasi PT. ABC dg kurs 105% biaya penjualan Rp 25.000.
Nilai nominal = 100 lbr x Rp 100.000
Perhitungan :
Harga Beli = 100 lbr x Rp 100.000 x 98% = Rp 9.800.000
Biaya provisi dan materai = Rp 20.000 (+)
Harga Perolehan = Rp 9.820.000 Bunga berjalan dihitung
Bunga berjalan (3 Sept – 2 Januari) : dari tanggal pembayaran
4/12 x 24% x Rp 10.000.000 = Rp 800.000 (+) bunga sebelum transaksi
Kas yang dikeluarkan = Rp 10.620.000
Jurnal pada saat pembelian (2-1-2010) :
-Pendekatan LPK/Neraca :
(D) M.S-Obligasi PT. ABC Rp 9.820.000
(D) Interest Receivable Rp 800.000
(K) Cash Rp 10.620.000
Pilih salah satu !!!
Jurnal pada saat pembelian (2-1-2010) :
-Pendekatan L/R :
(D) M.S-Obligasi PT. ABC Rp 9.820.000
(D) Interest Income Rp 800.000
(K) Cash Rp 10.620.000

Perhitungan : Pembelian obligasi


Harga Beli = 200 lbr x Rp 100.000 x 101% = Rp 20.200.000 bertepatan dengan
Biaya provisi dan materai = Rp 30.000 (+) tanggal bunga
Harga Perolehan = Rp 20.230.000 obligasi

Jurnal 5 maret 2010:

(D) Marketable Securities – Bond payable PT. ABC Rp 20.230.000


(K) Cash Rp 20.230.000 29
Jurnal pada saat pembelian (2-1-2010) :
Jika pada saat terjadinya pembelian -Pendekatan L/R :
menggunakan pendekatan Laba/Rugi (D) M.S-Obligasi PT. ABC Rp 9.820.000
(D) Interest Income Rp 800.000
(K) Cash Rp 10.620.000

Pendapatan bunga = 6/12 x 24% x (100 lbr x Rp 100.000) = Rp 1.200.000 Interest income yang diperoleh
sebesar Rp 1.200.000 merupakan
Jurnal 3 Maret 2010: akumulasi dari real pendapatan bunga
(D) Cash Rp 1.200.000 Rp 400.000 dan pengembalian uang
(K) Interest Income Rp 1.200.000 atas bunga berjalan yang dibayarkan
kembali sebesar Rp 800.000
Jurnal pada saat pembelian (2-1-2010) :
Jika pada saat terjadinya pembelian -Pendekatan LPK/Neraca :
menggunakan pendekatan Neraca/LPK (D) M.S-Obligasi PT. ABC Rp 9.820.000
(D) Interest Receivable Rp 800.000
(K) Cash Rp 10.620.000

Jurnal 3 Maret 2010: Rp 800.00 pengembalian bunga


(D) Cash Rp 1.200.000 berjalan
(K) Interest Receivable Rp 800.000 Rp 400.00 real pendapatan
(K) Interest Income Rp 400.000 bunga yang diterima
Perhitungan 5-04-2010 :
FIFO Kurs jual 105% x Rp 100.000 x 250 lbr = Rp 26.250.000
Bunga berjalan 1/12 x 24% x Rp 10.000.000 = Rp 200.000
Biaya penjualan = Rp (25.000) Hasil penjualan 250
Bandingkan harga
pokok dengan harga
lbr obligasi = Rp 26.425.000
jual !!! Ternyata Harga pokok Metode FIFO :
Harga jual > Harga 100 lbr / 100 lbr x Rp 9.820.000 = Rp 9.820.000
Pokok Laba 150 lbr / 200 lbr x Rp 20.230.000 = Rp 15.172.500 (+)
Total Harga pokok = Rp 24.992.500 (-)
Laba penjualan marketable securities (obligasi) = Rp 1.432.500

Jurnal :
(D) Cash Rp 26.625.000
(K) M.S -Obligasi PT. ABC Rp 24.992.500
(K) Interest Income Rp 200.000
(K) Gain on sale of Bond Payable Rp 1.432.500

31
Perhitungan 5-04-2010 :
LIFO Kurs jual 105% x Rp 100.000 x 250 lbr = Rp 26.250.000
Bunga berjalan 1/12 x 24% x Rp 10.000.000 = Rp 200.000
Biaya penjualan = Rp (25.000) Hasil penjualan 250
Bandingkan harga
pokok dengan harga
lbr obligasi = Rp 26.425.000
jual !!! Ternyata Harga pokok Metode FIFO :
Harga jual > Harga 200 lbr / 200 lbr x Rp 20.230.000 = Rp 20.230.000
Pokok Laba 50 lbr / 100 lbr x Rp 9.820.000= Rp 4.910.000 (+)
Total Harga pokok = Rp 25.140.000 (-)
Laba penjualan marketable securities (obligasi) = Rp 1.285.000

Jurnal :
(D) Cash Rp 26.625.000
(K) M.S -Obligasi PT. ABC Rp 25.140.000
(K) Interest Income Rp 200.000
(K) Gain on sale of Bond Payable Rp 1.285.000

32
Rata-rata/Average
Perhitungan 5-04-2010 :
Kurs jual 105% x Rp 100.000 x 250 lbr = Rp 26.250.000
Bunga berjalan 1/12 x 24% x Rp 10.000.000 = Rp 200.000
Biaya penjualan = Rp ( 25.000 )
Hasil penjualan 250 lbr obligasi = Rp 26.425.000
Harga pokok Metode rata-rata :
Pembelian I, 100 lbr obligasi = Rp 9.820.000 Rp 30.050.000
Pembelian II, 200 lbr obligasi = Rp 20.230.000
Harga Pokok 250 lbr saham = (250 lbr / 300 lbr ) x Rp 30.050.000 = Rp 25.041.667 (-)
Laba penjualan marketable securities (obligasi) = Rp 1.383.333

Bandingkan harga pokok dengan harga jual !!! Ternyata Harga jual > Harga Pokok Laba

Jurnal 5-04-2010 jika menggunakan Metode Rata-rata:


(D) Cash Rp 26.625.000
(K) Marketable securities-Shareholders Rp 25.041.667
(K) Gain on sales of Marketable securities Rp 1.383.333
(K) Interest income Rp 200.000 33
Reporting
and
Accounting
Standards
Persediaan
Barang Dagang
(Inventory)
Biaya Persediaan Perpetual
Data biaya persediaan untuk menunjukkan
Sistem Perpetual FIFO dan LIFO
Barang 127B Unit Biaya
Harga
Jan. 1 Persediaan 10 $20
4 Penjualan 7 $30
10 Pembelian 8 21
22 Penjualan 4 31
28 Penjualan 2 32
30 Pembelian 10 22
Akun Persediaan Perpetual FIFO
Barang 127B

Pembelian Harga Pokok Penjualan Saldo Persediaan

Biaya/ Total Biaya/ Total Biaya/ Total


Tgl. Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya Jml. Unit
Biaya
Jan. 1 10 20 200

Perusahaan memulai tahun


tersebut dengan persediaan
Barang 127B sebanyak 10 unit
dengan total biaya sebesar $200.
Akun Persediaan Perpetual FIFO

Data biaya persediaan untuk menunjukkan


Sistem Perpetual FIFO dan LIFO
Barang 127B Unit Biaya
Harga
Jan. 1 Persediaan 10 $20
4 Cost of
Penjualan 7 $30
Mdse. Sold
10 Pembelian 8 21
22 Penjualan 4 31
28 Penjualan 2 32
30 Pembelian 10 22
Pada tanggal 4 Januari, 7 unit
Barang 127B dijual seharga
$30 per unit.
Akun Persediaan Perpetual FIFO
Barang 127B

Pembelian Harga Pokok Penjualan Saldo Persediaan

Biaya/ Total Biaya/ Total Biaya/ Total


Tgl. Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya Jml. Unit
Biaya
Jan. 1 10 20 200
4 7 20 140 3 20 60

Penjualan 7 unit menyisakan


saldo 3 unit.

Pada tanggal 4 Januari, 7 unit Barang


127B dijual seharga $30 per unit.
Akun Persediaan Perpetual FIFO

Data biaya persediaan untuk menunjukkan


Sistem Perpetual FIFO dan LIFO
Barang 127B Unit Biaya
Harga
Jan. 1 Persediaan 10 $20
4 Cost of
Penjualan 7 $30
Mdse. Sold
10 Pembelian 8 21
22 Penjualan 4 31
28 Penjualan 2 32
30 Pembelian 10 22

Pada tanggal 10 Januari, perusahaan


membeli 8 unit seharga $21 per unit.
Akun Persediaan Perpetual FIFO
Barang 127B

Pembelian Harga Pokok Penjualan Saldo Persediaan

Biaya/ Total Biaya/ Total Biaya/ Total


Tgl. Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya Jml. Unit
Biaya
Jan. 1 10 20 200
4 7 20 140 3 20 60
10 8 21 168 3 20 60
8 21 168

Karena harga beli sebesar $21 berbeda dengan biaya dari 3 unit
yang tersisa sebelumnya, saldo persediaan untuk 11 unit dihitung
secara terpisah.
Pada tanggal 10 Januari, perusahaan
membeli 8 unit seharga $21 per unit.
Akun Persediaan Perpetual FIFO

Data biaya persediaan untuk menunjukkan


Sistem Perpetual FIFO dan LIFO
Barang 127B Unit Biaya
Harga
Jan. 1 Persediaan 10 $20
4 Cost of
Penjualan 7 $30
Mdse. Sold
10 Pembelian 8 21
22 Penjualan 4 31
28 Penjualan 2 32
30 Pembelian 10 22

Pada tanggal 22 Januari, perusahaan


menjual 4 unit seharga $31 per unit.
Akun Persediaan Perpetual FIFO
Barang 127B

Pembelian Harga Pokok Penjualan Saldo Persediaan


Pada tanggal 22
Biaya/ Total Biaya/ Total Biaya/ Total
Januari,
Tgl. Jml.
perusahaan
Unit Biaya Jml. Unit Biaya Jml. Unit
Biaya menjual 4 unit
Jan. 1 10 20 200
seharga
4 $31 per 7 unit.
20 140 3 20 60
10 8 21 168 3 20 60
8 21 168
22 3 20 60
1 21 21 7 21 147

Dari 4 unit yang dijual, 3 berasal


dari unit awal (FIFO) dengan
biaya sebesar $20 per unit.
Akun Persediaan Perpetual FIFO

Data biaya persediaan untuk menunjukkan


Sistem Perpetual FIFO dan LIFO
Barang 127B Unit Biaya
Harga
Jan. 1 Persediaan 10 $20
4 Cost of
Penjualan 7 $30
Mdse. Sold
10 Pembelian 8 21
22 Penjualan 4 31
28 Penjualan 2 32
30 Pembelian 10 22

Pada tanggal 28 Januari, perusahaan


menjual 2 unit seharga $32 per unit.
Akun Persediaan Perpetual FIFO
Barang 127B

Pembelian Harga Pokok Penjualan Saldo Persediaan

Biaya/ Total Biaya/ Total Biaya/ Total


Tgl. Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya Jml. Unit
Biaya
Jan. 1 10 20 200
4 7 20 140 3 20 60
10 8 21 168 3 20 60
8 21 168
22 3 20 60
1 21 21 7 21 147
28 2 21 42 5 21 105

Pada tanggal 28 Januari, perusahaan


menjual 2 unit seharga $32 per unit.
Akun Persediaan Perpetual FIFO

Data biaya persediaan untuk menunjukkan


Sistem Perpetual FIFO dan LIFO
Barang 127B Unit Biaya
Harga
Jan. 1 Persediaan 10 $20
4 Cost of
Penjualan 7 $30
Mdse. Sold
10 Pembelian 8 21
22 Penjualan 4 31
28 Penjualan 2 32
30 Pembelian 10 22

Pada tanggal 30 Januari, membeli 10


unit tambahan seharga $22 per unit.
Akun Persediaan Perpetual FIFO
Barang 127B

Pembelian Harga Pokok Penjualan Saldo Persediaan

Biaya/ Total Biaya/ Total Biaya/ Total


Tgl. Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya Jml. Unit
Biaya
Jan. 1 10 20 200
4 Pada tanggal
7 20 30
140Januari,
3 20 60
10 8membeli
21 168 10 unit tambahan
3 20 60
8 21 168
22
seharga $22 per
3 20 60
unit.
1 21 21 7 21 147
28 2 21 42 5 21 105
30 10 22 220 5 21 105
10 22 220
Total 18 $388 13 $263 15 $325
Periodik FIFO
200 unit @ $9 1 Jan. Persediaan Awal

300 unit @ $10 10 Mar. Pembelian

400 unit @ $11 21 Sep. Pembelian

100 unit @ $12 18 Nov. Pembelian


1.000 unit tersedia untuk
dijual selama tahun
tersebut
Periodik FIFO
200 unit @ $9 = $1.800 1 Jan.

300 unit @ $10 = 3.000 10 Mar.

400 unit @ $11 = 4.400 21 Sep.

100 unit @ $12 = 1.200 18 Nov.


1.000 unit tersedia untuk $10.400
dijual selama tahun
tersebut Harga pokok barang
tersedia untuk dijual
Periodik FIFO
Perhitungan fisik pada
tanggal 31 Desember
mengungkapkan bahwa 700
dari 1.000 unit telah dijual.

Menggunakan FIFO, unit-unit


yang pertama dibeli secara
teoretis merupakan unit-unit yang
pertama kali dijual. Perhitungan
dimulai dari tanggal 1 Januari.
Periodik FIFO
Menjual 200@
200 units unit
$9ini = $$1,800
0 1Jan.
Jan.1

Menjual 300@unit
300 units $10ini = 03,000
10 Mar. 10

Sold
400
200 units
200
unit of
@these
@ $11
$11 = 2.200
4,400 21
Sept.
Sep.
21

100 unit @ $12 = 1.200 18 Nov.


1.000 unit tersedia untuk $10,400
$
dijual selama tahun 3.400
tersebut Persediaan akhir
Periodik FIFO

Barang dagangan tersedia untuk dijual $10.400


Dikurangi persediaan akhir 3.400
Harga pokok penjualan $ 7.000
Mengestimasikan Biaya
Persediaan
Metode Ritel untuk Mengestimasikan Biaya
Persediaan
▪ Metode ritel didasarkan pada hubungan antara harga
barang tersedia untuk dijual dengan harga ritel.
▪ Harga ritel dari semua barang dagang harus
diakumulasikan dan dijumlahkan.
▪ Persediaan dalam metode ritel dihitung dengan cara
mengurangkan penjualan bersih pada harga ritel dari
harga ritel barang tersedia untuk dijual.
▪ Rasio dihitung dengan cara membagi harga pokok
dengan harga ritel.
▪ Persediaan pada harga ritel dikali rasio biaya sama
dengan estimasi biaya persediaan.
Metode Ritel
Harga Harga
Pokok Ritel
Persediaan, 1 Jan. $19.400 $ 36.000
Pembelian bulan Jan. (net) 42.600 64.000
Barang tersedia untuk dijual $62.000 $100.000
Rasio harga pokok $62.000
terhadap harga ritel = = 62%
$100.000

Langkah 1: Tentukan rasio harga


pokok terhadap harga ritel.
Metode Ritel
Harga Harga
Pokok Ritel
Persediaan, 1 Jan. $19.400 $ 36.000
Pembelian bulan Jan. (net) 42.600 64.000
Barang tersedia untuk dijual $62.000 $100.000
Penjualan Januari (net) 70.000
Persediaan, 31 Jan., harga ritel $ 30.000

Langkah 2: Tentukan persediaan akhir


pada harga ritel.
Metode Ritel
Harga Harga
Pokok Ritel
Persediaan, 1 Jan. $19.400 $ 36.000
Pembelian bulan Jan. (net) 42.600 64.000
Barang tersedia untuk dijual $62.000 $100.000
Penjualan Januari (net) 70.000
Persediaan, 31 Jan., harga ritel $ 30.000
Persediaan, 31 Jan., harga pokok
($30.000 × 62%) $18.600

Langkah 3: Hitung estimasi persediaan


pada harga pokok.
Metode Laba Kotor untuk Mengestimasikan
Biaya Persediaan
1. Persentase laba kotor diestimasikan berdasarkan pengalaman
sebelumnya disesuaikan dengan perubahan yang telah diketahui.
2. Estimasi laba kotor dihitung dengan cara mengalikan estimasi
persentase laba kotor dengan penjualan bersih aktual.
3. Estimasi harga pokok penjualan dihitung dengan cara
mengurangkan laba kotor dari penjualan aktual.
4. Estimasi harga pokok penjualan dikurangkan dari nilai aktual
barang tersedia untuk dijual untuk menentukan estimasi nilai
persediaan.
Metode Laba Kotor
Persediaan, 1 Januari $ 57.000
Pembelian Januari (net) 180.000
$237.000
Barang tersedia untuk dijual
Penjualan Januari (net)× 30%)
($250.000 $250.000 75.000
Dikurangi: Estimasi laba kotor 175.000
$ 62.000
Estimasi harga pokok penjualan
Estimasi persediaan, 31 Januari
Metode laba kotor berguna untuk
mengestimasikan persediaan untuk laporan
keuangan bulanan atau kuartalan dalam sistem
persediaan periodik.

Anda mungkin juga menyukai