Anda di halaman 1dari 15

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR TEKS NARASI

(CERITA FANTASI) SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 KENDARI


Rusnayanti1, Erny Harijaty2, La Yani Konisi3
pbsi.fkip.uho@gmail.com
1,2,3,
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo
Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu, Kendari, Indonesia

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan mengidentifikasi unsur-
unsur teks narasi (cerita fantasi) dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Kendari. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tergolong dalam
penelitian lapangan sebab peneliti turun langsung ke lokasi penelitian (sekolah) untuk mengumpulkan
data sesuai dengan masalah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara jelas mengenai kemampuan
mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi) dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari yang selanjutnya analisis data dengan menggunakan
prinsip statistik yang berupa angka-angka. Responden dalam penelitian ini berjumlah 88 siswa yang
tersebar dalam 11 kelas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes esai untuk
mengetahui kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi), angket dan observasi
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5
Kendari. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara individu terdapat 71 (80,8%) siswa yang
dikategorikan mampu dan 17 (19,2%) siswa dikategorikan tidak mampu. Secara klasikal persentase
kemampuan siswa dikategorikan tidak mampu karena tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal 85%
atau hanya mencapai 80,8%. Adapun faktor yang menyebabkan siswa mampu dalam belajar yaitu alat
pembelajaran sedangkan faktor yang menyebabkan siswa tidak mampu dalam belajar yaitu metode
mengajar.

Kata Kunci: hasil belajar; kemampuan mengidentifikasi; unsur-unsur teks narasi

237 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 5 No.3, Edisi Juli 2020/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
1. PENDAHULUAN 1. Bagaimanakah kemampuan
mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi
Pembelajaran bahasa Indonesia pada (cerita fantasi) siswa kelas VII SMP
kurikulum 2013 memfokuskan pada Negeri 5 Kendari?
pengembangan kompetensi dalam ranah sikap 2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi
yang terdapat pada kompetensi inti 1 (KI 1) hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri
dan kompetensi inti 2 (KI 2), ranah 5 Kendari?
pengetahuan yang terdapat pada kompetensi
inti 3 (KI 3), dan ranah keterampilan yang Tujuan dalam penelitian ini dilakukan
terdapat pada kompetensi inti 4 (KI 4). Dalam berikut ini.
kurikulum 2013 edisi revisi para guru dituntut 1. Mendeskripsikan kemampuan
dan harus bisa menerapkan teori yang ada mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi
dalam kurikulum 2013, selain itu mata (cerita fantasi) siswa kelas VII SMP
pelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum Negeri 5 Kendari.
2013 menggunakan pendekatan berbasis teks. 2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang
SMP Negeri 5 Kendari merupakan salah mempengaruhi hasil belajar siswa kelas
satu sekolah yang telah menerapkan VII SMP Negeri 5 Kendari?
pembelajaran kurikulum 2013 khususnya di
kelas VII. Berdasarkan informasi dari guru Manfaat yang diharapkan dalam
bahasa Indonesia SMP Negeri 5 Kendari pada penelitian ini dilakukan berikut ini.
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya 1. Memberikan informasi tentang
mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi, kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur
materi ini telah diajarkan. Dalam Penelitian teks narasi (cerita fantasi) siswa kelas VII
ini, peneliti menggunakan teks narasi cerita SMP Negeri 5 Kendari.
fantasi berbentuk cerpen yang diambil dari 2. Memberikan informasi tentang faktor-
buku siswa bahasa Indonesia kelas VII revisi faktor yang mempengaruhi hasil belajar
2017 yang berjudul “Kekuatan Ekor Biru bahasa Indonesia siswa kelas VII SMP
Nataga”. Negeri 5 Kendari
Berdasarkan observasi awal dengan guru 3. Informasi tersebut dapat menjadi bahan
mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII masukan bagi guru Bahasa Indonesia di
bahwa teks narasi telah diajarkan pada SMP Negeri 5 Kendari dalam menetapkan
semester ganjil dan belum ada yang perencanaan pembelajaran dan evaluasi
melakukan penelitian tentang teks narasi pembelajaran narasi (cerita fantasi) dalam
terutama pada materi mengidentifikasi unsur- rangka meningkatkan mutu pendidikan
unsur teks narasi (cerita fantasi) di SMP pada mata pelajaran bahasa indonesia.
Negeri 5 Kendari. Berdasarkan hal tersebut
maka dilakukan penelitian tentang Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran,
“Kemampuan Mengidentifikasi Unsur-unsur maka perlu dijelaskan mengenai definisi
Teks Narasi (Cerita Fantasi) Siswa Kelas VII veriabel-veriabel yang terdapat dalam
SMP Negeri 5 Kendari”. penelitian ini, yang dimaksud sebagai berikut:
1. Kemampuan yang dimaksud dalam
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian ini adalah kesanggupan siswa
tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah kelas VII SMP Negeri 5 Kendari dalam
dalam penelitian ini dilakukan berikut ini.

238 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 5 No.3, Edisi Juli 2020/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi sehingga merangsang otak untuk melakukan
(cerita fantasi). olah pikir memahami makna yang terkandung
2. Mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi dalam rangkaian simbol-simbol tersebut.
(cerita fantasi) yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah menentukan tema, Dilihat dari tujuan dalam membaca,
latar, tokoh dan alur yang terkandung terdapat banyak tujuan membaca. Dalam hal
dalam teks narasi (cerita fantasi) tersebut. ini, tujuan tersebut bergantung pada
3. Teks narasi adalah teks yang mengisahkan kepentingan dan bahan bacaan yang
suatu peristiwa atau kejadian secara dibutuhkanya dan untuk kesenangan semata.
kronologis baik fakta maupun rekaan. Tujuan membaca yang jelas akan dapat
4. Cerita fantasi yang dimaksud dalam meningkatkan pemahaman seseorang terhadap
penelitian ini yaitu cerita “Kekuatan Ekor bacaan. Dalam hal ini, ada hubungan erat
Biru Nataga”. antara tujuan membaca dan kemampuan
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil membaca seseorang. Oleh sebab itu, seorang
belajar yang dimaksud dalam penelitian pembaca yang memiliki tujuan membaca yang
ini adalah faktor internal dan eksternal. jelas akan mudah memahami isi bacaan,
Depdiknas (2008: 517) mengatakan karena ia akan fokus terhadap tujuan yang
bahwa mengidentifikasi adalah suatu proses ingin dicapai (Dalman, 2014:12).
menentukan atau menetapkan sesuatu yang Mahsun (2014: 15) secara umum, teks
akan diidentifikasi. Arikunto (2013: 118) dapat diklasifikasi atas teks tunggal/genre
mengidentifikasi adalah cara bagaimana mikro dan teks majemuk/genre makro. Istilah
seseorang mempertahankan,membedakan, tunggal dan majemuk yang disematkan pada
menduga, menerangkan, memperluas, konsep teks tunggal dan teks majemuk
menyipulkan, menggeneralisasikan, beranalogi pada konsep tunggal dan majemuk
memberikan contoh, menuliskan kembali, dan dalam kalimat tunggal dan majemuk. Dengan
memperkirakan. Kurniasih, (2016: 162) kata lain, teks majemuk merupakan sebuah
mengidentifikasi adalah menemukan teks kompleks dengan struktur yang lebih
pengetahuan dari ingatan jangka panjang besar dan tersegmentasi kedalam bagian-
sesuai dengan materi yang disajikan. bagian yang dapat berupa bab, subbab, atau
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat seksi, subseksi.
disimpulkan bahwa mengidentifikasi
merupakan suatu kegiatan menentukan atau Suparno (Yuniawan, 2014: 67) Istilah narasi
menetapkan bagian-bagian pada suatu masalah atau sering juga disebut naratif berasal dari
yang akan diidentifikasi. kata bahasa inggris narration (cerita) dan
Menurut Dalman (2014:5) membaca narrative (yang menceritakan). Akhadiah
merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif (Much, 2017: 303) Narasi adalah suatu
yang berupaya untuk menemukan berbagai karangan atau wacana yang mengisahkan atau
informasi yang terdapat dalam tulisan. Hal ini menceritakan suatu peristiwa atau kejadian
berarti membaca merupakan proses berpikir dalam suatu rangkaian waktu. Semi
yuntuk memahami teks yang dibaca. Farr (Ayuningrum, 2016: 168) berpendapat bahwa
(Dalman, 2014: 5) mengemukakan, “reading “Narasi merupakan tulisan yang tujuanya
is the heart of education” yang artinya menceritakan kronologis peristiwa kehidupan
membaca merupakan jantung pendidikan. manusia”. Finoza (Inggriyani, 2017: 3)
Dalam hal ini, orang yang sering membaca, menjelaskan bahwa narasi (berasal dari
pendidikanya akan maju dan ia akan memiliki narration yaitu bercerita) adalah suatu bentuk
wawasan yang luas. tulisan yang berusaha menciptakan,
Membaca merupakan aktifitas atau proses mengisahkan atau merangkaikan tindak-
penangkapan dan pemahaman sejumlah pesan tanduk perbuatan manusia dalam sebuah
(informasi) dalam bentuk tulisan. Membaca peristiwa secara kronologis atau yang
adalah kegiatan otak untuk mencerna dan berlangsung dalam suatu kesatuan waktu.
memahami serta memaknaik simbol-simbol

239 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 5 No.3, Edisi Juli 2020/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
Rosyadi (Inggriyani, 2017: 3) Kedua jenis narasi ini dapat diuraikan sebagai
menjelaskan bahwa narasi adalah cerita suatu berikut.
peristiwa atau kejadian dalam urutan waktu a. Narasi Ekspositoris.
sehingga menimbulkan pengertian yang Narasi ekspositori pertama-tama bertujuan
merefleksikan penulisnya. Dengan demikian, untuk mengunggah pikiran para pembaca
tulisan narasi memperhatikan rangkaian untuk mengetahui apa yang dikisahkan.
peristiwa atau kejadian ceria dengan kurun b. Narasi Sugesti.
waktu tertentu secara kronologis dan membuat Seperti halnya dengan narasi eksporitoris,
pembaca seolah-olah mengalami apa yang narasi sugesti juga pertama-tama bertalian
dirasakan oleh penulis. dengan tindakan atau perbuatan yang
Maliki (Ayuningrum, 2016:169) narasi dirangkaian dalam suatu kejadian atau
adalah paragraf yang meceritakan peristiwa peristiwa.
kehidupan manusian yang tidak mempunyai
kalimat utama, ide utamanya (ide pokok) Unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur
terletak di semua kalimat. Berdasarkan yang membangun karya sastra itu sendiri.
rumusan itu maka yang menjadi ciri tulisan Unsur-unsur inilah yang menyebabkan suatu
narasi adalah sebagai berikut: teks hadir sebagai teks sastra, unsur-unsur
a. Tulisan itu berisi tentang kehidupan yang secara faktual akan dijumpai jika orang
manusia. membaca karya sastra (Nurgiantoro, 2015:
b. Peristiwa kehidupan manusia yang 30). Unsur intrinsik banyak macamnya sebut
diceritakan itu boleh merupakan saja misalnya cerita, peristiwa, plot
kehidupan nyata, imajinasi, dan boleh (pemplotan), tokoh (penokohan), latar
gabungan keduanya. (pelataran), tema, sudut pandang, dan (gaya)
c. Cerita itu memiliki nilai keindahan, baik bahasa (Nurgiantoro, 2015: 36).
keindahan isinya maupun keindahan
penyajianya. Kurikulum 2013 adalah kurikulum
d. Di dalam peristiwa itu ada konflik, yaitu berbasis kompetensi yang merupakan
pertentangan kepentingan, kemelut atau penyempurna dari Kurikulum Tingkat Satuan
kesenjangan antara harapan dan Pendidikan. Sebagai suatu kurikulum yang
kenyataan. Tanpa konflik cerita tidak berbasis kompetensi, elemen pertama yang
menarik. disempurnakan dalam Kurikulum 2013 adalah
e. Di dalamnya seringkali terdapat dialog rumusan tentang Standar Kompetensi Lulusan
untuk menghidupkan cerita. (SKL) yang dirancang untuk mengembangkan
f. Tulisan disajikan dengan menggunakan kompetensi sikap, pengetahuan, dan
cara kronologis. keterampilan secara terpadu. Setelah SKL,
Menurut Keraf (2007:136), ciri-ciri elemen kedua yang disempurnakan adalah
karangan narasi yaitu: standar isi yang berisi rumusan tentang
a. Menonjolkan unsur perbuatan atau kerangka dasar dan struktur kurikulum yang di
tindakan. dalamnya memuat kompetensi inti dan
b. Dirangkai dalam uruan waktu. kompetensi dasar untuk mencapai SKL.
c. Berusaha menjawab pertanyaan, Apa Elemen ketiga yang disempurnakan dalam
yang terjadi? Kurikulum 2013 adalah cara yang digunakan
d. Ada konflik. Konflik merupakan dasar untuk membelajarkan peserta didik ntuk
narasi yang sangat kuat, dengan demikian menguasai SKL dan standar isi, yang
juga mengandung tenaga yang kuatu dituangkan dalam standar proses. Cara yang
untuk menarik perhatian pembaca. dituangkan untuk menilai proses dan hasil
pembelajaran yang dituangkan dalam standar
Jenis-jenis karangan narasi menurut Keraf penilaian adalah elemen keempat yang
(2007: 136-138) dibedakan menjadi dua jenis, disempurnakan dalam Kurikulum 2013)
yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugesti. (Priyatni, 2017:94).

240 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 5 No.3, Edisi Juli 2020/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
Berdasarkan kurikulum 2013, dalam lingkungan dalam suatu suasana atau kondisi
melaksanakan pembelajaran teks narasi (cerita pembelajaran.
fantasi) di kelas VII SMP Negeri 5 Kendari Berdasarkan pengertian tersebut dapat
yaitu dengan memberikan cerita fantasi kepada disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil
siswa untuk diidentifikasi bagian unsur-unsur yang dapat dicapai oleh seorang siswa
teks narasi (cerita fantasi) yang bersumber dari berdasarkan pengalaman yang diperoleh
buku guru dan buku siswa. Pembelajaran setelah melakukan evaluasi biasanya
mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi diwujudkan dengan nilai tertentu.
(cerita fantasi) termuat dalam materi
pembelajaran kelas VII dengan mengacu pada Menurut Suryabrata (Thaib, 2013: 388),
kurikulum 2013 edisi revisi 2017 degan secara garis besar faktor-faktor yang
Kompetensi Dasar (KD) 3.3 Mengidentifikasi mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan
unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi) yang menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan
dibaca; dengan indikator a. Menjelaskan ciri faktor eksternal.
tokoh, latar, alur dan tema pada cerita fantasi
dan menunjukan buktinya pada teks yang Merupakan faktor yang bersal dari dalam
dibaca/didengar; b. menentukan jenis cerita diri siswa yang dapat mempengaruhi hasil
fantasi dan menunjukan bukti pada teks yang belajar:
dibaca/didengar. Adapun bahan ajar yang 1. Faktor fisiologis
digunakan adalah buku siswa bahasa Indonesia 2. Faktor psikologis
kurikulum 2013 revisi 20017. Pembelajaran 3.
mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi Selain faktor-faktor yang ada dalam diri
(cerita fantasi) dilaksanakan selama 2 x 40 siswa, ada hal-hal lain di luar diri yang
menit. Narasi merupakan cerita fiksi yang mempengaruhi hasil belajar yang akan diraih,
berisi perkembangan kejadian/peristiwa. antara lain adalah:
Rangkaian peristiwa dalam cerita digerakan 1. Faktor keluarga
dengan hukum sebab-akibat. Materi 2. Faktor sekolah
pebelajaran mengidentifikasi unsur-unsur teks 3. Faktor masyarakat
narasi (cerita fantasi) terdapat dalam buku
siswa halaman 45-53. Jenis penelitian ini adalah penelitian
lapangan yaitu penelitian yang dilakukan
Sardiman (2011: 20) menjelaskan bahwa secara langsung di sekolah yang menjadi objek
belajar merupakan perubahan tingkah laku atau tempat penelitian untuk memperoleh data
atau penampilan, serta rangkaian kegiatan, penelitian yaitu SMP Negeri 5 Kendari.
misalnya dengan membaca, mengamati
mendengarkan, meniru dan sebagainya. Metode penelitian yang digunakan dalam
Djamarah (2002: 11) menyatakan bahwa penelitian ini adalah metode deskriptif
belajar adalah suatu proses perubahan perilaku kuantitatif, yaitu memberikan gambaran secara
berkaitan pengalaman dan latihan. Artinya, objektif tentang kemampuan mengidentifikasi
tujuan pendidikan adalah perubahan tingkah unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi) dan
laku, baik yang menyangkut pengetahuan, faktor-foktor yang mempengaruhi hasil belajar
keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi siswa. Selanjutnya, diuraikan dengan
segenap aspek organism atau pribadi. menggunakan angka-angka sesuai dengan
Sudjana (2009: 22) menjelaskan hasil prinsip statistik yang digunakan.
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman Populasi adalah wilayah generalisasi yang
belajar. Hasil belajar merupakan perilaku terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, kualitas dan karakteristik tertentu yang
informasi, strategi kognitif yang baru dan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
diperoleh siswa setelah berinteraksi dengan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono,
2014: 117).

241 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 5 No.3, Edisi Juli 2020/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
angket. Observasi merupakan pengamatan
Tabel 1 yang dilakukan dalam penelitian, sedangkan
Keadaan Populasi Siswa Kelas VII angket yang digunakan adalah jenis angket
SMP Negeri 5 Kendari tertutup yaitu, suatu angket yang
No Kelas Jumlah pertanyaan/pernyataan dan alternative
Siswa jawabanya telah ditentukan sehingga
1. VII, a 33 responden tinggal memilih jawaban yang
2. VII, b 31 diinginkan. Butir angket dinyatakan dalam dua
3. VII, c 32 bentuk, yaitu pernyataan yang bersifat positif
4. VII, d 31 dan pernyataan yang bersifat negatif. Data
5. VII, e 32 mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
6. VII, f 32 hasil belajar diperoleh melalui angket Skala
7. VII, g 32 Likert.
8. VII, h 32
9. VII, i 33 Data penelitian kemampuan
10. VII, j 32 mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi
11. VII, k 32 (cerita fantasi) dikumpulkan dengan teknik
Jumlah 352 pemberian tes mengidentifikasi unsur-unsur
Sumber: SMP Negeri 5 Kendari teks narasi (cerita fantasi). Waktu pelajaran
yang dibutuhkan dalam mengidentifikasi
Arikunto (2002: 112) sampel adalah unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi) adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti. dua jam pelajaran (2x40 menit) dengan
Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik pertimbangan dengan waktu yang telah
diambil semua sehingga penelitianya ditetapkan siswa mampu mengerjakan tes
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, kemampuan mengidentifikai unsur-unsur teks
jika subjeknya besar dapat diambil antara 10- narasi (cerita fantasi) sebagaimana yang telah
15% atau 20-25% atau lebih. menjadi instrumen penelitian. Selama
Berdasarkan pengertian itulah peneliti pengumpulan data dalam penelitian di dalam
menggunakan jenis penentuan sampel kelas ditemani oleh guru mata pelajaran
Proportionate Stratified Random Sampling bahasa Indonesia, agar situasi selama
yaitu pengambilan sampel berstrata pengumpulan data tetap kondusif sebagaimana
merupakan teknik pengambilan sampel seharusnya dalam proses belajar mengajar.
dimana populasi dikelompokan dalam strata Adapun langkah-langkah pengumpulan data,
tertentu, kemudian diambil sampel secara berikut ini:
random dengan proporsi yang seimbang sesuai a. Mengumpulkan siswa ke ruangan kelas
dengan posisinya. Dengan demikian, sampel b. Menertibkan siswa dan memberi arahan
dalam penelitian ini mengambil 25% dari yang dibantu oleh guru mata pelajaran
jumlah populasi yang ada yakni 88 siswa dari bahasa Indonesia agar situasi dan kondisi
jumlah populasi 352 siswa. seperti biasa dalam suasana belajar
mengajar dalam kelas.
Instrumen yang digunakan dalam c. Memberi penjelasan mengenai materi teks
mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi narasi (cerita fantasi).
(cerita fantasi) yaitu tes tertulis. Adapun jenis d. Membagikan teks narasi (cerita fantasi)
tes tertulis yang digunakan adalah tes esai kepada siswa.
yakni mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi e. Siswa membaca kemudian
(cerita fantasi) yang berupa tema, latar, tokoh mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi
dan alur yang terdapat dalam cerita “Kekuatan (cerita fantasi).
Ekor Biru Nataga" f. Mengumpukan hasil kerja siswa dalam
Instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi (cerita fantasi).
hasil belajar siswa adalah observasi dan

242 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 5 No.3, Edisi Juli 2020/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
g. Menilai hasil kerja siswa dalam KI = × 100
mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi
Rumus yang digunakan untuk
(cerita fantasi) oleh guru dan peneliti.
menentukan perentase kemampuan melalui
Teknik pengumpulan data yang digunakan
kegiatan mengidentifikasi unsur-unsur teks
untuk mengetahui faktor-faktor yang
narasi (cerita fantasi) siswa secara klaksikal
mempengaruhi hasil belajar siswa adalah
adalah sebagai berikut:
observasi dan angket untuk mengetahui faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi hasil
belajar siswa KK =
a. Observasi yang dilakukan yakni observasi × 100
nonpartisipan. Observasi nonpartisipan
yaitu observasi dengan cara peneliti Keterangan:
mengamati langsung aktifitas siswa tanpa KI = Ketuntasan individual
terlibat dalam proses pembelajaran. Pada KK = Ketuntasan klasikal
penelitian ini, peneliti mengamati aktifitas Untuk menginterpretasikan persentase
berkaitan dengan prestasi belajar bahasa hasil mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi
Indonesia siswa. digunakan kriteria sebagai berikut:
b. Angket digunakan dengan cara
memberikan sejumlah Tabel 2
pernyataan/pertanyaan yang harus Rentang Kemampuan Siswa
dijawab oleh responden berhubungan Kategori Rentang Presentase
dengan masalah yang akan diteliti. Kemampuan Skor Kemampuan
(%)
Teknik penilaian yang digunakan untuk Mampu 9-12 75%-100%
menilai hasil kerja siswa adalah teknik analitik
yaitu penilaian hasil kemampuan Tidak Mampu 1-8 8,3%-66,7%
mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi Berdasarkan tabel tersebut dapat
(cerita fantasi). Tingkat kemampuan siswa dijelaskan sebagai berikut.
dapat dinilai dari perolehan siswa pada kriteria 1. Siswa dikatakan mampu secara individual
penilaian tersebut. apabila mencapai skor 9-12 dengan
persentase kemampuan 75%-100%.
Analisis data dilakukan secara deskriptif 2. Siswa dikatakan tidak mampu secara
kuantitatif dengan menggunakan teknik individual apabila mencapai skor 1-8
persentase.Tingkat kemampuan dengan persentase kemampuan 8,3%-
mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi 66,7%
(cerita fantasi) siswa mengacu pada dua Rumus yang digunakan untuk menghitung
kategori, yaitu mampu dan tidak mampu. frekuensi dari jawaban yang diberikan
Kategori kemampuan tersebut mengacu pada responden, untuk mendapatkan persentasi
kriteria ketuntasan yang digunakan di SMP jawaban dari responden mengenai faktor-
Negeri 5 Kendari. Maka dalam penelitian ini, faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa,
sesuai dengan KKM mata pelajaran bahasa yaitu:
Indonesia di Sekolah tempat peneliti
melakukan penelitian, siswa dianggap mampu
secara individual apabila memiliki penguasaan P= x 100%
minimal 75% dan dianggap mampu secara
klasikal apabila mencapai 85%. Keterangan:
Rumus yang digunakan untuk P = Persentase hasil yang diperoleh
menentukan perentase kemampuan melalui f = Frekuensi hasil yang diperoleh
kegiatan mengidentifikasi unsur-unsur teks N = Jumlah responden yang dijadikan
narasi (cerita fantasi) siswa secara individual sampel
adalah sebagai berikut: 100% = Angka tetap persentase

243 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 5 No.3, Edisi Juli 2020/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
mencapai 71,9%. Hal ini menunjukan bahwa
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari secara
2. HASIL PENELITIAN klasikal dikategorikan tidak mampu karena
siswa yang memiliki kemampuan minimal
Untuk dapat melihat hasil penelitian 75% tidak mencapai 85%.
kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur teks
narasi (cerita fantasi) dan faktor-faktor yang KK = x 100
mempegaruhi hasil belajar siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Kendari dapat dilihat pada KK = 71,9%
uraian berikut.
Untuk menentukan jumlah persentase
2.1 Deskripsi Kemampuan Mengidentifikasi kemampuan siswa dalam menentukan unsur-
Unsur-unsur Teks Narasi (Cerita unsur teks narasi (cerita fantasi) bagian latar
Fantasi) Pada Setiap Aspek dapat dilihat pada tabel berikut.
Untuk menentukan jumlah persentase Tabel 4
kemampuan siswa dalam menentukan unsur-
unsur teks narasi (cerita fantasi) bagian tema Kemampuan Mengidentifikasi Unsur-unsur
dapat dilihat pada tabel berikut. Teks Narasi (Cerita Fantasi) Bagian Latar

Tabel 3 No Kategori Frekuensi Presentase


(%)
Kemampuan Mengidentifikasi Unsur-unsur
Teks Narasi (Cerita Fantasi) Bagian Tema 1. Mampu 75 85,3%

No Kategori Frekuensi Presentase 2. Tidak 13 14,7%


(%) Mampu

1 Mampu 63 71,9% Jumlah 88 100%

2. Tidak 25 28,1% Berdasarkan data tersebut, diuraikan


Mampu secara individu bahwa di antara 88 siswa yang
dijadikan sampel, terdapat 75 siswa
Jumlah 88 100% dikategorikan mampu dan dan mencapai nilai
kemampuan minima 75% dalam menentukan
Berdasarkan data tersebut, diuraikan unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi) pada
secara individu bahwa di antara 88 siswa yang bagian latar, sedangkan 13 siswa
dijadikan sampel, terdapat 63 siswa dikategorikan tidak mampu karena tidak
dikategorikan mampu dan dan mencapai nilai mencapai nilai kemampuan minimal 75%.
kemampuan minimal 75% dalam menentukan
unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi) pada Berdasarkan kemampuan siswa kelas VII
bagian tema, sedangkan 25 siswa SMP Negeri 5 Kendari dalam menentukan
dikategorikan tidak mampu karena tidak unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi) pada
mencapai nilai kemampuan mnimal 75%. bagian latar secara kalasikal dikategorikan
mampu. Dikatakan demikian, karena
Berdasarkan kemampuan siswa kelas VII persentase kemampuan klasikal yang dicapai
SMP Negeri 5 Kendari dalam menentukan oleh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari
unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi) pada mencapai 85,3%. Hal ini menunjukan bahwa
bagian tema secara kalasikal dikategorikan siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari secara
tidak mampu. Dikatakan demikian, karena klasikal dikategorikan mampu karena siswa
persentase kemampuan klasikal yang dicapai yang memiliki kemampuan minimal 75% tidak
oleh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari mencapai 85%.

244 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 5 No.3, Edisi Juli 2020/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
KK = x 100 Untuk menentukan jumlah persentase
kemampuan siswa dalam menentukan unsur-
KK = 85,3% unsur teks narasi (cerita fantasi) bagian alur
dapat dilihat pada tabel berikut.
Untuk menentukan jumlah persentase
kemampuan siswa dalam menentukan unsur- Tabel 6
unsur teks narasi (cerita fantasi) bagian tokoh
Kemampuan Mengidentifikasi Unsur-unsur
dapat dilihat pada tabel berikut.
Teks Narasi (Cerita Fantasi) Bagian Alur
Tabel 5
No Kategori Frekuensi Presentase
Kemampuan Mengidentifikasi Unsur-unsur (%)
Teks Narasi (Cerita Fantasi) Bagian Tokoh
1 Mampu 69 78,1%
No Kategori Frekuensi Presentase
(%) 2. Tidak 19 10,3%
Mampu
1. Mampu 78 88,4%
Jumlah 88 100%
2. Tidak 10 11,6%
Mampu Berdasarkan data tersebut, dapat diuraikan
secara individu bahwa di antara 88 siswa yang
Jumlah 88 100% dijadikan sampel, 69 siswa dikategorikan
mampu dan mencapai nilai kemampuan
Berdasarkan data tersebut, dapat diuraikan minimal 75% dalam menentukan unsur-unsur
secara individu bahwa di antara 88 siswa yang teks narasi (cerita fantasi) pada bagian alur.
dijadikan sampel, terdapat 78 siswa Sedangkan 19 siswa dikategorikan tidak
dikategorikan mampu dan mencapai nilai mampu karena tidak mencapai nilai minimal
kemampuan minimal 75% dalam menentukan 75%.
unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi) pada
bagian tokoh, 10 siswa dikategorikan tidak Berdasarkan kemampuan siswa kelas VII
mampu karena tidak mencapai nilai SMP Negeri 5 Kendari dalam menentukan
kemampuan minimal 75%. unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi) pada
bagiaan alur secara klasikal dikategorikan
Berdasarkan kemampuan siswa kelas VII tidak mampu. Dikatakan demikian, karena
SMP Negeri 5 Kendari dalam menentukan persentase kemampuan klasikal yang dicapai
unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi) pada oleh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari
bagian tokoh secara klasikal dikategorikan mencapai 78,1%. Hal ini menunjukan bahwa
mampu. Dikatakan demikian, karena siswa kelas VII SMP Negeri Kendari
persentase kemampuan klasikal yang dicapai dikategorikan tidak mampu karena siswa yang
oleh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari memiliki kemampuann minimal 75% tidak
mencapai 88,4%. Hal ini menunjukan bahwa mencapai 85%. ,
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari secara
klasikal dikategorikan mampu karena siswa KK = x 100
yang memiliki kemampuan minimal 75% tidak
mencapai 85%. KK = 78,1%

KK = x 100 4.1.2 Deskripsi Kemampuan


Mengidentifikasi Unsur-unsur Teks
KK = 88,4% Narasi (Cerita Fantasi) Pada
Keseluruhan Aspek

245 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 5 No.3, Edisi Juli 2020/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
Berdasarkan hasil deskripsi tersebut, dapat sering memperoleh nilai mencapai KKM 75
diperoleh informasi bahwa: pada mata pelajaran bahasa indonesia, 19
1. Sebayak 71 siswa atau (80,8%) responden memperoleh skor 4 dengan
dikategorikan mampu dalam persentase 21,59% menyatakan sering sering
mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi memperoleh nilai mencapai KKM 75 pada
(cerita fantasi). mata pelajaran bahasa indonesia, 38 responden
2. Sebanyak 17 siswa atau (19,2%) memperoleh skor 3 dengan persentase 43,18%
dikategorikan tidak mampu dalam menyatakan kadang-kadang sering
mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi memperoleh nilai mencapai KKM 75 pada
(cerita fantasi). mata pelajaran bahasa indonesia, 19 responden
memperoleh skor 2 dengan persentase 21,59%
menyatakan tidak sering sering memperoleh
Tabel 7 nilai mencapai KKM 75 pada mata pelajaran
Kemampuan Mengidentifikasi Unsur-unsur bahasa indonesia, 2 responden memperoleh
Teks Narasi (Cerita fantasi) skor 1 dengan persentase 2,29% menyatakan
N Sko Frekuen Persenta Katego sangat tidak sering sering memperoleh nilai
o r si se (%) ri mencapai KKM 75 pada mata pelajaran
1. 9- 71 80,8% Mampu bahasa Indonesia.
12
2. 1-8 17 19,2% Tidak b. Motivasi
Mampu Nampak 31 responden memperoleh skor 5
dengan persentase 35,23% menyatakan sangat
KK = sering giat belajar jika diberi motivasi untuk
belajar, 22 responden memperoleh skor 4
dengan persentase 25% menyatakan sering
100% giat belajar jika diberi motivasi untuk belajar,
KK = x100% 23 responden memperoleh skor 3 dengan
KK = 80,8% persentase 26,14% menyatakan kadang-
Berdasarkan hasil tersebut, dapat kadang giat belajar jika diberi motivasi untuk
disimpulkan bahwa kemampuan belajar, 11 responden memperoleh skor 2
mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi dengan persentase 12,5% menyatakan tidak
(cerita fantasi) siswa kelas VII SMP Negeri 5 sering giat belajar jika diberi motivasi untuk
Kendari secara klasikal tidak mampu karena belajar, 1 responden memperoleh skor 1
kemampuan siswa secara klasikal hanya dengan persentase 1,13% menyatakan sangat
mencapai 80,8% sedangkan kriteria ketuntasan tidak giat belajar jika diberi motivasi untuk
minimal (KKM) secara klasikal adalah 85%. belajar.

2.2 Deskripsi Faktor-faktor Yang c. Minat


Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Nampak 11 responden memperoleh skor 5
Berdasarkan alternatif pertanyaan yang dengan persentase 12,5% menyatakan sangat
diberikan dan diajukan kepada responden sering menyimak pelajaran dengan baik, 27
maka dapat diuraikan sebagai berikut. responden memperoleh skor 4 dengan
persentase 30,68% menyatakan sering
2.2.1 Deskripsi Faktor Yang menyimak pelajaran dengan baik, 39
Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa responden memperoleh skor 3 dengan
Kelas VII SMP Negeri 5 Kendari persentase 44,32% menyatakan kadang-
Dari Dalam Diri Siswa Itu Sendiri kadang menyimak pelajaran dengan baik, 9
(internal) responden memperoleh skor 2 dengan
a. Intelegensi persentase 10,23% menyatakan tidak sering
Nampak 10 responden memperoleh skor 5 menyimak pelajaran dengan baik, 2 responden
dengan persentase 11,36% menyatakan sangat memperoleh skor 1 dengan persentase

246 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 5 No.3, Edisi Juli 2020/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
2,27%% menyatakan sangat tidak sering pembelajaran yang bervariasi, 14 responden
menyimak pelajaran dengan baik. memperoleh skor 4 dengan persentase 15,91%
menyatakan sering guru menggunakan metode
d. Bakat pembelajaran yang bervariasi, 57 responden
nampak 11 responden memperoleh skor memperoleh skor 3 dengan persentase 64,78%
1 dengan persentase 12,5% menyatakan sangat menyatakan kadang-kadang guru
sering merasa kesulitan jika diberikan banyak menggunakan metode pembelajaran yang
tugas rumah, 13 responden memperoleh skor 2 bervariasi, 11 responden memperoleh skor 2
dengan persentase 14,77% menyatakan sering dengan persentase 12,5% menyatakan tidak
merasa senang merasa kesulitan jika diberikan sering guru menggunakan metode
banyak tugas rumah, 27 responden pembelajaran yang bervariasi, 2 responden
memperoleh skor 3 dengan persentase 30,68% memperoleh skor 1 dengan persentase 2,27%
menyatakan kadang-kadang merasa kesulitan menyatakan sangat tidak sering guru
jika diberikan banyak tugas rumah, 16 menggunakan metode pembelajaran yang
responden memperoleh skor 4 dengan bervariasi.
persentase 18,18% menyatakan tidak sering
merasa kesulitan jika diberikan banyak tugas b. Kurikulum
rumah, 21 responden memperoleh skor 5 Nampak 11 responden memperoleh skor 5
dengan persentase 23,87% menyatakan sangat dengan persentase 12,5% menyatakan sangat
tidak sering merasa kesulitan jika diberikan sering mudah memahami matari yang
banyak tugas rumah. disampaikan guru, 24 responden memperoleh
skor 4 dengan persentase 27,27% menyatakan
e. Rasa Percaya Diri sering mudah memahami matari yang
nampak 32 responden memperoleh skor disampaikan guru, 44 responden memperoleh
5 dengan persentase 36,36% menyatakan skor 3 dengan persentase 50% menyatakan
sangat sering bertanya jika ada materi tidak kadang-kadang mudah memahami matari yang
dipahami yang disampaikan oleh guru, 24 disampaikan guru, 9 responden memperoleh
responden memperoleh skor 4 dengan skor 2 dengan persentase 10,23% menyatakan
persentase 27,27% menyatakan sering tidak sering mudah memahami matari yang
bertanya jika ada materi tidak dipahami yang disampaikan guru, tidak ada responden yang
disampaikan oleh guru, 21 responden menyatakan sangat tidak sering mudah
memperoleh skor 3 dengan persentase 23,86% memahami matari yang disampaikan guru.
menyatakan kadang-kadang bertanya jika ada
materi tidak dipahami yang disampaikan oleh c. Relasi Guru Dengan Siswa
guru, 9 responden memperoleh skor 2 dengan Nampak 42 responden memperoleh skor 5
persentase 9,1% menyatakan tidak sering dengan persentase 47,72% menyatakan sangat
bertanya jika ada materi tidak dipahami yang sering guru akrab dengan siswanya, 38
disampaikan oleh guru, 3 responden responden memperoleh skor 4 dengan
memperoleh skor 1 dengan persentase 3,41% persentase 43,18% menyatakan sering guru
menyatakan sangat tidak sering bertanya jika guru akrab dengan siswanya, 8 responden
ada materi tidak dipahami yang disampaikan memperoleh skor 3 dengan persentase 9,1%
oleh guru. menyatakan kadang-kadang guru akrab
dengan siswanya, tidak ada responden yang
2.2.2 Deskripsi Faktor Yang menyatakan tidak sering guru akrab dengan
Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa siswanya, tidak ada responden yang
Dari Luar Diri Siswa Itu Sendiri menyatakan sangat tidak sering guru akrab
(eksternal) dengan siswanya.
a. Metode Mengajar
Nampak 4 responden memperoleh skor 5 d. Alat Pelajaran
dengan persentase 4,54% menyatakan sangat Nampak 88 responden memperoleh skor 5
sering guru menggunakan metode dengan persentase 100% menyatakan sangat

247 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 5 No.3, Edisi Juli 2020/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
sering terdapat buku-buku yang menunjang Nampak 27 memperoleh skor 5 dengan
pembelajaran di perpustakaan, tidak ada persentase 30,68% yang menyatakan sangat
responden yang menyatakan sering terdapat sering guru berkerja sama dengan teman jika
buku-buku yang menunjang pembelajaran di ada materi yang dirasa sulit, 34 responden
perpustakaan, tidak ada responden yang memperoleh skor 4 dengan persentase 38,64%
menyatakan kadang-kadang terdapat buku- menyatakan berkerja sama dengan teman jika
buku yang menunjang pembelajaran di ada materi yang dirasa sulit, 12 responden
perpustakaan, tidak ada responden yang dengan skor 3 dengan persentase 13,64%
menyatakan tidak sering terdapat buku-buku menyatakan kadang-kadang berkerja sama
yang menunjang pembelajaran di dengan teman jika ada materi yang dirasa sulit,
perpustakaan, tidak ada responden yang 11 responden memperoleh skor 42 dengan
menyatakan sangat tidak sering terdapat buku- persentase 12.5% yang menyatakan tidak
buku yang menunjang pembelajaran di sering berkerja sama dengan teman jika ada
perpustakaan. materi yang dirasa sulit, 4 responden
memperoleh skor 1 dengan persentase 4,54
e. Waktu Sekolah yang menyatakan sangat tidak sering guru
Nampak tidak ada responden yang berkerja sama dengan teman jika ada materi
menyatakan sangat sering jam pelajaran yang dirasa sulit.
bahasa indonesia kurang produktif, tidak ada
responden yang menyatakan sering jam h. Tugas Rumah
pelajaran bahasa indonesia kurang produktif, 3 Nampak 13 responden memperoleh skor 5
responden memperoleh skor 3 dengan dengan persentase 14,77% menyatakan sangat
persentase 3,41% menyatakan kadang-kadang sering guru memberikan tugas rumah setelah
jam pelajaran bahasa indonesia kurang jam pelajaran bahasa indonesia, 75 responden
produktif, 6 responden memperoleh skor 4 memperoleh skor 4 dengan persentase 85,23%
dengan persentase 6,82% menyatakan tidak menyatakan sering guru memberikan tugas
sering jam pelajaran bahasa indonesia kurang rumah setelah jam pelajaran bahasa indonesia,
produktif, 79 responden memperoleh skor 5 tidak ada responden yang menyatakan kadang-
dengan persentase 89,77% menyatakan sangat kadang guru memberikan tugas rumah setelah
tidak sering jam pelajaran bahasa indonesia jam pelajaran bahasa indonesia, tidak ada
kurang produktif. responden yang menyatakan tidak sering guru
memberikan tugas rumah setelah jam pelajaran
f. Keadaan Gedung bahasa indonesia, tidak ada responden yang
Nampak 76 responden memperoleh skor 5 menyatakan sangat tidak sering guru
dengan persentase 86,36% menyatakan sangat memberikan tugas rumah setelah jam pelajaran
sering gedung dan ruangan kelas terawat dan bahasa Indonesia.
menunjang kegiatan belajar, 12 responden
memperoleh skor 4 dengan persentase 13,64% 2.3 Pembahasan Penelitian
yang menyatakan sering gedung dan ruangan Untuk dapat melihat pembahasan
kelas terawat dan menunjang kegiatan belajar, penelitian kemampuan mengidentifikasi unsur-
tidak ada responden yang menyatakan kadang- unsur teks narasi (cerita fantasi) dan faktor-
kadang gedung dan ruangan kelas terawat dan faktor yang mempegaruhi hasil belajar siswa
menunjang kegiatan belajar, tidak ada kelas VII SMP Negeri 5 Kendari dapat dilihat
responden yang menyatakan tidak sering pada uraian berikut.
gedung dan ruangan kelas terawat dan
menunjang kegiatan belajar, tidak ada 2.3.1 Pembahasan Penelitian
responden yang menyatakan sangat tidak Kemampuan Mengidentifikasi
sering gedung dan ruangan kelas terawat dan Unsur-unsur Teks Narasi (Cerita
menunjang kegiatan belajar. Fantasi)
Berdasarkan hasil analisis persentase data
g. Metode Belajar sebelumnya, dapat dikatakan bahwa

248 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 5 No.3, Edisi Juli 2020/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur teks Kendari agar lebih mudah dalam
narasi (cerita fantasi) siswa kelas VII SMP mengidentifikasi unsur-unsur sebuah teks,
Negeri 5 Kendari pada setiap aspek terkhusus teks narasi (cerita fantasi).
memperlihatkan nilai persentase yang
bervariasi, untuk lebih jelas dilihat pada tabel
berikut. 2.3.2 Pembahasan Penelitian Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Tabel 8 Siswa
Rangkuman Data Kemampuan Berdasarkan hasil analisis data yang telah
Mengidentifikasi Unsur-unsur Teks Narasi dipaparkan, dapat diinterpretasikan bahwa
(Cerita Fantasi) secara umum faktor-faktor yang
N Aspek Persentase Kategor mempengaruhi hasil belajar siswa kelas VII
o Penilaian Kemampua i SMP Negeri 5 Kendari yaitu semua faktor
Kemampua n (%) mempengaruhi hasil belajar siswa kelas VII
n Unsur- SMP Negeri 5 Kendari baik faktor internal
unsur Teks maupun faktor eksternal dengan persentase
Narasi yang bervariasi namun faktor eksternal
(Cerita merupakan faktor yang paling mempengaruhi
Fantasi) hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5
1 Tema 71,9% Tidak Kendari. Adapun faktor yang paling
Mampu mempengaruhi hasil belajar siswa kelas VII
2 Latar 85,3% Mampu SMP Negeri 5 Kendari yaitu faktor alat
3 Tokoh 88,4% Mampu pembelajaran dan faktor metode mengajar.
4 Alur 78,1% Tidak Dikatakan demikian karena alat pembelajaran
Mampu merupakan faktor yang paling mempengaruhi
Berdasarkan pemerolehan data pada tabel keberhasilan belajar siswa dengan persentase
tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa bahwa 100% sedangkan faktor metode mengajar
pada unsur teks narasi (cerita fantasi) bagian merupakan faktor yang paling mempengaruhi
tema persentasi kemampuan yang dicapai rendahnya keberhasilan siswa dengan
adalah 71,9%, pada unsur teks narasi (cerita pernyataan guru menggunakan metode
fantasi) bagian latar persentase kemampuan pembelajaran yang bervariasi hanya 4,54%
yang dicapai adalah 85,3%, pada unsur teks siswa yang mengatakan sangat sering, 15,91%
narasi bagian tokoh persentase kemampuan siswa mengatakan sering, 64,75% siswa yang
yang dicapai adalah 88,4%, dan pada unsur mengatakan kadang-kadang, 12,5% siswa
teks narasi bagian alur persentase kemampuan yang mengatakan tidak sering, dan 2,27%
yang dicapai adalah 78,1%. siswa mengatakan sangat tidak sering. Pada
Berdasarkan hasil tersebut dan analisis faktor metode mengajar ini hanya 4,54% siswa
data secara klasikal, dapat diketahui bahwa yang mengatakan guru sangat sering
secara keseluruhan (klasikal) kemampuan menggunakan metode mengajar yang
mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi siswa bervariasi dan kebanyakan atau 64,75% siswa
kelas VII SMP Negeri 5 Kendari mengatakan kadang-kadang.
dikategorikan tidak mampu dengan persentase
80,8% karena tidak mencapai nilai ketuntasan 3. Simpulan
secara klasikal 85%. Dengan demikian, siswa Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi
perlu bimbingan dan latihan-latihan oleh guru hasil penelitian yang dikemukakan pada Bab
bahasa Indonesia secara mendalam tentang IV, dapat disimpulkan sebagai berikut:
mengidentifikasi unsur-unsur teks narasu 1. Kemampuan mengidentifikasi unsur-
(cerita fantasi) terutama pada unsur tema dan unsur teks narasi (cerita fantasi) siswa
alur sedangkan pada aspek latar dan tokoh kelas VII SMP Negeri 5 Kendari pada
usahakan agar lebih ditingkatkan lagi dengan setiap aspek terbagi menjadi dua kategori
harapan agar siswa kelas VII SMP Negeri 5 yaitu mampu dan tidak mampu. Terdapat

249 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 5 No.3, Edisi Juli 2020/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
dua aspek yang dikategorikan mampu kreatifitas berpikir tersebut, siswa tidak
yaitu aspek latar dengan persentase 85,3% perlu ragu untuk menanyakan tentang hal-
dan aspek tokoh dengan persentase hal yang kurang dipahami dari materi
88,4%, sedangkan dua aspek lainya yang diajarkan khususnya teks narasi
dikategorikan tidak mampu yaitu aspek (cerita fantasi).
tema dengan persentase 71,9% dan aspek
alur dengan persentase 78,1%. Sedangkan DAFTAR PUSTAKA
kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur
teks narasi (cerita fantasi) siswa kelas VII Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
SMP Negeri 5 Kendari secara umum Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
belum mencapai ketuntasan belajar secara Jakarta: PT RINGGA CIPTA.
klasikal. Dikatakan demikian karena Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur
kemampuan belajar siswa kelas VII SMP Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Negeri 5 Kendari belum mencapai 85% Ayuningrum, Iis Dyah. 2016. Meningkatkan
atau hanya mencapai 80,8% (tidak mampu Kemampuan Menulis Paragraf Narasi
secara klasikal). Melalui Media Buku Harian Pada
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil Siswa Kelas VII MTSN Saradan
belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kabupaten Madiun. Jurnal Widyabastra
Kendari baik faktor internal maupun Volume 4, Nomor 2. Desember 2016.
faktor eksternal sama-sama Dalman. 2014. Keterampilan Membaca.
mempengaruhi hasil belajar siswa kelas Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
VII SMP Negeri 5 Kendari, namun faktor
eksternal pada aspek alat pembelajaran Depdiknas. 2008. Kurikukum Tingkat Satuan
dan metode mengajar merupakan yang Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
paling mempengaruhi hasil belajar siswa
kelas VII SMP Negeri 5 Kendari. Djamara, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar
Dikatakan demikian karena alat Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
pembelajaran merupakan aspek yang
paling mempengaruhi keberhasilan belajar Harsiati, Titik, dkk. 2017. Buku Guru Bahasa
siswa sedangkan metode mengajar Indonesia Edisi Revisi 2017. Jakarta:
merupakan aspek yang paling Kementrian Pendidikan dan
mempengaruhi ketidak berhasilan belajar Kebudayaan.
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari.
Harsiati, Titik, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa
Dari kesimpulan hasil penelitian yang Indonesia Edisi Revisi 2017. Jakarta:
dipaparkan di atas disarankan hal-hal berikut: Kementrian Pendidikan dan
1. Guru mata pelajaran perlu memperhatikan Kebudayaan.
secara khusus siswa yang belum mampu Inggriyani, Feby. 2017. Pengaruh Teknik
secara individu maupun secara klasikal Pembelajaran Mind Mapping Terhadap
dengan banyak memberikan Kemampuan Menulis Narasi Siswa
pemahaman yang mudah dipahami oleh Kelas V Di SDN Kecamatan Sukasari
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari. Bandung. Jurnal Pendidikan Bahasa,
2. Untuk pembelajaran teks narasi (cerita Sastra Indonesia dan Daerah Volume 7,
fantasi), guru dapat menyesuaikan Nomor 1. Januari 2017 (e-ISSN 2549-
ketuntasan materi pembelajaran dengan 2594).
pemahaman siswa sehingga keseluruhan Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi.
aspek penilaian dapat dipahami oleh Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
siswa. Kurniasih, Imas, Sani, Beran. 2016. Revisi
3. Siswa hendaknya lebih menunjukan Kurikulum 2013. Bandung: Kata Pena.
kreatifitas berpikir dalam proses belajar
mengajar di kelas. Untuk menunjang

250 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 5 No.3, Edisi Juli 2020/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Yuniawan, Tommi. 2014. Model Penilaian
Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Kinerja dalam Pembelajaran Membaca
Jakarta: Rajawali Pers. Berbasis Teks Narasi Bermuatan
Much, Hieronimus T.K. Very. 2017. Pendidikan Karakter Cinta Budaya.
Meningkatkan Kemampuan Menulis Jurnal Pendidikan Karakter Tahun IV,
Karangan Narasi Melalui Pendekatan Nomor 1. Februari 2014.
Konseptual Dengan Inspirator
Lingkungan Sekolah Siswa Kelas VII
SMP Negeri 1 Sano Nggoang,
Manggarai Barat Tahun Pelajaran
2016/2017. Jurnal Mandala Education
Volume 3, Nomor 1. April 2017 (ISSN
2442-9511).
Mulyasa. 2018. Implementasi Kurikulum 2013
Revisi. Jakarta: Bumi Akasara.
Nurgiantoro, Burhan. 2015. Teori Pengkajian
Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Nuriadi. 2008. Teknik Jitu menjadi Pembaca
Terampil. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Priyatni, Endah Try. 2017. Desain
Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam
Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Ratumanan dan Rosmiati, Imas. 2019.
Perencanaan Pembelajaran. Depok:
PT. Raja Grafindo Persada.
Sardiman A.M.. 2011. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta, cv.

Sugono, Dendy, dkk. 2008. Kamus Bahasa


Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Tarigan, Hendry Guntur. 1990. Membaca


dalam Kehidupan. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Hendry Guntur. 2008. Membaca


Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Thaib, Eva Nauli. 2013. Hubungan Antara


Hasil Belajar dengan Kecerdasan
Emosional. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA
Volume XIII, Nomor 2. Februari 2013
(384-399)

251 | Jurnal BASTRA (Bahasa dan Sastra), Vol. 5 No.3, Edisi Juli 2020/e-ISSN: 2503-3875/
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA

Anda mungkin juga menyukai