571 1735 1 SM
571 1735 1 SM
PENELITIAN
ANALISIS FAKTOR RISIKO GAGAL JANTUNG DI RSUD dr.
H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
Purbianto*, Dwi Agustanti*
*Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang
Masalah kesehatan dengan gangguan sistem kardiovaskular masih menduduki peringkat yang tinggi,
menurut data WHO di laporkan bahwa sekitar 3000 penduduk Amerika menderita CHF. Di Indonesia
pada Profil Kesehatan Indonesia 2011, penyakit gangguan sirkulasi berada di urutan ke-tujuh pada 10
penyakit penyebab kematian terbanyak di rumah sakit di Indonesia dengan persentase yang mengalami
kematian sebanyak 4,81%. Di Bandar Lampung pada triwulan ketiga tahun 2011 jumlah penderita gagal
jantung sebanyak 155 orang dengan kasus meninggal sebanyak 14 orang. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetetahui faktor-faktor risiko pada penyakit gagal jantung di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriftif korelasi dan metode
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang di rawat di ruang
rawat jalan dan rawat inap penyakit jantung, ruang rawat jalan dan rawat inap penyakit dalam RSUD
Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Teknik sampling Accidental Sampling, besar sampel dihitung
dengan rumus estimasi satu proporsi dan didapatkan besar sampel sebanyak 97. Berdasarkan penelitian
didapatkan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian gagal jantung antara lain usia, jenis kelamin,
riwayat keluarga penyakit jantung, kebiasaan merokok dengan diagnosis gagal jantung, riwayat tekanan
darah tinggi, kadar gula dalam darah dan faktor risiko yang tidak berhubungan adalah kadar kolesterol
dalam darah.
[194]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
[195]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
Berdasarkan tabel 5 di atas, diketahui gagal jantung. Berikut ini disajikan hasil
bahwa sebagian besar responden memiliki analisis bivariat:
Hipertensi atau tekanan darah tinggi
dengan jumlah sebanyak 76 (78,4%) Tabel 9: Distribusi Responden Berdasar-
responden. kan Usia Terdiagnosis Gagal
Jantung dan Diagnosis Gagal
Tabel 6: Distribusi Responden Berdasar- Jantung
kan Kadar Kolesterol Darah
Usia Gagal Jantung
Jumlah
Terdiagnosis Ya Tidak
Kategori f % gagal jantung f % f % f %
Hyperkolesterol 64 66.0 >=40 tahun 52 60,5 34 39,5 86 100
Normokolesterol 33 34.0 < 40 tahun 1 9,1 10 90,9 11 100
Jumlah 97 100.0 Total 53 54,6 44 45,4 97 100
P Value 0,004
Berdasarkan tabel 6 di atas, diketahui OR 15,29
bahwa sebagian besar responden
mengalami hyperkolesterolemia dengan Berdasarkan tabel 9 di atas dapat
jumlah sebanyak 64 (66 %) responden. dijelaskan bahwa ada 49 (59,0%) klien
yang berusia ≥ 40 tahun yang terdiagnosis
Tabel 7: Distribusi Responden Berdasar- gagal jantung, dan ada 4 (28,6%) klien
kan Kadar Gula Darah yang berusia < 40 tahun terdiagnosis gagal
jantung.
Kategori f % Hasil uji statistik diperoleh p value =
Hyperglikemia 42 43.3 0,004 lebih kecil dari nilai α=0,05 (p value
Normoglikemia 55 56.7 < α), yang artinya ada perbedaan proporsi
Jumlah 97 100.0 kejadian gagal jantung antara klien berusia
> 40 tahun dengan klien yang berusia ≤ 40
Berdasarkan tabel 7 di atas, diketahui tahun (ada hubungan yang signifikan
bahwa sebagian besar responden tidak antara usia saat terdiagnosis gagal jantung
mengalami hyperglikemian dengan jumlah dengan kejadian gagal jantung). Dari hasil
sebanyak 55 (56,7%) responden. analisis juga diperoleh nilai OR 15,29,
artinya klien yang berusia > 40 tahun
Tabel 8: Distribusi Responden Berdasar- memiliki risiko 15,29 kali untuk menderita
kan Diagnosis Gagal Jantung gagal jantung dari pada klien yang berusia
≤ 40.
Kategori f %
Gagal Jantung 53 54.6 Tabel 10: Distribusi Responden Berdasar-
Tidak Gagal kan Jenis Kelamin dan Diagno-
44 45.4
Jantung sis Gagal Jantung
Jumlah 97 100.0
Gagal Jantung
Jumlah
Berdasarkan tabel 8 di atas, diketahui Jenis Kelamin Ya Tidak
bahwa sebagian besar responden f % f % f %
terdiagnosis gagal jantung dengan jumlah Laki-laki 39 68,4 18 31,6 57 100
Perempuan 14 35,0 26 65,0 40 100
sebanyak 53 (54,6 %) responden.
Total 53 54,6 44 45,5 97 100
P Value 0,002
Analisis Bivariat OR 4,02
[197]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
dan ada 14 (35,0%) klien perempuan yang Tabel 12: Distribusi Responden Berdasar-
terdiagnosis gagal jantung. kan Kebiasan Merokok dan
Hasil uji statistik diperoleh p value = Diagnosis Gagal Jantung
0,002 lebih kecil dari nilai α=0,05 (p value
< α), yang artinya ada perbedaan proporsi Kebiasaan
Gagal Jantung
Jumlah
kejadian gagal jantung antara klien laki- Ya Tidak
Merokok
n % n % n %
laki dengan klien perempuan (ada
Ada 42 64,6 23 35,4 65 100
hubungan yang signifikan antara jenis Tidak Ada 11 34,4 21 65,6 32 100
kelamin dengan kejadian gagal jantung). Total 53 54,6 44 45,4 97 100
Dari hasil analisis juga diperoleh nilai OR P Value 0,009
4,02 artinya klien yang berjenis kelamin OR 3,49
laki-laki memiliki risiko 4,02 kali untuk
menderita gagal jantung dari pada klien Berdasarkan tabel 12 di atas dapat
yang berjenis kelamin perempuan. dijelaskan bahwa ada 42 (64,6%) klien
yang memiliki kebiasaan merokok yang
Tabel 11: Distribusi Responden Berdasar- terdiagnosis gagal jantung, dan ada 11
kan Riwayat Keluarga dan (34,4%) klien yang tidak memiliki
Diagnosis Gagal Jantung kebiasaan merokok yang terdiagnosis
gagal jantung.
Gagal Jantung
Riwayat Jumlah Hasil uji statistik diperoleh p value =
Ya Tidak
Keluarga 0,009 lebih kecil dari nilai α=0,05 (p value
f % f % f %
Ada 31 73,8 11 26,2 42 100 < α), yang artinya ada perbedaan proporsi
Tidak Ada 22 40 33 60 55 100 kejadian gagal jantung antara klien yang
Total 53 54,6 44 45,4 97 100 memiliki kebiasaan merokok dengan klien
P Value 0,002 yang tidak memiliki kebiasaan merokok
OR 4,227 dengan penyakit jantung (ada hubungan
yang signifikan antara klien yang memiliki
Berdasarkan tabel 11 di atas dapat kebiasaan merokok dengan klien yang
dijelaskan bahwa ada 31 (73,8%) klien tidak memiliki kebiasaan merokok dengan
yang memiliki riwayat keluarga dengan kejadian gagal jantung). Dari hasil analisis
penyakit jantung yang terdiagnosis gagal juga diperoleh nilai OR 3,49 artinya klien
jantung, dan ada 22 (40%) klien yang tidak yang memiliki kebiasaan merokok
memiliki riwayat keluarga dengan penyakit memiliki risiko 3,49 kali untuk menderita
jantung yang terdiagnosis gagal jantung. gagal jantung dari pada klien yang tidak
Hasil uji statistik diperoleh p value = memiliki kebiasaan merokok.
0,002 lebih kecil dari nilai α=0,05 (p value
< α), yang artinya ada perbedaan proporsi Tabel 13: Distribusi Responden Berdasar-
kejadian gagal jantung antara klien yang kan Tekanan Darah (TD) dan
memiliki riwayat keluarga penyakit Diagnosis Gagal Jantung
jantung dengan klien yang tidak memiliki
riwayat keluarga dengan penyakit jantung Gagal Jantung
(ada hubungan yang signifikan antara klien Jumlah
Tekanan Darah Ya Tidak
yang memiliki riwayat keluarga penyakit f % f % f %
jantung dengan klien yang tidak memiliki Hipertensi 50 65,8 26 34,2 76 100
riwayat keluarga penyakit jantung dengan Normotensi 3 14,3 18 85,7 21 100
Total 53 54,6 44 45,4 97 100
kejadian gagal jantung). Dari hasil analisis
P Value 0,000
juga diperoleh nilai OR 4,23 artinya klien OR 11,54
yang memiliki riwayat keluarga penyakit
jantung memiliki risiko 4,23 kali untuk Berdasarkan tabel 13 di atas dapat
menderita gagal jantung dari pada klien dijelaskan bahwa ada 50 (65,8%) klien
yang tidak memiliki riwayat keluarga yang memiliki tekanan darah tinggi
penyakit jantung.
[198]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
(Hipertensi) yang terdiagnosis gagal kadar kolesterol tinggi dengan klien yang
jantung, dan ada 3 (14,3) klien yang tidak kadar kolesteronya normal dengan
memiliki tekanan darah tinggi kejadian gagal jantung).
(Normotensi) yang terdiagnosis gagal
jantung. Tabel 15: Distribusi Responden Berdasar-
Hasil uji statistik diperoleh p value = kan Kadar Gula Darah dan
0,000 lebih kecil dari nilai α=0,05 (p value Diagnosis Gagal Jantung yang
< α), yang artinya ada perbedaan proporsi
Gagal Jantung
kejadian gagal jantung antara klien yang Jumlah
Kadar Gula Darah Ya Tidak
memiliki tekanan darah tinggi dengan klien f % f % f %
yang tidak memiliki tekanan darah tinggi Hyperglikemia 24 57,1 18 42,9 42 100
dengan penyakit jantung (ada hubungan Normoglikemia 29 52,7 26 47,3 55 100
yang signifikan antara klien yang memiliki Total 53 54,6 44 45,4 97 100
tekanan darah tinggi dengan klien yang P Value 0,820
tidak memiliki tekanan darah tinggi dengan OR -
kejadian gagal jantung). Dari hasil analisis
juga diperoleh nilai OR 11,54 artinya klien Berdasarkan tabel 15 di atas dapat
yang memiliki tekanan darah tinggi dijelaskan bahwa ada 24 (57,1%) klien
memiliki risiko 11,54 kali untuk menderita yang memiliki kadar gula darah tinggi
gagal jantung dari pada klien yang tidak (Hyperglikemia) yang terdiagnosis gagal
memiliki tekanan darah tinggi. jantung, dan ada 29 (52,7%) klien yang
tidak memiliki kadar gula darah tinggi
Tabel 14: Distribusi Responden Berdasar- (Normoglikemia) yang terdiagnosis gagal
kan Kadar Kolesterol Darah dan jantung.
Diagnosis Gagal Jantung. Hasil uji statistik diperoleh p value =
0,820 lebih besar dari nilai α=0,05 (p value
Kadar Kolesterol
Gagal Jantung
Jumlah > α), yang artinya tidak ada perbedaan
Ya Tidak proporsi kejadian gagal jantung antara
Darah
f % f % f % klien yang memiliki kadar gula darah
Hyperkolesterol 36 56,2 28 43,8 64 100
Normokolesterol 17 51,5 16 48,5 33 100
tinggi (Hyperglikemia) dengan klien yang
Total 53 54,6 44 45,4 97 100 tidak memiliki kadar gula darah tinggi
P Value 0,819 (Normoglikemia) (Tidak ada hubungan
OR - yang signifikan antara klien yang memiliki
kadar gula darah tinggi dengan klien yang
Berdasarkan tabel 14 di atas dapat tidak memiliki kadar gula darah tinggi
dijelaskan bahwa ada 36 (56,2%) klien dengan kejadian gagal jantung).
yang memiliki kadar kolesterol tinggi
(Hyperkolesterolemia) yang terdiagnosis PEMBAHASAN
gagal jantung, dan ada 17 (51,5%) klien
yang tidak memiliki kadar kolesterol darah Hubungan Usia dengan Gagal Jantung
tinggi (Normokolesterlemia) yang
terdiagnosis gagal jantung. Berdasarkan hasil penelitian
Hasil uji statistik diperoleh p value = didapatkan bahwa responden terbanyak
0,819 lebih besar dari nilai α=0,05 (p value adalah yang berusia diatas 40 tahun dengan
> α), yang artinya tidak ada perbedaan jumlah sebanyak 83 (85,6%) responden.
proporsi kejadian gagal jantung antara Hal ini sesuai dengan pernyataan Sylvia &
klien yang memiliki kadar kolesterol tinggi Lorraine (2001) yang menyatakan bahwa
(Hyperkolesterolemia) dengan klien yang penyakit ini jarang terjadi pada usia
tidak memiliki kadar kolesterol darah sebelum 40 tahun. Pernyataan selanjutnya
tinggi (Normokolesterolemia) dengan juga menyatakan hubungan antara usia dan
penyakit jantung (Tidak ada hubungan timbulnya penyakit mungkin hanya
yang signifikan antara klien yang memiliki
[199]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
mencerminkan lama paparan yang lebih dapat memberikan efek proteksi terhadap
panjang terhadap faktor – faktor resiko. mekanisme aliran darah dari dan ke dalam
Menurut Betharossi (2011) jika usia jantung. Hormon estrogen dapat
sudah diatas 40 tahun semua faktor resiko mengurangi kolesterol dalam darah yang
akan meningkat. Menurut Stanley & Beare dapat menimbulkan proses pengapuran di
(2006), dengan meningkatnya usia, jantung pembuluh darah yang kemudian akan
dan pembuluh darah mengalami perubahan menyumbat aliran darah. Berdasarkan
baik struktural maupun fungsional. Dengan uraian diatas maka peneliti menyimpulkan
bertambahnya usia, sistem aorta dan arteri bahwa jenis kelamin laki – laki relatif tidak
menjadi kaku dan tidak lurus. Perubahan lebih kebal terhadap gagal jantung
ini akibat hilangnya serat elastis dalam dibandingkan dengan perempuan sehingga
lapisan medial arteri. Proses perubahan kemungkinan laki – laki lebih beresiko
yang berhubungan dengan penuaan ini terkena penyakit gagal jantung.
meningkatkan kekakuan dan ketebalan
yang disebut arterosklerosis yaitu Hubungan Riwayat keluarga Penyakit
merupakan salah satu penyebab gagal Gagal Jantung dengan Kejadian Gagal
jantung. Penelitian Hariyana (2003) Jantung
menyebutkan bahwa dari 6 responden yang
diteliti, 100 % penderita Miokardiak Infark Berdasarkan hasil penelitian,
(MCI) berusia diatas 40 tahun. MCI itu diketahui bahwa responden terbanyak
sendiri merupakan salah satu penyebab adalah yang tidak memiliki riwayat
dari penyakit gagal jantung. Berdasarkan keluarga dengan penyakit jantung dengan
uraian diatas peneliti menyimpulkan jumlah sebanyak 42 (43,3%) responden.
bahwa meningkatnya usia maka meningkat Menurut Sylvia & Lorraine (2001)
pula resiko terjadi penyakit gagal jantung, menyatakan bahwa riwayat keluarga yang
sehingga kemungkinan usia diatas 40 tahun positif terhadap penyakit jantung
semakin beresiko terkena gagal jantung. meningkatkan kemungkinan timbulnya
arterosklerosis. Riwayat keluarga dapat
Hubungan Jenis kelamin dengan Gagal pula mencerminkan komponen lingkungan
Jantung yang kuat, seperti misalnya gaya hidup dan
pola makan. Menurut Ridwan (2010),
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa salah seorang anggota
didapatkan bahwa responden terbanyak keluarga yang terkena penyakit jantung
adalah yang berjenis kelamin laki – laki diduga akibat ketidaknormalan profil
dengan jumlah sebanyak 57 (58,8%) kolesterol. Hal ini biasanya akan
responden. Hal ini sesuai dengan diturunkan dari satu generasi ke generasi
pernyataan Sylvia & Lorraine (2001) yang berikutnya.
menyebutkan bahwa wanita relatif lebih Menurut Blogspot Penyakit Jantung
kebal terhadap penyakit seperti ini sampai (2011) faktor genetik dapat menurunkan
setelah menopause, kemudian sama resiko penyakit kardiovaskular, dapat
rentannya seperti pria. Efek perlindungan mempengaruhi kondisi tekanan darah
estrogen pada wanita dianggap sebagai tinggi serta tingkat kolesterol dalam darah
penjelasan adanya imunitas wanita pada pada suatu turunan keluarga. Faktor
usia sebelum menopause. Sehingga kebiasaan pada gaya hidup yang buruk,
cenderung lebih banyak kejadian gagal seperti merokok atau pola makan yang
jantung pada pria dibandingkan pada kurang baik yang diwariskan dari satu
wanita. generasi ke generasi berikutnya dalam
Menurut Budhi (2011), hormon suatu kebiasaan hidup disuatu keluarga
estrogen dapat melindungi perempuan dari turut berperan serta dalam peningkatan
penyakit degeneratif, salah satunya penyakit kardiovaskular. Berdasarkan
penyakit jantung. Hormon estrogen ini uraian diatas peneliti menyimpulkan
[200]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
bahwa individu yang memiliki riwayat menjadi lanjut. Tekanan darah tinggi terus
keluarga dengan penyakit jantung semakin menerus menyebabkan suplai kebutuhan
besar kemungkinan beresiko terkena oksigen jantung meningkat. Pada
penyakit gagal jantung dibandingkan yang penelitian Hariyana (2003) menyebutkan
tidak memiliki riwayat keluarga. bahwa dari 6 responden penderita
Miokardiak Infark (MCI) didapatkan
Hubungan Kebiasaan merokok dengan sebanyak 5 (83,33 %) responden yang
Gagal Jantung memiliki tekanan darah tinggi.
Berdasarkan uraian diatas peneliti
Berdasarkan hasil penelitian, menyimpulkan bahwa semakin lama
diketahui bahwa responden terbanyak seseorang terkena hipertensi maka semakin
adalah yang memiliki kebiasaan merokok besar kemungkinan beresiko terkena
dengan jumlah sebanyak 65 (67%) penyakit gagal jantung.
responden. Menurut Smeltzer & Bare
(2001) menyatakan bahwa merokok Hubungan Hiperkolesterolemia dengan
dianggap sebagai penyebab utama penyakit Gagal Jantung
arteri koroner yang merupakan salah satu
penyebab gagal jantung. Berdasarkan hasil penelitian,
Merokok berperan dalam diketahui bahwa responden terbanyak
memperparah penyakit arteri koroner adalah yang memiliki hiperkolesterolemia
melalui tiga cara. Pertama, menghirup asap dengan jumlah sebanyak 55 (56,7%)
akan meningkatkan karbon monoksida responden. Secara teoritis, sebenarnya
darah. Kedua, asam nikotinat pada hiperkolesterolemia merupakan salah satu
tembakau memicu pelepasan katekolamin faktor risiko gagal jantung. Menurut
yang menyebabkan kontriksi arteri. Ketiga, Elizabeth (2000) yang menyatakan bahwa
meningkatkan adhesi trombosit, kolesterol serum yang tinggi dapat
meningkatkan pembentukan trombus. Pada menyebabkan pembentukan arteroskle-
penelitian Hariyana (2003) menyebutkan rosis. Pada pengidap arterosklerosis,
bahwa dari 6 responden penderita terdapat pengendapan lemak pada
Miokardiak Infark (MCI) didapatkan pembuluh darah yang disebut sel – sel
sebanyak 5 (83,33 %) responden yang buih.
memiliki kebiasaan merokok. Berdasarkan Menurut Betharossi (2011)
uraian diatas peneliti menyimpulkan menyatakan bahwa tinggi peningkatan
bahwa meningkatnya kebiasaan merokok kadar kolesterol dalam darah berhubungan
semakin besar kemungkinan beresiko dengan peningkatan risiko penyakit
terkena penyakit gagal jantung. jantung koroner. Resiko terjadinya
arterosklerosis juga dipengaruhi oleh kadar
Hubungan Hipertensi dengan Gagal kolesterol. Jika kolesterol yang tersedia
Jantung lebih banyak dari yang dibutuhkan, maka
akan beredar dalam aliran darah dan
Berdasarkan hasil penelitian, akhirnya akan berakumuIasi di dinding
diketahui bahwa responden terbanyak arteri. Akibatnya, akan terbentuk semacam
adalah yang memiliki hipertensi dengan plak yang menyebabkan dinding arteri
jumlah sebanyak 76 (78,4) responden. menjadi kaku dan rongga pembuluh darah
Menurut Smeltzer & Bare (2001) yang menyempit.
menyebutkan hipertensi atau tekanan darah Pada penelitian Hariyana (2003)
tinggi dianggap sebagai salah satu menyebutkan bahwa dari 6 responden
penyebab utama penyakit arteri koroner. penderita Miokardiak Infark (MCI)
Tekanan darah tinggi adalah faktor yang didapatkan sebanyak 5 (83,33 %)
paling membahayakan karena biasanya responden yang memiliki kadar kolesterol
tidak menunjukkan gejala sampai telah darah tinggi. Berdasarkan uraian diatas
[201]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357
[203]