Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen)

Disusun Oleh : kelompok 1

Nama Kelompok :
LILIS KARTIKA WATI (1751040067)
NIKEN NAWANG PRATIWI (1751040081)

Dosen Pengampu : Ersi Sisdianto,S.Ei.,M.AK.

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2019

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Akutansi Pertanggungjawaban


Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang mengukur hasil dari
masing-masing pusat pertanggungjawaban berdasarkan informasi yang diperlukan
manajer untuk menjalankan divisinya. 1
Menurut Hansen, Mowen (2005:116) definisi akuntansi pertanggungjawaban
adalahsebagai berikut :”Akuntansi pertanggungjawaban adalah Sistem yang
mengukur berbagai hasil yangdicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban
menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat
pertanggungjawaban mereka.2

”Sedangkan akuntansi pertanggungjawaban menurut LM Samryn (2001: 258)


adalahsebagai berikut : “Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem
akuntansiyang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban
sesuai denganinformasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat
pertanggungjawabanmereka sebagai bagian dari sistem pengendalian
manajemen.Dari berbagai definisi diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai
akuntansi pertanggungjawaban sebagai berikut :

a. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang disusun


berdasarkan struktur organisasi yang secara tegas memisahkan tugas, wewenang
dantanggung jawab dari masing-masing tingkat manajemen.

b. Akuntansi pertanggungjawaban mendorong para individu, terutama para manajer


untuk berperan aktif dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.

1
Modul+Akuntansi+Manajemen+2007.pdf.hlm 62
2
www.academia.edu

2
c. Penyusunan anggaran dalam akuntansi pertanggungjawaban adalah berdasarkan
pusat pusat pertanggungjawaban. Dari laporan pertanggungjawaban dapat diketahui
perbandingan antara realisasi dengan anggarannya, sehingga penyimpangan
yangterjadi dapat dianalisa dan dicari penyelesaiannya dengan manajer pusat
pertanggungjawabannya.

d. Akuntansi pertanggungjawaban melaporkan hasil evaluasi dan penilaian


kinerjayang berguna bagi pimpinan dalam penyusunan rencana kerja periode
mendatang, baik untuk masing-masing pusat pertanggungjawaban maupun untuk
kepentingan perusahaan secara keseluruhan.

Manfaat dari akuntansi pertanggungjawaban sebagai berikut:

a. Sebagai alat dalam pengendalian manajemen

b. Sebagai dasar dalam penyusunan anggaran

c. Sebagai alat untuk memotivasi manajer

d. Sebagai alat penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban

2.2 Jenis-Jenis Pusat Pertanggungjawaban


Pusat pertanggungjawaban pada dasarnya diciptakan untuk mencapai sasaran
tertentu, jadi sasaran dari masing-masing individu dalam liar-liar pusat
pertanggungjawaban itu harus diusahakan agar selaras, serasi dan seimbang dalam
usaha rnencapai sasaran umum dari organisasi secara keseluruhan. Suatu pusat
pertanggungjawaban pada dasarnya dibentuk untuk rnencapai sasaran tertentu yang
selaras dengan sasaran umum organisasi.3

Jenis-jenis akuntansi pertanggungjawaban:


3
Dokumen.tips_makalah-akutansi-pertanggungjawaban

3
1. Pusat biaya (cost center): pusat pertanggungjawaban dimana manajer hanya
bertanggungjawab atas biaya.
2. Pusat pendapatan (revenue center): pusat pertanggungjawaban dimana manajer
hanya bertanggungjawab atas penjualan.
3. Pusat laba (profit center): pusat pertanggungjawaban dimana manajer
bertanggungjawab atas pendapatan dan biaya.
4. Pusat investasi (investment center): pusat pertanggungjawaban dimana manajer
hanya bertanggungjawab atas pendapatan, biaya dan investasi.

Akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan dengan baik jika didukung oleh


faktor-faktor berikut:
a. Luas wewenang dan tanggung jawab pembuatan keputusan harus ditentukan
dengan baik melalui struktur organisasi.
b. Manajer pusat pertanggungjawaban harus berperan serta dalam penentuan tujuan
yang digunakan untuk mengukur kinerjanya.
c. Manajer pusat pertanggungjawaban harus berusaha untuk mencapai tujuan yang
ditentukan untuknya dan untuk pusat pertanggungjwabannya.
d. Manajer pusat pertanggungjawaban harus bertanggung jawab atas kegiatan pusat
pertanggungjawaban yang dapat dikendalikannya.
e. Hanya biaya, pendapatan, laba dan investasi yang terkendalikan oleh manajer
pusat pertanggungjawaban yang harus dimasukkan kedalam laporan kinerjanya.
f. Laporan kinerja dan umpan baliknya untuk manajer pusat pertanggungjawaban
harus disajikan tepat waktu.
g. Laporan kinerja menyajikan secara jelas selisih yang terjadi, tindakan koreksi,
dan tindakan lanjutannya sehingga memungkinkan diterapkannya prinsip
pengecualian.
h. Harus ditentukan dengan jelas peranan kinerja manajemen terhadap struktur balas
jasa atau perangsang dalam perusahaan.

4
i. Sistem akuntansi pertanggungjawaban hanya mengukur salah satu kinerja manajer
pusat pertanggungjawaban, yaitu kinerja keuangan. Selain kinerja keuangan,
seorang manajer dapat dinilai kinerjanya atas dasar tingkat kepuasan karyawan,
moral dan sebagainya.4

2.3 Pusat Pertanggungjawaban Biaya


Pusat biaya adalah bentuk segmen terkecil dari aktivitas atau pusat
pertanggungjawaban yang hanya bertanggungjawab dalam mengendalikan biaya-
biaya yang terjadi didalamnya tanpa menghubungkan dengan nilai uang dari
keluaran yang dihasilkan. Sebuah pusat biaya tidak mengendalikan penjualan atau
aktivitas perusahaan. Laba sebuah departemen yang berbentuk pusat biaya sulit
ditentukan karena adanya masalah dalam alokasi pendapatan. Tujuan dari manajer
pusat biaya ini adalah meminimalkan perbedaan antara realisasi biaya dengan
anggarannya. 5
Menurut Krisna (2006:115) “Pusat biaya (cost center) adalah suatu pusat
tanggung jawab di mana manajer bertanggung jawab untuk mengendalikan biaya
yang terjadi di unit tersebut, dan tidak bertanggung jawab dari segi keuangan,
untuk laba maupun investasi dari unitnya”. Pusat tanggung jawab ini secara
finansial hanya bertanggung jawab atas terjadinya biaya. Pusat biaya tidak
memiliki tanggung jawab untuk memperoleh penghasilan.

Pusat biaya dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu :


a. Pusat Biaya Teknik
Pusat biaya teknik adalah pusat biaya yang sebagian besar biaya berupa biaya teknik
yaitu biaya yang masukannya mempunyai hubungan yang nyata dan erat. Dalam
mengukur prestasi kerja manajer pusat biaya, biaya-biaya yang dapat diukur
biasanya telah menggunakan biaya standar. Penilaian efisiensi pusat biaya teknik

4
file:///C:/Users/ASUS/Documents/Chapter%20II.pdf
5
Dokumen.tips_makalah-akutansi-pertanggungjawaban

5
dilakukan dengan membandingkan masukan dengan keluarannya, artinya biaya
yang sesungguhnya terjadi pada pusat biaya ini dibandingkan dengan standarnya,
kemudian dihitung dan dianalisa penyimpangan yang terjadi.

b. Pusat Biaya Kebijakan


Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya berupa
biaya kebijakan yaitu biaya yang antara masukan dan keluarannya memiliki
hubungan yang erat dan nyata. Pusat biaya ini keluarannya tidak dapat diukur
dengan besaran nilai uang, karena walaupun menghasilkan keluaran, namun
keluarannya itu sulit diukur secara kuantitatif atau tidak mempunyai hubungan yang
nyata dengan masukannya. Pengendalian pengeluaran biaya yang telah
mendapatkan persetujuan manajemen dengan pengeluarannya.

 Biaya yang Terkendali dan Biaya yang tidak Terkendali


Dalam pusat pertanggungjawaban pemisahan biaya menjadi terkendali dan
tidak terkendali bagi manajer pusat pertanggungjawaban sejak penetapan
budget adalah sangat penting agar tidak terjadi tanggung jawab ganda
terhadap biaya tertentu dan agar setiap pimpinan pusat biaya dapat
mengetahui dengan jelas batas-batas tanggung jawabnya. Terjadinya biaya
dalam suatu pusat pertanggungjawaban tidak selalu sebagai akibat dari
keputusan yang diambil oleh manajer yang bersangkutan, karena tidak
semua biaya yang terjadi dalam suatu pusat pertanggungjawaban dapat
dikendalikan oleh manajer yang bersangkutan. 6

Oleh karena itu dalam pengumpulan dan pelaporan biaya setiap pusat
pertanggungjawaban harus dipisahkan antara biaya-biaya yang terkendali
dan biaya-biaya yang tidak terkendali. Suatu pusat biaya hanya bertanggung
jawab atas biaya-biaya yang dapat dikendalikannya, sedangkan biaya-biaya
6
file:///C:/Users/ASUS/Documents/Chapter%20II.pdf

6
yang tidak dapat dikendalikannya bukan merupakan tanggung jawabnya.
Biaya yang dapat dikendalikan (controllable cost) adalah biaya dapat diatur
secara langsung pada tingkat pimpinan tertentu atau dapat dipengaruhi
secara signifikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban dalam jangka
waktu tertentu. Sedangkan biaya tidak terkendali (uncontrollable cost)
adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang manajer atau pejabat
tingkatan tertentu berdasarkan wewenang yang dimilikinya atau tidak dapat
dipengaruhi oleh seorang manajer tertentu dalam
jangka waktu tertentu.
Contoh biaya terkendali dan biaya tidak terkendali antara lain adalah:
a. Biaya asuransi mesin-mesin pabrik adalah biaya yang terkendali
(controllable cost) oleh pejabat yang diberi wewenang untuk melindungi
kekayaan perusahaan dan tentu saja tidak terkendali (uncontrollable cost)
oleh mandor produksi.
b. Biaya iklan surat kabar menjadi biaya terkendalikan (controllable cost)
oleh manajer pemasaran jika ia memiliki kekuasaan untuk mengotorisasi
biaya dan jenis iklan surat kabar. Di lain pihak biaya penyusutan mesin dan
perlengkapan pabrik tidak akan terkendalikan (uncontrollable cost) oleh
manajer pemasaran jika ia tidak memiliki wewenang untuk mengotorisasi
pemakaian mesin pabrik.7

2.4 Pusat pertanggungjawaban laba


Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban dimana baik masukan (biaya yang
dikonsumsi) maupun keluarannya (pendapatan yang berhasil dicapai) dapat diukur
dengan satuan moneter. Selisih antara pendapatan dengan biaya adalah laba yang
diperoleh atau rugi yang diderita.
Pembentukan pusat laba memerlukan perincian tugas, pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab serta dukungan informasi agar manajer yang bersangkutan dapat
7
file:///C:/Users/ASUS/Documents/Chapter%20II.pdf

7
merencanakan kegiatan-kegiatan pada unit kerjanya dengan baik.

Menurut Adisaputro dan Anggarini (2007:22) “Pusat laba (profit center)


adalah suatu pusat tanggung jawab di mana manajer dinilai kinerjanya atau
tanggung jawabnya untuk mengendalikan penghasilan, biaya dan laba yang terjadi
di unit tersebut”. Pusat laba umumnya terdapat pada organisasi yang dibagi-bagi
berdasarkan divisi-divisi penghasil laba (organisasi divisional). Organisasi
divisional biasanya ditetapkan pada perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu
macam produk atau jasa. Dalam hal ini manajer divisi menetapkan harga jual,
strategi pemasaran dan kebijakan produksi. Pusat pertanggungjawaban ini
bertanggung jawab terhadap laba yakni selisih antara penghasilan dan biaya.8

2.5 Pusat pertanggungjawaban investasi


Pusat Investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang paling luas, karenanya
manajer berwenang dalam mengendalikan pendapatan dan biayanya, baik biaya
operasi maupun biaya yang timbul sehubungan dengan usaha memperoleh sumber
daya dan menentukan barang modal yang akan dibeli.
Masalah utama dalam sebuah pusat investasi adalah laba yang dihasilkan dan harta
yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut, yaitu apakah yang dihasilkan telah
sebanding dengan modal yang diinvestasikan. Manajemen pusat investasi
diharapkan memperoleh laba sebesar jumlah yang ditetapkan untuk setiap nilai
rupiah yang diinvestasikan. Prestasi pusat investasi ini diukur dengan menilai
tingkat Residual, Income maupun tingkat Return On Investment.
Pusat investasi (investment center) adalah suatu pusat tanggung jawab yang
setingkat lebih tinggi dibanding pusat laba. Dalam suatu pusat investasi, manajer
dinilai kinerjanya atau tanggung jawabnya terhadap biaya, pendapatan, laba dan
jumlah sumber dana yang diinvestasikan dalam harta yang digunakan oleh pusat
pertanggungjawaban tersebut. Perencanaan dan pengendalian difokuskan pada
8
Dokumen.tips_makalah-akutansi-pertanggungjawaban

8
pengembalian investasi yang dihasilkan oleh pusat tanggung jawab tersebut.
Ukuran pusat investasi yang paling umum digunakan adalah Return On
Investment (ROI). ROI merupakan persentasi, dan semakin besar persentasi
tersebut, semakin baik ROI-nya. Adapun alat pengukur kinerja lainnya adalah
Economic Value Added (EVA).
Dibanding dengan pusat-pusat tanggung jawab yang lain, pusat investasi
merupakan pusat tanggung jawab yang paling luas cakupannya. Organisasi secara
keseluruhan menggambarkan sebagai pusat investasi, dengan direktur dan wakil
direktur-direktur pelaksana sebagai manajemen pusat investasi. Mereka
mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang lebih besar dibanding manajer
manajer yang lain. Mereka bertanggung jawab terhadap perencanaan,
pengorganisasian dan pengendalian aktivitas perusahaan. Keputusannya yang
berkenaan dengan besar kecilnya perusahaan menentukan jumlah investasi yang
menjadi tanggung jawabnya.9

2.6 . Tahap – tahap penyusunan laporan pertanggungjawaban


Menurut Wilson dan Campbell (dikutip oleh Putri, 2005) ada berbagai faktor lain
yang dapat membantu untuk membuat tanggapan atau penerimaan dari pembaca
laporan yang lebih baik :
1. Laporan harus tepat waktu.
2. Laporan harus sederhana dan jelas.
3. Laporan harus dinyatakan dalam bahasa dan istilah yang dikenal oleh pimpinan
yang akan memakainya.
4. Informasi harus disajikan dalam urutan yang logis.
5. Laporan harus akurat.
6. Bentuk penyajian harus disesuaikan dengan pimpinan yang akan
menggunakannya.
7. Selalu distandarisasikan, apabila mungkin.
9
Dokumen.tips_makalah-akutansi-pertanggungjawaban

9
8. Rancangan laporan harus mencerminkan sudut pandang pimpinan.
9. Laporan harus berguna.
10. Biaya penyiapan laporan harus dipertimbangkan.
11. Perhatian yang diberikan untuk penyiapan laporan harus sebanding dengan
manfaatnya.

 Laporan Pertanggungjawaban

Laporan pertanggungjawaban merupakan ikhtisar hasil-hasil yang dicapai oleh


seorang manajer bidang pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas atau
pekerjaannya selama periode tertentu. Di dalam pengumpulan atau pelaporan biaya,
tiap bidang pertanggungjawaban harus dipisahkan antara biaya terkendali dan biaya
tidak terkendali (Putri, 2005). Laporan pertanggungjawaban bergunasebagai bahan
evaluasi terhadap seluruh proses pelaksanaan kegiatan dan hasil- hasil yang dapat
dicapai dari kegiatan tersebut, yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan bagi perbaikan-perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksanaan
kegiatan pada masa yang akan datang.10

Laporan pertanggungjawaban dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan manajer


berbagai jenjang organisasi. Sunarto (2002:72) juga mengemukan bahwa laporan
pertanggungjawaban biaya berisi informasi sebagai berikut :

a) nomor dan kode rekening biaya,

b) jenis biaya pusat pertanggunjawaban,

c) realisasi biaya bulan ini,

d) anggaran biaya bulan,

file:///C:/Users/ASUS/Documents/Bab%202.pdf
10

10
e) Penyimpangan biaya bulan ini,

f) Realisasi biaya sampai dengan bulan ini,

g) Anggaran biaya sampai dengan bulan ini,

h) Penyimpangan biaya sampai dengan bulan ini.

 Prinsip-prinsip Dasar Penyajian Laporan Pertanggungjawaban

Menurut Supriyono (2001: 124) laporan kinerja harus memenuhi persyaratan


sebagai berikut:

1. Laporan menyajikan selisih antara anggaran dan realisasinya, faktor- faktor


penyebab selisih, dan manajer yang bertanggung jawab

2. Laporan kinerja untuk manajer tingkat bawah harus berisi informasi rinci, dan
laporan kinerja untuk manajer tingkat di atasannya harus berisi informasi yang lebih
ringkas.

3. Laporan kinerja berisi unsur terkendalikan dan unsur tidak terkendalikan yang
disajikan secara terpisah, sehingga manajer yang bertanggung jawab atas kinerja
dapat dimintai pertanggungjawaban atas unsur-unsur yang terkendalikan olehnya.

4. Laporan mencakup ramalan tahunan.

5. Laporan mencakup penjelasan mengenai penyebab selisih, tindakan koreksi atas


selisih dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan koreksi secara
efektif.

Menurut Abdul (2010) kelima prinsip dasar diatas merupakan dasar bagi suatu
sistem pelaporan yang baik. Selain itu, ada berbagai faktor lain yang dapat
membantu untuk membuat tanggapan dari pembaca laporan yang lebih baik, yaitu:

11
1. Laporan harus tepat waktu.

2. Laporan harus sederhana dan jelas.

3. Laporan harus dinyatakan dalam bahasa dan istilah yang dikenal oleh pimpinan
yang akan memakainya.

4. Informasi harus disajikan dalam urutan yang logis.

5. Laporan harus akurat.

6. Bentuk penyajian harus disesuaikan dengan pimpinan yang akan


menggunakannya.

7. Selalu distandarisasikan, apabila mungkin.

8. Rancangan laporan harus mencerminkan sudut pandang pimpinan.

9. Laporan harus berguna.

10. Biaya penyiapan laporan harus dipertimbangkan.

11. Perhatian yang diberikan untuk penyiapan laporan harus sebanding dengan
manfaatnya.11

 Jenis Laporan

Menurut Willson dan Campbel (2002:553), laporan dapat dibagi kedalam tiga
golongan, yaitu:

1. Laporan perencanaan (planningreport)

11
file:///C:/Users/ASUS/Documents/Bab%202.pdf

12
1) Taksiran atau anggaran jangka pendek perusahaan secara menyeluruh atau
perdivisi.

2) Telaah khusus perencanaan jangka pendek mengenai segmen tertentu dari


perusahaan.

3) Taksiran atau anggaran jangka panjang.

2. Laporan pengendalian (controlreport)

1) Laporan singkat pengendalian (summarycontrolreport)

2) Laporan pengendalian berjalan (currentcontrolreport)

3. Laporan informasi (informationalreport)

1) Laporan trends

2) Laporan analitis

2.7 Penyusunan laporan pertanggungjawaban


Menurut Wahyu (2011) prosedur penyusunan laporan akuntansi
pertanggungjawaban pertama-tama dimulai dengan pusat-pusat
pertanggungjawaban mengirim bukti-bukti setiap periode sekali (bulanan/triwulan)
sebagai dasar menyusun laporan atas biaya yang terjadi dan menjadi tanggung
jawab departemen atau bagiannya, data biaya yangdilaporkan oleh pusat
pertanggungjawaban adalah biaya yang sesungguhnya (actualcost) dan data biaya
yang sesungguhnya terjadi ini, dikirim (diserahkan) ke penyusun laporan
perusahaan keseluruhan (biasanya departemen/staf controller atau pengawas intern
atau bagian akuntansi) selanjutnya bagian penyusunan laporan perusahaan
keseluruhan (controller/pengawas intern) mengolah data-data yang berasal dari
laporan pusat-pusat pertanggungjawaban dan menyusun laporan

13
pertanggungjawaban dengan membandingkan antara anggaran yang tersedia dan
biaya sesungguhnya yang terjadi pada pusat-pusat pertanggungjawaban.
Tahap akhir, controller atau pengawas intern mengirimkan laporan
pertanggungjawaban tersebut ke pusat-pusat pertanggungjawaban yang dinilai
maupun atasan dari pusat pertanggungjawaban yang dinilai.12

DAFTAR PUSTAKA

dokumen.tips_makalah-akuntansi-pertanggungjawaban

www.academiu.edu

file:///C:/Users/ASUS/Documents/Bab%202.pdf

file:///C:/Users/ASUS/Documents/Chapter%20II.pdf
12
file:///C:/Users/ASUS/Documents/Bab%202.pdf

14
Modul+Akuntansi+Manajemen+2007.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai